BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berikut ini adalah permasalahan pada skenario 1 : Pasien perama, seorang perempuan usia 45 tahun datang dengan keluhan susah membaca meskipun sudah memakai kacamata sejak 2 minggu yang lalu. Pasien tidak mengeluhkan mata merah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan kondisi : VOD 6/15, VOS 4/60 mata tenang, setelah dilakukan koreksi OD dengan S - 5.25 D visus mencapai 6/6, koreksi OS denga S -0.75 D C -0.50 D axis 90 o visus mencapai 6/6. Untuk membaca dekat dikoreksi dengan S + 1.50 D. Pasien kedua, seorang laki-laki usia 40 tahun dengan kondisi mata kanan : visus 6/6 E, mata tenang. Adapun kondisi mata kiri : visus 3/60, mata tenang, dan sering merasa nyeri pada bola mata. Pada mata kiri dilakukan pemariksaan uji pinhole tidak maju, dan setelah dilakukan koreksi juga tidak mengalami kemajuan. Kemudian senior meminta untuk dilakukan pemeriksaan : persepsi warna, proyeksi sinar, tonometri, konfrontasi dan reflex fundus. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi dari Mata ? 2. Apa saja pemeriksaan pada mata ? 3. Mengapa pasien dengan keluhan berbeda mendapat pemeriksaan yang berbeda ? 4. Bagaimanakah kriteria mata tenang ? 5. Kelainan apa saja yang dapat menurunkan visus pada kondisi mata tenang ? 6. Penatalaksanaan apa saja yang harus dilakukan ? 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berikut ini adalah permasalahan pada skenario 1 :
Pasien perama, seorang perempuan usia 45 tahun datang dengan keluhan susah membaca
meskipun sudah memakai kacamata sejak 2 minggu yang lalu. Pasien tidak mengeluhkan
mata merah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan kondisi : VOD 6/15, VOS 4/60 mata
tenang, setelah dilakukan koreksi OD dengan S -5.25 D visus mencapai 6/6, koreksi OS
denga S -0.75 D C -0.50 D axis 90o visus mencapai 6/6. Untuk membaca dekat dikoreksi
dengan S + 1.50 D.
Pasien kedua, seorang laki-laki usia 40 tahun dengan kondisi mata kanan : visus 6/6 E, mata
tenang. Adapun kondisi mata kiri : visus 3/60, mata tenang, dan sering merasa nyeri pada
bola mata. Pada mata kiri dilakukan pemariksaan uji pinhole tidak maju, dan setelah
dilakukan koreksi juga tidak mengalami kemajuan. Kemudian senior meminta untuk
dilakukan pemeriksaan : persepsi warna, proyeksi sinar, tonometri, konfrontasi dan reflex
fundus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi dari Mata ?
2. Apa saja pemeriksaan pada mata ?
3. Mengapa pasien dengan keluhan berbeda mendapat pemeriksaan yang berbeda ?
4. Bagaimanakah kriteria mata tenang ?
5. Kelainan apa saja yang dapat menurunkan visus pada kondisi mata tenang ?
6. Penatalaksanaan apa saja yang harus dilakukan ?
C. Tujuan
1. Memahami ilmu-ilmu dasar kedokteran dan kedokteran klinik terutama yang berkaitan
dengan skenario.
2. Mampu menerapkan ilmu-ilmu dasar kedokteran dan ilmu kedokteran klinik ilmu
penyakit mata untuk memecahkan masalah dalam skenario.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI, FISIOLOGI, DAN HISTOLOGI MATA
Organon visus atau alat penglihatan secara anatomis dibagi menjadi :
Oculus
- Bulbus Oculi
- Nervus opticus
Organa Oculi Accessoria
- Palperae
- Aparatus Lakrimalis
Bola mata (bubus oculi), atau organ penglihatan, berada pada cavum orbita. Dinding bulbus
oculi disusun oleh tiga lapisan :
Tunika Fibrosa
- Sklera adalah bagian putih mata yang terletak dibagian posterior bulbi oculi yang
merupakan lanjutan dari kornea
2
- Kornea adalah lapisan penutup bulbi oculi dibagian anterior, transparan dan
avaskuler.
Tunika Vaskulosa
- Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian
belakang ditembus oleh nervus optikus. Salah satu fungsi koroid adalah memberikan
nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan
siliaris dan iris
- Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat
processus ciliaris serta musculus ciliaris.
- Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada di aqueous humor antara
kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Iris membagi ruangan
antara lensa dan kornea menjadi kamera anterior dan kamera posterior.
Tunika Nervosa
- Retina adalah membran nervosa penting, dimana gambaran objek eksternal
ditangkap. Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina, pada titik dimana
gambaran visual paling bagus ditangkap, disebut fovea sentralis. Sekitar 3 mm ke
arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus (optic disk), Bagian
ini satu-satunya permukaan retina yang insensitive terhadap cahaya, dan dinamakan
blind spot atau bintik buta.
Media refraksi adalah media yang akan membiaskan cahaya sehingga cahaya dapat tepat
jatuh di retina. Media refraksi pada bulbi oculi terdiri atas : kornea, aqueous humor, lensa dan
corpus vitreous.
- Humor Aqueous
Aqueous humor mengisi ruang anterior dan posterior bola mata. Humor aqueous
dihasilkan oleh processus silliaris yang kemudian dikeluarkan pada kamera posterior
ke kamera anterior melalui pupil dan didrainase melalui kanalis schlem.
- Corpus Vitreous
Corpus vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan
gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul
3
asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak
terdapatnya pembuluh darah dan sel.
- Lensa
Lensa terletak tepat di belakang iris, di depan badan vitreous, dan dilingkari oleh
prosesus siliaris yang mana overlap pada bagian tepinya. Kapsul lensa (capsula lentis)
merupakan membran transparan yang melingkupi lensa, dan lebih tebal pada bagian
depan daripada di belakang. Lensa merupakan struktur yang rapuh namun sangat
elastis.
Struktur mata yang sudah dijelaskan diatas berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke
retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas
berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan
lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan
menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang
impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak (Mann, 2008).
HISTOLOGI MATA
Mata adalah organ kompleks yang berkembang sangat fotosensitif yang memungkinkan analisis
dengan tepat bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan dari objek. Mata terdiri atas
3 lapisan konsentris : 1. Lapisan luar atau tunika fibrosa yang terdiri atas sklera dan kornea;
2.lapisan tengah atau tunika vaskuler terdiri atas koroid, korpus siliaris, dan iris; 3. Lapisan
dalam terdiri atas jaringan saraf, retina, yang berhubungan dengan sistem saraf pusat melalui
nervus opticus.
1. Lapisan luar atau tunika fibrosa
a. Sklera
5/6 posterior lapisan luar mata yang tidak tembus cahaya dinamakan sklera. Sklera terdiri
dari jaringan ikat padat kuat yang terutama dibentuk dari berkas-berkas kolagen yang
saling berpotongan dalam berbagai arah mempertahankan posisi paralel dalam
hubungannya dengan permukaan organ, zat dasar yang jumlahnya sedang, dan sedikit
fibroblas. Permukaan luar sklera (episklera) dihubungkan dengan lapisan jaringan ikat
padat yang dinamakan kapsula Tenon oleh serabut-serabut kolagen. Antara kapsula tenon
4
dan sklera terdapat ruang tenon, yang menyebabkan bola mata dapat bergerak berputar
pada semua arah.
b. Kornea
1/6 anterior lapisan luar mata yang tidak berwarna dan transparan dinamakan kornea.
Potongan melintang kornea menunjukkan kornea terdiri dari 5 bagian : epitel, membrana
bowman, stroma, membrana descemet, dan endotel. Epitel kornea adalah berlapis gepeng
tanpa tanduk dan terdiri dari 5-6 lapis sel. Pada bagian basal sel-sel tersebut terdapat
banyak gambaran mitosis yang bertanggung jawab atas kemampuan regenerasi kornea
yang besar.
Dibawah lapisan kornea terdapat membrana bowman, yang merupakan lapisan homogen
yang tebal dan terdiri atas serat-serat kolagen yang bersilangan secara acak dan pemadatan
subtansi interseluler, namun tanpa sel. Membran Bowman ini sangat membantu stabilitas
dan kekuatan kornea. Stroma terdiri atas banyak lapisan berkas kolagen parallel yang
saling menyilang tegak lurus. Serabut kolagen dalam setiap lamel saling berjajar parallel
dan melintasi seluruh lebar kornea. Membran Descemet adalah struktur homogen tebal
terdiri atas filament kolagen halus tersusun berupa jalinan 3 dimensi.
Endotel kornea adalah epitel selapis gepeng. Sel-sel ini memiliki organel khas bagi sel-sel
yang secara aktif mentranspor dan membuat protein untuk sekresi yang mungkin
berhubungan dengan pembuatan dan pemeliharaan Membran Descemet. Endotel dan
Epitel kornea berfungsi mempertahankan kejernihan kornea. Kedua lapisan itu sanggup
mentranspor ion Natrium ke permukaan apikalnya. Ion klorida dan air ikut secara pasif
sehingga stroma kornea dipertahankan dalam keadaan relative kering. Hal ini bersama
susunan serabut kolagen yang sangat halus dari stroma yang disusun teratur yang
menyebabkan jernihnya kornea.
