Top Banner
BAB 9 BAB 9 STRES DAN KONFLIK STRES DAN KONFLIK PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam Mukzam
22

M10 stres dan konflik

Jul 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: M10 stres dan konflik

BAB 9BAB 9STRES DAN KONFLIKSTRES DAN KONFLIK

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 2: M10 stres dan konflik

TIKTIK Mendefnisikan pengertian stresMendefnisikan pengertian stres Mengidentifikasikan penyebab dan akibat stressMengidentifikasikan penyebab dan akibat stress Mendefinisikan pengertian konflikMendefinisikan pengertian konflik Menjelaskan berbagai pandangan terhadap konflikMenjelaskan berbagai pandangan terhadap konflik Menjelaskan sumber-sumber dan akibat konflkMenjelaskan sumber-sumber dan akibat konflk Menyajikan strategi untuk mengelola stres dan keahlian Menyajikan strategi untuk mengelola stres dan keahlian

negosiasi untuk resolusi konfliknegosiasi untuk resolusi konflik Menganalilis hubungan stres dan konflik terhadp Menganalilis hubungan stres dan konflik terhadp

prestasi kerjaprestasi kerja

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 3: M10 stres dan konflik

Definisi StresDefinisi Stres

Luthans (2006:441) stres adalah respon adaptif terhadap situasi Luthans (2006:441) stres adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.atau perilaku pada anggota organisasi.

Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.sehat. Stres bukan hanya masalah kecemasanStres bukan hanya masalah kecemasan . . Kecemasan terjadi Kecemasan terjadi

dalam lingkup emosional dan psikologis, sementara stres terjadi dalam dalam lingkup emosional dan psikologis, sementara stres terjadi dalam lingkup emosional, psikologis, dan juga fisik. lingkup emosional, psikologis, dan juga fisik.

Stres bukan hanya ketegangan saraf. Stres bukan hanya ketegangan saraf. Ketegangan saraf Ketegangan saraf mungkin dihasilkan oleh stres, tetapi keduanya tidak sama. mungkin dihasilkan oleh stres, tetapi keduanya tidak sama.

Stres tidak selalu burukStres tidak selalu buruk , walaupun biasanya dibahas dalam , walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan peluang saat menawarkan potensipotensi hasil. hasil.PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi

MukzamMukzam

Page 4: M10 stres dan konflik

Stres KerjaStres Kerja Stres kerja merupakan stres yang bersumber dari ling-stres yang bersumber dari ling-

kungan kerja.kungan kerja. StressorStressor kerja sering dikaitkan dengan kerja sering dikaitkan dengan tuntutan dan sumber daya.tuntutan dan sumber daya.1.1. Tuntutan merupakan tanggung jawab, tekanan, kewajban, dan Tuntutan merupakan tanggung jawab, tekanan, kewajban, dan

ketidak pastian yang dihadapi individu di tempat kerja. ketidak pastian yang dihadapi individu di tempat kerja. 2. Sumber daya adalah hal-hal yang ada dalam kontrol individu

yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan. Respon terhadap stres kerja dapat berupa stress positif

eustres) maupun negartif (distres).1.1. EustressEustress , yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat , yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat

sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). 2.2. DistressDistress , , yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat

tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 5: M10 stres dan konflik

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 6: M10 stres dan konflik

Penyebab StresPenyebab Stres Luthans (2006:442) Luthans (2006:442)

Anteseden stres, Anteseden stres, atau disebut stresor atau disebut stresor yang mempengaruhi yang mempengaruhi kar-yawan kar-yawan dirangkum pada dirangkum pada gambar 9.1. gambar 9.1.

Penyebabnya Penyebabnya berasal dari luar dan berasal dari luar dan dalam organisasi, dalam organisasi, dari kelompok yang dari kelompok yang dipengaruhi dipengaruhi karyawan, dan dari karyawan, dan dari karyawan itu sendiri. karyawan itu sendiri.

