LAPORAN PRAKTIKUM UJI SENSORISUJI THRESHOLD (THRESHOLD TEST)Mata
Kuliah Pengembangan Produk Dan Evaluasi Sensoris
Disusun oleh : Kelompok 05 (Lima)Andik Eko Marianto
(125100101111055)Huda Jafar Rasyid (125100402111006)M. Kharis
Abdullah Afandy (125100107111020)Makhrizu Zamani
(125100100111039)
Kelas: D THP
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPengujian yang didasarkan pada
proses pengindraan yang sering disebut dengan pengujian
organoleptik. Pengindraan dapat diartikan sebagai reaksi mental
(sensation) jika alat indra mendapat stimulus (rangsangan). Jadi,
reaksi dan kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat
berupa sikap untuk menjauhi dan mendekati, tidak suka atau suka
akan objek yang menjadi penyabab timbulnya rangsangan.Pengujian
organoleptik dilakukan dengan personil yang diberikan tugas untuk
melakukan kegiatan pengujian organoleptik, yang berguna
memfasilitasi tugas dari panelis. Hal yang harus dikuasai dari
seorang penyaji adalah mampu menyiapkan ruangan, menyiapkan
peralatan utama dan peralatan pendukungkemampuan dalam hal
menyiapkan, serta dapat menyiapkan sampel uji dengan baik kepada
panelis. Hal lain yang harus dikuasai adalah mempunyai pemahaman
terhadap format yang digunakan dalam kegiatan pengujian intruksi
kerja dalam pengujian, mampu memahami prosedur teknis dan
non-teknis serta dapat, mengolah data dari kuisioner maupun
dokumentasi untuk menyusun laporan analisa dari hasil
kuisioner.Kemudian pelaksanaan pengujian yang dilakukan dengan
penyajian sederet sampel dalam cup kecil yang diisi dengan sampel
uji dengan konsentrasi yang berbeda. Dalam pengujian organoleptik
ambang batas rangsan dikenal dengan deret cuplikan yaitu tingkat
rangsangan dari panelis. Pengertian dari deret cuplikan merupakan
suatu domein rangsangan yaitu deret rangsangan yang berbeda secara
gradual tingkatnya.Ada beberapa tingkatan rangsangan yang terdapat
pada uji ambang rangsangan (threshold) yaitu ambang mutlak
(absolute threshold), ambang pengenalan (recognition threshold),
ambang pembeda (difference threshold) dan ambang batas (terminal
threshold). Ambang mutlak (absolute threshold) adalah suatu
tanggapan atau kesan dari sampel uji yang dirasakan, namun belum
mengetahui rasa dari sampel uji tersebut (jumlah benda rangsang
terkecil yang sudah mulai menimbulkan kesan). Kemudian ambang
pengenalan (recognition threshold) yaitu suatu tanggapan atau kesan
dari sampel uji yang dirasakan, serta sudah diketahui rasa dari
sampel uji tersebut (sudah mulai dikenali jenis kesannya).
Selanjutnya ambang pembedaan yaitu perbedaan terkecil yang sudah
dikenali. Kemudian ambang batas yaitu tingkat rangsangan terbesar
yang masih dapat dibedakan dari segi intensitas. Dan ambang batas
akhir (terminal threshold) yaitu rangsangan terendah yang
menghasilkan kesan maksimum,, apabila konsentrasi
rangsangan/stimulus tersebut dinaikkan dalam batas tertentu, maka
dapat mengakibatkan panelis tidak dapat merasakan adanya intensitas
kesan atau peningkatan rangsang. Uji ambang rangsangan bermanfaat
untuk mengetahui intensitas batas rasa dalam suatu sampel
uji/produk, sehingga dapat ditentukan takaran yang sesuai dengan
rasa yang diinginkan.
1.2 TujuanTujuan dari praktikum Uji Threshold (uji batas
rangsangan) yaitu diperlukan supaya mahasiswa/mahasiswi dapat
menentukan nilai ambang mutlak (absolute threshold), ambang
pengenalan (recognition threshold) dan Menjelaskan penentuan ambang
batas stimulus rasa manis oleh sekelompok panelis.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjaun Sampel2.1.1 GulaGula merupakan
suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi yang
biasanya dibuat dalam bentuk kristal padat dan diperoleh dari nira
tebu, bit gula, aren. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap
ekstraksi, kemudian diikuti dengan pemurnian melalui distilasi
(penyulingan). Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis
pada makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang
diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam).
