LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Penggunaan Aplikasi SRTM 57,13, Google earth , Map Source dan Global Mapper) DI SUSUN OLEH NAMA : OKE AFLATUN NIM : 03071181320010 PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
laporan SRTM, menggukan global mappper, map source, google earth
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUMSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(Penggunaan Aplikasi SRTM 57,13, Google earth , Map Source dan Global Mapper)
DI SUSUN OLEH
NAMA: OKE AFLATUN
NIM : 03071181320010
PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFISPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2014
PENYUSUN :
NAMA: OKE AFLATUN
NIM : 03071181320010
HARI/JAM : Selasa/ 08.00 WIB
INDRALAYA, 16 SEPTEMBER 2014 PRAKTIKAN DISAHKAN OLEH
OKE AFLATUN IDARWATI, S.T, M.T
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pratikum System Informasi Geografis (SIG) ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Menggunakan aplikasi SRTM 57,13 dan sebagai alat pendukung geologist.
Harapan saya semoga laporan pratikum SIG ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan pratikum SIG ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan partikum SIG ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Indralaya, 16 September 2014
Penulis
Bab 1 Pendahuluan
1.1Kompetensi
Kompetensi pada mata acara Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut
1. Praktikan dapat menggunakan aplikasi SRTM .
2. Praktikan dapat mengetahui dan memahami keadaan geomorfologi apa saja
disekitar lokasi rumah praktikan dengan menggunakan aplikasi SRTM.
1.2Tujuan
a. Mahasiswa mampu memanfaatkan aplikasi SRTM sebagai alat yang
mendukung pengolahan data geologi.
b. Mahasiswa mampu menceritakan dan mengintrepretasikan fenomena
geomorfologi disekitar posisi rumah praktikan dengan bantuan aplikasi SRTM .
1.3Alat yang di gunakan
Laptop
Alat Tulis
Software : SRTM 57,13 , Global Mapper , Map Source.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEM ( Digital Elevation Model )
a. Pengertian DEM
DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk
permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat
hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan
permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat (Tempfli, 1991).
DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam
mengumpulkan, prosessing, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-
nilai digital yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi
spasial di wakili oleh nilai sistem koordinat horisontal X Y dan karakteristik
medan diwakili oleh ketinggian medan dalam sistem koordinat Z (Frederic J.
Doyle, 1991).
DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan.
Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi (3 dimensi yang menyerupai
keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisaikan dengan
bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Mogal, 1993)
2. Data DEM
a. Sumber Data DEM berupa :
• FU stereo
• Citra satelit stereo
•Data pengukuran lapangan : GPS, Theodolith, EDM, Total Station, Echosounder
• Peta topografi
• Linier array image
b. Struktur Data DEM
• Grid
Grid atau Lattice menggunakan sebuah bidang segitiga teratur, segiempat,
atau bujursangkar atau bentuk siku yang teratur grid. Perbedaan resolusi grid dapat
digunakan, pemilihannya biasanya berhubungan dengan ukuran daerah penelitian
dan kemampuan fasilitas komputer. Data dapat disimpan dengan berbagai cara,
biasanya metode yang digunakan adalah koordinat Z berhubungan dengan
rangkaian titik-titik sepanjang profil dengan titik awal dan spasi grid tertentu (Moore
et al., 1991).
TIN
TIN adalah rangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih pada ruang tak
beraturan dengan koordinat x, y, dan nilai z yang menyajikan data elevasi. Model
TIN disimpan dalam topologi berhubungan antara segitiga dengan segitiga
didekatnya, tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga titik segitiga yang dikenal
sebagai facet. Titik tak teratur pada TIN biasanya merupakan hasil sampel
permukaan titik khusus, seperti lembah, igir, dan perubahan lereng (Mark 1975).
• Kontur
Kontur dibuat dari digitasi garis kontur yang disimpan dalam format seperti
DLGs (Digital Line Graphs koordinat (x, y) sepanjang tiap garis kontur yang
menunjukkan elevasi khusus. Kontur paling banyak digunakan untuk menyajikan
permukaan bumi dengan simbol garis.
3. Interpolasi
Interpolasi adalah proses penentuan dari nilai pendekatan dari variabel f(P)
pada titik antara P, bila f(P) merupakan variabel yang mungkin skalar atau vektor
yang dibentuk oleh harga f(P1) pada suatu titik P1 dalam ruang yang berdimensi r
(Tempfli, 1977).
