Top Banner
MAKALAH MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN AGAMA ISLAM PERJUDIAN DI INDONESIA DIPANDANG DARI SEGI SENI DAN BUDAYA ISLAM Oleh: Arlissa Tamara V. [ 1406532160 ] Fathullah Aryo [ ] Hatta Gusnadi [1106847086] Putty Ekadewi [1406533535] Ristina Hasna [1106127954] Satrioyudo H [ ] FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2015
20

Makalah Agama Islam Hg4

Nov 09, 2015

Download

Documents

MAKALAH AGAMA ISLAM HG4
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MAKALAH

    MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN AGAMA

    ISLAM

    PERJUDIAN DI INDONESIA DIPANDANG DARI SEGI SENI DAN

    BUDAYA ISLAM

    Oleh:

    Arlissa Tamara V. [ 1406532160 ]

    Fathullah Aryo [ ]

    Hatta Gusnadi [1106847086]

    Putty Ekadewi [1406533535]

    Ristina Hasna [1106127954]

    Satrioyudo H [ ]

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Praktik perjudian merupakan suatu tradisi yang telah mengakar dalam

    kehidupan masyarakat global. Praktik ini dapat ditemukan di Indonesia dalam

    berbagai bentuk, salah satunya adalah perjudian online. Seiring dengan

    berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, tren dalam praktik perjudian

    mengalami peralihan ke metode online yang dianggap relatif lebih aman dan

    mudah dilakukan dewasa ini.

    Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia telah memberi pengaruh

    dalam perkembangan seni dan budaya negara Indonesia. Pengaruh seni dan

    budaya Islam dapat ditemukan dalam tradisi masyarakat, bentuk bangunan, seni

    pertunjukan, dan bentuk lain.

    Perjudian dianggap sebagai kegiatan yang tidak baik dalam Islam. Hal ini

    disebabkan oleh tingginya risiko yang dihadapi, dan hal-hal lain yang melanggar

    norma dan etika dalam Islam. Oleh karena itu, perjudian perlu dipandang dari segi

    seni dan kebudayaan Islam untuk mengetahui hubungan antar keduanya dan

    mendapatkan solusi untuk menghadapi maraknya praktik perjudian.

    1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang karya tulis, dapat dirumuskan masalah-

    masalah berupa:

    1. Bagaimana seni dan budaya menurut Islam?

    2. Seperti apa konsep pengembangan seni dan budaya dalam Islam?

    3. Bagaimana kondisi perjudian di Indonesia?

    4. Bagaimana hukum mengatur perjudian?

    5. Apa hubungan antara seni dan budaya Islam dengan perjudian di

    Indonesia?

    Masalah-masalah yang telah dirumuskan memiliki batasan tertentu yang

    akan dibahas dalam karya tulis, yaitu:

  • 1. Seni dan budaya Islam dibahas dalam ruang lingkup menurut Alquran

    dan As-Sunnah.

    2. Perjudian dan hukum yang dibahas adalah praktik perjudian dan

    hukum yang berlaku di Indonesia.

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

    Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:

    1. Mengetahui seni dan budaya menurut Islam.

    2. Mengetahui konsep pengembangan seni dan budaya dalam Islam.

    3. Mengetahui kondisi perjudian di Indonesia.

    4. Mengetahui hukum tentang perjudian.

    5. Mengetahui hubungan antara seni dan budaya Islam dan perjudian di

    Indonesia.

    Penulisan karya tulis diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

    1. Meningkatkan pengetahuan penulis mengenai topik utama karya tulis.

    2. Meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai hubungan seni dan budaya

    Islam dengan perjudian di Indonesia.

    1.4 Metodologi Penelitian

    Penelitian dilakukan dengan metode kajian pustaka dari sumber-sumber

    berikut:

    1. Buku cetak.

    2. Website.

    3. Buku elektronik.

    Metode analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif deskriptif,

    yaitu melakukan analisis secara deskriptif dengan data kualitatif.

