Top Banner
46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Data a. Karakteristik Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan membuat citra MRI lumbal dengan sekuen T1WI Turbo Spin Echo (TSE) potongan sagital dengan lima variasi receive bandwidth, yaitu 160 Hz/px, 175 Hz/px, 190 Hz/px, 205 Hz/px, dan 220 Hz/px dengan menggunakan sampel penelitian sebanyak sepuluh volunteer berjenis kelamin perempuan, dengan karakteristik sebagai berikut : Karakteristik sampel berdasarkan berat badan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Berat Badan Berat Badan Frekuensi Prosentasi 51-55 kg 6 60 % 56-60 kg 4 40 % Jumlah 10 100 % Pada penelitian ini sampel berdasarkan berat badan adalah 60 % dengan berat badan 51-55 kg, dan 40 % dengan berat badan 55- 60 kg. Penelitian ini lebih banyak sampel dengan berat badan 51-55 kg. Karakteristik sampel berdasarkan tinggi badan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2:
12

BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

Mar 01, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Data

a. Karakteristik Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan dengan membuat citra MRI lumbal dengan

sekuen T1WI Turbo Spin Echo (TSE) potongan sagital dengan lima

variasi receive bandwidth, yaitu 160 Hz/px, 175 Hz/px, 190 Hz/px,

205 Hz/px, dan 220 Hz/px dengan menggunakan sampel penelitian

sebanyak sepuluh volunteer berjenis kelamin perempuan, dengan

karakteristik sebagai berikut :

Karakteristik sampel berdasarkan berat badan pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Berat Badan

Berat Badan Frekuensi Prosentasi

51-55 kg 6 60 % 56-60 kg 4 40 %

Jumlah 10 100 %

Pada penelitian ini sampel berdasarkan berat badan adalah 60

% dengan berat badan 51-55 kg, dan 40 % dengan berat badan 55-

60 kg. Penelitian ini lebih banyak sampel dengan berat badan 51-55

kg.

Karakteristik sampel berdasarkan tinggi badan pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 4.2:

Page 2: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

47

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tinggi Badan

Tinggi Badan Frekuensi Prosentasi

151-155 cm 5 50 % 156-160 cm 3 30 % 161-165 cm 2 20 %

Jumlah 10 100 %

Pada penelitian ini sampel berdasarkan tinggi badan adalah 50

% dengan tinggi badan 151-155 cm, 30 % dengan tinggi badan 156-

160 cm, dan 20 % dengan tinggi badan 161-165 cm.

Karakteristik sampel berdasarkan usia pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.3:

Tabel 4.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Prosentasi

20-25 tahun 4 40 % 26-30 tahun 4 40 % 31-35 tahun 2 20 %

Jumlah 10 100 %

b. Data yang dihasilkan

Semua volunteer dilakukan scanning MRI Lumbal pada sekuen

T1WI TSE dengan 5 variasi nilai receive bandwidth pada tiap

volunteernya. Variasi nilai receive bandwidth yang digunakan

adalah yaitu 160 Hz/px, 175 Hz/px, 190 Hz/px, 205 Hz/px, dan 220

Hz/px. Hasil dari pemeriksaan tersebut dinilai secara check list oleh

dua responden yaitu dokter radiologi dengan kriteria anatomi yang

dinilai Cerebro Spinal Fluid (CSF), discus intervertebralis , corpus

vertebra, medulla spinalis, processus spinosus, dan artefak.

Informasi anatomi pemeriksaan MRI lumbal potongan sagital pada

sekuen T1WI yang dinilai responden pada slice ke 4,5,6,7,dan 8

Page 3: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

48

dari 11 slice yang dibuat karena pada slice tersebut paling dapat

menampakkan informasi anatomi lumbal secara keseluruhan yang

dianggap penting seperti medulla spinalis yang hanya akan terlihat

pada slice yang diambil tepat pada pertengahan obyek (Haldeman,

2002). Total sebanyak 50 citra yang dinilai terdiri dari 10 volunteer

dengan 5 variasi nilai receive bandwidth.

Hasil penelitian lima variasi receive bandwidth pada

pemeriksaan MRI Lumbal potongan sagital dengan sekuen T1WI

Turbo Spin Echo di dapatkan hasil citra. Pada Gambar 4.1

merupakan contoh hasil citra dari lima variasi receive bandwidth,

yang akan dinilai informasi anatominya oleh responden dan

hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

160 Hz/px 175 Hz/px 190 Hz/px 205 Hz/px 220 Hz/px

Gambar 4.1 Hasil Citra MRI Lumbal Potongan Sagital Dengan Lima Variasi Receive Bandwidth Pada Slice ke 6

Pada gambar 4.1 merupakan citra MRI lumbal potongan sagital

dari 5 variasi receive bandwidth yang diambil pada slice ke-6 karena

pada slice ke-6 dapat menampak semua anatomi yang akan dinilai

oleh kedua responden seperti Cerebro Spinal Fluid (CSF), discus

intervertebralis , corpus vertebra, medulla spinalis, processus

Page 4: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

49

spinosus, semua anatomi tersebut terlihat dalam satu slice yaitu

pada slice ke-6.

Tabel 4.4 Total Penilaian Tingkat Kejelasan Informasi Anatomi Oleh Responden

Organ

Variasi Receive Bandwidth (BW)

160 Hz/px

175 Hz/px

190 Hz/px

205 Hz/px

220 Hz/px

Cerebro Spinal Fluid (CSF)

R1 26 27 26 25 25

R2 26 28 26 25 25

Diskus Intervertebralis

R1 27 28 27 27 26

R2 26 27 28 28 26

Corpus vertebra

R1 28 29 27 27 26

R2 27 29 26 26 25

Medulla Spinalis

R1 25 26 25 25 24

R2 26 26 24 25 25

Processus Spinosus

R1 27 28 27 26 26

R2 26 28 27 25 26

Artefak

R1 27 28 27 27 27

R2 27 27 26 27 26

Keterangan : R1 : Responden 1 R2 : Responden 2

2. Diskriptif Hasil Uji Statistik

Data yang diperoleh terlebih dahulu dianalisa dengan menggunakan

Uji KAPPA untuk menilai tingkat kesamaan hasil penilaian dari dua

responden yang digunakan dalam penelitian ini. Kemudian untuk melihat

ada beda antara kelima variasi receive bandwidth dilakukan Uji

Friedman.

a. Hasil Uji Persamaan Persepsi

Hasil dari penilaian oleh dua responden pada tabel check list

kejelasan informasi anatomi dianalisis menggunakan uji Cohen’s

Kappa yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Page 5: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

50

Tabel 4.5 Hasil Uji Kappa Pada Tiap Variasi Receive Bandwidth

Variasi Nilai Receive Bandwidth

p value

160 Hz/px 0,780 175 Hz/px 0,773 190 Hz/px 0,857 205 Hz/px 0,755 220 Hz/px 0,797

Dari Uji KAPPA yang telah dilakukan pada penelitian ini

diperoleh nilai koefisien kappa yaitu 0,780, 0,773, 0,857, 0,755,

0,797 dimana nilai koefisien kappa 0,61-0,80 menunjukkan tingkat

kesepakatan baik dan 0,81-1 menunjukkan tingkat kesepakatan

sangat baik.

b. Hasil Uji Beda Informasi Anatomi Keseluruhan Citra MRI

Lumbal Potongan Sagital Pada Variasi Receive Bandwidth

Dengan Sekuen T1WI Turbo Spin Echo (TSE)

Uji Friedman untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

informasi anatomi MRI lumbal potongan sagital pada variasi receive

bandwidth dengan sekuen T1WI TSE dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Hasil Signifikansi Uji Friedman Pada Variasi Receive Bandwidth (BW)

Variasi Nilai Receive Bandwidth

p value

160 Hz/px 175 Hz/px 190 Hz/px 0,004 205 Hz/px 220 Hz/px

Berdasarkan Uji Friedman terhadap penilaian variasi receive

bandwidth pada pemeriksaan MRI lumbal potongan sagital sekuen

Page 6: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

51

T1WI TSE adalah p value 0,004 < 0,05, sehingga Ho ditolak yang

berarti bahwa ada perbedaan informasi anatomi MRI lumbal

potongan sagital pada variasi receive bandwidth dengan sekuen

T1WI TSE.

Selanjutnya, dilakukan uji Wilcoxon untuk mengetahui

perbedaan informasi anatomi MRI lumbal secara keseluruhan pada

variasi receive bandwidth. Hasil dari uji Wilcoxon pada tiap variasi

pada tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Hasil Signifikansi Uji Wilcoxon Pada Variasi Receive Bandwidth (BW)

Variabel p value

Receive Bandwidth 175 Hz/px - Receive Bandwidth 160 Hz/px

0,014

Receive Bandwidth 190 Hz/px - Receive Bandwidth 160 Hz/px

0,317

Receive Bandwidth 205 Hz/px - Receive Bandwidth 160 Hz/px

0,083

Receive Bandwidth 220 Hz/px - Receive Bandwidth 160 Hz/px

0,144

Receive Bandwidth 190 Hz/px - Receive Bandwidth 175 Hz/px

0,008

Receive Bandwidth 205 Hz/px - Receive Bandwidth 175 Hz/px

0,003

Receive Bandwidth 220 Hz/px - Receive Bandwidth 175 Hz/px

0,007

Receive Bandwidth 205 Hz/px - Receive Bandwidth 190 Hz/px

0,157

Receive Bandwidth 220 Hz/px - Receive Bandwidth 190 Hz/px

0,201

Receive Bandwidth 220 Hz/px - Receive Bandwidth 205 Hz/px

0,394

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji Wilcoxon yang mempunyai p

value masing-masing yaitu 0.014, 0.008, .0.003, 0.007 (p value

<0,05) berarti bahwa ada perbedaan informasi anatomi MRI lumbal

potongan sagital pada variasi receive bandwidth dengan sekuen

Page 7: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

52

T1WI TSE. Hasil uji Wilcoxon yang mempunyai p value masing-

masing yaitu 0,317, 0,83, 0,144, 0,157, 0,201, 0,394 (p value

>0.05) berarti menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan informasi

anatomi MRI lumbal potongan sagital pada variasi receive

bandwidth dengan sekuen T1WI TSE

c. Hasil Uji Friedman untuk Mengetahui Receive Bandwidth Yang

Optimal.

Hasil Uji Friedman untuk mengetahui receive bandwidth yang

optimal pada variasi receive bandwidth dalam menghasilkan citra

informasi anatomi MRI lumbal potongan sagital dengan sekuen

T1WI TSE dapat dilihat dari hasil mean rank uji Friedman pada

tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Hasil Mean Rank Friedman Test

Receive Bandwidth Mean Rank

160 Hz/px 3,04 175 Hz/px 3,29 190 Hz/px 3,00 205 Hz/px 2,92 220 Hz/px 2,75

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai mean rank tertinggi

pada receive bandwidth 175 Hz/px yaitu 3,29, dan nilai mean rank

terendah pada receive bandwidth 220 Hz/px yaitu 2,75.

Page 8: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

53

B. Pembahasan

1. Perbedaan informasi anatomi MRI lumbal potongan sagital pada

variasi receive bandwidth dengan sekuen T1WI Turbo Spin Echo

Berdasarkan hasil uji statistik Friedman menunjukkan bahwa ada

perbedaan informasi anatomi citra MRI lumbal potongan sagital dengan

sekuen T1WI TSE dari variasi receive bandwidth dengan p value 0,004

(p<0.05) Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh variasi dari receive

bandwidth tersebut, dimana receive bandwidth merupakan salah satu

parameter yang mempengaruhi kualitas citra yang berpengaruh

terhadap informasi anatomi yang akan yang dihasilkan. Receive

Bandwidth adalah rentang frekuensi yang digunakan untuk akuisisi data.

Lebar receive bandwidth ditentukan oleh kekuatan gradient read-out dan

data sampling rate yang secara khusus berpengaruh terhadap sistem

MRI. Hal ini diperkuat oleh Westbrook (2012) yaitu nilai receive

bandwidth mempengaruhi kekuatan sinyal, tetapi berhubungan erat

dengan banyaknya derau atau noise yang terdapat pada citra MRI.

Mengurangi receive bandwidth berarti dapat mengurangi proporsi

sampel noise yang relatif terhadap sinyal, sehingga sangat efektif untuk

meningkatkan Signal to Noise Ratio (SNR) yang berpengaruh terhadap

kualitas citra dalam menghasilkan informasi anatomi yang baik

(Westbrook, 2010). Receive bandwidth memiliki hubungan akar kuadrat

terbalik dengan SNR, meningkatkan receive bandwidth berarti

meningkatkan jangkauan frekuensi dimana noise dapat dikodekan

sehingga mengurangi nilai SNR (Liney, 2006).

Page 9: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

54

Receive bandwidth berpengaruh pada kekuatan sinyal tetapi erat

kaitannya dengan noise, sehingga SNR dipengaruhi oleh receive

bandwidth. Noise ada di semua frekuensi yang diukur besar, lebih

banyak noise akan memberikan kontribusi untuk sinyal, sehingga SNR

menurun. Meningkatkan nilai receive bandwidth berarti menigkatkan

noise pada citra. Hal ini akan mengakibatkan kualitas citra menurun

sehingga hasil dari citra tidak dapat memperlihatkan informasi anatomi

dengan baik karena tingginya noise. Sebaliknya, dengan menurunkan

receive bandwidth maka akan meningkatkan SNR dimana akan

menurunkan noise pada citra. Dari penelitian ini diketahui bahwa ada

perbedaan informasi anatomi dari variasi receive bandwidth dikarenakan

receive bandwith sangat erat hubungannya dengan noise, dimana

semakin tinggi nilai receive bandwidth maka noise yang dihasilkan akan

semakin tinggi. Sehingga pemilihan receive bandwidth yang optimal

sangat diperlukan dalam pembentukan citra dengan kualitas citra dalam

mengasilkan informasi anatomi yang optimal sesuai dengan obyek yang

diperiksa.

2. Nilai receive bandwidth yang optimal untuk mendapatkan informasi

anatomi MRI lumbal potongan sagital yang optimal pada sekuen

T1WI Turbo Spin Echo

Berdasarkan hasil mean rank pada uji Statistik Friedman dapat

diketahui bahwa receive bandwidth 175 Hz/px merupakan nilai receive

bandwidth dengan nilai mean rank tertinggi sebesar 3,29. Nilai mean

rank pada receive bandwidth 220 Hz/px adalah 2,75 yang merupakan

nilai mean rank terendah, nilai mean rank receive bandwidth 160 Hz/px

Page 10: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

55

adalah 3,04, nilai mean rank receive bandwidth 190 Hz/px adalah 3,00,

dan nilai mean rank receive bandwidth 205 Hz/px adalah 2,92, dapat

diartikan bahwa untuk informasi anatomi pada pemeriksaan MRI lumbal

potongan sagital sekuen T1WI TSE dengan variasi receive bandwidth

175 Hz/px lebih baik dan optimal daripada receive bandwidth 160 Hz/px.

190 Hz/px, 205 Hz/px,dan 220 Hz/px. Bahkan untuk receive bandwidth

190 Hz/px menghasilkan citra yang kurang informatif. Sesuai dengan

Reimer (2003) pada sistem medan magnet 1.5 Tesla untuk pemeriksaan

MRI lumbal sekuen T1WI TSE potongan sagital rentang receive

bandwidth yang digunakan adalah ± 170 Hz.

Menurut Westbrook (2012) lebar receive bandwidth ditentukan oleh

kekuatan gradient read-out dan data sampling rate yang secara khusus

berpengaruh terhadap sistem MRI. Agar menghasilkan gambar yang

akurat, frekuensi yang berasal dari titik data harus terlihat seperti

frekuensi asli pada sinyal. Jika frekuensi sampling rate hanya sesuai

dengan frekuensi tertinggi yang ada dalam echo, hanya satu titik data

yang dikumpulkan per siklus. Ini berarti bahwa data tidak mencukupi

untuk mereproduksi semua frekuensi asli secara akurat. Jika frekuensi

sampling rate sesuai dengan teori Nyquist dan sampel pada frekuensi

tertinggi dua kali di echo, maka akan ada titik data yang cukup untuk

memproduksi frekuensi asli secara akurat, sehingga dibutuhkan receive

bandwidth yang optimal untuk menghasilkan citra dengan informasi citra

yang baik.

Semua mesin MRI beroperasi dibawah prinsip yang sama, jika lebih

dari dua sampel per siklus yang diambil, maka bandwidth akan melebar,

Page 11: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

56

tapi hal tersebut tidak akan memberikan intensitas sinyal yang lebih

baik. Jika kita mengambil kurang dari dua sampel per siklus, maka

bandwidth yang terbatas mungkin akan saling tumpang tindih dan

menyebabkan kesalahan identifikasi atau disebut aliasing. Ada

hubungan antara receiver bandwidth dan matriks frekuensi yang dipilih.

Poin data yang cukup harus dikumpulkan untuk mencapai matriks

frekuensi yang dibutuhkan dengan receiver bandwidth tertentu.

Ada beberapa kelemahan untuk menggunakan urutan bandwidth

yang sempit. Dalam rangka untuk mengurangi bandwidth, waktu readout

atau sampel akan meningkat. Refocusing dan balancing pulsa dilakukan

seperti biasa sebelum pengumpulan echo dengan readout gradien

berpusat pada echo. Amplitudo dari readout gradien berkurang di urutan

bandwidth yang sempit untuk memungkinkan informasi presesi frekuensi

nuklei dimasukkan dalam bandwidth baru yang lebih rendah. Ini

membutuhkan lebih banyak waktu di urutan pulsa, sehingga waktu echo

tentu menjadi lebih panjang. Hal ini sebenarnya menyebabkan

penurunan slice per TR.

Artefak chemical shift meningkat ketika menggunakan urutan

bandwidth yang sempit, terutama pada kekuatan medan tinggi, di mana

fenomena ini lebih sering terjadi. Penggunaan sekuen fat supresi

dengan pencitraan bandwidth yang sempit mengurangi artefak ini.

Peningkatan gerak artefak dari aliran dan gerakan fisiologis lainnya telah

dikaitkan dengan penggunaan bandwidth yang sempit. Namun, dengan

peningkatan keseluruhan SNR, total waktu pemindaian dapat dikurangi

dengan menurunkan jumlah akuisisi, yang akan mengurangi artefak

Page 12: BAB IV - Repository Poltekkes Semarang

57

gerak. Selain itu, variabel pilihan bandwith yang memungkinkan gema

kedua untuk menggabungkan teknik bandwidth yang sempit akan

mengakibatkan peningkatan sinyal di echo. Bandwidth yang sempit telah

meningkatkan teknologi MRI dengan membatasi noise di data.Sampel

datang dalam berbagai bentuk, sehingga rujukan untuk panduan

operator untuk sistem MRI yang digunakan adalah penting.

Receive bandwidth 175 Hz/px dalam penelitian ini adalah receive

bandwidth yang paling optimal dalam menghasilkan kualitas citra MRI

lumbal yang erat kaitannya dalam informasi anatomi yang dihasilkan

sesuai dengan pembobotannya. Kualitas citra yang optimal ditentukan

oleh tiga karakteristik, yaitu kontras citra, spatial resolusi dan signal to

noise ratio (SNR). Jika signal yang sebenarnya relatif lebih kuat

daripada noise maka SNR akan meningkat, dan kualitas gambar akan

lebih baik. Hasil dari citra dapat memperlihatkan informasi anatomi yang

tepat sesuai dengan pembobotan yang dilakukan. Diharapkan dengan

pemilihan receive bandwidth yang tepat akan memperoleh gambaran

citra informasi anatomi tanpa mengalami pengaburan akibat tingginya

noise.

Pada penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu kurangnya pemilihan

potongan yang dilakukan. Pemilihan potongan pada penelitian ini hanya

menggunakan potongan sagital, sedangkan ada beberapa informasi

anatomi tertentu pada lumbal yang tidak tampak pada potongan sagital.