MODUL SARAFLBM 3
STEP 1Hiperdens : Hiper = lebih, dens = density = kepadatan.
Gambaran hitam pada CT scan. Yang dikarenakan adanya suatu massa,
darah.Kaku kuduk Adalah suatu kaku atau keterbatasan gerak pada
daerah leher, sehingga saat diperiksa dagu tidak bisa direkatkan ke
dada.STEP 21. Bagaimana vaskularisasi dari otak ?2. Bagaimana
patofisiologi dari kasus di skenario ?3. Apa hubungan migrain
dengan keluhan ?4. Mengapa pasien mengeluh nyeri kepala hebat dan
muntah ?5. Apa hubungan TTV dengan gejala yang ditimbulkan ?6.
Mengapa pada pasien didapakan kaku kuduk ?7. Bagaimana alur
penegakan diagnosis ?8. Bagaimanakan penatalaksanaan kasus
diskenario ?9. Apa differential diagnosis dan diagnosis kasus
diskenario ?10. Apa etiologi kasus diskenario ?11. Mengapa
didapatkan gambaran hiperdens para spatium subarachnoid ?12. Apa
derajat dari kasus diskenario berdasarkan hunt and hess ?STEP 31.
Bagaimana vaskularisasi dari otak ?Jawab :Arteri A. Carotis interna
yang berasal dari bifurcatio a. Carotis communis. Ada pelebaran
(sinus caroticus, peka terhadap perbuhan o2 dan co2). Punya banyak
cabang : a. Ophtalmica berjalan bersama n. Opticus, a. Communicans
posterior akan menyambung dari a. Cerebri posterior, a. Coroidea
akan mendarahi daerah ventrikulus. Ada 2 cabang besar a. Cerebri
media (cabang paling besar) dan a. Cerebri anterior.Vena emmiseria
dibawah kutis kalvaria (tabula eksterna, diploe, tabula interna).
A.vertebralis Mereka akan membentuk sirkulasi wilisi : terletak di
fossa interpendikularis basis cranii, dibentuk oleh :A. Carotis
interna dan kedua a. Vertebralis.A. Communicans anterior, a.
Cerebri anterior dextra dan sinistra,a. Communicans posterior
dextra et sinistra, a. Cerebri posterior dextra dan sinistra serta
a. Basillaris.Jadi a. Communicans anterior mudah ruptur karena
adanya perbedaan tekanan yang cukup signifikan dari aliran a.
Carotis media yang menuju ke a. Communicans anterior.
2. Apa hubunganriwayat migrain dengan keluhan ?Jawab :Makanan
dan stres inflamasi Realese mediator vasokonstriksi hipoksia
produkesi neuropeptida sbstansi P dan neutopeptida Y vasodilatasi
kebocoran plasma sub. P menyebabkan nyeri.
Vasokonstriksi dan vasodilatasi berulang kelemahan vaskuler
hipertensi aneurisma.
3. Mengapa pasien mengeluh nyeri kepala hebat dan muntah ?Jawab
:Nyeri kepala hebat : adanya peningkatan TIK yang diakibatkan
adanya ruptur dari vaskuler di otak dan menyebabkan pusing.Muntah :
adanya peningkatan TIK Vasodilatasi ekstrafasasi dari cairan edeme
cerebral peningkatan TIK meningkatakan reseptor dari dari TIK
merangsang pusat muntah di dorsolateral formatio retikularis
peningatan kontraksi lambung dan duodenum + TIB meningkat diafragma
naik oleh kontraksi otot abdominal peningkatan tekanan antrothoraks
sfingter esofagus membuka muntah.
Bangunan peka nyeri : Sinus cranialis dan vena afferen (sinus
venosus dan vena vena yang menyuplai sinus terbut) A. Duramater (
a. Meninge media) A. Di basis cranii yang membentuk sirkulasi
wilisi Sebagian duramater yang berdekatan dengan pembuluh darah
tertama yang terletak di basis fossa cranii ante serta meningen
4. Apa hubungan TTV dengan gejala yang ditimbulkan ?Jawab :TD :
250/120Tekanan darah tinggi pembuluh darah diotak mudah ruptur
ruptur menyebabkan tekanan darah naik. Dipengaruhi oelh dua faktor
yakni vaskuler dan tekanan darah.HR 110 : merupakan kompensasi dari
berkurangnya suplai darah ke otak.RR 20 : T : 36,5 :Gcs 15 : pada
SAH derajat 1 dan 2 GCS nya masih baik.
