Laporan Kegiatan KKL Tadris Biologi’2010 tahun 2012 Kebun Raya Bogor Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi DISUSUN OLEH : Adi Kurniawan (1011060158) Alisa Damayanti (1011060145) Ambar Rokhanah (1011060077) Anita Sari (1011060158) Asep Yusup Hamdani (1011060187) Azhari Bayu Prastowo (1011060139) Bunga Naria (1011060076) Deny Yuniarsih (1011060137) Desy Jumala Sari (1011060069) Natalia Harianti (1011060042) Jur/kelas/Smt : T.Biologi/C/V(Lima) Dosen : Sulistiyani Faozah, SP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Kegiatan KKL Tadris Biologi’2010 tahun 2012 Kebun Raya Bogor
Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi
DISUSUN OLEH :
Adi Kurniawan (1011060158)
Alisa Damayanti (1011060145)
Ambar Rokhanah (1011060077)
Anita Sari (1011060158)
Asep Yusup Hamdani (1011060187)
Azhari Bayu Prastowo (1011060139)
Bunga Naria (1011060076)
Deny Yuniarsih (1011060137)
Desy Jumala Sari (1011060069)
Natalia Harianti (1011060042)
Jur/kelas/Smt : T.Biologi/C/V(Lima)
Dosen : Sulistiyani Faozah, SP
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat ALLAH
SWT karena hanya rahmatnya,maka LAPORAN KEGIATAN KKL MATA
KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI ini dapat kami
selesaikan tanpa halangan suatu apapun.
Sholawat serta semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam Rasullallah
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat serta pengikut beliau yang Insyah
Allah tetap istiqomah menjalankan sunah-sunah beliau.
Laporan ini kami ajukan untuk memenuhi kelengkapan tugas akhir kegiatan
KKL di Bogor, Yogyakarta, dan Jakarta pada tanggal 20-26 November 2012 yang
lalu. Kami menyadari laporan kami ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dan sangat kami harapkan guna
merevisi ulang kembali.
Dan semoga laporan ini bermanfaat kita semua. Amin Yarabal’alamin.
Bandar Lampung,22 Desember 2012
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebun raya bogor adalah salah satu tempat rekreasi yang populer di bogor
yang tepatnya berada di jalan ir. H Juanda memiliki lebih dari 6000 jenis
tumbuhan, yang berada pada lahan sekitar 87 ha, lumayan sekalian olah raga
muter muter atau mengelilingi salah satu obyek wisata yang populer yang
biasanya sering di jadikan salah satu tujuan wisata dalam rangka perpisahan anak
sekolah apalagi pada musim liburan kaya sekarang ini.Banyak pepohonan besar
yang ada disini seperti yang bisa anda lihat disamping,tidak terbayangkan
berapakah umur dari pohon sebesar itu, mungkin para ahli di bidang tumbuhan
bisa menebak berapa umur pohon itu kalo ane kaga ngerti sama sekali. Sedikit
sejarah kebun raya bogor menurut pemerintah bogor, pada awal didirikknya obyek
wisata ini adalah tempat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga
benih-benih pepohonan yang akan diambil kayunya pada masa kerajaan pajajaran
atau prabu siliwangi pada apad ke 15 sampai abad ke 16. Sepanjang sejarahnya
kebun ini memiliki beberapa julukan diantaranya:
- s'Lands Plantentuin
- Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
- Botanical Garden of Buitenzorg
- Botanical Garden of Indonesia
- Kebun Gede
- Kebun Jodoh
Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari monumen Batu Tulis yang
didirikan oleh Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) dari Kerajaan Pajajaran
tahun 1474-15131 dan saat itu dinamakan Samida ( hutan buatan atau taman
buatan ). Tujuan pembuatannya untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan
menjaga dan tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Bila demikian
kenyataannya, maka Raffles dan Van den Bosh hanya merupakan tokoh pemugar
dan penambah koleksi tanaman bagi kebun raya yang telah didirikan sejak akhir
abad ke 14 oleh dinasti Kerajaan Pajajaran.
