Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kedokteran Keluarga adalah blok ke dua puluh satu pada semester
VII dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan
tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus dr.Sukman adalah dokter
puskesmas “Makmur” yang melakukan layanan primer, pasiennya banyak, dia
berpraktik sampai jauh malam, pagi hari sebelum bertugas di Puskesmas dia
masih melayani pasien yang berobat di Puskesmas adalah perawat dan bidan.
Di wilayah puskesmas “Makmur”, ada dr. Siti yang merencanakan ingin
membuka praktek dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktek secara
mandiri atau berkelompok dalam bentuk Klinik Dokter Keluarga. Dr. Siti berpikir
untuk praktek mandiri untuk praktek mandiriataupun klinik perlu rancangan dan
manajemen praktek/klinik yang baik. Yang perlu dipirkirkan dr.Siti adalah
bagaimana sumber daya manusia, sumber daya lainnya dan system manajemen
nya, serta bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai
persyaratannya. Dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi
nilai-nilai islami.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
1
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Laporan Tutorial 1
Skenario A
Tutor : dr. Acmad Azhari, DAHK
Moderator : Mario Ade Saputra
Sekretaris Meja : Thipo Ardini
Sekretaris Papan : Verra Ancha Perdana
Waktu : Selasa, 6 Desember 2011
Kamis, 8 Desember 2011
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam
2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk
ruangan
2.2 Skenario
dr.Sukman adalah dokter puskesmas “Makmur” yang melakukan
layanan primer, pasiennya banyak, dia berpraktik sampai jauh malam,
pagi hari sebelum bertugas di Puskesmas dia masih melayani pasien yang
berobat di Puskesmas adalah perawat dan bidan.
Di wilayah puskesmas “Makmur”, ada dr. Siti yang merencanakan
ingin membuka praktek dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah
praktek secara mandiri atau berkelompok dalam bentuk Klinik Dokter
Keluarga.
2
Page 3
dr. Siti berpikir untuk praktek mandiri untuk praktek
mandiriataupun klinik perlu rancangan dan manajemen praktek/klinik
yang baik. Yang perlu dipirkirkan dr.Siti adalah bagaimana sumber daya
manusia, sumber daya lainnya dan system manajemen nya, serta
bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai
persyaratannya.
dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi
nilai-nilai islami.
2.3 Seven Jump Step
2.3.1. Klarifikasi Istilah
a. Dokter layanan primer
Dokter yang menerima keluhan pertama pasien untuk menyelesaikan
masalah kesehatan secara personal baik yang bersifat fisik maupun
psikologis.
b. Puskesmas
Usaha pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembantu kesehatan di suatu
wilayah kerja. (kepmenkes no. 128, 2004)
c. Klinik dokter keluarga
Sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga.
d. Praktik dokter keluarga
Praktek dokter yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif kontinyu, mengutamakan preventif, mempertimbangkan
komunitas keluarga dan lingkungannya.
e. Rancangan
Langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem.
f. Sistem manajemen kesehatan
Suatu kesatuan yang mengatur suatu kegiatan untuk guna mencapai tujuan
atau menyelesaikan pekerjaan.
3
Page 4
g. Mutu
gambaran total sifat dari suatu produk (barang dan jasa) yang berhubungan
dengan kemampuannya (pelayanan) untuk memberikan kepuasaan klien.
2.3.2. Identifikasi Masalah
1. Dr. Sukman adalah dokter puskesmas yang melakukan layanan primer,
pasiennya banyak, praktik sampa jauh malam, pagi hari sebelum bertugas
dia masih melayani pasiennya, bahkan dr. Sukman sering kali datang
kesiangan, dan yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah
perawat atau bidan.
2. Diwilayah puskesmas, ada dr. Siti yang merencanakan ingin membuka
praktik dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktik secara
mandiri atau berkelompok dalam klinik dokter keluarga.
3. Dr. Siti berpikir untuk praktek mandiri ataupun klinik perlu rancangan dan
manajemen praktik/ klinik yang baik. Yang dipikirkan dr. Siti adalah
bagaimana SDM, sumber daya lainnya dan sistem manajemennya serta
bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai
persyaratan.
4. Dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi nilai-nilai
islami.
2.3.3. Analisis Masalah
1. Dr. Sukman adalah dokter puskesmas yang melakukan layanan primer,
pasiennya banyak, praktik sampa jauh malam, pagi hari sebelum bertugas
dia masih melayani pasiennya, bahkan dr. Sukman sering kali datang
kesiangan, dan yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah
perawat atau bidan
a. bagaimana pelayanan primer di puskesmas?
b. siapakah yang seharusnya yang memberikan pelayanan kesehatan di
puskesmas?
4
Page 5
c. apakah kinerja dr. Sukman sudah sesuai dengan SOP pelayanan dokter
umum?
d. apa dampak bagi pasien dr. Sukman berpraktik sampai jauh malam dan
pagi hari sebelum puskesmas melayani pasiennya dan bagaimana cara
yang baik untuk mengatasi masalah dr. Sukman?
e. bagaimana peran dan fungsi perawat atau bidan di puskesmas? Apakah
sesuai jika yang melayani pasien berobat adalah perawat atau bidan?
2. Diwilayah puskesmas, ada dr. Siti yang merencanakan ingin membuka
praktik dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktik secara
mandiri atau berkelompok dalam klinik dokter keluarga.
a. Apa itu praktik dokter keluarga? (fungsi, peran, profile, fungsi)
b. apa itu praktik dokter keluarga mandiri?
c. apa itu praktik dokter keluarga berkelompok?
d. apa perbedaan praktik dokter keluarga mandiri dan berkelompok?