2. Lapisan tengah atau tunika vaskuler
a. Koroid
Koroid adalah lapisan yang sangat vascular. Melanosit terdapat banyak dalam lapisan ini
dan memberikan warna hitam yang khas. Lapisan dalam koroid lebih banyak mengandung
pembuluh darah kecil daripada lapisan luar dan disebut lapisan koriokapiler yang
berfungsi sebagai nutrisi retina. Membran hialin amorf tipis memisahkan lapisan
koriokapiler ini dari retina. Lapisan ini dikenal sebagai Membran Bruch dan meluas dari
5
diskus optikus sampai ke ora serata. Diskus optikus juga disebut papilla optikus adalah
tempat nervus optikus memasuki bola mata. Koroid terikat pada sclera oleh lamina
suprakoroidal yaitu lapisan jaringan ikat longgar dengan banyak melanosit.
b. Korpus siliaris
Korpus siliaris adalah sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa, merupakan
cincin tebal yang utuh pada permukaan dalam bagian anterior sclera. Struktur histologis
korpus siliaris pada dasarnya adalah jaringan ikat longgar mengelilingi muskulus siliaris.
Struktur ini terdiri atas 2 berkas serat otot polos yang berinsersi pada sclera di anterior dan
pada berbagai daerah dari korpus siliaris di posterior. Salah satu berkas ini berfungsi
meregangkan koroid, berkas lain, bila berkontraksi mengendurkan ketegangan pada lensa.
Retina yang berbatasan langsung dengan korpus siliaris terdiri atas dua lapis sel. Lapisan
langsung yang berbatasan dengan korpus siliaris terdiri atas epitel selapis silindris yang
banyak mengandung melanin. Lapisan kedua yang menutupi lapisan pertama, berasal dari
lapisan sensoris retina dan epitel silindris tanpa pigmen.
c. Processus siliaris
Processus siliaris adalah perluasan korpus siliaris yang menyerupai gerigi yang
mempunyai inti jaringan ikat longgar dan diliputi oleh 2 lapisan epitel. Dari processus
siliaris serabut-serabutnya mengumpul (zonula), yang melekat pada dan mengikatkan
lensa pada korpus siliaris. Lapisan luar yang tak berpigmen dinamakan epitel siliaris, dan
sel-selnya berfungsi untuk mensekresi humor aqueous.
d. Iris
Iris adalah perluasan koroid yang untuk menutupi sebagian lensa menyisakan lubang bulat
di pusat yang disebut pupil. Iris dibentuk oleh lapisan sel pigmen yang tidak utuh dan
fibroblast dan melanosit. Fungsi melanosit dalam berbagai bagian mata adalah untuk
mencegah berkas cahaya yang tidak seharusnya mengganggu pembentukan bayangan.
Melanosit dari stroma iris ikut menentukan warna mata. Makin banyak pigmennya, makin
gelap warna irisnya. Iris juga mengandung berkas otot polos yang disusun melintang
konsentris dengan tepian pupil membentuk muskulus sfingter pupil.
e. Lensa
Lensa memiliki 3 komponen utama yaitu simpai lensa, epitel subkapsular, dan serat lensa.
Lensa dibungkus oleh simpai tebal (10-20µm), homogen, refraktil, dan kaya karbohidrat.
6
Lensa merupakan suatu membrane basal yang terdiri atas kolagen tipe IV dan glikoprotein
amorf. Epitel subkapsular lensa terdiri atas selapis sel epitel kuboid, hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa. Lensa bertambah besar dan bertumbuh seumur hidup dengan
terbentuknya serat lensa baru.
Serat lensa panjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng. Mereka adalah sel-sel
yang highly differentiated berasal dari epitel subkapsular. Mereka akhirnya kehilangan
intinya lain dan menjadi sangat panjang. Sel-sel ini berisikan kelompok-kelompok protein
yang disebut kristalin.
Lensa ditahan pada tempatnya oleh zonula yang tertanam satu sisi pada simpai lensa dan
sisi lain pada korpus siliaris. Sistem ini penting untuk proses akomodasi, yang dapat
memfokuskan objek dekat dan jauh dengan mengubah kelengkungan lensa. Jadi bila mata
sedang beristirahat, lensa tetap diregangkan oleh zonula menurut bidang tegak lurus pada
sumbu optic. Agar dapat memfokus benda dekat, muskulus siliaris berkontraksi, berakibat
tertariknya koroid serta korpus siliaris ke depan. Ketegangan yang dibuat zonula
dihilangkan dan lensa menebal sehingga mempertahankan objek pada focus.
