8/17/2019 Macam-macam Demensia
1/22
1. Demensia
Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi
kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada
demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah,
orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial.
Disamping itu, suatu diagnosis demensia menurut Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders edisi keempat (DSM-I ! mengharuskan bah"a gejala menyebabkan
gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang berat dan merupakan suatu penurunan dari
tingkat fungsi sebelumnya (Darmojo, #$%%!.
Tabel 1. Beberapa penyebab demensia pada dewasa yang belum dapat
diobati/ irreversible (Darmojo, 2011).&rimer degenerati'e
- &enyakit l)heimer
- &enyakit &ick
- &enyakit *untington
- &enyakit &arkinson
- Degenerasi oli'opontocerebellar
- Progressive Supranuclear Palsy
- Degenerasi cortical-basal ganglionicInfeksi
- &enyakit +reut)feldt- akob
- Sub-acute sclerosing panencephalitis
- &rogressi'e multifocal leukoencephalopathyMetabolik
- Metachromatic leukodyntrophy
- &enyakit uf
- angliosidoses
Tabel 2. Beberapa penyebab demensia yang dapat diobati/ reversible
(Darmojo, 2011).
/bat-obatan anti-kolinergik (mis. tropin dan sejenisnya!0 anti-
kon'ulsan (mis. &henytoin, 1arbiturat!0 anti-hipertensi
(+lonidine, Methyldopa, &ropanolol!0 psikotropik
(*aloperidol, &henothia)ine!0 dll (mis. 2uinidine,
1romide, Disulfiram!.
8/17/2019 Macam-macam Demensia
2/22
Metabolik-gangguan
sistemik
gangguan elektrolit atau asam-basa0 hipo-
hiperglikemia0 anemia berat0 polisitemia 'era0
hiperlipidemia0 gagal hepar0 uremia0 insufisiensi
pulmonal0 hypopituitarism0 disfungsi tiroid, adrenal,
atau paratiroid0 disfungsi kardiak0 degenerasi
hepatolenticular.angguan
intrakranial
insufisiensi cerebro'ascular0 meningitis atau
encephalitis chronic, neurosyphilis, epilepsy, tumor,
abscess, hematoma subdural, multiple sclerosis,
normal pressure hydrocephalus .eadaan defisiensi 'itamin 1 %#, defisiensi folat, pellagra (niacin!.angguan collagen-
'ascular
systemic lupus erythematosus , temporal arteritis,
sarcoidosis, syndrome 1ehcet.Intoksikasi eksogen alcohol, carbon mono3ide, organophosphates, toluene,
trichloroethylene, carbon disulfide, timbal, mercury,
arsenic, thallium, manganese, nitroben)ene, anilines,
bromide, hydrocarbons.
. !"#"! D$!$%& "
Secara garis besar demesia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam golonganyaitu degeneratif primer, multi-infark, re'ersibel atau sebagian re'ersibel, dan
gangguan lain terutama neurologik. khir-akhir ini dikatakan bah"a dementia badan
4e'y dan fronto-temporal merupakan dementia terbanyak ke-5 dan ke-6 (Darmojo,
#$%%!.
". Demensia degenerati' primer/ tipe "l eimer
Dikenal dengan nama demensia tipe l)heimer adalah suatu keadaan yang
meliputi perubahan dari jumlah, struktur dan fungsi neuron didaerah tertentu dari
korteks otak. 7erjadi kekusutan neuro fiblier dan flak-flak neurit dan perubahan
akti'itas kolinergik di daerah-daerah tertentu di otak. &enyebab tidak diketahui
secara pasti, tetapi beberapa teori menerangkan kemungkinan adanya faktor
kromosom atau genetik, radikal bebas, toksin amibid pengaruh logam aluminium,
akibat infeksi, 'irus lumbat atau pengaruh lingkungan lain (Darmojo, #$%%!.
lois l)heimer pertama kali menggambarkan suatu kondisi yang selanjutnya
diberi nama dengan namanya dalam tahun %8$9, saat ia menggambarkan seorang
"anita berusia :% tahun dengan perjalanan demensia progresif selama empat
8/17/2019 Macam-macam Demensia
3/22
setengah tahun. Diagnosis akhir penyakit l)heimer didasarkan pada pemeriksaan
neuropatologi otak0 namun demikian, demensia tipe l)heimer biasanya didiagnosis
dalam lingkungan klinis setelah penyebab demensia lainnya telah disingkirkan dari
pertimbangan diagnostic (Darmojo, #$%%!.
&enyakit l)heimer adalah suatu jenis demensia umum yang tidak diketahui
penyebabnya. &enelitian otopsi mengungkapkan bah"a lebih dari setengah penderita
yang meninggal karena demensia senil mengalami penyakit jenis l)heimer ini.
&ada kebanyakan penderita, berat kasar otak pada saat otopsi jauh lebih rendah dan
'entrikel dan sulkus jauh lebih besar dibandingkan yang normal untuk seukuran usia
tersebut. Demielinasi dan peningkatan kandungan air pada jaringan otak ditemukan
berdekatan dengan 'entrikel lateral dan dalam beberapa daerah lain di bagian dalam
hemisfer serebrum pada penderita manula, khususnya mereka yang menderita
penyakit l)heimer (Darmojo, #$%%!.
&ada penderita dengan demensia senil jenis l)heimer terdapat peningkatan
dramatis (dibandingkan dengan penderita manula normal! dalam jumlah kekusutan
neurofibril dan plak neuritik dan juga penurunan ;$-8$ persen dalam kadar kolin
asetiltransferase (en)im yang menghasilkan sintesis asetilkolin! di korteks (Darmojo,
#$%%!.
&enyakit al)heimer mempunyai a"itan yang lambat dibandingkan dengan
demensia multi-infark. &enyakit ini muncul secara beransur-ansur, tetapi
kemampuan kognitif mengalami kemunduran secara progresif tanpa berhenti atu
meningkat (Darmojo, #$%%!.
