BAB 1PENDAHULUAN
Eritrasma adalah salah satu penyakit bakteri yang selama lebih
dari 100 tahun dianggap sebagai penyakit jamur. Burchard melukiskan
penyakit ini sebagaipenyakit kulit yang disebabkan
olehActynomycetes,Nocardia minitussima berdasarkan gambaran klinis
dan pemeriksaan sediaan langsung, ditemukan strukturseperti hifa
halus pada tahun 1859. Sarkani, dkk (1962) menemukan
Corynebacterium sebagai etiologi penyakit eritrasma berdasarkan
penelitian biakan.Penyakit ini bersifat universal, namun lebih
banyak terlihat di daerah tropik dan subtropik (Busam KJ, 2010)
eritrasma bisa terjadi di segala usia, tapi lebih sering terjadi
pada dewasa. Kulit yang lembab, udara yang lembab, pakaian yang
ketat, sepatu yang sempit, dan hiperhidrosis merupakan
faktor-faktor mempengaruhi perjalanan penyakit ini ( Wolff K et
all, 2008) Sedangkan faktor predisposisi pada eritrasma adalah
obesitas, diabeter mellitus dan imunosupresi (Busam KJ,
2010)Eritrasma ditandai dengan lesi berupa eritema dan skuama halus
pada daerah lipatan seperti ketiak dan lipat paha. Pada pemeriksaan
dengan sinar Wood didapatkan flouresensi berwarna merah bata.
Prognosis cukup baik bila semua lesi diobati dengan eritromisin dan
obat topikal tetrasiklin dan anti jamur secara tekun dan menyeluruh
(Miller SD, 2004)Insidens eritrasma dilaporkan sekitar 4% di dunia.
Penyakit ini bersifat universal, namun lebih banyak terlihat di
daerah tropik. Eritrasma lebih banyak pada dewasa muda. Namun
penyakit ini dapat menyerang semua usia, pasien termuda yang pernah
dilaporkan menderita eritrasma adalah anak usia satu tahun.
Frekuensinya sama pada pria dan wanita (Blaise G et all, 2008)
Seiring dengan kandidiasis ,intertrigo, candida folikulitis,
furunkulosis, tinea cruris, dan folikulitis, erythrasma telah
dilaporkan terjadi dengan insiden meningkat antara individual
dengan obesitas ( Josep B, 2009 ).
BAB 2LAPORAN KASUS
2.1 Identitas pasienNama: An. ATKJenis kelamin: Perempuan Umur:
6 thAlamat: Kec. BarengAgama : IslamStatus perkawinan: Belum
MenikahPekerjaan : -Suku bangsa: JawaTanggal pemeriksaan: 29 Maret
2015No. RM: 22-13-342.2 Anamnesis Keluhan utama Ketiak Kiri terasa
Gatal Riwayat penyakit sekarangPasien datang ke Poli Kulit dan
Kelamin RSUD Jombang dengan keluhan gatal gatal di ketiak kiri,
ketiak kiri berwarna merah dan berair pasien juga merasa nyeri pada
bagian ketiak bila ingin mengangkat tangan, awal warna merah tidak
lebar hanya gatal gatal saja dan merintik rintik 1 minggu yang
lalu, tetapi lama kelamaan berwarna merah dan berair.
Riwayat penyakit dahuluTidak pernah sakit seperti ini
sebelumnya. Riwayat penyakit keluargaTidak ada yang sakit seperti
ini. Riwayat sosial-2.3 Pemeriksaan fisik Status generalis Keadaan
Umum : Baik Kesadaran: Compos mentis Hygiene: cukup Gizi: Baik Nadi
dan RR: - Kepala : Anemis (-), Ikterus (-), Cyanosis (-),
Dyspneu(-) Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan Thorak : Tidak
dilakukan pemeriksaan Aksilla: Tidak dilakukan pemeriksaan Abdomen
: Tidak dilakukan pemeriksaan Ektremitas : Tidak dilakukan
pemeriksaan Status lokalisAxila SinistraEffloresensi : makula
eritematosa Batas tegas di sertai krusta dan skuama tipis, pada
bagian eritema tampak basah,
Gambar 2.1 Pemeriksaan fisikMakula Eritematosa Batas Tegas
Disertai dengan Skuama Tipis, Krusta dan pada permukaan eritema
tampak basah
2.4 Pemeriksaan penunjangTidak dilakukan pemeriksaan
penunjang
2.5 Problem list Cutaneus Infection Gatal Gatal dengan rasa
perih
2.6 ResumePasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Jombang
dengan keluhan gatal gatal di ketiak kiri, ketiak kiri berwarna
merah dan berair pasien juga merasa nyeri pada bagian ketiak bila
ingin mengangkat tangan, awal warna merah tidak lebar hanya gatal
gatal saja dan merintik rintik 1 minggu yang lalu, tetapi lama
kelamaan berwarna merah dan berair. Effloresensi : makula
eritematosa Batas tegas di sertai krusta dan skuama tipis, pada
bagian eritema tampak basah,2.7 AsessementErytrhasma2.8 Diagnosis
bandinga. Tinea Crurisb. Candidiasis Cutisc. Pitriasis Versikolord.
