BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dalam mempelajari keanekaragaman tumbuhan diperlukan obyek studi yang berupa material tumbuhan yang biasa disebut dengan specimen. Specimen tumbuhan dapat berupa tumbuhan hidup atau tumbuhan yang telah diawetkan atau disebut dengan herbarium. Untuk mendapatkan koleksi specimen gtersebutbiasanya dilakukan koleksi tumbuhan dilapangan. Meskipun identifikasi tumbuhan bias langsung dilakukan saat dilapangan, namun untuk pengamatan lebih lanjut tetap diperlukan material tumbuhan yang diawetka. Identifikasi tumbuhan merupakan suatu tahapan yang tidak dapat dilewatkan untuk bias mempelajari tumbuhan. II. TUJUAN 1.1 Untuk mengidentifikasi tanaman semak dan herba yang ada di Gonoharjo. 1
49
Embed
Laporan Taksonomi Tumbuhan Koleksi Dan Identifikasi Tumbuhan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Dalam mempelajari keanekaragaman tumbuhan diperlukan obyek studi yang berupa
material tumbuhan yang biasa disebut dengan specimen. Specimen tumbuhan dapat
berupa tumbuhan hidup atau tumbuhan yang telah diawetkan atau disebut dengan
herbarium. Untuk mendapatkan koleksi specimen gtersebutbiasanya dilakukan koleksi
tumbuhan dilapangan. Meskipun identifikasi tumbuhan bias langsung dilakukan saat
dilapangan, namun untuk pengamatan lebih lanjut tetap diperlukan material tumbuhan
yang diawetka. Identifikasi tumbuhan merupakan suatu tahapan yang tidak dapat
dilewatkan untuk bias mempelajari tumbuhan.
II. TUJUAN
1.1 Untuk mengidentifikasi tanaman semak dan herba yang ada di Gonoharjo.
1
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Identifikasi dan Koleksi Tumbuhan
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan
untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama
yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan
diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuan. Penentuan nama
baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam
KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu
pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen,
herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi
jenis.Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas
suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar
dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang ada di bumi ini
beraneka ragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah dikenal dan ada pula yang
tidak dikenal. Orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi
dua kemungkinan:
a. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu
berturu-turut dimasukkan kedalam kategori yang sama.
b. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil, baik spesimen yang
masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam
bejana yang berisi cairan pengawet, misalnya alkohol atau formalin. Oleh pelaku
identifikasi spesimen yang belum dikenal itu melalui studi yang saksama kemudian
dibuatkan deskripsinya disamping gambar-gambar terinci mengenai bagian-bagian
tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya.
2
Identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal,tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan,pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain :
1. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita
anggap ahli.
2. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
3. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora.
4. Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
5. Menggunakan lembar Identifikasi Jenis.
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang
belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci yang dapat digunakan dengan
mudah, cepat serta hasil yang diperoleh tepat. Pada umumnya kunci disusun secara
menggarpu (dikotom). Untuk identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal tetapi telah
dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Menanyakan identitas tumbuhan tersebut kepada seseorang yang kita anggap ahli
dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita.
2. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
3. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora
atau monografi.
4. Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
5. Menggunakan Lembar Identufikasi Jenis (“Species Identification Sheet”).
memperbandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan dengan ciri-ciri
tumbuhan yang lain yang sudah dikenal identitasnya. Pekerjaan ini dapat dilakukan
dengan jalan :
1) Ingatan
Apabila kita sudah banyak mengenal tumbuh-tumbuhan, dan kita mendapatkan tumbuhan
atau ingin mendeterminasikan, kita tinggal mengingat kembali identitas tumbuhan
tersebut.
3
2) Bantuan orang
Pendeterminasian tumbuhan dapat dilaksanakan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani
sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan.
3) Spesimen acuan
Pendeterminasian suatu jenis tumbuhan dilakukan dengan membandingkan secara
langsung dengan spesimen acuan yang biasanya diberi etiket bertuliskan namanya.
Spesimen tadi dapat berupa tumbuhan hidup misalnya koleksi tumbuhan yang ditanam
dikebun botani, kebun raya. Akan tetapi spesimen acuan yang biasa dipakai dalam
mendeterminiasi ialah koleksi kering atau herbarium.