StresKerja

StresorIndividual

Stresor Kelompok

Stresor Organisasi

Stresor ekstraorganisasi

Gambar 9.1. Kategori Stresor yang Mempengaruhi Stres Kerja

Sumber: Luthans , 2008, Peri laku Organisasi. h. 442Sumber: Luthans , 2008, Peri laku Organisasi. h. 442PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi

MukzamMukzam

Page 7: M10 stres dan konflik

1. Stresor Ekstra Organisasi1. Stresor Ekstra Organisasi

Stresor di luar organisasi berhubungan dengan efek dan Stresor di luar organisasi berhubungan dengan efek dan perasaan negatif pada pekerjaan. Stresor tersebut mencakup:perasaan negatif pada pekerjaan. Stresor tersebut mencakup:

– Perubahan sosial /teknologi mempunyai efek yang besar pada Perubahan sosial /teknologi mempunyai efek yang besar pada gaya hidup yang terbawa pada pekerjaan.gaya hidup yang terbawa pada pekerjaan.

– Kondisi Keluarga, seperti; hubungan yang buruk, sakitnya Kondisi Keluarga, seperti; hubungan yang buruk, sakitnya anggota keluarga, pertengkaran, krisis keluarga.anggota keluarga, pertengkaran, krisis keluarga.

– Pindah tempat (relokasi) sekeluarga karena promosi, dapat Pindah tempat (relokasi) sekeluarga karena promosi, dapat menyebabkan stres. menyebabkan stres.

– Perubahan hidup , seperti menjadi lebih tua, kehilangan Perubahan hidup , seperti menjadi lebih tua, kehilangan pasangan karena kematian atau perceraian. pasangan karena kematian atau perceraian.

– Variabel sosiologis spt; ras, jenis kelamin, kelas sosial Variabel sosiologis spt; ras, jenis kelamin, kelas sosial

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 8: M10 stres dan konflik

2. Stresor Organisasi2. Stresor Organisasi

Stresor organisasi yang potensial mencakup:Stresor organisasi yang potensial mencakup: Kebijakan dan Strategi OrganisasiKebijakan dan Strategi Organisasi

Contoh; penyusutan karyawan, tekanan kompetitif, Contoh; penyusutan karyawan, tekanan kompetitif, rotasi shift kerja, aturan birokrasi, teknologi canggihrotasi shift kerja, aturan birokrasi, teknologi canggih

Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain OrganisasiContoh: sentralisasi dan formalisasi, konflik lini-staf, Contoh: sentralisasi dan formalisasi, konflik lini-staf, ambiguitas peran, tidak ada kesempatan majuambiguitas peran, tidak ada kesempatan maju

Proses OrganisasiProses OrganisasiContoh: pengawasan yang ketat, komunikasi satu arah, Contoh: pengawasan yang ketat, komunikasi satu arah, sedikit umpan balik , kurangnya partisipasi sedikit umpan balik , kurangnya partisipasi

Kondisi KerjaKondisi KerjaContoh: area kerja bising, panas, dingin, bau , tidak Contoh: area kerja bising, panas, dingin, bau , tidak aman, tidak sehat, penerangan kurang, radiasi.aman, tidak sehat, penerangan kurang, radiasi.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 9: M10 stres dan konflik

3. Stresor Kelompok3. Stresor KelompokStresor kelompok dikategorikan menjadi dua area;Stresor kelompok dikategorikan menjadi dua area;1.1. Kurangnya kohesivitas atau kebersamaan kelompokKurangnya kohesivitas atau kebersamaan kelompok

Kohesivitas merupakan hal penting bagi karyawan. Jika Kohesivitas merupakan hal penting bagi karyawan. Jika karyawan tidak mengalami kesempatan kebersamaan karyawan tidak mengalami kesempatan kebersamaan karena desain kerja, karena penyelia melarang atau karena desain kerja, karena penyelia melarang atau membatasinya, atau karena dijauhi oleh karyawan lain membatasinya, atau karena dijauhi oleh karyawan lain akan menyebabkan stresakan menyebabkan stres

1.1. Kurangnya dukungan sosial. Kurangnya dukungan sosial. Jika dukungan sosial kurang pada individu, maka situasi Jika dukungan sosial kurang pada individu, maka situasi ini akan membuat stres.ini akan membuat stres.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 10: M10 stres dan konflik

Stresor IndividuStresor Individu Pada level individu, dimensi situasi dan disposisi individu Pada level individu, dimensi situasi dan disposisi individu

dapat mempengaruhi stres.dapat mempengaruhi stres.• Ciri kepribadian, seperti otoritarisme, regiditas, spontani-Ciri kepribadian, seperti otoritarisme, regiditas, spontani-

tas, toleransi pada ambiguitas.tas, toleransi pada ambiguitas.• Persepsi kontrol personal, seperti perasaan orang Persepsi kontrol personal, seperti perasaan orang

mengenai kemampuan mengontrol situasimengenai kemampuan mengontrol situasi• Ketidakberdayaan yang dipelajari, orang yang menyerah Ketidakberdayaan yang dipelajari, orang yang menyerah

pada situasi walaupun sebenarnya ia dapat melawannya. pada situasi walaupun sebenarnya ia dapat melawannya.