&atomekanisme
omponen utama patologi penyakit l)heimer adalah plak senilis dan
neuritik, neurofibrillary tangles , hilangnya neuron-amyloid menunjukkan bukti
hubungan antara amyloidogenesis dan po =. &lak neuritik juga mengandung
protein komplemen, mikroglia yang terakti'asi, sitokin-sitokin, dan protein fase
akut, sehingga komponen inflamasi juga diduga terlihat pada patogenesis penyakitl)heimer. en yang mengkode the amyloidprecursor protein ( &&! terletak pada
8/17/2019 Macam-macam Demensia
4/22
kromosom #%, menunjukkan hubungan potensial patologi penyakit l)himer dengna
sindrom Do"n (trisomi-#%!, yang diderita oleh semua pasien penyakit l)heimer
yang muncul pada usia 6$ tahun (Sudoyo, #$$8!.
Neurofibrillary tangles merupakan struktur intraneuron yang mengandung atau
yang terhiperfosforilasi pada pasangan filamen heli3. Indi'idu usia lanjut yang
normal juga diketahui mempunyai neurofibrillary tangles di beberapa lapisan
hipokampus dan korteks entorhinal, tapi struktur ini jarang ditemukan di neokorteks
pada seseorang tanpa demensia. Neurofibrillary tangles ini tidak spesifik untuk
penyakit l)heimer dan juga timbul pada penyakit lain, seperti subacute sclerosing
panencephalitis (SS&=!, demensia pugilistika, dan parkinsonian dementia complex
of Guam (Sudoyo, #$$8!.
Defisit neurotransmiter utama pada penyakit l)heimer, juga pada demensia
tipe lain, adalah sistem kolinergik. ?alaupun sistem noradrenergik dan serotonin,
somatostatin-like reactivity , dan corticotropin releasing factor juga berpengaruh
pada penyakit )heimer, defisit asetilkolin tetap menjadi proses utama penyakit dan
menjadi target sebagian besar terapi yang tersedia saat ini untuk penyakit l)heimer
(Sudoyo, #$$8!.
Hirano bodies pertama kali diamati pada neuron oleh sao *irano pada tahun
%8;:, yaitu merupakan agregat intraselular dari aktin dan protein aktin terkait sel
saraf. Hirano bodies sering digambarkan intraseluler, parakristal, eosinofilik dan
berbentuk batang di dalam neuron indi'idu dengan penyakit neuro-degeneratif
termasuk l)heimer dan beberapa bentuk penyakit reut!feldt-"acob . Meskipun
Hirano bodies paling sering ditemui di dalam neuron dari sistem saraf pusat
terutama di bagian somer penderita l)heimer, terdapat pula di dalam sel glia dan di
akson saraf perifer. &embelajaran imunohistokimia dan mikroskopis elektron telah
menunjukkan bah"a komponen utama dari Hirano bodies adalah mikro-filamen
yang abnormal, dan tidak hanya molekul yang terkait dengan sitoskeleton sel, tetapi
juga beberapa protein yang berhubungan dengan stres dan faktor pertumbuhan
seperti protein prekursor beta-amyloid, hippocampal cholinergic neurostimulating
peptide (*+@&!, dapat mengubah faktor pertumbuhan beta 5 yang ada dalam
Hirano bodies . kumulasi *+@& dalam Hirano bodies menunjukkan bah"a
penderita mungkin memiliki gangguan sistem kolinergik, yang dianggap penting
8/17/2019 Macam-macam Demensia
5/22
untuk belajar dan pembentukan memori, dan karenanya terkait dengan gangguan
memori dari l)heimer (Maselli, #$$#!.
ambar %. &atofisiologi Demensia l)heimer (Silbernagl, #$$9!.
7anda ejalaejala l)heimer dibedakan atas tiga fase A
8/17/2019 Macam-macam Demensia
6/22
a. Fase I
Ditandai dengan gangguan memori subyektif, konsentrasi buruk dan
gangguan 'isio-spasial. 4ingkungan yang biasa menjadi asing, sukar
menemukan jalan pulang yang biasa dilalui. &enderita mungkin mengeluh
agnosa kanan dan kiri. 1ahkan pada fase dini ini rasa tilikan terganggu
(Darmojo, #$%%!.
b. Fase II
7erjadi tanda yang mengarah pada kerusakan 'okal, kortikal, "alaupun
tidak terlihat pola defisit yang khas. ejala neurologis mungkin termasuk
tanggapan ekstensor dan beberapa kelemahan fasial, delusi dan halusinasi
mungkin terdapat, "alaupun pembicaraan mungkin masih kelihatan normal
(Darmojo, #$%%!.
c. Fase III
&embicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali hilang. &enderita
tampak terus menerus apatik. 1anyak penderita tidak mengenali diri sendiri atau
orang lain yang dikenalinya. &enderita juga sering berbaring ditempat tidur,
Inkontinensia urin. ejala neurologik menunjukkan gangguan berat dari gerak
langkah, tonus otot, sindrom klu'er-bucy (apatis, gangguan penglihatan, gerak
mulut tidak terkontrol, amnesia dan bulema! (Darmojo, #$%%!.
B. Demensia !ulti* n'ar+/ as+ular
Demensia ini merupakan jenis kedua terbanyak setelah penyakit al)heimer.
1isa didapat dengan tersendiri dan bisa bersama dengan demensia lain. Didapatkan
sebagai gejala sisa dari strok kortikal atau subortikal yang berulang. /leh karena lesi
di otak sering kali tidak terlalu besar, gejala strokenya berupa defisit neurologik
yang tidak jelas terlihat. Dapatan yang khas adalah bah"a gejala dan tanda
menunjukkan penurunan bertingkat ( step#ise !, dimana setiap episode akut
menurunkan keadaan kognitifnya. *al ini berbeda dengan dapatan pada penyakit
al)haemer, dimana gejala dan tanda akan berlangsung progresif (Darmojo, #$%%!.
