198 BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan RS. Paru dengan tema perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman menghasilkan perancangan sebagai berikut: 6.1. Tapak Kawasan A. Aksesbilitas ke tapak Pencapaian tapak adalah: main enterance, enterance UGD, enterance Service dan unit jenazah. Gambar 6.1 Aksesbilitas ke Tapak Sumber: Hasil Perancangan, 2010 Hal ini muncul atas pertimbangan alur prosedur pelayanan pada RS. Paru. Pemisahan jalur masuk kendaraan pengunjung dengan UGD dan service, karena ambulance yang akan ke UGD membutuhkan kecepatan waktu penyelesaian Entance Service dan unit jenazah Main Entrance Entrance UGD
19
Embed
main enterance, enterance enteranceetheses.uin-malang.ac.id/1347/11/05560003_Bab_6.pdf3. Pasien rawat inap, penangananya di ruang-ruang rawat inap minimal 24 jam. Maka peletakan bangunan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
198
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Perancangan RS. Paru dengan tema perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
keislaman menghasilkan perancangan sebagai berikut:
6.1. Tapak Kawasan
A. Aksesbilitas ke tapak
Pencapaian tapak adalah: main enterance, enterance UGD, enterance
Service dan unit jenazah.
Gambar 6.1 Aksesbilitas ke Tapak Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Hal ini muncul atas pertimbangan alur prosedur pelayanan pada RS. Paru.
Pemisahan jalur masuk kendaraan pengunjung dengan UGD dan service, karena
ambulance yang akan ke UGD membutuhkan kecepatan waktu penyelesaian
Entance Service
dan unit jenazah
Main Entrance Entrance UGD
199
pelayanan. Sedangkan untuk service terpisah dari jalur masuk dengan kendaraan
pengunjung karena pengiriman barang untuk rumah sakit membutuhkan
keamanan penerimaan barang. Ini memberikan batasan untuk area Jalur masuk
kendaraan umum (pengunjung) dengan kendaraan khusus (mobil ambulance dan
mobil service). Sirkulasi masuk dan keluar dibuat satu arah untuk mengurangi
kepadatan dan kemacetan kendaraan ke area parkir. Aksesbilitas tapak terbagi
menjadi dua yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki dengan paving
dengan ketinggian lantai diatas 30 cm.
B. Vegetasi
Vegetasi yang digunakan adalah pengarah, peneduh dan pelindung yang
berfungsi ganda sebagai anti radiasi dan anti racun. Area parkir menggunakan
Gambar 6.2 Vegetasi Pada Kawasan RS. Paru Sumber: Hasil Perancangan, 2010
200
pohon flamboyan mengurangi jumlah polusi udara dan peneduh. Pintu masuk
dengan palem putri untuk ucapan selamat datang. Pohon bunga spatu aktif
menyerap polusi, dan beberapa perdu seperti sansiverra untuk menghisap polusi.
6.2. Fungsi Bangunan RS. Paru
Gambar 6.3 Fungsi Bangunan RS. Paru Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Penataan seperti ini memudahkan pelayanan pada pasien dan penjenguk,
yaitu sebagai berikut:
1. Pasien UGD memiliki akses pada satu pintu tersendiri pada sebelah utara
gedung L, penerimaan darurat yang di jauhkan dari banyaknya orang yang
hilir mudik di area tersebut.
2. Pasien rawat jalan, kebutuhan dasar pasien ini adalah penanganan poli dan
pelayanan pada fungsi penunjang medis dengan durasi waktu hanya
Lantai satu fungsi penunjang umum
Lantai dua fungsi pengelola
Fungsi
pelayanan
medis
Fungsi pelayanan medis
Fungsi
penunjang
medis
Fungsi penunjang
operasional
U
201
beberapa jam saja serta rutin selama berbulan-bulan. Maka bangunan
tersebut diletakkan di area depan sebelah utara dari pintu masuk utama.
jam. Maka peletakan bangunan rawat inap di sebelah selatan dari pintu
utama.