(kelebihan dan kekurangan)
e. apa saja syarat-syarat untuk menjadi dokter keluarga?
3. Dr. Siti berpikir untuk praktek mandiri ataupun klinik perlu rancangan dan
manajemen praktik/ klinik yang baik. Yang dipikirkan dr. Siti adalah
bagaimana SDM, sumber daya lainnya dan sistem manajemennya serta
bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai
persyaratan.
a. Apa saja langkah awal pendirian klinik dokter keluarga?
b. bagaimana rancangan dan manajemen praktik/ klinik yang baik dalam
membuka PDKM?
c. apa saja syarat mutu klinik yang baik dalam PDKM?
d. bagaimana cara menjamin dan mempertahankan mutu klinik?
e. bagaimana manajemen SDM dan sumber daya lainnya dalam PDKM?
f. bagaimana cara membuat rancangan klinik dengan cara analisis SWOT?
5
Page 6
Mutu pelayanan di puskesmas menurun
Dr. Sukman
Praktek sampaiMalam & pagi
Bangun kesiangan
Bidan & perawat melayani pasien di puskesmas
Dimensi kualitas jasa/ pelayanan:-tangiable-realibility-responsivness-assurance-empaty-
4. Dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi nilai-nilai
islami.
a. Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai islam dalam praktek dokter
kelurga?
b. apa saja nilai-nilai islam yang diperlukan dalam PDKM?
i. Kerangka Konsep
ii. Hipotesis
Dr. Siti berpikir membuka praktek dokter keluarga dan memerlukan
rancangan dan manajemen praktek klinik yang baik untuk terwujudnya praktik
dokter keluarga yang bermutu dan sesuai dengan NNI.
6
Page 7
iii. Learning Issues
Pokok Bahasan
What I Know What I Don’t Know (Learning Issue)
What I Have to
Prove
How I Will
Learn
1. Praktek Dokter
Keluarga
2. Dokter
Keluarga
3.
Text Book,
Pakar Lain
(internet)
b. Sintesis
1.a. apa yang dimaksud pelayanan primer?
Jawab :
Pelayanan kesehatan primer /PHC adalah strategi yang dapat dipakai
untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua
penduduk.
PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan
kesehatan tingkat primer.
Ciri dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006)
1. Menjadi kontak pertama dengan pasien
2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya,
3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya,
4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang
dan berbagai stadium penyakit
5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
prognosis, dan
7
Page 8
6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan
melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi
preventif, dan perubahan perilaku.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care). Pelayanan
kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat
yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.Oleh
karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang
85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan
dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer
atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah
puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas.
Layanan kesehatan tingkat primer: Pelayanan kesehatan tempat kontak
pertama dan kelanjutannya (continuing care) dengan pasien guna menyelesaikan
secara komprehansif semua masalah sedini dan sedapat mungkin dengan
mengutamakan pencegahan baik pencegahan primair, dan secunder(optimalisasi
pengobatan dan pemantauan berkala pada penyakit kronis). Selanjutnya, jika
diperlukan, mengkoordinasikan tindak lanjut misalnya dengan melakukan
pemeriksaan penunjang atau merujuk/mengkonsultasikan ke pelayanan spesialistis
yang diperlukan pasien, dimana sejawat spesialis memberi jawaban tertulis dan
selanjutnya dokter keluarga (Family physician)mengambil keputusan (decision
maker)menyesuaikan terapi sesuai dengan kondisi pasien(pasien center), dan
melakukan pembinaan berkelanjutan(continuing care).
Dengan kata lain, dalam praktiknya dokter menyelengarakan pelayanan
kesehatan tingkat primer sebagai generalis atau Dokter Praktik Umum.
Kewenangannya sebatas ”Basic Medical Doctor” versi ”World Federation of
Medical Education 2003” yang di Indonesia diberi gelar ”Dokter” yang
memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Indonesia dan dalam
praktik bergelar DPU (Dokter Praktik Umum).
Ciri pelayanan primer
1. pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
8
Page 9
2. pelayanan yang menyeluruh
3. pelayanan yang terorganisasi
4. pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
b. siapakah yang seharusnya yang memberikan pelayanan kesehatan di
puskesmas?
Jawab :
Yang seharusnya memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas adalah
petugas medis.
a. Petugas medis
- Dokter umum: melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel,
pustu, posyandu
- Dokter gigi: melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel,
pustu
- Dokter spesialis: khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga
adankunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya :
dokter ahli anak, kandungan dan penyakit dalam.
b. Petugas para medis
- Bidan: pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) , pelaksanaan
asuhan kebidanan
- Perawat umum: pendamping tugas dokter umum, pelaksanaan
asuhan keperawatan umum
- Perawat gigi: pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan
keperawatan gigi
- Perawat gizi: pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi
masyarakat
- Sanitarian: pelayanan kesehatan lingkungan permukiman dan
institusi lainnya
9
Page 10
- Sarjana farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan
kesehatan
- Sarjana kesehatan masyarakat: pelayanan administrasi, penyuluhan,
pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.
c. apakah kinerja dr. Sukman sudah sesuai dengan SOP pelayanan dokter
umum?
Jawab :
SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur,
sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan menggambarkan bagaimana tujuan
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku
menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana
tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian
sebagaimana metode yang ditetapkan menjamin konsistensi dan proses kerja yang
sistematik dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.
Dalam kasus ini dr. Makmur menjalankan praktik belum sesuai dengan
SOP (standar operasional prosedur). Dr. Sukman melakukan layanan primer,
pasiennya banyak di puskesmas. Jam kerja yang berlebihan (normalnya selama 8
sampai 10 jam), hal ini ditunjukkan dr.Sukman yang bekerja/ praktik sampai jauh
malam, pagi hari sebelum bertugas dia masih melayani pasien, masuk kerja
kesiangan dan yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat
atau bidan. Hal itu akan mengakibatkan mutu pelayanan kesehatan yang kurang
baik. Yang akan mengakibatkan pasien kurang puas dengan pelayanan kita
sebagai dokter, pengobatan yang tidak efektif dan efisien karena waktu untuk
pemeriksaan dan tindakan tidak cukup.
d. apa dampak bagi pasien dr. Sukman berpraktik sampai jauh malam dan
pagi hari sebelum puskesmas melayani pasiennya dan bagaimana cara yang
baik untuk mengatasi masalah dr. Sukman?
Jawab :
10
Page 11
- Kelelahan seorang dokter.
- Pasien kurang puas dengan pelayanan kesehatan dokter.
- Konsentrasi kurang yang akan membahayakan pasien.
- Pengobatan tidak efektif karena waktu untuk tatap muka antara dokter dan
pasien tidak cukup.
- Masuk kerja kesiangan, yang terjadi pada dr sukman
e. bagaimana peran dan fungsi perawat atau bidan di puskesmas? Apakah
sesuai jika yang melayani pasien berobat adalah perawat atau bidan?
Jawab :
Berdasarkan rangkuman bermacam informasi pelayanan puskesmas, terdapat
standar minimal 9 (sembilan) tugas pokok dan fungsi, seorang bidan, yakni :
1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal Care)
2. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal Care)
3. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neanatal)
4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja puskesmas.
5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan.
6. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia subur (WUS).
7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko tinggi (bumil risti)
8. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus kematian ibu dan bayi.
9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan puskesmas.
Menurut Undang-Undang No. 23 pasal 4, tahun 1992 tentang kesehatan:
Lingkup praktik keperawatan adalah :
11
Page 12
a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan
kompleks.
b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, terapi komplementer,
penyuluhan kesehatan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian
masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya
memandirikan klien.
c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan kunjungan
rumah.
d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB,
imunisasi, pertolongan persalinan normal.
e. Melaksanakan program pengobatan dan atau tindakan medik secara tertulis
dari dokter.
f. Melaksanakan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan.
Pada kasus tidak sesuai jika yang melayani pasien berobat adalah
perawat atau bidan. Kecuali melaksanakan program pengobatan atau tindakan
medik yang diperintahkan secara tertulis oleh dokter.
2.a. Apa itu praktik dokter keluarga? (fungsi, peran, profile, fungsi)
Jawab :
Bentuk praktek dokter keluarga
yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit
(hospital based).
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit.
Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan
nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien
baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.
12
Page 13
Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru
kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga
(family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik
dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini
ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic).
Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah
sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai
banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan
juga penghasilan rumah sakit.
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga
(family practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga
ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik
dokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan
prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang
diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula
atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan
sendiri (solo practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan
secara berkelompok (group practice).
Kategori klinik dokter keluarga
Kelas A (Ideal) Kelas B (Optimum) Kelas C (minimum)
24 jam
Kedaruratan dan
kejadian luar biasa
24 jam
Kedaruratan dan
kejadian luar biasa
24 jam
Kedaruratan dan
kejadian luar biasa
13
Page 14
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap
sehari
Bedah minor
Konseling
Preventif dan
promotif
Kunjungan ke- dan
perawatan di rumah
pasien
Pemeriksaan
penunjang
Penyediaan obat
Pendidikan, riset, dan
pengembangan
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap
sehari
Bedah minor
Konseling
Preventif dan
promotif
Kunjungan ke- dan
perawatan di rumah
pasien
Pemeriksaan
penunjang
Penyediaan obat
Pendidikan, riset, dan
pengembangan
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap
sehari
Bedah minor
Konseling
Preventif dan promotif
Kunjungan ke- dan
perawatan di rumah
pasien
Pemeriksaan
penunjang
Penyediaan obat
Pendidikan, riset, dan
pengembangan
b. apa itu praktik dokter keluarga mandiri?
Jawab :
Suatu upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer
untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Praktek dokter keluarga mandiri merupakan kegiatan praktek dokter
keluarga yang melakukan fungsi dan kewajiban sebagai dokter keluarga tetapi
dilakukan secara mandiri atau swasta dimana dokter keluarga tersebut tidak
dibiayai oleh negara, tetapi pembiayaan dilakukan oleh masyarakat atau swasta.
Praktek dokter dapat dikategorikan sebagai suatu unit usaha di bidang jasa
pelayanan yang mempunyai muatan social. Praktik dokter juga merupakan usaha
mandiri atau self employed job atau independent business owner dalam arti dokter
ikut memiliki sarana pelayanan kesehatan tempat ia menjalankan praktik
kedokteran.
14
Page 15
Praktik dokter keluarga mandiri PDKM merupakan bentuk baru praktik
dokter diberi batasan sebagai suatu sarana pelayanan kesehatan strata pertama
tempat para dokter keluarga yang menjalankan profesinya dan bersepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian kemitraan penyelenggaraan pelayanan
kedokteran keluarga, dengan ketentuan :
- Menjalankan praktik dokter keluarga purnawaktu di PDKM.
- Lebih memilih memberikan layanan kepada suatu masyarakat yang jelas
batasannya dengan pembayaran secara kapitasi, ketimbang pelayanan
kepada individu yang buka peserta, bersifat episodic dan dibayar secara
fee-for-service.
- Berbagi kewajiban dan tanggung jawab atas asset, liability, dan pelayanan
kepada pasien.