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

  • 1.4 Metodologi Penelitian

    BAB II ISI KEBUDAYAAN ISLAM

    2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup

    2.2 Budaya dan Seni dalam Islam

    2.3 Konsep Pengembangan Seni dan Budaya dalam Islam

    BAB III ISI PERJUDIAN DI INDONESIA

    3.1 Praktik Perjudian di Indonesia

    3.2 Perjudian Menurut Hukum yang Berlaku di Indonesia

    3.3 Perjudian Menurut Hukum Islam di Indonesia

    3.4 Perjudian dalam Seni dan Budaya Islam

    BAB IV PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    4.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA

  • BAB II

    ISI KEBUDAYAAN ISLAM

    2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup

    Kata budaya merupakan kata majemuk dari budi dan daya, yang berarti

    hasil yang diperoleh dari cipta, karsa, dan rasa. Secara lebih luas kebudayaan

    mengandung pengertian meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,

    adat istiadat, dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.

    Menurut Zakky Mubarrak, dilihat dari dimensi wujud, kebudayaan dibagi menjadi

    tiga bagian, yaitu:

    1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.

    2. Kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

    bersifat konkrit, kasat mata, dapat diamati dan diobservasi.

    3. Wujud kebudayaan berupa benda. Aktivitas manusia yang saling

    berinteraksi dipastikan selalu menggunakan sarana dan peralatan, sebagai

    hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

    Kebudayaan yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam disebut kebudayaan

    Islam. Dalam ajaran Islam, aktivitas kebudayaan manusia harus melalui

    bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui para Nabi dan

    Rasul-Nya. Akal manusia tidak mampu menentukan semua kebaikan/keburukan,

    karena itu banyak hal yang dianggap baik oleh akal manusia yang ternyata buruk

    menurut agama; demikian sebaliknya.

    Segala sesuatu yang memiliki keindahan merupakan hasil seni. Seni

    berasal dari hasil karya manusia dan alamiah. Seni berusaha memberikan makna

    yang sepenuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan bersifat

    universal; tidak terikat oleh selera individu, waktu dan tempat, selera mode,

    kedaerahan, atau lokal.

    Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai

    agama. Kesenian dalam Islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lukis,

    ukir, suara, tari, dan lain-lain.

  • Dalam setiap karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam berperan sebagai

    syiar Islam di kehidupan bermasyarakat. Budaya berkembang dengan nilai-nilai

    Islam di dalamnya.

    Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya;

    selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam menjadi

    sesuatu yang bermanfaat. Dengan demikian, Islam berperan sebagai pendorong

    manusia untuk berbudaya. Islam meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Oleh

    karena itu, dapat dikatakan bahwa kebudayaan berasal dari agama.

    Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berdasarkan pada nilai-nilai

    ajaran Islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang lahir di

    bidang ilmu pengetahuan agama dan bidang sains dan teknologi. Semua itu

    diilhami oleh ayat-ayat Alquran dan sunnah. Nilai kebudayaan Islam yang harus

    dikembangkan: bersikap ikhlas, berorientasi ibadah, bekerja secara professional,

    mengembangkan IPTEK, kejujuran dalam berbagai aspek kehidupan,

    mengutamakan kemaslahatan umum, berpikir rasional, dan bersikap objektif.

    Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai

    agama. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia, maka seni tersebut telah

    menjadi salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia.

    2.2 Budaya dan Seni dalam Islam

    Perumusan prinsip-prinsip kebudayaan Islam antara lain:

    1. Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua

    ciptaan.

    2. Diembankan amanah khalifah kepada manusia.

    3. Manusia diberi potensi yang lebih dibanding makhluk lainnya.

    4. Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada manusia, baik tanah, air,

    angin, tumbuhan dan hewan.

    5. Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta

    pertanggung jawabannya kelak.

    Dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Allah kepada

    manusia, beserta tanggung jawab atas semua itu, manusia melahirkan berbagai ide

    dan muncul keinginan untuk selalu berbuat dan berkarya. Dan pada puncaknya,

  • manusia akan menghasilkan apa yang disebut dengan kebudayaan. Prinsip-prinsip

    yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan yang Islami antara lain:

    1. Dibangun atas dasar nilai-nilai Illahiyah.

    2. Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia.

    3. Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam dan

    penghuninya.

    4. Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai kemampuan

    maksimal manusia.

    5. Keseimbangan individu, sosial dan anatara makhluk lain dengan alam

    merupakan cita tertinggi dari kebudayaan.

