Page 1
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
35 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN
SISWA KELAS IV SDN 4 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2020/2021
Febriyanti Umi Khabibah
1, Suhartono
2, Rokhmaniyah
3
Universita Sebelas Maret
E-mail: [email protected] , [email protected]
2,
[email protected]
Abstrak Komunikasi berkaitan dengan keterampilan berbahasa, salah satunya menulis. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran manulis masih perlu ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran kaidah ejaan, kesalahan ejaan
dalam karangan, dan alasan terjadi kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas IV.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil
penelitian ini yaitu pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV dengan menyelipkannya dalam
materi tertentu yang ada hubungannya dengan kebahasaan. Kesalahan ejaan dalam karangan
siswa yaitu pemakaian huruf (vokal, konsonan, diftong, kapital, miring, dan tebal), penulisan
kata (dasar, berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata partikel, singkatan
dan akronim, angka dan bilangan, serta kata ganti), pemakaian tanda baca (titik, koma, titik
dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik, dan penulisan unsur
serapan mengenai penulisan unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Alasan terjadinya kesalahan ejaan yaitu faktor internal dan
eksternal.
Kata kunci: analisis, kelas IV, kesalahan ejaan
Abstract
Communication is related to language skills. One of them is writing. In fact, writing learning
outcomes still need to be improved. The study aimed to describe the learning of spelling
rules, spelling errors, and factors for spelling errors in student’s essays of fourth grade. The
research was qualitative approach with a case study method. The results showed that spelling
rules were delivered in certain materials having something to do with linguistic rules.
Spelling errors in student’s essay were the letters (vowels, consonants, diphthongs, capitals,
italics, and bold), the words (root words, affixes, repetition, word combinations, prepositions,
particle words, abbreviations and acronyms, numbers, and pronouns), the punctuation marks
(period, comma, colon, hyphen, dash, question mark, exclamation mark, and quotation mark),
and the loan words (adopted foreign words then adjusted into Indonesian language rules). The
factors in spelling errors were internal and external factors.
Keywords: analysis, fourth grade, spelling errors
Page 2
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
36 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa bertujuan untuk
mencapai kemampuan berbahasa yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Melalui kegiatan mengarang siswa
dilatih untuk terampil berbahasa yang
mencakup beberapa hal seperti tata bahasa,
tata bunyi, kosa kata, dan ejaan. Aspek
kebahasaan khususnya ejaan, siswa dituntut
untuk menerapkan ejaan pada setiap kata
yang dirangkai ke dalam kaIimat sesuai
dengan aturan yang berlaku yakni PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Menurut Permendikbud RI nomor 50 tahun
2015, PUEBI membahas tentang
pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur
serapan. Adapun bentuk karangan antara
lain karangan deskripsi, narasi,
argumentasi, persuasi, dan eksposisi.
Karangan narasi menurut Akhyar
(Purwo, 2019: 2) adalah wacana yang
berusaha mengisahkan suatu peristiwa
sehingga tampak seolah-olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa
tersebut. Karangan narasi mencakup unsur
kronologis di dalamnya sehingga siswa
dapat menghasilkan karangan sesuai urutan
peristiwa berdasarkan pengalamannya
sendiri. Selanjutnya, Pitaloka, Purnamasari
dan Arifin (2019: 12) mengemukakan
bahwa karangan teks deskripsi merupakan
suatu gagasan tertulis yang
menggambarkan suatu objek dengan
mengungkapkan rincian khusus yang
ditimbulkan sehingga membuat pembaca
seolah-olah ikut menyaksikan sesuatu yang
digambarkan atau menghidupkan kesan dan
daya khayal pada pembaca.
Menurut Nugraheni (2017) karangan
eksposisi memiliki maksud untuk
memperluas wawasan dengan definisi,
contoh, dan lain-lain. Selanjutnya,
karangan persuasi memiliki tujuan untuk
mengajak atau membujuk pembaca agar
mau mengikuti kemauan atau ide penulis
dengan disertai alasan bukti dan contoh
konkret. Selain itu, beliau juga menyatakan
pendapatnya mengenai karangan
argumentasi, bahwa karangan argumentasi
memiliki tujuan untuk memberikan
pendapat.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
hasil pembelajaran menulis masih perlu
ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara
kepada guru kelas IV, guru kerap kali
masih menemukan permasalahan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
untuk kegiatan menulis. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh hasil penelitian
Ardianto (2018) bahwa bentuk kesalahan
penulisan ejaan dan tanda baca pada hasil
karangan siswa sekolah dasar sebanyak 252
kesalahan penulisan dari 139 data dan
telah diklasifikasikan sesuai kategori
pembahasa. Hal ini senada dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Alfiana
(2018) bahwa terdapat kesalahan ejaan
dalam karangan siswa kelas IV sekolah
dasar yakni 1) Kesalahan penggunaan tanda
baca pada karangan satu sebanyak 85
kesalahan dan karangan dua sebanyak 56
kesalahan. 2) Kesalahan penulisan kata
pada karangan satu sebanyak 35 kesalahan
dan karangan dua sebanyak 22 kesalahan.
3) kesalahan penggunaan huruf kapital
pada karangan satu sebanyak 162 kesalahan
dan karangan dua sebanyak 89 kesalahan.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pitaloka, dkk. (2019) juga
menunjukkan masih adanya kesalahan pada
penulisan khususnya ejaan yakni kesalahan
penulisan huruf kapital sebanyak 1343,
kesalahan penulisan kata sebanyak 362, dan
kesalahan penggunaan tanda baca sebanyak
369 dengan persentase 11,09%, 2,99%, dan
3,04%. Hal ini berarti guru disarankan agar
menekankan dan memberikan contoh
Page 3
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
37 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
penggunaan ragam bahasa yang sesuai
dengan kaidah penulisan yakni PUEBI baik
secara lisan maupun tulisan. Fenomena
kesalahan ejaan masih ditemukan pada
jenjang SMP sederajat, SMA sederajat, dan
perguruan tinggi. Hal ini selaras dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ginting (2019) yaitu “In conclusion, most
of the students have considerabIe difficulty
in forming the correct form of the words”.
Artinya sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan yang cukup besar
untuk membentuk kata yang benar. Dengan
demikian, kita perIu memahami faktor apa
saja yang menyebabkan kesalahan dalam
berbahasa
Kesalahan ejaan termasuk kesalahan
berbahasa dalam keterampilan tulis. Hal ini
tentu berpengaruh pada kualitas sebuah
karangan. Menurut Hamlan (2018)
kesalahan berbahasa yaitu suatu proses
kerja yang digunakan oleh guru dan peneliti
bahasa dengan langkah-langkah yaitu
pengumpulan data, identifikasi kesalahan,
penjelasan kesalahan, dan pengklasifikasian
kesalahan. Ketika karangan sudah
sempurna menurut segi isi maka belum
tentu karangan dapat dianggap sebagai
karangan yang baik. Jika masih banyak
kesalahan ejaan karena tidak
memperhatikan ejaan yang benar.
Ironisnya, siswa terkadang tidak tahu apa
yang harus dilakukan saat berkaitan dengan
pembelajaran menulis. Mereka mengalami
kesulitan menggunakan ejaan yang benar
dalam membuat sebuah karangan.
Penyebab dari kesalahan ejaan yang terjadi
antara lain siswa masih kurang memahami
tentang ejaan, kurang terbiasa
menggunakan ejaan yang benar, dan faktor
lingkungan sekitar.
