Page 1
LAPORAN SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Matematika
oleh :
ALFI WISTA DINIATI
NIM: 201710060311117
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
Page 2
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SIDANG SKRIPSI
JUDUL:
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN
Oleh:
ALFI WISTA DINIATI
NIM: 201710060311117
Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji, dan disetujui pada tanggal 10 Juli 2021
Menyetujui:
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Dr. Dwi Priyo Utomo, M.Pd Adi Slamet Kusumawardana, M.si
Page 5
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 464318 Psw.123 Malang
Lembar Hasil Deteksi Persentase Similarity (Kesamaan)
Karya Ilmiah Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lembar Hasil Deteksi Plagiasi ini menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Alfi Wista Diniati
NIM : 201710060311117
telah melalui cek kesamaan Karya Ilmiah (Skripsi) Mahasiswa dengan hasil sebagai
berikut:
Bagian Skripsi Persentase Kesamaan
Pendahuluan 5%
Kajian Pustaka 7%
Metode Penelitian 26%
Hasil dan Pembahasan 5%
Kesimpulan dan Saran 3%
Dengan ini disimpulkan bahwa hasil deteksi plagiasi telah memenuhi syarat
ketentuan yang diatur pada Peraturan Rektor No. 2 Tahun 2017.
Malang, 4 Juli 2021
Tim Deteksi
Winda Yuanita, S.Pd
Page 6
vi
ABSTRAK
Bagi siswa penguasaan kemampuan dalam mengerjakan suatu persoalan
matematika berbentuk soal cerita sangatlah penting. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel berdasarkan tahapan Newman agar dapat diketahui apa saja
kesalahan yang dilakukan siswa dan apa saja yang menjadi penyebab siswa
melakukan kesalahan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Subjek untuk penelitian ini adalah 5 siswa perwakilan
kelas VIII-B SMP Negeri 26 Malang. Analisis data dilakukan menggunakan
tahapan Newman terhadap lembar jawaban tes untuk mengetahui jenis-jenis
kesalahan yang terjadi serta menggunakan lembar wawancara untuk mengetahui
penyebab dari terjadinya kesalahan. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan
bahwa siswa melakukan: 1)Kesalahan membaca sebesar 20%, disebabkan karena
siswa kurang teliti dan belum memahami perintah soal dengan baik, 2)Kesalahan
memahami sebesar 90%, disebabkan karena siswa belum memahami informasi
dalam soal dan tidak bisa menjelaskan kembali maksud dari soal, 3)Kesalahan
transformasi sebesar 80%, disebabkan karena siswa lupa materi dan tidak mampu
menentukan strategi penyelesaian, 4)Kesalahan proses sebesar 80%, disebabkan
karena siswa kurang teliti, tergesa-gesa dan tidak tahu cara lebih detail, 5)Kesalahan
penulisan jawaban akhir sebesar 70%, disebabkan karena siswa lupa dan kurang
teliti.
Kata kunci: Analisis, Kesalahan, SPLDV, Newman Error Analysis
Page 7
vii
ABSTRACT
For students mastering the ability to work on a math problem in the form of
a story problem is very important. This study aims to analyze students' mistakes in
solving the story of the Linear Equation System of Two-Variable based on
Newman’s procedure so that it can be known what are the mistakes made by
students and what are the causes of students making mistakes. The type of research
used is descriptive research with qualitative approach. The subjects for this study
were 5 students representing VIII-B grade of SMP Negeri 26 Malang. The data
analysis was conducted using Newman's stage of the test answer sheet to find out
the types of errors that occurred and to use the interview sheet to find out the cause
of the error. Based on the results of the analysis, it can be concluded that students
do: 1)Reading error by 20%, caused by students lacking thoroughness and not
understanding the problem commands well, 2)Comprehension error by 90%,
caused because students do not understand the information in the problem and can
not explain the meaning of the problem, 3)Transformation error by 80%, caused by
students forgetting the material and not being able to determine the completion
strategy , 4)Process error by 80%, caused by students lacking thoroughness, haste
and do not know the way to go into more detail, 5)Encoding error by 70%, caused
by students forgetting and lacking thoroughness.
Keywords: Analysis, Error, Linear Equation System of Two-Variable, Newman
Error Analysis
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi dengan baik.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mahasiswa untuk dapat
mendaftar sidang skripsi ke program studi.
Saya mengucapkan terimakasih kepada instansi maupun perorangan yang
telah membantu kelancaran dan keberhasilan dalam penyusunan laporan ini, antara
lain kepada:
1. Dra. Srijatun, S.Pd, M.M selaku Kepala Sekolah SMPN 26 Malang
2. Mujiono Basuki, S.Pd selaku Guru Matematika SMPN 26 Malang
3. Dr. Dwi Priyo Utomo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama
4. Adi Slamet Kusumawardana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping
5. Bapak/Ibu dosen FKIP UMM yang turut membantu selama kegiatan
penyusunan laporan
6. Siswa-siswi kelas VIII-B SMPN 26 Malang yang turut membantu dalam proses
pengambilan data.
7. Kedua orang tua dan teman-teman yang selalu memberi doa dan dukungan
untuk kelancaran penyusunan laporan.
Saya menyadari segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan
dan perbaikan laporan ini.
Malang, 12 Juli 2021
Penulis,
Alfi Wista Diniati
Page 9
ix
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iv
LEMBAR HASIL CEK PLAGIASI ................................................................ v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 4
A. Analisis Kesalahan Pada Penyelesaian Soal Cerita Matematika ..... 4
1. Analisis .................................................................................... 4
2. Kesalahan ................................................................................ 5
3. Kesalahan Pada Penyelesaian Soal Cerita Matematika ............. 5
B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) .......................... 7
1. Pengertian SPLDV ................................................................... 7
2. Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV .......................................... 10
C. Newman Error Analysis ................................................................. 11
D. Penelitian yang Relevan ................................................................. 14
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 16
A. Jenis Dan Pendekatan .................................................................... 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 16
Page 10
x
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 16
D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 17
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 18
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 18
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 21
A. Kesalahan Membaca ...................................................................... 22
B. Kesalahan Memahami ................................................................... 24
C. Kesalahan Transformasi ................................................................ 26
D. Kesalahan Proses ........................................................................... 28
E. Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir .............................................. 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 34
A. Kesimpulan ................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................. 34
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 39
Page 11
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Indikator Kesalahan Berdasarkan Tahapan Newman ........................ 13
Tabel 2: Jenis Kesalahan Siswa ...................................................................... 21
Tabel 3: Persentase Kesalahan Siswa ............................................................. 22
Page 12
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk Kesalahan Membaca ......................................................... 23
Gambar 2. Bentuk Kesalahan Memahami ....................................................... 25
Gambar 3. Bentuk Kesalahan Transformasi 1 ................................................. 26
Gambar 4. Bentuk Kesalahan Transformasi 2 ................................................. 27
Gambar 5. Bentuk Kesalahan Proses 1 ........................................................... 29
Gambar 6. Bentuk Kesalahan Proses 2 ........................................................... 30
Gambar 7. Bentuk Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir 1 .............................. 31
Gambar 8. Bentuk Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir 2 ............................. 32
Page 13
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi Soal Tes ...................................................................... 39
Lampiran 2. Lembar Soal Tes ........................................................................ 42
Lampiran 3. Lembar Wawancara ................................................................... 45
Lampiran 4. Lembar Validasi Tes (Dosen) ..................................................... 47
Lampiran 5. Lembar Validasi Wawancara (Dosen) ........................................ 49
Lampiran 6. Lembar Validasi Tes (Guru) ....................................................... 51
Lampiran 7. Lembar Validasi Wawancara (Guru) .......................................... 53
Lampiran 8. Surat Pengantar Penelitian .......................................................... 55
Lampiran 9. Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa ................................................. 56
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah unit mata pelajaran yang berhubungan dengan angka serta kaitan
antara angka dengan langkah penyelesaian masalah dari suatu angka disebut
dengan matematika (Rahmah, 2018). Matematika berperan penting dalam
kehidupan manusia karena matematika memiliki pengaruh terhadap
perkembangan semua bidang yaitu bidang ekonomi, teknologi, sosial dan
sebagainya (Eko, 2016). Bagi siswa, mata pelajaran yang paling dianggap sulit
dan membosankan adalah matematika. Begitu juga bagi guru, mata pelajaran
yang sulit untuk diajarkan kepada siswa adalah matematika (Chandra, Setianing,
Noviantari, & Ketut, 2020). Hal ini dikarenakan dalam matematika, dibutuhkan
suatu pengetahuan dan pemahaman penuh terkait materi-materi yang sudah
dipelajari sebelumnya untuk mempelajari materi-materi baru.
Ada beberapa materi pembelajaran dalam matematika. Satu diantaranya
yaitu sistem persamaan linear dua variabel yang biasa kita kenal dengan SPLDV
dimana materi tersebut berhubungan erat dengan kondisi atau peristiwa yang
sering dijumpai dalam kehidupan keseharian kita (Maspupah & Purnama, 2020).