3. Lapisan dalam
Retina, lapisan dalam bola mata, berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan
terdiri atas lapisan :
7
a. Stratum pigmenti retina
b. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut
c. Membran limitans eksterna yang merupakan membran ilusi
d. Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Keempat
lapisan di atas avaskuler dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
e. Lapis fleksiform luar, merupakan lapisan aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
f. Lapis nukelus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel muller. Lapis ini
mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
g. Lapis fleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel bipolar, sel
amakrin dan sel ganglion
h. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua
i. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik.
Didalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
j. Membran limitan internam merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
8
B. PATOFISIOLOGI
NYERI
Nyeri pada mata dapat terjadi karena penyakit pada mata itu sendiri, penyakit intracranial,
maupun penyakit non-Okular.
Nyeri mata karena penyakit pada mata itu sendiri:
1. Glaukoma akut sudut sempit
Sifat sakit : hebat, berdenyut, konstan
Lokasi sakit : di dalam dan sekitar mata
Faktor yang mempengaruhi sakit : tidak ada
Pemeriksaan umum : tekanan intracranial meningkat; kornea suram
dilatasi pupil, bilik depan dangkal
2. Uveitis
Sifat sakit : hebat
Lokasi sakit : di dalam atau sekitar mata
Faktor yang mempengaruhi sakit : memburuk dengan cahaya
Pemeriksaan umum : lakrimasi, blefarospasme, pupil konstriksi ringan
3. Benda asing
Sifat sakit : rasa benda asing
Lokasi sakit : mata
Faktor yang mempengaruhi sakit : memburuk dengan tegang waktu dipegang
Pemeriksaan umum : riwayat termasuk injeksi konjungtiva lakrimasi
blefarospasme
4. Ketegangan otot mata pada kornea atau abrasi
Sifat sakit : sakit dalam, kontinu
Lokasi sakit : menyilang dahi dan/di dalam
Faktor yang mempengaruhi sakit : memburuk cahaya dengan pekerjaan dekat
istimewa bila lelah; sembuh oleh aspirin
Nyeri mata karena penyakit intracranial:
9
1. Aneurisma Karotis
Sifat sakit : hebat
Lokasi sakit : area supra orbita
Faktor yang mempengaruhi sakit : tidak ada
Pemeriksaan umum : palsi saraf-III komplet dengan pitosis dan dilatasi
pupil pada sisi yang sama
2. Oftalmoplegia diabetic
Sifat sakit : hebat
Lokasi sakit : dahi dan mata
Faktor yang mempengaruhi sakit : tidak ada
Pemeriksaan umum : kelompok usia tua, diabetes, palsi saraf-III dengan
pupil yang baik pada mata
3. Hipertensi
Sifat sakit : sedang, konstan
Lokasi sakit : dahi dan kepala
Faktor yang mempengaruhi sakit : muncul waktu bangun, hilang oleh aspirin
Pemeriksaan umum : tekanan darah tinggi gejala-gejala penyakit
pembuluh darah
4. Migren
Sifat sakit : kehebatan bervariasi didahului oleh visual aura
pada sisi berlawanan
Lokasi sakit : hanya pada satu sisi kepala satu saat
Faktor yang mempengaruhi sakit : menjadi lebih buruk karena cahaya terang, dan
sebaiknya bila baring dalam kamar gelap
Pemeriksaan umum : biasanya pada wanita riwayat keluarga
5. Tekanan intracranial tinggi
Sifat sakit : meletup atau mengganggu yang hebat
Lokasi sakit : bervariasi
Faktor yang mempengaruhi sakit : menjadi lebih buruk waktu rukuk, bersin, ngedan
waktu defekasi
Pemeriksaan umum : adanya papil edema
10
Nyeri mata karena penyakit non-Okular:
1. Arteritis Temporal
Sifat sakit : mengganggu berat
Lokasi sakit : sisi kepala, berhubungan dengan pembesaran dan
pegal arteri temporal
Faktor yang mempengaruhi sakit : tidak ada
Pemeriksaan umum : usia 58-80 tahun, berhubungan dengan hilangnya
visus meningkat
2. Sinusitas
Sifat sakit : sakit yang dalam
Lokasi sakit : alis, kepala depan, di belakang mata
Faktor yang mempengaruhi sakit : pegal waktu palpasi di atas sinus yang terlibat,
diringankan oleh aspirin
Pemeriksaan umum : radiologi memperlihatkan sinusitas kronik
3. Neuritis herpes zoster
Sifat sakit : hebat, tetap lama
Lokasi sakit : dahi dan sekitar mata
Faktor yang mempengaruhi sakit : tidak ada
Pemeriksaan umum : vesikel merah
4. Tensi
Sifat sakit : tertekan atau kaku pada dahi dan ubun-ubun
Lokasi sakit : bilateral kepala dan ke leher
Faktor yang mempengaruhi sakit : tensi atau kekhawatiran meningkat; sakit kepala
segera sembuh oleh aspirin
Pemeriksaan umum : tak ada penyakit organic
C. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
Pasien Pertama
11
VOD (Visus Oculi Dextra) 6/15 : ketajaman penglihatan mata kanan pasien 6/15, artinya pada
orang normal dapat melihat snellen chart dari jarak 15 meter, pasien hanya dapat melihat dengan
jelas dari jarak 6 meter.