Berdasarkan permasalahan tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang dapat mengungkapkan berbagai
macam kesalahan dalam karangan terutama
masalah ejaan. Masalah yang akan diteliti
oleh penulis adalah kesalahan pemakaian
huruf, kesalahan penulisan kata, dan
kesalahan pemakaian tanda baca dalam
karangan siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas IV SDN 4 Kutosari
Kabupaten Kebumen. Adapun tujuan
penelitian ini yaitu mendeskripsikan
kesalahan ejaan dan alasan terjadi
kesalahan ejaan dalam karangan siswa serta
pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV
SDN 4 Kutosari tahun ajaran 2020/2021.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus.
Menurut Sugiyono (2019: 18) penelitian
kualitatif adalah pendekatan penelitian
yang mendeskripsikan peristiwa secara
alamiah tanpa ada tambahan atau
pengurangan data, dan peneliti bersifat
sebagai instrumen kunci. Selanjutnya,
Rahardjo (2017: 3) mengatakan bahwa
studi kasus adalah metode penelitian yang
memfokuskan pada satu fenomena saja
yang dipilih dan ingin dipahami secara
mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat
perorangan, sekelompok orang, lembaga,
atau organisasi dan biasanya peristiwa yang
dipilih berkaitan dengan kasus yakni hal
yang aktual, bukan sesuatu yang sudah
lewat. Data penelitian ini adalah data
kualitatif dan kuantitatif. Sumber data
penelitian ini yaitu informan (guru dan
siswa kelas IV A) dan dokumen.
Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu purposive sampling.
Menurut Sidiq dan Choiri (2019: 122)
purposive sampling (sampling bertujuan)
yaitu teknik sampling yang digunakan oleh
peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di
Page 4
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
38 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
dalam pengambilan sampelnya. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh Pengumpulan data pada
penelitian ini observasi, tes, wawancara,
dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Selanjutnya, teknik
analisis data yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menyajikan
kesalahan-kesalahan ejaan pada karangan
siswa kelas IV A SDN 4 Kutosari. Data
yang telah terkumpul dalam penelitian ini
adalah 46 karangan. Karangan pertama
berjumlah 20 dan kedua 26 karangan.
Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari
20 Februari 2021 sampai 7 April 2021.
Data penelitian didapatkan melalui
observasi selama pembelajaran melalui
WhatsApp group. Selain itu, data juga
diperoleh melalui wawancara dan studi
dokumen. Wawancara dilakukan pada guru
dan siswa kelas IV A SDN 4 Kutosari.
Hasil penelitian ini berdasarkan
penilaian karangan yang dibuat oleh siswa
kelas IV A dengan mengacu pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau
PUEBI. Selain itu, peneliti juga membahas
tentang pelaksanaan pembelajaran yang ada
di kelas IV A dan alasan-alasan atau faktor
yang menyebabkan terjadinya kesalahan
ejaan dalam karangan siswa.
Tabel 1
Frekuensi dan Persentase Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa
No Aspek Kesalahan Ejaan Frekuensi Persentase
1 Pemakaian Huruf 1.525 56,04%
2 Penulisan Kata 583 21,43%
3 Pemakaian Tanda baca 605 22,23%
4 Penulisan Unsur Serapan 8 0,30%
Jumlah 2.721 100%
Grafik 1
Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa Kelas IV A SDN 4 Kutosari
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui kesalahan ejaan yang paling banyak
ditemukan yaitu kesalahan pemakaian huruf yakni 56,04%, kemudian kesalahan penulisan kata
21,43%, pemakaian tanda baca 22,23%, dan yang paling sedikit adalah kesalahan penulisan unsur
serapan yakni 0,30%.
0,00% 20,00% 40,00% 60,00%
Pemakaian Huruf
Pemakaian Tanda Baca
Grafik Kesalahan Ejaan
Page 5
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
39 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
Pembelajaran Kaidah Ejaan di Kelas IV
Pembelajaran yang dilakukan di SD
Negeri 4 Kutosari adalah pembelajaran daring.
Namun, sewaktu-waktu dapat melakukan
kegiatan luring berupa kunjungan jika
dianggap perlu. Pembelajaran tentang kaidah
ejaan disampaikan dengan cara menyelipkan ke
dalam materi tertentu yang masih ada
hubungannya dengan kaidah kebahasaan.
Contohnya ketika menulis kalimat dalam
paragraf, menuliskan kata sulit dalam bentuk
tabel dan dapat memahami artinya,
menceritakan cerita rakyat yang dibuat dengan
bahasa daerahnya, menceritakan daerah asal
dan keunikan dari setiap rumah adat, membuat
laporan tertulis mengenai keragaman di
Indonesia, menceritakan tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi, menuliskan keragaman
karakteristik individu berdasarkan ciri fisik
anggota keluarga, membuat cerita, praktek
melakukan wawancara, membaca teks bacaan,
dan lain-lain.
Pembelajaran daring di kelas IV A
menggunakan WhatsApp group. Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru kelas IV A,
siswa sudah pernah disarankan untuk membeli
buku tentang kaidah kebahasaan atau mencari
sumber tentang kaidah ejaan di internet.
Walaupun demikian, di dalam pembelajaran
masih terjadi beberapa kesalahan ejaan.
Dengan demikian, pembelajaran kaidah ejaan
di kelas IV dilaksanakan dengan menyelipkan
pembelajaran kaidah ejaan ke dalam materi-
materi tertentu yang dapat dikaitkan dengan
ejaan sehingga belum tersentuh secara
menyeluruh.
Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur
serapan pada karangan siswa. Karangan yang
dibuat oleh siswa berdasarkan pada studi
dokumen dan tes membuat karangan yaitu
argumentasi, narasi, persuasi, dan ekposisi.
1. Kesalahan Pemakaian Huruf
Kesalahan pemakaian huruf pada
karangan siswa, seperti penggunaan huruf
vokal, konsonan, diftong, kapital, miring,
dan tebal. Di dalam penelitian ini terdapat
1.525 kesalahan pemakaian huruf dalam
karangan siswa. Kesalahan tersebut meliputi
kesalahan penggunaan huruf vokal 21
kesalahan, huruf konsonan yang berjumlah
20 kesalahan, penggunaan diftong 11
kesalahan, huruf kapital sebanyak 1.200
kesalahan, kesalahan penggunaan huruf
miring ada 59 kasus dan huruf tebal 214
kesalahan. Berdasarkan uraian tersebut,
kesalahan pemakaian huruf yang paling
banyak terjadi adalah kesalahan penggunaan
huruf kapital. Hal ini selaras dengan
penelitian Alfina (2018) bahwa kesalahan
pada penggunaan huruf kapital merupakan
kesalahan berbahasa Indonesia dengan
tataran ejaan yang paling dominan.
Penelitian ini relevan dengan hasil
penelitian Pitaloka, dkk. (2019) bahwa
terjadi kesalahan pemakaian huruf kapital
pada karangan, yaitu kesalahan penulisan
huruf kapital di awal dan tengah kalimat,
huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa, dan huruf pertama nama
geografi. Selain itu, penelitian yang
dilakukan oleh Alfiana (2018) juga relevan
dengan penelitian ini, bahwa terjadi
kesalahan pemakaian huruf kapital pada
judul karangan, huruf pertama awal kalimat,
dipakai pada tengah kalimat, huruf pertama
nama geografi, huruf pertama nama bulan,
hari, dan nama orang. Walaupun demikian,
di dalam penelitian ini didapatkan
kesalahan-kesalahan lainnya selain yang
sudah disebutkan di dalam penelitian yang
relevan.
Berdasarkan data ada 2 orang yang
mengalami kesalahan pemakaian huruf
Page 6
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
40 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
vokal, huruf konsonan 1 orang, diftong 7
orang, huruf kapital 26 orang, huruf miring
17 orang, dan huruf tebal 9 orang. Penelitian
ini mendeskripsikan kesalahan penggunaan
ejaan dalam karangan siswa sekolah dasar
kelas IV A.
a. Kesalahan Penggunaan Vokal
Berikut ini beberapa kesalahan dari
beberapa kata atau kalimat yang kurang
tepat :
1) Huruf a seperti huruf u
a) Sekiranya sudah jam 13.00 alcu
Pergi untulc bermain bersumu
teman-temanlcu.
2) Huruf a seperti o
a) Setelah selesai sholat aku Pergi
lce lcamar mondi untulc mondi
dan jugo aku gosok gigi agar
gigiku selalu bersih.
3) Huruf u seperti huruf a
a) aku disana bermain dengan
saudaraka
b) ... aka balik ke rumah saudaraka.
Contoh data di atas menunjukkan
adanya kesalahan penggunaan huruf.
Pembetulan pada kata tersebut menjadi
bersama, aku, mandi, juga, dan
saudaraku. Jadi, kesalahan penggunaan
huruf vokal yang ditemukan yaitu huruf
a seperti u, huruf a seperti o, dan huruf
u seperti a.
b. Kesalahan Penggunaan Konsonan
Berikut ini beberapa data berkaitan
kesalaha penggunaan huruf konsonan.
1) Setelah selesai sholat aku Pergi lce
lcamar mondi untulc mondi dan
jugo aku gosok gigi agar gigiku
selalu bersih.
2) Biasanya alcu menonto Televisi
sambil memalcan cemilan.
3) Sekiranya sudah jam 13.00 alcu
Pergi untulc bermain bersumu
teman-temanlcu.
Contoh data penggunaan huruf
konsonan di atas mengindikasikan
bahwa terdapat kesalahan. Pembetulan
penggunaan huruf pada data tersebut
yaitu ke, kamar, aku, memakan, untuk,
dan teman-temanku. Jadi, kesalahan
penggunaan huruf konsonan yaitu huruf
k seperti gabungan huruf l dan c.
c. Kesalahan Pemakaian Diftong
Berikut ini beberapa contoh kalimat
yang mengalami kesalahan pemakaian
diftong.
1) ... karena sedang hamil jadi harus
ku bantu agar tidak kecapean.
2) Sehabis tidur saya sholat ashar dan
ngaji bersama sodara.
3) ... aku lakukan tergolong otodidak.
4) ... ada teman belajar yang rame
rame,dirumah sepi dan bosan.
Di dalam bahasa Indonesia ada
empat diftong, yaitu ai, au, ei, dan oi.
Data di atas menunjukkan adanya
kesalahan diftong dan pembetulannya
yakni, diftong ai (kecapaian & ramai-
ramai) dan au (saudara & autodidak).
d. Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital
Kesalahan pemakaian huruf kapital
ditemukan dalam karangan siswa.
Adapun penjelasan lebih lanjut adalah
sebagai berikut:
1) Penulisan Judul
Beberapa kesalahan huruf kapital
pada penulisan judul karangan:
a) Berlibur ke PanTai bersama
keluarga
b) aku pergi ke rumah saudaraku
c) Perjalananku Ke Sungai dengan
keluarga ku
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama pada setiap kata
(termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam penulisan judul,
kecuali kata tugas, seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk, yang
Page 7
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
41 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
tidak terletak di posisi awal. Selain
itu, jika judul ditulis huruf besar
semua maka kata tugas juga ditulis
dengan huruf besar. Penulisan judul
di atas kurang tepat. Oleh karena itu,
pembetulan dari data tersebut yaitu,
Berlibur ke Pantai Bersama
Keluarga, Aku Pergi ke Rumah
Saudaraku, dan Perjalananku ke
Sungai dengan Keluargaku.
2) Penulisan dalam Kata/Kalimat
Beberapa kesalahan penulisan
huruf kapital pada kata/kalimat
dalam karangan:
1) Penjelasan tentang Materi
pelajaran Kurang jelas.
2) aku bangun pagi jam 06.00.
3) Setelah aku nyiciPin em Rasanya
enak kata aku
4) ibu ku berkata “Fabian Janganlah
kau bercanda”.
5) Aku Dan KeluARgAku Pun
suDAH SamPAi Di PAnTAi.
6) Harga karcis di pantai GLagah
6.000.
7) Aku menjawab “Okelah kalo
begitu, Mari kita Masak”
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama awal kalimat, baik
kalimat tidak langsung atau kalimat
dalam petikan langsung. Oleh karena
itu, huruf yang ada di tengah atau di
akhir kata tidak ditulis dengan huruf
kapital, kecuali kata tersebut sudah
diatur dalam PUEBI agar dituliskan
dengan huruf besar. Pembetulan dari
data di atas, yaitu (1) Penjelasan
tentang materi pelajaran kurang
jelas, (2) Aku bangun pagi jam
06.00, (3) Setelah aku nyicipin, “Em
rasanya enak.” kata Aku, (4) Ibuku
berkata “Fabian janganlah kau
bercanda.”, (5) Aku dan keluargaku
pun sudah sampai di pantai, (6)
Harga karcis di Pantai Glagah
Rp6.000,00, dan (7) Aku menjawab,
“Okelah kalo begitu, mari kita
masak!”
Data tersebut menunjukkan
adanya kesalahan penggunaan huruf
kapital. Huruf kapital seharusnya
digunakan pada huruf pertama tapi
ada yag menuliskan di tengah kata
atau kalimat. Selain itu, ada juga
yang menuliskan dengan huruf kecil
di awal kalimat. Hal ini tidak sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang berlaku saat
ini.
3) Nama Bulan
Beberapa kesalahan pemakaian
huruf kapital pada penulisan nama
bulan:
a) Mulai tanggal 14 maret 2020
sekolah dilibutkan ...
b) ... Pada tangal novembe 2016.
Huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama pada nama bulan.
Data di atas menunjukkan kesalahan
penggunaan huruf kapital pada nama
bulan karena dituliskan dengan huruf
kecil. Adapun pembetulannya adalah
Maret dan November.
4) Nama Hari
Beberapa kesalahan pemakaian
huruf kapital pada penulisan nama
hari:
a) Jika hari minggu aku
membersihkan rumah bersama.
b) Hari minggu aku berlibur ke
PanTai bersama keluarga, tetaPi
mbah saya tidak di ajak.
Huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama pada nama hari. Data
di atas menunjukkan kesalahan
penggunaan huruf kapital pada nama
Page 8
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
42 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
hari karena dituliskan dengan huruf
kecil. Adapun pembetulan dari data
tersebut adalah Minggu.
5) Nama Orang
Beberapa kesalahan pemakaian
huruf kapital pada penulisan nama
orang:
a) ... aku Pergi ke elsam dan belaJar
dengan bu indri
b) Halo nama saya Namira syaukiya
ashari.
c) Aku belajar bersama syifa,
Revina, sabrina, ines, Shinaz,
yusuf, Rafi, dan Radit.
Huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan. Data di atas
menunjukkan adanya kesalahan
penulisan nama orang. Pembetulan
dari data tersebut yaitu Bu Indri,
Syaukiya Ashari, Syifa, Sabrina,
Ines, dan Yusuf. Kesalahan yang
ditemukan yaitu siswa menuliskan
nama orang dengan huruf kecil.
6) Nama Geografi
Beberapa kesalahan pemakaian
huruf kapital pada penulisan nama
geografi:
a) Aku keliling alun alun kelaten
terlebih dahulu.
b) ... yg di kebumen dan Ci
Lacap sudah meninggal semua
c) Aku Naik Kereta ke jakarta
menemui mbah ku
Huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama nama geografi. Data
di atas menunjukkan kesalahan
penggunaan huruf kapital pada nama
geografi karena dituliskan dengan
huruf kecil. Adapun pembetulan dari
data tersebut adalah Kelaten,
Kebumen, dan Jakarta.
7) Kata yang Menunjukkan
Kekerabatan dalam Penyapaan
Beberapa kesalahan pemakaian
huruf kapital pada penulisan kata
yang menunjukkan kekerabatan
dalam penyapaan:
a) Tidak sekolah tatap muka dengan
Bu guru.
b) “Pandemi belum berlalu”, kata
ibuku.
Huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan dalam
penyapaan atau pengacuan. Hal ini
sesuai dengan data kedua. Oleh
karena itu, awal huruf kata Ibuku
ditulis dengan huruf kapital. Apabila
istilah tersebut bukan penyapaan
atau pengacuan maka ditulis dengan
huruf kecil. Hal ini sesuai dengan
data pertama pada kata bu guru
ditulis dengan huruf kecil.
e. Kesalahan Penggunaan Huruf Miring
Kesalahan penggunaan huruf miring
dalam karangan siswa masih ditemukan.
Berikut ini beberapa contoh data yang
berkaitan dengan kesalahan penggunaan
huruf miring:
1) Kalau lagi asyik ... dijemput gasik.
2) ... ibu guru melalui WhatsApp dan
classroom.
3) ... karena pembelajarannya lewat
youtube.
4) Setelah pembelajaran online selesai,
ada tugas yang harus ... guru.
5) ... orang tua dengansystem daring
Huruf miring dipakai untuk
menuliskan ungkapan atau kata dalam
bahasa daerah atau bahasa asing. Di
dalam data di atas terdapat bahasa
daerah dan bahasa asing, tetapi tidak
ditulis dengan huruf miring. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi kesalahan
penulisan huruf miring dan
Page 9
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
43 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
pembetulannya yaitu gasik, WhatsApp,
Classroom, Youtube, online, dan system.
f. Kesalahan Penggunaan Huruf Tebal
Kesalahan penggunaan huruf tebal
masih ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data yang
berkaitan dengan kesalahan penggunaan
huruf tebal:
1) Belajar Dirumah Saat Pandemi
2) BELAJAR DI SAAT PANDEMI
3) Belajar dari Rumah
Huruf tebal dipakai untuk
menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul karangan. Data di atas
menunjukkan kesalahan peggunaan
huruf tebal pada penulisan judul
karangan. Pembetulan dari data terebut,
yaitu Belajar di Rumah Saat Pandemi,
BELAJAR DI SAAT PANDEMI, dan
Belajar dari Rumah.
2. Kesalahan Penulisan Kata
Kesalahan penulisan kata yang
terjadi pada karangan siswa yaitu,
kesalahan menuliskan kata dasar,
berimbuhan, bentuk ulang, gabungan
kata, kata depan, kata partikel,
singkatan dan akronim, angka dan
bilangan, serta kata ganti. Di dalam
penelitian ini ditemukan 583
kesalahan penulisan kata.
Kesalahan penulisan kata dasar
sebanyak 168 kesalahan, kata
berimbuhan 62 kesalahan, bentuk
ulang 48 kesalahan, gabungan kata 88
kesalahan, kata depan 128 kesalahan,
kata partikel 11 kesalahan, singkatan
dan akronim 7 kesalahan, angka dan
bilangan berjumlah 10 kesalahan, dan
kesalahan kata ganti berjumlah 62
kesalahan. Berdasarkan uraian
tersebut dapat diketahui bahwa
kesalahan yang sering terjadi pada
penulisan kata yaitu penulisan kata
dasar.
Hasil penelitian ini relevan dengan
penelitian yan telah dilakukan oleh
Alfiana (2018) bahwa terjadi
kesalahan penulisan kata berimbuhan
(awalan dan akhiran ditulis serangkai
dan awalan digabung). Selain itu,
Pitaloka, dkk. (2019) juga melakukan
penelitian yang relevan yakni terjadi
kesalahan penulisan kata pada
karangan siswa mengenai kesalahan
penulisan preposisi di, ke, dan dari,
kesalahan penulisan kata dasar dan
kata bentukan. Namun, di balik itu
semua terdapat kesalahan yang lain
pada penelitian ini.
Berdasarkan data hasil penelitian
terdapat kesalahan penulisan kata
dalam karangan siswa. Kesalahan
penulisan kesalahan kata dasar
dilakukan oleh 21 orang, kata
berimbuhan 20 orang, bentuk ulang 16
orang, gabungan kata 19 orang, kata
depan 23 orang, kata partikel 7 orang,
singkatan dan akronim 3 orang, angka
dan bilangan 8 orang, dan kata ganti
18 orang. Adapun kesalahan penulisan
kata adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan Penulisan Kata
Dasar
Kesalahan kata dasar
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan kata
dasar:
1) Aku sangat sangat lincah jadi
setiap hari aku bersemangat.
2) ... kita bentuk bentuk yg cantik
dan rapih.
3) ... aku makan mie rebus
bersama kakak
4) Ayahku juga memberi nasehat
untuk selalu berdoa
5) lalu aku lanjud dengan makan
makan disana.
Page 10
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
44 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
6) Tidak beda lauh dengan saat
belajar di sekolah ...
7) Aku jadi kesulitan saat inggin
bertanya dengan ibu guru.
8) Disana aku naik turrun tangga
9) ... Zil pinjem uang pas duitny
500 rupiah doang
10) ... kalau ada pertanyaan yang
susuah aku meminta tolaong
kakak atau mamas.
Kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan dan menggunakan huruf
yang benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Data di atas
menunjukkan kesalahan penulisan
kata dasar karena kekurangan
huruf atau kelebihan huruf
sehingga kata menjadi salah.
Pembetulan penulisan data
tersebut, yaitu rapi, mi, nasihat,
lanjut, jauh, ingin, turun, pinjam,
susah, dan tolong. Selain itu, ada
kata yang ditulis rangkap dua,
yang seharusnya cukup ditulis
satu, yakni kata sangat.
b. Kesalahan Penulisan
Berimbuhan
Kesalahan kata berimbuhan
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan kata
berimbuhan:
1) Kegiatan belajar di lakukan
secara daring ....
2) aku dansemuanya tebangun
untuk salat.
3) ... setelah itu aku pulang
kerumah dan mengejarkan
tugas
4) Pengamalanku Saat liburan
5) ... aku melihat PersiaPPan
makan makan.
6) Setelah itu aku
bengerjakantugas sekolah
yang diberikan oleh bapak ibu
guru.
7) Namun ketika pandemi seperti
ini ibu guru mengawasi
mengunakan zoom meeting.
8) keliburanku di Karate dan di
rumah
9) ... buguru mnyenangkan
seperti menari ,menyayi,
menyeritakan awal masa
belajar pandemi
10) pelak sanaan dirumah salah
satu siswa.
Kata berimbuhan artinya kata
dasar tersebut memiliki awalan,
sisipan, akhiran, atau gabungan
awalan dan akhiran. Data di atas
adalah beberapa contoh data yang
menunjukkan kesalahan siswa
dalam menuliskan kata
berimbuhan. Hal ini membuktikan
bahwa kesalahan penulisan kata
berimbuhan dikarenakan oleh
kekurangan huruf atau kelebihan
huruf sehingga kata berimbuhan
menjadi salah. Adapun
pembetulan dari kata yang
dimaksud adalah dilakukan,
terbangun, mengerjakan,
pengalamanku, persiapan,
mengerjakan, menggunakan,
liburanku, menyenangkan,
menyanyi, menceritakan, dan
pelaksanaan.
c. Kesalahan Penulisan Bentuk
Ulang
Kesalahan penulisan bentuk
ulang ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
bentuk ulang:
1) Tapi adek”ku malah pada
bermain trek”kan, boneka, dan
lain”.
Page 11
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
45 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
2) ... kita bentuk bentuk yg
cantik dan rapih.
3) Tetapi semua keluargaku mau
bersiap siap untuk pulang naik
mobil.
4) ... sungguh sangat bosan sekali
hari hariku seperti ini.
5) Kita harus bersungguh.
Bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya. Data di
atas menunjukkan bentuk kata
ulang ditulis dengan tidak
menggunakan tanda hubung. Hal
ini membuktikan bahwa terjadi
kesalahan penulisan bentuk ulang.
Pembetulan dari bentuk ulang
tersebut, yaitu adik-adikku, truk-
trukkan, lain-lain, bentuk-bentuk,
bersiap-siap, dan hari-hariku.
Selain itu, ada juga bentuk ulang
yang kurang tepat karena kurang
kata, yakni bersungguh. Bentuk
ulang yang benar yaitu
bersungguh-sungguh.
f. Kesalahan Penulisan Gabungan
Kata
Kesalahan penulisan gabungan
kata ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
gabungan kata:
1) Sekolah yang
sangatkurindukan.
2) ... dan rindu untukmemakai
lagi baju seragam olah raga.
3) Disini aku benar-benar dilatih
mandiri untuk belajar dan
bertanggungjawab
4) ... tetapi ada kalanya
orangtuaku sedang sibuk
bekerja
5) ... menerapkan sistem belajar
jarak jauh atau disebut luring.
6) Terimakasih kepada guru
kelasku terutama bu Indri yang
membimbing dan memberi
tugas walaupun lewat online.
7) Saya tidak dapat bertemu
dengan teman-teman dan juga
ibu bapak guru.
Ada beberapa kesalahan yang
terjadi dalam penulisan gabungan
kata. Gabungan kata yang lazim
ditulis secara terpisah. Pada data di
atas ada gabungan kata lazim yang
ditulis serangkai. Adapun
pembetulan dari gabungan kata
mengacu data tersebut adalah
sangat kurindukan, orang tuaku,
belajar jarak jauh atau disebut
daring, dan terima kasih.
Selanjutnya, gabungan kata yang
dapat menimbulkan salah
pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung di
antara unsur-unsurnya. Di dalam
data tersebut belum menyertakan
tanda hubung. Pembetulan
gabungan kata berdasarkan data di
atas yaitu bapak ibu-guru. Di sisi
lain, gabungan kata yang
penulisannya terpisah tetap ditulis
terpisah jika mendapat awalan atau
akhiran. Pada data di atas
ditemukan penulisan kata yang
mendapat awalan ditulis serangkai.
Oleh karena itu, penulisan yang
betul menjadi bertanggung jawab.
Selain itu, gabungan kata yang
sudah padu ditulis serangkai. Data
di atas menunjukkan penulisan
gabungan kata yang dimaksud
ditulis terpisah oleh siswa. Adapun
gabungan kata yang betul adalah
olahraga.
g. Kesalahan Penulisan Kata Depan
Page 12
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
46 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
Kesalahan kata depan
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan kata
depan:
1) Beberapa hari dirumah aku
sudah mulai bosan.
2) Pada siang hari semua keluarga
ku kerumah aku untuk bermain
3) ada yg dikamar ke satu
4) Tapi aku mainan diruang tamu
dan tertidur.
5) Dipertengahan bulan maret
sekolahku di liburkan,semua
kegiatan ....
Penulisan kata depan di, ke,
dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Dilihat dari data di
atas penulisan kata depan masih
kurang tepat karena ditulis
serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Adapun pembetulan
kesalahan penulisan kata depan
yaitu di rumah, ke rumah, di kamar,
dan di pertengahan bulan.
h. Kesalahan Penulisan Kata
Partikel
Kesalahan kata partikel
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan kata
partikel:
1) lagi lagi aku dan adek
menghabiskan kuenya saja lah.
2) akuPun Pamit Sama Saudaraku
3) Ibuku lah yang rajin menjadi
bel sekolah yang memberi
Kata partikel -lah ditulis
serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Data di atas
menunjukkan adanya kesalahan
penulisan kata partikel lah karena
ditulis terpisah. Pembetulan
partikel lah pada data tersebut yaitu
sajalah dan Ibukulah. Selanjutnya,
kata partikel pun ditulis terpisah
dengan kata yang mendahuluinya.
Di dalam data tersebut partikel pun
ditulis serangkai. Pembetulan dari
data di atas yaitu aku pun dan saya
pun.
i. Kesalahan Penulisan Singkatan
dan Akronim
Kesalahan penulisan singkatan
dan akronim ditemukan dalam
karangan siswa. Berikut ini
beberapa contoh data berkaitan
kesalahan penulisan singkatan dan
akronim:
1) Untung kakak ku hampir tamat
smk ....
2) ... aku diceritakan dari bkc awal
samPai sekarang ....
3) Setelah shalat, aku menonton tv
sebentar.
Singkatan yang terdiri atas
huruf awal setiap kata yang bukan
nama diri ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. Data di
atas menunjukkan adanya
kesalahan penulisan singkatan
karena ditulis dengan huruf kecil.
Pembetulan dari kesalahan tersebut
yaitu SMK, BKC, dan TV.
j. Kesalahan Penulisan Angka dan
Bilangan
Kesalahan penulisan angka dan
bilangan ditemukan dalam
karangan siswa. Berikut ini
beberapa contoh data berkaitan
kesalahan penulisan angka dan
bilangan:
1) Di kelasku 4.A, sudah
dibuatkan 3 ruang belajar
2) Aku sekolah di SD Negeri
Kutosari 4 Kebumen, Jawa
Tengah kelas IV A.
Page 13
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
47 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
3) Waktu itu saya masih duduk
dibangku sekolah kelas 3
semester 2.
4) 2 anak omku sudah meninggal.
5) Harga karcis di pantai GLagah
6.000.
6) ... Zil pinjem uang pas duitny
500 rupiah doang
Bilangan tingkat dapat ditulis
dengan angka romawi. Dari data di
atas dapat dilihat bahwa siswa
menuliskan bilangan tingkat
dengan angka arab. Pembetulan
dari data tersebut yaitu IV A dan
III. Selanjutnya, penulisan SD
Negeri Kutosari 4 Kebumen
menjadi SD Negeri 4 Kutosari.
Dalam kasus ini penulisan angka
pada nama sekolah dasar kurang
tepat.
