PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN “TATA PELAYANAN PADA KESEHATAN” Oleh : D IV Keperawatan Tingkat 1 Semester II KELOMPOK 5 1. Putu Yeni Yunitasari (P07120214004) 2. Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005) 3. Ni Putu Erna Libya (P07120214014) 4. Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018) 5. Made Wahyu Riantini (P07120214024)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN
“TATA PELAYANAN PADA KESEHATAN”
Oleh :
D IV Keperawatan Tingkat 1 Semester II
KELOMPOK 5
1. Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)
2. Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005)
3. Ni Putu Erna Libya (P07120214014)
4. Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)
5. Made Wahyu Riantini (P07120214024)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
FORMAT LAPORAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN DIARE
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Diare adalah berak cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari. Diare
adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi,
dan sekresi di dalam saluran GI. Isi usus terlalu cepat keluar melalui usus
halus dan kolon sehingga absorpsi cairan yang biasa tidak dapat
berlangsung. Iritasi di dalam kolon dapat menyebabkan peningkatan sekresi
lendir. Akibatnya feses menjadi lebih encer sehingga klien menjadi tidak
mampu mengontrol keinginan untuk defekasi. (Potter & Perry Edisi 4,
2005)
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Kondisi yang Menyebabkan Diare
No Kondisi Efek Fisiologis
1 Stres Emosional (Ansietas) Peningkatan motilitas usus
2 Infeksi Usus (Streptokokus atau
Stafilokokus enteritis)
Inflamasi mukosa usus,
Peningkatan sekresi lendir di
Kolon
3 Alergi makanan Pengurangan pencernaan
Elemen makanan
4 Intoleransi makanan (makanan
Berminyak, kopi, alcohol,
Makanan pedas)
Peningkatan motilitas usus,
Peningkatan sekresi lendir di
Kolon
5 Selang pemberian makanan Hiperosmolalitas beberapa larutan
Enteral dapat menyebabkan diare
, karena cairan hiperosmoral
Menarik cairan GI
6 Obat-obatan Zat Besi Antibiotik Iritasi Mukosa Usus
Suprainfeksi memungkinkan
Pertumbuhan flora normal yang
Berlebihan, Inflamasi dan Iritasi
Mukosa
7 Laksatif (jangka pendek) Peningkatan motilitas usus
8 Penyakit kolon (colitis, penyakit
Crohn)
Inflamasi dan Ulserasi dinding
Usus, berkurangnya absorbs cairan
,meningkatnya motilitas usus
9 Perubahan melalui pembedahan
Gastrektomi
Hilangnya fungsi reservoar
Lambung, absorbs yang tidak tepat
Karena makanan dipindahkan ke
Duodenum terlalu cepat
10 Reseksi Kolon Berkurangnya ukuran kolon,
Berkurangnya jumlah permukaan
Untuk absorbsi
3. Pohon masalah (Pathway)
4. Klasifikasi
Diare menurut jenisnya dapat dibagi menjadi :
a. Diare akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau
dua minggu. Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrassi
adalah penyebab utama kematian pada penderita diare
b. Diare Disentri
Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya.
Akibatnya adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
c. Diare Persisten
Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau
dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten
adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
d. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut atau diare persisten) mungkin
juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau
penyakit lainnya.