4) Pustaka
Cara lain untuk mengadakan pendeterminasian ialah dengan membandingkan atau
mencocokkan ciri-ciri tumbuhan yang akan dideterminasi itu dengan pertelaan-pertelaan
serta gambat-gambar yang ada dalam pustaka. pertelaan-pertelaan-pertelaan serta
gambar-gambar yang ada
5)Komputer atau kunci determinasi
Komputer atau kunci determinasi dapat membantu kita dalam pendeterminasian
tumbuhan,dengan catatan kita menguasai morfologi tumbuhan.
1. Kunci Determinasi
Penggunaan kunci determinasi merupakan jalan yang paling sering dipakai orang dalam
medeterminasi tumbuhan terutama oleh mereka yang tidak mempunyai spesimen acuan
yang cukup. Pendeterminasian dengan bantuan kunci harus dilakukan secara bertahap,
sebabsetiap kunci determinasi itu mempunyai batas kemampuan sendiri-sendiri. Ada
kunci yang hanya sampai ordo saja, sampai suku, sampai family,atau sampai jenis dan
seterusnya.3 Macam kunci determinasi:
4
2. Kunci perbandingan
Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri
utamanya dicantumkan.dan yang termasuk kunci perbandingan antara lain:
1. Table
2. Kartu berlubang
3. Kunci leenhouts
1. Kunci analisis
Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka.kunci analisis sering
disebut kunci dikotomi.
Berdasarkan cara penempatan bait-bait kunci analisi dibedakan dalam dua bentuk:
1. Bentuk kunci bertakik
2. Bentuk kunci paralel
Pada kunci bertakik maka penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu
dari pinggir,tetapi letaknya berjauhan. Diantara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait
takson tumbuhan dengan ditakikkan lebih ketengah lagi dari pinggir-pinggir yang
mempunyai ciri penuntun pertama, jauh dengan penuntun-penuntun yang dipisahkan
berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama
jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus.
Penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua
baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Diakhiri seetiap penuntun diberikan nomor
bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson
tumbuhan yang dicari.
5
3.2 Herbarium
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi.
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya.
Menurut jenisnya, herbarium dibedakan menjadi :
1. Herbarium Basah
Setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu specimen (contoh). Tidak benar digabungkan beberapa specimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60) yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastic ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastic.
2. Herbarium Kering
Cara kering menggunakan dua macam proses yaitu:
a. Pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
b. Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi.
6
a) Cara Mengoleksi
Cara koleksi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki perawakan kecil seperti herba atau semak dapat dikoleksi secara menyeluh. Sedangkan cara mengoleksi pohon-pohon yang tinggi, liana dan epifit yakni dengan mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut yang diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Pada pengoleksian idealnya harus berisi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, buah, biji dan sebagainya.Dalam pengumpulan tumbuhan dilapangan harus memperhatikan hal-hal berikut:
Tumbuhan yang dibuat herbarim diusahakan selengkap mungkin dan terutama tumbuhan yang sedang berbunga atau yang sedang berbuah. Kumpulkan tanaman dari lapangan kedalan vaskulum atau masukkan diantara kertas koran.
Tumbuhan diberi etiket gantung dan diberi nomor urut, nama singkatan kolektor, tanggal pengambilan.
Pada buku koleksi dibuat catatan yang datanya tidak terbawapada specimen yag diambil : tempat tumbuh, tinggi tempat, keadaan lingkungan, warna, bau, bagian-bagian dalam tumbuhan (besar populasi), dan lain-lain.
b) Teknik Pembuatan Herbarium
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi tumbuhan antara lain:
1. Perlengkapan
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan, Koran bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik, alkohol, kantong kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan sebagainya.
Apa yang dikoleksi:
1. Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya2. Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang
mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.
3. Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
7
4. Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar seperti Araceae.5. Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan rumah kaca. Contoh:
Epifit, anggrek akarnya dibungkus dengan lumut, akar-akar paku, serat kelapa
Biji-biji tumbuhan air disimpan dalam air
Biji-biji kapsul kering jangan diambil dari kapsulnya.
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.
3. Pengeringan spesimen
Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran à dimasukkan ke kantong plastik à disiram dengan alkohol 70 % hingga basahà dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan dengan listrik.