• Daya tahan psikologis, daya tahan terhadap provokasi, Daya tahan psikologis, daya tahan terhadap provokasi, tekanan, orang yang tidak mempunyai daya tahan akan tekanan, orang yang tidak mempunyai daya tahan akan mengalami stres.mengalami stres.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 11: M10 stres dan konflik

Konsekuensi dari stresKonsekuensi dari stresGibson et.al. 1(1996:363) mengidentifikasi lima kategori efek Gibson et.al. 1(1996:363) mengidentifikasi lima kategori efek dari stresdari stres1.1.Subyektif- kekhawatiran/ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, Subyektif- kekhawatiran/ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi, gugup, kesepiankeletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi, gugup, kesepian2.2.Perilaku-mudah celaka, kecanduan alkohol, penyalah gunaan obat, Perilaku-mudah celaka, kecanduan alkohol, penyalah gunaan obat, makan dan merokok secara berlebihan, perilaku impulsif.makan dan merokok secara berlebihan, perilaku impulsif.3.3.Kognitif-ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, Kognitif-ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif thd kritik, hambatan daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif thd kritik, hambatan mental.mental.4.4.Fisiologis-kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan Fisiologis-kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas dan dingin.panas dan dingin.5.5.Organisasi-angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing dari Organisasi-angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing dari mitra kerja, ketidakpuasan kerja, komuitmen dan loyalitas berkurangmitra kerja, ketidakpuasan kerja, komuitmen dan loyalitas berkurang

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 12: M10 stres dan konflik

Strategi Mengatasi StresStrategi Mengatasi StresRobbin & Judge (2008:2-178),Robbin & Judge (2008:2-178), Luthans (2006:460) Luthans (2006:460) terdapat dua stategi dalam mengatasi stres.terdapat dua stategi dalam mengatasi stres.1.1.Strategi individual meliputi penerapan teknik manajemen Strategi individual meliputi penerapan teknik manajemen waktu, olah raga, pelatihan relaksasi, dan perluasan waktu, olah raga, pelatihan relaksasi, dan perluasan jaringan sosial (juga rekreasi dan pandai bersyukur-pen.)jaringan sosial (juga rekreasi dan pandai bersyukur-pen.)2.2.Strategi organisasional, meliputi seleksi & penempatan Strategi organisasional, meliputi seleksi & penempatan personel, pelatihan, penetapan tujuan yg realistis, desain personel, pelatihan, penetapan tujuan yg realistis, desain ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, per-ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, per-baikan komunikasi, penawaran cuti panjang, dan penye-baikan komunikasi, penawaran cuti panjang, dan penye-lenggaraan program kesejahteraan karyawan.lenggaraan program kesejahteraan karyawan.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 13: M10 stres dan konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yg berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan mengalahkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Robbins dan Judge (2-2008:173) konflik sebagai suatu Robbins dan Judge (2-2008:173) konflik sebagai suatu proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain akan atau telah mempengaruhi bahwa pihak lain akan atau telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yg menjadi kepedulian atau secara negatif, sesuatu yg menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama.kepentingan pihak pertama.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi PPO-Stres dan Konflik M. Judi MukzamMukzam

Page 14: M10 stres dan konflik

PANDANGAN TERHADAP PANDANGAN TERHADAP KONFLIKKONFLIK

Robbins dan Judge (2008:2/274)menyatakan bahwa telah berkembang Robbins dan Judge (2008:2/274)menyatakan bahwa telah berkembang tiga aliran pemikiran tentang konflik yaitu;tiga aliran pemikiran tentang konflik yaitu;1.1.Pandangan TradisionalPandangan Tradisional

Menganggap bahwa konflik itu buruk dan merugikan, karena Menganggap bahwa konflik itu buruk dan merugikan, karena itu konflik harus dihindari. Konflik menunjukkan adanya itu konflik harus dihindari. Konflik menunjukkan adanya sesuatu yang tidak berfungsi dalam kelompok.sesuatu yang tidak berfungsi dalam kelompok.