Dermatitis Seboroik2.9 Planning Diagnosis Tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk planning diagnosis karena keterbatasan
alat.
TerapiErytromycin 250 mgCTM tabParacetamol tabMf la pulv dtd No
XV3dd1 pulvSodium Fusadic 2% Cream 2 dd ue ( Pagi Malam )Kompres PZ
MonitoringKontrol 1 Minggu lagi untuk mengevaluasi hasil pengobatan
dan kemajuan penyakit (keluahan subjektif dan tanda objektif)
Edukasi Jangan Menggunakan Baju yang Lembab, Minum obat yang
diresepkan dokter secara rutin Datang dan konsultasi ke dokter
segera bila keluhan bertambah parah
BAB 3TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DefinisiEritrasma ialah penyakit bakteri kronik pada stratum
korneum yang disebabkan oleh Corynebacteriumminitussismum, ditandai
dengan adanya lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di
daerah ketiak danlipat paha ( Djuanda dkk, 2007)
Gambar 3.1Predileksi Erytrhasma
3.2 EtiologiSeperti yang telah disebutkan di atas etiologi dari
penyakit ini adalah Corynebacterium minitussismum. Bakteri ini
adalah bakteri gram positif (difteroid).Bakteri ini tidak membentuk
spora dan merupakan basil yang bersifat aerob atau anaerob yang
fakultatif. Corynebacterium minitussismum merupakan flora normal di
kulit yang dapatmenyebabkan infeksi epidermal superfisial pada
keadaan-keadaantertentu ( Wollf K et all dan Blaise G, 2008)
3.3 EpidemiologiEpidemiologi dari eritrasma belum banyak
diuraikan. Insidens eritrasma dilaporkan sekitar 4% di dunia.
Penyakit ini bersifat universal, namun lebih banyak terlihat di
daerah tropik. Eritrasma lebih banyak pada dewasa muda. Namun
penyakit ini dapat menyerang semua usia, pasien termuda yang pernah
dilaporkan menderita eritrasma adalah anak usia satu tahun.
Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Namun, eritrasma pada regio
kruris lebih banyak ditemukan pada pria. Studi pada tahun 2008
menemukan bahwa eritrasma interdigitalis lebih umum terjadi pada
wanita (83% dari 24 pasien) Orang-orang yang banyak keringat,
kegemukan, peminum alkohol dan debilitas lebih sering terkena
penyakit. Pada ras kulit hitam lebih banyak daripada kulit putih.
Daerah beriklim panas lebih sering terkena daripada daerah dingin.
Higiene buruk berperan penting dalam menimbulkan penyakit. Panas
dan lembab juga mempermudah timbulnya penyakit ( Blaise G,
2008)
3.4 Gejala KlinisLesi kulit dapat berukuran sebesar miliar
sampai plakat. Lesi eritoskuamosa, berskuama halus kadang-kadang
dapat terlihat merah kecoklat-coklatan. Variasi ini rupanya
bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita. Tempat
predileksi dimulai dari tempat yang paling sering, yakni toe
webspaces (di antara jari kaki), lipat paha, aksila. Selain itu,
juga bisa ditemukan di daerah intertriginosa lain (terutama pada
penderita gemuk), intergluteal, inframamary (submammary), Lesi di
daerah lipat paha dapat menunjukkan gejala berupa gatal dan terasa
terbakar. Sedangkan lesi pada tempat lain asimtomatik (Wollf K et
all, 2008)Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan
serpiginosa. Lesi tidak menimbulkan dan tidak terlihat vesikulasi.
Skuama kering yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa
berlemak.
Gambar 3.2Erytrhasma pada inguinal dan Axila
Beberapa penulis beranggapan ada hubungan erat antara eritrasma
dan diabetes melitus. Penyakit ini terutama menyerang pria dewasa
dan dianggap tidak begitu menular, berdasarkan observasi pada
pasangan suami-isteri yang biasanya tidak terserang penyakit
tersebut secara bersama-sama. Eritrasma tidak menimbulkan keluhan
subyektif, kecuali bila terjadi ekzematisasi oleh karena penderita
berkeringat banyak atau terjadi maserasi pada kulit (Wollf K et
all, 2008).
