LOTUS SEBAGAI INSPIRASI MOTIF BATIK DALAM BUSANA KASUAL JURNAL TUGAS AKHIR PENCIPTAAN Natalia Desta Yoanna 1311715022 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2018 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
18
Embed
LOTUS SEBAGAI INSPIRASI MOTIF BATIK DALAM BUSANA …digilib.isi.ac.id/3797/7/JURNAL.pdf · Yang dimulai dari kerja praktek secara bertahap yaitu eksplorasi, ... tekstil berupa busana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LOTUS SEBAGAI INSPIRASI MOTIF BATIK DALAM
BUSANA KASUAL
JURNAL
TUGAS AKHIR PENCIPTAAN
Natalia Desta Yoanna
1311715022
TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI
JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
LOTUS SEBAGAI INSPIRASI MOTIF BATIK DALAM BUSANA
KASUAL
Oleh : Natalia Desta Yoanna
INTISARI
Lotus merupakan spesies tumbuhan air dari Mesir serta India, dan
Vietnam. Lotus berbunga tanpa mengenal musim berwarna putih bersih, atau
merah jambu, kuning keluar dari tangkai yang kuat menjulang di atas permukaan
air. Seusai bunga Lotus bermekar setelah itu pental bunga mulai berguguran dan
menyisahkan bakal buah seperti spon berntuknya seperti corong mikrofon dengan
permukaa datar. Bunga Lotus inilah yang menjadi sumber ide penciptaan busana
Kasual.
Metode penciptaan yang digunakan dalam pembuatan karya ini berupa
pengumpulan data melalui studi pustaka atau observasi secara langsung. Metode
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan estetika dan ergonomi, sedangkan
metode penciptaan yang digunakan ialah practice based research (praktek
berbasis penelitian). Yang dimulai dari kerja praktek secara bertahap yaitu
eksplorasi, sketsa, dan hasilnya dapat berupa tulisan atau pameran. Teknik
perwujudan yang diterapkan dalam pembuatan karya ini menggunakan teknik
batik tulis sebgai karya utama.
Hasil yang dicapai dalam penciptaan karya ini yaitu delapan karya busana
kasual, dimana setiap karya memiliki karakteristik bentuk busana, bahan yang
digunakan, motif batik Lotus mulai dari batang, kuncup, daun, pental dan bunga
Lotus. Keseluruhan karya merupakan satu kesatuan koleksi busana kasual yang
memiliki konteks santai, rileks. Pemilihan busana kasual karena pemakaianya
semakin diminati oleh konsumen.
Kata kunci : Lotus, Batik, Busana Kasual
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penciptaan
Ragam tanaman banyak dikembangkan baik untuk memenuhi
kebutuhan pangan maupun dijadikan tanaman hias.Tanaman hias banyak
dinikmati karena keunikan-keunikan dari bunga,daun ataupun bentuk dari
tamanan itu sendiri manfaat. Selain itu juga tanaman memiliki makna
simbolik terhadap keagamaan. Seperti halnya Lotus,memiliki unsur magis
dan menganggapnya bunga suci dengan di wujudkan oleh Sang Budha
Gautama dipercaya lahir dari bunga Lotus,sehingga nampak dalam
ilustrasi bunga ini menjadi tempat duduknya setiap kali melakukan
meditasi (Nurlina Nana, 2006 : 36)
Spesies tumbuhan air ini memiliki tangkai bunga tegak dan
bunganya tidak mengapung di permukaan air. Daun dan bunga terdapat di
permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rimpang yang berada
di dalam lumpur pada dasar kolam,sungai atau rawa. Tanaman yang
mempunyai bunga berwarna merah, putih, dan merah muda, Lotus ini
masih satu keluarga dengan bunga Teratai.
Ketertarikan penulis akan bunga Lotus adalah pengalaman pribadi
pada saat berpergian ke Vietnam yang mayoritas pendudukan memeluk
agama Budha, terdapat banyak Kuil Klenteng tempat beribadah. Hingga
transportasi umum terdapat kotak kecil berisikan miniatur Gautama
dengan bunga lotusnya disandingkan dengan sesaji. Lotus yang berada di
danau, miniatur bunga lotus, dan masih banyak lagi. Lotus dimanfaatkan
penduduk sebagai minuman teh bunga lotus denga aroma yang harum dan
rasa yang menarik.
Bentuk Lotus menjadi daya tarik untuk diwujudkan dalam karya
tekstil berupa busana dengan mengembangkan bentuk dari tumbuhan
bunga lotus akan digubah kembali, sehingga mempunyai nilai estetika
yang lebih dari bentuk aslinya,sehingga menghasilkan motif batik yang
menarik.
Batik secara etimologis merupakan istilah asli tradsional Jawa dari
gambungan dua kata bahasa Jawa : amba, yang bermakna menulis dan titik
yang bermakna titik. Dari istilah ini batik mengacu pada dua pengertian,
yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan mengunakan malam
untuk mencegah masuknya pewarnaan sebagian dari kain, dalam literature
Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing (Asti,2011:1)
Motif batik tersebut akan diwujudkan dengan beberapa teknik
pengerjaan karya busana kasual. Pemilihan busana kasual karena
pemakaianya semakin diminati oleh konsumen. Bahannya
menggunakan bahan yang menyerap keringat seperti katun, tidak terlalu
banyak detail, desainnya sederhana namun menarik. Busana kasual
merupakan pakaian yang memilki konteks sederhana,rileks,santai. Akan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
tetapi,pakaian kasual sebenarnya memiliki berbagai macam jenis sesuai
dengan konteks pemakaian,peristiwa,dan tujuan pemakaian busana
kasual tersebut. Jenis-jenis busana yang ada, busana kasual sebagai
acuan fashion yang akan digunakan,karena busana adalah segala
sesuatu yang dipakai dari ujung kepala hingga ujung kaki yang
memberikan kenyamanan dan menampilkan keindahan baik pemakai.
(Ernawati et al., 2008 : 24)
2. Rumusan Penciptaan
a. Bagaimna menciptakan motif batik Lotus ke dalam busana kasual?
b. Busana kasual seperti apa yang dapat diciptakan dengan sumber
motif dari Lotus?
3. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
1) Menciptakan motif batik Lotus dan mewujudkannya menjadi
hiasan busana kasual yang bernilai estetis.
2) Mengembangkan motif Lotus menjadi motif batik pada karya
seni tekstil berupa busana.
b. Manfaat
1) Dapat mengenalkan busana kasual dengan penggambaran
Lotus pada masyarakat luas.
2) Dapat menjadi media komunikasi untuk pengungkapan
imajinasi, ilmu pengetahuan, pengalaman dan mengungkapkan
ekspresi dalam bentuk karya seni.
4. Metode Pendekatan dan Penciptaan
a. Metode Pendekatan
1) Ergonomi
Pendekatan dari segi kenyamanan sebuah karya fungsional
yang dibuat. Dalam menciptakan sebuah karya seni fungsional,
harus mengutamakan kenyamanan kepada siapapun yang
memakai.
Ergonomi berasal dari bahasa latin, yaitu ergon yang berati
kerja, dan momos yang berati hukum alam. Ergonomi
merupakan studi tentang sistem kerja manusia yang berkaitan
dengan fasilitas dan lingkungannya untuk saling berinteraksi
satu sama lain. Ergonomi adalah analisi human factor yang
berkaitan dengan anatomi, psikologi, dan fisiologi bertujuan
untuk menciptakan kenyamanan sebuah sarana. (Eddy S, 2005)
Metode pendekatan ergonomis ini digunakan untuk karya
busana karena busana membutuhkan keserasian dan
kenyamanan antara pengguna dan produk yang digunakan.
2) Estetika
Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek
dari apa yang disebut keindahan. Rasa indah yang terjadi pada
kita, timbul karena peran panca indera yang memiliki
kemampuan untuk menangkap rangsangan dari luar dan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
meneruskannya kedalam, hingga rangsangan itu diolah menjadi
kesan. (Djelantik, 1999:5). Pembuatan karya busana kasual ini
menggunakan metode estetika yang terdapat pada motifnya.
b. Metode Penciptaan
Dalam penciptaan karya seni suatu cara atau tindakan menurut
system tertentu untuk dapat melaksanakan proses dalam
mewujudkan karya. Menciptakan karya busana kasual ini
diperlukan beberapa tahap agar tercipta karya busana yang sesuai
dengan ide dan tema. Dalam penciptaan karya tekstil ini penulis
mengacu pada metode practice based research ( praktek berbasis
penelitian). Penelitian berbasis praktik merupakan penelitian yan
paling tepat untuk para perancang karena pengetahuan baru yang
didapat dari penelitian dapat diterapkan secara langsung pada
bidang yang bersangkutan dan peneliti melakukan yang terbaik
menggunakan kemampuan mereka dan pengetahuan yang telah
dimiliki pada subjek tersebut. (Malins,Ure dan Gray, 1996:1)
B. HASIL dan PEMBAHASAN
1. Tanaman Lotus
Lotus memiliki nama ilmiah Nelumbo nucifera Gaertn. Lotus
adalah spesies tumbuhan air tahunan dari genus Nelumbo , yang
berasal dari bangsa Mesir juga oleh bangsa India dan Cina. Lotus
adalah simbol penting dan banyak digunakan di upacara baik dalam
agama Budha maupun Hindu.
Lotus ini masih satu keluarga Nelumphales dengan bunga teratai
perbedaan yang mendasar ialah Lotus tumbuh keatas sedangkan teratai
melebar. memiliki tangkai bunga tegak dan bunganya tidak mengapung
di permukaan air. Bunga Lotus terdiri dari banyak helai pental yang
saling menumpuk. Pental berbentuk lonjong, cekung, dan meruncing
dibagian ujungnya. Panjang pental 10-15cm dan lebar 3-7cm. Ditengah
tengah bunga terdapat putik yang dikelilingi benang sari. Tangkai
berbentuk tabung yang kosong di tengahnya untuk jalan lewat udara.
Daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal
dari rimpang yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai,
atau rawa. Tinggi tanaman sekitar satu meter hingga satu setengah
meter. Daun tumbuh ke atas, tinggi di atas permukaan air. Daun
berbentuk bundaran penuh tanpa potongan, bergelombang di bagian
tepi, dengan urat daun berkumpul ke ke tengah daun. Diameter daun
dapat mencapai 60 cm. Permukaan daun mengandung lapisan lilin
sehingga air yang jatuh ke permukaan daun membentuk butiran
air.Bunga dengan diameter sampai 20 cm. Lotus berbunga tanpa
mengenal musim berwarna putih bersih, atau merah jambu, kuning
keluar dari tangkai yang kuat menjulang di atas permukaan air. Masa
mekar bunga Lotus umumnya belangsung 3-4 hari. Setelah itu pental
bunga mulai berguguran dan menyisahkan bakal buah seperti spon
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
berntuknya seperti corong mikrofon dengan permukaa datar.(henry
landry, 2007 : 21)
Dalam Batik Pesisir Pusaka Indonesia motif Lotus
melambangakan kemurnian, kesucian, walaupun ia keluar dan hidup
dikelilingi lumpur, ia tetap bisa mempertahankan keindahan dan
memberikan seri pada sekitarnya. Lotus melambangkan
ketidakperdulian pada duniawi. Lotus disebut lian yang sama
ucapannya dengan ‘terus-menerus’. Kadang-kadang ia disebut he yang
berbunyi mirip ‘harmoni’, sehingga dianggap melambangkan harmoni
yang berkesinambungan. Bunga Lotus merkar dengan sehelai daun dan
sekuntum kuncup berati kebahagiaan yang lengkap. (Helen Iswara,
2011 : 55)
Brindha Durairaj dan Arthi Dorai dari Departement of
Biochemistry, PSG College of Arts and Science, India, yang menguji
lotus sebagai anti kangker, anti tumor, anti oksidan. Karena itu
ketertarikan penulis menjadikan Lotus sebagai penciptaan busana
kasual. Bunga Lotus yang penulis gunakan untuk membuat motif batik
terdiri dari bunga, batang,daun, dan pental.
2. Busana Kasual
Busana merupakan hal terpenting dalam kehidupan sehari-hari.
Busana yang dipilih dalam penciptaan karya ini adalah busana kasual.
Busana kasual atau casual wear menurut Joanne Blair dalam Fashion
Terminology (1192 :13) dapat diartikan sebagai sinonim dari pakaian
olahraga atau pakaian informal yang dikenakan untuk kesenangan
(bersantai) dan kadang-kadang pada kesempatan non formal.
Biasanya busana kasual lebih ditekankan pada model rok blus atau
baju terusan dan model praktis. Bahan yang dipilih harus tahan cuci,
mudah dalam pemeliharaanya, tidak kaku dan tidak kusut
(Rostamailis, 2005 :160). Pemilihan busana kasual karena
pemakaianya semakin diminati oleh konsumen. Bahannya
menggunakan bahan yang menyerap keringat seperti katun, tidak
terlalu banyak detail, desainnya sederhana namun menarik.
3. Landasan teori
a. Teori Busana
Busana berasal dari bahasa sanskerta yaitu bhusana dan istilah
yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia yaitu busana yang
diartikan pakaian. Namun demikian pengertian busana dan pakaian
terdapat sedikit perbedaan, dimana busana mempunyai konotasi
pakaian yang bagus dan indah yaitu pakaian yang serasai,
harmonis, selaras, enak dipandang, nyaman melihatnya, cocok
dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan. Sedangkan
pakaian adalah bagian dari busana itu sendiri. Busana dalam
pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari
kepala sampai ujung kaki yang member kenyamanan dan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
menampilkan keindahan bagi pemakai. (Ernawati, Izwemi dan
Weni Nelmira, 2008:23-24)
b. Teori Estetika
Estetika dirumuskan sebagai cabang filsafat yang berhubungan
dengan teori keindahan (theory of beauty). Keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualita pokok seperti kesatuan (unity),