Pada materi SPLDV, bentuk soal yang sering muncul adalah soal cerita. Bagi
siswa penguasaan kemampuan dalam mengerjakan suatu persoalan matematika
berbentuk soal cerita sangatlah penting (Susilowati & Ratu, 2018).
Sebelumnya peneliti sudah melakukan sebuah pengamatan dimana lebih
dari 50% siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV,
sehingga menimbulkan beberapa kesalahan. Menurut Haryati (2015) dalam
(Fitni, Roza & Maimunah, 2020) mengungkapkan bahwa siswa melakukan
kesalahan tersebut karena minimnya kompetensi siswa pada pemecahan
masalah yang membuat rendahnya keterampilan siswa dalam memanipulasi dan
dapat mempengaruhi kemampuan siswa pada saat membuat suatu persamaan
matematika. Kesalahan-kesalahan tersebut perlu dianalisis supaya letak
kesalahan dan yang menjadi pemicu timbulnya kesalahan dapat diketahui.
Page 15
2
Dengan demikian, identifikasi terkait kesalahan-kesalahan siswa sangat
dibutuhkan (Iwan Darmawan, Anis Kharismawati, Heris Hendriana, 2018).
Metode untuk menganalisis kesalahan ada bermacam-macam, satu
diantaranya yaitu metode Newman yang ditemukan oleh seorang guru
pendidikan matematika Australia bernama Anne Newman (Sunardiningsih,
Hariyani, & Fayeldi, 2019). Metode Newman ini semata-mata tidak dipilih
begitu saja karena terdapat penelitian terdahulu berjudul “Analisis Kesalahan
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Program Linear Dengan Prosedur
Newman” oleh (Rahmawati & Permata, 2018) yang mendukung penelitian ini.
Dalam (Fatahillah, Wati & Susanto, 2017), Anne Newman mengelompokkan
langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis kesalahan menjadi lima,
diantaranya yaitu kesalahan membaca, memahami, transformasi, proses serta
kesalahan pada penulisan jawaban akhir. Oleh sebab itu dilakukannya sebuah
penelitian berjudul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Tahapan Newman”
oleh penulis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesalahan siswa pada penyelesaian soal cerita pada materi
SPLDV menurut tahapan Newman?
2. Apa penyebab dari kesalahan siswa pada penyelesaian soal cerita SPLDV?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja kesalahan siswa pada penyelesaian soal cerita SPLDV
menurut tahapan Newman.
2. Mengetahui apa saja penyebab dari kesalahan siswa pada penyelesaian soal
cerita SPLDV.
D. Manfaat
Berikut manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya penelitian ini.
1. Untuk Siswa
Page 16
3
Mengenal dan memahami kesalahan-kesalahannya dalam penyelesaian
soal cerita SPLDV.
Termotivasi untuk melakukan penyelesaian soal selanjutnya dengan
lebih terampil dan teliti lagi setelah mengetahui letak kesalahannya.
2. Untuk Guru
Mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa.
Mengetahui letak kesalahan serta pemicu kesalahan siswa pada
penyelesaian soal SPLDV berbentuk cerita.
Dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan untuk
mempertimbangkan perbaikan cara mengajarnya.
3. Untuk Peneliti
Dapat mengidentifikasi kesalahan-kesalahan siswa pada penyelesaian
soal SPLDV berbentuk cerita.
Memberikan pengetahuan sebagai bekal untuk menjadi calon guru
maupun dosen matematika kedepannya.
Page 17
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis Kesalahan Pada Penyelesaian Soal Cerita Matematika
1. Analisis
Menurut (Zakky, 2018), pengkajian pada tata bahasa untuk
mengoreksi struktur bahasa secara rinci disebut dengan analisis. Sedangkan
menurut (Susilawati, Pujiastuti, & Sukirwan, 2020) analisis diartikan
sebagai penalaran yang dilakukan dengan menguji sesuatu secara sistematis.
Adapun beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi analisis yaitu:
a) Menurut Minto Rahayu, analisis ialah kegiatan membagi objek menjadi
komponen-komponen dengan melepas dan mengurai sesuatu secara
terpadu.
b) Menurut Hanif Al Fatta, analisis ialah suatu permulaan dalam
mengembangkan metode untuk menentukan kualitas dari pengetahuan.
c) Menurut Wiradi, analisis ialah kegiatan membagi dan mengelompokkan
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu yang kemudian dicari makna serta
hubungannya.
d) Menurut Husein Umar, analisis ialah langkah kerja dari urutan tahapan
pekerjaan sebelum penelitian didokumentasikan melalui tahapan
penulisan laporan.
Analisis dibagi menjadi dua macam yaitu analisis logika dan analisis
realis. Penguraian prinsip tertentu menggunakan dasar logika dengan tujuan
untuk menjabarkan hal-hal agar lebih jelas lagi disebut dengan analisis logika.
Sedangkan pengkajian mengenai urutan benda sebagai pokok pembicaraan
disebut dengan analisis realis (Magfirah, Maidiyah, & Suryawati, 2019).
Analisis bertujuan menggabungkan data untuk digunakan para pelaku
analisis dalam mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhannya. Suatu
konflik atau krisis dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis.
Page 18
5
2. Kesalahan
Di suatu kelas, sudah pasti terdapat siswa yang melakukan kesalahan
pada proses pembelajaran matematika. Kesalahan yang terjadi disebabkan
karena adanya faktor penghambat keberhasilan terhadap proses kegiatan
belajar dan mengajar. Contoh faktor penghambat untuk mencapai target
pembelajaran yaitu adanya kesulitan dalam belajar (Rahayuningsih &
Qohar, 2014). Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika siswa
tersebut tidak dapat belajar dengan baik. Karakteristik masing-masing siswa
juga berbeda-beda, menurut (Hatta, 2020) ada siswa yang mampu
menyelesaikan belajarnya dengan baik tanpa mengalami kesulitan dan ada
pula siswa yang justru mengalami berbagai kesulitan pada proses belajarnya.
Ada beragam kesulitan belajar yang dialami siswa. Menurut (Wahyuni,
2017) siswa mengalami kesulitan belajar karena disebabkan oleh beberapa
faktor penghambat. Pertama, faktor internal merupakan penyebab kesulitan
belajar yang bersumber dari masing-masing diri siswa itu sendiri seperti
minimnya tingkat konsentrasi siswa dalam belajar, serta adanya gangguan
pada kesehatan. Kedua, faktor eksternal merupakan penyebab kesulitan
belajar yang bersumber dari luar diri siswa contohnya seperti banyaknya
beban belajar yang dialami siswa, media pembelajaran yang monoton serta
ruang belajar yang tidak nyaman.
Jika kesulitan belajar yang dialami siswa tidak segera diatasi, maka akan
muncul sebuah kesalahan. Siswa yang mengalami kesalahan artinya siswa
tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu persoalan
(Sholihah & Afriansyah, 2017).
3. Kesalahan Pada Penyelesaian Soal Cerita Matematika
a) Pengertian Kesalahan Pada Penyelesaian Soal Cerita Matematika
Menurut (Mafruhah & Muchyidin, 2020) dalam menyelesaikan soal
cerita matematika, kesalahan diartikan sebagai bentuk penyimpangan
jawaban yang berbeda dari langkah-langkah penyelesaian soal cerita
Page 19
6
matematika sebenarnya. Berikut jenis-jenis kesalahan pada
penyelesaian soal cerita menurut (Nurkhabibah, 2016).
1. Kesalahan konsep dimana kesalahan terjadi pada saat
mengelompokkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek
(Hidayat, 2019). Contoh konsep pada matematika adalah sebuah
definisi. Contohnya: kesalahan pada saat mengelompokkan suatu
relasi apakah termasuk fungsi atau bukan.
2. Kesalahan fakta dimana terjadinya kesalahan dalam penulisan
pernyataan kedalam bentuk simbol-simbol matematika. Contohnya:
kesalahan pada penulisan simbol matematika serta kesalahan pada
saat mengubah suatu permasalahan menjadi model matematika.
3. Kesalahan operasi dimana kesalahan terjadi pada saat proses
perhitungan. Contohnya: kesalahan pada saat menjumlah,
mengurang, mengalikan serta membagi.
4. Kesalahan prinsip dimana kesalahan terjadi ketika menghubungkan
fakta-fakta dan konsep-konsep. Contohnya: kesalahan pada
penggunaan rumus-rumus sebelumnya (Suciati & Wahyuni, 2018).
b) Soal Cerita
Suatu soal yang diberikan dalam bentuk cerita pendek tentang
permasalahan sehari-hari dinamakan sebagai soal cerita (Rofi’ah,
Ansori, & Mawaddah, 2019). Sedangkan menurut Wijaya (2012) dalam
(Wahyuddin, 2016) menyatakan bahwa soal cerita adalah suatu
permasalahan yang dijabarkan kedalam bentuk kalimat bermakna yang
mudah dimengerti. Tujuan diberikannya soal cerita yaitu untuk
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Bentuk penyelesaian pada soal cerita berupa suatu kegiatan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah pada soal cerita merupakan suatu proses
dengan langkah-langkah yang tepat dan logis untuk menemukan sebuah
penyelesaian. Kemampuan dan hasil belajar matematika yang baik
dapat dimiliki siswa jika siswa tersebut mempunyai kemampuan dalam
Page 20
7
menyelesaikan soal cerita. Kemampuan yang dimaksud meliputi: 1)
kemampuan menuliskan apa yang diketahui dari soal, 2) kemampuan
menuliskan apa yang ditanyakan oleh soal, 3) kemampuan membuat
persamaan matematika, 4) kemampuan menyelesaikan persamaan serta
5) kemampuan menjawab pertanyaan dari soal.