    Prinsip kebudayaan dalam Islam adalah suatu di antara dua alternatif.

    Sepanjang sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model yaitu

    membangun atau merusak. Kedua model itu hidup dan berkembang dan

    saling bergantian (Al-Anbiya : 104). Selain itu prinsip kebudayaan dalam

    pandangan Islam adalah adanya ruh (jiwa) di dalamnya dan ruh itu tidak lain

    adalah wahyu Allah (Al-Quran menurut Sunnah Rasul-Nya), seperti yang telah di

    nyatakan oleh surat Asy-Syuraa : 52-53. Jika ruh kebudayaan adalah wahyu Allah,

    maka kebudayaan bergerak ke arah kemajuan atau membangun. Dan sebaliknya

    jika ruh kebudayaan bukan berasal dari wahyu Allah maka arah kebudayaan akan

    merusak.

    2.3 Konsep Pengembangan Seni dan Budaya dalam Islam

    Dalam kaidah fiqih disebutkan "al adatu muhakkamatun" artinya bahwa

    adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya

    manusia mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum dan tidak bertentangan

    dengan Islam. Ketika terdapat kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, maka

    kebudayaan itu harus dihindari, seperti ngaben di Bali yang mengandung unsur-

    unsur syirik.

    Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala

    prosesnya. Seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang yang kemudian dapat

    berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni yang lepas dari nilai-nilai

    keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu, bukan akal dan budi.

  • Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang

    kematangan jiwanya terus bertambah.

    Seni di dalam agama Islam mendapatkan tempat yang istimewa, hamper

    seluruh aspek ajaran Islam mengandung unsur seni. Tetapi seni di dalam Islam

    harus diarahkan kepada hal yang positif, menimbulkan budi pekerti, sopan santun,

    tidak mengarah ke hal yang negative, seperti menimbulkan syahwat dan

    kemungkaran. Semua aspek kehidupan manusia sebenarnya mengandung unsur

    seni, seperti pada pakaian, tutur kata, kendaraan, perumahan, alat-alat rumah

    tangga, alat tulis, dan lain sebagainya.

    Karya seni bagi umat Islam dapat ditunjukkan dengan bentuk bangunan

    yang indah, seperti istana raja seni tari, seni rabana dulunya, masjid, menara,

    kubah, dan lain-lain. Ada juga yang mewujudkan dengan seni lukis, seperti

    lukisan keindahan alam, kaligrafi, bentuk-bentuk lukisan indah, dan gambar-

    gambar. Ada pula yang berbentuk dalam seni musik.

    Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya

    agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki Islam adalah seni

    yang dapat mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti

    menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya.

  • BAB III

    ISI PERJUDIAN DI INDONESIA

    3.1 Praktik Perjudian di Indonesia

    Perjudian adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu

    pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan

    menjadi pemenang. Perjudian di Indonesia sudah ada sejak jaman dulu, dalam

    cerita Mahabarata dapat diketahui bahwa Pandawa kalah dalam permainan judi

    melawan Kurawa sehingga kehilangan kerajaan dan diasingkan ke hutan selama

    13 tahun. Permainan undian asal Eropa atau Belanda baru masuk Hindia Belanda

    pada pertengahan abad ke-19. Pada era ini masih ada yang melakukan perjudian

    di Indonesia dari permainan kartu, undian, hingga berjudi secara online.

    Permainan kartu sangat mudah untuk terjadinya judi karena tidak butuh

    banyak waktu untuk menentukan pemenangnya. Para pemain hanya perlu bermain

    kartu sesuai dengan tipe permainan yang diinginkan seperti poker atau gaple dan

    bertaruh sesuai yang disepakati. Bahkan ada tempat seperti kasino yang

    melakukan judi dari permainan kartu. Setiap kalangan masyarakat dapat

    melakukan judi dengan permainan kartu karena kartu seperti kartu remi mudah

    terjangkau.

    Pada perjudian dengan undian, peserta harus membeli sepotong tiket yang

    diberi nomor. Nomor tiket-tiket akan ditarik secara acak dan nomor yang ditarik

    adalah nomor pemenang. Pemegang tiket dengan nomor pemenang ini berhak atas

    pengambilan hadiah tertentu. Judi dalam bentuk undian diterapkan dalam

    beberapa acara resmi oleh beberapa pihak untuk memperoleh keuntungan yang

    lebih besar seperti undian yang diterapkan oleh bank-bank.