4. Proses pengeringan:
5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk specimen yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur untuk mengapit specimen sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.
Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan terpisah.
Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit untuk membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama, kalau specimen sudah kaku lebih ditekan lagi
1,5-2 hari specimen akan kering
e. Pembuatan herbarium
1. Mounting
Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton
Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm
8
Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas.
2. Labeling
Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah
Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi
Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.
3. Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)
Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat dilakukan dengan menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.
Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan alphabet
Kesimpulan : Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi jenis.
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya(Harmita,2008)
3. Karakteristik Spesies
Perdu atau semak adalah suatu kategoritumbuhan berkayu tingginya tidak labih dari 2 meter. Percabangannya tidak dekat dari tanah. Kebanyakan tidak dapat dibedakan batang pokok nya. Herba merupakan tanaman mirip semak, tetapi herba memiliki batang basah dan kadang berongga (Herni,2009).
Wana wisata Nglimut adalah salah satu objek wisata yang terletak di kabupaten Kendal. Wana wisata ini terletak di kaki gunung Ungaran pada ketinggian 800 meter diatas permukaan laut(dpl). Daerah ini memiliki permukaan tanah yang berbukit bukit dengan pohon – pohon hutan yang menjulang tinggi(Anonim,2007).
1. Taman dekat sungai
Taman dekat sungai merupakan tempat pengambilan sampling tumbuhan herba dan semak yang pertama. Disana terdapat berbagai macam tumbuhan yang hidup, separti lumut, paku, semak, herba dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Daerahnya cukuop bersih dan tanah subur karena berada di dekat aliran sungai. Penyinaran cahayanya tidak terlalu banyak karena ditutupi oleh pahon-pohon. Suhu udara 30oC, Higrometer 62 %, suhu tanah 21oC, lux meter 1290 1990 20000(Anonim,2007).
2. Jalan menuju pemandian air panas
Disepanjang jalan menuju pemandian air panas terdapat bermacam-macam flora yang hidup baik tumbuhan besar maupun kecil. Tempat tersebut merupakan lokasinsampling yang kedua. Udaranya sejuk, sinar matahari tidak berlebihan karena tertutupi pohon tinggi,jalan berupa tanjakan dan sedikit turunan, bersih tidak banyak sampah plastic hanya daun-daun yang berguguran(Anonim,2007).
3.4 Faktor yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup
Tidak semua bagian di permukaan bumi dapat dijadikan tempat Tinggal makhluk hidup. Hanya sebagian kecil saja dari bumi yang berfungsi sebagai biosfer, yaitu bagian permukaan bumi sampai pada ketinggian dan kedalaman tertentu. Faktor-faktor yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotic(.
1. Faktor Klimatik
a. Suhu dan Sinar Matahari
Tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas suhu maksimum dan minimum bagi tumbuh tanaman dan hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu(Backer,1968).
10
b. Kelembapan UdaraKelembapan udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (flora). Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut:1) Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau dengan kondisi kelembapan udara yang sangat rendah, seperti kaktus.2) Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di lingkungan yang lembap tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.3) Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah yang basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.4) Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis, seperti pohon jati dan ekaliptus (Backer,1968).
c. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar di atas permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung.Angin sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung(Odum,1993).
d. Curah HujanAir merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup.
Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan, sumber air yang utama bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan(Odum,1993).
2. Faktor Edafik
Selain kondisi iklim, faktor lain yang juga berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah faktor edafik atau tanah. Tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan jenis vegetasi. Faktor-faktor fisik tanah yang memengaruhi pertumbuhan vegetasi, antara lain sebagai beriku:.
a. Tekstur (Ukuran Butiran Tanah)Tanah-tanah yang butirannya terlalu kasar, seperti kerikil dan pasir kasar, atau
yang butirannya terlalu halus, seperti lempung kurang sesuai bagi pertumbuhan vegetasi. Tanah yang baik bagi media pertumbuhan vegetasi adalah tanah dengan komposisi perbandingan butiran pasir, debu, dan lempungnya seimbang. Pasir adalah jenis butiran tanah yang kasar, debu butirannya agak halus, sedangkan lempung merupakan butiran tanah yang sangat halus(.Cronquist, 1981).