Kebun Botani yang didirikan tanggal 18 Mei 181 7 oleh, Prof. Dr. C. G. L.
Reindwardt yang kemudian dinamakan, s'Lands Plantentuinte Buitenzorg tersebut
lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor, yang ditujukan sebagai tempat
pendidikan guru, koleksi tumbuhan juga dikembangkan menjadi kebun yang lain.
Pada tahun 1822 Reindwardt diganti oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang
melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga
menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis
(species) tanaman.
Saat ini, Kebun Raya Bogor tidak hanya terkenal sebagai kebun botani tropis,
tetapi juga berfungsi sebagai kebun riset tanaman tropis dab kebun rekreasi yang
cukup menyenangkan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum taksonomi tumbuhan tingkat tinggi adalah untuk
mengetahui nama-nama spesies tumbuhan yang terdapat di kebun raya bogor.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi dilaksanakan pada Hari Rabu
Tanggal 21 November 2012 Pukul 09.00 – 12.00 WIB di Kebun Raya Bogor .
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah alat tulis dan beberapa
spesies tanaman
2.3 Cara kerja
Cara kerja praktikum pengenalan alat ini adalah :
1. Mendengarkan arahan petugas.
2. Mendokumentasikan dan mencatat tanaman apa saja yang terdapat
diKebun Raya Bogor.
3. Menyandra tumbuhan sesuai familinya dengan tepat.
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
1. FAMILI ARACEAE (suku talas-talasan)
a. Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum (Schott) Hubb. & Rehder
(1939)
Klasifikasi :
Regnu : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Alismatales
Family : Araceae
Genus : Colocasia
Species : C. Esculenta (L.) Schott
Nama
Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe
Indonesia : Talas
Jawa : Taleus (sunda), bentul (Jawa), keladi (Melayu)
Deskripsi :
Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal.
Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat, biasanya
coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun
tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai
panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung
oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil,
tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga
jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan
organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji
membundar telur.
Distribusi/Penyebaran :
Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana
jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di
seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara
luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu
meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah
dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah
dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara.
Talas tumbuh diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah
serta daerah Mindanao dan Bikol.
Habitat :
Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang berkisaran
luas. Bila tumbuh sebagai tanaman yang akan dipanen, pemanenan terbaik dicapai
bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar secara
merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah sawah
dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya yang
miskin akan drainase.Suhu 25-30°C dan kelembaban yang tinggi akan mendukung
pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai ketinggian 1800
m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua New
Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang
terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai tanaman
sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas
yang tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang
bagus membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi
terhadap pH tanah 4.2-7.5.
Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan
baik terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan.
Perbanyakan :
Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas
dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi
dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih
disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil
dari tanaman yang sehat, dihindari tanaman yang berakar atau umbi berakar dan
yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama
ditanam oleh petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang
dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara tanaman
kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi,
coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran
kerapatan 4000-49 000 tanaman/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya
6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-
tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak
yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat
membantu pengontrolan gulma dan erosi.
Manfaat Tumbuhan
Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat
dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi
untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah
Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai
dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang,
dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan
pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh
secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya,
talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan
dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai
makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang
beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas
berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun
digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan
bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas),
tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang
sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak
dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus
dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada
waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat
dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi
permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk
untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan
poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.
A.) BUNGA BANGKAI( Amorphophallus titanum )
Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Family : Araceae
Genus : Amporphophallus
Species : Amorphophallus titanum
Suweg adalah tanaman anggota marga Amorphophallus yang dekat
dengan Amorphophallus titanum atau bunga bangkai. Ini pengalaman pertama
kali saya bertemu dengan tanaman suweg ini, tanaman ini sangat unik menurut
saya pribadi soalnya banyak lalatnya. Bunga tanaman ini mengeluarkan aroma
tidak sedap dan dapat mengusik ketenangan orang, biasanya pada waktu malam
hari ini menurut pengalaman pribadi saya sewaktu di Kulon Progo, Jogjakarta.