Sumber-sumber pemanis lain maple, anggur, atau jagung, juga
menghasilkan semacam pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa
sebagai komponen utama (Zainal, 2011). 2.1.2 GaramGaram terbentuk
dari hasil reaksi asam dan basa, yang merupakan senyawa ionik yang
terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga
membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan) (Dini, 2011).Garam yang
terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di air disebut sebagai
garam asam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida
ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Dan garam
yang bukan garam asam maupun garam basa disebut garam netral.
Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah
di molekul yang sama, tapi tidak disebut sebagai garam misal
metabolit, protein, peptida. Contoh garam dapur (NaCl) yang
dilarutkan air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik (Dini, 2011). 2.1.3 AirPenggunaan
air pada praktikum uji threshold berfungsi sebagai pelarut untuk
membuat larutan gula dan garam yang akan diujikan pada panelis.
Karena Air adalah suatu senyawa yang digunakan sebagai senyawa
penetral. Air merupakan kimia H2O yang terdiri dari senyawa
Hidrogen (H2), dan senyawa Oksigen (O2). Kedua senyawa yang
membentuk air ini merupakan komponen pokok dan mendasar dalam
memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi (Anonimous,
2010).2.2 Indera yang terlibatPengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan yang sering disebut dengan pengujian organoleptik.
Pengindraan dapat diartikan sebagai reaksi mental (sensation) jika
alat indra mendapat stimulus (rangsangan). Jadi, reaksi dan kesan
yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk
menjauhi dan mendekati, tidak suka atau suka akan objek yang
menjadi penyabab timbulnya rangsangan.Pada uji threshold biasanya
yang digunakan adalah indera pencicip di rongga mulut dan indera
pencium di rongga hidung. Jadi, rangsangan yang timbul berawal
dari, bahan yang diuji, kemudian dapat diterima oleh reseptor yang
ada pada masing-masing indera, kemudian akan diteruskan ke sistem
syaraf pusat untuk diolah sehingga akan menimbulkan kesan atau
sikap dari bahan yang dirasakan (Prahanasa, 2013).Pada uji
threshold salah satu indera yang digunakan adalah indera pencicip.
Indera pencicip berfungsi untuk merasakan, rasa dari suatu makanan
yang dimakan. Pencicipan paling peka oleh indra pencicip adalah
pada waktu pagi hari. Didalam rongga mult terdapat sel peka yang
berkumpul masing-masing membentuk putting yang berguna untuk
membedakan rasa dari suatu makanan yang dimakan. Indera pengecap
manusia hanya bisa merasakan rasa manis, pahit, asam, asin dari
suatu yang dimakan. Rasa manis dan asin terutama terletak pada
ujung lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan
rasa pahit pada bagian posterior lidah dan (palatum molle).
Sehingga kegunaan indera ini, sangat berguna untuk manusia
(Prahanasa, 2013).2.3 MetodeUji threshold adalah salah satu dari
uji trshold, yang melibatkan penyaji untuk menyajikan sampel uji
dan para panelis (populasi) untuk mendeteksi rasa (stimulus) dari
suatu sampel analisa. Salah satu uji lainnya adalah uji pelarutan
(dilution test) yang berguna untuk deteksi jumlah terkecil larutan
zat, yang dapat diukur melalui rangsangan. Kedua jenis uji di atas
dapat menggunakan uji pembedaan untuk menentukan threshold atau
batas deteksi..Metode uji treshold berguna untuk mengenal macam
rangsangan (recognition threshold), seperti asin, manis, asam atau
manis. Dalam uji threshold diperlukan untuk menentukan perubahan
konsentrasi terkecil suatu substansi yang masih dapat dideteksi
perubahannya(difference threshold) atau tingkat konsentrasi
terendah suatu substansi yang masih dapat dideteksi (absolute
treshold) (Putri, 2015).2.3.1 AMBANG RANGSANGANDalam uji threshold
melibatkan beberapa tingkatan rangsangan, salah satunya yaitu
ambang rangsangan (threshold), kemudian ambang mutlak (absolute
threshold), selanjutnya adalah ambang pengenalan (Recognition
threshold), ambang pembedaan (difference threshold) serta ambang
batas (terminal threshold) (Putri, 2009).
A. Ambang Mutlak
Ambang mutlak (absolute threshold) yaitu suatu tanggapan atau
kesan dari sampel uji yang dirasakan, namun belum mengetahui rasa
dari sampel uji tersebut (jumlah benda rangsang terkecil yang sudah
mulai menimbulkan kesan).Tabel. 1 Ambang mutlak untuk
pencicipanRangsanganAmbang mutlakKesan
GulaGaram
1 bagian/200 bagian air1 bagian/400 bagian air
ManisAsin
Pengukuran ambang mutlak didasarkan pada konvensi bahwa
setengah, 50% dari jumlah panelis dapat mengenal dengan tepat, akan
sifat sensoris yang dinilai. Contohnya konsentrasi yang terkecil
dari larutan garam yang dapat dibedakan rasa dari air murni sebagai
(Bambang, 2005)
B. Ambang PengenalanAmbang pengenalan (recognition threshold)
yaitu suatu tanggapan atau kesan dari sampel uji yang dirasakan,
serta sudah diketahui rasa dari sampel uji tersebut (sudah mulai
dikenali jenis kesannya). Ambang pengenalan akan dipengaruhi oleh
ambang mutlak, misal apabila panelis sudah merasakan rasa asin atau
manis pada ambang mutlak, maka pada saat ambang pengenalan akan
bisa merasakan perbedaan rasa disertai pelarutnya. Jadi ambang
pengenalan dapat diidentifikasikan sebagai konsentrasi atau jumlah
perbandingan terendah yang dapat dikenali dengan betul. Pengukuran
ambang pengenlan didasarkan pada 75% panelis dapat mengenali
rangsangan (Eddy, 2006).
C. Ambang PembedaanAmbang pembedaan (difference threshold)
merupakan perbedaan terkecil dari rangsangan yang masih dapat
dikenali. Ambang pembedaan menyangkut dua tingkat kesan rangsangan
yang sama. Rangsangan yang ditimbulkan akan menentukan besarnya
ambang pembedaan. Jika rangasangan terdeteksi terlalu kecil maka
sulit untuk dideteksi, dan apabila rangsangan yang ditimbulkan
besar maka lebih mudah untuk identifikasi.Perbedaan konsentrasi
yang dapat dideteksi dengan benar oleh (75%) panelis adalah
perbedaan konsentrasi yang menunjukkan ambang pembedaan (difference
threshold), yang menggunakan 4 standar (Aryani, 2013).D. Ambang
batasAmbang batas yaitu tingkat rangsangan terbesar yang masih
dapat dibedakan dari segi intensitas. Dan ambang batas akhir
(terminal threshold) yaitu rangsangan terendah yang menghasilkan
kesan maksimum,, apabila konsentrasi rangsangan/stimulus tersebut
dinaikkan dalam batas tertentu, maka dapat mengakibatkan panelis
tidak dapat merasakan adanya intensitas kesan atau peningkatan
rangsang. Uji ambang rangsangan bermanfaat untuk mengetahui
intensitas batas rasa dalam suatu sampel uji/produk, sehingga dapat
ditentukan takaran yang sesuai dengan rasa yang diinginkan (Aryani,
2013).
BAB IIIMETODELOGI3.1 Bahan dan Alat3.1.1 Bahan:a. Sukrosac. Air
sebagai pelarutb. NaCld. Bahan penetral indra pencicip (air)3.1.2
Alat:a. Timbangan analitikc. Cup kecil g. Spatulab. Gelas ukure.