3.5 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang terdiri atas
pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan langsung. Pada
pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah
membara (coral red). Pemeriksaan dengan lampu Wood adalah prosedur
pemeriksaan non invasive, dilakukan dengan menyinari seluruh daerah
lesi dengan sinar ultraviolet. Pada eritrasma terlihat floresensi
merah bata terang (a bright coral-red fluorescence ) yang
disebabkan adaya porfirin yang diproduksi oleh kuman. (Holdinesss
MR, 2002)
Gambar 3.3florosensi merah membara
Sediaan langsung kerokan kulit dengan pewarnaan Gram, tampak
batang Gram positif, Bahan untuk sediaan langsung dengan cara
mengerok. Lesi dikerok dengan scalpel tumpul atau pinggir gelas
objek. Bahan kerokan kulit ditambah satu tetes eter, dibiarkan
menguap. Bahan tersebut yang lemaknya sudah dilarutkan dan kering
ditambah biru metilen atau biru laktofenol, ditutup dengan gelas
penutup dan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 100.
Bila sudah ditambah biru laktofenol, susunan benang halus belum
terlihat nyata, sediaan dapat dipanaskan sebentar di atas api kecil
dan gelas penutup ditekan, sehingga preparat menjadi tipis (
Djuanda A, 2007)Organisme terlihat sebagai batang pendek halus,
bercabang, berdiameter, 1 u atau kurang, yang mudah putus sebagai
bentuk basil kecil atau difteroid. Pemeriksaan harus teliti untuk
melihat bentuk akhir ini ( Djuanda A, 2007)
Gambar 3.4.Corynebacterium minutissimum3.6 Diagnosis
BandingKelainan kulit kronik, non-inflamasi pada daerah
intertriginosa, yang berwarna merah kecoklatan, dilapisi skuama
halus merupakan tanda eritrasma. Kulit yang terdapat lesi juga
menjadi mengkerut dan terlihat gambaran likenifikasi Pemeriksaan
dengan lampu Wood dan sediaan langsung KOH dapat menentukan
diagnosis Pitiriasis versikolor, tinea kruris, kandidiasis kutis
intertriginosa, dermatitis seboroik, dermatitis kontak merupakan
beberapa penyakit yang dapat dijadikan diagnosis banding untuk
eritrasma (Djuanda A, 007)
Gambar 3. 5 eritrasma dengan likenifikasi
Pitiriasis versikolor adalah penyakit yang paling sering
dibandingkan dengan eritrasma. Namun pitiriasis versikolor biasanya
tidak terbatas pada daerah intertriginosa, umumnya menyerang tubuh
bagian atas dan masing masing lesi umumnya berukuran kecil (tidak
seluas eritrasma) dan tidak terdapat eritem ( Djuanda A,
2007)Gambaran klinis Pitiriasis versikolor:1. Gatal bila
berkeringat2. Lokasi lesi pada umumnya terdapat pada badan (dada,
punggung), leher, lengan atas, selangkang, bisa ditemukan di daerah
lain termasuk muka.3. Terdapat 3 bentuk lesi:a. Makular: soliter
dan biasanya saling bertemu (koalesen) dan tertutup skuama.b.
Papuler: bulat kecil-kecil perifolikuler, sekitar folikel rambut
dan tertutup skuamac. Campuran lesi makular dan papular.4. Warna
lesi bervariasi: putih (lesi dini), kemerahan, dan coklat (lesi
lama). Bentuk kronis sksn didapatkan bermacam warna.5. Selesai
terapi biasanya didapatkan depigmentasi residual tanpa skuama di
atasnya yang akan menetap dalam beberapa bulan sebelum kemudian
normal.Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil sebagi
berikut:1. Larutan KOH 20%, hasil positif bila terlihat hifa
pendek, lurus, bengkok (seperti huruf I,v,j) dan segerombolan spora
budding yeast yang berbentuk bulat mirip seperti spaghetti eith
meatballs.Hasil negative: bila tidak ada lagi hifa,maka bukan
Pitiriasis versikolor walaupun ada spora.2. Lampu Wood, hasilnya
positif apabila terlihat fuoresensi berwarna kuning emas pada lesi
tersebut.Tinea kruris adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah
kruris dan sekitarnya. Efloresensi berupa makula eritematosa
nummular samai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif
terdiri dari papula atau pustule. Bila kronik macula menjadi
hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya. Gejala subjektif berupa
rasa gatal hebat, semakin hebat bila berkeringat ( Djuanda A,
2007)
Gambar 3.6Tinea Kruris
Kandidiasis kutis intertriginosa berlokasi daerah lipatan kulit,
terutama ketiak, bagian bawah payudara, bagian pusat, lipat bokong,
selangkangan, dan sela antar jari; dapat juga mengenai daerah
belakang telinga, lipatan kulit perut, dan glans penis
(balanopostitis). Pada sela jari tangan biasanya antara jari ketiga
dan keempat, pada sela jari kaki antara jari keempat dan kelima,
keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas seperti
terbakar.