Morfologi
Suweg merupakan tumbuhan herba dan menahun, batangnya berbentuk
tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam belang-belang putih. Batang tunggal
memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi
tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil berwarna cokelat
kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan suweg. Tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.
Penyebaran
Suweg awalnya ditemukan di daerah tropis dari Afrika sampai ke pulau-
pulau Pasifik, kemudian menyebar ke daerah beriklim sedang seperti Cina dan
Jepang. Jenis A. muelleri Blume, awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman
India, menyebar ke arah timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke
Indonesia. Tanaman ini tumbuh dimana saja seperti di pinggir hutan jati, di bawah
rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar dan di tempat-tempat di
bawah naungan yang beranekaragam. Untuk mencapai produksi umbi yang tinggi
diperlukan naungan 50-60% Tanaman ini tumbuh dari dataran rendah sampai
1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu antara 25-35C, sedangkan curah
hujannya antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Pada suhu
di atas 35o C daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah
menyebabkan suweg mengalami dormansi. Tumbuhnya bersifat tersebar di hutan-
hutan atau di pekarangan-pekarangan, dan belum banyak dibudidayakan. Suweg
dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat berpasir,
strukturnya gembur, dan kaya unsur hara, di samping itu juga memiliki pengairan
baik, kandungan humus yang tinggi, dan memiliki pH tanah 6 – 7,5. Tanaman
obat ini mudah ditemukan di pulau Jawa dengan habitat semak-semak yang
tumbuh dalam siklus tahunan dan dapat tumbuh hingga mencapai satu meter.
Manfaat
Manfaat suweg sangat banyak sekali terutama untuk industri dan
kesehatan, karena kandungan zat glucomanan yang ada di dalamnya. Suweg
merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk
dikembangkan di Indonesia. Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga mampu
menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar mencapai 5
kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadu padankan dengan beragam bahan
sebagai bahan baku kue tradisional dan modern. Sayangnya umbi ini semakin
tidak diminati dan bahkan mulai langka. Padahal suweg sangat potensial sebagai
bahan pangan sumber karbohidrat. Suweg dapat digunakan sebagai bahan lem,
agar-agar, mi, tahu, kosmetik dan roti. Tepung suweg dapat dipakai sebagai
pangan fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatkan kadar glukosa
darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang
memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat
fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik. Suweg sebagai serat pangan
dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya
berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular,
kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Di Filipina umbi
suweg sering ditepungkan mengganti kedudukan terigu dan biasanya
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-umbian
sekerabat suweg telah banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, misalnya bahan
pembuatan mie instan.
Kandungan gizi
Adapun kandungan gizi dari 100 gram suweg adalah :
69 Kalori
Protein 1,0 gr
Lemak 0,1 gr
Karbohidrat 15,7 gr
Kalsium 62 mg
Fosfor 41 mg
Besi 4,2 mg
Vitamin B1 0,07 mg
Air 82 gr
Bagian yang dapat Dimakan 86 %
Budidaya suweg
Tunas yang terdapat di sekeliling buah suweg harus dipilih untuk ditanam.
Setelah tunas terpilih, tanam tunas tersebut dalam lubang ± 15 cm. Suweg bisa
tumbuh baik di tempat tempat yang lembab dan terlindung dari sinar matahari.
Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata harian 25 – 35 ° C. Curah hujan rata-
rata tahunan yang dibutuhkan antara 100 mm-1500 mm. Untuk hasil yang baik,
tanaman suweg menghendaki tanah yang subur serta tidak becek , selain itu
derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 – 7 serta pada kondisi jenis
tanah apa saja. Naungan yang ideal untuk tanaman suweg adalah jenis Jati,
Mahoni Sono, dan lain-lain yang dapat menaungi serta terhindar dari kebakaran.
Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik,
sedangkan untuk masa panen dapat dilakukan setelah berumur 3 tahun (3 kali