13 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Kebidanan 1. Kehamilan a. Definisi Kehamilan Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Jika dihitung sejak fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. (Saifuddin, Rachimhadhi and Wiknjosastro, 2014) b. Pembagian Masa Kehamilan Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua terjadi pada minggu ke-13 hingga minggu ke-27, trimester ketiga sejak minggu ke-28 hingga ke-40. (Saifuddin, Rachimhadhi and Wiknjosastro, 2014) c. Perubahan Fisik dan Psikologis Kehamilan 1) Perubahan fisik trimester tiga Pada trimester tiga, perubahan fisik pada ibu adalah adanya hiperpigmentasi pada bagian wajah yang biasa disebut chloasma gravidarum, areola dan puting menjadi lebih gelap, di perut terdapat linea nigra dan striae. Pada trimester ketiga ini juga ibu kadang – kadang merasakan sesak nafas, hal ini disebabkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Kebidanan
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan proses nidasi
atau implantasi. Jika dihitung sejak fertilisasi hingga bayi lahir,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu.
(Saifuddin, Rachimhadhi and Wiknjosastro, 2014)
b. Pembagian Masa Kehamilan
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua terjadi pada
minggu ke-13 hingga minggu ke-27, trimester ketiga sejak minggu
ke-28 hingga ke-40. (Saifuddin, Rachimhadhi and Wiknjosastro,
2014)
c. Perubahan Fisik dan Psikologis Kehamilan
1) Perubahan fisik trimester tiga
Pada trimester tiga, perubahan fisik pada ibu adalah adanya
hiperpigmentasi pada bagian wajah yang biasa disebut chloasma
gravidarum, areola dan puting menjadi lebih gelap, di perut
terdapat linea nigra dan striae. Pada trimester ketiga ini juga ibu
kadang – kadang merasakan sesak nafas, hal ini disebabkan
14
karena usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran
Rahim. Pada payudara tampak lebih tegang dan berat, bayangan
vena-vena lebih membiru, apabila diperas, kolostrum sudah
keluar. (Sofyan, 2011)
Pada trimester ketiga ini, ibu juga sering mengalami
kostipasi, hal ini disebabkan oleh penurunan motilitas dan
memanjangnya waktu transit di kolon yang menyebabkan
meningkatnya penyerapan air air. (Astuti, 2010)
2) Perubahan Psikologis Trimester Tiga
Trimester tiga sering disebut dengan periode penantian, hal
ini disebabkan karena ibu mulai menyadari bahwa bayinya akan
segera lahir ke dunia. Dalam masa penantian ini, ibu akan
merasa lebih waspada dan menjadi lebih waspada untuk
melindungi kandunganya. Ibu akan merasa lebih cemas karena
menjelang persalinan akan timbul pemikiran tentang apakah
bayinya akan lahir secara normal atau tidak, bagiamana rasa
sakit yang akan dirasakan ketika melahirkan dan apakah
nantinya akan ada luka pada jalan lahirnya. (Walyani and
Purwoastuti, 2016)
Pada masa ini, ibu juga mengalami proses berduka karena
sebentar lagi bayinya akan terpisah dari bagian tubuhnya, ibu
mulai merasa cemas karena akan kehilangan perhatian dan hak
istimewa yang dimiliki selama hamil. Ibu juga akan merasa
15
bahwa dirinya sekarang memiliki bentuk tubuh yang aneh dan
jelek. Pada masa – masa seperti ini ibu memerlukan dukungan
dari suami, keluarga dan bidan. (Kusmiyati, Wahyuningsih and
Sujiyanti, 2010)
3) Ketidaknyamanan Trimester Tiga
a) Susah Bernafas
Pada trimester tiga banyak ibu yang merasakan susah
bernafas, hal ini disebabkan karena adanya tekanan dari uterus
yang terus membesar, namun pada saat kepala bayi sudah
memasuki pintu atas panggul, ibu akan merasa akan lebih lega.
(Walyani and Purwoastuti, 2016)
Untuk meringankan rasa sesak nafas, ibu dapat melakukan
teknik pernfasan yang dalam dan memposisikan tubuh
senyaman mungkin. (Tyastuti, 2017)
b) Nyeri Punggung
Sakit punggung yang dirasakan ibu pada trimester tiga ini
disebabkan karena meningkatnya beban yang dibawa yaitu bayi
dalam kandunga. (Walyani and Purwoastuti, 2016)
Selain karena beban berat yang meningkat, nyeri punggung
juga bisa disebabkan oleh ketegangan otot akibat membesarnya
bagian payudara.