Selanjutnya, bilangan pada awal
kata ditulis dengan huruf. Data ke-4
menunjukkan bahwa bilangan di
awal kata ditulis dengan angka. Hal
ini tidak sesuai dengan PUEBI.
Pembetulan dari kalimat tersebut
yaitu dua anak omku sudah
meninggal. Selain itu, angka dipakai
untuk menyatakan nilai uang.
Penulisan di atas belum sesuai
dengan PUEBI. Pembetulannya yaitu
Rp6.000,00 dan Rp500,00.
k. Kesalahan Penulisan Kata Ganti
Kesalahan kata ganti ditemukan
dalam karangan siswa. Berikut ini
beberapa contoh data berkaitan
kesalahan penulisan kata ganti:
a) Aku dan teman-teman ku belajar
dirumah.
b) Ibu ku pun terkadang tidak sabar
saat mengajariku.
c) Saat siang aku bermain dengan
adik dan menonton acara
kesukaan ku.
d) ... karena sedang hamil jadi harus
ku bantu agar tidak kecapean.
e) ... aku bersantai di mobil dan
akhir nya kami samPai dirumah.
f) Menurut ku pembelajaran ada
kekurangannya dan ada
kelebihannya.
g) harimau-harimau nya ada
banyak warna putih dan oren
Kata ganti ku ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya atau
yang mendahuluinya, sedangkan -
nya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. Pembetulan dari
data di atas, yaitu teman-temanku,
ibuku, kesukaanku, kubantu,
akhirnya, menurutku, dan harimau-
harimaunya.
3. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
Kesalahan ejaan tentang pemakaian
tanda baca berjumlah 604 kesalahan.
Kesalahan pemakaian tanda baca ini
antara lain kesalahan penulisan titik
yaitu 211 kesalahan, kesalahan
penulisan tanda koma 324 kesalahan,
titik dua 5 kesalahan, tanda hubung 50
kesalahan, tanda pisah 5 kesalahan,
tanda tanya 2 kesalahan, tanda seru 3
kesalahan, dan tanda petik 4 kesalahan.
Kesalahan pemakaian tanda baca yang
paling banyak ditemukan yaitu
kesalahan pemakaian tanda koma
sebanyak 324 kesalahan dan kesalahan
yang paling sedikit yaitu 2 kesalahan
pemakaian tanda tanya.
Kesalahan tanda baca yang sudah
disebutkan di atas relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alfiana
(2018) bahwa kesalahan yang terjadi
yaitu penggunaan tanda titik yang tidak
dipakai di akhir kalimat pernyataan.,
Tanda koma tidak dipakai di antara
unsur-unsur pemerincian, di belakang
kata atau ungkapan penghubung antar
Page 14
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
48 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
kalimat, dan untuk memisahkan anak
kalimat yang mendahului induk kalimat
- Selanjutnya, tanda hubung tidak dipakai
untuk menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris. Selain
itu, penelitian Pitaloka, dkk (2019) juga
rekevan, buktinya terjadi kesalahan
penggunaan tanda baca pada karangan
siswa meliputi: kesalahan penggunaan
tanda titik (.), kesalahan penggunaan
tanda koma (,), kesalahan penggunaan
tanda (:), kesalahan penggunaan tanda
(?), dan kesalahan penggunaan tanda
hubung (-).
Kesalahan pemakaian tanda baca
masih dilakukan oleh siswa kelas IV A
SDN 4 Kutosari. Kesalahan pemakaian
tanda titik dilakukan oleh 24 orang,
tanda koma 26 orang, titik dua 2 orang,
tanda hubung 11 orang, tanda pisah 2
orang, tanda tanya 1 orang, tanda seru 2
orang, dan tanda petik 3 orang. Berikut
penjelasan lebih lanjut kesalahan
pemakaian tanda baca:
a. Kesalahan Pemakaian Tanda Titik
Kesalahan pemakaian tanda titik
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan tanda
titik:
1) Aku ke pantai naik mobil.
Bersama keluargaku.
2) aku Pergi Ke Rumah Saudaraku
aku kesana PaKai mobil.
3) Setelah aku nyiciPin em Rasanya
enak kata aku
4) ibu ku berkata “Fabian Janganlah
kau bercanda”.
5) Semoga diawal tahun 2021 bisa
bertatap muka kembali ... cepat
pergi dan hilang,
6) Salam TAKJUB ....!!!!
7) Disana aku naik turrun tangga
8) “Pandemi belum berlalu”, kata
ibuku.
Tanda titik digunakan pada akhir
kalimat pernyataan. Data di atas
menunjukkan adanya kesalahan
pemakaian tanda titik. Kesalahan
lainnya ada tanda titik di tengah-
tengah kalimat yang belum selesai
atau tidak ada tanda titik setelah
kalimat pernyataan selesai.
Pembetulannya, yaitu (1) Aku ke
pantai naik mobil ersama
keluargaku. (2) Aku pergi ke rumah
saudaraku. Aku ke sana pakai mobil.
(3) Setelah aku nyicipin, “Em
rasanya enak.” kata aku. (4) Ibuku
berkata, “Fabian janganlah kau
bercanda.” (5) Semoga di awal tahun
2021 bisa bertatap muka kembali ...
cepat pergi dan hilang. (6) Salam
TAKJUB! (7) Di sana aku naik turun
tangga. (8) “Pandemi belum
berlalu.”, kata Ibuku.
b. Kesalahan Pemakaian Tanda
Koma
Kesalahan pemakaian tanda
koma ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
tanda koma:
1) Jadi punya waktu bermain lebih
banyak dirumah.
2) Agar tidak bosan belajar
dirumah aku dan ibuku
membuat cemilan ...
3) Jika hari minggu aku
membersihkan rumah bersama.
4) Setelah itu aku membantu orang
tua ...
5) Setelah mendengar adzan aku
shalat ...
6) ... yang diampu oleh Ibu
Indriwali kelasku, ruang Kelas
Penjas 4.A yang diampu oleh
Page 15
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
49 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
Pak Reza guru penjasku, dan ...
Ibu Shindy guru PAI ku
7) ibu ku berkata “Fabian
Janganlah kau bercanda”.
8) Semoga diawal tahun 2021 bisa
bertatap muka kembali ... cepat
pergi dan hilang,
9) ... aku bangun padi makan dan
mandi.
10) OH iya, aku mau pergi, kita
kapan-kapan bertemu lagi ya.
11) Aku menjawab “Okelah kalo
begitu, Mari kita Masak”
12) ... sebelum datangnya virus
Corona. Tetapi semua kesedihan
ini ....
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu
pemerincian. Pembetulan dari
beberapa kalimat di atas, yaitu ... aku
bangun pagi, makan, dan mandi.
Selanjutnya, tanda koma dipakai
sebelum kata penghubung, seperti
tetapi, melainkan, dan sedangkan,
dalam kalimat majemuk setara.
Pembetulannya, ... sebelum
datangnya virus Corona, tetapi
semua kesedihan ini ....
Di sisi lain, tanda koma juga
digunakan untuk memisahkan anak
kalimat yang mendahului induk
kalimatnya. Pembetulan dari data di
atas yaitu Agar tidak bosan belajar di
rumah, aku dan ibuku membuat
cemilan. Selanjutnya, tanda koma
digunakan di belakang kata atau
ungkapan penghubung antar kalimat.
Pembetulannya, yaitu (1) Jadi, punya
waktu bermain lebih banyak
dirumah. (2) Setelah itu, aku
membantu orang tua ... (3) Setelah
mendengar adzan, aku shalat ...