11
b. Tingkat KegemburanTanah-tanah yang gembur jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tanah-
tanah yang padat. Tanah yang gembur memudahkan akar tumbuhan untuk menembus tanah dan menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam tanah(Cronquist,1981).
c. Mineral OrganikHumus merupakan salah satu mineral organik yang berasal dari jasad renik
makhluk hidup yang dapat terurai menjadi tanah yang subur dan sangat diperlukan bagi pertumbuhan suatu vegetasi(Cronquist,1981).
d. Mineral Anorganik (Unsur Hara)Mineral anorganik adalah mineral yang berasal dari hasil pelapukan batuan
yang terurai dan terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan, seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2), Nitrogen (N), Belerang (S), Fosfor (P), dan Kalsium (K)(Cronquist,1981).
e. Kandungan Air TanahAir yang terdapat di dalam tanah terutama air tanah permukaan dan air tanah
dangkal merupakan salah satu unsur pokok bagi per tumbuhan dan perkembangan vegetasi. Air sangat membantu dalam melarutkan dan mengangkut mineral-mineral yang terkandung dalam tanah sehingga mudah diserap oleh sistem perakaran pada tumbuhan(Cronquist, 1981).
.f. Kandungan Udara Tanah
Kandungan udara di dalam tanah antara tanah di lahan tertentu Dengan lahan lainnya berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena adanya tingkat kegemburan tanah yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kegemburan suatu tanah, semakin besar kandungan udara di dalam tanah(
3. Faktor FisiografiFaktor fisiografi yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi
ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Anda tentu masih ingat mengenai proses terjadinya penurunan suhu udara setiap terjadi kenaikan tinggi tempat yang disebut gradien thermometrik. Perbedaan suhu di tempat yang satu dengan tempat yang lainnya mengakibatkan perbedaan corak tumbuhan di wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya dan jenis(Backer,1968)
.4. Faktor Biotik
Faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah manusia. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat membudi dayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di
12
luar habitat aslinya. Bentang alam yang ada juga dapat diubah oleh manusia, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atau permukiman(Cronquist,1981)
.Adapun binatang juga memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan,
perkembangan, dan penyebaran berbagai jenis vegetasi. Sebagai contoh, serangga menjadi media yang membantu dalam penyerbukan tumbuhan berbunga, sedangkan kelelawar, tupai, dan burung membantu dalam penyebaran tumbuhan berbiji(Cronquist,1981)
3.5 Metode jelajah Metode jelajah kali ini untuk mengidentifikasi tumbuhan herba dan semak di
kawasa wana wisata Gonoharjo. Metodenya yaitu jalan-jalan di sekitar taman dekat sungai dan jalan menuju pemandian air panas, mengambil atau mencabut beberapa spesies tumbuhherba maupun semak bibuat herbarium dengan disemprotkan alcohol 70% , kemudian di masukan sasak.
13
VI. METODE PENELITIAN
4.1 ALAT DAN BAHAN4.1.1 ALAT
a. Alat pengambilan sampel
1) Gunting pohon2) Pisau3) Cutter
4) Kantong palstik besar5) Kantong plastik kecil
b. Alat pegangan saat pratikum
1) Ketas 2) Label3) Buku catatan4) Alat tulis
5) Pensil6) Spidol besar7) Pengaris
c. Alat pengepress
1) Sasak2) Kertas karton
3) Kertas Koran4) Tali rafia
d. Alat pencatat lapangan1) Altimeter2) pH meter tanah3) thermometer
4.2.1 Perserta dibagi dalam beberapa kelompok4.2.2 Dilakukan penjelajahan pada setiap lokasi4.2.3 Dilakukan koleksi dengan cara pengambilan beberapa sampel tumbuhan untuk
dibuat herbarium, diusahakan bagaian yang lengkap dengan bunga atau buah. Koleksi untuk bahan yang besar dimasukkan dalam kantong plastik besar. Sedang tumbuhan berukuran kecil, lumut misalny, dimasukkan dalam kantong plastik yang kecil. Agar daun tidak rontok biasanya bahan sampel bisa disiram dengan alkohol.
4.2.4 Dicatat data di lapangan meliputi: Nama tumbuhan: No dan tanggal koleksi Lokasi Ketinggian tempat Habitat : Catatan: berisi keterangan tambahan yang tidak terdapat dalam koleksi
tumbuhan, misalnya habitus, tinggi pohon, jumlah populasi, warna bunga dsb.