- Berbagi penerimaan dengan formula tertentu yang disepakati bersama.
Tujuan PDKM
Terselesaikannya masalah kesehatan keluarga dan terciptanya keluarga
yang partisipatif, sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Indikator keberhasilan pelayanan kesehatan
- 1. Meningkatnya status kesehatan keluarga dengan peningkatan kesehatan
fisik, mental dan sosial seluruh anggota keluarga
- 2. Meningkatnya peran serta setiap anggota keluarga khususnya
penanggung jawab keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan
dirinya, sosial maupun lingkungan keluarganya
- 3. Adanya kemampuan keluarga untuk mengatasi permasalahannya.
Wilayah pelayanan didefinisikan sebagai area geografis dari mana
pengguna layanan atau mitra PDKM biasanya datang. Wilayah pelayanan tidak
15
Page 16
harus sama dengan wilayah administratif (kecamatan/kota). Penentuannya dengan
mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain kondisi geografi, kualitas jalan
dan sistem transportasi, kondisi sarana kesehatan, kesehatan penduduk, dan
kegiatan bisnis/industri. Terdapat 3 model PDKM yang dapat dipilih yaitu Praktik
Dokter Keluarga (PDK), Klinik Kesehatan Keluarga (KKK), dan Jejaring.
Pelayanan di PDKM dapat dilaksanakan dengan baik bila diselenggarakan
oleh suatu tim yang dapat terdiri dari dokter keluarga, perawat, bidan,
apoteker/asisten apoteker, analis laboratorium, dokter gigi, perawat gigi, dan
tenaga lain seperti psikolog, nutrisionist, kader PKK, kader posyandu, PLKB dll.
Pengertian tim tidak berarti harus menjadi staf/pegawai PDKM, dapat saja tenaga
kesehatan tersebut merupakan entitas terpisah yang kemudian saling mengikatkan
diri dalam kerja sama dengan PDKM untuk menghindari tumpang tindih dalam
pelayanan kesehatan di satu wilayah.
Yang dimaksud ‘pelayanan dokter keluarga’ menurut The American
Academy of Family Physician adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan
umur atau jenis kelamin, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu
saja.
Praktek dokter keluarga mandiri (PDKM) akan menjadi komplemen
puskesmas dengan peran sebagai ujung tombak upaya kesehatan perorangan
dengan sasaran individu/keluarga yang berada dalam wilayah pelayanannya. Kata
”mandiri” dalam PDKM menyiratkan pengertian ”self employed job” atau dokter
yang menjalankan profesinya di PDKM bekerja untuk dirinya sendiri, bukan PNS
atau pegawai dari suatu institusi.
Idealnya PDKM dapat menyediakan 21 jenis pelayanan dengan mutu dan
standar yang sama pada setiap mitranya, yaitu
1. penilaian status kesehatan pribadi
2. program proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus
3. pendidikan kesehatan
16
Page 17
4. imunisasi
5. pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita
6. pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah
7. pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi
8. pemeliharaan kesehatan lansia
9. pemeriksaan ante dan postnatal
10. konsultasi dan pengobatan
11. peresepan obat
12. tindakan medis (tindakan bedah kecil, injeksi, resusitasi, dan persalinan
normal)
13. konseling
14. penunjang diagnostik (laboratorium, elektrokardiografi, ultrasonografi, dll)
15. layanan kesehatan gigi dan mulut
16. rehabilitasi medik
17. kunjungan rumah
18. perawatan di rumah
19. kunjungan ke rumah sakit
20. layanan mendesak/gawat darurat
21. ambulans
c. apa itu praktik dokter keluarga berkelompok?
Jawab :
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem
manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik
dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat
praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen
personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek
berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai
berikut (Clark, 1971) :
17
Page 18
a) Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu
praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya
kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien
di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan
lebih bermutu.
b) Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis
dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena
pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih
terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan
penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil
dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang
lebih terjangkau.
Kesimpulannya, Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan
nama klinik dokter keluarga (family clinic center). Klinik doga ini dapat
digunakan sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok(group
practice) biasanya 2 atau 3 orang doga.Dari kedua bentuk ini yang lebih
dianjurkan adalah klinik doga bersama. Dalam arti para dokter yang tergabung
dalam klinik tersebut secara bersama-sama membeli dan menggunakan alat-alat
praktik bersama agar lebih bermutu dan lebih terjangkau.
d. apa perbedaan praktik dokter keluarga mandiri dan berkelompok?
Jawab :
3 MODEL PRAKTIK DOKTER KELUARGA
NAMA PDKM KKK JEJARING
18
Page 19
Ciri-ciri entitas
Cara pembayaran Campuran kapitasi & FFS
Penggajian Diatur sendiri Diatur kelompok Diatur jejaring
Waktu pelayanan 8-10 jam.hr.Tutup bila DK beralangan (cuti/dians/pendidiakan dll)
8-12 jam/hr
Tetap buka meskipun 1 DK berhalangan
8-16 jam/hr
Tetap buka meskipun >1 DK berhalangan
Lingkup layan Komprehensif dg sarana pendkung terbatas
Komprehensif dg sarana pendkung lengkap
Komprehensif dg sarana pendkung ideal
Wilayah pelayanan Terbatas Lebih luas Bisa sangat luas
Tg jwb mutu Ditanggung sendiri Tanggunagn bersama, meski bukan pasien pribadinya
Tanggunagn bersama, meski bukan pasien pribadinya
e. apa saja syarat-syarat seorang dokter umum bisa menjadi dokter
keluarga?
