ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10 “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur‟an itu dating dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur‟an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit.Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia.Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan.Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10
“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur‟an itu dating dari
sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (
kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur‟an lalu dia beriman, sedang
kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim”.
Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki
ke langit.Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia.Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan.Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik.
ii
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil
resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun
untuk di bunuh.Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada
Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman
modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan
pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode
etik yang dimilikinya.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan masyarakat.
C. Manfaat
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan
2. Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “withwoman”(bersama
wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “
wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasalatin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan
wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formallytrained
and is a physician, that delivers babies and provides associated maternalcare” (seorang petugas
kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu
pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait). Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah
seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia
tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satuprofesi
tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi
dan atau secara sahmendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai
seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalammemberikan
dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,persalinan dan nifas,
memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi
baru lahir dan anak.
Islam adalah dinu al-„amal.Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal sebagai bukti
dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan mempercepat dan
memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini
dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh al-ikhlas
dan al-fahmu.Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.
Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika, Australia atau
Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi
integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan
Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:
Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum mu'minin." (al-
Hijr: 88)
ii
--
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau semua itu
bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di atas orang lain
dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya
dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).
Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat tawaddu'
(merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah
dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba
sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat
dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini menunjukkan bahawa
beliau s.a.w. selalu merendahkan diri.Mungkin ini adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu
dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang
bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara yang lembut,
karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para
sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar,
menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan
berlebihan.Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim. Sikap ini
muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang Muslim terbatas dalam
banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan.Allah lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal
fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis belaka).Allah lah sumber kebenaran,
sedang dari manusia datang kesalahan.
B. Peran Agama dalam Kebidanan
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup
meliputi seluruh aspek kehidupan.Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam
memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan
perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga,
masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam segala aktivitasnya
ii
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak
janin di dalam kandungan.Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat
begitu juga dengan ibunya.Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil,
WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau
kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-
Nya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal
tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi.Karena ada beberapa
ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat
bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan /
menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
ii
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan
membebani perekonomian keluarga.Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada
ibu.Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa
ibu.Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi
anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur
bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada
kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat
lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan
melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang
memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan
kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan
pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat
dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
C. Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi)
Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam pembunuhan, yaitu
pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al
Quran dan Al Karim.
pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah,
ii
“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93)
sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah,
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)
ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat
bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa
kesengajaan).
meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan dalam
sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW,
“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan dengan
cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya mengandung
anak unta didalam perutnya”
Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima jenis,
tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan.
Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja, yaitu pembunuhan
yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti orang tiidur berbalik menimpa orang lain
hingga membunuhnya.
yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan perantara,
seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum
lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman) saat
menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat kesaksian mereka, berarti
mereka membunuhnya karena sebab.
D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan
ii
Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam
kehidupan sosial sehari-hari.Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya.Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai
kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban
adalah suatu yang diberikan oleh bidan.
Kewajiban Bidan
1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan
kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau keluarga
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai degnan
keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta
resiko yang mungkin timbul
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal, non formal
11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara timbal balik dalam
memberikan asuhan kebidanan.
E. Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama
1.Bidan di larang melakukan Aborsi
2.Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan
3.Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi
4.Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di mintai
keterangan oleh pihak pengadilan.
5.Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti:
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI