LILIA ISMARTI Mahasiswa Program Magister PPS Unsri Tahun 2014
Jul 06, 2015
LILIA ISMARTIMahasiswa Program Magister PPS Unsri
Tahun 2014
The Devalued Student : Misalignment of Current Mathematics Knowledge and Level of Instruction
The Mathematic Educator
2012 Vol. 22, No. 1, 63-83
http://math.coe.uga.edu/TME/Issues/v22n1/v22n1_LeMire.pdf
Within this study, we investigated the association between 10th-grade students’mathematics performance and their feelings of instructional misalignment betweentheir current mathematics knowledge and educator support. Data from the 2002Education Longitudinal Study, which included a national sample of 750 public andprivate high schools in the United States, was used for the investigation. Our findingsindicate that student perceptions of both instructional alignment and educatorsupport are associated with mathematics performance. Students who reportedreceiving misaligned instruction in mathematics and felt devalued by educators hadlower mathematics performance than students who reported aligned mathematicsinstruction and who felt valued by teachers. A key implication for practitioners of thiswork is that mathematics educators should consider cognitive and affective elementsof student development. Specifically in addition to cognitive factors, the affectiveelements of student capacity to receive, respond to, and value whole-groupmathematics instruction in academically diverse classrooms should be considered incurriculum planning.
KeyWords :
Student perceptions, Student development, Educator Support, school policy,Mathematics performance, standardized score, ZPD
Study ini menginvestigasi hubungan antara kemampuan menyelesaikanpersoalan matematika siswa kelas 10 SMA dan Perasaan (persepsi) merekapada instruksi yang tidak sesuai (tidak selaras) antara pengetahuanmatematika dan Dukungan Pendidik. Data penelitian diambil dari Educational Longitudinal Study tahun 2002yang melibatkan 750 SMA negeri dan swasta di Amerika Serikat. Penemuan ini menunjukkan bahwa persepsi Siswa terhadap instruksi yangsesuai (instructional alignment) dan dukungan Pendidik berhubungandengan kemampuan Siswa menyelesaikan persoalan matematika.Hasilnya siswa yang menerima instruksi yang tidak sesuai dan merasadirendahkan oleh gurunya memiliki kemampuan menyelesaikan persoalanmatematika lebih rendah dibanding siswa yang menerima instruksi yangsesuai dan merasa dihargai oleh gurunya.Implikasi bagi praktisi yang berkecimpung dipekerjaan ini adalah paraPendidik Matematika harus mempertimbangkan unsur kognitif dan afektifdari perkembangan Siswa. Khususnya disamping faktor kognitif, unsurafektif dari kapasistas siswa menerima, merespon, dan instruksi matematikasecara keseluruhan dalam kelas yang siswanya secara kemampuan akademikberagam harus dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan kurikulum.
Abstract
Latar BelakangTidak Semua Siswa punya potensi menguasai
atau memahami persoalan matematika secarautuh
Instruksi yang diberikan oleh guru tidaksesuai dengan kemampuan Siswa
Adanya pengaruh dari emosi atau perasaansiswa terhadap kemampuan memahamiinstruksi dan pengetahuan matematika
Perhatian dan dukungan guru/ pendidik
Rumusan Masalah1. Adakah hubungan antara Kemampuan
Siswa Mengerjakan persoalan matematikayang merasa dihargai dalam kelas danInstruksi yang Sesuai Kemampuan siswa
2. Apakah Siswa yang merasa tidak dihargai(atau direndahkan) dalam prosespembelajaran berdampak pada pencapaiannilai yang diraihnya di kelas.
1. Menentukan hubungan antaraKemampuan Siswa Mengerjakan persoalanmatematika yang merasa dihargai dalamkelas dan Instruksi yang SesuaiKemampuan siswa
2. Menentukan hubungan antarakemampuan memahami tingkatKerumitan matematika dan nilai KKMyang dicapai oleh siswa yang direndahkan(tidak dihargai) dalam kelas
1. Sample Penelitian
Data dari Pusat Pendidikan Statistik Nasional (Bozick& Ingels, 2008; NCES, 2006) dan Educational Longitudinal Study tahun 2002 (ELS:2002/04)
750 SMA negeri & Swasta, 17.590 Siswa kelas 10. Dari jumlah Siswa tersebut, sebanyak 15.360 siswa disurveykembali (87% merespon). Dan sebanyak 14.540 telahmenyelesaikan penilaian kognitif dalam matematika.
Metode Penelitian
2. Instrumen Penelitian ada 4 variabel yang digunakan (3 Variabel bebas
dan 1 variabel terikat)
Variabel terikatnya adalah nilai KKM Matematika
Variabel bebasnya adalah :
Var 1 = Guru perhatian pada siswa (teachers are interested in student)
Var 2 = Siswa yang sering direndahkan oleh guru dalam kelas (in class often put down by teachers)
Var 3 = Siswa yang dapat memahami matematikayang rumit (can understand difficult math class)
Metode Penelitian
3. AnalisisMenggunakan analisis satu arah dan dua arah (ANOVA)
Analisis satu arah : Variabel bebasnya adalah var1, Variabelterikatnya adalah nilai kkm matematika, lalu keduanyadibandingkan.
Pilihan jawaban untuk siswa terhadap Var 1: Sangat setuju, Setuju, tidak Setuju dan sangat tidak setuju
Metode Penelitian
Sangat SetujuKelompokSepakat
KelompokTidak Sepakat
Tidak Setuju
Sangat TidakSetuju
Setuju
Metode Penelitian
3. AnalisisAnalisis Dua arah : variabel terikatnya nilai kkm
matematika, dan variabel bebasnya adalah var2 danvar 3.