5. Mengapa pada pasien didapakan kaku kuduk ?Perangsangan
meningen duramater.6. Bagaimana alur penegakan diagnosis ?Anamnesis
:Px fisik :Px. Penunjang :7. Apa differential diagnosis dan
diagnosis kasus diskenario ?Jawab :EncephalitisSAH
8. Bagaimana patofisiologi dari kasus di skenario ?9. Apa
etiologi kasus diskenario ?10. Mengapa didapatkan gambaran
hiperdens para spatium subarachnoid ?11. Sebutkan klasifikasi
stroke ?12. Apa derajat dari kasus diskenario berdasarkan hunt and
hess ?13. Bagaimanakan penatalaksanaan kasus diskenario ?
Non traumaTraumaSTEP 4
Ruptur aneurisma
SAH
Disfungsi endotelInflamatori responStres respon
Cerebral infarkIskemi cerebral delayAs laktat turunReperfusi
injuryHR naik neurovaskularisasiKoagulasi naik, fibrinolisis
turunNaik vasodilatasi, turun vasokonstriksiSerotonin
STEP 7
1. Bagaimana vaskularisasi dari otak ?
Otak diperdarahi oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis. Keempat arteri terletak di dalam ruang subarakhnoid,
dan cabang-cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak
untuk membentuk circulus willisi. Arteri Carotis InternaArteri
carotis interna dimulai pada bifurcatio arteri carotis communis
(Gambar 17-1). Di sini biasanya terdapat dilatasi setempat yang
disebut sinus caroticus. Arteri ini berjalan naik melalui leher dan
menembus basis cranii melalui canalis caroticus os temporale.
Selanjutnya, arteria berjalan secara horizontal ke depan melalui
sinus cavernosus dan muncul pada sisi medial processus clinoideus
anterior dengan menembus duramater. Arteri tersebut lalu masuk ke
dalam ruang subarakhnoid dengan cara menembus arachnoideamater dan
berbelok ke posterior menuju ujung medial sulcus lateralis cerebri.
Di sini, arteria carotis interna terbagi dua menjadi arteri cerebri
anterior dan arteri cerebri media (Gambar 17-1 dan 17-2).
Cabang-Cabang Pars Cerebralis1. Arteri Ophthalmica berasal dari
arteri carotis interna ketika muncul dari sinus cavernosus (Gambar
17-1). Arteri ophthalmica masuk ke orbita melalui canalis opticus
di bawah dan lateral nervus opticus. Arteri ini memperdarahi mata
serta struktur-struktur orbita lainnya dan cabang-cabang
terminalnya memperdarahi daerah frontal kulit kepala, sinus
ethmoidalis, sinus frontalis, dan dorsum nasi.2. Arteri Communicans
Posterior adalah pembuluh kecil yang berasal dari arteri carotis
interna dekat dengan cabang terminalnya (Gambar 17-1 dan 17-2).
Arteri communicans posterior berjalan ke arah posterior di atas
nervus oculomotorius untuk bergabung dengan arteri cerebri
posterior sehingga ikut membentuk circulus willisi.3. Arteri
Choroidea, sebuah cabang kecil yang juga berasal dari arteri
carotis interna dekat cabang terminalnya. Arteri choroidea berjalan
ke posterior di dekat tractus opticus, masuk ke dalam cornu
inferius ventriculi lateralis, dan berakhir pada plexus choroideus.
Arteri ini membentuk cabang-cabang kecil untuk struktur-struktur di
sekitarnya, termasuk crus cerebri, corpus geniculatum laterale,
tractus opticus, dan capsula interna.4. Arteri Cerebri anterior
merupakan cabang terminal arteri carotis interna yang kecil (Gambar
17-2). Arteri cerebri anterior berjalan ke depan dan medial,
superior terhadap nervus opticus, dan masuk ke fissura
longitudinalis cerebri. Di sini, arteria ini berhubungan dengan
arteria cerebri anterior sisi kontralateral melalui arteri
communicans anterior. Arteria melengkung ke belakang di atas corpus
callosum, dan akhirnya beranastomosis dengan arteri cerebri
posterior (gambar 17-3 dan 17-8). Cabang-cabang kortikal
memperdarahi seluruh permukaan medial cortex cerebri di bagian
posterior hingga mencapai sulcus parieto-occipitalis (Gambar 17-3).
