Top Banner

of 52

Laporan Proyek Mini

Jul 06, 2018

Download

Documents

Yurnalis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    1/52

    RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL

    MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU SEBAGAI PENGGANTI BAHAN

    BAKAR FOSIL

    LAPORAN PROYEK MINI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

     pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

    Oleh :

    YURNALIS

    11255102069

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

    PEKANBARU

    2016

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    2/52

     

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    3/52

    RANCANG BANGUN REAKTOR DAN SISTEM KONTROL BIOETANOL

    MENGGUNAKAN BAHAN BAKU TETES TEBU SEBAGAI PENGGANTI BAHAN

    BAKAR FOSIL

    YURNALISNIM: 11255102069

    Tanggal Seminar : 6 Januari 2016

    Jurusan Teknik Elektro

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

    Jl. Soebrantas No.155 Pekanbaru

    ABSTRAK

     Energi memiliki peranan yang sangat penting didalam kehidupan manusia, terutama pada

     sektor energi fosil sebagai penunjang kebutuhan. Diperkirakan kebutuhan bahan bakar fosil

    akan meningkat setiap tahunnya, beriringan dengan bertambahnya populasi manusia. Salah

     satu solusinya beralih ke energi alternatif yaitu bioetanol. Dalam perancangan ini,

    dilakukan rancang bangun alat reaktor bioetanol yang dilengkapi sistem kontrol, alat ini

    menggunakan reaktor fermentor dengan kapasitas 2 liter yang dilengkapi dengan sensor

     MQ-3 untuk mendeteksi alkohol dan memiliki reaktor evaporasi dengan kapasitas 2,4 liter

     yang dilengkapi sensor DS18B20 untuk menjaga suhu pada reaktor ini tetap di 78oC dan

    reaktor kondensor. Alat ini menggunakan bahan baku tetes tebu 99,21%, Urea 0,5%, NPK

    0,06%, dan Ragi 0,23% yang di fermentasi selama 72 jam dan menghasilkan bioetnol 260

    ml dengan kadar alkohol 58%.

     Kata kunci: reaktor , fermentasi, destilasi, sistem kontrol, tetes tebu, bioetanol. 

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    4/52

    DESIGN OF BIOETHANOL REACTOR AND CONTROL SYSTEM USING

    MOLASSES AS RAW MATERIAL FOR ALTERNATIVE OF FOSSIL FUEL

    YURNALIS

    Number Student : 11255102069

    Date of Seminar: January 6, 2016

    Electrical Engineering Department

    Faculty of Science and Technology

    State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

    Soebrantas Street No.155 Pekanbaru

    ABSTRACT

     Energy has a very important role in human life, especially in the fossil energy sector as a

     support needs. Estimated that fossil fuel needs will increase every year, in tandem with the

    increase in human population. One of solution is change to alternative energy, that is

    bioethanol. In this research is designed of bioethanol reactor and control system using

    molasses for raw material , this reactor is using reactor fermenter with 2 litre of molasses

    capasity which is equipped MQ-3 sensor to detect alcohol and using reactor evaporation

    with 2.4 litre which is equipped DS18B20 sensor to keep the temperature in the reactor

     fixed at 78oC and reactor condensor. This reactor using molasses for raw material 99.21%,

    0.5% Urea, NPK 0.06%, and 0.23% which in fermentation for 72 hours and produced 260

    ml bioethanol with a 58% alcohol content.

     Keywords: reactor, fermentation, distillation, control systems, molasses, bioethanol. 

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    5/52

    KATA PENGANTAR

     Assalamu’alaikum wr.wb 

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala rahmat, karunia serta

    hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Mini dengan judul

    “Rancang Bangun Reaktor dan Sistem Kontrol Bioetanol Menggunakan Bahan Baku

    Tetes Tebu Sebagai Pengganti Bahan Bakar Fosil” sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

    Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad S.A.W.

    Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah

    Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

     Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

    Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

     besarnya kepada:

    1.  Teristimewa Kedua Orang tua penulis, yang telah mendo’akan dan memberikan

    dukungan, serta motivasi agar penulis dapat sukses dalam menyelesaikan laporan ini

    dengan baik dan benar.

    2. 

    Bapak Dr. Hartono, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

    Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan izin kepada penulis

    untuk melaksanakan proyek mini.

    3.  Bapak Dr. Alex Wenda, ST, M.Eng., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan izin

    kepada penulis untuk melakukan proyek mini.

    4. 

    Ibu Ewi Ismareda, S.Kom,. M.Kom, selaku Sekretaris Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

    5.  Bapak Aulia Ullah, ST, M.Eng, selaku Koordinator Kerja Praktek/ Proyek Mini

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

    6.  Ibu Susi Afriani, ST, MT., selaku dosen pembimbing proyek mini yang telah banyak

    meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan

     petunjuk yang sangat berguna saat penulis menyelesaikan laporan proyek mini ini.

    7. 

    Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU, yang telah banyak

    memberikan masukan dan meluangkan waktu untuk berkonsultasi guna

    menyelesaikan laporan proyek mini ini.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    6/52

    8.  Rekan-rekan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

    yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang juga turut memberikan dorongan

    semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan laporan proyek mini ini. Serta

    tidak terlupakan juga untuk seorang terkasih yang selalu memberikan dukungan

    semangat dan motivasi serta selalu setia menemani penulis dalam menyelesaikan

    laporan proyek mini ini.

    9.  Serta kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, penulis

    hanya dapat mengucapkan terima kasih, semoga bantuan bimbingan dan dukungan

    yang diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

    Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan

    serta kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala saran

    serta kritik yang bersifat membangun, agar lebih baik dimasa yang akan datang.

    Harapan penulis, semoga laporan proyek mini ini dapat berguna bagi penulis sendiri

    khususnya, serta memberikan hikmah dan ide bagi pembaca pada umumnya. Amin.

    Wassalamu’alaikum wr.wb 

    Pekanbaru, 6 Januari 2016

    Penulis

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    7/52

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN

    ABSTRAK

    ABSTRACT

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

    BAB I PENDAHULUAN 

    1.1 

    Latar Belakang ................................................................................... I-1

    1.2  Rumusan Masalah.............................................................................. I-2

    1.3  Batasan Masalah ................................................................................ I-2

    1.4  Sistematika Penulisan ........................................................................ I-3

    BAB II SASARAN DAN MANFAAT

    2.1. 

    Sasaran ............................................................................................... II-1

    2.2.  Manfaat .............................................................................................. II-1

    BAB III TEORI

    3.1.  Bioetanol ............................................................................................ III-1

    3.2. 