B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
1. Pengertian SPLDV
Salah satu materi pembelajaran dalam matematika yang
berhubungan erat dengan kondisi atau peristiwa yang sering dijumpai dalam
kehidupan keseharian kita adalah materi SPLDV (Maspupah & Purnama,
2020). Pada materi SPLDV, bentuk soal yang sering muncul adalah soal
cerita. Bagi siswa sangatlah penting memiliki penguasaan kemampuan
dalam menyelesaikan permasalahan matematika berbentuk cerita
(Susilowati & Ratu, 2018). Ada beberapa cara untuk menyelesaikan suatu
SPLDV menurut (Istiqomah, 2020).
1) Metode eliminasi: sebuah cara dimana salah satu variabel dihilangkan
(Mulyana, 2005).
Contoh :
Carilah penyelesaian dari 2𝑥 + 𝑦 = 3 dan 3𝑥 + 2𝑦 = 4.
Penyelesaian :
Langkah awal yang harus kita lakukan yaitu menghilangkan salah
satu variabel. Dari soal, variabel yang diketahui yaitu 𝑥 dan 𝑦 .
Misalkan kita akan menghilangkan variabel 𝑥 untuk menemukan
nilai 𝑦 yaitu :
Maka diperoleh nilai 𝑦 yaitu −1.
Page 21
8
Kemudian langkah kedua yaitu dengan menghilangkan variabel 𝑦
untuk menemukan nilai 𝑥 yaitu :
Maka diperoleh nilai 𝑥 yaitu 2.
Sehingga diperoleh penyelesaian dari kedua persamaan tersebut
untuk (𝑥, 𝑦) yaitu (2, −1).
2) Metode substitusi: sebuah cara dimana salah satu variabel diubah
dengan variabel lain sesuai dengan persamaan yang diberikan (Mulyana,
2005).
Contoh :
Carilah penyelesaian dari 2𝑥 + 𝑦 = 3 dan 3𝑥 + 2𝑦 = 4.
Penyelesaian :
Persamaan 2𝑥 + 𝑦 = 3 dapat kita ubah menjadi 𝑦 = 3 − 2𝑥 yang
kemudian kita substitusikan persamaan tersebut ke persamaan 3𝑥 +
2𝑦 = 4 yaitu :
Maka diperoleh nilai 𝑥 yaitu 2.
Langkah selanjutnya yaitu substitusi nilai 𝑥 yang sudah diperoleh
sebelumnya yaitu 2 kedalam persamaan pertama yang sudah kita
ubah menjadi 𝑦 = 3 − 2𝑥 yaitu:
Page 22
9
Maka diperoleh nilai 𝑦 yaitu −1.
Sehingga diperoleh penyelesaian dari kedua persamaan tersebut
untuk (𝑥, 𝑦) yaitu (2, −1).
3) Metode eliminasi-substitusi: sebuah cara dimana metode eliminasi dan
substitusi digabung menjadi satu. Metode eliminasi-substitusi
merupakan metode yang paling sering dipakai untuk menyelesaikan
suatu SPLDV (Mulyana, 2005).
Contoh:
Carilah penyelesaian dari 2𝑥 + 𝑦 = 3 dan 3𝑥 + 2𝑦 = 4.
Penyelesaian:
Langkah pertama yaitu kita gunakan metode eliminasi untuk
mencari nilai dari salah satu variabel. Misalkan kita akan mencari
nilai 𝑥 maka kita akan mengeliminasi variabel 𝑦 yaitu :
Maka diperoleh nilai 𝑥 yaitu 2.
Kemudian kita substitusi nilai 𝑥 yaitu 2 kedalam sebarang
persamaan. Misal kita substitusi kedalam persamaan 2𝑥 + 𝑦 = 3
yaitu:
Maka diperoleh nilai 𝑦 yaitu −1.
Page 23
10
Sehingga diperoleh penyelesaian dari kedua persamaan tersebut
untuk (𝑥, 𝑦) yaitu (2, −1).
2. Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV
Untuk menyelesaikan permasalahan SPLDV berbentuk cerita, maka
perlu dilakukan: 1) Menuliskan apa yang diketahui serta apa yang
ditanyakan dari soal, 2) Mengubah apa yang diketahui ke bentuk persamaan,
3) Menyelesaikan persamaan dan 4) Menuliskan jawaban sesuai konteks
soal.
Contoh:
Suatu hari Sally membeli tiga kg beras putih dan empat kg beras ketan
dengan harga Rp.100.000,00. Di waktu yang sama Sinta harus membayar
Rp.90.000,00 untuk dua kg beras putih dan lima kg beras ketan. Temukan
berapa harga yang harus dibayar untuk sekilo beras putih dan sekilo beras
ketan!
Penyelesaian:
Diketahui :
Harga tiga kg beras putih dan empat kg beras ketan yaitu 100.000
Harga dua kg beras putih dan lima kg beras ketan yaitu 90.000
Ditanya : Berapa harga yang harus dibayar untuk sekilo beras putih dan
sekilo beras ketan?
Jawab :
Misalkan beras putih adalah 𝑥 dan beras ketan adalah 𝑦.
Maka persamaannya yaitu:
3𝑥 + 4𝑦 = 100000
2𝑥 + 5𝑦 = 90000
1) Eliminasi :
Page 24
11
Maka diperoleh harga sekilo beras ketan yaitu Rp.10.000,00.
2) Substitusi :
Maka diperoleh harga sekilo beras putih yaitu Rp. 20.000,00.
3) Harga sekilo beras putih (𝑥) dan sekilo beras ketan (𝑦) :
Jadi, harga sekilo beras putih dan sekilo beras ketan adalah Rp.
30.000,00.
C. Newman Error Analysis
Dalam matematika, untuk menganalisis kesalahan terdapat beberapa
metode. Satu diantaranya adalah metode analisis Newman. Metode analisis
Newman memiliki tingkat kepercayaan yang paling tinggi jika dibandingkan
dengan metode analisis kesalahan lainnya (Sunardiningsih, Hariyani, & Fayeldi,
2019).
Pada tahun 1977, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Anne
Newman. Beliau merupakan seorang guru dibidang studi matematika Australia
(Ekayanti, 2017). Anne Newman menyarankan adanya lima tahapan yang
digunakan untuk membantu menemukan letak kesalahan siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Berikut lima tahapan yang
dimaksud menurut (Oktaviana, 2018) :
Page 25
12
1. Kesalahan Membaca
Ketika seseorang membaca sebuah bacaan, maka pembaca tersebut
dengan kemampuan pemahamannya akan merepresentasikan apa yang telah
dibacanya.
2. Kesalahan Memahami
Ketika siswa mampu memahami apa yang dimaksud dari semua kata
pada soal yang diberikan dan mampu menjelaskan soal menggunakan
kalimatnya sendiri, maka siswa tersebut dapat dikatakan mampu memahami
masalah. Siswa juga harus mampu menunjukkan pokok permasalahan yang
terdiri dari What, Who, When, Where dan How yang direpresentasikan
kedalam unsur diketahui, ditanya dan prasyarat. Untuk mengoreksi
kemampuan siswa dalam memahami masalah, siswa diminta untuk dapat
menuliskan apa saja yang diketahui maupun yang ditanyakan dari suatu
permasalahan.
3. Kesalahan Transformasi
Transformasi merupakan tahap dimana siswa mengubah bentuk soal
yang berupa kalimat (soal cerita) kedalam bentuk matematikanya atau
sebaliknya yaitu mengubah soal yang berupa bentuk matematika kedalam
sebuah kalimat yang dipahaminya. Untuk mengoreksi kemampuan
transformasi, siswa diminta untuk menetapkan prosedur, metode atau
strategi apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
4. Kesalahan Proses
Dalam tahapan proses, untuk menghasilkan suatu solusi yang
diinginkan maka siswa diminta untuk menerapkan strategi penyelesaian
masalah berdasarkan tahap transformasi. Untuk mengoreksi keterampilan
dan kemampuan proses, siswa harus dapat menyelesaikan soal sesuai kaidah
matematika yang sudah dirancang pada tahap transformasi yang dilakukan
sebelumnya.
5. Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir
Jika siswa sudah bisa menuliskan hasil jawaban yang ditanyakan
soal dengan tepat maka siswa tersebut dapat dikatakan sudah mencapai
Page 26
13
tahap penulisan jawaban. Kemudian untuk mengoreksi kemampuan
penulisan jawaban, siswa harus mengoreksi kembali jawaban yang telah
ditulisnya yang kemudian diminta untuk menginterpretasikan jawaban akhir.
Dibawah ini merupakan indikator kesalahan dalam menyelesaikan
persoalan matematika menurut Newman untuk setiap tahapannya:
Tabel 1: Indikator Kesalahan Berdasarkan Tahapan Newman
No Tahap Kesalahan Indikator Kesalahan
1 Kesalahan Membaca
Siswa tidak dapat memaknai
kata, kalimat atau symbol pada
soal.
Siswa masih belum tepat dalam
menuliskan apa yang diketahui
dan yang ditanya.
2 Kesalahan Memahami
Siswa tidak dapat memahami
dan menjelaskan maksud dari
soal.
Siswa mengosongi bagian
diketahui dan ditanya pada
lembar jawaban.
Siswa tidak lengkap dalam
menuliskan apa yang diketahui
dan yang ditanya.
3 Kesalahan Transformasi
Siswa salah dalam menentukan
strategi untuk menyelesaikan
soal.
Siswa salah dalam mengubah
kalimat kebentuk persamaan.
Siswa tidak dapat mengubah
kalimat menjadi bentuk
Page 27
14
persamaan (pada lembar
jawaban dikosongi).
4 Kesalahan Proses
Siswa gagal dalam menjelaskan
prosedur yang akan digunakan
dalam menyelesaikan soal.
Siswa belum tepat dalam proses
komputasi.
Siswa tidak dapat melanjutkan
prosedur penyelesaian.
5 Kesalahan Penulisan
Jawaban Akhir
Siswa salah dalam menuliskan
jawaban akhir.
Siswa tidak menuliskan jawaban
akhir sesuai konteks soal.
Adaptasi dari (Rahayuningsih & Qohar, 2014) .
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian. Pertama, penelitian dari
(Maspupah & Purnama, 2020) yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa MTs
Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) Ditinjau Dari Perbedaan Gender”. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian tersebut adalah materi yang diambil yaitu materi SPLDV.
Adapun perbedaannya yaitu terletak pada teknik analisis, pada penelitian
tersebut teknik yang digunakan yaitu analisis berdasarkan perbedaan gender,
sedangkan penelitian ini menggunakan teknik yaitu tahapan Newman.
Kedua, relevan dengan penelitian dari (Rahmawati & Permata, 2018) yang
berjudul “ Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Program Linear Dengan Prosedur Newman”. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian tersebut adalah teknik analisis yaitu menggunakan tahapan Newman.
Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian tersebut mengambil materi
program linear. Untuk penelitian ini, saya mengambil materi SPLDV.
Page 28
15
Ketiga, relevan dengan penelitian dari (Sunardiningsih et al., 2019) yang
berjudul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Berdasarkan Analisis Newman”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
tersebut yaitu menggunakan tahapan Newman. Untuk perbedaannya terletak
pada materi yang dipilih. Pada penelitian tersebut, peneliti memilih materi
teorema pythagoras, sedangkan pada penelitian ini materi yang dipilih yaitu
SPLDV.
Page 29
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dimana peneliti menggunakan data kualitatif yang kemudian
dijelaskan secara deskriptif. Adapun analisis kesalahan yang akan
dideskripsikan melalui kata-kata atau kalimat. Metode pada penelitian ini
bertujuan untuk mengumpulkan data dan mengungkapkan secara alamiah
kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah SMP Negeri 26 Malang di
Jalan Ikan Gurami No.36 Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 28
dan 29 April 2021. Pada tanggal 28 dilakukan pemberian soal tes kepada siswa
yang kemudian dilanjutkan dengan pengoreksian hasil jawaban siswa.
Sedangkan pada tanggal 29, dilakukan wawancara terhadap 5 siswa yang
menjadi perwakilan dari satu kelas.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data dan informasi yaitu siswa-
siswi kelas VIII-B SMPN 26 Malang yang sudah menerima materi SPLDV.
Dari satu kelas, dipilih 5 siswa sebagai subjek penelitian karena dengan
melibatkan 5 siswa tersebut sebagai subjek penelitian, maka informasi-
informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sudah bisa didapatkan. Cara
memilih subjek penelitian yaitu dengan mengambil 5 jawaban siswa yang
paling banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan soal yang
mewakili satu kelas. Kemudian dilakukan wawancara kepada kelima siswa
tersebut untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat.
Page 30
17
D. Prosedur Penelitian
Dibawah ini ialah tahap-tahap prosedur penelitian pada penelitian ini.
1. Persiapan
Langkah yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu observasi dan
menyusun proposal penelitian yang berisi rancangan penelitian. Proposal
disusun dengan bimbingan dan persetujuan dari dosen pembimbing lalu
dikembangkan penulis baik sesuai dengan teori maupun metode penelitian
yang digunakan.
Jika proposal penelitian sudah disetujui, maka sesuai dengan
rancangan penelitian yang sudah dibuat, langkah selanjutnya yaitu memilih
siswa-siswi kelas VIII-B SMPN 26 Malang untuk menjadi subjek dalam
penelitian ini. Pada tahapan ini juga di persiapkan lembar soal tes, soal
wawancara dan dipersiapkan juga surat izin penelitian dari lembaga yang
bersangkutan agar penelitian selanjutnya dapat berjalan dengan lancar.
2. Pelaksanaan
Merupakan tahap mengumpulkan data atau informasi secara
mendalam yang diperoleh dari subjek-subjek terkait. Dengan menggunakan
pedoman berupa lembar tes dan lembar wawancara yang sudah disiapkan
pada tahap sebelumnya, penulis dapat mengetahui objek secara mendalam.
Pada lembar tes dan lembar wawancara, peneliti menggunakan soal-soal
yang sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah mendapat persetujuan dari
dosen pembimbing. Kemudian dilaksanakan analisis data jika data yang
diperlukan sudah terkumpul.
3. Pelaporan
Akan dilakukan kegiatan triangulasi data yang bertujuan untuk
mengecek data yang didapat dari hasil penelitian demi memperoleh
keabsahan data dengan cara memeriksa kebenaran informasi yang didapat
dari subjek penelitian. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan jaminan atas
kebenaran dari informasi yang didapat. Selain itu dalam tahap ini dilakukan
perbandingan pada hasil tes dan hasil wawancara.
Page 31
18
Langkah selanjutnya dalam tahapan ini yaitu menyusun laporan
hasil pengumpulan data berupa tes dan wawancara. Laporan disusun secara
sistematis sesuai prosedur pelaporan agar didapat hasil penelitian yang
berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan tes dan wawancara.
Pada tes, peneliti memberikan soal tes kepada siswa yang kemudian peneliti
analisis hasil jawaban siswa yang sudah dikerjakan. Sedangkan pada
wawancara, peneliti mewawancarai 5 siswa yang terpilih menjadi subjek
penelitian agar didapat informasi-informasi lebih lanjut terkait proses maupun
kendala yang dialami pada saat mengerjakan soal tes yang sudah diberikan
sebelumnya.
F. Instrumen Penelitian
Jenis instrumen dalam penelitian ini ada dua yaitu instrumen utama yang
merupakan peneliti sendiri dan instrumen pendukung yang meliputi tes tertulis
serta wawancara.
1. Instrumen utama
Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dimana
peneliti terlibat langsung dalam pengembangan kerangka atau rancangan,
tahap pelaksanaan mulai dari proses mengumpulkan data sampai analisis
data serta tahap pelaporan.
2. Instrumen pendukung
Instrumen pendukung yang peneliti gunakan dalam proses
pengumpulan data yaitu lembar soal tes dan lembar wawancara.
a. Tes Tertulis
Merupakan jenis tes yang dilihat berdasarkan bentuk
jawaban peserta didik. Pada penelitian ini, soal yang diberikan
berbentuk uraian yang nantinya harus dijawab oleh subjek yang
sudah ditentukan. Soal tes yang diberikan berjumlah 2 soal cerita
Page 32
19
materi SPLDV dengan tujuan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi SPLDV (mengubah kalimat ke bentuk persamaan
dan menyelesaikan persamaan). Pemberian sebanyak 2 soal serta
dilakukannya wawancara sudah cukup untuk memperoleh data dan
informasi yang sesuai dengan penelitian ini.
b. Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti menyiapkan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian yang
kemudian peneliti tuangkan hasil wawancara tersebut secara tertulis.
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:
1. Pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpul data
Pada langkah ini, peneliti mengumpulkan data menggunakan
instrument data yang sudah dipilih yaitu melalui lembar soal tes dan
lembar wawancara.