Cabang-cabang tersebut juga memperdarahi corteks cerebri selebar
pita 1 inci (2,5cm) pada permukaan lateral yang berdekatan. Dengan
demikian, arteria cerebri anterior memperdarahi area tungkai gyrus
precentralis. Sekelompok cabang sentral menembus substansia
perforata anterior dan membantu dalam menyuplai bagian-bagian
nucleus lentiformis, nucleus caudatus, dan capsula interna.5.
Arteri cerebri media-cabang terbesar arteria carotis
interna-berjalan ke lateral di dalam sulcus lateralis cerebri
(Gambar 17-2). Cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh
permukaan lateral hemispherium, kecuali daerah pita sempit yang
disuplai oleh arteria cerebri anterior, polus occipitalis, dan
permukaan inferolateral hemispherium cerebri, yang diperdarahi oleh
arteria cerebri posterior (Gambar 17-3). Dengan demikian, arteria
ini memperdarahi seluruh daerah motorik kecuali area tungkai.
Cabang-cabang sentral masuk ke substantia perforata anterior dan
menyuplai nucleus lentiformis, nucleus caudatus, serta capsula
interna (Gambar 17-4) . Areteria Vertebralis Arteri
vertebralis-cabang bagian pertama arteria subclavia-naik ke dalam
leher melalui 6 foramen processus transversus vertebrae cervicales
bagian atas (Gambar 17-1). Arteria ini masuk ke cranium melalui
foramen magnum serta menembus duramater dan arachnoideamateruntuk
masuk ke dalam ruang subarakhnoid. Selanjutnya, arteri berjalan ke
atas, depan, dan medial terhadap medulla oblongata (Gambar 17-2).
Pada pinggir bawah pons, arteria vertebralis beranostomosis dengan
arteri vertebralis sisi kontralateral untuk membentuk arteri
basilaris. Cabang-cabang Pars Cranialis1. Rami meningei adalah
cabang kecil dan memperdarahi tulang serta dura di fossa cranii
posterior. 2. Arteria spinalis posterior dapat berasal dari arteri
vertebralis atau arteri cerebellaris posterior inferior. Arteria
ini berjalan turun pada permukaan posterior medulla spinalis di
dekat radices posterior nervi spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat
oleh arteria radicularis yang masuk ke canalis vertebralis melalui
foramina intervertebralia. 3. Arteri spinalis anterior dibentuk
dari cabang masing-masing arteria vertebralis dekat bagian akhirnya
(Gambar 17-2). Sebagai arteri tunggal, arteri spinalis anterior
berjalan turun pada permukaan anterior medulla oblongata dan
medulla spinalis serta terbenam dalam piamater di sepanjang fissura
mediana anterior. Arteria ini akan diperkuat oleh arteria
radicularis yang masuk ke canalis vertebralis melalui foramina
intervertebralia. 4. Arteria inferior posterior cerebelli,
merupakan cabang terbesar arteria vertebralis yang berjalan tidak
teratur di antara medulla oblongata dan cerebellum (Gambar 17-2,
17-12, dan 17-4). Arteria ini memperdarahi permukaan inferior
vermis, nuclei centrales cerebelli, dan permukaan bawah
hemispherium cerebelli, serta menyuplai medulla oblongata dan
plexus choroideus ventriculi quarti.5. Arteri medullaris merupakan
cabng-cabang yang sangat kecil yang didistribusikan ke medulla
oblongata. Arteria BasilarisArteria basilaris, terbentuk dari
gabungan kedua arteria vertebralis (Gambar 17-1) yang berjalan ke
atas di dalam sulcus pada permukaan anterior pons (Gambar 17-2,
17-13, dan 17-14). Pada pinggri atas pons, arteria ini bercabang
menjadi dua arteria cerebri posterior Cabang-cabang1. Arteria
Pontis adalah pembuluh-pembuluh kecil yang masuk ke dalam substansi
pons (Gambar 17-2, 17-13, dan 17-14).2. Arteria Labyrinthi
merupakan arteria yang panjang serta sempit yang menyertai nervus
vestibulocochlearis masuk ke dalam meatus acusticus internus dan
memperdarahi telinga dalam. Arteria ini sering berasal dari cabang
arteria anterior cerebelli.3. Arteria Inferior anterior Cerbelli
berjalan ke arah posterior dan lateral untuk memperdarahi bagian
anterior dan inferior cerebellum (Gambar 17-2, 17-13, dan 17-14).