Gambar 3.7Candidiasis
Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah, dan kemerahan. Kemudian meluas,
berupa lenting-lenting yang dapat berisi nanah berdinding tipis,
ukuran 2-4 mm, bercak kemerahan, batas tegas, Pada bagian tepi
kadang-kadang tampak papul dan skuama. Lesi tersebut dikelilingi
oleh lenting-lenting atau papul di sekitarnya berisi nanah yang
bila pecah meninggalkan daerah yang luka, dengan pinggir yang kasar
dan berkembang seperti lesi utama. Kulit sela jari tampak merah
atau terkelupas, dan terjadi lecet. Pada bentuk yang kronik, kulit
sela jari menebal dan berwarna putih .Dermatitis seboroik, Gambaran
klinik yang khas untuk dermatitis seboroik ialah skuama yang
berminyak dan kekuningan dan berlokasi di daerah-daerah seboroik1.
Floresensi berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular atau
papul, kemerahan atau kekuningan dengan derajat ringan sampai
berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering,
basah atau berminyak
Gambar 3.8 dermatitis seboroik pada wajah
Predileksi dermatitis seboroik antara lain di kulit kepala,
supraorbital, liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah
sterna, areola mamae, lipatan di bawah mamae pada wanita,
interskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital (
Djuanda A, 2007)3.7 PengobatanPengobatan sistemik bisa menggunakan
eritromisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Eritromisin merupakan
obat pilihan dengan pemberian 4 x 250 mg/ hari selama 14 hari.
Penggunaan eritromisin lebih baik baik daripada tetrasiklin dan
kloramfenikol. Penggunaan kloramfenikol dapat menimbulkan
neutropenia, agranulositosis dan anemia aplastik.Pengobatan topikal
bisa menggunakan tetrasiklin 3%, klindamisin, whitfield ointment
dan natrium fusidat 2%. Penggunaan whitfield ointment lebih baik
pada eritrasma yang berlokasi pada aksila dan inguinal. Hanya
pengobatan topikal memerlukan lebih ketekunan dan kepatuhan
penderita.Tujuan farmakoterapi untuk eritrasma adalah untuk
mengurangi morbiditas, untuk menghilangkan infeksi dan mencegah
komplikasi.81. Obat topikal a. Salap tetrasiklin 3% juga
bermanfaat. Demikian pula obat anti jamur yang baru yang
berspektrum luas. Hanya pengobatan topikal memerlukan lebih
ketekunan dan kepatuhan penderita.b. Asam fusidat 2% merupakan anti
bakteri topikal yang menghambat sintesa protein bakteri, sehingga
menyebabkan kematian bakteri.c. Asam benzoat 6%, asam salisilat 3%
(Salap Whitfield) untuk mengatasi infeksi dan radang yang berkaitan
dengan eritrasma, diaplikasikan pada daerah yang terinfeksi selama
1 bulan.d. Mikonazol krim 2%, sesuai untuk digunakan di daerah
intertriginosa, dioles tipis untuk mencegah efek maserasi,
digunakan dalam 2minggu.e. Salap framicetin sulfat 1%f. Sabun anti
bakteri dapat mencegah berulangnya penyakit ini2. Anti infeksia.