2. Pengecekan keabsahan data
Langkah ini dilaksanakan dengan cara membandingkan data yang
didapat dengan data yang terjadi sebenarnya. Apabila hasil
perbandingan sama, maka data yang sudah disajikan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
3. Menganalisis data
Pada langkah ini, peneliti mulai menganalisis data yang diperoleh
dari tes tertulis agar dapat diketahui jenis kesalahan siswa dalam proses
penyelesaian soal cerita SPLDV berdasarkan tahapan Newman. Adapun
indikator-indikator kesalahan berdasarkan tahapan Newman yang sudah
dijelaskan pada Tabel 1. Indikator Kesalahan Berdasarkan Tahapan
Newman.
Selanjutnya peneliti juga menggunakan hasil wawancara terhadap
siswa untuk memperkuat hasil analisis data. Data yang diperoleh pada
penelitian ini yaitu lembar jawaban siswa dan juga respon siswa pada
Page 33
20
lembar wawancara yang dipakai dalam menganalisis dan menentukan
besar persentase jenis kesalahan siswa pada penyelesaian soal cerita
SPLDV. Menurut (Rahmawati & Permata, 2018) untuk melihat besar
persentase jenis kesalahan siswa, maka memakai rumus:
𝑃 =𝑛
𝑁× 100%
dimana :
P : Persentase jenis kesalahan siswa
n : Total kesalahan yang terjadi untuk masing-masing kesalahan
N : Banyak kemungkinan kesalahan yang terjadi
Pada penelitian ini jumlah soal yang digunakan ada 2 butir dan
setiap soal mempunyai kemungkinan kesalahan sebanyak 5 yang
meliputi kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan
transformasi, kesalahan proses dan kesalahan penulisan jawaban akhir
maka nilai N dapat diubah menjadi 10 sehingga untuk melihat besar
persentase jenis kesalahan siswa digunakan rumus:
𝑃 =𝑛
10× 100%
4. Pendeskripsian data menggunakan kata-kata
Pada langkah ini, peneliti mendeskripsikan hasil analisis yang telah
dilaksanakan menggunakan kata-kata.
5. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan yang diambil merupakan hasil yang dibutuhkan dalam
menjawab rumusan masalah. Langkah yang menjadi acuan dalam
penarikan kesimpulan yaitu hasil pendeskripsian data yang sudah
dilakukan pada langkah sebelumnya.
Page 34
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan telah dilakukan analisis terhadap lembar jawaban tes
siswa. Dari hasil analisis tersebut telah dijumpai adanya jenis kesalahan
berdasarkan tahapan Newman yang siswa lakukan yang dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2. Jenis Kesalahan Siswa
Siswa Jenis Kesalahan Pada Penyelesaian Soal:
1 2
A 1, 2 3, 4
B 2, 3, 4, 5 2, 3
C 2, 3, 4, 5 2, 3, 4, 5
D 2, 3, 4, 5 2, 3, 4, 5
E 1, 2, 4, 5 2, 3, 4, 5
Dengan:
1: Kesalahan membaca
2: Kesalahan memahami
3: Kesalahan transformasi
4: Kesalahan proses
5: Kesalahan penulisan jawaban akhir
Pada tabel 2 diatas terlihat jika jenis kesalahan pada penyelesaian soal cerita
SPLDV yang siswa lakukan masih banyak. Dibawah ini merupakan tabel
persentase kesalahan siswa yang sudah direkap berdasarkan tabel 2 dan rumus
menghitung persentase yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Page 35
22
Tabel 3. Persentase Kesalahan Siswa
Jenis Kesalahan
Banyaknya siswa
yang melakukan
kesalahan pada soal: Jumlah Persentase
1 2
Membaca 2 0 2 2
10× 100% = 20%
Memahami 5 4 9 9
10× 100% = 90%
Transformasi 3 5 8 8
10× 100% = 80%
Proses 4 4 8 8
10× 100% = 80%
Penulisan
Jawaban Akhir
4 3 7 7
10× 100% = 70%
Sesuai dengan tabel diatas, siswa banyak melakukan kesalahan dalam
memahami yaitu dengan persentase kesalahan sebesar 90%. Dari hasil analisis
terhadap lembar jawaban tes, masih ada beberapa informasi dalam soal yang tidak
dituliskan secara lengkap oleh siswa. Selain itu berdasarkan wawancara, kesalahan
dalam memahami terjadi karena siswa banyak yang tidak dapat menjelaskan apa
yang dimaksud soal. Berikut akan dijelaskan lebih detail setiap kesalahan siswa
menurut tahapan Newman beserta penyebab dari siswa melakukan kesalahan.
a) Kesalahan Membaca
Hasil rekapitulasi persentase kesalahan siswa menunjukkan bahwa
persentase kesalahan dalam membaca sebesar 20% dimana siswa salah pada
penulisan apa yang diketahui dan yang ditanya serta salah pada saat membaca
informasi dalam soal. Dibawah ini merupakan salah satu bentuk kesalahan
membaca yang terjadi di soal nomor 1 oleh siswa E.
Page 36
23
Gambar 1. Bentuk Kesalahan Membaca
Gambar diatas memperlihatkan jika siswa E melakukan kesalahan dalam
membaca. Diberikan soal yang meminta siswa untuk menentukan berapa harga
yang harus dibayar untuk sekantong bibit cabai dan sekantong bibit tomat.
Namun, karena siswa E salah dalam membaca atau memaknai kata “dan” pada
soal yang menyebabkan siswa tidak menjumlahkan harga sekantong bibit cabai
dan harga sekantong bibit tomat. Kesalahan membaca yang dilakukan siswa E
tersebut menyebabkan siswa juga melakukan kesalahan pada penulisan jawaban
akhir.
Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa kesalahan membaca siswa
yaitu kesalahan pada saat mengartikan kata kunci pada soal dan kesalahan pada
saat membaca penjelasan yang terkandung disoal. Hal ini sesuai dengan
penelitian (Rahayu S, 2018) dimana kesalahan dalam membaca terjadi apabila
siswa belum bisa memaknai arti kata pada soal yang membuat siswa tersebut
Page 37
24
gagal menyelesaikan masalah. Berikut cuplikan hasil wawancara terhadap
siswa E:
Q : Bagaimana pendapatmu tentang soal yang diberikan? (Sulit,
sedang atau mudah)?
Siswa E : Sedang kak
Q : Apakah kamu sudah meneliti kembali hasil jawabanmu sebelum
dikumpulkan?
Siswa E : Maaf kak belum karena tidak sempat
Q : Apa yang kamu pahami dari soal no. 1?
Siswa E : Mencari harga cabai dan harga tomat kak
Q : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
persamaan (model matematika)? Jika iya, jelaskan mengapa
kamu mengalami kesulitan!
Siswa E : Iya, karena caranya terlalu rumit
Q : Dari penyelesaian persamaan yang sudah kamu kerjakan,
terdapat kesalahan pada no.1 yaitu kamu belum menjumlahkan
harga cabai dan harga tomat. Mengapa kesalahan tersebut bisa
terjadi?
Siswa E : Maaf kak saya pikir cuma mencari harga keduanya saja jadi
tidak saya jumlahkan. Maaf ya kak saya kurang teliti
Dari hasil wawancara kepada siswa E diatas, kesalahan membaca muncul
karena siswa E belum paham akan perintah soal dengan baik serta kurangnya
ketelitian siswa.
b) Kesalahan Memahami
Kesalahan ini memiliki persentase sebesar 90% dan termasuk kesalahan
yang paling sering siswa lakukan dimana siswa banyak yang masih belum bisa
memahami kemudian menjelaskan kembali maksud dari soal sehingga terjadi
kesalahan pada saat mencatat apa yang diketahui dan yang ditanya. Dibawah
ini merupakan bentuk kesalahan memahami di soal nomor 1 oleh siswa D.
Page 38
25
Gambar 2. Bentuk Kesalahan Memahami
Gambar diatas memperlihatkan jika siswa D melakukan kesalahan dalam
memahami. Hal ini dikarenakan siswa D hanya mencatat satu apa yang
diketahui, sedangkan pada soal masih ada apa yang diketahui yang lain yaitu 2
kantong bibit cabai dan 1 kantong bibit tomat seharga Rp.200.000,00.
Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa kesalahan memahami siswa
yaitu siswa tidak menulis secara lengkap apa yang diketahui. Selain itu dari
hasil wawancara, siswa belum bisa menjelaskan maksud dari soal. Hal ini sesuai
dengan penelitian (Ilmiyah, Purnomo, & Mayangsari, 2018) dimana kesalahan
memahami muncul karena ketidakmampuan siswa dalam menjelaskan
permasalahan pada soal serta tidak mengetahui keterangan-keterangan pada
soal. Berikut cuplikan hasil wawancara terhadap siswa D:
Q : Bagaimana pendapatmu tentang soal yang diberikan? (Sulit,
sedang atau mudah)?
Siswa D : Lumayan sulit
Q : Apakah kamu sudah meneliti kembali hasil jawabanmu sebelum
dikumpulkan?
Siswa D : Belum kak
Q : Dari penyelesaian persamaan yang sudah kamu kerjakan,
terdapat kesalahan pada no.1 yaitu kamu kurang menuliskan
diketahui yang lain. Kamu hanya menulis 3 kantong bibit cabai
2 kantong bibit tomat seharga Rp 340.000, sedangkan yang 2
kantong bibit cabai dan 1 kantong bibit tomat seharga Rp
200.000 belum kamu tulis. Mengapa kesalahan tersebut bisa
terjadi?