    Berjudi secara online banyak dilakukan di Indonesia karena proses

    mendapatkan hasil judi mudah. Pemain hanya melakukan penyetoran uang dan

    para bandar judi mengelola uang setoran tersebut maka seseorang dapat bertaruh

    dalam jumlah berapa pun yang diinginkan. Ketika ada yang kalah dalam bertaruh

    maka jumlah taruhan dikeluarkan dari saldo simpanan setoran. Banyak situs judi

    online berada di Indonesia karena tempat judi di Indonesia sedikit sehingga

    seseorang dapat melakukan judi melalui alat elektronik seperti laptop.

  • Perjudian di Indonesia sekarang ini masih ada dan dilakukan dengan

    berbagai cara. Perjudian dapat menghasilkan banyak uang sehingga tidak sedikit

    orang yang ingin melakukannya sampai menang. Berjudi di Indonesia dapat

    dilakukan melalui permainan kartu, undian dan dalam bentuk apa pun ketika ada

    yang bertaruh. Bentuk hasil judi untuk pemenang tidak hanya dapat berupa uang

    tetapi berupa barang dan tindakan.

    3.2 Perjudian Menurut Hukum yang Berlaku di Indonesia

    Definisi dari permainan yang digolongkan sebagai judi diatur dalam Pasal

    303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP):

    Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana

    pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada

    peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih

    mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan

    perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara

    mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala

    pertaruhan lainnya.

    Permainan judi mengandung unsur keuntungan yang bergantung pada

    peruntungan atau kemahiran pemain. Selain itu, unsur pertaruhan terlibat dalam

    permainan judi.

    Pasal 2 ayat (1) UU. No.7 1974 hanya mengubah ancaman hukuman pasal

    303 ayat (1) KUHP dari 8 bulan penjara atau denda setinggi-tingginya 90.000

    rupiah menjadi hukuman penjara selama-lamanya 10 tahun atau denda sebanyak-

    banyaknya 25 juta rupiah. Pasal 303 ayat (1)-1 Bis KUHP dan pasal 303 ayat (1)-

    2 Bis KUHP memperberat ancaman hukuman bagi mereka yang mempergunakan

    kesempatan, serta turut serta main judi, diperberat menjadi 4 tahun penjara atau

    denda setinggi-tingginya 10 juta rupiah dan ayat (2)-nya penjatuhan hukuman

    bagi mereka yang pernah dihukum penjara berjudi selama-lamanya 6 tahun atau

    denda setinggi-tingginya 15 juta rupiah.

    Secara eksplisit hukum menegaskan bahwa segala bentuk judi telah

    dilarang dengan tegas dalam undang-undang, namun praktik perjudian

    diperbolehkan jika ada izin dari pemerintah.

  • Secara hukum orang yang dapat dihukum ialah :

    1) Orang atau Badan Hukum (Perusahaan) yang mengadakan atau

    memberi kesempatan main judi sebagai mata pencahariannya, dan juga

    bagi mereka yang turut campur dalam perjudian (sebagai bagian

    penyelenggara judi) atau juga sebagai pemain judi; tidak perlu ditempat

    umum, walaupun tersembunyi, dan tertutup dapat dihukum;

    2) Orang atau Badan Hukum (Perusahaan) sengaja mengadakan atau

    memberi kesempatan untuk main judi kepada umum, tidak disyaratkan

    sebagai mata pencaharian, asal ditempat umum yang dapat dikunjungi

    orang banyak/umum. Pengecualian jika memiliki izin dari pemerintah;

    3) Orang yang mata pencahariannya dari judi dapat dihukum;

    4) orang yang hanya ikut pada permainan judi yang bukan sebagai mata

    pencaharian juga tetap dapat dihukum. (vide, pasal 303 bis KUHP).