Penentuan nilai suatu besaran berdasarkan besaran lain yang sudah
diketahui nilainya, dimana letak dari besaran yang akan ditentukan tersebut di antara
besaran yang sudah diketahui. Besaran yang sudah diketahui tersebut disebut
sebagai acuan, sedangkan besaran yang ditentukan disebut sebagi besaran antara
(intermediate value). Dalam interpolasi hubungan antara titik-titik acuan tersebut
didekati dengan menggunakan fungsi yang disebut fungsi interpolasi.
4. Turunan DEM
1. Tampilan 3 Dimensi
a. Perspektif 3 Dimensi - (bird’s eye view)
Tampilan 3-D juga dapat menghasilkan penyajian permukaan dan informasi
terrain. Pada bird’s eye view, azimuth dan attitude (tinggi) pengamat yang berkaitan
dengan permukaan dapat ditentukan. Pada gambar 3-D di permukaan, lokasi
pengamat dan titik target biasanya ditentukan.
b. Tampilan 3D timbul dari atas
Drape permukaan membuat tampilan 3-Dimensi layer lain yang memiliki
koordinat yang sama dengan TIN. Drape mengenakan titik dan garis.
2. Kontur
Kontur (isoline) adalah garis yang menggambarkan satu elevasi konstan pada suatu
permukaan. Biasanya kontur digunakan untuk memvisualisasikan elevasi pada peta
2-Dimensi.
3. Kelas Elevasi
Hampir sama dengan kontur, tetapi data yang digunakan berupa polygon dengan
tampilan gradasi warna untuk perbedaan tinggi.
4. .Profil
Profil adalah irisan penampang 2-Dimensi dari suatu permukaan. Berdasarkan profil
dapat dipergunakaan untuk analisa morfologi permukaan seperti : kecekungan
permukaan, perubahan permukaan, kecembungan permukaan, dan ketinggian
maksimum permukaan lokal.
4. Garis penglihatan (line of sight)
Garis antara 2 titik yang menunjukkan bagian-bagian dari permukaan sepanjang
garis yang tampak (visible) atau tidak tampak (hidden) dari pengamat.
5. Efek bayangan (hillshading)
Efek bayangan suatu permukaan berdasarkan harga reflektansi dari features
permukaan sekitarnya, sehingga merupakan suatu metode yang sangat berguna
untuk mempertajam visualisasi suatu permukaan. Efek bayangan dihasilkan dari
intensitas yang berkaitan dengan sumber cahaya yang diberikan. Sumber
pencahayaan yang dianggap pada jarak tak berhingga daripada permukaan, dapat
diposisikan pada azimuth dan altitude (ketinggian) yang telah ditentukan relatif
terhadap permukaan.
6. Kemiringan lereng (slope)
Kemiringan lereng adalah suatu permukaan yang mengacu pada perubahan harga-
harga z yang melewati suatu daerah permukaan. Dua metode yang paling umum
untuk menyatakan kemiringan lereng adalah dengan pengukuran sudut dalam
derajat atau dengan persentase. Contohnya, kenaikan 2 meter pada jarak 100 meter
dapat dinyatakan sebagai kemiringan 1,15 derajat atau 2 persen.
7. Aspek (aspect)
Aspek permukaan adalah arah dari perubahan z yang maksimum ke arah bawah.
Aspek dinyatakan dalam derajat positif dari 0 hingga 360, diukur searah jarum jam
dari Utara.
8. Analisa volumetrik
volume menghitung luas dan ruang volumetrik antara permukaan dan harga datum
yang ditetapkan. Volume parsial dapat dihitung dengan mengatur datum
9. Analisa visibilitas
Visibility mengidentifikasi pencahayaan (exposure) visual dan melakukan
analisa pandangan menyeluruh pada suatu permukaan. Titik-titik pengamatan
didefinisikan oleh feature titik dan garis dari satu coverage dan bisa menunjukkan
lokasi menara pengamatan di tempat-tempat yang menguntungkan. Visibility
mempunyai banyak pilihan atas kontrol parameter-parameter yang diamati: Spot,
offseta, offsetb, azimuth1, azimuth2, vert1, vert2, radius1, dan radius2.