&enyebab utama dari demensia 'askular dianggap adalah penyakit 'askular
serebral yang multipel, yang menyebabkan suatu pola gejala demensia. angguan
dulu disebut sebagai demensia multi-infark dalam Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders edisi ketiga yang di re'isi (DSM-III-B!. Demensia 'askular paling sering pada laki-laki, khususnya pada mereka dengan hipertensi yang telah
8/17/2019 Macam-macam Demensia
7/22
8/17/2019 Macam-macam Demensia
8/22
adanya banyak infark-infark kecil pada substansia alba, jadi menyerang daerah
kortikal. &ada penyakit ini, perubahan 'askular yang terjadi adalah
fibrohialinosis dari arteri kecil dan nekrosis fibrinoid dari pembuluh darah otak
yang lebih besar. ?alaupun penyakit 1ins"anger sebelumnya dianggap
sebagai kondisi yang jarang, kemajuan teknik pencitraan yang canggih dan
kuat, seperti pencitraan resonansi magnetik ( magnetic resonance imaging$
MBI!, telah menemukan bah"a kondisi tersebut adalah lebih sering daripada
yang sebelumnya dipikirkan ( lagiakrishnan, #$%$!.
7anda ejala
7anda dan gejala kognitif pada demensia 'askular selalunya subkortikal,
ber'ariasi dan biasanya menggambarkan peningkatan kesukaran dalam menjalankan
akti'itas harian seperti makan, berpakaian, berbelanja dan sebagainya. *ampir
semua kasus demensia 'askular menunjukkan tanda dan simptom motorik
( lagiakrishnan, #$%$!.
7anda dan gejala fisikA
a. ehilangan memori, pelupa
b. 4ambat berfikir (bradifrenia!
c. &using
d. elemahan fokal atau diskoordinasi satu atau lebih ekstremitas
e. Inersia
f. 4angkah abnormal
g. onsentrasi berkurang
h. &erubahan 'isuospasial
i. &enurunan tilikan
j. Defisit pada fungsi eksekutif seperti kebolehan untuk inisiasi, merencana dan
mengorganisasi
k. Sering atau Inkontinensia urin dan al'i. Inkontinensia urin terjadi akibat
kandung kencing yang hiperrefleksi ( lagiakrishnan, #$%$!.
7anda dan gejala perilakuA
a. &erbicaraan tidak jelas
b. angguan bahasa
c. Depresi
8/17/2019 Macam-macam Demensia
9/22
d. 1erhalusinasi
e. 7idak familiar dengan persekitaran
f. 1erjalan tanpa arah yang jelas
g. Menangis dan keta"a yang tidak sesuai. Disfungsi serebral bilateral
menyebabkan inkontinensi emosional (juga dikenal sebagai afek
pseudobulbar!
h. Sukar menurut perintah
i. 1ermasalah dalam menguruskan uang ( lagiakrishnan, #$%$!.
Bi"ayat pasien yang mendukung demensia 'askular adalah kerusakan bertahap
seperti tangga ( step#ise !, kekeliruan nokturnal, depresi, mengeluh somatik, dan
inkontinensi emosional, stroke, dan tanda dan gejala fokal. +ontoh kerusakan
bertahap adalah kehilangan memori dan kesukaran membuat keputusan diikuti oleh
periode yang stabil dan kemudian akan menurun lagi. "itan dapat perlahan atau
mendadak. Didapatkan bah"a 7I yang lama dapat menyebabkan penurunan
memori yang perlahan sedangkan stroke menyebabkan gejala yang serta-merta
( lagiakrishnan, #$%$!.
#. Demensia dengan badan -ewy (D-B)
Dementia %e#y &odies (D41! adalah bentuk demensia dengan karakteristik
l)heimer dan penyakit &arkinson. Demensia tipe ini mencapai kurang lebih %$-#:C
kasus demensia. ejala demensia ini menyerupai penyakit lain, sehingga menantang
untuk mendiagnosis dengan benar. ejala D41 dapat berbeda pada a"alnya. adang
dia"ali dengan gangguan gerakan yang terlihat seperti &arkinson, tapi kemudianmereka juga mengembangkan gejala demensia. 7erkadang terdapat gangguan memori
yang tampak seperti l)heimer pada a"alnya, tapi mereka kemudian
mengembangkan halusinasi dan masalah perilaku lainnya. Diagnosis D41 dicurigai
bila terdapat adanya gejala a"al berupa halusinasi 'isual, parkinsonisme, delirium
(confusion !, gangguan tidur ( rapid-eye movement ! B=M, atau sindrom +apgras, yaitu
delusi bah"a seseorang yang dikenal digantikan oleh penipu (Darmojo, #$%%!.
Dementia %e#y &odies (D41! adalah nama untuk sekelompok gangguan di
mana demensia disebabkan oleh adanya badan 4e"y di otak. 1adan 4e"y adalah
8/17/2019 Macam-macam Demensia
10/22
gumpalan bulat kecil protein normal yang - untuk alasan yang tidak diketahui
menjadi normal mengelompok bersama-sama di dalam neuron (sel otak!. D41
merupakan jenis yang paling umum kedua setelah demensia progresif dari penyakit
l)heimer, yang menyebabkan penurunan progresif dalam kemampuan mental.
ejala demensia ini juga dapat menyebabkan halusinasi 'isual, yang umumnya
berbentuk benda, orang atau he"an yang tidak ada. *al ini dapat menyebabkan
perilaku yang tidak biasa seperti berbicara dengan orang tercinta yang telah
meninggal. Indikator lain dari demensia body 4e"y adalah fluktuasi kognisi yang
signifikan dalam ke"aspadaan dan perhatian, yang menyebabkan kantuk di siang
hari atau melamun ( umar bbas, #$$9!.
