Busana Jawa (Perayaan)Sering kali dilihat dalam menggayakan
busana jawa, si pemakai memakai baju kebaya bersama kain jarik atau
batik jawa. Busana sedemikian sering kali digayakan ketika perayaan
dan majlis perkahwinan. Pemilihan kain, jenis kebaya dan kain jarik
bergantung kepada jenis majlis yang dihadiri.Baju Kebaya adalah
pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia dan
Malaysia yang dibuat dari kain kasa yang dikenakan dengan sarung,
batik, atau pakaian tradisional yang lain seperti songket dengan
motif warna-warni. Kebiasanya ia dipakai bersama kemben dan kain
tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan
wanita bangsawan mahupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana
yang dipakai setiap hari mahupun sebagai pakaian bagi satu-satu
upacara atau majlis. Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya
yang bererti pakaian. Dipercayai kebaya berasal dari Tiongkok
ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Melaka, Jawa, Bali,
Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan
tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma
setempat[footnoteRef:1]. Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah
pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa
kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropah mulai mengenakan
kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari
hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan
sulaman warna-warni. [1: http://ms.wikipedia.org/wiki/Baju_kebaya,
diakses Rabu, 26 Februari 2014]
Kebaya, menurut Ria Pentasari dalam buku Chic in Kebaya, tidak
bisa dipisahkan dari bangsa Arab, Tiongkok, dan Portugis. Perkataan
kebaya dianggap berasal dari ketiga-tiga bangsa tersebut. Menurut
sejarawan Denys Lombard, kata kebaya berasal dari bahasa Arab kaba,
yang ertinya pakaian. Tak menghairankan jika istilah abaya juga
masih digunakan untuk pakaian tunik panjang khas Arab.Sejarah
kebaya bermula pada abad ke-15 Masihi. Pada waktu itu, kebaya
```merupakan busana khas perempuan Indonesia, terutama perempuan
Jawa. Busana ini terdiri atas baju atasan yang dipadu dengan kain.
Pada pertengahan abad ke-18,terdapat dua jenis kebaya yang banyak
dipakai masyarakat, yakni kebaya Encim, busana yang dikenakan
perempuan Cina peranakan di Indonesia, dan kebaya Putu Baru, busana
bergaya tunik pendek berwarna-warni dengan motif cantik.Pada abad
ke-19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap hari, baik
perempuan Jawa mahupun wanita peranakan Belanda. Bahkan kebaya
sempat menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke
Indonesia.Kebaya, bagi wanita Jawa memiliki makna tersendiri. Nilai
falsafah dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan dan tindak tanduk
wanita yang halus dan lembut. Bentuknya yang sederhana merupakan
simbol kesederhanaan masyarakat Jawa. Kebaya selalu dipasangkan
dengan jarik yang membebat tubuh, yang membuat pemakainya kesulitan
untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa
selalu sinonim dengan lemah gemalai. Potongan kebaya yang mengikuti
bentuk tubuh bermakna bahawa wanita harus boleh menyesuaikan dan
menjaga diri. Setagen yang merupakan kain yang kuat dan sangat
panjang berfungsi sebagai ikat pinggang bermakna agar menjadi
manusia yang sabar.Dalam tradisi Jawa, wanita mengenakan gelung
dari kata gulung. Maksudnya rambut wanita yang digulung dan di ikat
berbentuk bulatan merupakan simbol reproduksi wanita yang dapat
digelar dan digulung (melebar-menyempit), sehingga dapat melahirkan
anak-anak (melebar), namun pada saat tidak digunakan akan digulung
(menyempit) kembali dan rapi dengan sendirinya.
Falsafah Kebaya Bagi seorang wanita Jawa, kebaya bukan hanya
sebagai sehelai pakaian. Lebih dari itu kebaya juga menyimpan
sebuah falsafah tersendiri. Sebuah falsafah yang mengandung
nilai-nilai kehidupan. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya
sebagai menjadi salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan
fungsi lebih dari itu. Bentuknya yang sederhana boleh dikatakan
sebagai wujud kesederhanaan dari masyarakat Indonesia. Nilai
falsafah dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk
wanita yang harus serba lembut. Kebaya selalunya dipasangkan dengan
jarik atau kain yang membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh
tersebut secara langsung akan membuat siapa pun wanita yang
mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah
sebabnya mengapa wanita Jawa selalu terkenal dengan peribadi yang
lemah gemalai.Mengenakan kebaya akan membuat wanita yang
mengenakannya berubah menjadi seorang wanita yang anggun dan
mempunyai keperibadian. Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh
mahu tidak mahu akan membuat wanita tersebut harus boleh
menyesuaikan dan menjaga diri. Setagen yang berfungsi sebagai ikat
pinggang, bentuknya tak ubah seperti kain panjang yang berfungsi
sebagai ikat pinggang. Namun justru dari bentuknya yang panjang
itulah nilai-nilai falsafah luhur ditanamkan, merupakan simbol agar
bersabar atau jadilah manusia yang sabar, erat kaitannya dengan
peribahasa jawa dowo ususe atau panjang ususnya yang bererti
sabar.
Sekilas Tentang Kain Batik dan SejarahnyaKata Batik berasal dari
bahasa Jawa amba yang bererti menulis dan titik. Kata batik merujuk
pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang
diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna
(dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya wax-resist
dyeing[footnoteRef:2]. Batik memiliki nilai seni yang tinggi dan
telah menjadi sebahagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa)
sejak sekian lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau
menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata
pencarian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah
pekerjaan eksklusif perempuan sehingga wujudnya Batik Cap yang
memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. [2:
www.wikipedia.com]
Tradisi falsafah Jawa yang mengutamakan pengolahan jati diri
melalui meditasi dan mistik dalam mencapai kemuliaan adalah satu
sumber utama penciptaan corak-corak batik tersebut selain
pengabdian sepenuhnya kepada kekuasaan raja. Motif-motif batik
tidak sekadar gambar atau ilustrasi sahaja namun motif-motif batik
tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan, karena motif-motif
tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan lagi
pemberian nama terhadap motif-motif tersebut berkaitan dengan suatu
harapan.Sejarah pembuat batikan di Indonesia berkait erat dengan
perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di
Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa
kerjaan Solo dan Jogjakarta. Jadi kesenian batik ini di Indonesia
telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang
kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun dengan meluasnya
seni batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku
Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik
yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX
dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia pertama habis iaitu
sekitar tahun 1920. Batik juga dikatakan mempunyai kaitan dengan
Islam kerana banyak daerah-daerah pusat pembuat batikan di Jawa
adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat
perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan
perekonomian Belanda.Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas
kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga
raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik yang dihasilkan hanya
terbatas dalam Keraton sahaja dan hasilnya untuk pakaian raja dan
keluarga serta para pengikutnya sahaja. Oleh karena banyak dari
pengikut raja yang tinggal di luar Keraton, maka kesenian batik ini
dibawa keluar oleh mereka dari Keraton dan dikerjakan di kawasan
masing-masing. Lama kelamaan seni batik ini ditiru oleh masyarakat
terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam
rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik
yang tadinya hanya pakaian keluarga Keraton, kemudian menjadi
pakaian rakyat yang digemari, baik wanita mahupun lelaki.
Batik JawaTerdapat pelbagai jenis batik jawa yang boleh
digayakan dengan kebaya. Antaranya ialah:
Batik Jawa Barat
Mungkin hanya sedikit yang tahu bahawa daerah Jawa Barat
memiliki motif batik yang sungguh kaya. Ketua Yayasan Batik Jawa
Barat baru-baru ini mengatakan bahawa Jawa Barat memiliki 200 motif
batik yang model dan coraknya sesuai dengan daerah asalnya.
Masing-masing daerah tersebut memiliki motif unik tersendiri,
seperti di Bogor terdapat motif kota hujan, bunga bangkai, dan
kujang kijang yang menggambarkan Bogor sebagai kota hujan.
Dikatakan pula bahawa daerah Cirebon memiliki corak batik yang
paling banyak. Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah
Jawa Barat:
Batik Indramayu
Batik Bogor
Batik Cirebon
Batik Garut
Batik Jawa TengahIni adalah beberapa motif batik dari daerah
Jawa Tengah:
Batik SemarangDiproduksi para pengrajin di Kampung Batik,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang, batik Semarang juga
menawarkan beragam motif yang khas dibanding motif-motif batik dari
daerah Jawa Tengah lainnya. Pada umumnya batik Semarang berwarna
dasar oranye kemerahan karena mendapat pengaruh dari China dan
Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak dipengaruhi
budaya China yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang
lebih menonjol daripada flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago,
cendrawasih, burung phoenix, dan sebagainya. Adapun motif Semarang
yang menonjolkan ikon kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu,
Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.
Beberapa motif dari batik Semarang:
Batik SoloKota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata
belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali
terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan
Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik
Soloterkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam
proses cap mahupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang
dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan
dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari
dahulu. Polanya yang terkenal antara lain Sidomukti dan
Sidoluruh.Batik Solomemiliki warna dominan cokelat soga kekuningan.
Beberapa motif daribatik Solo:
Motif Sidomukti Agar selalu mukti, cukup, motif ini biasanya
digunakan saat upacara Panggih Pengantin
Batik Pekalongan
MotifBatik Pekalongansedikit banyak dipengaruhi pembauran
masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti
Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu.
Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian
dikenal sebagai identitasbatik Pekalongan. Motif itu adalah batik
Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan
dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan
batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna
cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat.
Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta,batik Pekalonganterlihat
lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media
kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga
menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri.
Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi
berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.Beberapa
motifbatik Pekalongan:
Batik Pekalongan motif Jlamprang
Batik RembangBatik yang sangat terkenal di Rembang adalah batik
Lasem. Batik Lasem ini pasarannya pun sudah menembus pasar
mancanegara. Berikut ini adalah motif-motif dari batik Lasem:
Batik TegalBatik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri
khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal
atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif
rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain
sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka
flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif
Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan
bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk
khas anyaman bambu dalam warna agak gelap. Budaya berpakaian batik
di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari
Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri
pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik.
Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau Tegalan:
Batik YogyakartaDi Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional
adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam.
Biru-hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga
nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat
diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon
jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning. Karakter
motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh
pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya
yang anti-kolonial.Beberapa motif dari batik Yogyakarta:
Batik Jogja motif Ambarsari
Batik Jawa TimurPerkembangan batik di Jawa Timur sebenarnya agak
lambat dibandingkan dengan batik Jawa Tengah. Salah satu
penyebabnya mungkin karena batik di Jawa Tengah dan Yogyakarta
memiliki patron dari kalangan keraton sehingga selalu ada inovasi.
Padahal, batik di Jawa Timur juga memiliki motif yang tidak kalah
uniknya dibandingkan dengan daerah lain. Batik Jawa Timur mempunyai
motif yang lebih bebas, tanpa terikat pakem-pakem motif yang ada
sebelumnya. Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan
dipengaruhi berbagai kebudayaan asing. Warna-warna yang dipakai
batik Jawa Timur tampak lebih cerah. Batik Jawa Timur sebenarnya
tersebar merata di seluruh wilayah Jatim. Hanya saja ada lima
wilayah di mana perajin batik lebih banyak ditemukan, yakni di
Madura, Tuban, Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.Berikut ini
adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Timur:
Batik MaduraTernyata, Pulau Madura tak hanya tersohor dengan
karapan sapi dan garamnya. Wilayah yang termasuk Provinsi Jawa
Timur ini juga terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan, produk
batiknya memiliki ragam warna dan motif yang tidak kalah dengan
produksi daerah lain. Maklum, batik Madura menggunakan pewarna
alami sehingga warnanya cukup mencolok. Selain warna yang mencolok,
seperti kuning, merah atau hijau, batik Madura juga memiliki
perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah
ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka
flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Madura.
Batik PacitanBatik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik
seperti Motif Sidomulyo, Sekar Jagat, Semen Romodan
Kembang-Kembang.
Batik SidoarjoSidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama
Batik Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik tulis dengan motif yang
khas dari Sidoarjo. Motif kain batik asal Jetis didominasi flora
dan fauna khas Sidoarjo yang memiliki warna-warna cerah, merah,
hijau, kuning, dan hitam. Motifnya juga motif kuno, tidak banyak
perubahan dari motif yang dulu dipakai oleh para pendahulu. Ada
abangan dan ijo-ijoan (gaya Madura), motif beras kutah, motif
krubutan (campur-campur) lalu ada motif burung merak, dan
motif-motif lainnya.
Batik TubanBATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa
Timur,Kenapa? karena proses pembatikannya dimulai dari bahan kain
yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi
gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah
jadi selembar kain lalu dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik
Gedog.Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe
Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon
pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan
benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses
pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis
dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap
seperti semula.
Batik BanyuwangiTak banyak orang yang tahu, bahawa sejatinya
Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara.
Banyak motif asli batik khas Bumi Blambangan. Namun hingga
sekarang, baru 21 jenis motif batik asli Banyuwangi yang diakui
secara nasional. Jenis-jenis batik Banyuwangi itu salah satunya
antara lain: Gajah Oling; Kangkung Setingkes; Alas Kobong; Paras
Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.Semua nama motif dari batik asli
Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam.
Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa
hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk
Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak
gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan
cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti
di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan
khas Banyuwangi.
Batik MojokertoBatik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan
batik yang sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan
Majapahit. Keunikan batik Mojokerto adalah pada nama-nama coraknya
yang sangat asing dan aneh di telinga sebagian orang. Misalnya
gedeg rubuh, matahari, mrico bolong, pring sedapur, grinsing, atau
surya majapait. Batik Mojokerto kini memiliki 6 motif yang telah
dipatenkan, yakni pring sedapur, mrico bolong, sisik gringsing,
koro renteng, rawan indek dan matahari.Desain batik itu Mojokerto
mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia. Misalnya motif
pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun
menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan
batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam.
Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman
bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan
merica berlubang.
Batik PonorogoBatik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya yang
diilhami dari kesenian reog yang menjadi ikon di daerah ini. Hingga
kini paling tidak sudah 25 corak batik Ponorogo diciptakan. Motif
batik lainnya antara lain merak tarung, merak romantis, sekar
jagad, dan batik reog.
Batik TulungagungPesona batik Tulungagung terletak pada tingkat
keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna
yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat mahupun hitam,
kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah. Beberapa
motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain buket
ceprik gringsing,buket ceprik pacit ungker, serta lereng buket.
Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang
dimiliki para perajin di Tulungagung.Batik Tulungagung, Jawa Timur
yang juga dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha
timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee
yang berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.
Pemilihan Busana JawaSaya telah memilih busana jawa yang dipakai
oleh masyarakat jawa dalam satu-satu perayaan. Justeru, saya telah
memilih baju kebaya labuh (bulat) yang sering akan dipadankan
dengan kain jarik atau batik jawa. Melalui sedikit pembacaan yang
dibuat, kebiasaannya semasa perayaan, kaum wanita jawa akan memakai
kebaya dan kain batik. Namun begitu, melalui pemerhatian dan
pembacaan saya juga, baju yang sama juga boleh digunakan untuk
majlis perkahwinan di mana busana jawa tersebut akan digayakan
bersama-sama dengan aksesori tambahan yang lain. Justeru,
penerangan saya pada kali ini akan berfokus kepada kebaya dan kain
jarik atau kain batik jawa.Namun begitu, busana jawa yang dipakai
oleh wanita jawa di Malaysia telah diadaptasi mengikut kesesuaian
masa,tempat dan majlis atau sambutan yang ingin disambut.
18