    Tebu ................................................................................................... III-1

    3.3.  Fermentasi ......................................................................................... III-2

    3.3.1.  Fermentor............................................................................... III-4

    3.4. 

    Destilasi ............................................................................................. III-53.4.1.  Evaporasi ............................................................................... III-6

    3.4.2.  Kondensasi............................................................................. III-8

    3.5.  Keamanan dan Keselamatan Kerja .................................................... III-9

    3.5.1.  Tindakan Penanggulangan Apabila Tubuh Terkontaminasi

    oleh Alkohol .......................................................................... III-9

    3.5.2.  Pengoperasian Alat Reaktor Bioetanol .................................. III-10

    BAB IV LANGKAH KERJA4.1.  Diagram Pelaksanan .......................................................................... IV-1

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    8/52

    4.2.  Perencanaan dan Perancangan Reaktor Bioetanol............................. IV-2

    4.3.  Pembuatan Bioetanol ......................................................................... IV-3

    4.4. 

    Pengumpulan Data ............................................................................. IV-4

    4.5. 

    Pengolahan Data ................................................................................ IV-4

    4.6.  Analisa Hasil...................................................................................... IV-4

    4.7.  Kesimpulan dan Saran ....................................................................... IV-4

    4.8.  Penyusunan Laporan.......................................................................... IV-5

    BAB V BAHAN DAN PERALATAN

    5.1. 

    Bahan ................................................................................................. V-1

    5.1.1.  Sistem Kontrol .................................................................... V-1

    5.1.2. 

    Reaktor Bioetanol ............................................................... V-1

    5.1.3.  Proses Fermentasi ............................................................... V-2

    5.2.  Peralatan ............................................................................................ V-2

    BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

    6.1.  Hasil Perancangan ............................................................................. VI-1

    6.1.1. 

    Reaktor Fermentor .............................................................. VI-2

    6.1.2.  Evaporator .......................................................................... VI-4

    6.1.3. 

    Kondensor ........................................................................... VI-5

    6.1.4.  Sistem Kontrol .................................................................... VI-6

    6.2.  Pembahasan ....................................................................................... VI-7

    6.2.1. 

    Prinsip Kerja Reaktor Bioetanol ......................................... VI-7

    6.2.2. 

    Hasil Pengujian ................................................................... VI-8

    6.2.2.1. Pengujian Sensor Suhu .......................................... VI-8

    6.2.2.4. Pengujian Alat Reaktor Bioetanol ......................... VI-8

    6.2.2.2. Pengujian Kadar Alkohol Bioetanol ...................... VI-9BAB VII PENUTUP

    7.1. 

    Kesimpulan ........................................................................................ VII-1

    7.2. 

    Saran .................................................................................................. VII-1

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    9/52

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman Gambar 1.1 Kebutuhan Bahan Bakar Fosil ........................................................... I-1 

    Gambar 3.1 Tanaman Tebu .................................................................................... III-2

    Gambar 4.1 Flowchart Langkah Kerja ................................................................... IV-1

    Gambar 6.1 Rancangan Alat Tampak Depan ......................................................... VI-1

    Gambar 6.2 Rancangan Alat Tampak Samping ..................................................... VI-1

    Gambar 6.3 Reaktor Fermentor .............................................................................. VI-2

    Gambar 6.4 Sensor MQ-3 ....................................................................................... VI-2

    Gambar 6.5 Selenoid Valve 12 Volt ....................................................................... VI-3

    Gambar 6.6 (a) Ragi (b) Urea (c) NPK .................................................................. VI-3

    Gambar 6.7 Tabung Evaporator ............................................................................. VI-4

    Gambar 6.8 Sensor Suhu DS18B20 ....................................................................... VI-4

    Gambar 6.9 Kompor dan Motor Servo ................................................................... VI-5

    Gambar 6.10 Tabung Kondensor............................................................................ VI-5

    Gambar 6.11 Spiral Aliran Uap .............................................................................. VI-6

    Gambar 6.12 Sistem Kontrol Reaktor Bioetanol .................................................... VI-6

    Gambar 6.13 Peralatan Reaktor Bioetanol ............................................................. VI-7

    Gambar 6.14 Hasil Bioetanol ................................................................................. VI-9

    Gambar 6.15 Pengujian Kadar Bioetanol ............................................................... VI-10

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    10/52

    DAFTAR TABEL

    Tabel HalamanTabel 5.1 Bahan yang digunakan untuk Sistem Kontrol ........................................ V-1

    Tabel 5.2 Bahan yang digunakan untuk Reaktor Bioetanol ................................... V-1

    Tabel 5.3 Spesifikasi Bahan Fermentasi................................................................. V-2

    Tabel 5.4 Alat yang digunakan dalam Pembuatan Reaktor Bioetanol ................... V-2

    Tabel 6.1 Spesifikasi Reaktor Fermentor ............................................................... VI-2

    Tabel 6.2 Spesifikasi Bahan Fermentasi................................................................. VI-3

    Tabel 6.3 Spesifikasi Evaporator ............................................................................ VI-4

    Tabel 6.4 Spesifikasi Kondensor ............................................................................ VI-5

    Tabel 6.5 Pengujian Sensor Suhu ........................................................................... VI-8

    Tabel 6.6 Spesifikasi Bahan Percobaan Fermentasi ............................................... VI-8

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    11/52

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang

    Energi memiliki peranan yang sangat penting didalam kehidupan manusia, terutama

     pada sektor energi fosil sebagai penunjang kebutuhan, baik konsumsi, transportasi atau

     peranan dalam pemenuhan kebutuhan primer lainnya. Dengan pemanfaatan sumber energi

    secara terus menerus, tentunya akan memberikan dampak dengan semakin berkurangnya

    kandungan energi yang berasal dari dalam bumi, diperkirakan kebutuhan bahan bakar fosil

    akan meningkat setiap tahun beriringan dengan bertambahnya populasi manusia.

    Gambar 1.1 Kebutuhan Bahan Bakar Fosil

    (Sumber: Outlook  Energi 2014)

    Dunia energi saat ini sedang gencar-gencarnya mengatasi permasalahan krisis energi

     berbahan bakar fosil akibat dari konsumsi energi berlebih dengan memanfaatkan bahan-

     bahan yang berasal dari alam dan kemudian dikonversikan sebagai pengganti bahan bakar

    fosil yang sering kita kenal dengan istilah energi terbarukan.

    Pemerintah mengeluarkan peraturan presiden No. 5 Tahun 2006 mengenai Kebijakan

    Energi Nasional (KEN) sebesar 5% dari total energi pada tahun 2025 dan Instruk Presiden

     No.1 Tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan biofuel  sebagai bahan bakar lain di

    Indonesia “Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dan sumber daya energi

    yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik,

    antara lain panas bumi, bahan bakar nabati (biofuel ), aliran air sungai, panas surya, angin,

     biomassa, biogas, ombak laut, dan suhu kedalaman” (Peraturan Presiden RI No.5 Tahun

    2006).

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    12/52

    Bioetanol merupakan etanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya

    menggunakan proses fermentasi, kemudian di murnikan dengan proses destilasi. Indonesia

    sendiri banyak sekali terdapat tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan baku

     pembuatan bioetanol, salah satunya yaitu tetes tebu (molase).

     Molase  adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu (Saccharum

    Officinarum). Ketersediaan molase  sebagai bahan baku bioetanol di Indonesia cukup 

     banyak. Ketersediaan molase berkorelasi dengan luas areal perkebunan tebu yang  semakin

    meningkat. Diperkirakan untuk setiap ton tebu akan menghasilkan sekitar 2,7 % tetes tebu.

    Perkebunan tebu di Indonesia banyak ditemukan di pulau Jawa baik Jawa  Barat, Jawa

    Tengah maupun Jawa Timur, Aceh dan Sulawesi Selatan. Tetapi masih ada  perkebunan

    rakyat yang belum terdeteksi karena luas areal kebun yang sempit (Yumaihana, 2010).

    Tetes tebu berupa cairan kental dan diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula.

     Molase tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun masih mengandung gula dengan

    kadar tinggi 50-60%, asam amino dan mineral. Tingginya kandungan gula dalam molase 

    sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Dari 1000 Kg molase 

    terkandung 450  –  520 Kg gula yang bisa menghasilkan 250 L etanol. Perbandingan hasil

     biomassa dengan bioetanol adalah 4 : 1 (Yumaihana, 2010).

    Penelitian kali ini akan merancang sebuah Reaktor Bioetanol dilengkapi dengan

    sistem kontrol yang berbahan baku tetes tebu, kemudian akan menjadi pengganti bahan

     bakar fosil dalam rangka penerapan energi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

    Disamping untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, alat ini juga sangat mendukung aktif

    kelestarian akan terjaganya suatu lingkungan.

    1.2  Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada proyek mini ini adalah bagaimana cara menghasilkan

     bioetanol dari hasil fermentasi tetes tebu melalui reaktor bioetanol yang dilengkapi dengan

    sistem kontrol sebagai pengganti bahan bakar fosil?

    1.3  Batasan Masalah

    Pada perancangan dan pembuatan alat ini, penulis membahas tentang:

    1.  Rancang bangun reaktor bioetanol yang di lengkapi dengan sistem kontrol

    2.  Pembuatan bioetanol menggunakan bahan baku dari fermentasi tetes tebu.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    13/52

    3.  Penentuan bahan dan alat yang kondisional dengan perencanaan dan pembuatan

    reaktor bioetanol.

    4. 

    Pengujian reaktor bioetanol. 

    1.4  Sistematika Penulisan

    Secara keseluruhan, penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab dengan

    sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

    masalah dan sistematika penulisan laporan proyek mini.

    BAB II SASARAN DAN MANFAATPada bab ini penulis mencoba memaparkan sasaran pembuatan proyek mini dan

    manfaat yang akan dihasilkan dari perancangan proyek mini.

    BAB III TEORI

    Pada bab ini penulis mencoba memaparkan konsep-konsep serta teori dasar yang

    mendukung perancangan dan pembuatan proyek mini, keamanan dan keselamatan

    kerja.

    BAB IV LANGKAH KERJA

    Pada bab ini penulis melakukan perancangan, komponen alat yang akan dibuat dan

     perhitungan alat serta pembuatan dan perakitan alat akan dijelaskan secara rinci pada

     bab langkah kerja.

    BAB V ALAT DAN BAHAN

    Pada bab ini penulis memaparkan tentang biaya pembuatan dan bahan apa saja yang

    dibutuhkan beserta alat untuk membuat proyek mini.

    BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis memaparkan hasil perancangan dari alat dan sistem kontrol, dan

    membahas hasil percobaan menggunakan reaktor bioetanol ini.

    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan dari penelitian ini dan saran serta

    masukan untuk alat ini kedepannya.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    14/52

    BAB II

    SASARAN DAN MANFAAT

    2.1. 

    Sasaran

    Sasaran pada proyek mini ini adalah menghasilkan prototype reaktor bioetanol dan

    sistem kontrol, serta menghasilkan bioetanol dari fermentasi tetes tebu yang digunakan

    sebagai pengganti bahan bakar fosil.

    2.2.  Manfaat

    Manfaat dari perancangan dan pembuatan reaktor bioetanol ini adalah:

    1. 

    Menambah pengetahuan, pemahaman dan pengalaman bagi penulis dan mahasiswalainnya tentang prinsip kerja, perancangan dan pembuatan yang dapat menjadi dasar

     bagi kreatifitas pengembangan reaktor biotenol kedepannya.

    2.  Membantu pemerintah dalam kebijakan penghematan penggunaan bahan bakar fosil

    dengan cara beralih ke bioetanol.

    3. 

    Mendukung program go green, dan menghemat biaya pengeluaran dari masyarakat

    dalam memperoleh bahan bakar, sehingga akan meningkatkan taraf ekonomi

    masyarakat.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    15/52

    BAB III

    TEORI

    3.1. 

    Bioetanol

    Bioetanol berasal dari sumber nabati terbarukan. Sumber nabati yang dapat dijadikan

     bahan baku bioetanol adalah bahan-bahan nabati yang dapat mengalami proses fermentasi

    untuk menghasilkan alkohol (etanol). Selain itu, bioetanol juga dapat diperoleh dari reaksi

    kimia dengan cara mereaksikan etilene dengan steam (Natsir, 2013).

    Bioetanol merupakan istilah dari etanol yang berasal dari bahan baku tanaman yang

    mengandung nabati, kemudian di fermentasikan. Etanol merupakan nama trival dari etil

    alcohol (C2H5OH), atau sering disebut dengan alkohol. Alkohol berupa larutan jernih tak

     bewarna dan mempunyai bau yang khas (Natsir, 2013).

    Bioetanol bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah melalui proses

    fermentasi dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon,

    hydrogendan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai turunan senyawa hidrokarbon yang

    mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH. Etanol merupakan zat cair, tidak

     berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan

    segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zatorganik maupun anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid,

    antiseptik dan sebagai bahan baku pembuatan eter danetil ester. Etanol juga untuk campuran

    minuman dan dapat digunakan sebagai bahan bakar (gasohol) (Wiratmaja, 2011).

    Bioetanol dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain (Hanum, dkk. 2013):

    1.  Bahan baku industri atau senyawa kimia, contoh: industri minuman beralkohol,

    industri asam asetat dan asetaldehid .

    2. 

    Pelarut dalam industri, contoh: industri farmasi, kosmetika dan plastik.

    3. 

    Bahan desinfektan, contoh: peralatan kedokteran, rumah tangga dan peralatan di

    rumah sakit.

    4. 

    Bahan bakar motor.

    3.2.  Tebu 

    Tebu merupakan tanaman yang tumbuh di tempat beriklim tropis. Diperkirakan

    daerah asal tebu adalah Pulau Irian, lalu tanaman ini menyebar ke seluruh daerah Tropis

    dunia. Tanaman ini sudah dibudidayakan secara besar-besaran terutama untuk diambil

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    16/52

    gulanya. Kandungan gula pada tebu diperkirakan sekitar 7-20%, yang terbanyak terdapat

     pada batang bagian bawah, yakni sampai 20%. Tebu digunakan terutama untuk diambil

    airnya, karena bermanfaat untuk mengbati sakit perut, melegakan tenggorokan, dan

    membersihkan luka (Sa’diah, 2009). 

    Gambar 3.1 Tanaman Tebu

    Salah satu jenis sisa produk dari pengolahan tebu adalah molasse adalah hasil

    samping dari kristalisasi gula yang berupa sirup berwarna merah cokelat karena adanya

    reaksi browning . Molase masih mengandung gula yang cukup banyak, baik sukrosa maupun

    gula pereduksi. Total kandungan gula berkisar antara 48%-56% dan pHnya sekitar 5,5-5,6.

    Tingginya kandungan gula dalam molase berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku

     pembuatan etanol melalui proses fermentasi (Sa’diah, 2009). 

    3.3.  Fermentasi

    Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh manusia untuk

    memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi pemecahan karbohidrat dan asam amino

    secara anaerob. Peruraian dari kompleks menjadi sederhana dengan bantuan

    mikroorganisme sehingga menghasilkan energi. (Wiratmaja, 2011).

    Fermentasi dapat diartikan juga sebagai perubahan gradual oleh enzim beberapa

     bakteri, khamir dan jamur. Contoh perubahan kimia dari fermentasi meliputi pengasaman

    susu, dekomposisi pati dan gula menjadi alkohol dan karbondioksida, serta oksidasi senyawa

    nitrogen organik. Perubahan gula pereduksi menjadi etanol dilakukan oleh enzyme

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    17/52

    invertrase, yaitu enzim kompleks yang terkandung dalam ragi. Reaksinya adalah sebagai

     berikut (Wiratmaja, 2011):

    C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

    Glukosa Etanol+karbondioksida+

    (Energi = 118 kJ per mol)

    Sehingga secara garis besar dapat dilihat sebagi berikut (Wiratmaja, 2011):

    (Gula) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + (glukosa, fruktosa) Energi

    (ATP).

    Ditinjau dari reaksi diatas, terlihat O2 tidak diperlukan, hanya ada pengubahan zat

    organik yang satu menjadi zat organik yang lain (glukosa menjadi etanol). Selanjutnya

    apabila etanol telah melewati rentang waktu fermentasinya maka akan terjadi proses

    fermentasi lanjutan berupa fermentasi asam asetat dimana mula-mula terjadi pemecahan gula

    sederhana menjadi etanol, selanjutnya etanol menjadi asam asetat (Wiratmaja, 2011).

    2C2H5OH + 2 O2  2 CH3COOH + 2H2O

    Bakteri yang aktif (Wiratmaja, 2011):

    1.   Acetobacter aceti

    2.   Acetobacter pasteurianum

    3. 

     Acetobacter oxydans, dan lain-lain.

    Reaksi ini merupakan dasar dari pembuatan tape, brem, tuak, anggur minuman, bir,

    roti dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi (Sukmawati, 2009):

    1.  Keasaman (pH)

    Tingkat keasaman sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisikeasaman yang baik untuk pertumbuhan bakteri adalah 4-5.

    2. 

    Mikroba

    Fermentasi biasanya dilakukan dengan menggunakan kultur murni yang dihasilkan

    di laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.

    Berbagai macam jasad renik dapat digunakan untuk proses fermentasi antara lain

     yeast . Yeast  tersebut dapat berbentuk bahan murni pada media agar-agar atau dalam

     bentuk dry yeast yang diawetkan.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    18/52

    3.  Suhu

    Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama

    fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan optimal, yaitu

    suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri secara tercepat.

    Pada suhu 30 °C mempunyai keuntungan terbentuk alkohol lebih banyak karena ragi

     bekerja optimal pada suhu itu.

    4.  Oksigen

    Udara atau oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk

    memperbanyak atau menghambat mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan

    oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru

    dan untuk fermentasi. Misalnya ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) akan tumbuh

    lebih baik pada keadaan aerobik, tetapi akan melakukan fermentasi terhadap gula

     jauh lebih cepat pada keadaan anaerobic.

    5.  Makanan

    Semua mikroorganisme memerlukan nutrient  yang akan menyediakan:

    a. 

    Energi biasanya diperoleh dari subtansi yang mengandung karbon.

     b.   Nitrogen untuk sintesis protein. Salah satu contoh sumber nitrogen yang dapat

    digunakan adalah urea.

    c.  Mineral yang dipergunakan mikroorganisme salah satunya adalah asam

     phospat yang dapat diambil dari pupuk NPK.

    d. 

    Vitamin, sebagian besar sumber karbon dan nitrogen alami sudah mengandung

    semua atau beberapa vitamin yang dibutuhkan mikroorganisme.

    3.3.1.  Fermentor

    Fermentor merupakan media atau tempat berlangsungnya proses fermentasi.

    Fermentor yang baik dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk mengantarkan

    ragi keseluruh permukaan dan sudut-sudut tetes tebu, sehingga proses fermentasi

     berlangsung secara merata. Proses fermentasi dengan menggunakan  yeast Saccharomyces

    cereviceae, urea, dan NPK berlangsung secara anaerobik, sehingga fermentor didesain

    tertutup dan tidak memiliki lubang udara. Hal ini dikarenakan Saccharomyces cereviceae

    yang menghasilkan etanol dari gula akan lebih baik dalam keadaan anaerobik (Umaiyah,

    2013).

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    19/52

     Molases (tetes tebu) yang digunakan pada proses fermentasi batch sebanyak 2 liter

    tetes tebu murni pada suhu kamar dengan kecepatan pengadukan 200 rpm, kemudian untuk

     proses fermentasi ditambahkan ragi 0,23% , urea 0,5% dan NPK 0,06 dari jumlah volume

    fermentasi (Umaiyah, 2013).

    Saccharomyces cereviseae  merupakan mikroorganisme ber sel tunggal dengan

    ukuran antara 5 sampai 20 mikron dan berbentuk bola atau telur. Yeast dapat tumbuh dalam

    media sederhana yang mengandung karbohidrat yang dapat terfermentasi sebagai penyedia

    energi dan sumber karbon. Karbohidrat sebagai sumber karbon dapat berupa monosakarida

    seperti glukosa dan fruktosa, Selain monosakarida, disakarida (seperti sukrosa dan maltosa)

     juga dapat difermentasi. Substrat yang mengandung glukosa, fruktosa, dan sukrosa secara

    cepat akan digunakan oleh yeast pada tahap awal fermentasi. Sukrosa dihidrolisa oleh enzim

    invertase yang berada di luar membran sel dan dibatasi dinding sel. Sedangkan glukosa dan

    fruktosa yang ada akan masuk ke dalam sel (Umaiyah, 2013).

    Temperatur pertumbuhan yang optimum untuk Saccharomycess cereviceae adalah

    25-30°C dan pH optimum untuk pertumbuhan sel khamir 4,5-5,5. Beberapa kelebihan

    Saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak,

    tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan

    adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu

    unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea, ZA,

    amonium dan pepton, mineral dan vitamin (Umaiyah, 2013).

    Pada rektor ini menggunakan bahan Stainless steel , karena potensi korosif yang

    tinggi akibat kondisi bagian dalam fermentor sulit dipantau dan cenderung lembab, stainless

     steel  memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap korosi (Hariyanto, 2012).

    3.4.  Destilasi

    Destilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali, yang

    dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke dalam fraksi farksinya

     berdasarkan perbedaan titik didih. Pada umumnya, pemisahan hasil fermentasi glukosa atau

    dektrosa menggunakan sistem uap-cairan, dan terdiri dari komponen-komponen tertentu

    yang mudah tercampur. Umumnya destilasi berlangsung pada tekanan atmosfer, contoh

    dalam hal ini adalah sistem alkohol air, yang pada tekanan atmosfer memiliki titik didih

    sebesar 78,6oC (Sukmawati, 2009).

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    20/52

    Istilah distilasi sederhana umumnya berkaitan dengan pemisahan suatu campuran

    yang terdiri dari dua atau lebih cairan melalui pemanasan. Pemanasan dimaksudkan untuk

    menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan

    kemudian uap yang diperoleh dikondensasi kembali menjadi cair dan kemudian ditampung

    dalam suatu bejana penerima (Susilo, 2009).

    Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi

    adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan

    larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang

    medidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang digunakan

    (Susilo, 2009).

    Distilasi dilakukan melalui tiga tahap: evaporasi yaitu memindahkan pelarut sebagai

    uap dari cairan; pemisahan uap-cairan di dalam kolom, untuk memisahkan komponen

    dengan titik didih lebih rendah yang lebih volatil dari komponen lain yang kurang volatil

    dan kondensasi dari uap, untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil (Susilo, 2009).

    Pada umumnya hasil fermentasi berupa bioetanol atau alkohol yang mempunyai

    kemurnian sekitar 30-40% belum dapat diketegorikan sebagai  fuel based ethanol . Untuk

    memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar dapat dipergunakan sebagai

     bahan baker, harus melewati proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air dengan

    memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan

    kembali untuk memperoleh bioetanol dengan kemurnian hingga 99,5-99,8%. Destilasi

     bertingkat sangat efektif digunakan pada pemisahan fraksi minyak mentah menjadi berbagai

    komponennya (Agustin, 2013).

    Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar dapat

    dipergunakan sebagai bahan bakar harus melewati proses destilasi untuk memisahkan

    alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebutyang kemudian diembunkan kembali untuk memperoleh bioetanol dengan kemurnian hingga

    99,5-99,8%. Oleh karena itu untuk mendapatkan FGE, dilaksanakan pemurnian lebih lanjut

    dengan azeotropic destilation dan dehidrasi (Agustin, 2013).

    3.4.1.  Evaporasi 

    Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu ( Nurmagfirah,

    2013):

    1. 

    Evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    21/52

    2.  Evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan

    uap panas ( steam) dalam suatu peralatan.

    Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan

     penambahan panas atau dapat juga didefinisikan sebagai evaporasi adalah peristiwa

    menguapnya pelarut dari campuran yang terdiri atas zat terlarut yang tidak mudah menguap

    dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah

    air. Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan konsentrasi larutan sehingga didapatkan

    larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Panas dapat disuplai dengan berbagai cara,

    diantaranya secara alami dan penambahan steam  ( Nurmagfirah,2013).

    Titik didih dapat didefiniskan sebagai nilai suhu pada tekanan atmosfir atau ada

    tekanan tertentu lainnya, dimana cairan akan berubah menjadi uap atau suhu pada tekanan

    uap dari cairan tersebut sama dengan tekanan gas atau uap yang berada di sekitarnya. Jika

    dilakukan proses penyulingan pada tekanan atmosfir maka tekanan uap tersebut akan sama

    dengan tekanan air raksa dalam kolom setinggi 760 cmHg. Berkurangnya tekanan pada

    ruangan di atas cairan akan menurunkan titik didih. Sebaliknya peningkatan tekanan di atas

     permukaan cairan akan menaikkan titik didih cairan tersebut (Susilo, 2009).

    Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan

    secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Pada suhu

    tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara

    tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada

     jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya

    diubah. Setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan

    meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap

    tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan molekul-molekul

    dipengaruhi oleh suhu pada saat itu (Susilo, 2009).Evaporasi berfungsi sebagai wadah uap atau sama halnya dengan boiler   pada

     pembangkit listrik tenaga uap, peran dari evaporator pada penelitian ini adalah untuk

    menampung destilat yang terdiri dari alkohol dan air dalam kadar yang ditentukan dan

    nantinya akan menerima panas dari batang muffler  sampai destilat berubah fase menjadi uap

    kemudian diteruskan ke separator. Evaporator pada compact  destilator ini dirancang untuk

    memiliki volume 40% lebih besar dari volume percobaan, karena harus terdapat ruang

    kosong yang digunakan sebagai wadah pada fase penguapan (Hariyanto, 2012).