Dan, seperti penyakit &arkinson, D41 dapat menyebabkan otot-otot menjadi
kaku, memperlambat gerakan dan tremor. Dalam D41, deposit protein, berkembang
pada sel-sel saraf di daerah otak yang berfungi mengatur pemikiran, memori dan
gerakan ( motor control !. D41 berkaitan erat dengan penyakit &arkinson. Ini adalah
suatu kondisi dimana bagian dari otak menjadi lebih dan lebih rusak selama
beberapa tahun, menyebabkan gejala fisik, seperti gemetar (tremor!, kekakuan otot
dan lambatnya gerakan ( umar bbas, #$$9!.
&atomekanisme
&emeriksaan makroskopik pada otak seseorang yang mengalami penyakit
parkinson memperlihatkan adanya atrofi ringan di daerah frontal dengan hilangnya
pigmen melanin di daerah midbrain saat ditilik secara mikroskopik. Secara
mikroskopik juga ditemukan adanya degenerasi sel dopaminergik dan keberadaan
badan 4e"y ( %e#y bodies
8/17/2019 Macam-macam Demensia
11/22
sampai ke thalamus dan korteks serebri. eterlibatan daerah ekstranigral inilah yang
menyebabkan terjadinya gejala klinis non-motorik dan aspek motorik non-responsif
terkait le'odopa pada penyakit parkinson. ehilangan sel dopaminergik di S@pc
dapat menyebabkan dener'asi striatum, yang dapat menyebabkan simptom motorik
di penyakit parkinson. 1iasanya simptom ini muncul setelah terjadi kehilangan
dopamin sebesar :$-9$C dari normal ( umar bbas, #$$9!.
ambar 2 ambaran pada penya+it par+inson ( umar "bbas, 200 ).
Semakin banyak bukti bermunculan bah"a penyakit parkinson dipengaruhi
secara kuat oleh faktor genetik. 7erdapat E gen yang telah diidentifikasi
mempengaruhi penyakit &arkinson (lihat gambar #!. en di lokus & B %, & B 6,
dan & B : menyebabkan penurunan autosomal dominan, kemunculan gejala yang
dini dan progresi gejala yang cepat. Mutasi gen & B % menyebabkan agregasi
abnormal alfa-synculein. Sementara itu, & B # dan & B 9 menyebabkan
penurunan autosomal resesif dan onset penyakit saat remaja. & B # mengkodekan
parkin, sebuah elemen dari ubi uitin, yang berfungsi dalam sistem proteasomal
sebagai penanda a"al protein sebelum didegradasi di sistem proteasomal. & B :
pun mengkode komponen ubi uitin lain, yaitu ubi uitin carbo3y-terminal
hydro3ylase 4% (G+*-4%!. elainan pada sistem proteasomal tersebut akanmenyebabkan terjadinya penumpukan protein abnormal dan berkontribusi pada
pathogenesis penyakit &arkinson ( umar bbas, #$$9!.
8/17/2019 Macam-macam Demensia
12/22
ambar . !e+anisme geneti+ penyebab par+inson ( umar "bbas,
200 ).
Sebagai kesimpulan, kematian sel dopaminergik adalah 'ulnerabilitas genetik,
stress oksidatif, disfungsi proteasomal, akti'itas kinase abnormal, dan faktor
lingkungan yang masih belum teridentifikasi. Stres oksidatif berperan dalam
pathogenesis penyakit &arkinson, dimana kerusakan yang diinduksi oleh radikal
bebas menyebabkan apoptosis sel dini dan kegagalan pembentukan energy. Salahsatu penyebab pentingnya adalah M&7&, deri'at dari mepedrin, dan rotenone,
insektisida yang sering digunakan. eduanya menyebabkan stres oksidatif dengan
menginhibisi kompleks I mitokondria. Stress oksidatif ini juga menyebabkan
penumpukan alfa-synuclein dan disfungsi proteasomal ( umar bbas, #$$9!.
7anda ejala
ambaran klinik ber'ariasi, tetapi selalu terdapat gambaran # dari 5 keadaan
yaitu A fluktuasi kognisi, halusinasi 'isual dan parkinsonisme. Dapatan yang
8/17/2019 Macam-macam Demensia
13/22
mendukung diantaranya adalah A jatuh, sinkope, hilang kesadaran sepintas,
sensiti'itas neuroleptik, delusi dan halusinasi. danya stroke harus disingkirkan,
juga penyakit lain yang mempunyai gambaran yang mirip. ambaran klinis yang
khas demensia haruslah juga didapati. angguan memori pada D41 didapatkan
lebih ringan. Sedang dengan demensia 'askular, profil neuropsikologiknya hampir
serupa, akan tetapi untuk memori yang baru lebih ringan (Darmojo, #$%%!.
D. Demensia 'ronto temporal
Demensia frontotemporal (F7D! atau degenerasi frontotemporal mengacu
pada sekelompok gangguan yang disebabkan oleh hilangnya sel saraf progresif dalam
lobus otak frontal atau lobus temporal. Dimensia frontotemporal dapat mencapai
#:C dari seluruh demensia presinilis yang disebabkan oleh atrofi otak. &enyakit ini
terutama timbul antara usia 6: sampai ;: tahun. Setengahnya diturunkan (dominan
autosomal, kromosom %9, lengan panjang!. 7erdapat atrofi kortikal fokal disertai
astrositosis dan badan inklus intraneural (badan pick! pada sel-sel piramidalis yang
masih normal. Disinhibisi (diantaranya kekerasan!, apatis dan sedikit berbicara
dengan keterampilan yang berhubungan ruang serta ingatan yang relatif normal bisa
membantu untuk membedakan secara klinis penyakit ini dengan demensia l)heimer.
&erubahan kepribadian, disinhibisi, peningkatan berat badan, atau obsesi terhadapmakanan mengarah pada fronto-temporal demensia (F7D!, bukan penyakit
l)heimer (Darmojo, #$%%!.