6.3. Sirkulasi antar Bangunan
Gambar 6.4 Sirkulasi antar Bangunan Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Perancangan sirkulasi antar bangunan memudahkan pemetaan pelayanan
dan kebutuhan udara bersih yang mengaliri ke setiap bangunan. Sirkulasi juga
berfungsi sebagai pengikat hubungan aktivitas pelayanan masing-masing unit
yang terpecah ke beberapa bangunan.
Akses kereta pasien dari UGD dan bedah pusat ke ruang-ruang inap
Akses kereta Jenazah dari UGD, bedah
pusat, ruang inap dan ICU ke unit
jenazah
Akses pengunjung yang akan mengunjungi pasien rawat inap dan ICU
Akses pasien rawat
202
Koridor Penghubung Antar Bangunan Dalam Satu Kawasan
6.4. Penataan Ruang
1. Fungsi Pelayanan Medis
Unit Rawat Jalan
R . A DMIN
R . DO KTER
R . P OLI RU JUKAN
R . DOT
R . P OLI PARU
R . TU NG GU
+ 0. 30
A A
DENAH
R . P OLI RUJUKAN
Tempat pemeriksaan badan diberi pembatas untuk menjaga aurat dan
privasi pasien
Alur aktivitas pasien adalah R. Administrasi R. Tunggu R. Poli.
Koridor di desain menggunakan atap untuk melindungi pengguna jalan dari sinar matahari langsung, vegetasi di sekitar jalur sirkulasi juga memberikan pasokan udara bersih.
Tempat konsultasi pasien kepada dokter dekat dengan pintu masuk. Ini untuk memudahkan pasien berkonsultasi secepatnya. Sebelah tempat konsultasi merupakan tempat rongen paru.
203
PANTRY
R . OBAT
R . P E RAWATR . DOKT ER
VIP
R. L. KOTOR
R. L. BERSIH
R. CONTROL
R . X -B ANNER
R.
DARURAT
R . TI ND AK AN
R . AD MIN
R . TU NG GU
R . AD MIN
R . TE KN ISI
R . PE RS IA PAN
R . DI ST IBUSIR . PE NY IM PA NAN
R . KO NT ROL
R . PE RA WAT
R . B IUS
R . BE DAH
R. CUCI
R . LI NE N BE RSIH
R . LI NE N KO TOR
R . ST ERIL
R . OB SE RV ASI
R . DO KTER
R.
OBATR. G.
MEDIS
R . TE KN ISI
R . LA BO RA TO RI UM
S PE CI ME NT T OILET
R. KERJ
A PATHOL
OGISTR
. PERALA
TAN
R . ST ERIL
R . AD MIN
R . TU NG GU
+ 0. 30 + 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
UGD
U. FARMASI
U. LAB
R . TU NG GU
A
Unit Rawat Inap
Unit Gawat Darurat
Di sediakan kursi kecil (portable) untuk memudahkanpengunjung yang ingin bercakap-cakap langsung dengan pasien. Kursi ini di letakkan dekat dengan kepala pasien. Ini sesuai dengan Hadits Rasul Riwayat Imam Al-Bukhari.
Kamar mandi diletakkan di depan tempat tidur
pasien untuk memudahkan pencapaian
segera ke kamar mandi.
Tempat duduk panjang diletakkan di depan tempat tidur pasien. Berfungsi untuk tempat
istirahat penunggu dengan tetap dapat mengawasi keadaan pasien .
TV diletakkan diatas kursi panjang. Ini difungsikan untuk pasien yang ingin
mendapatkan informasi dari luar.