Untuk meringankan nyeri punggung, ibu bisa menghindari
posisi membungkuk dengan mengangkat beban yang berat,
16
menghindari posisi hyperlordosis terlalu lama, banyak istirahat,
dan menggunakan BH yang tidak terlalu ketat.(Tyastuti, 2017)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miratu Megasari
dengan judul “Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri Punggung
Pada Hamil Trimester III” dapat diambil kesimpulan bahwa ibu
hamil trimester tiga yang melakukan senam secara rutin akan
menurunkan resiko terjadinya nyeri punggung karena dinding
abdomen, ligamen dan otot dasar panggul dapat terlatih semakin
elastis lagi dan tidak mengalami kaku pada otot serta
memberikan efek relaksasi bagi ibu.
c) Kontraksi Palsu
Pada trimester tiga akhir, ibu juga merasakan kontraksi palsu
atau brackton hicksyaitu nyeri ringan pada bagian perut dan
tidak teratur. Biasanya akan hilang apabila ibu istirahat dan
melakukan teknik relaksasi. (Walyani, 2015)
d) Konstipasi
Konstipasi atau sembelit juga sering dirasakan oleh ibu
hamil pada trimester tiga, hal ini disebabkan karena
meningkatnya hormon progesteron yang mengakibatkan
menurunnya motilitas pada usus besar menurun dan
17
memanjangnya waktu transit di kolon yang menyebabkan
meningkatnya absorsi air.(Astuti, 2010)
Untuk meringankan atau mencegahnya, ibu bisa
meningkatkan asupan cairan minimal 8 gelas dalam sehari,
mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi, tidak menahan
BAB apabila ada dorongan atau mencoba merutinkan BAB.
(Tyastuti, 2017)
e) Sering BAK
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul dan akan menekan kandung kemih ibu, maka ibu akan
merasa lebih sering BAK. Selain itu juga terjadinya hemodelusi
yang menyebabkan metabolism air menjadi lancer. (Astuti,
2010)
f) Kaki Bengkak
Pada trimester akhir, ibu tidak jarang mengalami
pembengkakkan kaki, hal ini disebabkan oleh tekanan yang
terjadi pada vena yang berada di pelvik yang mengakibatkan
sirkulasi menjadi terhambat. Selain itu Kadar sodium(Natrium)
meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium bersifat
retensi cairan. Apabila dalam keseharian ibu sering memakai
pakaian ketat ataupun kelelahan, hal ini juga dapat menyebabkan
bengkaknya kaki
18
Untuk meringankannya, ibu dapat menghindari kegiatan
yang berat, menghindari memakai pakaian yang ketat, memakai
alat kaki yang datar dan nyaman, dan menghindari makanan
yang mengandung garam tinggi. Saat merasa kaki bengkak,
sebaiknya ibu beristirahat dan berbaring dengan kaki
ditinggikan. Perlu diwaspadai apabila bengkak tidak hilang
setelah istirahat, karena bisa jadi itu adalah tanda – tanda
terjadinya pre-eklamsia. (Astuti, 2010)
4) Tanda Bahaya Pada Trimester Tiga
Ibu hamil trimester tiga perlu mengetahui tanda – tanda
bahaya pada masa kehamilan karena tanda ini dapat menjadi
indikasi terjadinya bahaya yang akan dialami ibu atau
kehamilannya.
a) Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa, adanya
perubahan penglihatan yang mendadak seperti pandangan kabur
atau ada bayangan dan disertai dengan sakit kepala yang hebat
mungkin menandakan terjadinya pre-eklamsia.
b) Bengkak pada Wajah dan Jari – Jari Tangan
Edema atau pembengkakkan pada bagian tubuh disebabkan
adanya penimbunan cairan, biasanya ibu dengan kehamilan tua
akan mengalami bengkak pada kaki dan akan hilang apabila
19
istirahat, namun apabila terjadi pada bagian muka dan jari – jari
tangan dan tidak hilang apabila sudah istirahat, hal ini bisa
menjadi pertanda terjadinya anemia, gagal jantung dan pre-
eklamsia.
c) Keluar Cairan Per Vaginam
Keluarnya cairan dari vagina pada trimester ketiga
merupakan hal yang normal apabila cairan bukan merupakan
perdarahan dan keputihan yang patologis. Biasanya keputihan
yang patologis memiliki ciri – ciri seperti bau yang tidak sedap,
warna yang keruh atau hijau dan menyebabkan rasa gatal dan
panas pada vagina. Ibu juga harus mampu membedakan air
ketuban dan air urin. Apabila air ketuban sudah keluar sebelum
waktunya, segera datang pada pelayanan kesehatan.
d) Gerakan Janin Tidak Terasa
Pada ibu dengan kehamilan multigravida, gerakan bayi
sudah bisa dirasakan pada usia 16 – 18 minggu, dan pada ibu
dengan kehamilan pertama gerak janin dapat dirasakan pada usia
18 – 20 minggu. Perlu diwaspadai apabila gerakan janin jarang
dirasakan atau bahkan tidak ada gerakan sama sekali. Gerakan
pada janin minimal terasa 10 kali dalam 12 jam, apabila terasa
gerakan janin mulai jarang atau tidak ada, bisa menandakan
terjadinya asfiksia pada janin hingga kematian janin. (Walyani,
2015)
20
5) Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan ibu hamil yang berkualitas harus meliputi :
a) Mengukur Tinggi Badan dan Timbang Berat Badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan sekali pada awal
pemeriksaan. Bila tinggi badan < 145cm, ada kemungkinan
resiko panggul sempit dan mungkin akan sulit bila
melahirkan normal.
Penimbangan berat badan harus dilakukan setiap kali
melakukan kunjungan. Hal ini untuk mengetahui apakah ada
gangguan dalam pertumbuhan janin, sejak bulan ke-4
pertambahan BB paling sedikit 1 kg/ bulan
b) Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah ≥ 140/ 90mmHg dapat
mengidentifikasi terjadinya hipertensi pada kehamilan dan
bisa menjadi pertanda terjadinya pre-eklamsia.
c) Mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Apabila diukur < 23,5cm dapat menjadi tanda
apabila ibu Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan dapat
beresiko melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
21
d) Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi Rahim berguna untuk mengetahui
apakah pertumbuhan janin sesuai dengan umur kehamilan
atau tidak.
Tabel 2.1. TFU Menurut teori Leopold
Umur Kehamilan TFU
12 minggu 1-2 jari diatas simfisis
16 minggu Pertengahan simfisis-pusat
20 minggu 2-3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 2-3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat – prosesus
xiphoideus
36 minggu 2-3 jari di bawah prosesus
xiphoideus
38 minggu Setinggi prosesus xiphoideus
40 minggu 2-3 jari di bawah prosesus
xiphoideus
(Sofyan, 2011)
Tabel 2.2 TFU menurut Spiegelberg
Umur Kehamilan TFU ( cm)
22-28 minggu 24-25 cm diatas simphisis
28 mg 26,7 cm diatas simphisi
30 mg 29,5- 30 cm diatas simphisis
32 mg 29,5- 30 cm diatas simphisis
22
34 mg 31 cm diatas simphisis
36 mg 32 cm diatas simphisis
38 mg 33 cm diatas simphisis
40 mg 37,7 cm diatas simphisis
e) Penentuan Letak Janin (Presentasi Janin) dan Penghitungan
Denyut Jantung Janin
Apabila trimester tiga bagian bawah janin bukan
kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan
adanya kelainan letak.
Pada pengukuran denyut jantung janin kurang dari
120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit kemungkinan
terjadinya gawat janin. Segera rujuk apabila terjadi.
f) Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
2.3 Tabel Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi
TT
Selang Waktu
Minimal
Lama Perlindungan
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus
Imunisasi
TT
Selang Waktu
Minimal
Lama Perlindungan
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
23
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
(Maternity, Putri and Aulia, 2017)
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet
tambah darah setiap hari minimal 90 hari. Tablet tambah
darah diminum pada malam hari agar tidak merasakan mual.
g) Tes Laboratorium
Tes laborat ini berguna untuk:
a. Mengetahui golongan darah ibu untuk mempersiapkan
donor darah bagi ibu apabila diperlukan.
b. Tes hemoglobin berfungsi untuk mengetahui apakah ibu
dalam keadaan anemia atau tidak
c. Tes pemeriksaan urin berfungsi untuk mengetahui
apakah ada protein dalam urin atau tidak
d. Tes pemeriksaan HIV, sifilis, dan Hepatitis
h) Konseling
Tenaga kesehatan memberikan konseling tentang perawatan