5. Gejala Klinis
a. Data mayor ( harus terdapat)
Pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk
Peningkatan frekuensi defekasi (lebih dari tiga kali sehari )
Ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses
b. Data minor ( mungkin terdapat )
Urgensi “Kebelet”
Kram/nyeri abdomen
Frekuensi bising usus meningkat
Keenceran atau volume feses meningkat
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- Ph dan kadar gula dalam tinja
- Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfor
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi :
a) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada diare dan memperhatikan derajat
dehidrassinya daan keadaan umum, diantaranya :
i) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairaan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na
HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dank arena pada anak di
atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak di bawah 6
bulan dehidrasi ringan/sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula
lengkap sering disebut oralit
ii) Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantung
tersedianya cairan setempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat
(RL) diberikan tergantung berat/ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
1) Belum ada dehidrassi
Per oral sebanyak anak mau minum/1 gelass tiap defekasi
2) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kg BB per oral, selanjutnya 125
ml/kg BB/hari
3) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB per oral (sonde), selanjutnya
125 ml/kg BB/hari
4) Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien
b) Pengobatan ditetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atass 1 tahun dengan BB
kurang dari 7 kg jenis makanan :
1) Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al miron)
2) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim),
bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
susu dengan tidak mengandung laktosa/asam lemak yang berantai
sedang/tidak sejuh
c) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan atau tanpa muntah denan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa/karbohidrat lain(gula, air tajin,
tepung beras, sbb)
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
klorrpomozim, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari
2) Obat spasmolitik, dll umuunya obat spasmolitik seperti papaverin,
ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk
mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin,
pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatassi
diare sehingga tidak diberikan lagi.
3) Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada
penyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari. Antibiotic juga diberikan bila
terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronchitis/bronkopneumonia
8. Komplikasi
Akibat dari diare atau kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi diantaranya adalah :
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare. Gangguan keseimbangan asam basa (etaabik asidosis). Hal ini
terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini
terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen
dalam hati dan adanya gangguan absorbs glukosa. Gejala
hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak
3. Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat
Hal ini disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua
karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. Walaupun susu
diteruskan, sering diberikan dngan pengeluaran dan sus yang encer ini
diberikab terlalu lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik
4. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hopovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambahn berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meinggal
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
1) Riwayat keperawatan
a. Pola defekasi : Frekuensi , pernah berubah
b. Perilaku defekasi: Penggunaan laksatif, cara mempertahankan
pola
c. Deskripsi feses : Warna, bau, dan tekstur
d. Diet : Makanan memengaruhi defekasi,makanan biasa dimakan,
makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
e. Cairan : Jumlah dan jenis minuman/hari
f. Aktivitas :Kegiatan sehari-hari , kegiatan yang spesifik yang
dilakukan
g. Penggunaan medikasi : Obat-obatan yang memengaruhi
defekasi
h. Stress : stres yang berkepanjangan atau pendek, koping untuk
menghadapi atau bagaimana menerima
i. Pembedahan atau penyakit menetap
2) Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang, hanya
pada bagian yang tampak saja.
a) Inspeksi. Amati abdomen untuk melihat bentuknya,
simetrisitas, adanya distensi, atau gerak peristaltik
b) Auskultasi : dengarkan bising usus, lalu perhatikan
intensitas, frekuensi dan kualitasnya.
c) Perkusi : lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui
adanya distensi berupa cairan, massa, atau udara. Mulailah
pada bagian kanan atas dan seterusnya.
d) Palpasi : lakukan palpasi untuk mengetahui konstitensi
abdomen serta adanya nyeri tekan atau massa di permukaan
abdomen.
b. Rektum dan anus, pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi
atau sims.
c. Feses, amati feses pasien dan catat konstitensi, bentuk bau,
warna, dan jumlahnya.
Karakteristik feses
Karakteristik Normal Abnormal Kemungkinan
Penyebab
Warna Orang dewasa :
Coklat
Seperti tanah liat
atau putih
Tidak ada pigmen
empedu
(obstruksi
empedu);studi
diagnostik
menggunakan
barium
Bayi : kuning Hitam atau
seperti ter
Obat (mis : zat
besi ); perdarahan
dari saluran
pencernaan atas
(mis: lambung
usus halus); diet
tinggi daging
merah dan
sayuran hijau tua
(mis ., bayam )
Merah Perdarahan dari
saluran
pencernaan
bawah
(mis.,rektum);
beberapa
makanan (mis.,
bit)
Pucat Malabsorpsi
lemak; diet tinggi
susu dan produk
susu serta rendah
daging
Jingga atau hijau Infeksi usus
Konsistensi Memiliki
bentuk, lunak,
semipadat,
berair
Keras, kering Dehidrasi :
penurunan
motilitas usus
yang terjadi
akibat kekurangan
serat dalam diet,
kurang olahraga,
kesedihan
emosional,
penyalahgunaan
laksatif.