10. Titik Terendah (Find Lowest Point) dan Titik tertinggi (Find Highest Point),
Pengukuran Jarak (surface length) dan Posisi (Surface Point), Penentuan Jarak dan
arah (Geodesy Graphic Tools), Cut/fill, Line of Sight (LOS)
5. Kualitas DEM
1. Ketelitian (accuracy)
Ditunjukkan dengan Nilai RMSE, rata-rata absolut, atau standart deviasi
2. Ketelitian dalam erekaman (fidelity)
Terkait dengan konsep generalisasi dan resolusi, ditentukan oleh perubahan medan
yang tidak mendadak : ukuran grid atau CI, spasi titik dan akurasi planimetris serta
breakpoint dan breaklines – perubahan minimum lereng, panjang minimum garis
3. Tingkat kepercayaan (confidence)
pengukuran untuk kualitas semantik data
4. Kelengkapan (completeness)
tipe kenampakaan yang disajikan : igir, pola drainage, puncak, lubang, permukaan
air, dsb.
5. Validitas (validity)
Tanggal sumber data, verifikasi data seperti : cek lapangan, perubahan bentuk di
lapangan.
6. Tampilan grafis (apperance of graphics), varisasi warna, simbol, dan anotasi
6. Aplikasi DEM
1. Analisis medan
Analisis medan meyangkut data ketinggian (topografi) :
a. Geomorfologi, secara quantitatif mengukur permukaan medan dan bentuk
lahan : Kemiringan lereng, Aspek Kecembungan dan kecekungan lereng &
Panjang lereng
Hal tersebut penting untuk kerekayasaan yang menayangkut data tinggi :
Penggalian : volume, Manajemen lahan : site selection dan proses geomorfologi :
erosi, landslide, aliran salju (modelling dan monitoring).
b. Hidrologi , meliputi Aliran runoff , estimasi volume reservoir , pemodelan banjir
dan sedimentasi, batas DS dan Pola aliran : 90% DAS di New York ditentukan
dengan DEM .
c. Klasifikasi penggunaan lahan
DEM membantu klasifikasi penutup lahan dengan mengkaitkan data kemiringan dan
aspek yang dilakukan pada data LANDSAT MSS. Akurasi pengenalan meningkat
dari 46% menjadi 75% dengan kombinasi citra LNDSAT MSS dan DEM.
Penentuan penutup lahan (jenis tanaman) berdasarkan ketinggian, serta membuat
rekayasa pembuatan sawah terasering pada lahan yang berlereng miring sampai
curam
d. Militer
Dari segi militer digunakan sebagai Sistem senjata pertahanan, pendaratan pasukan
2. Koreksi data
DEM untuk koreksi citra satelit dan FU karena pengaruh topografi., orthophoto FU,
koreksi citra Radar karena pengaruh layover pada medan perbukitan, dan
aeromagnetik, grafitasi, serta pengaruh ketinggian pada survey spectrometer.
3. Visualisasi
Visualisasi yang baik untuk menggambaran medan dengan pandangan perspektif
dan blok diagram. Teknik dapat dengan mengkombinasikan data lain (integrasi dan
Kemudian yang anda harus lakukan adalah login, ketentuan mendownload
data harus login terlebih dahulu .
Setelah di klik login , masukkan username dan passwordnya. Kemudian
muncul tampilan sbb :
Untuk mencari wilayah yang akan didownload cukup ketik nama wilayah di
enter search criteria, kemudian akan tampil secara otomatis .
Pada kali ini wilayah nya adalah Manna , Bengkulu selatan . Setelah itu
pilih titik batas wilayah yang akan dibuat modelnya , minimal 3 titik saja
yang dibutuhkan untuk membuat satu wilayah. Kemudian pilihlah data set
guna mencari data yang dicari.
Kemudian akan tampil banyak pilihan yang tersedia untuk SRTM sendiri
berada pada kategori digital elevations , lalu klik Result untuk
menampilkan hasil pencarian .
Dari pencarian sudah ditemukan data srtm yang mengandung Manna ,
Bengkulu selatan.
Kemudian download data SRTM sampai selesai .
Cara Mengolah data Srtm
Membuka Aplikasi Global Mapper, dan mengklik Open Your Data Files,
Pilih data SSTM yang di download tadi.
Untuk Memperkecil wilayah kita dapat menggunakan Google Earth dan
Mapsource. Buka Aplikasi Google Earth, Pilih Wilayah yang mau di Crop.
Setelahnya pilih Add Poligon dan buatlah Kotak. Kemudian Pada samping
klik Kanan pada Unlited Polygon dan Pilih Save.