    Jika mengacu pada Peraturan Pemerintah, pasal 1 PPRI No.9 tahun 1981

    yang melarang memberikan izin terhadap segala bentuk perjudian, baik dalam

    bentuk judi yang diselenggarakan di kasino, di keramaian maupun dikaitkan

    dengan alasan lain, yang jika dikaitkan lagi dengan isi pasal 2 dari PPRI No.9

    tahun 1981 yang intinya menghapuskan semua peraturan perundang-undangan

    yang bertentangan dengan pasal 1 PPRI No.9 tahun 1981, khususnya yang

    memberikan izin terhadap segala bentuk perjudian. Hal ini mengakibatkan

    pembatalan pasal 303 ayat (1) dan/atau pasal 303 bis KUHP.

    Terdapat peraturan yang saling bertentangan, yaitu UU No.7 tahun 1974

    Jo. pasal 303 KUHP yang mengatur tentang izin judi oleh yang berwenang, disisi

    lain bertentangan dengan aturan pelaksanaannya, yaitu PPRI No.9 tahun 1981,

    yang melarang perjudian dengan segala bentuknya. Memang secara azas teori

    hukum, PPRI No.9 tahun 1981 batal demi hukum karena bertentangan dengan

    peraturan yang di atasnya.

    Kepolisian hanya dapat menindak perjudian yang tidak memiliki izin,

    walaupun judi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai seluruh agama yang dianut.

    Guna menghindari adanya tindakan anarkisme dari kalangan ormas keagamaan

    terhadap maraknya praktik perjuadian yang ada, maka sudah seharusnya

    Pemerintah bersama DPR tanggap dan segera membuat perangkat peraturan

  • perundang-undangan yang mengatur tentang larangan praktik perjudian yang

    lebih tegas. Khususnya larangan pemberian izin judi di tempat umum atau di kota-

    kota dan di tempat-tempat pemukiman penduduk, agar Pancasila dan masyarakat

    yang relijius tetap terjaga.

    3.3 Perjudian Menurut Hukum Islam

    Dalam Al-Qur'an, kata maysir disebutkan sabanyak tiga kali, yaitu dalam

    surat Al-Baqara (2) ayat 219, surat Al-M`ida (5) ayat 90 dan ayat 91. Ketiga

    ayat ini menyebutkan beberapa kebiasaan buruk yang berkembang pada masa

    jahiliyah, yaitu khamar, al-maysir, al-anshb (berkorban untuk berhala), dan al-

    azlm (mengundi nasib dengan menggunakan panah).

    Penjelasan tersebut dilakukan dengan menggunakan jumlah khabariyyah

    dan jumlah insya`iyyah. Dengan penjelasan tersebut, sekaligus Al-Qur'an

    sesungguhnya menetapkan hokum bagi perbuatan-perbuatan yang dijelaskan itu.

    Di dalam surat al-Baqara (2) ayat 219 disebutkan sebagai berikut:

    Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:

    "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat

    bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."

    Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.

    Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah

    menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.

    Sehubungan dengan judi, ayat ini merupakan ayat pertama yang diturunkan

    untuk menjelaskan keberadaannya secara hukum dalam pandangan Islam. Setelah

    ayat ini, menurut Al-Qurthubiy kemudian diturunkan ayat yang terdapat di dalam

    surat Al-Ma'idah ayat 91 (tentang khamar ayat ini merupakan penjelasan ketiga

    setelah surat An-Nisa ayat 43). Terakhir Allah menegaskan pelarangan judi dan

    khamar dalam surat al-Ma'idah ayat 90.

    Al-Thabariy menjelaskan bahwa "dosa besar" ( tapadret gnay (

    pada judi yang dimaksud ayat di atas adalah perbuatan judi atau taruhan yang

    dilakukan seseorang akan menghalangi yang hak dan, konsekwensinya, ia

  • melakukan kezaliman terhadap diri, harta dan keluarganya atau terhadap harta,

    keluarga dan orang lain.

    Kezaliman yang dilakukannya terhadap dirinya adalah penurunan kualitas

    keberagamaannya, dengan kelalaiannya dari mengingat Allah dan shalat.

    Sedangkan kezaliman terhadap orang lain adalah membuka peluang terjadinya

    permusuhan dan perpecahan. Sementara keuntungan yang ditumbulkan dari

    perjudian itu hanya terbatas pada keuntungan material, kalau ia menang.