Diare Peningkatan
motilitas usus
(mis., karena
iritasi kolon oleh
bakteria)
Bentuk Silindris (kontur
rektum) dengan
diameter sekitar
2,5 cm pada
orang dewasa
Feses
berdiameter
kecil, seperti
pensil, atau
menyerupai
benang
Kondisi obstruksi
pada rektum
Jumlah Beragam sesuai
dengan diet
(sekitar 100-400
g per hari)
Bau Aroma :
dipengrauhi oleh
makanan yang
dimakan dan
flora bakteri
yang dimiliki
oleh orang itu
sendiri.
Berbau tajam Infeksi darah
Kandungan Sejumlah kecil
dari bagian
kasar makanan
yang tidak
tercerna, bakteri
Nanah
Lendir
Parasit
Darah
Lemak dalam
Infeksi bakteria
Kondisi
peradangan
Perdarahan
mati dan sel
epitel yang
meluruh, lemak,
protein, unsur
kering dari asam
lambung (mis.,
pigmen empedu,
zat inorganik)
jumlah jumlah
banyak
Benda asing
gastrointestinal
Malabsorpsi
Tidak sengaja
tertelan
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisis kandungan feses : untuk mengetahui kondisi patologis
seperti : tumor, perdarahan dan infeksi.
b. Tes Guaiak : pemeriksaan darah samar di feses yang mengitung
jumlah darah mikroskopik di dalam feses.
2. Diagnosa keperawatan
a. Definisi Diare: feses yang lunak dan tidak berbentuk
b. Batasan Karakteristik
1) Nyeri Abdomen
2) Sedikitnya tiga kali defekasi per hari
3) Kram
4) Bising usus hiperaktif
5) Ada dorongan
c. Faktor yang berhubungan
1) Psikologis
a) Ansietas
b) Tingkat stress tinggi
2) Situasional
a) Efek samping obat
b) Penyalahgunaan alcohol
c) Kontaminan
d) Penyalahgunaan laksatif
e) Radiasi
f) Toksin
g) Melakukan perjalanan
h) Slang makan
3) Fisiologis
a) Proses infeksi
b) Inflamasi
c) Iritasi
d) Malabsorpsi
e) Parasit
3. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan
Individu melaporkan diare berkurang.
Intervensi Generik
1) Kaji Faktor Penyebab atau yang Memengaruhi: Makan perSlang,
Makan Sembarangan/Terkontaminasi, Alergi Makanan, Perjalanan ke
Luar Negeri, Impaksi Feses.
2) Kurangi Diare :
- Hentikan makanan padat.
- Minum cairan bening (jus buah, Gatorade, air daging).
- Hindari produk susu, lemak, serat tinggi (tepung beras, buah-
buahan segar dan sayuran).
- Secara bertahap tambahkan makanan semipadat dan padat
(krakers, yogurt, nasi, pisang, jus apel).
3) Tingkatkan Asupan oral untuk Mempertahankan Berat jenis Urine
Normal (Urine Pucat, Kuning).
4) Perbanyak Cairan Tinggi Kalium dan Natrium (Jus Jeruk dan Buah
Anggur, Air Daging).
5) Hati-hati Terhadap Penggunaan Cairan yang Sangat Panas atau
Dingin.
6) Jelaskan kepada Klien dan Orang Terdekat tentang Intervensi yang
Diperlukan untuk Pencegahan Mendatang.
7) Jelaskan Cara Mencegah Penyebaran Infeksi (Cuci Tangan;
Penyimpanan, Pemasakan, dan Penanganan Makanan yang Tepat).
Intervensi Pediatrik
1) Untuk Bayi yang Menyusui ASI
- Hentikan makanan padat.
- Beri suplemen cairan jernih.
- Lanjutkan menyusui ASI.
2) Untuk Bayi atau Anak yang Menyusu Formula:
- Hentikan formula, produk susu, dan makanan padat.
- Hindari cairan karbohidrat tinggi (mis., minuman ringan,
gelatin, jus jeruk, minuman berkafein, kaldu ayam atau daging).