1.1.Pandangan Hubungan ManusiaPandangan Hubungan ManusiaMenganggap bahwa konflik itu wajar terjadi dalam setiap Menganggap bahwa konflik itu wajar terjadi dalam setiap hubungan manusia, karena itu konflik tidak dapat dihindarkan hubungan manusia, karena itu konflik tidak dapat dihindarkan dalam organisasi manapun.dalam organisasi manapun.

1.1.Pandangan InteraksionisPandangan Interaksionis Menganggap bahwa konflik memiliki kekuatan positif dalam Menganggap bahwa konflik memiliki kekuatan positif dalam suatu kelompok kerja dan mutlak diperlukan untuk mencapai suatu kelompok kerja dan mutlak diperlukan untuk mencapai kinerja yang efektif.Ketiadaan konflik cenderung tidak tanggap kinerja yang efektif.Ketiadaan konflik cenderung tidak tanggap terhadap perubahan dan inovasiterhadap perubahan dan inovasi

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 15: M10 stres dan konflik

Konflik Fungsional dan Disfungsional Konflik Fungsional dan Disfungsional

Menurut pandangan interaksionis konflik memang perlu, tetapi ada Menurut pandangan interaksionis konflik memang perlu, tetapi ada konflik yang fungsional, dan ada pula yang disfungsional.konflik yang fungsional, dan ada pula yang disfungsional.1.1. Konflik fungsional, konflik yg mendukung pencapaian tujuan kelompok dan Konflik fungsional, konflik yg mendukung pencapaian tujuan kelompok dan

memperbaiki kinerjanya.memperbaiki kinerjanya.

2.2. Konflik disfungsional, konflik yang menghambat kinerja kelompok.Konflik disfungsional, konflik yang menghambat kinerja kelompok.

Secara spesifik ada tiga jenis konflik yaitu:Secara spesifik ada tiga jenis konflik yaitu:1.1. Konflik tugas, berhubungan dengan muatan dan tujuan pekerjaanKonflik tugas, berhubungan dengan muatan dan tujuan pekerjaan

2.2. Konflik hubungan, berfokus pada hubungan antar personalKonflik hubungan, berfokus pada hubungan antar personal

3.3. Konflik proses, konflik tentang bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakanKonflik proses, konflik tentang bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan

Konflik hubungan hampir selalu bersifat disfungsionalKonflik hubungan hampir selalu bersifat disfungsional , sedang , sedang untuk konflik tugas dan konflik proses pada tingkat rendah sampai untuk konflik tugas dan konflik proses pada tingkat rendah sampai sedang bisa menjadi konflik fungsional.(Robbins & Judge, sedang bisa menjadi konflik fungsional.(Robbins & Judge, 2008:175) 2008:175)

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 16: M10 stres dan konflik

Proses Konflik Proses Konflik

Tahap IPotensi pertentangan/ketidakselarasan

Tahap IIKognisi dan

Personalisasi

Tahap IIIMaksud

Tahap IVPerilaku

Tahap VAkibat

Kondisi Pendahulu•Komunikasi•Struktur•Variabel Pribadi

Konflikyg dipersepsi

Konflikyg dirasakan

Maksud Penanganan Konflik:•Bersaing•Kerjasama•Berkompromi•Menghindari•Menampung

Konflik Terbuka-Perilaku satu Pihak-Reaksi pihak lain

Kinerja KelompokMeningkat

KinerjaKelompokMenurun

Sumber: Robbin & Judge, 2008, h. 176Sumber: Robbin & Judge, 2008, h. 176

Gambar 9.2. Proses Konflik

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 17: M10 stres dan konflik

Tahap 1 Tahap 1 Potensi Pertentangan atau KetidakselarasanPotensi Pertentangan atau Ketidakselarasan

Proses konflik diawali dengan munculnya Proses konflik diawali dengan munculnya kondisi penyebab konflik, yang meliputi kondisi penyebab konflik, yang meliputi komunikasi, struktur dan variabel pribadi.komunikasi, struktur dan variabel pribadi. Komunikasi. Intensitas komunikasi, pemilihan Komunikasi. Intensitas komunikasi, pemilihan

saluran komunikasi, dan distorsi komunikasi saluran komunikasi, dan distorsi komunikasi membuka pe-luang munculnya konflik.membuka pe-luang munculnya konflik.

Struktur. Sumber konflik karena perbedaan tujuan, Struktur. Sumber konflik karena perbedaan tujuan, saling ketergantungan tugas, persaingan sumberdaya,saling ketergantungan tugas, persaingan sumberdaya,

Variabel pribadi. Perbedaan personal seperti emosi, Variabel pribadi. Perbedaan personal seperti emosi, kepribadian, nilai-nilai.kepribadian, nilai-nilai.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 18: M10 stres dan konflik

Tahap IITahap IIKognisi dan PersonalisasiKognisi dan Personalisasi

Konflik yang Dipersepikan. Konflik yang Dipersepikan. Dalam tahap ini salah satu pihak Dalam tahap ini salah satu pihak mulai menyadari adanya kondisi-kondisi yg berpotensi menimbul-mulai menyadari adanya kondisi-kondisi yg berpotensi menimbul-kan perbedaan/ ketidaksesuaian. kan perbedaan/ ketidaksesuaian.

Konflik yang DirasakanKonflik yang Dirasakan. Menjadi tingkat konflik yg dirasakan, . Menjadi tingkat konflik yg dirasakan, manakala orang mulai terlibat secara emosional, para pihak manakala orang mulai terlibat secara emosional, para pihak tersebut merasakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa tersebut merasakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bermusuhan.bermusuhan.

Dalam tahap II ini, isu-isu konflik didefinisikan, para pihak Dalam tahap II ini, isu-isu konflik didefinisikan, para pihak memutuskan konflik tentang apa. memutuskan konflik tentang apa.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 19: M10 stres dan konflik

Tahap IIITahap IIIMaksudMaksud

Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara terentu.Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara terentu.

Bersaing

KooperatIf Sikap Kooperatf

Kompromi

Bekerja sama

Akomodatif Menghindar

Tidak KooperatIf

Sik

ap T

egas

Tid

ak T

egas

T

egas

Gambar 9.3 Dimensi–dimensi Maksud Penanganan KonflikGambar 9.3 Dimensi–dimensi Maksud Penanganan Konflik

Sumber: Robbin & Judge, Perilaku Organisasi, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, Sumber: Robbin & Judge, Perilaku Organisasi, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2008, h. 1812008, h. 181

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 20: M10 stres dan konflik

Tahap IV Perilaku Tahap IV Perilaku Tahap Perilaku meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi para pihak Tahap Perilaku meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi para pihak

yang berkonflik yang merupakan upaya kasat mata utk mengo-yang berkonflik yang merupakan upaya kasat mata utk mengo-perasikan maksud dari masing-masing pihak. Tampilan 9.6 me-perasikan maksud dari masing-masing pihak. Tampilan 9.6 me-nampilkan sebuah cara memvisualisasikan perilaku politik.nampilkan sebuah cara memvisualisasikan perilaku politik.

Gambar 9.6. Kontinum intensitas konflik.Gambar 9.6. Kontinum intensitas konflik.

• Upaya terang-terangan menghancurkan pihak lainUpaya terang-terangan menghancurkan pihak lain• Serangan fisik secara agresifSerangan fisik secara agresif• Ancaman dan ultimatumAncaman dan ultimatum• serangan verbal secara kasarserangan verbal secara kasar• Terang-terangan mempertanyakan/menentang Terang-terangan mempertanyakan/menentang

orang lainorang lain• Ketidakisepakatan atau kesalahpahaman kecil.Ketidakisepakatan atau kesalahpahaman kecil.

Konflik Konflik destruktif.destruktif.

Tidak ada Tidak ada Konflik.Konflik.

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 21: M10 stres dan konflik

TINGKATKONFLIK

KONSEKUENSI KONFLIK

SIFATKONFLIK

KinerjaUnit

Gambar 9.7. Akibat atau Konsekuensi konflik.Gambar 9.7. Akibat atau Konsekuensi konflik.

Tahap VTahap VAkibat Akibat

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam

Page 22: M10 stres dan konflik

PPO-Stres dan Konflik M. Judi Mukzam