Beberapa cabang berjalan ke pons dan bagian atas medulla
oblongata.4. Arteria superior cerebelli berasaldi dekat bagian
terminal arteria basilaris (Gambar 17-2, dan 17-11 sampai dengan
17-14). Arteria ini berkelok-kelok di sekitar pedunculus cerebri
dan memperdarahi permukaan superior cerebellum. Arteria superior
cerebelli juga menyuplai pons, glandula pinealis, dan velum
medullare superior.5. Arteria cerebri posterior melengkung ke arah
lateral dan belakang di sekeliling mesencephalon, kemudian
bergabung dengan ramus communicans posterior arteri carotis interna
(Gambar 17-1, 17-2, dan 17-11 sampai 17-14). Cabang-cabang kortikal
menyuplai permukaaan inferolateral dan media lobus temporalis serta
permukaan lateral dan medial lobus occipitalis (Gambar 17-3). Jadi,
arteria cerebri posterior memperdarahi korteks visual.
Cabang-cabang sentral menembus substansia otak dan memperdarahi
bagian-bagian talamus dan nucleus lentiformis, serta mesencephalon,
glandula pinealis, dan corpus genitalicum mediale. Ramus choroideus
masuk ke dalam cornu inferior ventriculi lateralis serta
memperdarahi plexus choroideus ventriculi tertii.
2. Apa hubunganriwayat migrain dengan keluhan ?
Dikenal dua teori mengenai patofisiologi migrain, yaitu teori
vasogenik dan neurogenik. Dalam teori vasogenik dihipotesiskan
bahwa adanya gejala prodormal atau aura disebabkan vasokonstriksi
intrakranial dan nyeri kepala disebabkan oleh vasodilatasi reaktif.
Dalam teori neurogenik, migrain dihipotesiskan merupakan akibat
dari disfungsi neuronal karena oligemia (Nissan & Diamond,
2005). Oligemia adalah penurunan aliran darah tanpa kerusakan
jaringan akut, yang terjadi pada shock, migrain dan stroke penumbra
(Christopher et al., 2004). Hubungan antara migrain dan stroke
iskemik masih terus diteliti dan hubungan kausal keduanya masih
diperdebatkan (Tietjen, 2005). Hubungan sebab akibat antara migrain
dan stroke iskemik masih belum jelas. Bagi penderita migrain
ditemukan tidak ada peningkatan risiko untuk stroke hemoragik
(Vega, 2008). Mekanisme stroke iskemik yang terjadi akibat infark
yang berhubungan dengan migrain mungkin dikarenakan hipoperfusi
dan/atau vasospasme serta hiperkoagulabilitas platelet (Tietjen,
2005)
Vasokonstriksi terjadi saat fase prodormal. Hal ini dapat
menimbulkan aura atau tidak. Karena terjadi vasokonstriksi maka
otak akan memunculkan sinyal bahwa otak kekurangan oksigen.
Selanjutnya terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi yang terjadi terlalu
besar sehingga pembuluh darah menjadi permeabel dan menyebabkan
kebocoran plasma juga produksi neuropeptida seperti substansi P dan
calcitonin generelated peptide (cGRP). Neuropeptida ini merangsang
nosiseptor kranial sehingga menimbulkan rasa nyeri
3. Mengapa pasien mengeluh nyeri kepala hebat dan muntah ?
NYERI KEPALAKeluhan nyeri kepala mengharuskan orang mengetahui
struktur peka nyeri yang ada di dalam kepala. Bangunan-bangunan
yang peka nyeri ialah sebagai berikut : (1) semua struktur
ekstrakranial terutama arteri, (2) sinus-sinus vena besar dan
percabangan dari permukaan otak, (3) bagian duramater pada dasar
otak, (4) arteri meningeal dan arteri serebral besar pada dasar
otak dan (5) saraf kranial V, IX, X dan 3 saraf servikal atas.