4.2.5 Setelah penjelajahan dan koleksi selesai, segera dibuat herbarium. Bahan sampel ditata dalam kertas koran, bila ukuran bahan besar bisa dipotong atau dilipat sesara rapi. Satu kertas koran biasanya untuk satu sampel herbarium. Kemudian dipres dengan alat pengepres (sasak) dan diikat kuat-kuat. Satu sasak biasanya untuk sekitar l0 sampel herbarium. Selanjutnya dikeringkan secara alami atau dengan buatan.
4.2.6 untuk koleksi lumut sampel segera dikeluarkan dari plastik sampel segera setelah sampai di rumah, segera dikeringkan secara alami di tempat terbuka.
4.2.7 Semua sampel diidentifikasi dengan buku identifikasi yang ada4.2.8 Dibuat deskribsi dan kunci identifikasi4.2.9 Dibuat laporan resmi hasil praktikum lapangan
15
IV. DATA PENGAMATAN
No Gambar Nama Klasifikasi Deskripsi1 Dichrocephala
Dichrocephala latifolia merupakan tumbuhan yang memiliki habitus semak. Tumbuhan ini merupakan golongan gulma tahunan yang tumbuh subur di daerah tropis. Tumbuhan ini memiliki batang yang tegak lurus dan ada yang menyebar. Bagian daun permukaannya halus dan kadang berbuluselain itu daun berbentuk pinnatifid dengan tepi daun bergerigi dan memiliki akar serabut.
V.2Homalonema spKlasifikasi Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheo bionitaSuper divisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaClass : LiliopsidaSub class :ArecidaeOrdo : AralesFamili :AraceaeGenus : Homalomena Spesies : Homalomena sp
Homalomena sp merupakan tumbuhan yang tumbuh secara liar baik di hutan, rawa dan lain-lain. Tumbuhan ini memiliki habitus semak. Daun pada tumbuhan ini berbentuk seperti hati dengan ujung runcing, permukaan daun halus . Batang tumbuhan lunak , memiliki akar serabut dan di beberapa jenis terdapat bagian akar yang membesar disebut umbi. Tumbuhan ini memiliki tinggi kira-kira 50 cm.
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Euphorbiales Famili: Euphorbiaceae Genus: Acalypha Spesies: Acalypha sp
Acaypha sp. merupakan herba semusim dari suku Euphorbiaceae, banyakdijumpai pada habitat yang sangat bervariasi dari yang terkena sinar matahari langsung sepanjang hari sampai yang tidak pernah terkena sinar matahari langsung. Dari habitat yang bervariasi tersebut dapat ditemukan Acalypha sp dengan morfologi yang bervariasi pula (Darmanti, 2009).
Acalypha sp memiliki tinggi hingga 4 m. Habitus berupa semak atau pohon kecil. Memiliki ukuran daun 2-10 cm x 1,5 cm, dengan bentuk belak ketupat, tombak. Tepi daunnya bergerigi dan permukaannya berbulu.Ukuran tangkai daun kurang dari 1 cm. Memiliki ukuran bunga 5 cm. Pertumbuhan bunganya aksilaris, dan merupakan bunga berumah satu.Bagian dasar terdapat 2-3 bunga betina yang tertutup.
Eupatorium inulifolium memilikiabitus semak dengan tinggi 1 sampai 5 m. Memiliki batang dengan bentuk silinder, serta berambut. Daunnya berbentuk tombak, dengan warna hijau pucat dibagian permukaan bawah daun.Tangkai daun berbentuk baji.Memiliki bunga warna putih dengan diameter 5 sampai 6 mm. Eupatorium
22
inulifolium memiliki habitat didaerah rawa, hutan dan perekebunan.Hidup ditempat yang lembab.