Jawab:
Cara dan syarat-syarat seorang dokter umum bisa menjadi dokter keluarga
Dokter praktik umum (DPU) yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan
menjalankan praktik dengan menerapkan pendekatan keluarga serta
kompetensinya diakui oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia
(KDDKI), setelah setara dengan kompetensi dokter keluarga selanjutnya
mendapat gelar profesi sebagai Dokter Keluarga (DK). Para DPU yang ingin
19
Page 20
Mengikuti pelatihan dokter keluarga paket A,B,C,D yang diselenggarakan
PDKI Mengikuti uji kompetensi oleh IDI melalui KDDKI
Mendapatkan STR Melengkapi syarat-syarat lain Mendapatkan SIP
diakui kompetensinya atau mendapat gelar professional DK dapat mengikuti
program konversi PDKI. Para DK ini dalam sistem pelayanan kedokteran terpadu
atau terstruktur menjalankan praktiknya di strata pertama.
Paket A = Konsep Kedokteran Keluarga (Concepts of family medicine)
1. The central value of family medicine
2. Personal care, Continuing care and comprehensive care
3. Family as a unit of care
4. Emergency care, housecalls and home care
5. Palliative care
Paket B = Manajemen Klinik Dokter Keluarga (Managing the practice)
1. Managing people and resource
2. Managing facilities and utilities
3. Managing information – medical records, confidentiality, computerization
4. Managing finance including managed care
5. Managing quality
Paket C(A) = Medical Technical Skills & Care In Spesific Situation – Practice Skills
1. The consultation process
2. Communication skills
3. Counseling skills
4. Changing behavior
5. Disease management
6. Emergency care skills
Paket C(B) = Medical Technical Skills & Care In Spesific Situation–Common
symptoms
1. Fatigue 2. Weight loss 3. Fever
4. Dyspepsia 5. Breathlessness 6. Cough
7. Sorethroat 8. Chest Pain 9. Diarrhoea
20
Page 21
10. Constipation 11. Vomiting 12. Abdominal pain
13. Skin rash 14. Backache 15. Joint pain
16. Giddiness 17. Headache 18. Insomnia
19. Persistenly crying baby 20. Red eye
Paket C(C) = Medical Technical Skills & Care In Spesific Situation – Spesific
disorder
1. Cardiovascular and respiratory disorders
2. Gastrointestinal disorders
3. Renal and hematological disorders
4. Psychological disorders
5. Skin disorders
6. Bone & joint disorders
7. Nervous system, eye, and ENT disorders
8. Nutritional, metabolic, and endocrine disorders
Paket D = Applied Medicine in the various age group
1. Child and adolescent helath
2. Women’s health
3. Men’s health
4. Health of working adult
5. Elder’s health
6. Public health
Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer
yang berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan
agar dokter yang memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer
mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan dan
menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar
mampu dan mau menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan
berkedudukan di lini terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik
diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan
21
Page 22
kegiatan profesional dokter tersebut. Jadi, program konversi tidak dapat
diikuti oleh dokter yang tidak praktik atau praktik kurang dari 5 tahun
3.a. Apa saja langkah awal pendirian klinik dokter keluarga?
Jawab :
Langkah awal
• Sangat menentukan
–Visi dan misi klinik
–Kaji kelayakan
• Profil konsumen
• Situasi lingkungan
• Sumber daya manusia
• Sumber dana
–Profesionalisme
Segi legal
–Perizinan
–Persyaratan
–Akreditasi
–Etika
Segi medis
–Cakupan pelayanan
–SDM
–Pasokan BHP (bahan habis pakai)
–Epidemiologi
Segi sarana
–Bangunan
–Telekomunikasi
22
Page 23
– Listrik
–Sumber air bersih
–Transportasi
–Kondisi geografis
–Pengolah limbah
Segi sosial
–Latar belakang budaya
–Peta demografi
• Budaya
• Pekerjaan
• Pendidikan
• Distribusi usia
Segi finansial
–Perkirakan titik impas
–Bisnis berlandaskan profesionalisme
–Berkembang karena profesionalisme
–Menguntungan semua pihak
–Transparansi
Kesejawatan
–Kerjasama profesional
–Kebersamaan
–Saling menghormati, membantu,
mengingatkan, dan mengontrol
–Transparansi
Sarana dan prasarana untuk mendirikan klinik dokter keluarga. Peralatan dan
tenaga pelaksana yang dimaksud adalah :
1. Peralatan
23
Page 24
Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidak
berbeda dengan peralatan berbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika pelayanan
dokter keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, maka
peralatan yang dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
a. Peralatan medis
Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis
sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan berbagai peralatan
medis spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula berbagai peralatan
pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat. Di Amerika Serikat
sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis
yang tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan yang
dimaksud telah mencakup pula laboratorium klinis, rontgen foto, EKG, minor
surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer dan
ophtalmoskop.
b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non
medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki
sekurangkurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang
tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi,
gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d
200 meter persegi. Karena praktek dokter keluarga, seperti yang dikemukakan
oleh Clark, (1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan perjanjian
(appointment system), maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti
telepon.
2. Tenaga pelaksana
Tenaga pelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya.
Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
24
Page 25
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter
keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila
sarana pelayanan tersebut adalah rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat,
maka jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika
pelayanan dokter keluarga tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter
keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter
keluarga memang dapat diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga
(solo practice) ataupun oleh sekelompok dokter keluarga (group practice). Telah
disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua, yakni
yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.
b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga,
baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang
diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter
keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedic terlatih.
c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua
katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan
untuk menangani masalah–masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social
worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan
dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan
tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu
orang tenaga administrasi serta satu orang pekerja sosial.
b. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana di PDK yang baik ?