&atomekanisme
&roporsi yang lebih tinggi dari kasus F7D tampaknya memiliki komponen
keluarga dari penyakit neurodegeneratif yang lebih umum seperti penyakit
l)heimer. Semakin banyak mutasi dan 'arian genetik yang sedang diidentifikasi
sepanjang "aktu (*ardy, #$$;!.a. 7au-positif demensia frontotemporal dengan parkinsonisme (F7D&-%9!
disebabkan oleh mutasi pada M &7 gen pada kromosom %9 yang mengkode
protein tau . 7elah ditentukan bah"a ada hubungan langsung antara jenis tau
mutasi dan neuropatologi yang mutasi gen. Mutasi di persimpangan sambatan
akson %$ dari tau menyebabkan pengendapan selektif tau berulang dalam
neuron dan glia. Fenotip patologis yang berhubungan dengan mutasi di tempat
lain di tau kurang diprediksi dengan baik kusutnya neuro-fibrillary (yang terdiri
dari ulangan 5 dan 6 tau! dan badan &ick (yang terdiri dari ulangan 5 tau!.
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/MAPT&usg=ALkJrhgIYK-2mIiaGW_BagQc1elKDOxXZghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Tau_protein&usg=ALkJrhi6X_WjquU3n_Tq6C9EzpX2MjNYNAhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Tau_protein&usg=ALkJrhi6X_WjquU3n_Tq6C9EzpX2MjNYNAhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/MAPT&usg=ALkJrhgIYK-2mIiaGW_BagQc1elKDOxXZg
8/17/2019 Macam-macam Demensia
14/22
ehadiran deposito tau dalam glia juga 'ariabel dalam keluarga dengan mutasi
di luar akson %$. &enyakit ini sekarang merujuk ke F7D&-%97. F7D
menunjukkan hubungan ke daerah lokus tau kromosom %9, namun diyakini
bah"a ada dua lokus yang mengarah ke F7D satu sama lain pada kromosom %9
(*ardy, #$$;!. b. F7D disebabkan oleh F74D-7D&65 memiliki banyak penyebab genetik.
1eberapa kasus disebabkan oleh mutasi pada B@ gen, juga terletak pada
kromosom %9. 4ainnya disebabkan oleh +& mutasi, meskipun pasien ini hadir
dengan gambar kompleks multisistem proteinopathy yang dapat mencakup
amyotrophic lateral sclerosis , miopati inklusi tubuh , penyakit &aget tulang ,
dan F7D. &enambahan terbaru ke dalam daftar adalah ekspansi ulangan
heksanukleotida di intron % dari +8/BF9# . *anya satu atau dua kasus telah
dilaporkan menggambarkan 7 BD1& (yang 7D&-65 gen! mutasi dalam F7D
klinis murni (F7D tanpa M@D! (*ardy, #$$;!.
da 5 subtipe histologis utama yang ditemukan di post-mortemA F74D-tau,
F74D-7D&, dan F74D-FGS. Demensia kurang histologi khas (D4D*! adalah yang
langka dan kontro'ersial. analisis baru telah memungkinkan banyak kasus
sebelumnya digambarkan sebagai D4D* akan diklasifikasi ke dalam salah satu
subkelompok. Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien dengan F7D klinis ditemukan
memiliki perubahan yang konsisten dengan penyakit l)heimer pada otopsi . trofi
otak yang paling parah tampak terkait dengan penyakit &ick , degenerasi
kortikobasal , dan 7D& patologi terkait dengan perilaku-'arian F7D. 1erkaitan
dengan cacat genetik yang telah ditemukan, ekspansi ulangi di gen +8orf9#
dianggap merupakan kontribusi besar untuk degenerasi lobar frontotemporal ,
meskipun cacat di B@ dan M &7 gen juga terkait dengan itu (*ardy, #$$;!.
ejala tanda
1erbeda dengan distribusi patologi parietal-temporal pada penyakit l)heimer,
penyakit &ick ditandai oleh atrofi yang lebih banyak dalam daerah frontotemporal.
Daerah tersebut juga mengalami kehilangan neuronal, gliosis, dan adanya badan
&ick neuronal yang merupakan massa elemen sitoskeletal. 1adan &ick ditemukan
pada beberapa spesimen postmortem tetapi tidak diperlukan untuk diagnosis.
&enyebab penyakit &ick tidak diketahui. &enyakit &ick berjumlah kira-kira lima
persen dari semua demensia yang irre'ersibel. &enyakit ini paling sering terjadi pada
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Granulin&usg=ALkJrhhlDgfOZrtW_ZeAXHjSF1ttujnMbghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Granulin&usg=ALkJrhhlDgfOZrtW_ZeAXHjSF1ttujnMbghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Valosin-containing_protein&usg=ALkJrhgfK7s-Z6OebcYynDhoAiiHlVxtMAhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Multisystem_proteinopathy&usg=ALkJrhhDSFIMCtlE6orT3e4gSTBAEiXY8ghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Amyotrophic_lateral_sclerosis&usg=ALkJrhgi8HMOvL9t9TidlrTTBWhBJZVvMghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Amyotrophic_lateral_sclerosis&usg=ALkJrhgi8HMOvL9t9TidlrTTBWhBJZVvMghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Inclusion_body_myopathy&usg=ALkJrhhw28jfK1odhGW7IFQx-kgMbi3-0Ahttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Paget%27s_disease_of_bone&usg=ALkJrhjqJ1v6e3wHqGKWg6VI4U5qbiWS6Qhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/C9orf72&usg=ALkJrhj44qt1QjYLzX6mikRzM6L4IyhB4Ahttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/TARDBP&usg=ALkJrhhWDTja7Sh_Y7xKn1iCfyVdZu2SGghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/TDP-43&usg=ALkJrhhQNNzJEprBsINLdbD007ChEfX3mQhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Motor_neurone_disease&usg=ALkJrhiIISMl3oNwwjOzuUmcsyfb4euv1Qhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimer%27s_disease&usg=ALkJrhi-jc11gUBcoiuvkMaMDDns1vQj7ghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Autopsy&usg=ALkJrhjqXi7fTbe146zJVr29LAOB9WA09whttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Autopsy&usg=ALkJrhjqXi7fTbe146zJVr29LAOB9WA09whttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Pick%27s_disease&usg=ALkJrhjBK_Zd6WT31crTW3xQHtW7Zjk79Qhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Corticobasal_degeneration&usg=ALkJrhj2YKpZ7IPOAfaJmKeu2B54vviKzQhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Corticobasal_degeneration&usg=ALkJrhj2YKpZ7IPOAfaJmKeu2B54vviKzQhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/C9orf72&usg=ALkJrhj44qt1QjYLzX6mikRzM6L4IyhB4Ahttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Frontotemporal_lobar_degeneration&usg=ALkJrhjLaDpDqmo1btoaK35XhVXjcYEjcwhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Granulin&usg=ALkJrhhlDgfOZrtW_ZeAXHjSF1ttujnMbghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Microtubule-associated_protein&usg=ALkJrhgAotjsxMS-r-KAB9lOKZocE-e-SAhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Microtubule-associated_protein&usg=ALkJrhgAotjsxMS-r-KAB9lOKZocE-e-SAhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Granulin&usg=ALkJrhhlDgfOZrtW_ZeAXHjSF1ttujnMbghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Valosin-containing_protein&usg=ALkJrhgfK7s-Z6OebcYynDhoAiiHlVxtMAhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Multisystem_proteinopathy&usg=ALkJrhhDSFIMCtlE6orT3e4gSTBAEiXY8ghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Amyotrophic_lateral_sclerosis&usg=ALkJrhgi8HMOvL9t9TidlrTTBWhBJZVvMghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Inclusion_body_myopathy&usg=ALkJrhhw28jfK1odhGW7IFQx-kgMbi3-0Ahttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Paget%27s_disease_of_bone&usg=ALkJrhjqJ1v6e3wHqGKWg6VI4U5qbiWS6Qhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/C9orf72&usg=ALkJrhj44qt1QjYLzX6mikRzM6L4IyhB4Ahttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/TARDBP&usg=ALkJrhhWDTja7Sh_Y7xKn1iCfyVdZu2SGghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/TDP-43&usg=ALkJrhhQNNzJEprBsINLdbD007ChEfX3mQhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Motor_neurone_disease&usg=ALkJrhiIISMl3oNwwjOzuUmcsyfb4euv1Qhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimer%27s_disease&usg=ALkJrhi-jc11gUBcoiuvkMaMDDns1vQj7ghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Autopsy&usg=ALkJrhjqXi7fTbe146zJVr29LAOB9WA09whttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Pick%27s_disease&usg=ALkJrhjBK_Zd6WT31crTW3xQHtW7Zjk79Qhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Corticobasal_degeneration&usg=ALkJrhj2YKpZ7IPOAfaJmKeu2B54vviKzQhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Corticobasal_degeneration&usg=ALkJrhj2YKpZ7IPOAfaJmKeu2B54vviKzQhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/C9orf72&usg=ALkJrhj44qt1QjYLzX6mikRzM6L4IyhB4Ahttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Frontotemporal_lobar_degeneration&usg=ALkJrhjLaDpDqmo1btoaK35XhVXjcYEjcwhttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Granulin&usg=ALkJrhhlDgfOZrtW_ZeAXHjSF1ttujnMbghttps://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Microtubule-associated_protein&usg=ALkJrhgAotjsxMS-r-KAB9lOKZocE-e-SA
8/17/2019 Macam-macam Demensia
15/22
laki-laki, khususnya mereka yang mempunyai sanak saudara derajat pertama dengan
kondisi tersebut. &enyakit &ick sulit dibedakan dari demensia tipe l)heimer,
"alaupun stadium a"al penyakit &ick lebih sering ditandai oleh perubahan
kepribadian dan perilaku, dengan fungsi kognitif lain yang relatif bertahan.
ambaran sindroma lu'er-1ucy (sebagai contohnya, hiperseksualitas, plasiditas,
hiperoralitas! adalah jauh lebih sering pada penyakit &ick dibandingkan pada
penyakit l)heimer (Darmojo, #$%%!.
$. Demensia pada penya+it neurologi+
1erbagai penyakit neurologik disertai dengan gejala demensia. Diantaranya
yang tersedia adalah penyakit parkinson, korea hungington dan hidrosepalus
bertekanan normal. &enyakit *untington biasanya disertai dengan perkembangan
demensia. Demensia yang terlihat pada penyakit *untington adalah tipe demensia
subkortikal , yang ditandai oleh kelainan motorik yang lebih banyak dan kelainan
bicara yang lebih sedikit dibandingkan tipe demensia kortikal (Darmojo, #$%%!.
&atomekanisme
*untington gen mengkode H highly conserved protein *untington yang
didistribusi meluas di neuron dalam +@S, namun fungsinya tidak diketahui. 1iasanya
protein *untington terletak di dalam sitoplasma, dan diasosiasikan dengan
permukaan organelles seperti vesicles , synaptic vesicles , microtubules , dan
mitochondria (Bo"land, #$$:!.
8/17/2019 Macam-macam Demensia
16/22
ambar 3. 4ato'isiologi 5untington6s Disease (7owland, 2008).
*D disebabkan oleh mutasi gen *untington pada kromosom 6. 7erjadinya
repetisi + ( polyglutamine ! yang mengakibatkan transkripsi dan translasi mutant
protein strand yang dinamakan H misfolded mutant Htt , seterusnya menyebabkan
aggregasi di dalam sel (Bo"land, #$$:!.7erdapat beberapa teori atau usulan mekanisme yang menyebabkan disfungsi
neuronal dan kematian sel dari *untingtonJs Disease (Bo"land, #$$:!.
a! &engaktifan caspase ( ysteine 'spartate Specific proteases activation )
8/17/2019 Macam-macam Demensia
17/22
7ranslokasi mutant *tt di nukleus meregulasi e3presi caspase yaitu suatu tipe
gen sel yang meregulasi apoptosis sel. &ada penderita *D, caspase diakti'asi di
bagian otak, menyebabkan pembelahan proteolitik dari sel target, seterusnya
mengakibatkan disfungsi sel dan kematian sel neuron (gliosis! di basal ganglia
(nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus! (Bo"land, #$$:!.
