KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Teknik Cor di Laboratorium Metalurgi. Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam meyelesaikan kuliah berserta praktikum Teknik Cor dari awal hingga selesai. Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr.Ir Soeharto, DEA selaku dosen pengajar mata kuliah Teknik Cor.. 2. Bapak Gatot sebagai Koordinator Laboratorium Cor. 3. Dan seluruh Koordinator Laboratorium Metalurgi lainnya. 4. Rekan - rekan seperjuangan praktikum Teknik Cor serta semua pihak yang membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga laporan akhir ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi yang membaca, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan akhir ini.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Praktikum Teknik Cor di Laboratorium Metalurgi.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam meyelesaikan
kuliah berserta praktikum Teknik Cor dari awal hingga selesai.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini tidak mungkin terlaksana tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Ir Soeharto, DEA selaku dosen pengajar mata kuliah Teknik
Cor..
2. Bapak Gatot sebagai Koordinator Laboratorium Cor.
3. Dan seluruh Koordinator Laboratorium Metalurgi lainnya.
4. Rekan - rekan seperjuangan praktikum Teknik Cor serta semua pihak yang
membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga laporan akhir ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi
yang membaca, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan
akhir ini.
Surabaya ,16 Januari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Teknik pengecoran adalah salah satu cabang dari teknik produksi, dimana
proses produksinya atau proses pembuatannya yaitu dengan membuat cairan
logam dan di tuangkan dalam cetakan. Coran dibuat dari logam yang dicairkan,
dituang kedalam cetakan, kemudian dibiarkan mendingin dan membeku.Oleh
karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui bagaimana
mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan.Hal itu terjadi kira – kira
tahun 4.000 sebelum Masehi.
Proses pengecoran meliputi pembuatan rangka cetak, pembuatan model,
pembuatan inti, mencetak model pada rangka cetak, peleburan logam pada dapur
cor, penuangan logam cair serta perlakuan benda setelah proses pengecoran.
Pekerjaan pengecoran logam yaitu membuat benda yang dibutuhkan dengan cara
menuang logam cair ke dalam cetakan.
Dalam perkembangan zaman dan tuntutan dunia akan teknologi , maka
pengecoran sangat erat kaitannya terhadap kemajuan perindustrian dan teknologi
sekarang, agar mahasiswa mampu menganalisis tentang praktek di dunia kerja
nantinya. Pengerjaan model asbak sebagai praktikum individu dan lampu hias
yang menjadi bahan model untuk praktikum kerja kelompok pengecoran,
diharapkan pada praktikum pengecoran ini mahasiswa mempunyai bekal pada
proses pengecoran sebelum terjun ke lapangan. Praktikum pengecoran diberikan
teori sekaligus praktikum, peralatan dan bahan pengecoran telah tersedia
mengakibatkan proses praktikum menjadi lebih lengkap. Akan tetapi, pada
praktikum tempa tidak diberikan praktik karena persoalan waktu dan alat,
sehingga praktikum penempaan hanya diberikan teori pada akhir praktikum
dilaksanakan.
Laporan Praktikum Teknik Cor
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui peralatan pengecoran yang digunakan dan fungsi dari peralatan
tersebut dalam praktikum pengecoran di laboratorium pengecoran Jurusan
Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
2. Mengetahui dan memahami prosedur pengerjaan pengecoran logam pada
praktikum pengecoran di laboratorium pengecoran Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
3. Mengetahui cacat – cacat yang terjadi dan penyebabnya pada pengecoran
dengan pasir (sand casting)
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah praktikum pengecoran ini adalah.
1. Jenis pengecoran yang digunakan adalah pengecoran dengan pasir (sand
casting)
2. Temperatur ruangan konstan sekitar 27° C
3. Volume pola sekitar 36 in3
4. Logam yang digunakan untuk pengecoran adalah aluminium dengan massa
jenis sebesar 2,35 lb/in3
5. Pengecoran pada cetakan dilakukan pada temperatur lebur aluminium yaitu
700°C
6. Gravitasi bumi adalah 9,8m/s2
7. Perancangan gating system berdasarkan riset AFS dengan gating ratio sebesar
1:4:4
1.4 Sistematika Laporan
Sistematika Laporan Teknik Cor ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab pertama, merupakan pendahuluan dari laporan ini yang akan
memaparkan latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika
penulisan Laporan Teknik Cor.
Bab II Dasar Teori
Bab ini menguraikan tentang teori dasar pengecoran yang digunakan untuk
praktikum pengecoran.
2
Laporan Praktikum Teknik Cor
Bab III Metodologi
Bab ini menerangkan tentang peralatan yang digunakan untuk praktikum
pengecoran dan langkah – langkah percobaan yang dilakukan untuk
praktikum pengecoran.
Bab IV Analisa dan Pembahasan
Bab ini menguraikan hasil dari praktikum pengecoran logam dan analisa
hasil praktikum secara teoritis dan praktis saat di lapangan serta analisa
cacat – cacat yang terjadi pada pengecoran.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil praktikum
Teknik Cor.
3
Laporan Praktikum Teknik Cor
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Benda Cor Logam
Benda coran memiliki pengertian sederhana sebagai suatu benda atau
produk yang dihasilkan melalui proses pencairan logam yang dicor (diisikan)
kedalam suatu cetakan dan dibiarkan hingga membeku. Dalam hal ini cetakan
memiliki suatu rongga cetak (cavity) yang bentuknya menyerupai bentuk
benda yang dinginkan. Didalam rongga cetak inilah nantinya logam cair
yang dimasukkan kedalam cetakan akan mengalami proses pembekuan hingga
menghasilkan benda padat dengan bentuk profil sesuai dengan yang dinginkan.
2.2 Pola Cetakan
Pola sangat diperlukan dalam pengecoran, dapat digolongkan menjadi pola
logam maupun dan pola kayu (termasuk pola plastik). Pola logam dipergunakan
agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda coran terutama dalam masa produksi
sehingga unsur pola bisa lebih lama dan produktivitas lebih tinggi.
Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah mengubah
gambaran perencanaan menjadi gambar untuk pengecoran. Dalam hal ini
dipertimbangkan bagaimana membuat coran yang baik, bagaimana menurunkan
biaya pembuatan cetakan, bagaimana membuat pola yang mudah, dan bagaimana
cara mempermudah pembongkaran cetakan, kemudian menetapkan arah cup dan
drag, posisi permukaan pisah, bagian yang dibuat oleh cetakan utama dan bagian
yang dibuat oleh inti. Selanjutnya menetapkan tambahan penyusutan, tambahan
untuk penyelesaian dengan mesin, kemiringan pola, dan seterusnya serta dibuat
gambar untuk pengecoran yang kemudian diserahkan pada pembuat pola.
2.3 Sistem Saluran (Gating System)
Secara garis besar sistem saluran didefinisikan sebagai jalan masuk atau
saluran bagi logam cair yang dituangkan dari ladel menuju ke dalam rongga
cetakan. Pada umumnya sistem saluran dirancang untuk mengisi cetakan secepat
mungkin dan tidak menimbulkan terbentuknya turbulensi. Sistem saluran
mempunyai fungsi utama yang dijelaskan seperti di bawah ini:
4
Laporan Praktikum Teknik Cor
1. Mengurangi turbulensi pada aliran logam cair ketika melalui sistem
saluran dan menuju ke rongga cetakan.
2. Menghilangkan udara dan gas yang terjebak di dalam logam.
3. Mengurangi kecepatan dari aliran logam ketika melalui sistem saluran dan
masuk ke rongga cetakan.
4. Mengikuti cetakan agar diisi secara cukup cepat untuk mencegah
pembekuan terlalu dini dan menghasilkan cacat coran.
5. Berperan dalam membentuk gradien temperatur yang tepat untuk
menghasilkan pembekuan langsung di dalam pengecoran.
Gambar 2.1 Sistem Saluran
Sistem saluran dari proses pengecoran mempunyai bagian-bagian seperti berikut:
1. Cawan tuang (pouring basin).
2. Saluran turun (sprue).
3. Pengalir (runner).
4. Saluran masuk (ingate)
5
Laporan Praktikum Teknik Cor
Gambar 2.2Bagian-Bagian Sistem Saluran
Masing-masing bagian pada sistem saluran adalah untuk memungkinkan logam
cair dapat mengisi rongga cetak secepat mungkin dengan meminimalkan
terjadinya turbulensi serta menyediakan logam cair yang cukup selama proses
solidifikasi dan mencegah cacat shrinkage. Selain itu, sistem saluran harus
didesain untuk menangkap kotoran dan terak selama proses penuangan.
2.3.1 Cawan Tuang (Pouring Basin)
Cawan tuang berfungsi sebagai tempat penerima logam cair dari ladel dan juga
berfungsi sebagai penyaring dari kotoran logam cair. Cawan tuang biasanya
berbentuk corong atau cawan dengan saluran turun dibawahnya seperti pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2 Cawan Tuang
2.3.2 Saluran Turun (Sprue)
Merupakan saluran yang pertama membawa logam cair dari cawan tuang
ke dalam pengalir dan saluran masuk. Saluran turun dibuat lurus dan tegak
dengan irisan berupa lingkaran. Saluran dengan luasan yang mengecil pada
bagian bawahnya berfungsi untuk mengurangi aspirasi dari udara dan gas yang