Jawab :
25
Page 26
Beberapa standar sarana dan prasarana minimum praktik dokter keluarga
sebagai berikut (Soetono, dkk.).
a.) Sarana Fisik
1. Berupa bangunan rumah atau bagian ari gedung di lokasi yang mudah
dijangkau, terlihat bersih dan terawat, dengan papan nama yang jelas dan
mudah dibaca.
2. Memiliki luas sekitar 55 m2 yang terdiri dari beberapa ruang terpisah atau
tergabung sesuai dengan kondisi fisik bangunan.
a. Ruang penerima pendaftaran (pendaftaran, rekam medik, kasir, obat)
b. Ruang tunggu
c. Ruang konsultasi/konseling dan pemeriksaan fisik
d. Ruang tindakan medik atau pemeriksaan khusus
e. Ruang administrasi
f. Gudang dan pantry
g. Toilet dan tempat cuci tangan dengan sabun, air mengalir dan pengering
tangan
3. Keadaan setiap ruangan harus memenuhi syarat keamanan, kesehatan, dan
kenyamanan.
a. Bersih (sebaiknya dari bahan bangunan yang relatif mudah dibersihkan
dan tahan lama)
b. Terang (mempunyai sinar yang cukup, atau menggunakan lampu untuk
pencahayaan bila sinar matahari tidak dapat masuk dengan baik)
c. Ventilasi baik
d. Lantai tidak licin
e. Suhu nyaman (23-24 0C)
f. Tidak berbau
g. Tidak bising
h. Bebas dari rokok atau asap rokok
4. Memiliki signage (papan nama) yang mudah dibaca
a. Papan nama di luar gedung sesuai dengan peraturan yang berlaku (antara
lain nama praktik dokter keluarga, nama dokter, nomor SPTP, waktu
pelayanan)
26
Page 27
b. Di dalam gedung dipasang papan nama yang informatif dan mudah
dibaca di tempat-tempat yang diperlukan.
5. Memiliki furnitur di setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan
Furnitur daru bahan yang kuat, ergonomis, dan mudah dibersihkan.
b.)Peralatan medic
1. Peralatan untuk pemeriksaan fisik
2. Peralatan untuk tindak medik
3. Peralatan medik tambahan
4. Tas dokter keluarga untuk panggilan rumah atau peralatan di rumah
5. Persediaan obat yang minimum harus dimiliki sesuai dengan formularium
obat pelayanan strata pertama
6. Peralatan resusitasi atau resusitation kit yang disimpan dalam satu tempat
khusus dan mudah dijangkau
7. Peralatan laboratorium
c.) Komputer dan Telekomunikasi
1. Komputer ditempatkan di ruang penerima (pendaftaran, rekam medik, kasir,
dan obat), ruang konsultasi/pemeriksaan fisik dan ruang administrasi
membentuk jaringan dengan kabel atau WIFI.
Interkom atau pesawat telepon di pasang disetiap ruangan
c. Bagaimana manajemen system informasi yang baik di PDK ?
Jawab :
1. Rekam Medik ( medical record )
Berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Yang berhak mengisi rekam medis sebagai berikut.
27
Page 28
a. Dokter
b. Dokter Gigi
c. Petugas kesehatan lain yang diberi mandat, yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasien
d. Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran: Dokter dan Dokter Gigi wajib
membuat rekam medis dalam menjalankan praktek kedokteran
e. Kepemilikan Rekam Medis
f. Penyimpanan
g. Kerahasiaan
h. Sanksi:
- Hukum (Pidana, Perdata)
- Disiplin dan Etik
Manfaat rekam medik sebagai berikut.
a. Pengobatan Pasien
b. Peningkatan Kualitas Pelayanan
c. Pendidikan dan Penelitian
d. Pembiayaan
e. Statistik Kesehatan
f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin, dan Etik
Isi dari rekam medik minimal sebagai berikut.
a. Identitas Pasien
b. Pemeriksaan Fisik
c. Diagnosis/Masalah
d. Tindakan/Pengobatan
e. Pelayanan Lain yang telah diberikan ke Pasien
f. Informed Consent (pd pasien Rawat Inap)
g. Dibubuhi nama, tanggal, dan waktu
h. Tidak boleh dihapus
28
Page 29
Problem Oriented Medical Records (POMR) lebih baik dari Source
Oriented Medical Record (SOMR). POMR terdiri atas 4 komponen sebagai
berikut.
a. Master record
Master Record mempunyai 4 kelompok data sebagai berikut.
1. Biodata (holistic care of the patient and his family)
2. Problem List
3. Report summaries - tabel catatan imunisasi dan kejadian (kumpulan info
tentang rujukan, hospitalisasi dll)
4. Graphic space - family genogram atau tanda tanda-fisik
b. The progress notes
Komponen progress notes and source documents sebagai berikut.