Pintu keluar UGD untuk kereta pasien jauh dari area publik dan merupakan sirkulasi semi pablik yang menghantarkan pasien ke ruang-ruang inap dan ICU
Pintu masuk UGD
204
R. DARURAT
R. TINDAKAN
R. ADMIN
R. TUNGGU
R . AD MIN
R . TE KN ISI
R . PE RS IA PAN
R . DI ST IBUSIR . PE NY IM PA NAN
R. KONTROL
R. PERAWAT
R. BIUS
R. BEDAH
R. CUCI
R. LINEN BERSIH
R. LINEN KOTOR
R. STERIL
R. OBSERVASI
R. DOKTER
R. OBAT
R. G. MEDIS
R . TE KN ISI
R . LA BO RA TO RI UM
S PE CI ME NT T OILET
R. KERJ
A PATHOL
OGISTR. PERA
LATAN
R . ST ERIL
R . AD MIN
R . TU NG GU
+ 0. 30 + 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
+ 0. 30
UGD
U. FARMASI
U. LAB
R . TU NG GU
A
R . PE MU LI HAN
R . GE LAP
R . X- RAY
R P E P E N GAMATAN
R . F ILM
R . AD MIN
R . KE RJA
R . TU NG GU
R . GA NTI
R . DO KTER
R . ME SIN
R . B IUS
R . SE TE LA H BIUS
R . BE DAH
R. CUCI
R . LI NE N BE RSIH
R.
LINEN KO
TOR
R . PE RA LA TAN
R . AD MI N + AR SIP
K M K M
R. GANTI
WANITA
R. GANT
I PRIA
R . DO KTER
R . OB AT
R . PE RA WAT
R . KO NT ROL
U. B EDAH P USAT
U. RADIOLOGI
Penanganan pada UGD adalah sebagai berikut: Masuk R. Tindakan R.
Darurat jika butuh operasi maka langsung ke R. Operasi kecil UGD R.
Observasi R. Inap atau ICU.
2. Fungsi Penunjang Medis
R. Farmasi Ada akses pintu masuk untuk pembelian obat dari luar
R. Laboratorium diatur membentuk interaksi bersama (R. Sosialpetal) karena aktivitas disana adalah saling berhubungan.
R. Radiologi R. Radiologi diperlukan dinding penahan radiasi pb 2mm dan kaca jendela dengan kaca timah hitam
Unit bedah pusat Pintu masuk dan
keluar pasien bedah pusat tidak ada akses
dari pengunjung, lewat jalur khusus
dengan privasi lebih terjaga dan di
turunkan dengan lift ke lantai satu dan ditempatkan pada ruang-ruang inap
205
R. PENGAW
ASAN
R . IT ENSIF
R . GANTI
R . C UCI
P ANTRY
R . OBAT
R . P E RAWAT
R. P
ERALATAN
R . L INE N KOTOR
R . L INE N BERSIH
R . T UNGGU
ICU
R . A DMIN
R . IT ENSIF
R. GANTI
R. DOKTER
+0. 30
Gambar 6.5 Ruang Interior ICU Sumber: Hasil Perancangan, 2010
ICU Setiap ruang-ruang yang terdapat di ICU di tata berdasarkan teritorial yang tegas antara R. Penunggu dan R. Intensif yang sangat berhubungan. Maka terbentuklah batasan-batasan yang tegas, seperti dinding massif dan penghubungnya dengan pintu yang terkesan masif dan tertutup.
R. Tunggu di letakkan di luar dari R. intensif
206
VOID
R . PERT EMUAN
R . T AMU
P ANTRY
R . D IREKTUR
R . A UDI OVI SUAL
R . P ETU GAS
R . PERPUS
R . R APAT
R . A LAT
U. KAN TOR DAN FASILITAS
R . D EREKTU R U MUM
R . B AG. PE REN CANAAN
R . KO MI TE M EDIK
D AN KEUANGAN
R . W AK. DI REK TUR
R . K EPA LA BAGIAN
K M
D AP UR
T O KO
R . G. T OKO
R . PO TO C OPY
K AN TIN
R . RE KA M ME DIK
R . LO KET
R . PU SA T IN FO RM ASI
R . AD MI NI ST RASI DA N PE NE RI MA AN
K M WA NI TA K M PR IA
+ 0. 30
R . RE KA M ME DIK
R AW AT I NAPR AW AT J AL AN
M U S H OLLA
+ 0. 30
+ 0. 40
+ 0. 50
W UD HUW UD HU
P RIAW A N ITA
+ 0. 40+ 0. 40
U. FASILITA S UM UMA A
3. Unit Fungsi Pengelola
Semua Pintu ruang dihadapkan pada satu titik yaitu void, karena area ini
dikondisikan agar tercipta ruang sosialpetal. Unit ini diletakkan pada bangunan
utama karena unit pengelola merupakan pusat menejemen rumah sakit. Semua
unit-unit yang ada merujuk pada unit fungsi pengelola.
5. Fungsi Penunjang Umum
Semua Pintu pada ruang-ruang di unit penunjang umum dihadapkan ke dua jalur
sirkulasi pejalan kaki. Kecuali masjid. Hal ini dikarenakan area ini di fungsikan
sebagai area pelayanan kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya unit ini di
rancang di kondisikan pada area yang dapat di jangkau oleh seluruh unit.
Unit fungsi pengelola terletak di lantai dua bangunan utama
Unit fungsi penunjang umum terletak di lantai satu bangunan utama
207
6. Parkir
6.5. Ruang Luar
Pada tapak perbandingan ruang luar dengan bangunan adalah 40 : 60,
mayoritas area hijau.
Pada area hijau terdapat lokasi yang difungsikan untuk pasien sebagai sarana
tritment terapi yang membantu mempercepat pemulihan pasien.
Parkir taksi dan
angkot
Parkir kendaraan roda
empat untuk pengunjung
Parkir ambulance
dan mobil servia
Parkir kendaraan
roda dua
Parkir kendaraan roda empat
untuk staf dan dokter
Taman yang bisa untuk jalan-jalan
sambil bercengkrama serta
mendapatkan udara bersih.
Area untuk senam pernapasan
208
6.6. Tata Massa
6.7. Material Bangunan
Gambar 6.7 Material Bangunan Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Area yang dilayani
Area yang dilayani
Area pelayanan
Area yang dilayani Pusat menejemen rumah sakit
dan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia
Genting kramik
Sandblasted glass
Panel baja ringan
Sandblasted glass
Gambar 6.6 Tata Massa pada Tapak Sumber: Hasil Perancangan, 2010
209
6.8. Warna Penutup Tampilan Bangunan
Warna secara psikologi sangat mempengaruhi keadaan jiwa orang yang
menenpati suatu ruangan dengan warna-warna tertentu. Pada bangunan RS. Paru,
warna-warna yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Putih: sebagai penetral campuran warna
b. Orange kekuning-kuningan: sebagai wujud sebuah harapan, dimana secara
psikologi pasien merasakan harapan untuk segera sembuh
c. Merah: semangat dan keoptimisan
d. Biru: kenyamanan dan ketenangan
e. Coklat: hangat, serta perasaan dijaga dengan rasa sayang
Warna-warna yang digunakan sebagai
pentutup bangunan adalah warna putih,
biru, merah dan orange.
Warna finising pada ruang inap pria adalah warna putih, coklat dan biru.
Warna finishing pada ruang inap wanita adalah warna coklat, putih
dan merah.
Gambar 6.9 Warna Finising pada Ruang Inap Pria Kls II
Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Gambar 6.10 Warna Finishing pada Ruang Inap Kls II
Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Gambar 6.8 Warna Penutup Tampilan Bangunan Sumber: Hasil Perancangan, 2010
210
Gambar 6.11 Warna Finising pada Ruang Inap Kls I Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Gambar 6.12 Warna Finising pada Ruang ICU Sumber: Hasil Perancangan, 2010
Gambar 6.13 Warna Finising pada Ruang Tunggu Sumber: Hasil Perancangan, 2010
211
Gambar 6.14 Warna Finising pada Koridor Kamar Inap Kls I (Kiri) dan Kamar Inap VIP (Kanan) Sumber: Hasil Perancangan, 2010
6.9. Struktur Bangunan
Menggunakan struktur konvensional yang biasa digunakan pada bangunan
umumnya, seperti:
a. Struktur pondasi sumuran
Gambar 6.15 Struktur Pondasi Sumber: Hasil Perancangan, 2010
b. Struktur dinding menggunakan struktur beton. Sebagai penutup dinding adalah
bata dan gipsum pada sekat struktur kolom praktis.
212
Gambar 6.16 Struktur Dinding Sumber: Hasil Perancangan, 2010
c. Struktur rangka atap menggunakan struktur kuda-kuda baja ringan.