    Di dalam surat al-M`ida (5) ayat 90 dan ayat 91 Allah berfirman sebagai

    berikut:

    Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

    khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

    dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka

    jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

    keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak

    menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu

    lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi

    kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah

    kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

    Asbb al-nuzl ayat ini, seperti diceritakan oleh Thabariy Umar berdoa

    "Ya Allah jelaskan buat kami tentang hukum khamar sejelas-jelasnya".

    Sehubungan dengan itu diturunkanlah ayat yang terdapat dalam surat Al-

    Baqarah ayat 219 ( ...). Setelah ayat itu turun, 'Umar

    masih berdoa agar Allah menjelaskan hukum khamar tersebut. Kemudian

    turunlah ayat yang terdapat dalam surat al-Nisa` ayat 43

    ( ...).

    Setelah ayat itu turun, Nabi menegaskan bahwa dilarang shalat orang

    yang sedang mabuk. Saat itu 'Umar masih berdoa agar Allah menjelaskan

    hukum khamar. Kemudian turunlah ayat dalam surat Al-Ma'idah

  • ( ...). Ketika 'Umar mendengar ujung ayat itu

    ( ), ia berkata kami berhenti, kami berhenti ( ).

    Dengan memperhatikan unsur-unsur pengharaman yang terdapat

    dalam judi, akan dijelaskan di bawah, dapat dipahami dan mestinya

    pengharaman judi harus lebih tegas dan lebih keras dibanding pengharaman

    khamar (dan riba).

    Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dosa ( )

    adalah perbuatan salah yang berhubungan langsung atau berakibat pada

    pelakunya sendiri ( ). Sebagai lawannya

    adalah al-bagy ( ), yaitu perbuatan salah yang memberikan akibat

    (buruk) kepada orang orang lain atau orang banyak banyak

    ( ). Dalam konteks judi, menurut Al-Alusiy kata tersebut

    berarti "penghalang dan jauh dari rasa ada (cukup)"

    ( ). Sedang kata rijs ( ) yang terdapat dalam ayat

    di atas secara syara', seperti disebutkan Al-Syarbayniy, memiliki arti "najis

    yang secara ijma' mesti dihindari" ( ). Tapi menurut

    al-Thabariy, kata tersebut, yang juga bisa dibaca atau ditulis dengan ,

    berarti azab ( ).

    Kata rijs ternyata juga digunakan Al-Qur'an untuk patung, yaitu

    terdapat surat Al-Hajj ayat 30 (... ...). Seperti

    dikatakan Zamakhsyariy, tabiat dasar manusia adalah menghindari dan

    menjauhi sesuatu yang disebut keji ( ),

    dan kekejian yang paling keji dalam pandangan agama adalah menyembah

    berhala. Dengan penyamaan itu, maka seharusnya para pelaku judi menjauhi

    perbuatan tersebut sama seperti menjauhi perbuatan menyembah berhala.

    Lafal yang terdapat di dalam ayat itu, yang secara bahasa

    berarti jauhilah ( ), merupakan perintah Allah untuk menjauhi

    perbuatan-perbuatan yang disebutkan sebelumnya. Penggunaan lafal

    perintah untuk menjauhi itu sendiri memberikan konsekwensi bahwa

    perbuatan yang disuruh jauhi itu adalah perbuatan yang status hukumnya

    adalah haram. Malah, penggunaan lafal yang mengandung larangan dan

  • ancaman ini memberikan konsekwensi bahwa perbuatan itu merupakan

    perbuatan yang keharamannya sangat kuat.

    Berdasarkan ketiga ayat itu, ulama fikih sependapat menetapkan

    bahwa al-maysiritu haram hukumnya. Akan tetapi, mereka berlainan

    pendapat mengenai ayat yang mengharamkannya. Abu Bakar al-

    Jashshas berpendapat bahwa keharaman Al-maysirini dipahami dari surat al-

    Baqara (2) ayat 219. Dua ayat lainnya, yang terdapat dalam suratal-M`ida

    (5), hanya memberikan pennjelasan tambahan bahwa al-maysir itu adalah

    salah satu perbuatan kotor yang hanya dilakukan oleh setan dan

    menumbuhkan beberapa dampak negatif, seperti permusuhan, saling

    membenci, serta kelalaian dari perbuatan mengingat Allah, serta melalaikan

    dari ibadah shalat. Menurutnya, dengan surat al-Baqara (2) ayat 219 saja

    sudah memadai untuk mengharamkan khamar; walau ayat lain tidak

    diturunkan untuk menjelaskan hal sama.