Label h. Gelas beakerc. Sendokf. Spidol3.2 Cara Kerja
3.2.1 Preparasi Sampel Gula
Disiapkan bahan baku (gula)
Ditimbang gula (0,5% ; 1,5% ; 2% ; 2,5% ) berat total gula
Dilarutkan masing-masing konsentrasi ke gelas beaker 500ml
Diaduk hingga larut dengan spatula
Dimasukkan botol persediaan
Dilakukan pelabelan sesuai konsentrasi dengan label nomor
acak
3.2.2 Preparasi Sampel Garam
Disiapkan bahan baku (garam)
Ditimbang gula (1% ; 0,5% ; 0,3% ; 0,1%) berat total garam
Dilarutkan masing-masing konsentrasi ke gelas beaker 500ml
Diaduk hingga larut dengan spatula
Dimasukkan botol persediaan
Dilakukan pelabelan sesuai konsentrasi dengan label nomor
acak
3.2.3 Sampel GulaLarutan gula 0,5% ; 1,5% ; 2% ; 2,5% dalam
botol sediaan
Disiapkan Cup kecil sebanyak 64 buah
Cup kecil dikelompokkan menjadi 4 kelompok masing-masing 16 cup
kecil
Penempelan label kode cup kecil pada masing-masing kelompok
Dimasukkan larutan gula ke dalam cup kecil sesuai label
Pengambilan cup kecil untuk masing-masing panelis dalam
nampan
Pengurutan sampel dari konsentrasi rendah ke tinggi (kanan ke
kiri panelis)
Penyaji sampel disertai kuisioner penilaian, gelas air minum dan
gelas kumur
Hasil penilaian
Tabulasi data
3.2.4 Sampel GaramLarutan garam 1% ; 0,5% ; 0,3% ; 0,1% dalam
botol sediaan
Disiapkan cup kecil sebanyak 64 buah
Cup kecil dikelompokkan menjadi 4 kelompok masing-masing 16 cup
kecil
Penempelan label kode cup kecil, pada masing-masing kelompok
Dimasukkan larutan garam ke dalam cup kecil
Pengambilan cup kecil untuk masing-masing panelis dalam
nampan
Urutan sampel dari konsentrasi tinggi ke rendah (kanan ke kiri
panelis)
Penyaji sampel disertai kuisioner penilaian, gelas air minum dan
gelas kumur
Hasil penilaian
Tabulasi data
BAB IVDATA DAN PEMBAHASANPada uji threshold yang dilakukan
dengan menyiapkan 2 buah sampel yaitu sampel gula dan sampel garam,
dimana untuk sampel gula konsentrasi yang diujikan adalah 0,5%,
1,5%, 2%, 2,5%. Sementara untuk sampel garam, konsentrasinya adalah
1%, 0,5%, 0,3%, 0,1%. Konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi
garam dan gula yang digunakan pada volume total pelarut/air. Jadi
apabila, konsentrasi 0% berarti tidak ada penambahan gula maupun
garam sedikitpun pada pelarut yang digunakan (netral). Apabila
konsentrasi (1%) dilakukan penambahan gula atau garam seberat 1%
dari volume total pelarut. Apabila pelarut yang digunakan air
sebanyak 500 ml, sehingga untuk membuat larutan gula atau garam
(1%) maka pelarut akan ditambahkan dengan gula atau garam sebanyak
5 gram(berat bahan).Ambang mutlak (absolute threshold) atau suatu
tanggapan atau kesan dari sampel uji yang dirasakan, namun belum
mengetahui rasa dari sampel uji tersebut (jumlah benda rangsang
terkecil yang sudah mulai menimbulkan kesan).Tabel. 1 Ambang mutlak
untuk pencicipanRangsanganAmbang mutlakKesan
GulaGaram
1 bagian/200 bagian air1 bagian/400 bagian air
ManisAsin
(Bambang, 2005).
Dilihat dari tabel, 1 bahwa ambang mutlak gula lebih besar dari
pada garam, sehingga dalam uji organoleptik rasa gula lebih mudah
diraskan dari pada garam. Setelah dilakukan praktikum uji threshold
dengan kedua sampel tersebut, didapatkan data untuk uji threshold
garam sebagai berikut .GARAM
PANELISKONSENTRASI
1%0.50%0.30%0.10%
11111
21110
31111
41110
51110
61100
71000
81111
91110
101100
111110
121110
131110
141100
151000
161110
Frekuensi100%87,5%68,75%18,75%
Perhitungan frekuensi :
F 0,5% = Pb / Pt
Dimana :F 0,5%= frekuensi pada konsentrasi 0,5%Pb= jumlah
panelis yang menyatakan nilai +Pt= jumlah panelis total
Frekuensi merupakan persentase jumlah orang menyatakan nilai
+
Grafik hubungan antara konsentrasi garam dan frekuensi :
Ada beberapa tingkatan rangsangan yang terdapat pada uji ambang
rangsangan (threshold) yaitu ambang mutlak (absolute threshold),
ambang pengenalan (recognition threshold), ambang pembeda
(difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold).