Kemudian, tanda koma juga
dipakai sebelum dan/ atau sesudah
kata seru. Pembetulan dari data di
atas, yaitu Oh, iya, aku mau pergi,
kita kapan-kapan bertemu lagi ya.
Seterusya, tanda koma digunakan
untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat.
Pembetulannya, yaitu (1) Ibuku
berkata, “Fabian janganlah kau
bercanda.” (2) Aku menjawab,
“Okelah kalo begitu, mari kita
masak!”
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan atau
keterangan aposisi. Pembetulannya,
yaitu ... yang diampu oleh Ibu Indri,
wali kelasku, ruang kelas penjas IV
A yang diampu oleh Pak Reza, guru
penjasku, dan ... Ibu Shindy, guru
PAI-ku. Tanda koma juga dapat
dipakai di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk
menghindari salah baca/salah
pengertian. Pembetulannya yaitu
Jika hari minggu, aku membersihkan
rumah bersama. Selain itu, kesalahan
pemakaian tanda koma juga terjadi
ketika ditulis pada akhir kalimat.
Pembetulannya, semoga di awal
tahun 2021 bisa bertatap muka
kembali ... cepat pergi dan hilang.
c. Kesalahan Pemakaian Titik Dua
Kesalahan pemakaian tanda titik
dua ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
tanda titik dua:
1) Pada pandemi aku selalu
pakemasker lakukan 3m
memakai mask, mencuci tangai
menjaga jarak
2) ... aku mulai mengerjakan dari
jam 08:30 sampai jam 11:30.
Tanda titik dua dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap yang
Page 16
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
50 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Data di atas menunjukkan bahwa
terjadi kesalahan pemakaian tanda
titik dua karena pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian tidak ada
tanda titik dua. Pembetulannya, yaitu
pada pandemi aku selalu pakai
masker lakukan 3M: memakai
masker, mencuci tangan, dan
menjaga jarak. Selain itu, ada
kesalahan penggunaan titik dua pada
penulisan jam, seharusnya
menggunakan tanda titik, 08.30
sampai jam 11.30.
d. Kesalahan Pemakaian Tanda
Hubung
Kesalahan pemakaian tanda
hubung ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
tanda hubung:
1) guru penjasku, dan ... Ibu Shindy
guru PAI ku.
2) Perja
lananya naik-naik dan motornya
tidak bisa dinyalakan.
3) Setelah shol
at saya tidur.
4) Yang biasanya dilakukan di
sekolah sekarang tidak, karena
adanya Covid 19.
5) ... di kebumen dan Ci
Lacap sudah meninggal
semua
6) ... ayahku sehat dan panjjang
umur sampai aku mem
punyai anak
7) lagi lagi aku dan adek
menghabiskan kuenya saja lah.
Tanda hubung dipakai untuk
menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris.
Pembetulan dari data di atas meliputi
a) Perja-
lananya naik-naik dan motornya
tidak bisa dinyalakan.
b) Setelah shol-
at saya tidur.
c) ... di kebumen dan Ci-
lacap sudah meninggal semua
d) ... ayahku sehat dan panjjang
umur sampai aku mem-
punyai anak
Selanjutnya, tanda hubung
dipakai untuk manyambung unsur
kata ulang. Pembetulan dari data di
atas yaitu menjadi lagi-lagi. Tanda
hubung dupakai untuk merangkai
huruf dan angka. Data di atas tidak
menyertakan tanda hubung.
Pembetulan dari data di atas yaitu
Covid-19. Selain itu, tanda hubung
juga dipakai untuk merangkai kata
ganti -ku dengan singkatan yang
berupa huruf kapital. Pembetulan
dari data di atas yaitu guru penjasku,
dan ... Ibu Shindy guru PAI-ku.
e. Kesalahan Pemakaian Tanda
Pisah
Kesalahan pemakaian tanda
pisah ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
tanda pisah:
1) Kemudian aku mandi, sarapan,
dan siap – siap untuk berangkat
sekolah.
2) ... yang diampu oleh Ibu
Indriwali kelasku, ruang Kelas
Penjas 4.A yang diampu oleh
Pak Reza guru penjasku, dan ...
Ibu Shindy guru PAI ku
3) Angat tidak enak sekali karena
tidak ada teman – teman yang
lengkap.
Kesalahan penggunaan tanda
pisah dari data di atas yaitu pada
bentuk ulang yang seharusnya
Page 17
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
51 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
menggunakan tanda hubung justru
menggunakan tanda pisah. Oleh
karena itu, pembetulan dari data di
atas yaitu siap-siap dan teman-
teman. Selanjutnya, tanda pisah
dapat digunakan untuk menegaskan
adanya keterangan aposisi atau
keterangan lainnnya. Pembetulan
dari data di atas yaitu berkaitan
dengan keterangan aposisi, Ibu
Indri–wali kelasku, Pak Reza–guru
penjasku, dan Bu Shindy–guru PAI-
ku.
f. Kesalahan Pemakaian Tanda
Tanya
Kesalahan pemakaian tanda
tanya ditemukan dalam karangan
siswa. Berikut ini beberapa contoh
data berkaitan kesalahan penulisan
tanda tanya:
1) Aku bertanya kepada ibuku “
Hari ini kita masak apa bu”.
2) Ibuku menjawab “Bagaimana
kalo kita nyayur sop nanti
lauknya ayam”.
Tanya tanya dipakai di akhir
kalimat tanya. Data di atas
menunjukkan adanya kalimat tanya,
tetapi tidak diakhiri tanda tanya.
Pembetulannya yaitu “Hari ini kita
masak apa Bu?” dan “Bagaimana
kalo kita nyayur sop nanti lauknya
ayam?”
g. Kesalahan Pemakaian Tanda Seru
Kesalahan pemakaian tanda seru
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan tanda
seru:
1) Amin amin...!!!.
2) Salam TAKJUB ....!!!!
3) Aku menjawab “Okelah kalo
begitu, Mari kita Masak”
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri
ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan. Data di atas
mengalami kesalahan tanda seru.
Pembetulan dari data di atas, yaitu
(1) Amin amin. (2) Salam TAKJUB!
(3) Aku menjawab “Okelah kalau
begitu, mari kita masak!”
h. Kesalahan Pemakaian Tanda
Petik
Kesalahan pemakaian tanda petik
ditemukan dalam karangan siswa.
Berikut ini beberapa contoh data
berkaitan kesalahan penulisan tanda
petik:
1) Setelah aku nyiciPin em
Rasanya enak kata aku
2) Di tengah jaLan saya meLihat
patung dan dibawahnya ada
tulisan Kulon Progo.
3) ... dan menyanyikan Lagu
Indonesia Raya, kemudian
bersiap belajar ....
Tanda petik dipakai untuk
mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain.
Pembetulannya dari data di atas
yaitu 1) Setelah aku nyicipin, “Em,
rasanya enak.” kata Aku. 2) Di
tengah jalan saya melihat patung dan
di bawahnya ada tulisan “Kulon
Progo.”
Selanjutnya, tanda petik dipakai
untuk mengapit judul lagu yang
dipakai dalam kalimat. Data di atas
menunjukkan kesalahan penggunaan
tanda petik pada penulisan judul
lagu. Pembetulannya, yaitu ... dan
menyanyikan lagu “Indonesia Raya”,
kemudian bersiap belajar ....