    Karena di dalam ayat itu disebutkan bahwa al-maysir sebagai salah

    satu dosa besar dan setiap dosa besar itu hukumnya haram. Sebagai sebuah

    dosa besar, sudah barang tentu permainan judi termasuk dalam kategori

    perbuatan yang keji. Sementara pengharaman terhadap perbuatan yang keji

    itu juga disebutkan Allah dalam surat al-A'raf ayat 33 berikut:

    Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang

    keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan

    perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang

    benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan

    sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan

    (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang

    tidak kamu ketahui."

    Sedang Imam al-Qurthubiy dan Imam al-Syawkaniy berpendapat

    bahwa hokum al-maysir itu baru jelas keharamannya setelah turunnya surat

    al-M`ida (5) ayat 90-91. Menurut mereka, surat al-Baqara (2) ayat 219

    merupakan tahap awal pelarangan al-maysir sebagai dosa besar dan juga

  • mengandung beberapa manfaat bagi manusia. Dengan pendapat seperti ini,

    sesungguhnya al-Qurthubiy dan al-Syawkaniy mengikuti alur pikir bahwa

    pengharaman judi itu dilakukan secara bertahap, melalui tiga ayat yang

    berbeda, bukan sekaligus dalam satu ayat.

    Ibnu Taymiyyah menegaskan bahwa dengan turunnya ayat yang

    mengatakan bahwa judi itu adalah najis dan termasuk perbuatan setan, maka

    haramlah segala jenis judi, baik yang dikenal bangsa Arab pada waktu itu

    maupun yang tidak mereka kenal.

    Keharamannya disepakati oleh semua kaum muslimin, termasuk juga

    keharaman permainan lain, baik yang menggunakan taruhan maupun yang

    tidak memakai taruhan ( ), seperti permainan catur, kartu,

    dan sebagainya, karena lafal maysir mencakup semua jenis permainan

    seperti itu.

    3.4 Perjudian dalam Seni dan Budaya Islam

    Perjudian merupakan aktivitas yang dilarang dalam agama Islam.

    Perjudian bertentangan dengan nilai budaya Islam seperti ikhlas, bekerja secara

    profesional, mengutamakan kemaslahatan umum, dan kejujuran.

    Ikhlas memberi manfaat untuk kehidupan manusia karena dengan ikhlas

    seseorang dapat bekerja tanpa ada beban. Perjudian tidak menerapkan rasa ikhlas

    karena banyak orang merasa terbebani harus mempertaruhkan barang atau uang

    agar menghasilkan barang atau uang yang lebih. Seseorang yang bekerja secara

    ikhlas dapat meyenangkan berbagai kelompok ahkan diri sendiri.

    Islam mengajarkan untuk bekerja secara professional dan memilliki etos

    kerja yang tinggi, tetapi dengan mengikuti judi manusia tidak dapat bekerja secara

    keras karena hanya mengandalkan keberuntungan. Dalam al-Quran dan Hadis

    Rasulullah s.a.w banyak menyebutkan agar manusia lebih baik beretos kerja yang

    tinggi dan mengarahkan pada profesionalisme.

    Kejujuran adalah perilaku terpuji dan jika tidak dikembangkan, maka akan

    menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Perjudian tidak

    melatih kejujuran karena dalam judi terdapat banyak strategi yang licik sehingga

    seseorang akan melakukan apa pun agar menjadi pemenang. Meraih kesuksesan

  • harusnya dilakukan secara jujur karena tidak akan terjadi hal-hal yang merugikan

    satu kelompok dan kelompok lainnya.

    Mengutamakan kemaslahatan umum meningkatkan harkat dan martabat

    manusia untuk melestarikan kehidupan alam semesta yang merupakan nilai

    budaya Islam yang tidak terdapat pada perjudian. Perjudian tidak menimbulkan

    dampak positif unutk lingkungan masyarakat karena merugikan berbagai

    kelompok.

    Islam mendukung kesenian selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai

    agama dan apabila bertentangan dengan ajaran agama maka dilarang secara keras.