5.5 Talauma candollii
Klasifikasi
Divisi : SpermatophytaSub divisi : Angiospermae
Kelas : MagnoliopsidaBangsa : Ranunculales
Marga : TalaumaJenis : Talauma candollii BI
Talauma candollii memiliki nama umum Cempoko gondok. Memiliki habitus perdu dengan tinggi kurang lebih 5 m. Batangnya tegak, berkayu, bulat, dengan percabangan monopodial dan berwarna hijau kecoklatan.Daunnya tunggal, berbentuk lonjong, berujung runcing, pangkal bulat, pertulangan daun menyirip, warna hijau tua. Tangkai daun bulat, beralur panjang 1,5 sampai 5 cm, berwarna hijau. Bunganya merupakan bunga tunggal, terletak diujung batang, memiliki kelopak lonjong berwarna hijau keputih-putihan, benang sari pipih berwarna kuning, putik berbentuk bulat berwarna hijau, mahkota lonjong berwarna kuning cerahdan berbau harum, tangkai bunga memiliki panjang 2-4 cm dengan warna kecoklatan. Buah berbetuk kerucut berwarna coklat kemerahan.Memiliki biji berbentuk lonjong berwarna hitam.Akarnyaberwarna coklat dan merupakan akar tunggang.
Ordo : AsteralesFamily : AsteraceaeGenus : CarpesiumSpesies : Carpesium cernuum L
Merupakan tanaman menahun, biasanya 30-60 cm, dengan rambut halus berwarna pucat.Daun berbentuk bulat panjang dengan lamina dibawahnya, berukuran 10-18 cm dan 3-5,5 cm lebar, tangkai daun berukuran sampai 2 cm.Terminal pada cabang utama dan samping, biasanya terdiri dari beberapa daun kecil dan mengangguk.Sisi daun sedikit bergigi, dan tegak. Kuntum bunga berwarna kuning.
Homalomena termasuk dalam tumbuhan berbunga dalam famili Aracea. Homalomena diperkirakan terdiri dari sekitar 80-150 spesies. Homalomena banyak memiliki bau yang kuat. . Tanaman dari genus ini adalah rumpun membentuk tanaman keras hijau dengan daun berbentuk hati. Bunga-bunga yang kecil dan tanpa kelopak, tertutup dalam seludang perbungaan biasanya terdapat diantara dedaunan yang berwarna hijau.
5.8 Podocarpus imbricatus
Jamuju (Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.) pernah memiliki namaPodocarpus
imbricatus, Podocarpus cupressina, dan Podocarpus javanicus. Jenis ini termasuk dalam
24
famili Podocarpaceae yang merupakan kelompok tanaman berdaun jarum/konifer (Prosea
1995).
Woodland (1997) menguraikan sistematika D. imbricatus sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Pinotsida
Ordo : Pinales
Famili : Podocarpaceae
Genus : Podocarpus
Spesies :Podocarpus imbricatus (Blume) de Laub
Podocarpus merupakan salah satu spesies yang di Di Wahana wisata gonoharjo ,
Nglimut , di temukan di dekat taman, termasuk evergreen shrubs atau pohon 1-25 m
(jarang sampai 40 m) tingginya. D. imbricatus mempunyai tinggi mencapai 50 meter
dengan diameter batang 100 – 200 cm, pepagan keras, permukaan kasar, jumlah lentisel
banyak, pada pohon tua mengelupas dalam bentuk lempengan tebal kecil memanjang
(Harahap & Izudin 2002). Kelimpahan tinggi, D. imbricatus sering hadir pada
kelembaban (85-99)%, sedangkan suhu antara (19-22)°C.
Daun berukuran 0,5-15 cm, lanset sampai melengkung lancip (berbentuk sabit) pada
beberapa spesies, dengan pelepah berbeda, dan tersusun spiral, meskipun dalam beberapa
spesies dipelintir untuk tampil dalam dua barisan horizontal. Para kerucut memiliki dua
untuk lima skala menyatu, yang hanya satu, jarang dua, subur, masing-masing skala subur
dengan satu apikal benih . dimakan oleh burung-burung, serbuk sari berbentuk kerucut
( 5-20 mm), sering berkerumun beberapa bersama-sama.
Anonim, 2007. Wanawisata Nglimut.www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2010
Backer, C.A .1968. Flora of Java. Vol. I dan III.NoordhofN.V. Gronigen, The Netherlands.Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.Columbia University Press, New York.Harmita, ajeng. 2008. Buku Ajar Hayati Edisi ke-2. Rineka cipta . JakartaHerni, budiarti.2009. Macam-Macam Tumbuhan. CV Jaya. Surabaya
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.