4. Kesalahan Penulisan Unsur Serapan
Kesalahan penulisan unsur serapan
dalam karangan siswa hanya sedikit
Page 18
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
52 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
terjadi yaitu kesalahan penulisan unsur
asing yang penulisan dan
pengucapannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia berjumlah 8
kesalahan.
Kesalahan penulisan unsur serapan
dalam karangan siswa hanya sedikit
terjadi yaitu kesalahan penulisan unsur
asing yang penulisan dan
pengucapannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia berjumlah 8
kesalahan. Beberapa data yang
mengalami kesalahan penulisan unsur
serapan yaitu:
a. Setelah mendengar adzan aku shalat
b. Setelah saya mendengar suara adzan
saya sholat dengan keluarga saya.
c. Sehabis tidur saya sholat ashar dan
ngaji bersama sodara.
Penulisan unsur serapan di atas
kurang tepat karena tidak sesuai dengan
PUEBI. Huruf sad (arab) menjadi s,
maka menjadi asar dan huruf zal (arab)
menjadi z, maka menjadi azan.
Alasan Terjadi Kesalahan Ejaan dalam
Karangan Siswa Kelas IV
Hasil penelitian yang dilakukan
menemukan beberapa faktor atau alasan-alasan
yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
ejaan dalam karangan. Adapun faktor penyebab
terjadinya kesalahan ejaan antara lain:
terpengaruh dengan bahasa yang lebih dulu
dikuasainya, ketepatan dalam menerapkan
kaidah bahasa, pelaksanaan pembelajaran yang
kurang mendukung, kurang lancarnya dalam
menggunakan bahasa Indonesia, kemampuan
siswa untuk berpikir abstrak, kondisi tubuh
yang kurang sehat, lingkungan sekitar yang
kurang mendukung, pengaruh penggunaan
gawai atau televisi yang kurang bijak, lupa,
tidak tahu PUEBI, dan kurangnya literasi.
Hal ini relevan dengan peelitian yang
telah dilakukan oleh Khotimah dan Suryandari
(2016) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menulis karangan, yaitu 1) kurang lancarnya
mereka dalam mengeluarkan ide-ide
menggunakan bahasa Indonesia, 2) kurang
terbiasanya mereka menggunakan bahasa
Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari, 3)
kurangnya pemahaman siswa tentang tema
cerita, 4) kurangnya kemampuan mereka dalam
berpikir abstrak, dan 5) perkembangan kognisi
siswa yang baru mencapai tahap operasional
konkret. Selain itu, penelitian yang dilakukan
oleh Pitaloka, dkk. (2019) juga selaras dengan
hasil penelitian bahwa tiga kemungkinan
penyebab orang melakukan kesalahan
berbahasa yakni terpengaruh oleh bahasa yang
lebih dahulu dikuasainya, kekurangpahaman
pemakaian bahasa yang dipakainya, dan
pengajaran bahasa yang kurang tepat.
Selain itu, ditemukan faktor lain yang telah
disebutkan di atas yakni kondisi yang kurang
sehat, lingkungan sekitar yang kurang
mendukung, pengaruh penggunaan HP dan
televisi yang kurang bijak, dan kurangnya
literasi. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini
alasan terjadinya kesalahan ejaan dapat
dikelompokkan mejadi dua, faktor internal dan
eksternal.
SIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini yaitu,
pertama pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV
A SDN 4 Kutosari tahun ajaran 2020/2021
sudah diselipkan ke dalam materi tertentu yang
berkaitan dengan ejaan sehingga belum secara
menyeluruh. Kedua, kesalahan ejaan yang
terjadi dalam karangan siswa kelas IV SDN 4
Kutosari tahun ajaran 2020/2021 yaitu
kesalahan pemakaian huruf yang meliputi :
vokal, konsonan, diftong, kapital, miring, dan
tebal.
Selanjutnya, kesalahan penulisan kata
meliputi: kata dasar, berimbuhan, bentuk ulang,
gabungan kata, kata depan, kata partikel,
singkatan dan akronim, angka dan bilangan,
dan kata ganti. Lalu, kesalahan pemakaian
Page 19
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X
53 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53
tanda baca meliputi: tanda titik, koma, titik
dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya,
tanda seru, dan tanda petik. Selain itu, di dalam
penelitian ini juga terdapat kesalahan penulisan
unsur serapan mengenai penulisan unsur asing
yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia.
Kesalahan tersebut hendaknya dapat
dijadikan sebagai masukan, agar lebih teliti
dalam menerapkan penggunaan ejaan. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa
siswa harus ditingkatkan agar dapat menekan
kesalahan-kesalahan tersebut. Selain itu,
kesalahan ejaan ini dapat digunakan sebagai
evaluasi oleh siswa ataupun guru sehingga
dapat mengambil langkah yang tepat untuk
dapat mencegah terjadinya kesalahan ejaan
yang serupa. Hal ini dilakukan demi
meningkatkan kemampuan berbahasa
seseorang menjadi baik dan benar. Ketiga,
alasan terjadinya kesalahan ejaan ada dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana, N. (2018). Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia Tataran Ejaan
dalam Karangan Siswa. Prosiding
Konfereni Ilmiah Dasar, 1, 67-78.
Madiun: Universitas PGRI Madiun.
Diperoleh 29 September 2020, dari http:
//prosiding.unipma.ac.id/index.php/KID
Ardianto, S. (2018). Analisis Kemampuan
Menulis Karangan Narasi dengan Tema
Peristiwa dalam Kehidupan pada Muatan
Bahasa Indonesia. Jurnal Dinamika
Pendidikan Dasar,10 (2), 112-121.
Diperoleh pada tanggal 29 September
2020, dari
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php
/Dinamika/article/download/3897/2319
Ginting, S.A. (2019). Lexical Formation Error
in the Descriptive Writing of Indonesian
Tertiary EFL Learners. International
Journal of Linguistics, Literature and
Translation (IJLLT). 2 (1), 85-89.
Diperoleh 23 Oktober 2020, dari
https://eric.ed.gov/?q=analysis+of+indon
esian+spelling+errors&id=ED593440
Hamlan, K. A. K. (2018). Analisis Kesalahan
Penulisan Kata pada Karangan Deskripsi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banawa
Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
Jurnal Bahasa dan Sastra, 3 (3).
Diperoleh 29 September 2020, dari http:
//jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS
/article/view/10053
Nugraheni, M. M. D. I. (2017). Analisis
Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-
Guru Sekolah Dasar Kabupaten
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun
2015. Skripsi. Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, FKIP Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Permendikbud RI Nomor 50 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. (2015).
Pitaloka, T., Purnamasari, I. dan Arifin, Z.
(2019). Analisis Kesalahan Ejaan pada
Penyusunan Karangan Teks Deskriptif
Sekolah Dasar. Journal of Primary and
Children’s Education, 2 (1), 11-17.
Diperoleh 28 September 2020, dari http:
//jurnal.unw.ac.id
Purwo, A. (2019). Analisis Kesalahan Ejaan
dalam Karangan Siswa pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III
SDN 2 Mojoarum Kecamatan Gondang
Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran
2018/2019. JURNAL PENA SD, 05 (01),
1-7. Diperoleh 28 September 2020, dari
https:
//jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.
php/pena-sd/article/view/1537
Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus dalam
Penelitian Kualitatif Konsep dan
Prosedurnya. Jurnal Ilmiah.
Malang:Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Diperoleh 15 November 2020 dari
http://repository.uin-malang.ac.id/1104/
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sidiq, U. dan Choiri, M. (2019). Metode
Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan. Ponorogo: Nata Karya.