    Perjudian tidak memiliki nilai budaya Islam yang baik karena lebih banyak

    memberikan kerugian untuk lingkungan sehingga seharusnya manusia tidak

    melakukan judi dan melakukan hal lain yang baik seperti bekerja dengan usaha

    dan kerja keras.

  • BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Islam mendukung kesenian selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai

    agama dan apabila bertentangan dengan ajaran agama maka dilarang secara keras.

    Perjudian tidak memiliki nilai budaya Islam yang baik karena lebih banyak

    memberikan kerugian untuk lingkungan sehingga seharusnya manusia tidak

    melakukan judi dan melakukan hal lain yang baik seperti bekerja dengan usaha

    dan kerja keras.

    Perjudian di Indonesia sekarang ini masih ada dan dilakukan dengan

    berbagai cara. Perjudian dapat menghasilkan banyak uang sehingga tidak sedikit

    orang Indonesia yang ingin melakukannya sampai menang.

    Terdapat peraturan yang saling bertentangan menyebabkan lemahnya

    penegakan hukum tentang berjudi di Indonesia. Terdapat pasal-pasal yang

    melarang adanya perjudian, namun ada beberapa pasal yang memungkinkan

    dizinkannya praktek perjudian, sehingga kepolisian hanya dapat menindak

    perjudian yang tidak memiliki izin, walaupun judi tersebut bertentangan dengan

    nilai-nilai seluruh agama yang dianut.

    Perjudian merupakan aktivitas yang dilarang dalam agama Islam.

    Perjudian bertentangan dengan nilai budaya Islam seperti ikhlas, bekerja secara

    profesional, mengutamakan kemaslahatan umum, dan kejujuran.

    Dalam Al-Qur'an, kata maysir (judi) disebutkan sabanyak tiga kali,

    yaitu dalam surat Al-Baqara (2) ayat 219, surat Al-M`ida (5) ayat 90 dan

    ayat 91. Ketiga ayat ini menyebutkan al-maysir (mengundi nasib dengan

    menggunakan panah) adalah perbuatan yang termasuk dosa besar sehingga

    hukum melakukannya adalah haram, termasuk juga keharaman permainan-

    permainan judi (yang mengundi nasib), baik yang menggunakan taruhan

    maupun yang tidak memakai taruhan, seperti permainan catur, kartu, dan

    sebagainya, karena lafal Al-Maysir mencakup semua jenis permainan seperti

    itu.

  • 4.2 Saran

    Islam sudah menjelaskan tentang perjudian yang hukumnya adalaah haram

    dan akan mendapat dosa yang besar. Namun hokum di Indonesia tentang berrjudi

    masih perlu diperjelas lagi mengenai aturan-aturan dan undang-undang tentang

    berjudi.

    Berjudi dapat menimbulkan banyak efek yang buruk dan merugikan diri

    sendiri dan masyarrakat sekitar. Untuk menghentikan perjudian di Indonesia dapat

    dilakukan dengan mengedukasi dan memberi pelajaran kepada masyarakat mulai

    dari anak-anak hingga orang dewasa bahwa berjudi akan menimbulkan kerugian

    dan efek yang buruk. Selain itu, harus ada hukum dan aturan yang jelas mengenai

    perjudian sehingga orang yang melakukan judi akan jera dan tidak mengulagi

    perbuatannya kembali.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Hifni Bik, A., Laksono, D., Anggarwarti, E. S. B., Fakhriyana, I., Tyas,

    Ismi A., Hidayanti, T. Agama Islam, Seni, Budaya, IPTEK, dan Filsafat.

    2012. Depok: Universitas Indonesia.

    https://imammorati23.wordpress.com/2011/05/16/konsep-pengembangan-

    budaya-dan-seni-menurut-islam/

    http://www.slideshare.net/dwilaksonoabdhillah/agama-islam-seni-budaya-

    iptek-dan-filasafat-mpk-agama

    Menjadi Cendekiawan Muslim; DR KH Zakky Mubarak, MA

    Makalah Agama Kebudayaan dan Seni Islam. Humaira Hana. [website:

    http://humairahanads.blogspot.com/2012/11/makalah-agama-kebudayaan-

    dan-seni-islam.html]

    Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia