Top Banner
LITERATURE REVIEW GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK NUR PUTRI PERDANI P P07520117088 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III TAHUN 2020
48

literature review - Repository Poltekkes Medan

Apr 26, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: literature review - Repository Poltekkes Medan

LITERATURE REVIEW

GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK

DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30°

PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

NUR PUTRI PERDANI P

P07520117088

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

TAHUN 2020

Page 2: literature review - Repository Poltekkes Medan

LITERATURE REVIEW

GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK

DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30°

PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

NUR PUTRI PERDANI P

P07520117088

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

TAHUN 2020

Page 3: literature review - Repository Poltekkes Medan

i

i

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

NAMA : NUR PUTRI PERDANI P NIM : P07520117088

Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji

Medan, 16 April 2020

Menyetujui

Penguji l Penguji ll

(Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Tinah, M.Kes) NIP : 198008292002122002 NIP: 1974051420021200301

Ketua Penguji

(Juliana, S.Kep.,Ns.,M.Kep) NIP: 197907012002122001

Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution SKM,M.Kes )

NIP. 196505121999032001

Page 4: literature review - Repository Poltekkes Medan

ii

ii

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

NAMA : NUR PUTRI PERDANI P NIM : P07520117088

Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji

Medan, 26 Juni 2020

Menyetujui,

Penguji l Penguji ll

(Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Tinah, M.Kes) NIP : 198008292002122002 NIP: 1974051420021200301

Ketua Penguji

(Juliana, S.Kep.,Ns.,M.Kep) NIP: 197907012002122001

Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution SKM,M.Kes )

NIP. 196505121999032001

Page 5: literature review - Repository Poltekkes Medan

iii

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur Putri Perdani P

NIM : P07520117088

Jurusan : DIII-Keperawatan

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul “LITERATURE

REVIEW: GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI

ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK” ini benar-benar

hasil karya saya sendiri dengan melakukan penelusuran studi literatur. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung

jawab.

Medan, Juni 2020

Yang menyatakan,

(Nur Putri Perdani P) NIM. P07520117088

Page 6: literature review - Repository Poltekkes Medan

iv

iv

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN KARYA TULIS ILMIAH, Juni 2020

NUR PUTRI PERDANI P

P07520117088

“LITERATURE REVIEW: GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK”

V BAB + 3O HALAMAN + 4 TABEL + 2 LAMPIRAN

ABSTRAK

Latar Belakang. Stroke hemoragik adalah stroke karna pecahnya pembuluh

darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes

kedalam suatu daerah otak dan merusaknya. Kebutuhan oksigenasi dalam otak

harus terpenuhi karena apabila oksigen berkurang maka akan terjadi kerusakan

sel, jaringan maupun organ organ tubuh serta kematian seperti kerusakan pada

otak. Kepala elevasi adalah menaikkan kepala ditempat tidur sekitar 30° yang

bertujuan untuk mencukupi oksigenasi otak. Metode. Penelitian ini menggunakan

Literature review (kajian pustaka) yang melakukan pencarian perpustakaan

menggunakan mesin pencari basis data jurnal internet. Basis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Google Cendikiawa dan DOAJ. Hasil. Dari

5 artikel tentang gambaran pemenuhan oksigenasi otak dengan posisi elevasi

30° didapatkan dua jurnal yang menyatakan bahwa status hemodinamik

terpenuhi dengan nilai SpO2, nilai mean RR dan nilai mean aliran dibatas

rentang nilai normal. Penyebab penderita stroke hemoragik berdasarkan faktor

resiko yang tertinggi adalah hipertensi 64.2 %. Kesimpulan. Dari lima artikel

deskripsi pemenuhan oksigenasi dengan posisi elevasi kepala 30° pada pasien

stroke hemoragik bahwa pemenuhan oksigenasi di dalam otak dapat terpenuhi

serta angka kejadian stroke di indonesia masih sangat tinggi dengan berbagai

karateristik.

Kata Kunci: Gambaran pemenuhan Oksigenasi Otak, Elevasi Kepala 30°,

Stroke Hemoragik

Page 7: literature review - Repository Poltekkes Medan

v

v

KEMENKES MEDAN HEALTH POLITEKNIK NURSING MAJOR SCIENTIFIC WRITING, June 2020

NUR PUTRI PERDANI P

P07520117088

“LITERATURE REVIEW: GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK”

V CHAPTER + 30 PAGES + 4 TABLE + 2 APPENDIX

ABSTRAC

Background. Hemorrhagic stroke is a stroke because of rupture of blood vessels

that inhibit normal blood flow and blood seeps into a region of the brain and

damage it. The need for oxygenation in the brain should be fulfilled because

when oxygen is reduced, damage to the cell, tissue or organ organs and death

such as damage to the brain. The head of elevation is raising the head in the

sleep area of about 30 ° which aims to insufficient oxygenation of the brain.

Method. This research uses the Literature review (review of the literature) that

performs the search library using the database search engine of the Internet

journal. The databases used in this study were Google Cendikiawa and DOAJ.

Results. Of the 5 articles on the description of the fulfillment of brain oxygenation

with a position of elevation 30 ° obtained two journals stating that the

hemodynamic status is met with the value of SpO2, mean value of RR and mean

value of flow is limited to the normal value range. The cause of hemorrhagic

stroke sufferers based on the highest risk factor is 64.2% hypertension.

Conclusion. From five articles description of the fulfillment of oxygenation with

the position of head elevation 30 ° in hemorrhagic stroke patients that the

fulfillment of oxygenation in the brain can be fulfilled as well as the incidence of

stroke in Indonesia is still very high with various characteristics.

Keywords: Fulfillment Of Brain Oxygenation, Head Elevation 30°,

Hemorrhagic Stroke.

Page 8: literature review - Repository Poltekkes Medan

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT telah melimpahkan rahmat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul

“GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK DENGAN POSISI

ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK”. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Juliana, S.Kep,

Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

bimbingan, dukungan, arahan dan masukan kepada penulis sehingga proposal

ini dapat terselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan.

2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

3. Ibu Afniwati S.Kep, Ns, M.Kes selaku ketua prodi D-III Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

4. Ibu Lestari, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji I dan ibu Tinah, M.Kes

selaku penguji II.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan program studi D-III.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua, ayah kebanggan Parijan dan Ibu

tercinta Kartini Nasution serta adik kesayangan Muhammmad Rendi

Syaputra. Terima kasih banyak atas doa dan dukungan yang telah

diberikan selama ini kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.

7. Untuk teman-teman angkatan XXXI, teman seperdopingan dan teman

rumah biru terima kasih buat semangatnya selama ini. Semoga kita dapat

sukses kedepannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dan hal ini disebabkan karena

keterbatasan waktu, wawasan ataupun karena kesilapan penulis . Maka

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun serta masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan proposal ini.

Page 9: literature review - Repository Poltekkes Medan

vii

vii

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan

kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Harapan

penulis, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan

pengembangan profesi keperawatan.

Medan, Juni 2020

. Penulis

(Nur Putri Perdani P) NIM. P07520117088

Page 10: literature review - Repository Poltekkes Medan

viii

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Isi Jurnal .................................................................... 18

Tabel 2. Kesesuaian Tujuan Dan Hasil ..................................................... 22

Tabel 4. Persamaan dan Perbedaan ........................................................ 26

Tabel 3. Kelebihan Dan Kekurangan ....................................................... 27

Page 11: literature review - Repository Poltekkes Medan

ix

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pernyataan ........................................................................... iii

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Bimbingan ............................................... 32

Page 12: literature review - Repository Poltekkes Medan

x

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii

ABSTRAK.................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. ix

BAB I ............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4

BAB II ............................................................................................................................ 5

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 5

A. Kebutuhan Oksigenasi Otak ..................................................................... 5

1. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi .......................................................... 5

2. Pengatur Kebutuhan Oksigenasi ............................................................. 5

3. Pengkajian Kebutuhan Oksigenasi ......................................................... 8

4 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 9

5 Masalah Keperawatan Gangguan Oksigenasi ..................................... 10

B. Stroke ................................................................................................................. 11

1. Pengertian Stroke ..................................................................................... 11

2. Penyebab Stroke ....................................................................................... 12

3. Manifestasi Klinis Stroke ......................................................................... 14

4. Komplikasi Stroke ..................................................................................... 14

5. Penatalaksanaan Stroke .......................................................................... 15

BAB III ..................................................................................................................... 17

METODE PENEITIAN ............................................................................................ 17

A. Bahan dan Metode........................................................................................... 17

BAB IV ........................................................................................................................ 18

HASIL DAN KESIMPULAN ...................................................................................... 18

A. Hasil ............................................................................................................. 18

B. Pembahasan .............................................................................................. 25

Page 13: literature review - Repository Poltekkes Medan

xi

xi

1. Persamaan dan perbedaan ..................................................................... 26

2. Kelebihan dan Kekurangan ..................................................................... 27

BAB IV ........................................................................................................................ 29

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 29

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 29

B. Saran .................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 30

Page 14: literature review - Repository Poltekkes Medan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal

maupun global (menyeluruh) yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24

jam atau sampai menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan

vascular (WHO, 2015). Menurut Ratna D.P (2018) Stroke hemoragik merupakan

stroke karna pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang

normal dan darah merembes kedalam suatu daerah otak dan merusaknya.

Hampir 70 % kasus stroke hemoragik diderita oleh hipertensi. Diperkirakan 17.7

juta orang meninggal karena stroke pada tahun 2015 mewakili 31% dari semua

kematian global. Lebih dari tiga perempat kematian akibat stroke terjadi di

Negara dengan penghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015). Menurut

Sunarto (2015) Stroke menjadi sumber penyebab cacat nomor satu dan

penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini menjadi sumber masalah

kesehatan yang mendunia, dengan dua pertiga stroke terjadi di Negara yang

sedang berkembang, hal itu terjadi karena serangan stroke yang mendadak

dapat mengakibatkan kecacatan ataupun kematian sehingga menjadi

kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat.

Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas (2018) menjelaskan bahwa prevelensi

stroke di indonesia telah terjadi peningkatan dari data sebelumnya, berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar 7 ‰.

Semakin tinggi usia maka angka prevelensi stroke akan meningkat pada

kelompok usia ≥75 tahun (50.2 ‰). Pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan

yaitu (11.0‰) dan (10.9‰). Dijelaskan lebih lanjut bahwa prevalensi stroke yang

terdiagnosis nakes maupun berdasarkan diagnosis atau gejala lebih tinggi pada

laki-laki dari pada perempuan. Prevalensi stroke cenderung lebih tinggi pada

masyarakat yang belum/tidak pernah sekolah (21.2‰) dari pada tamat

D1/D2/D3/PT (9.1‰).Prevalensi stroke di kota lebih tinggi dari pada di desa,

berdasarkan diagnosis nakes (12.6 ‰) dan (8.8‰). Prevalensi lebih tinggi

pada masyarakat yang tidak bekerja yang didiagnosis nakes (21.8 ‰).

Prevalensi Stroke tertinggi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

Page 15: literature review - Repository Poltekkes Medan

2

di Kalimantan Timur (14,7%), DI Yogyakarta (14,5%), diikuti Sulawesi utara

(14,2%).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2018) jumlah penduduk sumatera utara

yaitu 14.415.391 jiwa, sebanyak 46.1% adalah penderita stroke. Pada tahun

2018 tercatat 137 pasien stroke di ruangan Unit Stroke Care (USC) RSUD

Dr.Pirngadi Medan sedangkan pada tahun 2019 pasien stroke meningkat

sebanyak 151 orang, penderita stroke hemoragik sebanyak 73 orang sedangkan

stroke non hemoragik sebanyak 78 orang . Tingginya angka kejadian stroke

seperti yang tersebut di atas perlu adanya pelayanan kesehatan berupa asuhan

keperawatan yang profesional. Pada asuhan keperawatan yang profesional

penatalaksanaan stroke secara tepat dan cepat diharapkan mampu

menekan angka kematian dan resiko komplikasi akibat stroke. Oleh karena itu

peran perawat gawat darurat sangat penting dalam proses penanganan pasien

stroke.

Salah satu upaya untuk menekan angka kematian dan resiko terjadinya

komplikasi akibat stroke adalah dengan memberikan tindakan elevasi kepala

yang bertujuan untuk mencukupi oksigenasi otak. Menurut Martina, dkk (2017)

mengatakan posisi terlentang dengan disertai head up menunjukkan aliran balik

darah dari bagian inferior menuju ke atrium kanan cukup baik karna resistensi

pembuluh darah dan tekanan atrium kanan tidak terlalu tinggi, sehingga volume

darah yang masuk (venous return) ke atrium kanan cukup baik dan tekanan

pengisi ventrikel kanan (preload) meningkat. Pasien diposisikan head up 30°

akan meningkatkan aliran darah diotak dan memaksimalkan oksigenisasi

jaringan serebral.

Dari data hasil penelitian Abdul, K.H (2018) menjelaskan pemenuhan

oksigenasi otak dengan dilakukannya elevasi 30° dapat meningkatkan saturasi

oksigen yaitu adanya perubahan saturasi 96%-98% dimana aliran balik darah

dari bagian inferior menuju atrium kanan cukup baik karna resitensi pembuluh

darah dan tekanan atrium kanan tidak terlalu tinggi, sehingga volume darah yang

masuk ke atrium kanan cukup baik. Pada kasus klien stroke hemoragik terjadi

hipoksia/hiperkarbi yaitu penurunan pemasukan oksigen kejaringan. Hipoksia

terjadi karna defesiensi oksigen yang mengakibatkan sel-sel tidak cukup

memproleh oksigen sehingga metabolisme terganggu. Bila penurunan PaO2

disertai hiperventilasi dan penurunan PaCO2, resistensi serebro-vasculer

Page 16: literature review - Repository Poltekkes Medan

3

meningkat, aliran darah serebral berkurang dan hipoksia bertambah. Parameter

ventilasi: PaCO2 (N: 35-34 mmHg), parameter oksigen: PaO2 (N: 80-100

mmHg), SaO2 (N: 95-100%). Klien dengan posisi kepala elevasi 30° akan

meningkatkan aliran darah diotak dan memaksimalkan oksigenasi serebral.

Dalam keadaan kritis dianjurkan untuk dipertahankan pada nilai lebih dari 65

mmHg, sehingga dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan autoreglasi otak mmHg.

Sedangkan perfusi jaringan dipertahankan pada nilai 60-100 mmHg. Jika perfusi

jaringan mean arterial pressure (MAP) kurang dari 60 maka akan menyebabkan

hipoksia, dan jika melebihi 100 mmHg maka akan menyebabkan peningkatan

intrakranial sehingga aliran darah ke otak juga akan terganggu (Martono, dkk,

2016).

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah Gambaran Pemenuhan Oksigenasi Otak dengan Posisi Elevasi

Kepala 30° pada Pasien Stroke Hemoragik.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum studi literatur ini adalah untuk memperoleh gambaran

secara nyata pemenuhan kebutuhan oksigenasi otak melalui posisi

elevasi kepala 30 °pada pasien stroke hemoragik dengan melakukan

kajian pustaka dari artikel ilmiah yang terbit pada jurnal Nasional

terindeks.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus studi kasus ini secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencari persamaan penelitian dengan menggunakan

literature review

2. Untuk mencari kelebihan penelitian dengan menggunakan

literature review

3. Untuk mencari kekurangan penelitian dengan menggunakan

literature review

Page 17: literature review - Repository Poltekkes Medan

4

D. Manfaat Penelitian

1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan

Keperawatan Medan, peneliti ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan peserta didik.

2. Peneliti

Meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan serta

pengalaman.

Page 18: literature review - Repository Poltekkes Medan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebutuhan Oksigenasi Otak

1. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi

Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau

fisika). Oksigen yang berupa gas tidak berwarna dan tidak berbau, yang sangat

penting dalam proses metabolisme sel. Pendapat ini sejalan dengan pendapat

Tarwoto & Wartonah, (2015) yaitu oksigen merupakan komponen gas dan unsur

vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup

seluruh sel tubuh. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia

untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh agar mampu mempertahankan

kelagsungan hidup serta aktivitas berbagai sel organ dalam sehari-hari

(Nurhidayah, Rika Endah, 2016).

Kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan

kebutuhan dasar manusia. Hal ini terlihat pada seseorang yang kekurangan

oksigen akan mengalami hipoksia bahkan kematian (Andina & Yuni, 2017).

Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen

di dalam tubuh yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan penggunaan

oksigen dalam tingkat sel, ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit

(sianosis). Secara umum, hipoksia disebabkan oleh menurunnya kadar Hb,

menurunnnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan,

atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen (Aziz &

Musrifatul, 2015).

2. Pengatur Kebutuhan Oksigenasi

Tarwoto & Wartonah, (2015) mengatakaan bahwa sistem yang beperan

dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pernapasan

Tarwoto & Wartonah, (2015) mengatakan bahwa sistem pernapasan berperan

dalam menyediakan oksigen yang akan digunakan untuk metabolisme sel tubuh.

Sebagai organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang

terdiri dari dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, isi abdomen, dinding

abdomen dan pusat pernafasan diotak. Sewaktu keadaan tubuh beristirahat

frekuensi pernafasan antara 12-15 kali permenit.

Page 19: literature review - Repository Poltekkes Medan

6

Tarwoto & Wartonah, (2015) kembali menjelaskan bahwa proses oksigenasi

pada sistem pernapasan yaitu ventilasi, perfusi paru dan diffuse berawal dari

pengambilan oksigen dari atmosfer melalui organ pernapasan bagian atas

seperti hidung atau mulut, faring, laring. Pada organ pernapasan bagian atas

juga berfungsi sebagai proteksi terhadap benda asing yang akan masuk ke

pernapasan bagian bawah, menghangatkan gas, filtrasi, dan melembabkan gas.

Selanjutnya oksigen masuk ke organ pernapasan bagian bawah seperti trakea,

bronkus utama, bronkus sekunder, bronkus tersier (segmental), terminal

bronkiolus dan selanjutnya masuk ke alveoli untuk proses difusi. Setelah itu

proses selanjutnya adalah penyaluran oksigen ke jaringan tubuh melalui sistem

kardiovaskuler.

Ernawati, (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernafasan:

1. Posisi tubuh

Pada keadaan duduk atau berdiri pengembangan paru dan pergerakan

diafragma lebih baik daripada posisi datar dan tengkurap. Ibu hamil atau

tumor abdomen dan makan terlalu kenyang akan menekan diafragma ke

atas sehingga pernafasan lebih cepat.

2. Lingkungan

Oksigen di atmosfer sekitar 21%, namun dalam keadaan ini tergantung

dari lingkungan, seperti pada tempat tinggi, dataran tinggi dan daerah

kutub akan membuat kadar oksigen menjadi berkurang, maka tubuh akan

berkompensasi dengan meningkatkan jumlah pernafasan. Dalam

lingkungan yang panas dapat meningkatkan pengeluaran oksigen.

3. Polusi udara

Polusi udara yang disebabkan oleh industry dan kendaraan bermotor

dapat berpengaruh terhadap kesehatan paru-paru dan kadar oksigen

karna mengandung karbon monooksida yang dapat merusak ikatan

oksigen dengan hemoglobin.

4. Zat alergen.

Beberapa zat alergen dapat mempengaruhi pernafasan, seperti makanan,

zat kimia, atau benda sekitar yang dapat merangsang membrane mukosa

saluran pernafasan sehingga mengakibatkan vasokontriksi atau

vasodilatasi pembuluh darah, seperti pada pasien asma.

Page 20: literature review - Repository Poltekkes Medan

7

5. Gaya hidup dan kebiasaan

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan penyakit pernafasan seperti

emfisema, bronchitis, kanker, dan infeksi paru lainnya.

2. Sistem Kardiovaskuler

Tarwoto & Wartonah, (2015) mengatakan bahwa sistem kardiovaskuler berperan

dalam proses oksigenasi ke jaringan tubuh, yaitu melalui proses transportasi

oksigen. Proses transportasi ini berjalan melalui aliran darah. Aliran darah yang

adekuat hanya dapat terjadi apabila fungsi jantung normal. Oksigenasi pada

jaringan ini sangat ditentukan oleh adekuatnya fungsi jantung, yang mana

adekuatnya fungsi jantung dapat dilihat dari kemampuan jantung memompa

darah dan perubahan tekanan darah. Tekanan darah merupakan daya dorong

darah ke seluruh dinding pembuluh darah pada permukaan yang tertutup.

Tekanan darah timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi

pada dinding arteri. Tekanan darah adalah ekspresi dari tekanan sistole dan

tekanan diastole yang normalnya berkisar 120/80 mmHg. Peningkatan tekanan

darah lebih dari normal disebut hipertensi dan jika kurang dari normal disebut

hipotensi. Morton, Fontaine, hudak & Gallo, (2013) mengatakan bahwa dengan

adanya tekanan sistole dan diastole maka akan dapat menentukan MAP yang

berbanding lurus dengan perfusi jaringan otak atau cerebral perfusion pressure

(CPP). MAP dapat dihitung dengan perbandingan MAP = (sistole + 2x diastole) /

3. Sedangkan CPP dapat dihitung dengan mengurangi MAP dengan tekanan

intra kranial (TIK). Rumus menghitung CPP dapat dituliskan dengan CPP = MAP

– TIK.

3. Sistem Hematologi

Tarwoto & Wartonah, (2015) mengatakan pada sistem hematologi sel darah yang

sangat berperan dalam oksigenasi adalah sel darah merah, karena di dalamnya

terdapat hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Oksigen dibawa ke seluruh

tubuh melalui sirkulasi sistemik. Setiap 100 ml darah yang meninggalkan kapiler

alveolus membawa 20 ml oksigen. Molekul oksigen dibawa dalam darah melalui

dua jalur yaitu melalui ikatan dengan hemoglobin (Hb) sekitar 97% dan larut

melalui plasma sekitar 3%.

Page 21: literature review - Repository Poltekkes Medan

8

3. Pengkajian Kebutuhan Oksigenasi

Andarmoyo, (2012) mengatakan bahwa pengkajian keperawatan yang harus

dilakukan untuk status oksigenasi meliputi:

1. Riwayat Keperawatan

Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian tentang

masalah pernafasan dulu dan sekarang seperti masalah penyakit paru masa

lalu, frekuensi infeksi pernafasan, masalah pada fungsi sistem kardiovaskuler

(kelemahan, dispnea), adanya batuk dan penangananya, sputum, medikasi, dan

adanya faktor risiko untuk gangguan status oksigenasi seperti pengunaan obat,

gaya hidup, kebiasaan merokok serta faktor risiko yang memperberat masalah

oksigenasi seperti riwayat hipertensi, penyakit jantung atau penyakit CVA,

merokok, usia paruh baya atau lanjut, obesitas, diet tinggi lemak, peningkatan

kolesterol, riwayat penggunaan medikasi, stressor yang dialami, status atau

kondisi kesehatan.

2. Pemeriksaan Fisik

Dalam menilai status oksigenasi klien, perawat menggunakan empat teknik

pemeriksaan fisik, yaitu:

1. Inspeksi

Pada saat inspeksi pada saat inspeksi perawat mengamati tingkat kesadaran

klien menggunakan skala indikator Glasgow Coma Scale (GCS), penampilan

umum, postur tubuh, kondisi kulit, dan membrane mukosa, dada (kontur rongga

interkosta, diameter anteroposterior (AP), struktur thoraks, pergerakan dinding

dada), pola nafas (frekuensi dan kedalaman pernafasan, durasi inspirasi dan

ekspirasi), ekspansi dada secara umum, adanya sianosis, adanya deformitas,

dan jaringan parut pada dada, dll.

2. Palpasi

Palpasi dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas

dada pasien. Saat palpasi, perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan

punggung pasien dengan me mintanya menyebutkan “tujuh tujuh “secara

berulang. Jika pasien mengikuti instruksi tersebut berulang secara tepat, perawat

akan merasakan getaran pada telapak tangannya. Normalnya fremitus taktil akan

terasa pada individu yang sehat, dan akan meningkat pada kondisi konsodilatasi.

Selain itu, palpasi juga dilakukan untuk mengkaji temperature kulit,

pengembangan dada adanya nyeri tekan, thrill, titik impuls maksimum

Page 22: literature review - Repository Poltekkes Medan

9

abnormalitas massa dan kelenjar, sirkulasi perifer, denyut nadi, pengisian kapiler,

dll.

3. Perkusi

Perkusi dilakukan untuk menentukkan ukuran dan bentuk organ dalam serta

untuk mengkaji adanya abormalitas, caira atau udara didalam paru. Perkusi

sendiri dilakukan dengan menekan jari tengah (tangan non dominan) pemeriksa

mendatar diatas dada pasien. Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk dengan

menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Normalnya

dada menghasilkan bunyi resonan atau gaung perkusi. Pada penyakit tertentu

(missal pneumothoraks, emfisema), adanya udara pada dada atau paru- paru

menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum. Sedangkan bunyi pekak atau

kempis terdengar apabila perkusi dilakukan diatas area yang mengalami

ateletaksis.

4. Auskultasi

Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang dihasilkan di dalam tubuh.

Auskultasi dapat dilakukan langsung atau dengan menggunakan stetoskop.

Bunyi yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan

kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat auskultasi

lebih baik dilakukan lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan fisik paru, auskultasi

dilakukan untuk mendengarkan bunyi nafas vesicular, bronchial, bronkovesikular,

rales, ronkhi, juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi nafas serta lokasi

dan waktu terjadinya.

4 Pemeriksaan Penunjang

Tarwoto & Wartonah, (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

antara lain:

1) Tes untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung yaitu EKG,

Exercise stress test

2) Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah yaitu

Echocardiography, Kateterisasi jantung, Angiografi

3) Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi yaitu test fungsi paru- paru

dengan spirometri, test astrup, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap

4) Melihat struktur system pernapasan yaitu Foto thoraks, Bronkoskopi, CT

scan paru

Page 23: literature review - Repository Poltekkes Medan

10

5) Menentukan sel abnormal / infeksi sistem pernapasan yaitu Kultur

apustenggorok, Sitologi, Spesimen sputum (BTA).

5 Masalah Keperawatan Gangguan Oksigenasi

Wahyudi, (2016) mengatakan bahwa masalah keperawatan pada gangguan

okigenasi antara lain:

1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas adalah kondisi pasien tidak mampu

mengeluarkan secret sehingga menimbulkan obstruksi partial atau total saluran

nafas. Hal ini berhubungan dengan menurunnya energy dan kelelahan, infeksi

trakea bronchial, penurunan kesadaran, reflek batuk menurun. Data fokus yang

muncul seperti suara nafas tambahan, perubahan irama nafas, batuk, sianosis.

Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan monitor

status oksigen pasien, identifikasi perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan,

monitor respirasi dan status oksigen, pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning,

auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning, minta klien nafas dalam

sebelum suctioning, berikan oksigen dengan menggunakan nasal untuk

memfasilitasi suksion nasotrakheal, posisikan pasien untuk memaksimalkan

ventilasi dan berikan bronkodilator bila perlu, berikan pelembab udara

Kassa basah NaCL lembab, atur intake untuk cairan mengoptimalkan

keseimbangan, ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction, keluarkan

secret dengan batuk atau suction, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

terapi oksigen.

2. Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas adalah kondisi pasien mengalami gangguan

pertukaran O2 dan CO2 diantara alveoli dan sistem kapiler/vascular paru sehingga

terjadi penurunan O2. Hal ini berhubungan dengan edema paru, ateletaksis,

kerusakan membrane alveolar dan endotel kapiler. Data fokus yang muncul

seperti sesak nafas, PO2 menurun PaCO2 meningkat, sianosis, lemah,

Respiratory Rate (RR) meningkat. Tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah tersebut yaitu dengan monitor status oksigen pasien, buka jalan nafas,

gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu, posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi, identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan

nafas buatan.

Page 24: literature review - Repository Poltekkes Medan

11

3. Tidak efektifnya pola nafas

Tidak efektifnya pola nafas adalah kondisi dimana pola inhalasi dan

ekshalasi berubah karena pengembangan dan pengosongan (recoil) paru tidak

maksimal. Data fokus yang muncul seperti perubahan irama dan frekuensi

pernafasan, dipsnea, suara nafas menurun. Tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah tersebut yaitu dengan monitor tanda tanda vital, monitor

respirasi dan oksigen, obsevasi adanya tanda tanda hipoventilasi, pertahankan

jalan nafas yang paten, atur peralatan oksigenasi, keluarkan secret dengan

batuk atau suction, lakukan fisioterapi dada bila perlu, posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi.

4. Menurunnya perfusi jaringan otak

Menurunnya perfusi jaringan otak adalah kondisi tidak adekuatnya suplai oksigen

akibat menurunnya suplai darah pada jaringan otak. Hal ini berhubungan dengan

hipovolemia, edema, thrombosis vena, perdarahan, penurunan cardiac output.

Data fokus seperti edema, nadi lemah, cappilary refill > 2 dtk, pucat, menurunnya

sensasi, peningkatan TIK. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

tersebut yaitu dengan monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap

panas/dingin/tajam/tumpul, moitor adanya paretese, monitor kemampuan BAB,

monitor adanya tromboplebitis, instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit

jika ada isi atau laserasi, gunakan sarung tangan untuk proteksi, batasi grakan

kepala, leher, dan punggung, diskusikan mengenai penyebab perubahan

sensasi, kolaborasikan pemberian analgetik.

B. Stroke

1. Pengertian Stroke

Menurut WHO stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang

diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak. Stroke atau Cerebro Vasculer

Accident (CVA) adalah sindrom klinik yang diawali dengan timbulnya mendadak

progressive cepat berupa defisit neurologis vocal ataupun global yang

berlangsung 24 jam lebih yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

neotraumatik (Mansjoer & arif, 2000). Stroke merupakan penyakit serebro

vaskuler (pembuluh darah otak) karena kematian jaringan otak (infark serebral)

penyebabnya adalah berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak

dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

Page 25: literature review - Repository Poltekkes Medan

12

Menurut Azwar Agoes (2015) Angka kejadian stroke meningkat seiring

bertambahnya usia mulai dari umur 30-an keatas karena berbagai faktor. Usia

lanjut merupakan salah satu faktor beresiko mengalami stroke sekitar 95 %

kasus stroke terjadi pada usia 45 tahun atau lebih dan dua pertiga diantaranya

terjadi pada usia 65 tahun atau lebih. Pasien stroke dimungkinkan mengalami

gangguan transfer oksigen atau cerebro blood flow menurun sehingga

mengakibatkan penurunan perfusi jaringan, sehingga dapat mengakibatkan

iskemik. Sindrom klinis yang terjadi pada stroke secara mendadak, progresi

cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam

atau lebih. Bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara,

beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari

24 jam, disebut serangan iskemia otak sepintas (transient ischaemia attack =

TIA).

Ratna Dewi Pudiastuti, (2018) mengatakan stroke terbagi dua kategori yaitu

stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik adalah stroke karna

pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan

darah merembes kedalam suatu daerah otak dan merusaknya. Hampir 70 %

kasus stroke hemoragik diderita oleh hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis

yaitu:

1. Hemoragik intraserebral, yaitu pendarahan yang terjadi didalam

jaringan otak

2. Hemoragik subaraknoid, yaitu pendarahan yang terjadi pada ruang

sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi

otak.

2. Penyebab Stroke

Ratna Dewi Pudiastuti, (2018) menjelaskan penyebab dari stroke hemoragik

ada 3 faktor yaitu:

1. Faktor resiko medis, antara lain

a. Cidera kepala berat

b. Hipertensi

c. Diabetes mellitus

d. Aneurisma otak

e. Aterosklerosis

Page 26: literature review - Repository Poltekkes Medan

13

f. Gangguan jantung

g. Riwayat stroke dalam keluarga

h. Tumor otak

i. Penyakit vaskuler perifer

80 % pemicu stroke disebabkan oleh hipertensi dan aterosklerosis.

2. Faktor resiko perilaku, antara lain :

a. Kurang olahraga

b. Merokok (aktif atau pasif)

c. Makanan tidak sehat

d. Kontrasepsi oral

e. Mendengkur

f. Narkoba

g. Obesitas

h. Stress

i. Cara hidup

3. Faktor lain

Data statistik 93% pengidap penyakit thrombosis ada hubungannya

dengan penyakit tekanan darah tinggi.

a. Thrombosis Serebral

Terjadi di pembuluh darah dimana oklusi terjadi thrombosis yang

dapat menyebabkan ischemia jaringan otak, edema dan kongesti

diaarea sekitarnya.

b. Emboli Serebral

Penyumbatan pada pembuluh darah otak karena bekuan darah,

lemak atau udara. Kebanyakan emboli berasal dari trhombus di

jantung yang terlepas dan penyumbatan system arteri serebral.

c. Perdarahan intra serebral

Pembuluh darah otak bias pecah, terjadi karena asterosclerosis dan

hipertensi.

d. Migren

e. Thrombosis sinus dura

f. Diseksi arteri karotis atau vertebralis

g. Kondisi hiperkoagulasi

Page 27: literature review - Repository Poltekkes Medan

14

h. Vasculitis sistem saraf pusat

i. Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intracranial yang progresif)

j. Kelainan hematologi (anemia sel sabit,leukemia)

k. Miksoma atrium

3. Manifestasi Klinis Stroke

Morton, dkk. (2013) mengatakan bahwa stroke biasanya ditandai dengan

awitan mendadak kerusakan neurologis fokal. Pasien dapat mengalami tanda

seperti kelemahan, mati rasa, perubahan penglihatan, disartria, disfagia, atau

afasia. Ratna Dewi Pudiastuti, (2018) manifestasi stroke hemoragik dapat dibagi

atas klasifikasinya antara lain:

a. Perdarahan Subaraknoid (PSA).

Stroke Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodomonal berupa nyeri

kepala hebat dan akut, kesadaran sering terganggu dan dangat bervariasi, ada

gejala atau tanda rangsangan meningeal, edema papil dapat terjadi bila ada

perdarahan subhialoid interna, gejala neurologis yang timbul tergantung pada

berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi stroke

dapat berupa kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul

mendadak, gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan,

perubahan mendadak status mental, afasia (bicara tidak lancar, kurangnya

ucapan atau kesulitan memahami ucapannya, ataksia anggota badan, vertigo,

mual, muntah, atau nyeri kepala.

b. Perdarahan Intraserebral (PIS).

Stroke akibat PIS mempunyai gejala prodomonal yang tidak jelas, kecuali nyeri

kepala karena hipertensi, seringkali setiap hari saat aktivitas, atau emosi/marah,

sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah seringkali terjadi sejak

permulaan serangan. Kesadaran biasanya menurun cepat masuk koma (65%

terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara ½ s.d 2 jam dan 125 terjadi setelah

2 jam, sampai 19 hari).

4. Komplikasi Stroke

Nurarif & Hardhi (2015) menyatakan bahwa komplikasi terkait Cerebrivaskuler

Accident atau stroke terbagi menjadi:

a. Dini (0-48 jam pertama)

Page 28: literature review - Repository Poltekkes Medan

15

Edema serebri dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial,

hermisi, dan akhirnya infark miokard (penyebab kematian mendadak

pada stadium awal)

b. Jangka pendek (1-14 hari)

Pneumonia akibat imobilisasi lama, infark miokard, emboli paru, stroke

rekuren yaitu sering terjadi pada setiap saat.

c. Jangka panjang (>14 hari)

Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskuler lainnya: penyakit

vaskuler perifer.

Akibat dari stroke antara lain, yaitu:

a. 80-90 % bermasalah dalam berpikir dan mengingat.

b. 80 % penurunan parsial/ total pergerakan lengan dan tungkai.

c. 70 % menderita depresi

d. 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

5. Penatalaksanaan Stroke

Nurarif & Hardhi, (2015) mengatakan bahwa penatalaksanaan stroke

hemoragik dibagi dalam:

1. Penatalaksanaan Umum

1. Posisi kepala dan badan atas 30°, posisi lateral dekubitus bila disertai

muntah. Boleh dimulai mobilisasi bertahap bila hemodinamik stabil.

Sedangkan pemberian elevasi kepala 30° dengan instrumen berupa

standar operasional prosedur (SOP). Riyadi &Harmoko, (2016)

menjelaskan tentang SOP dalam pemberian elevasi kepala dalam posisi

semi fowler sebagai berikut:

a. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk tindakan elevasi kepala yaitu tempat

tidur, disarankan menggunakan tempat tidur yang dilengkapi dengan

pengaturan ketinggian bagian kepala, bantal kecil, gulungan handuk,

footboard, sarung tangan.

b. Prosedur

Prosedur untuk pemberian posisi elevasi kepala secara berurutan yaitu

dengan cuci tangan dan gunakan sarung tangan, minta klien

memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan, naikkan kepala 300

(atur posisi sesuai kebutuhan), letakkan bantal pada punggung di kurve

Page 29: literature review - Repository Poltekkes Medan

16

lumbal jika ada celah, letakkan bantal/pengalas tipis di kaki mulai dari

lutut sampai tumit, pastikan tidak ada tekanan pada popital dan lutut

dalam keadaan fleksi, letakkan trochanter roll (gulungan handuk) pada

sisi paha. Topang telapak kaki klien menggunakan footboard, letakkan

bantal untuk menopang lengan dan tangan, lepas sarung tangan dan cuci

tangan, dokumentasikan perasat.

2. Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan

oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah.

3. Kandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter.

4. Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal.

5. Suhu tubuh harus dipertahankan.

6. Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan. Baik,

bila terdapat gangguan menelan atau pasien yang kesadaran menurun,

dianjurkan pipi NGT.

7. Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi

Page 30: literature review - Repository Poltekkes Medan

17

BAB III

METODE PENEITIAN

A. Bahan dan Metode

Penelitian ini menggunakan Literature review (kajian pustaka) yaitu

melakukan penelusuran pustaka menggunakan mesin pencarian data base

jurnal di Internet. Data base yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Google Cendikiawa (Google scholar). Pencarian menggunakan kata kunci

(Key words) “Gambaran Pemenuhan Oksigenasi Otak, Posisi Elevasi 30° dan

Pasien Stroke Hemoragik”. Jika artikel yang diperoleh tidak sesuai maka kata

kunci ditulis dengan lengkap “Gambaran Pemenuhan Oksigenasi Otak

Dengan Posisi Elevasi 30° Pada Pasien Stroke Hemoragik”.

Adapun kriteria inklusi sumber artikel penelitian adalah: 1) Berdasarkan

sumber utama (Primary sources) yaitu artikel ilmiah yang terbit dijurnal

terindeks di Google Schoolar dan DOAJ, dll. Sumber kedua (secondary

sources) seperti Buku teks yang diterbitkan oleh Publisher Nasional. Sumber

ketiga (tertiary sources) seperti Majalah Popular, Blog, dll. 2) Berdasarkan

tahun terbit yaitu jurnal yang dipublikasikan dari tahun 2015 hingga 2020. 3)

Penulis berasal dari lembaga pendidikan yang diakui pemerintah. Untuk

menyajikan data hasil penelusuran pustaka dilakukan beberapa tahapan,

pertama melakukan ringkasan (summary) dimana ringkasan lima artikel

disajikan dalam tabel meliputi judul dan peneliti, nama jurnal, tahun terbit dan

indeks, metode penelitian, lokasi dan hasil. Kemudian tahapan kedua adalah

menilai kesesuaian antara tujuan dan hasil. Pada tabel ini penulis merujuk

pada tujuan yang ditetapkan oleh peneliti kemudian membandingkan dengan

hasil. Tahap ketiga melakukan penilian tentang kesamaan dan juga menilai

perbedaan dan tahap keempat memberikan kritik atau pendapat terhadap

masing-masing artikel, sehingga pada bab hasil penelitian disajikan empat

tabel.

Page 31: literature review - Repository Poltekkes Medan

18

BAB IV

HASIL DAN KESIMPULAN

A. Hasil

Tabel 1. Ringkasan isi jurnal

No Judul artikel/

Penulis

Jurnal/

Terbit

Metode

Penelitian/

Lokasi

Sampel

Tujuan

Tujuan dan Hasil

1 Gambaran

intracerebral

hemorrhage

score pada

pasien

stroke

hemoragik

yang dirawat

inap di rsup

h. Adam

malik medan

(Sunjaya,

dkk, 2019)

Jurnal: The

Journal of

Medical

School

(JMS) Vol.

52, No. 3,

2019 | 108

– 113.

Penelitian

ini bersifat

deskriptif

dengan

desain

penelitian

cross

sectional.

75

0rang

Tujuan: untuk

mengetahui

gambaran ICH

Score pada pasien

stroke hemoragik

yang dirawat inap

di RSUP H. Adam

Malik Medan

Hasil: Mayoritas

pasien stroke

hemoragik yang

dirawat inap

memiliki ICH Score

2 (38,7%), GCS

Score 5 – 12

(65,3%) dengan

volume ICH≥30

cm3 sebesar 58,7%

dan umumnya

tidak mengalami

perdarahan

intraventrikular

(61,3%).

2 Gambaran

oksigenasi

pada pasien

Skripsi:

Repository

Poltekkes

Penelitian

deskriptif

dengan

20

orang

Tujuan:

mengetahui dan

dapat menilai

Page 32: literature review - Repository Poltekkes Medan

19

Cerebrovask

uler Accident

(CVA) di

ruang unit

stroke RS

Tk.II dr.

Soepraoen

Malang

(Alega,

2019)

Soepraoen rancagan

cross

sectional

saturasi oksigen,

Respiratory Rate

(RR), terapi

oksigen pada

pasien

Cerebrovaskuler

Accident (CVA)

Hasil: didapatkan

nilai mean saturasi

oksigen yaitu

96,85, nilai mean

RR yaitu 21,65,

nilai mean aliran

yaitu 3,0750.

3 Perbedaan

Saturasi

Oksigen

Pagi Dan

Malam Hari

pada pasien

stroke

hemoragik

diruang

rawat inap

RSUD

meuraxa

(tondang,

2019)

Jurnal:

Riset Dan

Inovasi

Pendidikan,

volume 1,

nomor 2,

Desember

2019: 99-

112.

Metode

deskriptif

dan

rancangan

cross

sectional.

50

orang

Tujuan: untuk

mengetahui ada

tidaknya

perbedaan saturasi

oksigen pagi dan

malam hari pada

pasien stroke

hemoragik.

Hasil:

menunjukkan data

rerata saturasi

oksigen pagi

sebesar 96% dan

saturasi oksigen

malam hari 94%.

4 Korelasi

lokasi

perdarahan

intraserebral

Jurnal:

Kedokteran

Diponegoro

Volume 6,

Penelitian

observasio

nal analitik

dengan

32

orang

Tujuan:

Mengetahui

korelasi lokasi

perdarahan

Page 33: literature review - Repository Poltekkes Medan

20

dengan

Outcome

pasien stroke

hemoragik

(Rizki, dkk,

2017)

Nomor 2,

April 2017

metode

belah

lintang

intraserebral

dengan outcome

pasien stroke

hemoragik.

Hasil: tidak

terdapat korelasi

antara lokasi

perdarahan dengan

outcome pasien

stroke hemoragik

yang dihitung

menggunakan

Barthel Index

dengan nilai p=

0.665 (bermakna

bila p < 0,05).

5 Karakteristik

Penderita

Stroke

Hemoragik

Rawat Inap

Di Rumah

Sakit Santa

Elisabeth

Medan

Tahun 2015-

2016.

(Tondang &

Roni, 2016)

Skripsi:

Repositori

Institusi

USU

penelitian

deskriptif

dengan

desain

case series

165

orang

Tujuan:

mengetahui

gambaran

karakteristik

penderita stroke

hemoragik dirawat

inap Santa

Elisabeth Medan.

Hasil: Faktor

risiko hipertensi

66,1%,

perdarahan

intraserebral

66,7%,

hemiparesis

dextra 47,9%,

hemisfer

Page 34: literature review - Repository Poltekkes Medan

21

serebri 41,8%,

tindakan

konservatif

82,4%, lama

rawatan rata-

rata 10,87 hari

(11 hari), biaya

sendiri 61,2%,

pulang dengan

berobat jalan

57,6%, lokasi

perdarahan

dan letak

kelumpuhan

tertinggi pada

hemisfer

serebri dengan

letak

kelumpuhan

pada

hemiparesis

dextra sebesar

20,6%.Case

Fatality Rate

(CFR)

berdasarkan

umur tertinggi

yaitu >60 tahun

27,66%, laki-

laki 25,25%,

batang otak

80,0%,

tindakan

Page 35: literature review - Repository Poltekkes Medan

22

operatif

34,48%.

Menjelaskan bahwa terdapat lima artikel tentang gambaran pemenuhan

oksigenasi dengan posisi elevasi pada pasien stroke yang terbit pada jurnal

nasional mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2020 dengan rincian sebagai

berikut; 2 skripsi sarjana dan 3 artikel menggunakan penelitian deskriptif desain

cross sectional dan total sampling bersifat deskriptif, analitik, kuantitatif dan

kualitatif. Analisa data bervariasi mulai analisa sederhana (deskriptif), analisa

bivariate, multivariate dan analisa hubungan. Lima artikel diterbitkan pada jurnal

terindeks seperti google scholar dan DOAJ. Nama-nama jurnal yaitu: the journal

of medical school (jms), repository poltekkes soepraoen, jurnal kedokteran

diponegoro, riset inovasi pendidikan dan repository institusi USU.

Tabel 2. Penilaian Kesesuaian antara tujuan dan hasil

Judul Tujuan Hasil Penilian

kesesuaian

Gambaran

intracerebral

hemorrhage score

pada pasien

stroke hemoragik

yang dirawat inap

di rsup h. Adam

malik medan

(Sunjaya, dkk,

2019)

untuk mengetahui

gambaran ICH

Score pada pasien

stroke hemoragik

yang dirawat inap

di RSUP H. Adam

Malik Medan

Mayoritas pasien

stroke hemoragik

yang dirawat inap

memiliki ICH

Score 2 (38,7%),

GCS Score 5 –

12 (65,3%)

dengan volume

ICH≥30 cm3

sebesar 58,7%

dan umumnya

tidak mengalami

perdarahan

intraventrikular

(61,3%).

Penulis telah

menjawab

penelitiannya

dengan

menjelaskan

score GCS

pasien stroke

hemoragik

terbanyak 65,3%

pada score GCS

5-12.

Gambaran Mengetahui dan Didapatkan nilai Penulis telah

Page 36: literature review - Repository Poltekkes Medan

23

oksigenasi pada

pasien

Cerebrovaskuler

Accident (CVA) di

ruang unit stroke

RS Tk.II dr.

Soepraoen Malang

(Alega, 2019)

dapat menilai

saturasi oksigen,

Respiratory Rate

(RR), terapi

oksigen pada

pasien

Cerebrovaskuler

Accident (CVA).

mean saturasi

oksigen yaitu

96,85, nilai mean

RR yaitu 21,65,

nilai mean aliran

yaitu 3,0750.

menjawab

penelitiannya

dengan

menjelaskan nilai

mean saturasi

oksigen yaitu

96,85, nilai mean

RR yaitu 21,65,

nilai mean aliran

yaitu 3,0750.

Perbedaan

Saturasi Oksigen

Pagi Dan Malam

Hari pada pasien

stroke hemoragik

diruang rawat

inap RSUD

meuraxa

Tujuan: untuk

mengetahui ada

tidaknya

perbedaan

saturasi oksigen

pagi dan malam

hari pada pasien

stroke hemoragik.

Hasil:

menunjukkan

data rerata

saturasi oksigen

pagi sebesar 96%

dan saturasi

oksigen malam

hari 94%.

Penulis telah

menjawab

penelitiannya

dengan

menjelaskan

bahwa nilai

oksigenasi pada

pagi hari 96%

lebih bagus

dibandingkan nilai

saturasi pada

malam hari 94%.

Korelasi lokasi

perdarahan

intraserebral

dengan Outcome

pasien stroke

hemoragik.

Mengetahui

korelasi lokasi

perdarahan

intraserebral

dengan outcome

pasien stroke

hemoragik.

Hasil:

tidak terdapat

korelasi antara

lokasi perdarahan

dengan outcome

pasien stroke

hemoragik yang

dihitung

menggunakan

Barthel Index

dengan nilai p=

0.665 (bermakna

Penulis telah

menjawab

penelitiannya

dengan

menjelaskan

menggunakan

hasil Barthel

Index dengan

nilai p= 0.665

(bermakna bila p

< 0,05).

Page 37: literature review - Repository Poltekkes Medan

24

bila p < 0,05).

Karakteristik

Penderita Stroke

Hemoragik Rawat

Inap Di Rumah

Sakit Santa

Elisabeth Medan

Tahun 2015-2016.

Mengetahui

gambaran

karakteristik

penderita stroke

hemoragik dirawat

inap Santa

Elisabeth Medan.

Hasil, 48%.

Faktor risiko

hipertensi 66,1%,

perdarahan

intraserebral

66,7%,

hemiparesis

dextra 47,9%,

hemisfer serebri

41,8%, tindakan

konservatif

82,4%, lama

rawatan rata-rata

10,87 hari (11

hari), biaya

sendiri 61,2%,

pulang dengan

berobat jalan

57,6%, lokasi

perdarahan dan

letak kelumpuhan

tertinggi pada

hemisfer serebri

dengan letak

kelumpuhan pada

hemiparesis

dextra sebesar

20,6%.Case

Fatality Rate

(CFR)

berdasarkan umur

tertinggi yaitu >60

tahun 27,66%,

Penulis telah

menjawab

penelitiannya

dengan

menjelaskan

Faktor risiko

tertinggi yaitu

hipertensi 66,1%

Page 38: literature review - Repository Poltekkes Medan

25

laki-laki 25,25%,

batang otak

80,0%, tindakan

operatif 34

Menjelaskan tentang penilaian kesesuaian (consistency) antara tujuan

(objective) dengan hasil (result). Pada umumnya tujuan penelitian adalah

gambaran pemenuhan oksigenasi otak dengan posisi elevasi kepala 30° pada

pasien stroke hemoragik. Dari lima artikel telah menyajikan hasilnya sesuai

dengan tujuan.

B. Pembahasan

Dari lima jurnal tentang gambaran oksigenasi otak pada pasien stroke

hemoragik menyimpulkan bahwa di Indonesia angka kejadian stroke sangat

tinggi dengan berbagai karakteristiknya. Terbukti dari hasil Riskesdas 2018

penderita stroke merupakan penyebab mortalitas peringkat pertama yaitu 21,2%

dari penyebab mortalitas di Indonesia. Semakin tinggi usia maka angka

prevelensi stroke akan meningkat pada kelompok usia ≥75 tahun (50.2 %). Pada

jenis kelamin laki-laki dan perempuan yaitu (11.0‰) dan (10.9‰). Dijelaskan

lebih lanjut bahwa prevalensi stroke yang terdiagnosis nakes maupun

berdasarkan diagnosis atau gejala lebih tinggi pada laki-laki dari pada

perempuan. Prevalensi lebih tinggi pada masyarakat yang tidak bekerja yang

didiagnosis nakes (21.8 ‰). Prevalensi Stroke tertinggi di Indonesia berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan di Kalimantan Timur (14,7%), DI Yogyakarta

(14,5%), diikuti Sulawesi utara (14,2%).

Dalam satu jurnal didapatkan nilai mean saturasi oksigen yaitu 96,85, nilai

mean RR yaitu 21,65, nilai mean aliran yaitu 3,0750 dan didapatkan sebagian

besar responden sebanyak 15 responden (75%) menggunakan alat nasal kanul

dengan posisi elevasi kepala 15-45°. Hal ini sejalan dengan teori tindakan umum

yang darurat seperti menaikkan kepala 30° mampu memperbaiki hemodinamik.

Dalam lima jurnal yang telah ditelaah menjelaskan proporsi penderita stroke

hemoragik berdasarkan faktor resiko yang tertinggi adalah hipertensi 64.2 %. Hal

Page 39: literature review - Repository Poltekkes Medan

26

ini mendukung teori bahwa hampir 70 % kasus stroke hemoragik diderita oleh

hipertensi. Menurut satu jurnal mayoritas pasien pasien stroke hemoragik

memiliki GCS Score 5 - 12 (n = 49; 65,3%) dan hanya sebagian kecil (5,3%)

pasien yang memiliki GCS Score 3 - 4. Hal ini sejalan dengan hasil studi Rost

dkk di Amerika Serikat dan studi Bhatia, dkk di India yang menyatakan bahwa

mayoritas dari pasien stroke hemoragik memiliki GCS Score ≥ 9 dengan 64,5%

dan 53,3%. perdarahan intraventrikular merupakan sebagai penyebab kematian

pasien stroke hemoragik.

Dalam satu jurnal menunjukkan frekuensi perdarahan intraventrikular pada

pasien stroke hemoragik yang dirawat inap di RSUP HAM Medan yaitu sebanyak

29 orang (38,7) sedangkan diluar negeri seperti di Jerman (58%) [10] dan

Amerika Serikat (55%). Hal ini menunjukkan bahwa resiko kematian di RSUP

HAM Medan cenderung lebih rendah dibandingkan di luar negeri. Dalam satu

jurnal menjelaskan saturasi oksigen pagi sebesar 96% lebih baik dari dan

saturasi oksigen malam hari 94% dengan nilai sig 0,000 (p<0,05) disebabkan

karena pada malam hari pasien stroke hemoragik sering mengalami obstructive

sleep apnea syndrome (OSAS) menyebabkan saturasi oksigen ke perifer dan

serebral tidak tercukupi.

1. Persamaan dan perbedaan

Tabel 3. Persamaan dan perbandingan

Persamaan (Comparing) Perbedaan (Contrasting)

Terdapat empat penelitian yang

memiliki kesamaan dalam hal tujuan

pada pasien stroke hemoragik dan

metodologi yaitu:

1. Gambaran intracerebral

hemorrhage score pada pasien

stroke hemoragik yang dirawat

inap di rsup h. Adam malik

medan.

2. Gambaran oksigenasi pada

pasien Cerebrovaskuler

Ada satu penelitian yang memiliki

metedologi berbeda yaitu:

1. Karakteristik Penderita Stroke

Hemoragik Rawat Inap Di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2015-2016.

Page 40: literature review - Repository Poltekkes Medan

27

Accident (CVA) di ruang unit

stroke RS Tk.II dr. Soepraoen

Malang

3. Perbedaan Saturasi Oksigen

Pagi Dan Malam Hari pada

pasien stroke hemoragik diruang

rawat inap RSUD meuraxa

4. Korelasi lokasi perdarahan

intraserebral dengan Outcome

pasien stroke hemoragik

2. Kelebihan dan Kekurangan

Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian

Judul jurnal Kelebihan/Kekurangan

Gambaran intracerebral

hemorrhage score pada

pasien stroke hemoragik

yang dirawat inap di rsup

h. Adam malik medan

Kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak

menjelaskan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga

pembaca tidak mengetahui batasan penelitian.

Gambaran oksigenasi

pada pasien

Cerebrovaskuler Accident

(CVA) di ruang unit stroke

RS Tk.II dr. Soepraoen

Malang

Penelitian ini sangat baik menjelaskan gambaran

peningkatan oksigen dengan nasal kanul dengan

posisi 15-45° dengan nilai mean saturasi oksigen

yaitu 96,85, nilai mean RR yaitu 21,65, nilai mean

aliran yaitu 3,0750.

Perbedaan Saturasi

Oksigen Pagi Dan Malam

Hari pada pasien stroke

hemoragik diruang rawat

inap RSUD meuraxa

Tujuan penelitian ini sejalan dengan hasil yang

didapatkan bahwa adanya perbedaan yang

signifikan antara SpO2 pada pagi hari dan SpO2

pada malam hari.

Korelasi lokasi perdarahan Dalam abstrak peneliti tidak mencantumkan

Page 41: literature review - Repository Poltekkes Medan

28

intraserebral dengan

Outcome pasien stroke

hemoragik.

jumlah responden dan peneliti tidak menjelaskan

lokasi perdarahan secara lengkap di hasil

penelitian.

Karakteristik Penderita

Stroke Hemoragik Rawat

Inap Di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan

Tahun 2015-2016.

Penelitian ini sangat lengkap karna penulis

mampu memberikan gambaran penelitian

berdasarkan umur dan jenis kelamin, suku,

agama, status perkawinan, pekerjaan serta asal

daerah dan pemaparannya sangat bagus

berbentuk tabel dan pie.

Page 42: literature review - Repository Poltekkes Medan

29

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari lima artikel tentang gambaran pemenuhan oksigenasi otak dengan

posisi elevasi 30° pada pasien stroke menyimpulkan bahwa di indonesia angka

kejadian stroke masih sangat tinggi dengan berbagai karakteristiknya. Lima jurnal

menjelaskan proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan faktor resiko yang

tertinggi adalah hipertensi 64,2 %. Penderita stroke hemoragik berdasarkan umur

yang tertinggi adalah umur >60 tahun 27,66%. Penderita stroke hemoragik

berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki 25,25%. Berdasarkan

CT-Scan penderita stroke hemoragik yang sering terjadi yaitu mengalami

perdarahan intraserebral (PIS) 66,7% dan terendah perdarahan Subdural (PSD)

4,2%. Dalam satu jurnal mengatakan sebagian besar responden sebanyak 15

responden (75%) dengan posisi kepala 15-45° didapatkan hasil nilai mean

saturasi oksigen yaitu 96,85, nilai mean RR yaitu 21,65, nilai mean aliran yaitu

3,0750 dan didapatkan SpO2 pasien stroke hemoragik lebih baik pada pagi hari

(96%) dari pada malam hari (94%).

B. Saran

Bagi penderita yang memiliki riwayat hipertensi agar rutin melakukan kontrol

serta menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah stroke dan serangan stroke

berikutnya. Kepada pihak pendidikan agar meningkatkan penyuluhan kesehatan

tentang stroke karena prevelensi angka kejadian stroke di indonesia masih

sangat tinggi. Kepada perawat diharapkan dapat mengaplikasikan penelitian ini

sesuai standard oparating procedure (SOP) untuk kebutuhan oksigenasi pasien

stroke hemoragik.

Page 43: literature review - Repository Poltekkes Medan

30

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, K.H., 2018. Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral Dengan

Penurunan Kesadaran Pada Klien Stroke Hemoragik Setelah Diberikan

Posisi Kepala Elevasi 30°. Jurnal aisyiyah Palembang. 9(2); 230-231.

Agoes, A. et al., 2010. Penyakit Di Usia Tua. Jakarta: EGC.

Andarmoyo, Sulistyo. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ernawati, 2012. Buku Ajar Konsep Dan Aplikasi Keperawatan Dalam Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 1. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Faridatul, U. & Ari, P, N., 2019. Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Hemoragik

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis: Oksigenasi. Stikes Kusuma

Husada Surakarta.

Hidayat, Aziz A. & Uliya, M. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2.

Jakarta: Salemba Medika.

Martina, E. et al., 2017. Posisi Head Up 300 Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan

Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik.

Adi Husada Nursing Journal. 3(2): 56-58.

Martono, Sudiro, & Satino. 2016. Deteksi Dini Derajat Kesadaran Menggunakan

Pengukuran Nilai Kritis Mean Artery Pressure (Detection of the Degree of

Awareness Using the Measurement of Critical Value Mean Artery

Pressure on Nursing Care). 9(2): 576-577.

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Yogyakarta: Media Action

Publishing.

Nurhidayah, dan Endah, R. 2016. Kebutuhan Dasar Oksigenasi. Medan: Katalog

Dalam Terbitan (KDT).

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Pudiastuti, Ratna D. 2018. Penyakit Pemicu Stroke (Dilengkapi Posyandu Lansia

Dan Posbindu PTM). Cetakan Kedua. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 44: literature review - Repository Poltekkes Medan

31

Riyadi, S. & Harmoko, H. 2016. Standard Operating Procedure Dalam Praktik

Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rizki, dkk, 2017. Korelasi Lokasi Perdarahan Intraserebral Dengan Outcome

Pasien Stroke Hemoragik. Jurnal: Kedokteran Diponegoro Vol. 6, Nomor

2, April 2017

Sunjaya, dkk, 2019. Gambaran Intracerebral Hemorrhage Score Pada Pasien

Stroke Hemoragik Yang Dirawat Inap Di Rsup H. Adam Malik Medan.

Jurnal: The Journal of Medical School (JMS) Vol. 52, No. 3, 2019.

Sumirah, et al., 2019. Pengaruh Elevasi Kepala 30 Derajat Terhadap Saturasi

Oksigen Dan Kualitas Tidur Pasien Stroke. Myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id.

11(2): 134-145.

Sunarto, 2015. Peningkatan Nilai Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke

Menggunakan Model Elevasi Kepala. Jurnal.poltekkes-solo.ac.id. 4(1):

23-25.

Sutanto, V.A. & Fitriana, Y. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia (Teori Dan Aplikasi

Dalam Praktik Keperawatan). Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Tarwotoh dan Wartonah, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Wahyudi, A.S & Abd, Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Bogor:

Mitra Wacana Medika.

Page 45: literature review - Repository Poltekkes Medan

32

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Bimbingan

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL :GAMBARAN PEMENUHAN OKSIGENASI OTAK

DENGAN POSISI ELEVASI KEPALA 30° PADA PASIEN

STROKE HEMORAGIK DI RUANGAN USC RSUD Dr.

PIRNGADI MEDAN.

NAMA : NUR PUTRI PERDANI P

NIM : P07520117088

NAMA PEMBIMBING : JULIANA, S.Kep.,Ns.,M.Kep

No Tanggal Materi Bimbingan

Rekomendasi pembimbing

Paraf

Mahasiswa Pembimbing

1 Jumat, 13 Desember 2019

Konsultasi judul KTI dan telaah jurnal

Menelaah sebanyak 5 jurnal

2 Senin, 16 Desember 2019

Konsutasi judul KTI

ACC judul

3 Kamis, 16 jannuari 2020

Konsultasi BAB I, BAB II, BAB III

Perbaikan BAB I Latar belakang Tujuan BAB II Penulisan Kerangka konsep Defenisi operasional Sumber BAB III Metode penelitian Jumlah responden

4 Rabu, 5 februari 2020

Revisi BAB I, BAB II, BAB III dan kuesioner serta surat

Perbaikan kuesioner dan lanjut daftar pustaka, daftar, kata

Page 46: literature review - Repository Poltekkes Medan

33

pernyataan responden

pengantar

5 Jumat, 7 februari 2020

Konsultasi kuesioner, daftar isi, daftar pustaka, dan kata pengantar

Lanjut ke lembar pengesahan

6 Selasa, 6 april 2020

Konsultasi lembar persetujuan dan lembar pengesahan

Lanjut buat PPT

7 Senin, 14 April 2020

Konsultasi PPT Seminar proposal

ACC seminar proposal

8 Selasa, 5 mei 2020

Revisi KTI sesuai seminar hasil

Perbaikan revisi

9 Rabu, 6 mei 2020

Revisi kembali KTI sesuai seminar hasil

ACC lanjut literature review

10 Jumat, 12 Mei 2020

Konsul Literatur

Mencari jurnal

11 Sabtu, 18 Juni 2020

Konsul literature review

Perbaikan Bab I, Bab IV, Bab V literature review

12 Selasa, 23 Juni 2020

Revisi literature review

Perbaikan Bab IV dan Bab V

13 Selasa, 24 Juni 2020

Konsul PPT Persiapan ujian hasil seminar

14 Sabtu, 27 Juni 2020

Revisi literature review

Perbaikan jurnal

15 Rabu, 08 Juli 2020

Revisi literature review

ACC literature review

Page 47: literature review - Repository Poltekkes Medan

34

Medan, Juni 2020

Pembimbing

(Juliana, S.Kep.,Ns.,M.Kep) NIP: 197907012002122001

Page 48: literature review - Repository Poltekkes Medan

35

RIWAYAT HIDUP PENELITI

*Data Pribadi

Nama : Nur Putri Perdani P

Tempat Tanggal Lahir : HutaRaja Tinggi, 12 Agustus 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 dari 2 Bersaudara

Alamat : PTPN IV

Agama : Islam

*Nama Orangtua

Ayah : Parijan

Ibu : Kartini Nst

*Pekerjaan Orangtua

Ayah : Karyawan BUMN

Ibu : Ibu Rumah Tangga

*Riwayat Pendidikan

Tahun 2006 - 2011 : SD Negeri 100900 Tanjung Ale

Tahun 2011 - 2014 : MTSN Sibuhuan

Tahun 2014 - 2017 : SMK Kes GIM Binjai

Tahun 2017 - 2020 : Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan

Keperawatan.