Pilihan jawaban untuk siswa terhadap Var 2: Sangatsetuju, Setuju, tidak Setuju dan sangat tidak setuju
Metode Penelitian
Sangat SetujuKelompokSepakat
KelompokTidakSepakat
Tidak Setuju
Sangat TidakSetuju
Setuju
Metode Penelitian
3. AnalisisPilihan jawaban untuk siswa terhadap Var 3:
Hampir tidak pernah, kadang-kadang, sering danhampir selalu.
Metode Penelitian
1. Hampir tidak pernah atauKadang-kadang
KelompokJawaban
Var 3 2. Sering atau Hampirselalu
Metode Penelitian
3. Analisiskelompok 1 : kelompok yang akan berusaha belajar
matematika
Kelompok 2 : kelompok yang tidak akan berusahabelajar matematika
Siswa yang menjawab var 3 masuk kelompok 1, siswaberoperasi didaerah ZPD atau zona bebas
Siswa yang menjawab var 3 masuk kelompok 2, siswatidak beroperasi pada zona ZPD dan tidak dapatmenerima instruksi dg efektif.
Metode Penelitian
Hasil PenelitianUntuk pertanyaan 1 (hubungan antara perasaan
siswa secara umum yang diperhatikan gurunyadan kemampuan menyelesaikan persoalanmatematika diperoleh)
Rata-rata nilai kkm Siswa yang masuk dalamkelompok sangat setuju dengan guru perhatianterhadap siswa adalah M = 51,5 (n = 10.948)
Rata-rata nilai kkm siswa yang masuk dalamkelompok sangat tidak setuju adalah M = 48,6 (n = 3.423)
Hasil Penelitian Dengan uji F didapatkan nilai standar d = 0,29.
Artinya significant. Peneliti menggunakan nilaibatas 0,5 atau 5%.
untuk pertanyaan 2 (Hubungan antara pemahamanmatematika yang rumit dan perasaan siswa yang direndahkan oleh gurunya dalam kaitannya dengannilai kkm matematika. Hasilnya menunjukkan bahwakedua hubungan tersebut menjadi faktor utama yang mempengaruhi nilai kkm siswa.
Hasil PenelitianSering
direndahkandikelas oleh
Guru
DapatMemahami
tingkatKesulitan
Matematika
N(banyakSampel)
M(Rata-Rata)
Sangat setuju
Sangat Setuju
Tidak pernah, Kadang-kadang
Sering, Selalu
935
542
46,9
50,9
Sangat TidakSetuju
Sangat TidakSetuju
Tidak pernah, Kadang-kadang
Sering, Selalu
5.140
4.399
49,8
55,1
Hasil PenelitianRata-rata kkm siswa dengan efek utama “dikelas
sering direndahkan guru” adalah M = 3,5; d = 0,37; F(1, 11,012) = 165,2
Rata-rata kkm siswa dengan efek utama “dapatmemahami matematika yang rumit” adalah M = 4,6; d = 0,49; F(1, 11,012) = 286,2
Rata-rata kkm siswa dengan efek interaksi“perasaan yang sering direndahkan guru dandapat memahami matematika yang rumit” adalahM = 1,5; d = 0,15; F(1, 11,012) = 6,32
Hasil PenelitianSiswa dengan performance baik (rata2 kkm M=
55,1) mengindikasikan bahwa mereka sering atauselalu dapat memahami matematika yang rumitdan tidak setuju bahwa mereka sering merasadirendahkan oleh guru.
Siswa dengan performance buruk (rata2 kkm M= 46,9) mengindikasikan bahwa mereka tidakpernah atau kadang2 dapat memahamimatematika yang rumit dan setuju bahwa merekasering merasa direndahkan oleh guru.
Kesimpulan & SaranKemampuan matematika terbaik siswa kelas
10, berhubungan dengan siswa yang dapatmemahami matematika pada tingkat yang rumit dan tidak merasa direndahkan olehguru.
Sebelumnya, pemahaman siswa dan instruksiyang sesuai dianggap masuk dalam ranahkognitif, riset menunjukkan bahwakemungkinan adanya hubungan kemampuansiswa dengan ranah afektif.
Kesimpulan & SaranDisarankan untuk melakukan penelitian
lanjutan dengan metode kualitatif agar memberikan wawasan berbeda kepadapara praktisi pendidikan.
Dalam penyusunan struktur perencanaandan pelaksanaan pembelajaran, agar parapraktisi pendidikan mempertimbangkanaspek domain dan afektif siswa.
Ketiga ranah afektif siswa (menerima, merespon dan menilai), harusdiinformasikan kepada seluruh siswadalam mendesign instruksi matematika
ReferensiThe Mathematic Educator
2012 Vol. 22, No. 1, 63-83
http://math.coe.uga.edu/TME/Issues/v22n1/v22n1_LeMire.pdf
Referensi Steven LeMire teaches statistics and educational
research at the University of North Dakota, Grand Forks.
Marcella Melby teaches mathematics and mathematics education courses at the University of Minnesota, Crookston.
Anne Haskins teaches occupational therapy at the University of North Dakota, Grand Forks.
Tony Williams teaches management at Auburn University Montgomery.
DEMIKIAN PRESENTASI INI SAYA SAMPAIKAN