Buka Aplikasi Mapsource, cari wilayah mau di crop, setelahnya pilih
Route Tool, Buatlah batas yang di inginkan, maka akan jadi seperti
Gambar. Kemudian Pilih File – Save.
Buka Kembali Global Mapper, Pilih File – Open data file. Pilih data Google Earth dan Mapsource yang kita simpan tadi. Klik pada Open Control Center, Hilangkan Ceklist pada gambar yang kurang tepat untuk Di Crop. Kemudian Pilih Tools –Digitizer-Create new are feature. Buka menu Edit Pilih Select All features with Digitizer Tools.
Pilih menu File- Export elevation grid Format deng format dem. Save.
Kemudian Pilih File –unload All. Klik File Lagi, Open Data File yang kita
simpan sebelumnya.
Buka Menu file, Pilih Generate Contour
Pilih Countour Bound-Ok
Kemudian pilih Open Control Center-Hilangkan Ceklist pada oke new
dem. Dan pilih file –Expor Raster-save
Buka Google Earth, Pilih File-Open dan buak data yang di save terakhir tadi. Maka Akan jadi Seperti Gambar
3.2Keadaan Geomorfologi disekitar posisi rumah praktikan
Fenomena geomorfologi yang terdapat disitu adalah sebagian besarnya
bentuk lahan berupa pantai, sungai, dataran . Kondisi tanah nya adalah tanah
bergambut yang merupakan hasil/ sisa pembusukan tanaman yang telah busuk
atau mati . Oleh sebab itu, kondisi tanah mudah terbakar dan sangat mendukung
untuk pertanian & perkebunan, dikarenakan tanah mengandung unsur hara yang
tinggi sehingga sangat baik untuk tanaman diakibatkan tanahnya subur .
Sehingga mayoritas masyarakat yang hidup disini mengandalkan hasil pertanian
dan perkebunan sepert sawit, karet, dan sayuran.
Morfologi daerahnya umumnya dijumpai dengan litologi batuan hasil
pelapukan sehingga sangat sukar untuk menemui batuan yang fresh atau yang
belum mengalami pelapukan . Bahkan sebagian besar telah menjadi soil
( tanah ) , ini disebabkan pengaruh cuaca yang sangat panas dan tingkat
pelapukan & pengikisan yang sangat tinggi / kuat . Litologi batuan kebanyakan
berasal dari sungai, hasil vulkanik, dan dari pantai yang berpasir.
Kondisi Pantai yang airnya agak keruh yang di akibatkan karena ombak yang
cukup besar besar yang menyebabkan erosi danpantainya berdekatan dengan
muara.
Keadaan vegetasi daerah yang cukup panas sebagian besar ditumbuhi
tumbuhan perkebunan seperti karet, kelapa, kakao, kopo dan sawit serta
sebagian lainnya. Dan di daerah pantai bias di sebut juga Vegetasi pantai Non
Mangrove : vegetasi pantai non mangrove banyak ditemukan pada daerah
pantai dengan substrat yang didominasi oleh pasir
Sehingga dapat dianalogikan bahwa daerah saya yang terletak di Manna,
Bengkulu Selatan merupakan daerah alluvial yang tidak terlalu tinggi bias dilihat
bahwa konturnya paling tinggi 65 metert dan tingkat pelapukan serta pengikisan
yang tinggi diakibatkan dipengaruhi oleh gaya eksogen yang mengontrol wilayah
tersebut.
V . KESIMPULAN
1. Aplikasi SRTM dapat dimanfaatkan unuk penginderaan jauh , menentukan
elevasi / ketinggian serta dapat memetakan suatu wilayah dengan citra satelit
2. Kondisi Geomorfologi di daerah praktikan merupakan bentukan lahan yang
mempunyai morfologi dataran alluvia, dataran , pantai dan anak sungai.
3. Keadaan Litologi batuan pada daerah ini merupakan daerah dengan tingkat
pelapukan yang tinggi sehingga batuan fresh sulit ditemukan bahkan
sebagian besar telah menjadi soil .
4. Daerah disekitar posisi rumah praktikan adalah wilayah tanah yang
bergambut dan merupakan modern soil.
5. Vegetasi dari daerah sekitar adalah perkebuna Sawit, kelapa, Kakao dan
perkebunan lainnya. Dan merupakan Vegetasi pantai Non Mangrove :
vegetasi pantai non mangrove umumnya banyak ditemukan pada daerah