VOS (Visus Oculi Dextra) 4/60 : ketajaman penglihatan mata kiri pasien 4/60, artinya pada
orang normal dapat melihat lambaian tangan dengan jelas pada jarak 60 meter, pasien hanya
dapat melihat lambaian tangan dengan jelas dari jarak 4 meter.
Koreksi OD (Oculi Dextra)
Spheris -5,25 Dioptri : artinya mata kanan pasien menderita miopi atau titik focus
pasien kurang dari 25 cm, dan harus menggunakan lensa cekung sebesar -5,25 Dioptri
agar dapat melihat snellen chart dengan jelas.
Visus 6/6 : artinya mata kanan pasien dapat melihat snellen chart dengan jelas pada
jarak 6 meter.
Koreksi OS (Oculi Sinistra)
Spheris -0,75 Dioptri : artinya mata kiri pasien menderita myopi atau titik focus
pasien kurang dari 25 cm, dan harus menggunakan lensa cekung sebesar -0,75 Dioptri
agar dapat melihat snellen chart dengan jelas.
Cylinder -0,50 Dioptriaxix 90 derajat : artinya mata kiri pasien menderita
astigmatisme pada axis 90 derajat dan harus menggunakan lensa silinder agar dapat
melihat dengan jelas.
Spheris +1,50 Dioptri : artinya mata kiri pasien menderita presbiopi atau titik focus
pasien lebih dari 25 cm, dan harus menggunakan lensa cembung sebesar +1,50
Dioptri agar dapat melihat snellen chart dengan jelas.
Pasien Kedua
VOD 6/6 E : artinya visus atau ketajaman penglihatan mata kanan pasien normal atau emetropi.
VOS 3/60 : artinya visus atau ketajaman penglihatan mata kiri pasien 3/60, yang berarti pada
orang normal dapat melihat lambaian tangan dengan jelas dari jarak 60 meter sedangkan pasien
hanya dapat melihat lambaian tangan dengan jelas pada jarak 3 meter.
12
Pada mata kiri uji pinhole tidak maju : artinya pada mata kiri pasien terdapat kelaian organic
pada media refrakter, misalnya pada kornea, bilik mata depan, lensa, vitreous, retina, maupun
lintasan visual.
Setelah dilakukan koreksi masih tidak maju : artinya mengindikasikan untuk uji pinhole
untuk mengetahui adanya kelainan pada mata.
UJI PINHOLE
Uji lubang kecil ini dilakukan untuk mengetahui apakah berkurangnya tajam penglihatan
diakibatkan oleh kelainan refraksi atau kelainan organik.
Pada mata pasien yang telah dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan terbaik, diminta untuk
terus menatap baris huruf paling bawah pada kartu Snellen yang masih terlihat. Pada mata
tersebut dipasang lempeng pinhole. Melalui lubang kecil yang terdapat di tengahnya pasien
kemudian disuruh membaca. Bila ketajaman penglihatan bertambah berarti pada pasien
terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi baik. Bila ketajaman penglihatan berkurang
berarti pada pasien tersebut terdapat kekeruhan media penglihatan .
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
VISUS
Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk
melihat ketajaman penglihatan.
Cara memeriksa visus ada beberapa tahap:
1. Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5
atau 6 meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal
akan relaksasi dan tidak berakomodasi. Kartu yang digunakan ada beberapa macam :
13
Snellen chart => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda
=> untuk pasien yang bisa membaca.
Klik untuk perbesar gambar
E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-
beda.
Klik untuk perbesar gambar
Cincin Landolt => Kartu dengan tulisan berbentuk huruf 'c', tapi dengan arah