Siswa D : Karena saya masih bingung dan agak kurang paham sama
soalnya kak
Page 39
26
Dari hasil wawancara terhadap siswa D diatas, dapat diketahui jika
kesalahan tersebut terjadi karena siswa bingung dan kurang memahami dengan
baik informasi dalam soal yang akhirnya menyebabkan siswa tidak lengkap saat
menulis informasi dalam soal dan tidak mampu menjelaskan kembali maksud
dari soal.
c) Kesalahan Transformasi
Persentase pada kesalahan ini sebesar 80% dimana kesalahan yang terjadi
berupa kesalahan dalam merubah apa yang diketahui menjadi bentuk persamaan.
Selain itu untuk menyelesaikan soal, banyak siswa yang masih salah ketika
menentukan rumus maupun operasi hitung. Jika kesalahan transformasi terjadi,
maka kesalahan ini dapat mempengaruhi timbulnya kesalahan proses dan
kesalahan penulisan jawaban akhir. Dibawah ini merupakan bentuk kesalahan
transformasi yang terjadi di soal nomor 1 oleh siswa C.
Gambar 3. Bentuk Kesalahan Transformasi 1
Gambar diatas memperlihatkan jika siswa C melakukan kesalahan
transformasi dimana siswa C tidak mampu membuat persamaan sehingga pada
lembar jawaban dikosongi oleh siswa. Wawancara dilakukan kepada siswa C
dengan cuplikan sebagai berikut:
Page 40
27
Q : Bagaimana pendapatmu tentang soal yang diberikan? (Sulit,
sedang atau mudah)?
Siswa C : Sedang
Q : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam membuat model
matematika? Jika iya jelaskan apa yang menyebabkan kamu
mengalami kesulitan!
Siswa C : Sedikit sulit karena materinya sudah lupa
Q : Dari penyelesaian persamaan yang sudah kamu kerjakan,
terdapat kesalahan pada no.2 yaitu kamu belum membuat dan
menuliskan model matematikanya. Mengapa kesalahan
tersebut bisa terjadi?
Siswa C : Ya itu kak, saya sudah lupa materinya
Bentuk kesalahan transformasi yang lain yaitu pada soal nomor 1 oleh siswa
D yaitu:
Gambar 4. Bentuk Kesalahan Transformasi 2
Pada gambar terlihat jika siswa D melakukan kesalahan transformasi
dimana siswa tidak dapat membuat persamaan karena siswa D hanya membuat
permisalannya saja yaitu 𝑐𝑎𝑏𝑎𝑖 = 𝑎 dan 𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡 = 𝑏 . Kesalahan lain yang
dilakukan siswa D yaitu siswa salah pada saat memilih strategi atau rumus yang
tepat untuk memecahkan soal, hal ini bisa dilihat bahwa siswa D tidak
Page 41
28
menyelesaikan soal dengan cara eliminasi ataupun substitusi sedangkan
menurut (Istiqomah, 2020) cara untuk menyelesaikan soal SPLDV ada tiga cara
yaitu eliminasi, substitusi dan eliminasi-substitusi. Berikut cuplikan wawancara
kepada siswa D:
Q : Dari penyelesaian persamaan yang sudah kamu kerjakan,
terdapat kesalahan pada no.1 lagi yaitu kamu cuma membuat
permisalannya saja tapi model matematikanya belum kamu
tulis. Mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi?
Siswa D : Saya sudah membuat model matematikanya kak tapi langsung
saya tuliskan pada penyelesaian persamaan.
Q : Oh iya, lain kali kamu tulis sesuai kolomnya ya… kan dilembar
jawaban tertulis model matematika, jadi kamu tulis permisalan
sekaligus persamaannya. Nanti pada penyelesaian kamu tulis
lagi persamaannya sekalian dicari nilai variabelnya.
Siswa D : Oh iya kak
Q : Lalu pada penyelesaian persamaan, kamu salah dalam memilih
cara penyelesaian. Dijawabanmu, kamu tidak memakai cara
eliminasi-substitusi. Mengapa?
Siswa D : Tidak paham kak sama caranya jadi saya tulis sebisa saya
Oleh karena itu diperoleh kesimpulan dimana kesalahan transformasi pada
siswa yaitu tidak bisa mengubah informasi soal menjadi persamaan matematika
dengan benar serta tidak mampu menentukan strategi penyelesaian masalah
secara tepat. Hal ini sesuai dengan penelitian (Qohar, 2014) dimana kesalahan
transformasi terjadi karena kesalahan siswa dalam menentukan strategi dan
rumus pemecahan masalah. Setelah dilakukannya wawancara terhadap siswa C
dan siswa D, kesalahan yang terjadi disebabkan karena siswa lupa akan materi
serta kurangnya pemahaman siswa terhadap materi SPLDV.
d) Kesalahan Proses
Sama halnya dengan kesalahan transformasi, kesalahan proses memiliki
persentase sebesar 80%. Kesalahan yang terjadi berupa kesalahan pada
langkah-langkah penyelesaian masalah dimana siswa tidak dapat melanjutkan
prosedur penyelesaiannya. Bentuk kesalahan proses dapat dilihat pada gambar
5 untuk soal no.1 oleh siswa B.
Page 42
29
Gambar 5. Bentuk Kesalahan Proses 1
Gambar diatas menunjukkan jika siswa B melakukan kesalahan proses yaitu
siswa tidak bisa melanjutkan prosedur atau langkah selanjutnya. Soal meminta
siswa untuk menentukan harga yang harus dibayar untuk sekantong bibit cabai
dan sekantong bibit tomat. Siswa sudah benar dalam mencari harga sekantong
bibit cabai yaitu sebesar 60.000 dan harga sekantong bibit tomat yaitu sebesar
80.000 namun siswa masih belum menjumlahkan harga keduanya sehingga
permasalahan pada soal belum dapat terjawab dengan benar. Wawancara
dilakukan kepada siswa B yaitu sebagai berikut:
Q : Dari penyelesaian persamaan yang sudah kamu kerjakan,
terdapat kesalahan pada no.1 yaitu kamu belum menjumlahkan
harga bibit cabai dan tomat. Mengapa kesalahan tersebut bisa
terjadi?
Siswa B : Maaf kak tadi tergesa-gesa jadinya lupa belum saya jumlah.
Berikut contoh kesalahan proses lainnya, yaitu pada soal no.2 oleh siswa A.
Page 43
30
Gambar 6. Bentuk Kesalahan Proses 2
Gambar diatas terlihat jika siswa A juga melakukan kesalahan proses karena
tidak dapat melanjutkan prosedur atau langkah selanjutnya. Pada soal, siswa
diminta untuk menentukan masing-masing umur Ari dan Kania. Namun siswa
A hanya mencari umur Ari saja, sedangkan umur Kania belum dicari. Berikut
cuplikan hasil wawancara dengan siswa A:
Q : Dari penyelesaian persamaan yang sudah kamu kerjakan,
terdapat kesalahan pada no.2 yaitu kamu belum mencari umur
Kania. Mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi?
Siswa A : Karena saya belum tau cara lebih detailnya itu seperti apa
Berdasarkan analisis pada jawaban siswa A dan siswa B diatas, dapat
disimpulkan bahwa kesalahan proses siswa berupa: siswa belum mampu
melanjutkan prosedur penyelesaian masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian
(Chandra, 2020) dimana kesalahan proses terjadi apabila siswa salah pada saat
proses komputasi serta tidak melanjutkan langkah-langkah penyelesaian.
Setelah dilakukannya wawancara terhadap kedua siswa, kesalahan proses
muncul sebab siswa kurang teliti, tergesa-gesa sehingga lupa dan belum tahu
cara lebih detail penyelesaian soal SPLDV.
e) Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir
Persentase kesalahan ini sebesar 70% dimana banyak siswa yang salah pada
saat menunjukkan jawaban akhir dan siswa belum mampu menulis jawaban
Page 44
31
sesuai dengan konteks soal. Berikut bentuk kesalahan dalam penulisan jawaban
akhir pada soal no.2 oleh siswa D.
Gambar 7. Bentuk Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir 1
Gambar diatas memperlihatkan bahwa selain melakukan kesalahan
transformasi dan juga kesalahan proses, siswa D juga melakukan kesalahan
pada penulisan jawaban akhir. Siswa D melakukan kesalahan transformasi
karena tidak bisa menentukan strategi penyelesaian soal sehingga
mengakibatkan siswa tersebut salah dalam menuliskan jawaban akhir. Berikut
cuplikan wawancara terhadap siswa D:
Q : Pada penyelesaian persamaan no.2 kamu juga melakukan
kesalahan yaitu selain kamu belum menuliskan model
matematikanya seperti pada no.1 tadi, kamu juga belum
mencari umur yang satunya. Jadinya di jawaban akhir kamu
masih belum tepat. Mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi?