b! =ksitoksisitas sel
gen eksitotoksik seperti asam kainat (pada percobaan he"an! dan 5-
nitroproprionic acid yang menyebabkan masuknya kalsium ke dalam sel yang
menyebabkan kerusakan mitokondria (gangguan metabolisme energi!,
mengakibatkan eksitoksisitas oleh neurotransmitter yaitu glutamat dan @MD
( N-methyl-D-aspartate !, seterusnya mengakibatkan apoptosis sel. erusakanmitokondria juga menyebabkan stres oksidatif pada sel-sel neuron (Bo"land,
#$$:!.
c! &enurunan inhibisi
poptosis sel-sel neuron di basal ganglia tersebut menyebabkan pengurangan
produksi inhibitor neurotransmitter, 1 ( gamma-aminobutyric acid !,
selanjutnya mengakibatkan penurunan inhibisi atau peningkatan akti'asi dari
talamus. kti'asi talamus yang meningkat menyebabkan pergerakan
hiperkinetik berlebihan dan tidak teratur, ataupun nama lainnya chorea
(Bo"land, #$$:!.
Secara genetika, *untingtonJs Disease adalah suatu gangguan trinucleotide
atau ekspansi kodon triplet berulang. =kspansi kodon triplet berulang ini tidak stabil
di dalam gametogenesis, frekuensi ulang ditransmisi ke generasi seterusnya, dapat
terjadi penurunan atau peningkatan ulang, tetapi biasanya peningkatan. &ada alel
intermediet, terjadi mutasi spontan yang meningkatkan kemungkinan mutasi
sehingga terjadinya *untingtonJs Disease. Ibu yang menderita *D menurunkan gen
mutan ke generasi seterusnya kurang lebih dengan jumlah ulangan yang sama,
namun apabila dari pihak ayah, jumlah ulangan lebih tinggi karena sperma D@
kurang stabil berbanding D@ sel lain. eturunan yang mendapat gen mutan dari
ayah seringkali menderita ju'enile *D (onset *D pada umur K #$ tahun!. 4ebih
tinggi frekuensi ulangan, lebih a"al onset gejala *D dan lebih tinggi kadar
degenerasi di basal ganglia (Bo"land, #$$:!.
8/17/2019 Macam-macam Demensia
18/22
&ada *D, onset usia sama bagi homo)igot dan hetero)igot. @amun pada
homo)igot, gejala klinis dan progresi'itas penyakit lebih cepat, dikatakan karena
pergandaan dari jumlah protein mutan dan sekumpulannya yang menyebabkan
apoptosis sel yang lebih banyak dan cepat. elainan genetik lain dengan
pengembangan gangguan trinucleotide atau ekspansi kodon triplet berulang adalah
(ragile ) Syndrome , *ennedy syndrome (kromosom L- linked spinal dan atrofi
muskulus bulbar!, distrofi miotonik, atrofi spinoserebral, dan atrofi dentatorubral-
pallidoluysian. &atogenesis yang sama bagi semua kelainan ini telah disetujui
sebagai usulan mekanisme, namun masih belum pasti adakah agregasi protein di
dalam sel neuron yang merupakan faktor toksik atau protektif. Sepertiga indi'idu
penderita *D mempunyai haplotype yang sama, justru menunjukkan masih dalam
keturunan yang sama. Dua pertiga indi'idual lain kemungkinan besar menderita *D
dari mutasi spontan. Diagnosis *D dapat ditegakkan secara pasti dari D@ atau tes
genetik, namun diingat bah"a konseling genetik harus dilakukan sebelum dan
sesudah tes D@ tersebut. Selain itu, diagnosis prenatal dan preklinik dapat
dilakukan sekiranya apabila ada indikasi seperti faktor risiko dari *D. (Bo"land,
#$$:!.
ejala tanda
ejala yang ditimbulkan sama seperti demensia subkortikal yaitu selain
didapatkan demensia juga gejala postur langkah gait seperti depresi. &ada MBI
didapatkan pelebaran 'ertikel melebihi proporsi dibanding atropi kortikol otak.
Demensia pada penyakit *untington ditandai oleh perlambatan psikomotor dan
kesulitan melakukan tugas yang kompleks, tetapi ingatan, bahasa, dan tilikan tetap
relatif utuh pada stadium a"al dan menengah dari penyakit. 7etapi, saat penyakit
berkembang, demensia menjadi lengkap dan ciri yang membedakan penyakit ini dari
demensia tipe l)heimer adalah tingginya insidensi depresi dan psikosis, disamping
gangguan pergerakan koreoatetoid yang klasik (Darmojo, #$%%!.
9. &indroma amnesti+ dan :pelupa benigna a+ibat penuaan;
&ada sindroma dua keadaan diatas, gejala utama adalah gangguan memori,
sedangkan pada demensia terdapat gangguan pada fungsi intelektual yang lain. 1ila
gangguan daya ingat bertambah progresif ditambah dengan gangguan intelektual
8/17/2019 Macam-macam Demensia
19/22
yang lain maka kemungkinan besar diagnosa demensia dapat ditegakkan (Darmojo,
#$%%!.
&atomekanisme
&elupa benigna akibat penuaan dan demensia amnestik terdapat gangguan memori
yang disebabkan A
a. Difisiensi tiamin A yang diakibatkan pemakaian alkohol yang berlebihan
b. 4esi pada struktur otot bagian temporal tengah A akibat trauma atau anoksia
c. Iskemia global translen (sepintas! A akibat insufisiensi cerebro'askular (Darmojo,
#$%%!.
ejala tanda
a. ejala utama adalah gangguan memori ( pada kedua keadaan diatas!
b. &ada demensia terdapat gangguan fungsi kortikel
c. &ada sindroma amnestik terdapat gangguan pada daya ingat hal yang baru terjadi
d. &elupa benigna akibat penuaan biasannya terlihat sebagai gangguan daya ingat
yang tidak progresif dan tidak menganggu akti'itas sehari-hari. 1iasanya dikenali
oleh keluarga, teman karena sering mengulang pernyataan yang sama atau lupa
dengan kejadian yang baru terjadi (Darmojo, #$%%!.
. "!B"7"% - % D$!$%& "
ambaran utama demensia adalah munculnya defisit kognitif multipleks, termasuk
gangguan memori, setidak-tidaknya satu di antara gangguan gangguan kognitif berikut
iniA afasia, apraksia, agnosia, atau gangguan dalam hal fungsi eksekutif. Defisit kognitif
harus sedemikian rupa sehingga mengganggu fungsi sosial atau okupasional (pergi ke
sekolah, bekerja, berbelanja, berpakaian, mandi, mengurus uang, dan kehidupan sehari-
hari lainnya! serta harus menggambarkan menurunnya fungsi luhur sebelumnya
(Sudoyo, #$$8!.
a. angguan memori
Dalam bentuk ketidakmampuannya untuk belajar tentang hal-hal baru, atau
lupa akan hal-hal yang baru saja dikenal, dikerjakan atau dipelajari. Sebagian
penderita demensia mengalami kedua jenis gangguan memori tadi. &enderita
seringkali kehilangan dompet dan kunci, lupa bah"a sedang meninggalkan bahan
masakan di kompor yang menyala, dan merasa asing terhadap tetangganya. &ada
demensia tahap lanjut, gangguan memori menjadi sedemikian berat sehingga
8/17/2019 Macam-macam Demensia
20/22
penderita lupa akan pekerjaan, sekolah, tanggal lahir, anggota keluarga, dan bahkan
terhadap namanya sendiri (Sudoyo, #$$8!.
b. angguan orientasi
arena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat, dan
"aktu. /rientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit
demensia. Sebagai contohnya, pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana
kembali ke ruangannya setelah pergi ke kamar mandi. 7etapi, tidak masalah
bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak menunjukkan gangguan pada tingkat
kesadaran (Sudoyo, #$$8!.
c. fasia
Dapat dalam bentuk kesulitan menyebut nama orang atau benda. &enderita
afasia berbicara secara samar-samar atau terkesan hampa, dengan ungkapan kata-
kata yang panjang, dan menggunakan istilah-istilah yang tak menentu misalnya
Hanu , Hitu , Hapa itu . 1ahasa lisan dan tertulis dapat pula terganggu. &ada tahap
lanjut, penderita dapat menjadi bisu atau mengalami gangguan pola bicara yang
dicirikan oleh ekolalia (menirukan apa yang dia dengar! atau palilalia yang berarti
mengulang suara atau kata terus-menerus (Sudoyo, #$$8!.
d. praksia
dalah ketidakmampuan untuk melakukan gerakan meskipun kemampuan
motorik, fungsi sensorik dan pengertian yang diperlukan tetap baik. &enderita dapat
mengalami kesulitan dalam menggunakan benda tertentu (menyisir rambut! atau
melakukan gerakan yang telah dikenali (melambaikan tangan!. praksia dapat
mengganggu keterampilan memasak, mengenakan pakaian, menggambar (Sudoyo,
#$$8!.
e. gnosia
dalah ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
maupun fungsi sensoriknya utuh. Sebagai contoh, penderita tak dapat mengenali
kursi, pena, meskipun 'isusnya baik. khirnya, penderita tak mengenal lagi anggota
keluarganya dan bahkan dirinya sendiri yang tampak pada cermin. Demikian pula,
"alaupun sensasi taktilnya utuh, penderita tak mampu mengenali benda yang
diletakkan di tangannya atau yang disentuhnya misalnya kunci atau uang logam
(Sudoyo, #$$8!.
f. angguan fungsi eksekutif
8/17/2019 Macam-macam Demensia
21/22
aitu merupakan gejala yang sering dijumpai pada demensia. angguan ini
mempunyai kaitan dengan gangguan di lobus frontalis atau jaras-jaras subkortikal
yang berhubungan dengan lobus frontalis. Fungsi eksekutif melibatkan kemampuan
berpikir abstrak, merencanakan, mengambil inisiatif, membuat urutan, memantau,
dan menghentikan kegiatan yang kompleks. angguan dalam berpikir abstrak dapat
muncul sebagai kesulitan dalam menguasai tugas
8/17/2019 Macam-macam Demensia
22/22
D F7 B &GS7
lagiakrishnan, ., Masaki, . (#$%$ pr #!. eMedicine from +ebMD$ ,ascular Dementia .
Darmojo, 1B dan Martono, *. #$%%. &uku ' ar Geriatri .disi / . akarta, 1alai &enerbit F
GI.
*ardy, ohn0 &arastoo Momeni0 1ryan . 7raynor ( pril #$$;!. Dementia 0(rontal temporal
dementia$ dissecting the aetiology and pathogenesis0 11rainA journal of
@eurology. #; 6 (6!A E5$NE5%.
umar , bbas , Fausto @, Mitchell B@. #$$9. 2obbins basic pathology1 3 thed .
&hiladelphiaA Saunders.
Bo"land, &4. #$$:. Merritts4s Neurology 55th .dition . @e" orkA 4ippincott ?illiams and?ilkins.. p. E$5-9
Silbernagl, S dan Florian 4. #$$9. 6eks dan 'tlas &er#arna Patofisiologi . akarta, = +.
Sudoyo, ru ? (editor!. #$$8. &uku ' ar 7lmu Penyakit Dalam "ilid 7 .disi , . akarta,
Interna &ublishing.
http://onesearch.library.utoronto.ca/?q=onesearch/search/Frontotemporalhttp://onesearch.library.utoronto.ca/?q=onesearch/search/Frontotemporalhttp://onesearch.library.utoronto.ca/?q=onesearch/search/Frontotemporalhttp://onesearch.library.utoronto.ca/?q=onesearch/search/Frontotemporal