1. Format 2 kolom: kolom 1; subjective, objective, and assessment data. Kolom
kedua: The Plans
2. Format 4 kolom: Kolom Subjective, Objective, Asssesment and Plans data.
c. The Flow charts
Bermanfaat untuk contunuing care for chronic problems or structured
consultation such as Medical check up.
d. Source document
1. Laboratory
2. EGC
3. Radiology reports
4. Referral letters and replies
Bentuk rekam medik sebagai berikut.
a. Kertas
b. Elektronik (Digital)
2. Kerahasiaan (c onfidentiality )
29
Page 30
The persons allowed to view the MR must be limited to only 4 groups:
CARE- Those providing direct care to the patient
CONSENT- Those given the patient’s consent
COMPULSION-Those empowered by legal statute
CONCERN-Inpublic interest
3. Komputerisasi ( computerization )
Prinsip manajemen operasi penggunaan komputer sebagai berikut.
a. Have a computer usage traning programme for all staff
b. Have well writtent operatiuonal manuals fos staff to refer to
c. Have a daliy back up procedure for data
d. Have a system of password security
e. Use a tried system
f. Computerise with future mind (Disk capacity)
List proses dari rekam medik sebagai berikut.
a. Clinic reception
b. Consultation and dispensing of services
c. Billing & financial management
d. Inventory management
e. Management reports
f. Communication & content acquisition
g. Adminsitration and other functions
4. Sistem Informasi dan Pemeliharaan Kesehatan
Profil populasi sebagai berikut.
a. Gambaran demografi populasi binaan (sesuai kelompok umur dan jenis
kelamin)
b. Bermanfaat untuk perencanaan:
30
Page 31
- prioritas jenis layanan
- prediksi kebutuhan bahan/peralatan medis
- pembuatan program intervensi/monitoring
d.apa saja syarat mutu klinik yang baik dalam PDKM?
Jawab :
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien harus berpijak
pada acuan dasar standar mutu pelayanan minimal kesehatan masyarakat
(Kepmenkes RI No. 1457/Menkes/SKX/2003). Standar minimal pelayanan
kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang diberikan dalam bidang
kesehatan kepada setiap orang secara optimal, bermutu, efisien dan merata
tanpa memandang suku dan golongan. Optimal maksudnya terlaksananya
pelayanan kesehatan dasar, bermutu dan efisien artinya terlaksananya
pelayanan kesehatan yang profesional, tepat guna dan berjalan lancar
sesuai dengan tuntutan masyarakat baik di tingkat rumah sakit maupun di
tingkat puskesmas.
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu,
efisien dan merata, perlu adanya pembenahan-pembenahan baik yang
menyangkut manajemen pelayanan, sarana-prasarana dan sumber daya
manusia.
- Pertama, manajemen pelayanan. Manajemen pelayanan yang
diterapkan harus transparan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan bisa
menerapkan/mengakomodasi usulan-usulan dari bawah, sehingga bawahan
merasa diperhatikan/dilibatkan (manajemen partisipatif). Pelayanan dalam
pengorganisasian harus sesuai dengan tugas dan fungsinya, seperti staf
entry data tidak dibenarkan membuka rekening atas nama lembaga. Tugas
ini sebenarnya dilaksanakan oleh bendahara atas persetujuan direktur
31
Page 32
utama. Dalam hal pelaksanaan pelayanan harus memberikan informasi
yang optimal baik menyangkut pembiayaan dan catatan medik maupun
langkah-langkah/tindakan yang akan diambil. Pengawasan harus
diefektifkan baik pengawasan intern/ekstern, sehingga penyimpangan
yang terjadi dapat diketahui lebih dini.
- Kedua, sarana dan prasarana. Untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada masyarakat dibutuhkan sarana/prasarana
atau alat untuk mendukung pelayanan. Banyak alat-alat medis yang tidak
memadai dan tidak sesuai. Banyak rumah sakit daerah di kabupaten tidak
memiliki alat medis yang cukup dan standar, sehingga banyak pasien yang
membutuhkan pelayanan di kabupaten tidak terlayani. Perlu peningkatan
biaya untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana-prasarana.
- Ketiga, sumber daya manusia. Tenaga paramedis sudah memiliki
skill medis/keperawatan dan kemampuan akademik yang memadai.
Namun, penugasan sumber daya yang belum optimal. Hal ini terlihat dari
kenyataan yang ada bahwa dokter spesialis yang ditugaskan di rumah sakit
sangat jarang ditemui pasien di kelas yang sebagian besar dihuni
masyarakat kurang mampu. Ini terjadi kemungkinan karena dokter
tersebut tidak bekerja fulltime dan tidak fokus dengan pekerjaannya di
rumah sakit. Sudah selayaknya pemerintah menerapkan kebijakan tenaga
medis yang berstatus PNS tidak diizinkan nyambi di rumah sakit swasta
atau buka praktik swasta. Pemerintah hendaknya menengok negara
tetangga seperti Singapura yang melarang dokter bekerja di rumah sakit
lain/buka praktik sendiri. Hal ini bisa diterapkan dengan konsekuensi
peningkatan gaji bagi dokter PNS.
e.bagaimana cara menjamin dan mempertahankan mutu klinik?
Jawab :
Bentuk Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas tiga jenis :
1) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)
32
Page 33
Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan
kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar
masukan dan standar lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga
pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap kebijakan, organisasi, dan
manajemen institusi kesehatan. Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif
sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan perundang-undangan,
di antaranya : Standardisasi (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi
(Certification), akreditasi (Accreditation).
2) Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality assurance)
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang
diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini
perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai
tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.
3) Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance)
Yang dimaksud dengan program menjaga mutu restrospektif adalah yang
diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama
lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan
pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak
langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan
pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah :
Record review, tissue review, survei klien dan lain-lain.
Cara menjamin mutu ialah dengan asuransi. Asuransi adalah suatu cara atu
alatpemindahan resiko apabila pada waktu akan dating diderita kerugian- kerugian
akibat resiko yang dihadapi maka kerugian tersebut akan dialihkan kepada pihak
lain. Asuransi dapat diartikan sebagai upaya mengalihkan tanggung jawab resiko
yang mungkin dihadapi kepada pihak lain dengan membayar premi. Walaupun
tidak diharapkan dalam kehidupannya, manusia sering dihadapkan pada suatu
resiko. Untuk itumereka selalu berusaha mengurangi atau bahkan menghindari
sama sekali dari resiko yang mungkin menimpanya (Wijono,2000).