Siswa D : Karena saya lupa caranya dan saya agak bingung juga
sebenarnya
Page 45
32
Bentuk lain yaitu untuk nomor 2 oleh siswa B.
Gambar 8. Bentuk Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir 2
Gambar diatas memperlihatkan jika siswa B membuat kesalahan dalam
penulisan jawaban akhir. Sebenarnya siswa sudah benar dalam menyelesaikan
persamaan serta siswa sudah benar dalam menemukan masing-masing umur Ari
dan Kania. Namun jawaban yang ditulis siswa B tidak lengkap dan tidak sesuai
dengan konteks soal. Peneliti memberikan soal tes berbentuk cerita dimana soal
cerita pada penulisan jawaban akhir identik dengan kalimat “Jadi…” sehingga
jawaban akhir yang benar adalah “Jadi umur Kania adalah 27 tahun dan umur
Ari adalah 18 tahun”. Wawancara dilakukan kepada siswa B sebagai berikut:
Q : Pada penyelesaian persamaan no.2 kamu sebenarnya sudah
benar mulai dari awal sampai ketemu umur Ari dan Kania,
namun pada penulisan jawaban akhir kamu masih belum tepat
soalnya kan soal yang diberikan itu berbentuk cerita terus dulu
waktu di SD sudah pernah diajarkan juga kan kalau hasil akhir
soal cerita itu selalu diawali kata “Jadi…”?
Siswa B : Oh iya kak dulu di SD sudah diajarkan
Q : Lalu kenapa pada jawaban akhir belum kamu tulis seperti itu?
Siswa B : Lupa kak, maaf ya kak kurang teliti
Page 46
33
Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa kesalahan penulisan jawaban akhir
berupa siswa salah dalam menulis jawaban serta siswa belum bisa menulis
jawaban sesuai konteks soal. Kesimpulan tersebut sesuai dengan penelitian
(Wiaya, 2013) dimana kesalahan penulisan akhir terjadi karena siswa dalam
menuliskan jawaban akhir masih belum lengkap. Wawancara dilakukan kepada
kedua siswa dimana hasilnya dapat dikenali jika kesalahan tersebut muncul
karena lupa dan tidak teliti.
Page 47
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Analisis data maupun pendeskripsian hasil analisis sudah dilaksanakan dan
diperoleh kesimpulan: 1) Siswa melakukan kesalahan membaca sebesar 20%
dengan kondisi dimana siswa salah pada saat mengartikan kata kunci pada soal
dan kesalahan dalam membaca informasi yang terkandung pada soal. Kesalahan
membaca muncul dikarenakan siswa kurang teliti dan belum paham akan
perintah soal dengan baik. 2) Siswa melakukan kesalahan memahami sebesar
90% dengan kondisi dimana siswa tidak menulis secara lengkap apa yang
diketahui serta tidak bisa menjelaskan maksud soal yang diberikan. Kesalahan
memahami muncul dikarenakan siswa bingung dan kurang memahami dengan
baik informasi dalam soal serta tidak mampu menjelaskan kembali maksud dari
soal. 3) Siswa melakukan kesalahan transformasi sebesar 80% dengan kondisi
siswa tidak mampu mengubah informasi dalam soal menjadi persamaan
matematika dengan benar serta tidak mampu menentukan strategi penyelesaian
masalah secara tepat. Kesalahan transformasi muncul dikarenakan siswa lupa
akan materi serta kurangnya pemahaman siswa terhadap materi SPLDV. 4)
Siswa melakukan kesalahan proses sebesar 80% dengan kondisi dimana siswa
belum mampu melanjutkan prosedur penyelesaian masalah. Kesalahan proses
muncul dikarenakan siswa kurang teliti, tergesa-gesa serta belum tahu cara lebih
detail penyelesaian soal SPLDV. 5) Siswa melakukan kesalahan penulisan
jawaban akhir sebesar 70% dengan kondisi siswa salah dalam menulis jawaban
serta siswa belum bisa menulis jawaban sesuai konteks soal. Kesalahan ini
muncul dikarenakan siswa lupa dan kurang teliti.
B. Saran
Dibawah ini merupakan saran-saran yang bisa ditujukan kepada siswa, guru
maupun peneliti lain setelah mengetahui jenis-jenis kesalahan siswa pada
penyelesaian soal SPLDV berbentuk cerita beserta penyebabnya.
Page 48
35
1. Kepada Siswa
a) Siswa sebaiknya belajar lebih dalam lagi terkait materi SPLDV.
b) Banyak melakukan latihan soal
c) Dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
d) Meneliti kembali jawaban sebelum dikumpulkan.
2. Kepada Guru
a) Melatih siswa dalam mengerjakan soal cerita SPLDV menggunakan
langkah-langkah penyelesaian yang lengkap.
b) Memberi siswa soal-soal cerita SPLDV yang beragam.
c) Memberikan banyak motivasi kepada siswa.
3. Kepada Peneliti Lain
a) Memperluas indikator-indikator kesalahan Newman pada materi
SPLDV agar lebih spesifikasi lagi.
b) Memperluas penelitian yang serupa namun pada materi matematika
lainnya.
c) Menambah jumlah subjek penelitian untuk memperoleh jenis-jenis
kesalahan beserta penyebabnya secara mendalam dan lebih detail lagi.
Page 49
36
DAFTAR RUJUKAN
Chandra, Setianing, Noviantari, Ketut. (2020). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Prosedur Newman Di Kelas X
MIPA 4 SMAN 5 Denpasar, (ISBN: 978-602-5872-46-4 172), 172–180.
Ekayanti, A. (2017). Diagnosis Kesalahan Mahasiswa Dalam Proses Pembuktian
Berdasarkan Newmann Error Analysis. Jurnal “Mosharafa”,6(1), 105–116.
Fatahillah A, Wati Y & Susanto.(2017). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Tahapan Newman
Beserta Bentuk Scaffolding Yang Diberikan. Jurnal Kadikma.
Fitni, Roza, Maimunah. (2020). Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Newman
Pada Materi Statistika Ditinjau Dari Gaya Belajar. Jurnal Kajian Teori dan
Praktik Kependidikan, 5(2015), 1–10.
http://dx.doi.org/10.17977/um027v5i12020p001
Gais & Afriansyah. (2017). Analisis Kesulitan Siswa Dalam Proses Pemecahan
Masalah. Jurnal “Mosharafa” , 6, 287–298.
Hatta, U. B. (2020). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Ditinjau dari Prosedur Newman. JEP(Jurnal Eksakta
Pendidikan), 4.
https://doi.org/10.24036/jep/vol4-iss1/435.
Hidayat, T. (2019). Analisis Kesalahan Konsep Dan Kesalahan Prosedur Dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Equation: Teori Dan
Penelitian Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.29300/equation.v2i2.2315
Ilmiyah, L., Purnomo, S., & Mayangsari, S. N. (2018). Linear Dua Variabel
Student Mistake Analysis in Solving Probability. AULADUNA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 5(1), 105–115.
Iwan Darmawan, Anis Kharismawati, Heris Hendriana, R. P. (2018). Analisis
Kesalahan Siswa SMP Berdasarkan Newman dalam Menyelesaikan Soal
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada Materi Bangun Ruang Sisi
datar. Juring (Journal for Research in Mathematics Learning) p-ISSN: 2621-
7430 e-ISSN: 2621-7422 Vol. 1, No. 1, Juni 2018, 71–78 Analisis, 1(1), 71–
78.
Mafruhah, L., & Muchyidin, A. (2020). Analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan kriteria Watson.
Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.21831/pg.v15i1.26534
Magfirah, M., Maidiyah, E., & Suryawati, S. (2019). Analisis Kesalahan Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Prosedur
Page 50
37
Newman. Lentera Sriwijaya : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.36706/jls.v1i2.9707
Maspupah, A., & Purnama, A. (2020). Analisis Kesulitan Siswa MTs Kelas VIII
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Jurnal Cendekia : Jurnal
Pendidikan Matematika, 4(1), 237–246.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.193
Oktaviana, D. (2018). Analisis Tipe Kesalahan Berdasarkan Teori Newman
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Mata Kuliah Matematika Diskrit.
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, 5(2), 22.
https://doi.org/10.23971/eds.v5i2.719
Qohar, P. R. & A. (2014). Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Dan Scaffolding-Nya Berdasarkan
Analisis Kesalahan Newman Pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2 Malang.
Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 2(2), 109–116.
https://doi.org/10.21831/jpms.v4i2.7161
Rahayu S, P. (2018). Analisis Kesalahan Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal
Spldv. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 331–340. Retrieved from
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/download/2333/12
98
Rahayuningsih, Q. (2014). Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel ( SPLDV ) Dan Scaffolding- Nya
Berdasarkan Analisis Kesalahan Newman Pada Siswa Kelas VIII Smp
Negeri 2 Malang. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains Tahun II, No. 2,
109–116.