Ambang mutlak (absolute threshold) adalah jumlah benda rangsang
terkecil yang sudah mulai menimbulkan kesan. Kemudian ambang
pengenalan (recognition threshold) yaitu suatu tanggapan atau kesan
dari sampel uji yang dirasakan, serta sudah diketahui rasa dari
sampel uji tersebut (sudah mulai dikenali jenis kesannya).
Selanjutnya ambang pembedaan yaitu perbedaan terkecil yang sudah
dikenali. Kemudian ambang batas yaitu tingkat rangsangan terbesar
yang masih dapat dibedakan dari segi intensitas. Dan ambang batas
akhir (terminal threshold) yaitu rangsangan terendah yang
menghasilkan kesan maksimum,, apabila konsentrasi
rangsangan/stimulus tersebut dinaikkan dalam batas tertentu, maka
dapat mengakibatkan panelis tidak dapat merasakan adanya intensitas
kesan atau peningkatan rangsang (Putri, 2009).Nilai ambang mutlak
ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh yaitu 0,5 atau 50% dan
ambang pengenalan didasarkan pada 75% panelis yang dapat mengenali
rangsangan, namun pada hasil uji threshold ini persentase 50% dan
75% tidak ada. Persentase terkecil adalah 18,75%, sehingga untuk
uji threshold garam ini hanya ditemukan nilai ambang batasnya saja
sebesar 100% pada konsentrasi 1%. Pada konsentrasi 0,1% dari 16
panelis yang melakukan uji threshold terdapat 13 panelis yang tidak
merasakan rasa asin dari garam pada konsentrasi tersebut. Dan pada
konsentrasi 1% semua panelis sudah dapat merasakan adanya garam
pada larutan yang disajikan dimana pada konsentrasi tersebut nilai
ambang batas ditetapkan.
Sementara itu, untuk data yang didapatkan dari uji threshold
dengan sampel gula disajikan dalam tabel berikut ini.GULA
PANELISKONSENTRASI
0.5%1.50%2.00%2.50%
11111
20111
31111
40111
51111
60111
71111
80111
90111
100111
110111
121111
130111
140111
150111
160111
Frekuensi31,25%100%100%100%
Perhitungan frekuensi :
F 0,5% = Pb / Pt
Dimana :F 0,5%= frekuensi pada konsentrasi 0,5%Pb= jumlah
panelis yang menyatakan nilai +Pt= jumlah panelis total
Frekuensi merupakan persentase jumlah orang menyatakan nilai
+
Grafik yang menunjukkan hubungan antara frekuensi dan
konsentrasi sebagai berikut.
Ada beberapa tingkatan rangsangan yang terdapat pada uji ambang
rangsangan (threshold) yaitu ambang mutlak (absolute threshold),
ambang pengenalan (recognition threshold), ambang pembeda
(difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold)
(Putri, 2009).Nilai ambang mutlak ditunjukkan dengan nilai yang
diperoleh yaitu 50% dan ambang pengenalan didasarkan pada 75%
panelis yang dapat mengenali rangsangan, namun pada hasil uji
threshold ini persentase 50% dan 75% tidak ada. Persentase terkecil
adalah 31,25%, sehingga untuk uji threshold gula ini hanya
ditemukan nilai ambang batasnya saja sebesar 100% pada konsentrasi
1,5%. Pada konsentrasi 0,5% dari 16 panelis yang melakukan uji
threshold terdapat 11 panelis yang tidak merasakan rasa manis dari
gula pada konsentrasi tersebut. Dan pada konsentrasi 1,5% semua
panelis sudah dapat merasakan adanya gula pada larutan yang
disajikan dimana pada konsentrasi tersebut nilai ambang batas
ditetapkan.Jadi, dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan ini
disebabkan, dari nilai ambang mutlak pada kedua sampel yang
mewakili rasa asin dan manis memang berbeda. Sehingga,
mengakibatkan adanya perbedaan.
Tabel IV.1 Tabel ambang mutlak pencicipanTabel. 1 Ambang mutlak
untuk pencicipanRangsanganAmbang mutlakKesan
GulaGaram
1 bagian/200 bagian air1 bagian/400 bagian air
ManisAsin
(Bambang, 2005).Dilihat dari tabel.1 masing-masing dari
rangsangan mempunyai kesan yang berbeda yang akan berpengaruh pada
ambang lainnya. Selain itu, adapun faktor(sebab yang mengakibatkan
perbedaan rangsangan yang terjadi) aspek tersebut yaitu .1. Aspek
kondisi kesehatanOOrang yang mempunyai kondisi kesehatan yang
kurang baik, akan mengalami penurunan indera perasa, dan pembau.
Jadi disarankan untuk tidak menjadi panelis, karena kesan yang
dihasilkan akan tidak sesuai. 2. Aspek usiaUsia panelis akan
menjadi pengaruh terhadap uji organoleptik. Seperti pada usia muda
akan lebih sensitive terhadap indera, tetapi kadang ragu untuk
mengambil keputusan. Sedangkan pada usia yang dewasa mungkin stabil
untuk mengambil keputusan, sehingga keputusan deskripsi rasa lebih
tepat.3. Rasa laparPanelis yang dipengaruhi rasa lapar akan
mempengaruhi hasil uji, karena kesan yang dihasilkan tidak pasti.
Dan apabila panelis makan sebelum uji dilakukan maka juga akan
menyebabkan hasil yang tidak pasti.4. Kebiasaan merokokPada panelis
yang mempunyai kebiasaan merokok, akan menghasilkan hasil yang
kurang sensitiv. Lebih baik panelis menghentikan merokok selama
kurang lebih 30 menit sebelum melakukan uji, agar mendapatkan kesan
sensitive pada panelis.Jadi, dilihat dari faktor diatas uji
threshold yang dilakukan kurang optimal, karena panelis yang ada
bisa saja belum sarapan, dalam kondisi kurang sehat. Jadi, keadaan
panelis akan mempengaruhi uji threshold.
KESIMPULANDari hasil praktikum yang telah dilakukan maka, dapat
disimpulkan bahwa uji threshold yaitu uji untuk perubahan
konsentrasi terkecil yang masih dapat terdeteksi oleh panca indera
manusia, dan dapat diketahui tingkat konsentrasi terendah. Dari
data hasil praktikum yang didapatkan yaitu ambang mutlak untuk
merasakan sampel garam lebih rendah dibandingkan sampel gula, yakni
1 bagian/400 bagian air untuk sampel garam dan 1 bagian/200 bagian
air untuk sampel gula. Dan sebaliknya, untuk merasakan sampel gula
dengan indera pengecap lebih tinggi dibandingkan sampel garam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2010. http://anmous.blogspot.com/2010/01/air-kegunaan
html. Diakses 15 mei 2015.Aryani, Sari. 2013. Sensoris Threshold.
http://www.geocities.ws/meteorkita/sensoris-treshold.pdf. diakses
tanggal 13 Mei 2015.Bambang. 2005.Penilaian Organoleptik Uji
Indrawi. Pangan Gizi UGM. Yogyakarta.Dini, Purwani. 2011.Bab 2
Tinjauan Pustaka Pembuatan Kristal Garam. Pusat Riset Wilayah Laut
dan Sumber daya Non hayati. Jakarta.Eddy. 2006. Pengujian Sensoris
Pangan. www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 14 Mei
2015.Prahanasa. 2013. Uji Ambang
Rangsangan.http://fadlx.blogspot.com/2013/02/uji-ambang
rangsangan.html. Diakses 15 Mei 2015.Putri, N.L. 2009. Uji Ambang
Batas (Threshold Test).http://natyalaksmiputri.wordpress.
com/2009/06/21/laporan-praktikum-evaluasi-sensori-uji-ambang-batas-threshold-test/.
Diakses tanggal 14 Mei 2015.Zainal. 2011. Tinjauan Pustaka Gula.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24579/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses 15 Mei 2015.