LAPORAN TUGAS PROYEK TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI TANAMAN BINTARO (Cerbera manghas) Cerbera manghas (Apocynaceae ) Morfologi. Perawakan pohon dengan tinggi 20 m. Daun daun tunggal, berwarna hijau, bentuk daun jorong (ovalis atau elipticus) dengan panjang 7,5-17cm dan lebar 2,5-5 cm, ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), tulang daun menyirip (penninervis), permukaan daun licin (laevis),tangkai daun bulat, tulang cabang satu dengan yang lain bersatu, filotaksis daun spiral, pangkal daun melanjut, daun agak berdaging, dan rumus duduk daun 2/5. Batang arah tumbuh batang tegak (erectus), berkayu, bentuk batang bulat (teres) dan berbintik-bintik hitam, tinggi sekitar 9 m, keliling batang 50 cm, percabangan simpodial. Perbungaan. Bunga berwarna putih dengan bercak kuning, yang terletak pada ujung pedikel simosa dengan lima petal yang sama ( pentamery), majemuk, Korola berbentuk tabung dan ada warna kuning pada bagian tengahnya, tangkai silindris, panjang tangkai putik 2- 2,5 cm, mahkota berbentuk terompet. Buah. Buah berbentuk bulat dan buah muda berwarna hijau pucat dan berwarna merah saat tua, berdaging tipis, buah terdiri dari tiga lapisan yaitu epikarp atau eksokarp (kulit bagian terluar buah), mesokarp (lapisan tengah berupa serat seperti sabut kelapa yang kasar), dan endocarp ( biji yang dilapisi kulit biji atau testa), diameter buah 4 cm. biji berwarna putih, pipih dan panjang dan jumlahnya satu setiap buah, terletak dilapisan kulit buah yang berkayu.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TUGAS PROYEK TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI
TANAMAN BINTARO (Cerbera manghas)
Cerbera manghas (Apocynaceae )
Morfologi. Perawakan pohon dengan tinggi 20 m. Daun daun tunggal, berwarna hijau,
bentuk daun jorong (ovalis atau elipticus) dengan panjang 7,5-17cm dan lebar 2,5-5 cm,
ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer),
tulang daun menyirip (penninervis), permukaan daun licin (laevis),tangkai daun bulat, tulang
cabang satu dengan yang lain bersatu, filotaksis daun spiral, pangkal daun melanjut, daun
agak berdaging, dan rumus duduk daun 2/5. Batang arah tumbuh batang tegak (erectus),
berkayu, bentuk batang bulat (teres) dan berbintik-bintik hitam, tinggi sekitar 9 m, keliling
batang 50 cm, percabangan simpodial. Perbungaan. Bunga berwarna putih dengan bercak
kuning, yang terletak pada ujung pedikel simosa dengan lima petal yang sama ( pentamery),
majemuk, Korola berbentuk tabung dan ada warna kuning pada bagian tengahnya, tangkai
silindris, panjang tangkai putik 2-2,5 cm, mahkota berbentuk terompet. Buah. Buah
berbentuk bulat dan buah muda berwarna hijau pucat dan berwarna merah saat tua, berdaging
tipis, buah terdiri dari tiga lapisan yaitu epikarp atau eksokarp (kulit bagian terluar buah),
mesokarp (lapisan tengah berupa serat seperti sabut kelapa yang kasar), dan endocarp ( biji
yang dilapisi kulit biji atau testa), diameter buah 4 cm. biji berwarna putih, pipih dan panjang
dan jumlahnya satu setiap buah, terletak dilapisan kulit buah yang berkayu.
Rumus bunga :
Diagram bunga :
Habitat dan agihan. Gedung FMIPA di green house dan FIS di sebelah lapangan voli,
Universitas Negeri Surabaya, Ketintang-Surabaya.
Manfaat. Pohon bintaro biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman penaung/pelindung yang
biasa ditanam dipekarangan rumah atau di taman-taman. Kayunya digunakan sebagai
ornament, hiasan dalam ruangan dan arang (PROSEA, 2002). Leeuwenberg (1999)
melaporkan bahwa di Hawai bintaro digunakan sebagai tanaman hias. Selain itu tanaman ini
dimanfaatkan sebagai obat. Di Thailand, biji bintaro dimanfaatkan sebagai antipiretik dan
obat dysuria. Minyak dari bijinya digunakan sebagai pembunuh kutu rambut. Daunnya
digunakan sebagai obat haemorrhoids (PROSEA, 2002). Di Irlandia dan Papua New Guinea,
kulit kayunya dicampur dengan daun jahe liar kemudian direbus ke dalam air sebagai obat
malaria dan hepatitis.
Heyne (1987) melaporkan bahwa daun muda, akar dan kulit batangnya berkhasiat untuk
pencahar. Kayunya yang putih dan rapuh, menghasilkan arang yang ringan, sangat halus dan
berguna untuk pembentukan mesiu. Sedangkan getahnya digunakan untuk mengobati
sengatan ikan swanggi (Heyne, 1987).
PROSEA (2002) melaporkan bahwa ekstrak daun C. oddolam mempunyai efek toksisitas
pada tikus. Ekstrak daun tersebut dapat mengurangi aktivitas saraf motorik secara spontan
dan menyebabkan kematian. Selain itu Tarmadi et al.(2007) melaporkan bahwa ekstrak daun
dan kulit bintaro mempunyai efek mortalitas terhadap rayap Coptotermes sp. Mortilitas rayap
tertinggi terjadi pada ekstrak daun bintaro dengan menggunakan pelarut methanol konsentrasi
10% kulit bintaro dengan pelarut n-heksan dan aseton masing-masing dengan konsentrasi
10%.
Biji bintaro digunakan dalam mengabsorpsi polusi udara serta merubahnya menjadi oksigen,
mengandung minyak hingga 54,33% dan berpotensi digunakan sebagai bahan baku biodesel
dengan melalui proses hidrolisis ekstrasi dan destilasi, Kulit buah bintaro yang berserat bisa
dijadikan bahan baku papan partikel atau bahan bakar dan juga bisa diubah menjadi briket
untuk bahan bakar tungku, dapat digunakan sebagai pengusir tikus.
Kerugian. Biji binatro mengandung cerbirin yaitu racun yang terdapat pada seluruh bagian
pohonnya dimana dapat menghambat saluran ion kalsium did lam otot jantung manusia,
sehingga mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian, getahnya digunakan
sebagai racun panah atau tulup untuk berburu.
Pollen. Berdasarkan tipe aperturanya bentuk pollen Cerbera manghas adalah Pericolporate
(Kapp, 1969)
Gambar pollen (Kapp,1969 Bentuk pollen Cerbera manghas. Bentuk pollen Cerbera manghas diperbesar