Rahmah, N. (2018). Hakikat Pendidikan Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1(2), 1–10.
https://doi.org/10.24256/jpmipa.v1i2.88
Rahmawati, D., & Permata, L. D. (2018). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Program Linear Dengan Prosedur Newman.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Http://Jurnal.Uns.Ac.Id/Jpm,
5(2), 173–185.
Ratu, P. L. S. dan N. (2018). Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Tahapan
Newman Dan Scaffolding Pada Materi Aritmatika Sosial. Jurnal
“Mosharafa,” 7(1), 13–24.
Rofi’ah, N., Ansori, H., & Mawaddah, S. (2019). Analisis Kesalahan Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Langkah
Penyelesaian Polya. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.20527/edumat.v7i2.7379
Suciati, I., & Wahyuni, D. S. (2018). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Page 51
38
Menyelesaikan Soal Matematika Pada Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa
Kelas V Sdn Pengawu. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika.
https://doi.org/10.30870/jppm.v11i2.3760
Sunardiningsih, G. W., Hariyani, S., & Fayeldi, T. (2019a). Analisis Kesalahan
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Analisis
Newman. Jurnal Terapan Sains & Teknologi (RAINSTEK), 1(2), 41–45.
Retrieved from http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jtst/article/view/3447
Sunardiningsih, G. W., Hariyani, S., & Fayeldi, T. (2019b). Analisis Kesalahan
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Analisis
Newman. RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi.
https://doi.org/10.21067/jtst.v1i2.3447
Susilawati, S., Pujiastuti, H., & Sukirwan, S. (2020). Analisis Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Ditinjau Dari Self-Concept Matematis Siswa.
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.244
Wahyuddin, Ihsan. (2016). Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Pada Siswa Kelas VII Smp
Muhammadiyah Se-Kota Makassar. Suska Journal of Mathematics
Education, 9(2), 148–160.
Wahyuni, A. (2017). Analisis Hambatan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Kalkulus Dasar. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), 1(1), 10–
23.
Wiaya, Y. K. (2013). Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv) Berdasarkan Newman’s Error
Analysis (Nea) Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Zakky. (2018). Pengertian Analisis Menurut Para Ahli, KBBI dan Secara Umum.
ZonaReferensi.Com.
Page 52
39
Lampiran 1. Kisi-Kisi Soal Tes
No Soal Penyelesaian Indikator
1 Seorang petani
membeli 3
kantong bibit
cabai dan 2
kantong bibit
tomat dengan
harga
Rp.340.000,00.
Pada waktu yang
sama, petani lain
membeli 2
kantong bibit
cabai dan 1
kantong bibit
tomat dengan
harga
Rp.200.000,00.
Tentukan berapa
harga yang harus
dibayar untuk
sekantong bibit
cabai dan
sekantong bibit
tomat?
Diketahui :
3 kantong bibit cabai dan 2 kantong
bibit tomat seharga Rp.340.000,00.
2 kantong bibit cabai dan 1 kantong
bibit tomat seharga Rp.200.000,00.
Ditanya :
Harga yang harus dibayar untuk
sekantong bibit cabai dan
sekantong bibit tomat.
Dijawab :
Misalkan sekantong bibit cabai adalah 𝑥
dan sekantong bibit tomat adalah 𝑦.
Model Matematika (Persamaan) :
3𝑥 + 2𝑦 = 340.000 …. (1)
2𝑥 + 𝑦 = 200.000 …. (2)
Penyelesaian Persamaan :
Eliminasi persamaan (1) dan (2)
Substitusi 𝑥 = 60000 ke persamaan (1)
1&2
3
4
Page 53
40
Harga untuk sekantong bibit cabai dan
sekantong bibit tomat :
Jadi, harga yang harus dibayar untuk
sekantong bibit cabai dan sekantong bibit
tomat adalah sebesar Rp.140.000,00.
4
5
2 Umur Kania 9
tahun lebih tua
dari umur Ari.
Sedangkan
jumlah umur
mereka adalah
45 tahun.
Tentukan
masing-masing
umur Kania dan
Ari!
Diketahui :
Umur Kania 9 tahun lebih tua dari
umur Ari
Jumlah umur Kania dan Ari
adalah 45 tahun
Ditanya :
Umur Kania dan umur Ari
Dijawab :
Misalkan umur Kania adalah 𝑥 dan umur
Ari adalah 𝑦.
Model Matematika (Persamaan) :
𝑥 = 𝑦 + 9 → 𝑥 − 𝑦 = 9 …. (1)
𝑥 + 𝑦 = 45 …. (2)
1&2
3
Page 54
41
Penyelesaian persamaan :
Eliminasi persamaan (1) dan (2)
Substitusi 𝑦 = 18 ke persamaan (1)
Sehingga diperoleh :
Umur Kania (𝑥) = 27
Umur Ari (𝑦) = 18
Jadi umur Kania adalah 27 tahun dan
umur Ari adalah 18 tahun.
4
5
Page 55
42
Lampiran 2. Lembar Soal Tes
LEMBAR SOAL TES
Materi : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Jumlah soal : 2 butir
Durasi Pengerjaan : 30 menit
Petunjuk pengerjaan soal :
a. Sebelum mulai mengerjakan soal, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu
b. Bacalah dan pahami soal dengan cermat
c. Kerjakan soal dengan jujur dan teliti
d. Tulislah penyelesaian secara urut mulai dari Diketahui, Ditanya, dan
Dijawab (bentuk persamaan, penyelesaian persamaan, penulisan jawaban
akhir sesuai konteks soal).
e. Jangan lupa untuk mengoreksi kembali hasil jawaban sebelum dikumpulkan.
Soal :
1. Seorang petani membeli 3 kantong bibit cabai dan 2 kantong bibit tomat
dengan harga Rp.340.000,00. Pada waktu yang sama, petani lain membeli
2 kantong bibit cabai dan 1 kantong bibit tomat dengan harga Rp.200.000,00.
Tentukan berapa harga yang harus dibayar untuk sekantong bibit cabai dan
sekantong bibit tomat?
2. Umur Kania 9 tahun lebih tua dari umur Ari. Sedangkan jumlah umur
mereka adalah 45 tahun. Tentukan masing-masing umur Kania dan Ari!
Nama : _________________
Kelas : _________________
Absen : _________________
Page 56
43
Jawaban :
1. Diketahui :
Ditanya :
Dijawab:
Model Matematika (Persamaan) :
Penyelesaian Persamaan :
Jawaban Akhir :
Page 57
44
2. Diketahui :
Ditanya :
Dijawab:
Model Matematika (Persamaan) :
Penyelesaian Persamaan :
Jawaban Akhir :
Page 58
45
Lampiran 3. Lembar Wawancara
LEMBAR WAWANCARA
Hari/tanggal wawancara : ...................................................
Nama Siswa : ...................................................
Kelas : ...................................................
Soal Wawancara:
No Pertanyaan Respon Siswa
1. Bagaimana pendapatmu tentang
soal yang diberikan? (Sulit, sedang
atau mudah).
2. Apakah kamu sudah yakin dengan
jawabanmu sebelumnya?
3. Apakah kamu sudah meneliti
kembali hasil jawabanmu sebelum
dikumpulkan?
4. Apa yang kamu pahami dari soal
nomor 1?
5. Menurutmu bagaimana langkah-
langkah mengerjakan soal nomor
1?
6. Apa yang kamu pahami dari soal
nomor 2?
7. Menurutmu bagaimana langkah-
langkah mengerjakan soal nomor
2?
8. Apakah kamu mengalami kesulitan
dalam membuat model
matematika? Jika iya, jelaskan apa
yang menyebabkan kamu
mengalami kesulitan!
9. Dari model matematika yang
sudah kamu buat, terdapat
kesalahan pada (bagian siswa
mengalami kesalahan). Apa yang
Page 59
46
menyebabkan kamu mengalami
kesalahan tersebut? *
10. Apakah kamu mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan persamaan
(model matematika)? Jika iya,
jelaskan mengapa kamu
mengalami kesulitan!
11. Dari penyelesaian persamaan yang
sudah kamu kerjakan, terdapat
kesalahan pada (bagian siswa
mengalami kesalahan). Mengapa
kesalahan tersebut bisa terjadi? *
12. Pada jawaban yang sudah kamu
kerjakan, terdapat kesalahan pada
penulisan jawaban akhir. Apa yang
menyebabkan kamu mengalami
kesalahan tersebut? **
Catatan :
* Pertanyaan diajukan jika terdapat kesalahan pada jawaban soal nomor 1 dan 2
** Pertanyaan diajukan jika terdapat kesalahan dalam penulisan jawaban akhir
pada soal nomor 1 dan 2
Page 60
47
Lampiran 4. Lembar Validasi Tes (Dosen)
Page 62
49
Lampiran 5. Lembar Validasi Wawancara (Dosen)
Page 64
51
Lampiran 6. Lembar Validasi Tes (Guru)
Page 66
53
Lampiran 7. Lembar Validasi Wawancara (Guru)
Page 68
55
Lampiran 8. Surat Pengantar Penelitian
Page 69
56
Lampiran 9. Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa