LP ASKEP POST DATE LP ASKEP POST DATE PENGERTIAN KEHAMILAN · Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). · Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). · Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009). B. Etiologi Tidak timbulnya his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta dan kerentanan akan stres. Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim. 1. C. Permasalahan Kehamilan Lewat Waktu Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO 2 /O 2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : 1. Pertumbuhan janin makin lambat 2. terjadi perubahan metabolisme janin 3. Air ketuban berkurang dan makin kental 4. Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan persalinan 5. Berkurangnya nutrisi dan O 2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat dapat meninggal di rahim. 6. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia. (Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, 1998)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LP ASKEP POST DATELP ASKEP POST DATE
PENGERTIAN KEHAMILAN· Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung darihari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006).
· Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterimulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan(Manuaba, 2008).
· Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri olehlahirnya sang bayi (Monika, 2009).
B. EtiologiTidak timbulnya his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi
plasenta dan kerentanan akan stres. Menjelang persalinan terdapatpenurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptorterhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadaprangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahimtidak sensitif terhadap rangsangan karena ketegangan psikologis ataukelainan pada rahim.
1. C. Permasalahan Kehamilan Lewat WaktuPermasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan :
1. Pertumbuhan janin makin lambat2. terjadi perubahan metabolisme janin3. Air ketuban berkurang dan makin kental4. Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan
persalinan5. Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan
setiap saat dapat meninggal di rahim.6. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, 1998)
1. D. Tanda Bayi Post Matur2. Tanda postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono
Prawirohardjo) :1. Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulitkering, rapuh dan mudah mengelupas.
1. Stadium IIGejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
1. Stadium IIITerdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
1. Tanda bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)1. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang4. Verniks kaseosa di bidan kurang5. Kuku-kuku panjang6. Rambut kepala agak tebal7. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
E. Pengaruh Terhadap ibu dan Janin Terhadap ibuØPersalinan post matur dapat menyebabkan distosia karena :a. Aksi uterus tidak terkoordinir.b. Janin besar.c. Moulding kepala besarMaka akan sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri,distosia bahu dan perdarahan post partum. Terhadap janinØJumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 42 minggu 3x lebih bear dari kehamilan 40 minggu, karena post maturitas pada janin bervariasi,berat badan janin bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
D. Pemeriksaan Penunjanga. USG untuk menilai usia kehamilan, digohidramnion dan derajat
maturitas plasenta.b. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes
tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes tekananoksitosin).
c. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kanopiknotik > 20%.
E. PenatalaksanaanBila keadaan bayi baik :
a. Tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilaigerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari kemudian. Bisa hasilpositif segera lakukan SC.
b. Induksi persalinan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI8.1 Pada bayi :
8.1.1 Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan asfiksiaberat/ringan, pernafasan tidak teratur, pernafasan cuping hidung, cyanosis, ada lendir pada hidung dan mulut.
8.1.1.1 NOC :Kebutuhan O2 bayi terpenuhiKriteria:
8.1.1.1.1 Pernafasan normal 40-60 kali permenit.8.1.1.1.2 Pernafasan teratur.8.1.1.1.3 Tidak cyanosis.8.1.1.1.4 Wajah dan seluruh tubuh8.1.1.1.5 Berwarna kemerahan (pink variable).8.1.1.1.6 Gas darah normal (PH = 7,35 – 7,4, PCO2 = 35 mm Hg, PO2 = 50
– 90 mmHg)8.1.1.2 NIC
8.1.1.2.1 Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data, kepala lurus,dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atauselimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm 1.
8.1.1.2.2 Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.8.1.1.2.3 Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam8.1.1.2.4 Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan
pemeriksaan kadar gas darah arteri.
8.1.2 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungandengan Keadaan umum lemah, reflek menghisap lemah, masih terdapatretensi pada sonde.
8.1.2.1 NOCKebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria
8.1.2.1.1 Bayi dapat minum pespeen / personde dengan baik.8.1.2.1.2 Berat badan tidak turun lebih dari 10%.8.1.2.1.3 Retensi tidak ada.
8.1.2.2 NIC8.1.2.2.1 Lakukan observasi BAB dan BAK jumlah dan frekuensi serta
konsistensi.8.1.2.2.2 Monitor turgor dan mukosa mulut.8.1.2.2.3 Monitor intake dan out put.8.1.2.2.4 Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.8.1.2.2.5 Lakukan control berat badan setiap hari.
8.1.3 Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan suhu tubuh diatasnormal, tali pusat layu, ada tanda-tanda infeksi, abnormal kadarleukosit, kulit kuning, riwayat persalinan dengan ketuban mekonical.
8.1.3.1 NOCSelama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi)Kriteria :
8.1.3.1.1 Tidak ada tanda-tanda infeksi.8.1.3.1.2 Tidak ada gangguan fungsi tubuh.
8.1.3.2 NIC8.1.3.2.1 Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan
keperawatan.8.1.3.2.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.8.1.3.2.3 Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar
bayi).8.1.3.2.4 Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye 28.1.3.2.5 Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi.8.1.3.2.6 Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala cardinal.8.1.3.2.7 Hindarkan bayi kontak dengan sakit.8.1.3.2.8 Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian antibiotik.8.1.3.2.9 Siapkan pemeriksaan laboratorat sesuai advis dokter yaitu
pemeriksaan DL, CRP.
8.1.4 Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi berhubungandengan Bayi dirawat di dalam inkubator di ruang intensif, belum adakontak antara ibu dan bayi.
8.1.4.1 NOCTerjadinya hubungan batin antara bayi dan ibuKriteria:
8.1.4.1.1 Ibu dapat segera menggendong dan meneteki bayi.8.1.4.1.2 Bayi segera pulang dan ibu dapat merawat bayinya sendiri.
8.1.4.2 NIC8.1.4.2.1 Jelaskan para ibu / keluarga tentang keadaan bayinya sekarang.8.1.4.2.2 Bantu orang tua / ibu mengungkapkan perasaannya.8.1.4.2.3 Orientasi ibu pada lingkungan rumah sakit.8.1.4.2.4 Tunjukkan bayi pada saat ibu berkunjung (batasi oleh kaca
pembatas).8.1.4.2.5 Lakukan rawat gabung jika keadaan ibu dan bayi jika keadaan
bayi memungkinkan.8.2 Pada ibu :
8.2.1 Ansietas berhubungan dengan partus macet.8.2.1.1 NOC
berkurangnya rasa cemas dan mampu mempertahankan koping yang positifKriteria :
8.2.1.1.1 Klien merasa tenang dan optimis dengan persalinannya.8.2.1.1.2 Klien dapat menggunakan teknik relaksasi distraksi atau napas
dalam dengan efektif.8.2.1.1.3 Menggungkapkan pemahaman situasi individu dan kemungkinan
hasil akhir.8.2.1.1.4 Klien tampak rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal TD :
120/80 mmHg, RR : 18-24 x/menit, Nadi: 80-100 x/menit8.2.1.2 NIC
8.2.1.2.1 Jelaskan prosedur intervensi keperawatan dan tindakan.Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan dengan klien kemungkinanefek samping dan hasil, pertahankan sikap optimis.
8.2.1.2.2 Orientasikan klien dengan pasangan pada lingkungan persalinan.8.2.1.2.3 Anjurkan tehnik relaksasi seperti teknik distraksi atau napas
dalam8.2.1.2.4 Anjurkan penggungkapan rasa takut atau masalah.
8.2.2 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jalan lahir kontakterlalu lama dengan ekstrauteri.8.2.2.1 NOC
bebas dari tanda-tanda infeksiKriteria :
8.2.2.1.1 Suhu tubuh normal 36,5-370C.8.2.2.1.2 Kontaminasi dapat diminimalkan.8.2.2.1.3 Cairan amniotic jernih, hampir tidak berwarna dan berbau.8.2.2.1.4 Pada pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit dalam batas normal
yaitu 5000-10000 mm3.8.2.2.2 NIC8.2.2.2.1 Pantau tanda-tanda vital.
8.2.2.2.2 Tekankan pentingnya cuci tangan yang baik dan tepat.8.2.2.2.3 Gunakan teknik aseptik selama melakukan pemeriksaan vagina (VT).8.2.2.2.4 Pantau tanda-tanda vital dan nilai leukosit.8.2.2.2.5 Pantau dan gambarkan karakteristik dari cairan amniotic.
Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGCVarney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1.Jakarta.EGCCunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri William ed.21. Jakarta: EGC Referensi lainnya :http://haekalzainalhasan.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-bayi-dengan-post.htmlhttp://www.agung-skep-ns.co.cc/2010/03/askep-pre-post-matur-kehamilan.html
LAPORAN PENDAHULUANKEHAMILAN LEWAT WAKTU ( POSTDATE )
A. Konsep Dasar1. Definisi
Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengantinggi fundus uteri serial ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi III.2008)
Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut Naegele dengan siklus rata – rata 28 hari ( Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.2008)
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42 minggu belum terjadi persalinan (Bagus Gde Manuaba.2008)
Kehamilan Post Matur adalah kehamilan yang berlangsung lebihlama dari 42 minggu dihitung berdasarkan rumus Naegle dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri.1998).
2. EtiologiSeperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai
saat ini sebab terjadinya kehamilan post term belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:
a. Pengaruh Progesteronb. Teori Oksitosinc. Teori Kortisol/ ACTH janind. Saraf Uteruse. Heriditer
(Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,2008)f. Kurangnya air ketubang. Insufisiensi plasenta.
( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi III, 2008)
3. PatofisiologiFungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu
dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal inidapat dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen.Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadiangawat janin dengan resiko 3 kali. Permasalahan kehamilan lewatwaktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi danpertukaran CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakannutrisi dan O2 menurun menuju janin di samping adanyaspasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko asfiksia sampaikematian dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah menujusirkulasi plasenta dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makinlambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janinbertambah besar sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan,terjadi perubahan metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurangdan makin kental menyebabkan perubahan abnormal jantung janin,(Wiknjosastro, H. 2009, Manuaba, G.B.I,2011 & Mochtar R, 2009).
4. Manifestasi Klinisa. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan
janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali per30 menit.
b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagimenjadi :
1) Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadimaserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2) Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium(kehijauan) di kulit.
3) Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuninganpada kuku, kulit dan tali pusat.
5. Pemeriksaan Penunjanga. USG untuk menilai usia kehamilan, oligihidraminon, derajat
maturitas plasenta.b. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
c. Penilaian warna ait ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi(tes tanpa tekanantes tanpa tekanandinilai apakah reaktif atautidak dengan tes tekanan oksitosin
d. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20 %( Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I )
6. Penatalaksanaana. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah
monitoring janin sebaik-baiknya.b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta,
persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketatc. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,
kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atautanpa amniotomi.
d. Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalamrahim, terdapat hipertensi, pre-eklampsia, kehamilan ini adalahanak pertama karena infertilitas, pada kehamilan > 40-42 minggu.Maka ibu dirawat di rumah sakit
e. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang2) Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi
gawat janin, atau3) Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-
B. Konsep Asuhan Keperawatan1. Pengkajiana. Anmnesis : Kaji siklus haid dan hpht. Adanya distensi abdomen. Denyut jantung janin tidak terdengar dengan jelas. Kaji berat badan ibu dan lingkar perut. Jumlah air ketuban. Ibu cemas.b. Obyektif. Kemampuan ibu untuk melahirkan.
Pada pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalammalposisi
Dilatasi serviks kurang dari 1,2cm/jam. Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi
multiple, janin besar. 2. Diagnosa Keperawatan1) Resiko tinggi cedera pada janin b.d distress janin2) Ansietas b.d ancaman pada status kesehatan3) Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif4) Resiko tinggi infeksi b.d jalan lahir kontak terlalu lama
dengan ekstrauteri.
3. Intervensi KeperawatanDx. 1Resiko tinggi cedera pada janin b.d distress janin
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klienmampumempertahankan kehamilan sampai janin benar-benar viableuntuk hidupkriteria hasil: Tidak ada cedera yang terjadi pada pasien.Intervensi :
kekuatan , regularitas, dan frekuensi.3. Kaji kondisi ibu dan adanya kontraksi uterus atau tanda-tanda
lain dari ancaman kelahiran4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat.
Dx. 2Ansietas b.d ancaman pada status kesehatanTujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klientidak cemasKriteria hasil :
Cemas berkurang Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :1. Kaji keadaan umum klien.2. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya3. Berikan informasi tentang penyakit klien.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesaria
A. Konsep Dasar Penyakit1. Pengertiana. Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005)
b. Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin denganmembuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atauvagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janindari dalam rahim. (Mochtar, 1998)
2. EtiologiIndikasi SC :Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah :
a. Prolog labour sampai neglected labour.b. Ruptura uteri imminenc. Fetal distressd. Janin besar melebihi 4000 gre. Perdarahan antepartum
(Manuaba, I.B, 2001)
Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinandengan sectio adalah :
a. Malpersentasi janin1. Letak lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalahjalan /cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segalaletak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semuaprimigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectiocaesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. Multiparadengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2. Letak belakangSectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakangbila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga.
b. Plasenta previa sentralis dan lateralisc. Presentasi lengkap bila reposisi tidak berhasil.d. Gemeli menurut Eastman, sectio cesarea dianjurkan bila janinpertama letak lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interior(looking of the twins), distosia karena tumor, gawat janin dansebagainya.
e. Partus lamaf. Partus tidak majug. Pre-eklamsia dan hipertensih. Distosia serviks
3. Tujuan Sectio Caesarea Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untukmempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekanserviks dan segmen bawah rahim. Sectio caesarea dilakukan padaplasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya jikaperdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi padaplasenta previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentinganibu, sehingga sectio caesarea dilakukan pada placenta previawalaupun anak sudah mati.
4. Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC)a. Abdomen (SC Abdominalis)1) Sectio Caesarea Transperitonealis• Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi
memanjang pada corpus uteri.• Sectio caesarea profunda : dengan insisi pada segmen bawah
uterus.2) Sectio caesarea ekstraperitonealis
Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dandengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
b. Vagina (sectio caesarea vaginalis)Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila :
1) Sayatan memanjang (longitudinal)2) Sayatan melintang (tranversal)3) Sayatan huruf T (T Insisian)c. Sectio Caesarea Klasik (korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uterikira-kira 10cm.Kelebihan :
1) Mengeluarkan janin lebih memanjang2) Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik3) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :1) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak
ada reperitonial yang baik.2) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture
uteri spontan.Ruptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering terjadidibandingkan dengan luka SC profunda. Ruptur uteri karena lukabekas SC klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan,sedangkan pada luka bekas SC profunda biasanya baru terjadi dalampersalinan.Untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dianjurkan supaya ibu yang telah mengalami SC jangan terlalu lekas hamil lagi.Sekurang -kurangnya dapat istirahat selama 2 tahun. Rasionalnyaadalah memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik. Untuktujuan ini maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.
d. Sectio Caesarea (Ismika Profunda)Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmenbawah rahim kira-kira 10cmKelebihan :
1) Penjahitan luka lebih mudah2) Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik3) Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
menahan isi uterus ke rongga perineum4) Perdarahan kurang5) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri
spontan lebih kecilKekurangan :1) Luka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga
dapat menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkanperdarahan yang banyak.
2) Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.
5. Komplikasia. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selamabeberapa hari dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat,misalnya peritonitis, sepsis dan lain-lain. Infeksi post operasiterjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala - gejalainfeksi intrapartum atau ada faktor - faktor yang merupakanpredisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelahketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya infeksi dapatdiperkecil dengan pemberian antibiotika, tetapi tidak dapatdihilangkan sama sekali, terutama SC klasik dalam hal ini lebihberbahaya daripada SC transperitonealis profunda.
b. PerdarahanPerdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabangarteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri
c. Komplikasi - komplikasi lain seperti :1) Luka kandung kemih2) Embolisme paru - paru
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurangkuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilanberikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebihbanyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
6. Prognosis1) Dengan kemajuan teknik pembedahan, adanya antibiotika dan
persediaan darah yang cukup, pelaksanaan sectio ceesarea sekarangjauh lebih aman dari pada dahulu.
2) Angka kematian di rumah sakit dengan fasilitas baik dantenaga yang kompeten < 2/1000. Faktor - faktor yang mempengaruhimorbiditas pembedahan adalah kelainan atau gangguan yang menjadiindikasi pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung.
3) Anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria nasibnyatergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukansectio caesarea. Menurut statistik, di negara - negara denganpengawasan antenatal dan intranatal yang baik, angka kematianperinatal sekitar 4 - 7%(Mochtar, 1998)
7. Patofisiologi Adanya beberapa kelainan / hambatan pada
proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secaranormal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis danlateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, ruptureuteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia,distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebutmenyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu SectioCaesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakananestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasisehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanyakelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien
tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secaramandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai prosespembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akanmenimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalamproses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi padadinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitasjaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerahinsisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin danprostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut).Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutupdan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baikakan menimbulkan masalah risiko infeksi.
8. Pemeriksaan Penunjanga. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan
dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darahpada pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksic. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darahd. Urinalisis / kultur urinee. Pemeriksaan elektrolit9. Penatalaksanaan Medis Post SCa. Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, makapemberian cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandungelektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, ataukomplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikanbiasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian danjumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendahdiberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
b. DietPemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderitaflatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah bolehdilakukan pada 6 - 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan airteh.
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah
operasi2) Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar3) Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.4) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi
setengah duduk (semifowler)5) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dankemudian berjalan sendiri, dan pada hari ke-3 pascaoperasi.pasien bisa dipulangkan
d. KateterisasiKandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enakpada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkanperdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lamalagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan1. Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-bedasetiap institusi
2. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaana) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jamb) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamolc) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila
perlu3. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapatdiberikan caboransia seperti neurobian I vit. C
f. Perawatan lukaKondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basahdan berdarah harus dibuka dan diganti
g. Perawatan rutinHal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu,tekanan darah, nadi,dan pernafasan.(Manuaba, 1999)
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1 Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggungb. Keluhan utama klien saat inic. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi
klien multiparad. Riwayat penyakit keluargae. Keadaan klien meliputi :
1) Sirkulasi Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi.
Kemungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira600-800 mL2) Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tandakegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagaiwanita. Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan,ketakutan, menarik diri, atau kecemasan.3) Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).4) Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesispinalepidural.5) Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah,distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekanuterus mungkin ada.6) Pernapasan Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.7) Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.8) Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliranlokhea sedang.
2 Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri
(histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan(section caesarea)
b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan /luka kering bekas operasi
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentangprosedur pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi
d. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakananestesi dan pembedahan
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana UntukDokter Umum. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta : EGCSarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta :PT Gramedi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OP SECSIO CESAREAKONSEP DASAR PENYAKIT
A. PENGERTIANSeksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dindingrahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janindiatas 500gram. ( Wiknjosastro,2005).
Operasi caesarea adalah kelahiran janin cukup bulan hidupmelalui insisi sayatan) pada dinding perut dan rahim bagiandepan.
Seksio sesarria adalah pembedahan untuk melahirkan janindengan membuka dinding perut dan dinding rahaim (Marjoen, 2001).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa seksiosesaria adalah suatu tindakan melahirkan janin melalui suatupembedahan dengan cara melakukan insisi pada dinding perut dandinding rahim.
B. KLASIFIKASIJenis–jenis seksio sesarea :
1. Seksio sesarea klasik (korporal)Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang10 cm.
2. Seksio sesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira10 cm.
C. ETIOLOGI1. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tuadisertai kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik(disproporsi janin / panggul), ada sejarah kehamilan danpersalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasentaprevia terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I –II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, ataspermintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ),gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dansebagainya ).
2. Etiologi yang berasal dari janinFetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisikedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
D. PATOFISIOLOGI
Terjadi kelainan pada ibu dan janin yang menyebabkan tidakmungkin dilakukannya persalinan pervaginam, sehingga dianjurkanuntuk dilakukannya persalinan dengan tindakan SC.
E. KOMPLIKASI1. Infeksi puerperalis
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selamabeberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat sepertiperitonitis, sepsis dsb.
2. PerdarahanPerdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lainSeperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainyasangat jarang terjadi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnyaparut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnyabisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebihbanyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
F. PENATALAKSANAANPerawatan Post Operasi Seksio Sesarea :
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mgMeperidin (intra muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukanuntuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan caraserupa 10 mg morfin.
- Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikanadalah 50 mg.
- Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mgMeperidin.
- Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanyadiberikan bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.
b. Tanda-tanda VitalTanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikantekanan darah, nadi jumlah urine serta jumlah darah yang hilangdan keadaan fundus harus diperiksa.
c. Terapi cairan dan DietUntuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudahcukup selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya,meskipun demikian, jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam,pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada harikedua.
d. Vesika Urinarius dan UsusKateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau padakeesokan paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belumterdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari keduabising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hariketiga.
e. AmbulasiPada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuanperawatan dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan denganpertolongan.
f. Perawatan LukaLuka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yangalternatif ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan,secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empatsetelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum,pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.
g. Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasihematokrit tersebut harus segera di cek kembali bila terdapatkehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yangmenunjukkan hipovolemia.
h. Perawatan PayudaraPemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibumemutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yangmengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanyamengurangi rasa nyeri.
i. Memulangkan Pasien Dari Rumah SakitSeorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman biladiperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke empat dan kelima post operasi, aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi hanyauntuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIANa. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam,alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record,diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaanumum tanda vital.
b. Data Riwayat Kesehatan- Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan ataupenyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelahpasien operasi.
- Riwayat Kesehatan DahuluMeliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakitsekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yangsama (Plasenta previa).
- Riwayat Kesehatan KeluargaMeliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasienada juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
c. Data Sosial EkonomiPenyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapikemungkinan dapat lebih sering terjadi pada penderita malnutrisidengan sosial ekonomi rendah.
d. Data Psikologis- Pasien biasanya dalam keadaan labil.
- Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.- Harga diri pasien terganggue. Pemeriksaan Penunjang- USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.- Pemeriksaan hemoglobin- Pemeriksaan Hematokrit2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Transisi Perubahan proses keluarga berhubungan denganperkembangan atau adanya peningkatan anggota keluarga(Doengoes,2001).
b. Gangguan nyaman : nyeri akut berhubungan dengan traumapembedahan (Doengoes,2001).
c. Ansietas berhubungan dengan situasi, ancaman pada konsep diri,transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi(Doengoes,2001).
d. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalamperistiwa kehidupan (Doengoes,2001).
e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan traumajaringan / kulit rusak (Doengoes,2001)
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot(Doengoes,2001).
g. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungandengan kurang pemajanan informasi, tidak mengenal sumber-sumber(Doengoes,2001)
h. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan trauma atau diversimekanisme efek-efek hormonal/anastesi (Doengoes,2001)
i. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anestesi,penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidatnyamana fisik(Doengoes,2001)
3. INTERVENSI DAN RASIONALa. Dx 1 : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan
transisi / peningkatan anggota keluarga.- Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien
dapat menerima perubahan dalam keluarga dengan anggota barunya.- Kriteria hasil :a) Menggendong bayi, bila kondisi memungkinkanb) Mendemontrasikan prilaku kedekatan dan ikatan yang tepatc) Mulai secara aktif mengikuti perawatan bayi baru lahir dengan
cepat.
- Intervensi :a) Anjurkan pasien untuk menggendong, menyetuh dan memeriksa bayi,
tergantung pada kondisi pasien dan bayi, bantu sesuai kebutuhan.Rasional : Jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan unikuntuk ikatan keluarga terjadi karena ibu dan bayi secaraemosional dan menerima isyarat satu sama lain, yang memulaikedekatan dan proses pengenalan.
b) Berikan kesempatan untuk ayah / pasangan untuk menyentuh danmenggendong bayi dan Bantu dalam perawatan bayi sesuaikemungkinan situasi.Rasional : membantu memudahkan ikatan / kedekatan diantara ayah danbayi. Memberikan kesempatan untuk ibu memvalidasi realitassituasi dan bayi baru lahir.
c) Observasi dan catat interaksi keluarga bayi, perhatikan perilakuyang dianggap menggandakan dan kedekatan dalam budaya tertentu.Rasional : pada kontak pertama dengan bayi, ibu menunjukkan polaprogresif dari perilaku dengan cara menggunakan ujung jari.
d) Diskusikan kebutuhan kemajuan dan sifat interaksi yang lazimdari ikatan. Perhatikan kenormalan dari variasi respon dari satuwaktu ke waktu.Rasional : membantu pasien dan pasangan memahami makna pentingnyaproses dan memberikan keyakinan bahwa perbedaan diperkirakan.
e) Sambut keluarga dan sibling untuk kunjungan sifat segera bilakondisi ibu atau bayi memungkinkan.Rasional : meningkatkan kesatuan keluarga dan membantu siblingmemulai proses adaptasi positif terhadap peran baru danmemasukkan anggota baru kedalam struktur keluarga.
f) Berikan informasi, sesuai kebutuhan, keamanan dan kondisi bayi.Dukungan pasangan sesuai kebutuhan.Rasional : membantu pasangan untuk memproses dan mengevaluasiinformasi yang diperlukan, khususnya bila periode pengenalan awaltelah terlambat.
g) Jawab pertanyaan pasien mengenai protokol, perawatan selamaperiode pasca kelahiran.
Rasional : informasi menghilangkan ansietas yang dapat mengganguikatan atau mengakibatkan absorpsi dari pada perhatian terhadapbayi baru lahir.
b. Dx 2 : Ketidaknyamanan : nyeri, akut berhubungan dengan traumapembedahan.
- Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkanketidaknyamanan ; nyeri berkurang atau hilang.
- Kriteria hasil :a) Mengungkapkan kekurangan rasa nyeri.b) Tampak rileks mampu tidur.c) Skala nyeri 1-3- Intervensi :a) Tentukan lokasi dan karakteristik ketidaknyamanan perhatikan
isyarat verbal dan non verbal seperti meringis.Rasional : pasien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri danketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik khususdari nyeri membantu membedakan nyeri paska operasi dariterjadinya komplikasi.
b) Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebabketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.Rasional : meningkatkan pemecahan masalah, membantu mengurangi nyeriberkenaan dengan ansietas.
c) Evaluasi tekanan darah dan nadi ; perhatikan perubahan prilaku.Rasional : pada banyak pasien, nyeri dapat menyebabkan gelisah,serta tekanan darah dan nadi meningkat. Analgesia dapatmenurunkan tekanan darah.
d) Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya atau karakteristiknyeri.Rasional : selama 12 jam pertama paska partum, kontraksi uterus kuatdan teratur dan ini berlanjut 2 – 3 hari berikutnya, meskipunfrekuensi dan intensitasnya dikurangi faktor-faktor yangmemperberat nyeri penyerta meliputi multipara, overdistersiuterus.
e) Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan berbahaya dan berikangosokan punggung dan gunakan teknik pernafasan dan relaksasi dandistraksi.Rasional : merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasinyeri. Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distraksi tidakmenyenangkan, meningkatkan rasa sejahtera.
f) Lakukan nafas dalam dengan menggunakan prosedur- prosedurpembebasan dengan tepat 30 menit setelah pemberian analgesik.Rasional : nafas dalam meningkatkan upaya pernapasan. Pembebasanmenurunkan regangan dan tegangan area insisi dan mengurangi nyeridan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan otot abdomen.
g) Anjurkan ambulasi dini. Anjurkan menghindari makanan atau cairanberbentuk gas; misal : kacang-kacangan, kol, minuman karbonat.Rasional : menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan peristaltikuntuk menghilangkan ketidaknyamanan karena akumulasi gas.
h) Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa penuh. Memudahkanberkemih periodik setelah pengangkatan kateter indwelling.Rasional : kembali fungsi kandung kemih normal memerlukan 4-7 haridan overdistensi kandung kemih menciptakan perasaan danketidaknyamanan.
c. Dx 3 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman padakonsep diri, transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan tidakterpenuhi.
- Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ansietasdapat berkurang atau hilang.
- Kriteria hasil :a) Mengungkapkan perasaan ansietasb) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurunc) Kelihatan rileks, dapat tidur / istirahat dengan benar.- Intervensi :a) Dorong keberadaan atau partisipasi pasangan
Rasional : memberikan dukungan emosional; dapat mendorongmengungkapkan masalah.
b) Tentukan tingkat ansietas pasien dan sumber dari masalah.Rasional Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkankeluhan atau harapan yang tidak terpenuhi dalam prosesikatan/menjadi orangtua.
c) Bantu pasien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanismekoping baru yang lazim dan perkembangan strategi koping baru jikadibutuhkan.Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadapperan baru, mengurangi perasaan ansietas.
d) Memberikan informasi yang akurat tentang keadaan pasien danbayi.Rasional : khayalan yang disebabkan informasi atau kesalahpahamandapat meningkatkan tingkat ansietas.
e) Mulai kontak antara pasien/pasangan dengan baik sesegeramungkin.
Rasional : mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan denganpenanganan bayi, takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui,atau menganggap hal yang buruk berkenaan dengan keadaan bayi.
d. Dx 4 : Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalamperistiwa kehidupan.
- Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasientidak lagi mengungkapkan perasaan negatif diri dan situasi
- Kriteria hasil :a) Mengungkapkan pemahaman mengenai faktor individu yang
mencetuskan situasi saat ini.b) Mengekspresikan diri yang positif.- Intervensi :a) Tentukan respon emosional pasien / pasangan terhadap kelahiran
sesarea.Rasional : kedua anggota pasangan mungkin mengalami reaksi emosinegatif terhadap kelahiran sesarea meskipun bayi sehat, orangtuasering berduka dan merasa kehilangan karena tidak mengalamikelahiran pervagina sesuai yang diperkirakan.
b) Tinjau ulang partisipasi pasien/pasangan dan peran dalampengalaman kelahiran. Identifikasi perilaku positif selama prosesprenatal dan antepartal.Rasional : respon berduka dapat berkurang bila ibu dan ayah mampusaling membagi akan pengalaman kelahiran, sebagai dapat membantumenghindari rasa bersalah.
c) Tekankan kemiripan antara kelahiran sesarea dan vagina.Sampaikan sifat positif terhadap kelahiran sesarea. Dan aturperawatan pasca patum sedekat mungkin pada perawatan yangdiberikan pada pasien setelah kelahiran vagina.Rasional: pasien dapat merubah persepsinya tentang pengalamankelahiran sesarea sebagaiman persepsinya tentang kesehatannya /penyakitnya berdasarkan pada sikap professional.
e. Dx 5 : Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan traumajaringan / kulit rusak.
- Tujuan : infeksi tidak terjadi- Kriteria hasil :a) Luka bebas dari drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan.b) Bebas dari infeksi, tidak demam, urin jernih kuning pucat.- Intervensi :
a) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat danpembuangan pengalas kotoran, pembalut perineal dan linenterkontaminasi dengan tepat.Rasional : membantu mencegah atau membatasi penyebaran infeksi.
b) Tinjau ulang hemogolobin / hematokrit pranantal ; perhatikanadanya kondisi yang mempredisposisikan pasien pada infeksi pascaoperasi.Rasional : anemia, diabetes dan persalinan yang lama sebelumkelahiran sesarea meningkatkan resiko infeksi dan memperlambatpenyembahan.
c) Kaji status nutrisi pasien. Perhatikan penampilan rambut, kukujari, kulit dan sebagainya Perhatikan berat badan sebelum hamildan penambahan berat badan prenatal.Rasional : pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan normalatau yang anemia atau yang malnutrisi, lebih rentan terhadapinfeksi pascapartum dan dapat memerlukan diet khusus.
d) Dorong masukkan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin Cdan besi.Rasional : mencegah dehidrasi ; memaksimalkan volume, sirkulasi danaliran urin, protein dan vitamin C diperlukan untuk pembentukankolagen, besi diperlukan untuk sintesi hemoglobin.
e) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan.Lepasnya balutan sesuai indikasi.Rasional : balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertamakelahiran sesarea membantu melindungi luka dari cedera ataukontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma.
f) Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikankemerahan odem, nyeri, eksudat atau gangguan penyatuan.Rasional : tanda-tanda ini menandakan infeksi luka biasanyadisebabkan olehsteptococus.
g) Bantu sesuai kebutuhan pada pengangkatan jahitan kulit, atauklips.Rasional : insisi biasanya sudah cukup membaik untuk dilakukanpengangkatan jahitan pada hari ke 4 / 5.
h) Dorong pasien untuk mandi shower dengan menggunakan air hangatsetiap hari.Rasional :Mandi shower biasanya diizinkan setelah hari keduasetelah kelahiran sesarea, meningkatkan hiegenis dan dapatmerangsang sirkulasi atau penyembuhan luka.
i) Kaji suhu, nadi dan jumlah sel darah putih.Rasional : Demam paska operasi hariketiga, leucositosis dan tachicardiamenunjukkan infeksi. Peningkatansuhu sampai 38,3 C dalam 24 jam pertama sangatmengindentifikasikan infeksi.
j) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus ; perhatikan perubahaninvolusi atau adanya nyeri tekan uterus yang ekstrem.Rasional : Setelah kelahiran sesarea fundus tetap pada ketinggianumbilikus selama sampai 5 hari, bila involusi mulai disertaidengan peningkatan aliran lokhea, perlambatan involusimeningkatkan resiko endometritis. Perkembangan nyeri tekanekstrem menandakan kemungkinan jaringan plasenta tertahan atauinfeksi.
f. Dx 6 : Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus ototTujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24jam, diharapkan tidak terjadi konstipasi, tonus otot meningkat,dengankriteria hasil :
- Pasien mampu BABIntervensi :
a. Auskultasi terhadap adanya bising usus pada keempat kuadransetiap 4 jam setelah kelahiran sesareaRasional : Mengevaluasi fungsi usus, adanya diastasis rektilberat menurunkan tonus otot abdomen yang diperlukan untuk upayamengejan selama pengosongan
b. Anjurkan ibu untuk minum yang adekuatRasional : Cairan berfungsi untuk melunakkan feses
c. Anjurkan penggunaan posisi rekumben lateral kiriRasional : memungkinkan gas meningkatkan dari kolon desenden kesigmoid, memudahkan pengeluaran.
d. Beri makanan yang tinggi seratRasional : makan tinggi serat berguna untuk merangsang enzim –enzim pencernaan
e. Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap dan teraturRasional : Mobilisasi dapat melatih otot – otot abdomen, sehinggaterjadi peningkatan tonus otot
g. Dx 7 : Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayiberhubungan dengan kurang pemajanan informasi , tidak mengenalsumber-sumber
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jamdiharapkan pengetahuan pasien bertambah akan kondisi yangdialaminya sekarang, dengan kriteria hasil :
- Pasien menyatakn paham akan perubahan yang terjadi terhadapkondisinya.Intervensi :
a. Kaji pengetahuan ibu tentang cara perawatan pasca bedah seksiosesareaRasional : Untuk memudahkan dalam pemberian informasi selanjutnya
b. Beri bimbingan dan demonstrasikan perawatan payudara serta caramemberi ASI yang benarRasional : Dengan belajar dan latihan, ibu akan mengetahui caraperawatan pasca bedah
c. Jelaskan hal – hal yang perlu dilaporkan kepada dokter atauperawat setelah melahirkanRasional : Untuk menangani masalah yang dihadapi ibu secara dinidan menghindari kepanikan terhadap perubahan kondisi pasien
d. Jelaskan program pengobatan yang didapat pasien selama ini,meliputi nama obat, dosis, waktu, cara pemberian, tujuan dan efeksamping dan program lain yang berhubungan dengan pasien sepertijadwal perawatan luka, jadwal kontrolRasional : Agar pasien lebih kooperatif dalam memberikan tindakankeperawatan pada dirinya
e. Jelaskan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kondisi tubuhdengan mempertahankan nutrisi dan kebersihan ibuRasional : Untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegahterjadinya komplikasi
h. Dx 8 : Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan trauma ataudiversi mekanisme efek-efek hormonal/anastesiTujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jamdiharapkan pola eliminasi urine ibu kembali normal, dengankriteria hasil :
- Ibu tidak takut berkemihIntervensi :
a. Perhatikan dan catat jumlah, warna dan konsentrasi drainaseurineRasional : Untuk memperlancar proses perkemihan
b. Anjurkan ibu untuk berkemih tiap 4-6 jam apabila memungkinkanRasional : Untuk melatih otot – otot kandung kemih
i. Dx 9 : Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efekanestesi, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamana fisikTujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jamdiharapkan ibu dapat memenuhi ADLnya dengan mandiri, dengankriteria hasil :
- Ibu dapat melakukan perawatan terhadap dirinya- Kebutuhan ADL terpenuhi
Intervensi :a. Bimbing dan demonstrasikan pada ibu tentang bagaimana cara
melakukan perawatan diriRasional : Bimbingan dan demonstrasi yang benar dapat membericontoh bagi ibu untuk dapat melakukannya dengan baik bila telahpulang dari rumah sakit
b. Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan (misalnya : perawatanmulut, mandi dan vulva hygiene)Rasional : Bantuan tindakan dapat membantu ibu dalam memenuhiperawatan dirinya yang tidak mampu dilakukan secara mandiri
4. EVALUASI1. Dx 1 : pasien dapat menerima perubahan dalam keluarga dengan
anggota barunya.2. Dx 2 : ketidaknyamanan ; nyeri berkurang atau hilang.3. Dx 3 : ansietas dapat berkurang atau hilang.4. Dx 4 : pasien tidak lagi mengungkapkan perasaan negatif diri dan
situasi5. Dx 5 : tidak terjadi infeksi6. Dx 6 : pasien mampu BAB dan tonus otot meningkat7. Dx 7 : pengetahuan pasien bertambah akan kondisi yang dialaminya
sekarang8. Dx 8 : pola eliminasi urine ibu kembali normal9. Dx 9 : pasien dapat melakukan perawatan diri dengan mandiri
DAFTAR PUSTAKA1. Doenges, M.E. 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC2. Mansjoer, Arif. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta : Media
Aesculapius3. Prawirohardjo, S. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka4. Anonim, 2005. Kumpulan Asuhan Keperawatan Maternitas. Diakses
padawww.google.com tanggal 2 Desember 2010
5. Istyandari, 2003. Asuhan Keperawatan pada Pre dan Post Op Secsio Cesarea.Diakses pada www.ilmukeperawatan.com tanggal 2 Desember 2010