33
Page 34
f.bagaimana manajemen SDM dan sumber daya lainnya dalam PDKM?
Jawab :
Menjadi seorang manajer
Dokter sering adalah sbg manajer praktik
• Managing adalah melakukan pekerjaan melalui usaha orang lain.
• Managing adalah menghasilkan output dari input dan proses. Input 3 Ms-
mapower, money and materials, Proses adalah operational work,
development work, and organizational work.
• Out put di klinik dpt dibagi 2 komponen yg saling berhubungan-technical
care , and patient satisfaction.
Basic functions of a manager:
• Planning- Proses penentuan tujuan dan formulasi langkah2 yg akan
diperlukan
• Organizing- Proses mendapatkan kegiatan-kegiatan, mengatur material untuk
memenuhi tujuan organisasi. Termasuk menyusun kerja, authoority untuk
bertindak dan departementisasi.
• Leading- Proses mempengaruhi staff u mencapai tujuan. Trampil menjadi
leader efektif adalah: komunikasi dan skill feed back; motivasi staff dan
penggunaan leadership style yg tepat untuk situasi spesifik yg cocok.
• Control-setting standar, comparing performance againtd standards and
correcting deviations.
Ruang Lingkup dalam manajemen sumber daya manusia sebagai
berikut (Gan, dkk., 2004).
Entry ----------------------------------------------------- Exit
- Recuitment
- Selection
- Induction
Training
- Motivasi
- People handling
- Structure
- Leadership
- Personal
effectiveness
- Staff development
a. Delegation
b. Appraisal
c. Courses
- Separation
- Promotion
34
Page 35
- Change
management
Perekrutan, seleksi, dan penugasan:
• Tingkat dan jenis pendidikan
• Wawancara
• Rekomendasi
• Kontrak kerja yang jelas
• Rincian tugas dan wewenang
• Mekanisme kontrol, Doctor as Manager
Perekrutan
• Analisis dan deskripsi pekerjaan yang akan diselengarakan
• Deskripsikan orang yang tepat untuk pekerjaan itu
Penugasan
• Rincian pekerjaan
– Sesederhana mungkin
– Jangan berlebihan
– Yakinkan tidak tumpang-tindih
– Jangan kacaukan pekerjaan
– Hindari diskriminasi
– Nama pekerjaan
– Posisi dalam tata kerja
– Tujuan utama pekerjaan ybs.
– Tugas dan kewajiban utama
– Cara mengambil keputusan dan mencari bantuan
– Lingkungan kerja yang akan dihadapi
• Penilaian
– Perjelas tujuan
– Buat daftar tilik untuk nilai diri
– Tentukan batas waktu
– Tentukan target yang hendak dicapai
35
Page 36
Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Staf
Manfaat untuk klinik:
• Mengurangi masa penyesuaian
• Meningkatan kinerja
• Mengurangi supervisi
• Mengurangi pergantian pekerjaan karena puas
• Memperoleh orang yang tepat untuk pekerjaan yang sesuai
Manfaat untuk karyawan:
• Merasa yakin dan aman dalam bekerja
• Meningkatkan kemungkinan kenaikan pangkat dan atau gaji
• Meningkakan kepuasan bekerja
• Meningkatkan kemungkinan penularan keterampilan
Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Staf:
• Bentuk: Kursus, pelatihan, pendidikan formal, dll
• Bentuk Lain: Selia Bestari (peer review) diantara sesama staf (medis dan non-
medis)
• Pengaturan: Bisa dibuat perjanjian tersendiri
• Proses: berdasarkan permintaan karyawan atau kebutuhan KDK
Untuk tenaga medis
• PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan): Seminar, Simposium, Lokakarya,
dll
• Peer Review: Pembahasan kasus secara EBM
• Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu: (ATLS, ACLS, EKG,
Kepemimpinan, dll)
• Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2 Kesehatan Kerja, dll)
Untuk paramedis
• Kursus keperawatan
• Peer Review: Diskusi kelompok membahas satu masalah (rutin)
• Kursus Manajemen pengelolaan keperawatan di klinik (asuhan keperawatan,dll)
36
Page 37
• Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll
Untuk tenaga non-medis
• Kursus penggunaan alat tertentu
• Kursus Manajemen laboratorium, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dll
• Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, dll
• Kursus perpajakan, dll .
g.bagaimana cara membuat rancangan klinik dengan cara analisis SWOT?
Jawab :
Daniel Start dan Ingie Hovland
Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal
dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan
cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para
perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
mereka.
4.a. Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai islam dalam praktek dokter
kelurga?
Jawab :
1. Mengobati dengan Ichsan dan tidak bertentangan dengan al Qur’an dan
Sunnah Nabi,
2. Tidak menggunakan obat obatan yang haram atau tercampur bahan haram
3. Pengobatan tidak mencacatkan tubuh, kecuali sangat darurat dan
keselamatan nyawa,
4. Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bid’ah,
5. Dilakukan oleh ahlinya,
37
Page 38
6. Thabib Tidak iri hati, takabur,
7. Thabib berpakaian rapih dan bersih, sebaiknya putih,
8. Lembaga pelayanan kedokteran rapih, besih dan Indah,
9. Tidak menggunakan lambang lambang pemujaan pada dewa atau agama
lain
b. apa saja nilai-nilai islam yang diperlukan dalam PDKM?
Jawab :
38
Page 39
BAB III
KESIMPULAN
Dokter bintang membuka praktek dokter keluarga mandiri dengan
melaksanakan prinsip dasar pelayanan dokter keluarga untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dalam komunitas tertentu di wilayah puskesmas kabupaten
serasan.
39