Eritromisin merupakan obat pilihan utama. Satu gram sehari
(4x250mg) untuk 2-3minggu ( Djuanda A, 2007) Eritromisin merupakan
obat pilihan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan
dengan menghambat disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom,
menyebabkan sintesa protein menjadi terganggu. Pada anak-anak,
berat badan umur, dan tingkat keparahan infeksi menentukan dosis
yang tepat. Untuk infeksi yang lebih berat, dosis ganda ( Gunawan
S, 2000)
Gambar 3.9 Tabel penggunaan klinik eritromisinKlaritromisin juga
digunakan untuk indikasi yang sama seperti eritromisin. Cara
kerjanya dengan menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan
menghambat disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan
sintesa protein yang tergantung RNA untuk menangkap12. Dosis
dewasa: 2 kali 250-500mg sehari. Dosis anak 5-8mg/kgBB/hari yang
dibagi dalam 2dosis ( Gunawan S, 2000)
BAB 4PEMBAHASAN
Dari Anamnesis Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD
Jombang dengan keluhan gatal gatal di ketiak kiri, ketiak kiri
berwarna merah dan berair pasien juga merasa nyeri pada bagian
ketiak bila ingin mengangkat tangan, awal warna merah tidak lebar
hanya gatal gatal saja dan merintik rintik 1 minggu yang lalu,
tetapi lama kelamaan berwarna merah dan berair. Effloresensi :
makula eritematosa Batas tegas di sertai krusta dan skuama tipis,
pada bagian eritema tampak basah, tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang karena keterbatasan sarana Erytromycin 250 mg CTM tab
Paracetamol tab digerus dijadikan puyerdi berikan 3x1 Sodium
Fusadic 2% Cream 2 dd ue ( Pagi Malam ) Keluhan pasien sesuai
dengan teori bahwa Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai
plakat. Lesi eritoskuamosa, berskuama halus kadang-kadang dapat
terlihat merah kecoklat-coklatan. Variasi ini rupanya bergantung
pada area lesi dan warna kulit penderita. Tempat predileksi dimulai
dari tempat yang paling sering, yakni toe webspaces (di antara jari
kaki), lipat paha, aksila, (Wolff K et al, 2007). Pada pasien ini
tidak dilakukan pemeriksaan penunjang karena keterbatasan alat.
Tetapi di teori dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis dapat
dilakukan pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan langsung. Pada
pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah
membara (coral red). Pemeriksaan dengan lampu Wood adalah prosedur
pemeriksaan non invasive, dilakukan dengan menyinari seluruh daerah
lesi dengan sinar ultraviolet. Pada eritrasma terlihat floresensi
merah bata terang (a bright coral-red fluorescence ) yang
disebabkan adaya porfirin yang diproduksi oleh kuman. (Holdinesss
MR, 2002)Pasien mendapat terapi berupa Erytromycin 250 mg CTM tab
Paracetamol tab digerus dijadikan puyerdi berikan 3x1 Sodium
Fusadic 2% Cream 2 dd ue ( Pagi Malam ) Terapi oral yang sudah
diberikan sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu dengan pemberian
Eritromisin merupakan obat pilihan utama. Satu gram sehari
(4x250mg) untuk 2-3minggu.1. Eritromisin merupakan obat pilihan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghambat
disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan sintesa protein
menjadi terganggu. Pada anak-anak, berat badan umur, dan tingkat
keparahan infeksi menentukan dosis yang tepat. Untuk infeksi yang
lebih berat, dosis ganda (Gunawan, 2000). Sedangkan terapi CTM
merupakan antagonis kompetitif histamin pada reseptor H2 dari sel
parietal sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi asam
lambung (Katzung, 2001). Asam fusidat 2% merupakan anti bakteri
topikal yang menghambat sintesa protein bakteri, sehingga
menyebabkan kematian bakteri sedangkan paracetamol di berikan
sebagai antipiretik yang mana beketja sebagai efek anti inflamasi (
gunawan, 2000 )
BAB VKESIMPULAN
Dari Anamnesis Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD
Jombang dengan keluhan gatal gatal di ketiak kiri, ketiak kiri
berwarna merah dan berair pasien juga merasa nyeri pada bagian
ketiak bila ingin mengangkat tangan, awal warna merah tidak lebar
hanya gatal gatal saja dan merintik rintik 1 minggu yang lalu,
tetapi lama kelamaan berwarna merah dan berair. Effloresensi :
makula eritematosa Batas tegas di sertai krusta dan skuama tipis,
pada bagian eritema tampak basah, tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang karena keterbatasan sarana Erytromycin 250 mg CTM tab
Paracetamol tab digerus dijadikan puyerdi berikan 3x1 Sodium
Fusadic 2% Cream 2 dd ue ( Pagi Malam )
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin, Ed.ke-5. Jakarta: BP FKUI; 2007.2. Busam KJ.
Dermatophatology. 1st Ed. USA: Saunders; 2010. p 123-4.3. Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ.
Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7th Ed. 1708-10.4.
Blaise G, Nikkels AF, Hermanns-Le T, Nikkels-tassoudji N, Pierard
GE. Corynebacterium-associated skin infections. International
Journal of Dermatology: 2008. Vol 47(9). p 884-890(7).5. Wolff K,
Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical
dermatology. 6th Ed.United States: TheMcGraw-Hill Companies;
2009.6. Holdinesss MR. Management of cunateneous erythrasma. Drugs:
2002. Vol. 62 (8); p 1131-41.
22