Sementara kranium, parenkim otak, sebagian duramater, hampir semua
piaarakhnoid, dan ependimal yang melapisi ventrikel dan pleksus
khoroideus tidak sensitif terhadap stimuli mekanis, termal,
elektrikal, atau kimiawi. Delessio membuat tabel sebagai
berikut;
1. Jaringan kranial peka nyeri : Intrakranial : Sinus kranial
dan vena aferen Arteri-arteri duramater Arteri dasar otak dan
cabang-cabang besarnya Bagian-bagian duramater (sekitar pembuluh
darah besar) Ekstrakranial : Kulit, kulit kepala, fasia, otot-otot
Mukosa Arteri (vena: kurang sensitif) Saraf : Trigeminal, fasial,
glossofaringeal, vagal Saraf servikal II dan III 2. Bangunan tidak
peka nyeri : Parenkim otak Ependimal, pleksus khoroideus Piamater,
membran arakhnoid, bagian-bagian lain duramater Tulang kepala
(periosteum: sedikit peka) When an aneurysm ruptures, blood
extravasates under arterial pressure into the subarachnoid space
and quickly spreads through the cerebrospinal fluid around the
brain and spinal cord. Blood released under high pressure may
directly cause damage to local tissues. Blood extravasation causes
a global increase in intracranial pressure (ICP). Meningeal
irritation occurs.Rupture of AVMs can result in both intracerebral
hemorrhage and SAH. Currently, no explanation can be provided for
the observation that small AVMs (< 2.5 cm) rupture more
frequently than large AVMs (>5 cm).
emedicine.medscape.com/article/1164341-overviewAdanya stimulus teg
sinus venosus daerah otakperdrhn otakgejala hemoragikkerusakan
fungsi otak,jk lambat maka menyebabkan nyeri kepala yang hebat.
Nyeri kepal(peregangan vasa intrakranial(perdrhn di
subarachnoid))/ekstrakranial (spasme otot,iritan hidung dan
kelainan pada mata),paling bnyk disebabkan oleh yang perdarahan
extracranial. TAHAP AWAL Pada tahap ini, pembuluh darah baru saja
pecah, dan darah baru saja mengucur deras keluar dari dalam
pembuluh darah. Apa yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah ini,
(1) bisa karena tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga dinding
pembuluh darah tidak bisa menahannya, atau (2) karena aktifitas
yang terlalu berat sehingga tekanan darah di otak menjadi
meningkata dan akhirnya dinding pembuluh darah yang telah rapuh
tidak bisa menahannya dan (3) adalah kombinasi dari keduanya.
Gejala yang dirasakan oleh penderitanya hanyalah rasa pusing biasa
dan merasa kepalanya sangat berat saja dan kadang tidak menimbulkan
gejala sama sekali. TAHAP SELANJUTNYA Lama-kelamaan akhirnya darah
yang mengisi otak ini semakin banyak dan semakin banyak. Sebagai
akibat dengan adanya cairan baru di dalam kepala, maka volume
cairan di dalam darah secara langsung akan meningkat begitu pula
tekanan di dalam otak. Bagaimana gejala pada pasien? Pada tahap
ini, pasien bisa saja merasakan sakit kepala hebat, disertai muntah
terus menerus dan kepala serasa berputar. TAHAP SELANJUTNYA
Akhirnya darah yang masih saja mengalir itu mulai menekan
bagian-bagian otak, dan gejala yang ditimbulkan tergantung dari
tempat perdarahan tersebut. Jika yang tertekan oleh otak adalah
area motorik otak kanan, maka pasien akan menderita kelumpuhan
tangan dan kaki sebelah kiri, begitu pula sebaliknya, jika bagian
otak yang tertekan adalah area motorik otak kiri, maka pasien akan
menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kanan. Jika perdarahan
tersebut terjadi di dekat pusat kesadaran maka pasien tersebut
dapat mengalami penurunan kesadaran. TAHAP SELANJUTNYA Tahap yang
paling akhir jika perdarahan tidak atau gagal ditangani, maka darah
akan semakin banyak dan akibatnya bisa menekan pusat kesadaran dan
pusat pernafasan sehingga pasien mengalami henti nafas, dan jika
ini terjadi, maka kemungkinan terburuk adalah kematian bagi pasien
tersebut.
rupturnya suatu aneurisma sakular. Dinding aneurisme sakular
terdiri atas jaringan padat kaya kolagen yang berasal dari tunika
intima dan adventisia pembuluh asal. Tunika media biasanya berakhir
mendadak di leher aneurisma. Lumen aneurisma mungkin mengandung
thrombus. Aneurisma dapat menekan struktur di dekatnya dan
menimbulkan gejala yang berkaitan dengan efek masa local. Rupturnya
aneurisma sakular biasanya terjadi di fundus yang berdidinding
tipis. Bergantung pada lokasinya, rupture dapat menyebabkan
perdarahan kedalam ruang subaracnoid dan parenkim otak
disekitarnya. Infark parenkim otak juga dapat terjadi pada kasus
perdarahan subaracnoid yang mungkin disebabkan akibat spasme
arteri.Malformasi arteriovena merupakan kelainan pembuluh darah
congenital yang tersering di otak dan merupakan tipe yang berkaitan
dengan perdarahan yang secara klinis signifikan.Secara makroskopis
malformasi arteriovena tampak sebagai kumpulan pembuluh yang
berkelok-kelok yang paling jelas terlihat selagi masih dipenuhi
oleh darah. Secara mikroskopis berupa pembuluh dengan caliber
beragam tersusun acak dan mencakup arteri, vena, serta bentuk
transisi. Pembuluh darah ini dipisahkan oleh parenkim otak.
mempengaruhi pada sirkulasi darah ke otak menurun sehingga suplay
oksigen berkurang hipoksia jaringan menyebabkan odema cerebral
Akibat dari haematoma diatas akan menyebabkan distorsi pada otak
isi otak terdorong ke arah yang berlawanan kenaikan T.I.K (Tekanan
Intra Kranial) mengenai bangunan nyeri.atau pun saraf cranial.
4. Apa hubungan TTV dengan gejala yang ditimbulkan ?
HipertensiHipertensiKetika tekanan darah sistemik meningkat,
pembuluh serebral akan berkonstriksi. Derajat konstriksi tergantung
pada peningkatan tekanan darah. Bila tekanan darah meningkat cukup
tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan menyebabkan
hialinisasi pada lapisan otot pembuluh serebral. Akibatnya,
diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini
berbahaya karena pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau
berkonstriksi dengan leluasa untuk mengatasi fluktuasi dari tekanan
darah sistemik. Bila terjadi penurunan tekanan darah sistemik maka
tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan
mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya, bila terjadi kenaikan
tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler
menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema, dan
kemungkinan perdarahan pada otak.
Dalam keadaan normal, tekanan vena serebral ialah 5 mmhg.
5. Mengapa pada pasien didapakan kaku kuduk ?6. Bagaimana alur
penegakan diagnosis ?7. Apa differential diagnosis dan diagnosis
kasus diskenario ?
http://eprints.undip.ac.id/29186/3/Bab_2.pdf
8. Bagaimana patofisiologi dari kasus di skenario ?
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan keperawatan gangguan sistem
syaraf.
9. Apa etiologi kasus diskenario ?
http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_199Penatalaksanaan%20perdarahan%20subaraknoid.pdfPenyebab
terbanyak dari perdarahan subarakhnoid adalah ruptur aneurisma
intrakranial (75-80%). AVM mengambil porsi banyak 4-5% dari
penyebab perdarahan subarakhnoid. Sisanya disebabkan oleh trauma,
vaskulitis, tumor, diseksi arteri serebral, pecahnya arteri
superfisial, gangguan pembekuan darah, trombosis dural sinus. Ilmu
Bedah Saraf Satyanegara Edisi IV
10. Mengapa didapatkan gambaran hiperdens para spatium
subarachnoid ?
11. Sebutkan klasifikasi stroke ?
http://eprints.undip.ac.id/29354/3/Bab_2.pdfSTROKE ISKEMIK
Patofisiologi
Beberapa Penyebab Stroke Iskemik :TROMBOSIS -Aterosklerosis
(tersering)- Vaskulitis: arteritis temporalis, poliarteritis
nodosa- Robeknya arteri: karotis, vertebralis (spontan atau
traumatik)- Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati(penyakit
sel sabit)EMBOLISME-Sumber di jantung: fibrilasi atrium
(tersering), infark miokardium, penyakit jantung rematik, penyakit
katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati iskemik.-Sumber
tromboemboli aterosklerotik di arteri: bifurkasio karotis komunis,
arteri vertebralis distal-Keadaan hiperkoagulasi: kontrasepsi oral,
karsinomaVASOKONSTRIKSIVasospasma serebrum setelah PSAPatofisiologi
Sylvia A price, Lorraine M. Wilson. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2
12. Apa derajat dari kasus diskenario berdasarkan hunt and hess
?
13. Bagaimanakan penatalaksanaan kasus diskenario ?