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    22/52

    Stainless steel digunakan pada bagian evaporator, karena potensi korosif yang tinggi

    akibat kondisi bagian dalam evaporator sulit dipantau dan cenderung lembab, stainless steel  

    memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap korosi dan pemakaiannya dapat menghasilkan

     panas yang merata (Hariyanto, 2012).

    3.4.2.  Kondensasi 

    Kondensasi atau proses pengembunan uap mejadi cairan, dan penguapan suatu cairan

    menjadi uap melibatkan perubahan fase cairan dengan koefisien pindah panas yang besar.

    Kondensasi terjadi apabila uap jenuh seperti  steam  bersentuhan dengan padatan yang

    temperaturnya di bawah temperatur jenuh sehingga membentuk cairan seperti air (Susilo,

    2009).Pindah panas adalah proses yang dinamis yaitu panas dipindahkan secara spontan

    dari satu bahan ke bahan lain yang lebih dingin. Kecepatan pindah panas tergantung pada

     perbedaan suhu antara kedua bahan, semakin besar perbedaan suhu antara kedua bahan,

    maka semakin besar kecepatan pindah panas antara kedua bahan tersebut. Perbedaan suhu

    antara sumber panas dan penerima panas merupakan gaya tarik dalam pindah panas.

    Peningkatan perbedan suhu akan meningkatkan gaya tarik sehingga meningkatkan

    kecepatan pindah panas (Susilo, 2009).

    Perpindahan panas dapat melalui tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

    Konduksi adalah transfer energi dari partikel yang memiliki energi lebih besar ke partikel

    yang berenergi lebih kecil yang merupakan interaksi antara partikel-partikel. Konduksi dapat

    terjadi pada benda padat, cair, dan gas. Contoh konduksi adalah pindah panas melalui

    dinding padat pada ruangan pendinginan (Susilo, 2009).

    Stainless steel digunakan pada reaktor kondesor, karena potensi korosif yang tinggi

    akibat kondisi bagian dalam kondensor sulit dipantau di dalam reaktor dan cenderung

    lembab,  stainless steel  memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap korosi (Hariyanto,

    2012).

    Pendinginan pada reaktor kondensor dirancang menggunakan prinsip kondensasi

    menggunakan bahan aluminium yang cepat mengantar panas dengan bertujuan sebagai

     pendingin dari cairan yang sudah mengalami fermentasi, sehingga proses kondensasi dapat

     berlangsung dengan cepat.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    23/52

    3.5.  Keamanan dan Keselamatan Kerja

    Dalam melakukan proyek mini ini perlu memperhatikan keamanan dan kesehatan

    kerja agar dalam melakukan pekerjaan terhindar dari berbagai macam hal yang dapat

    menimbulkan kecelakaan, antara lain:

    1.  Dalam pembuatan reaktor bioetanol sebaiknya mengetahui fungsi dan jenis peralatan

    yang digunakan.

    2.  Saat melakukan pembuatan reaktor bioetanol sebaiknya dilakukan ditempat yang

    nyaman dan aman serta jauh dari jangkauan anak-anak.

    3. 

    Saat pengujian sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena terjadi proses

     pemanasan pada bioetanol menggunakan kompor.

    4. 

    Saat pengujian sebaiknya menggunakan sarung tangan dan masker karena berkontak

    langsung dengan zat kimia.

    5.  Saat pengujian hindari api sekitar alat karena etanol mudah terbakar.

    6.  Saat melakukan pengujian hendaknya dilakukan berdasarkan prosedur yang telah

    ditentukan.

    3.5.1.  Tindakan Penanggulangan Apabila Tubuh Terkontaminasi oleh Alkohol

    Adapun cara pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila terkontaminasi oleh

    alkohol yaitu:

    1.  Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

    a.  Apabila Terhirup

    Pindahkan ke tempat berudara segar jika tidak sengaja menghirup uap. Bila

     pernapasan tidak teratur atau berhenti, berikan pernapasan buatan. Jika gejala

     berlanjut, panggil dokter.

     b.  Terkena Kulit

    Segera cuci bersih dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit. Jika iritasi kulit

     berlanjut, panggil dokter.

    c.  Kena Mata

    Segera bilas dengan banyak air, juga di bawah kelopak mata, untuk sedikitnya

    selama 15 menit. Lepaskan lensa kontak. Jika iritasi mata berlanjut, periksakan

    ke dokter spesialis.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    24/52

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    25/52

    BAB IV

    LANGKAH KERJA

    4.1. 

    Diagram Pelaksanaan 

    Gambar 4.1 Flowchat  Langkah Kerja 

    Mulai

    Mencari Data

    Analisa Data

    Desain

    Persiapan Alat dan Bahan

    Merancang

    - Pembuatan Reaktor Fermentor 

    - Pembuatan Alat Evaporator 

    - Pemipaan

    - Pembuatan Alat Kondensor 

    - Sistem Kontrol

    Berhasil

    Persiapan Alat dan Bahan Fermentasi

    Fermentasi

    Destilasi

    Pengujian Hasil Destilasi

    Berhasil

    Pengumpulan Data

    Pengolahan Data

    Analisa Hasil

    Kesimpulan dan Saran

    Penyusunan Laporan

    Selesai

    Tidak 

    Ya

    Ya

    Tidak 

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    26/52

    4.2.  Perencanaan dan Perancangan Reaktor Bioetanol

    Langkah- langkah pembuatan reaktor bioetanol adalah sebagai berikut:

    1. 

    Mencari data

    Mencari data yang menunjang tentang pembuatan reaktor baik dari jurnal, buku,

    internet dan sumber lainnya.

    2.  Analisa Data

    Dari semua data yang diperoleh, kemudian dianalisa sehingga diperoleh jurnal yang

    layak untuk menunjang perancangan.

    3. 

    Desain

    Sebelum melakukan perancangan hal yang mendasar sebaiknya dipersiapkan yaitu

    mendesain alat, agar memudahkan dalam melakukan perancangan dan pembuatan

    alat.

    4.  Persiapan alat dan bahan

    Sebelum melakukan pembuatan, hal yang perlu dipersiapkan adalah alat dan bahan

    untuk menunjang pembuatan alat destilasi seperti: mesin drill , mata drill , gerinda,

     pemotong pipa, cutter , pipa tembaga, lem, acrylic, wadah pemasak, pipa pvc, socket ,

    keran, lem besi, besi siku, baut dan amplas, dan alat pengontrolan lainnya.

    5. 

    Merancang

    Uraian dari komponen raktor bioetanol yaitu:

    a.  Pembuatan Reaktor Fermentor

    Komponen yang digunakan untuk pembuatan tabung fermentasi yaitu

    membentuk plat stainless steel  menjadi sebuah tabung dengan volume 2,2 liter,

    dengan ukuran tinggi 20 cm dan diameter 12 cm. Kadar tetes tebu yang akan

    difermentasikan didalam tabung fermentor tidak boleh lebih dari ukuran 2 liter.

    Hal ini dikarenakan dalam melakukan proses fermentasi harus terdapat ruangkosong sebagai tempat udara yang fungsinya untuk memudahkan tabung ini

    dalam mendeteksi uap yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut. Dalam

    hal ini telah ditetapkan sebesar 10% dari ukuran tabung yang dirancang.

    Langkah selanjutnya yaitu memasang sensor etanol pada atas tabung dan

     pemasangan selenoid valve di bagian bawah tabung.

     b.  Pembuatan Alat Evaporator

    Pembuatan evaporator, komponen yang digunakan yaitu plat  stainless steel  

    yang dibentuk berupa tabung, dan kemudian pada bagian atas tabung tersebut

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    27/52

    dilobangi dengan menggunakan mesin drill  untuk peletekan pipa tembaga dan

     pada bagian samping tabung di pasang sensor suhu. Tabung evaporator ini

    dirancang untuk memiliki volume 2,4 liter, sehingga sangat memungkinkan

    dalam pengujian dengan kapasitas volume bahan destilasi sebesar 2 liter,

    karena terdapat ruang kosong yang digunakan sebagai wadah pada fase

     penguapan.

    c.  Pemipaan

    Pemipaan yang digunakan pada reaktor bietanol ini terbuat dari tembaga,

     penyambungan pipa tembaga menggunakan las yang khusus untuk tembaga,

    ukuran pipa yang digunakan 5/8 inci dan menggunakan L-Bow. Pipa ini

    mempunyai panjang 140 cm supaya uap dari tabung evaporator tidak cepat

    sampai ke tabung kondensor.

    d.  Pembuatan Alat Kondensor

    Pada kondensasi ini menggunakan pipa tembaga yang dibentuk spiral supaya

    luas penampang yang di dinginkan bisa lebih besar, pendinginan ini

    menggunakan air sebagai media perpindahan panasnya, yang di tempatkan

    dalam sebuah tabung stainless steel  yang berukuran tinggi 20 cm dan diameter

    16 cm. 

    e.  Sistem Kontrol

    Pengontrolan pada alat ini menggunakan Arduino, yang akan mengontrol kadar

    alkohol pada tabung fermentasi dan membuka  solenoid valve  jika alkohol

    sudah terdeteksi. Kemudian suhu pada tabung evaporator, apabila evaporator

     panas berlebihan maka api akan di perkecil secara otomatis menggunakan

    servo.

    4.3.  Pembuatan Bioetanol

    1. 

    Persiapan alat dan bahan fermentasi

    Sebelum melakukan percobaan, hal yang perlu di persiapkan alat dan bahan, seperti:

    tetes tebu, mikroba untuk fermentasi, tempat pengadukan fermentasi, alat destilasi,

    dan lain-lain.

    2.  Fermentasi 

    Pada proses fermentasi, pengadukan mikroba seperti NPK sebanyak 0,06%, Urea

    0,5%, Ragi 0,23% dengan tetes tebu 99,21% di dalam tabung fermentasi, kemudian

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    28/52

    mendiamkannya hingga berbentuk alkohol. Apabila alkohol terdeteksi oleh sensor

    maka solenoid valve terbuka dengan otomatis dan cairan hasil fermentasi masuk ke

    tabung evaporator.

    3. 

    Destilasi

    Hasil fermentasi tersebut di murnikan dengan proses destilasi, pada proses evaporasi

    hasil fermentasi di panaskan sehingga menjadi uap, pemanasan ini mencapai suhu

    78o C, kemudian uap tersebut di dinginkan hingga menghasilkan 95% alkohol dalam

     berbentuk cairan.

    4. 

    Pengujian Hasil Destilasi

    Pengujian ini dengan cara mengukur kadar alkohol pada hasil destilasi tersebut

    menggunakan alkohol meter.

    4.4.  Pengumpulan Data

    Data merupakan salah satu komponen proyek mini yang sangat penting. Data yang

    akan digunakan dalam hasil proyek mini haruslah data yang akurat, karena apabila data tidak

    akurat, maka akan menghasilkan informasi yang salah. Pada proyek mini kali ini, data yang

    diambil adalah data berdasarkan hasil pengujian dari pembuatan reaktor bioetanol

    menggunakan bahan baku dari tetes tebu.

    4.5.  Pengolahan Data 

    Data-data yang didapat kemudian diolah, lalu dilakukan perhitungan guna

    mendapatkan persentase kadar alkohol yang diperoleh dari reaktor bioetanol yang telah

    dibuat.

    4.5.  Analisa Hasil

    Tahap ini yaitu menganalisa secara ilmu pengetahuan dan mengamati sertamengidentifikasi dengan apa yang terjadi lapangan. Sedangkan cara untuk menganalisa alat

    tersebut adalah dengan cara observasi seperti mengamati dalam pengujian alat serta hasil

     pada saat pengujian.

    4.6.  Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan merupakan rangkuman atau inti dari suatu penelitian yang telah

    dilakukan yang harus sesuai dengan sasaran yang akan kita capai dan saran merupakan suatu

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    29/52

    masukan yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat atau masukan yang bersifat

    membangun agar dapat menjadi yang lebih baik lagi pada proyek mini selanjutnya. 

    4.7. 

    Penyusunan Laporan

    Melakukan proses dokumentasi untuk memperjelas hasil dari analisa dalam suatu

    laporan tertulis yangg sesuai dengan teknik dan aturan penulisan tertentu dan melakukan

     presentasi untuk penulisan laporan.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    30/52

    BAB V

    BAHAN DAN PERALATAN

    5.1.  Bahan

    Bahan yang digunakan dalam proyek mini menjadi inti dari perancangan reaktor

     bioetanol, yang kemudian akan diteliti dan diketahui hasil akhir dari proyek mini tersebut. 

    5.1.1.  Sistem Kontrol

    Tabel 5.1 Bahan yang digunakan untuk Sistem Kontrol

    No. Nama Barang Jumlah

    1 Arduino UNO 1 Unit

    2 Sensor Suhu DS18B20 1 Buah3 Motor servo 1 Buah

    4 Sensor Etanol MQ-3 1 Buah

    5 Kabel 2 Meter

    6 Selenoid Valve 12V 1 Buah

    7 Relay 5 Volt 1 Buah

    8 LCD 16 X 2 1 Buah

    9 LED 5mm 1 Buah

    10 Resitor 560 Ohm 1 Buah

    11 Project Board 1 Buah

    12 Tombol On / Off 1 Buah

    13 Socket Input Arduino 1 Buah

    14 Adaptor 12 Volt 1 Buah

    15 Box Control 1 Buah

    5.1.2.  Reaktor Bioetanol

    Tabel 5.2 Bahan yang digunakan untuk Reaktor Bioetanol

    No. Nama Barang Jumlah

    1 Kompor 1 Buah

    2 Seng Plat Stainlesse 2x2 Meter

    3 Pipa tembaga 5 8⁄  inci2 Meter

    4 Pipa Aluminium 5/8 Inci 2 Meter

    5 L-Bow Tembaga 5/8 Inci 10 Buah

    6 Cat Pilox 1 Botol

    7 Valve ¼ inci 3 Buah

    8 Gelas Penampung Etanol 1 Buah

    9 Lem plastic 1 Buah

    10 Lem besi 1 Buah

    11 Besi siku 3mm 3 Meter

    12 Amplas 30 Cm

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    31/52

    Tabel 5.2 Bahan yang digunakan untuk Reaktor Bioetanol (Lanjutan)

    No. Nama Barang Jumlah

    13 Baut dan Sekrup Secukupnya

    14 Acrylic 3mm 20 Cm x20 Cm

    15 Kabel Ties Secukupnya16 L-Bow ½ Inci Plastik 1 Buah

    17 Socket Drat Dalam 1 Buah

    5.1.3.  Proses Fermentasi

    Tabel 5.3 Spesifikasi Bahan Fermentasi

    No Spesifikasi Persentase Volume

    1 Tetes Tebu 99,21 % 1.98 Liter

    1 Ragi 0,23 % 4,14 gram

    2 Urea 0,5 % 9 gram

    3 NPK 0.06 % 1,08 gram

    5.2.  Peralatan

    Dalam perancangan dan pembuatan reaktor bioetanol terdapat alat-alat yang

    digunakan. Adapun alat-alatnya sebagai berikut:

    Tabel 5.4 Alat yang digunakan dalam Pembuatan Reaktor Bioetanol

    No Nama Fungsi Jumlah Gambar

    1 Mesin Drill   Membuat lobang pada benda 1

    2 Mata Drill   Melakukan penyayatan benda

    kerja yang akan di drill  

    1

    3 Las Tembaga Menyaambung pipa tembaga 1

    4 Mesin Gerenda

    Tangan (hand

     granding

    mechine)

    Meratakan dan memotong

    material sesuai dengan

     bentuk yang diinginkan.

    1

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    32/52

    Tabel 5.4 Alat yang digunakan dalam Pembuatan Reaktor Bioetanol (Lanjutan)

    No Nama Fungsi Jumlah Gambar

    5 Kawat Las Bahan penyambung pipa

    tembaga

    5

    6 Penggaris

    Besi

    Meluruskan pemotongan pada

    saat membuat tempat kondensor.

    1

    7 Pisau

    Cutter

    Memotong kertas cetakan pada

    saat membuat tempat kondensor.

    1

    8 Tang Mengupas dan memotong kabel

    untuk pembuatan pengontrolan.

    1

    9 Pemotong

     pipa

    tembaga

    Memotong pipa tembaga 1

    10 Obeng Melepaskan baut yang kepalanya

     berbentuk (+) maupun (-) yang

    terdapat pada benda kerja.

    1

    11 Timbangan Mengukur berat bahan baku

    fermentasi

    1

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    33/52

     

    Tabel 5.4 Alat yang digunakan dalam Pembuatan Reaktor Bioetanol (Lanjutan)

    No Nama Fungsi Jumlah Gambar

    12 Waterpas Mengukur jarak dan kemiringan

     benda

    1

    13 Las Listrik Menyambung besi siku dudukan

    reaktor bioetanol

    1

    14 Gelas Ukur Mengukur volume bahan baku

    untuk fermentasi

    1

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    34/52

    BAB VI

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.3.  Hasil Perancangan

    Perancangan reaktor bioetanol ini terdiri dari beberapa tahapan perancangan alat dan

     pengolahan bahan mulai dari input , proses, dan output . Beberapa rancangan yang dibuat

    dalam proyek mini ini akan dijelaskan dalam hasil. Berikut ini merupakan tahapan

     pengolahan mulai dari fermentasi, evaporasi, kondensasi, dan sistem kontrol.

    Gambar 6.1 Rancangan Alat Tampak Depan

    Gambar 6.2 Rancangan Alat Tampak Samping

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    35/52

    6.1.1.  Reaktor Fermentor 

    Spesifikasi dari reaktor fermentor dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 6.1 Spesifikasi Reaktor Fermentor

    No Spesifikasi Ukuran Jumlah1 Tabung -

     

    Luas Selimut Tabung = 733,25 cm2 

    - Luas Tutup Atas = 37,68 cm2 

    - Luas Tutup Bawah = 37,68 cm2 

    1

    2 Sensor MQ-3 - 1

    3 Socket Drat

    Dalam

    ½ inchi 1

    4 Selonoid Valve 

    12 VDC

    ½ inchi 1

    5 L-Bow ½ Inchi 1

    Reaktor Fermentasi terbuat dari  stainless steel   yang tidak mudah berkarat, pada

    reaktor ini terdapat sesnsor MQ-3 terletak di bagian atas reaktor atau pada tutup reaktor, dan

     selenoid valve terpasang di bagian bawah reaktor,

    Gambar 6.3 Reaktor Fermentasi

    Sensor MQ-3 terpasang diatas tabung atau tutup tabung yang berfungsi sebagai

    mendeteksi etanol yang ada di dalam reaktor.

    Gambar 6.4 Sensor MQ-3

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    36/52

    Selenoid Valve  ini berfungsi sebagai keran penghubung antara reaktor fermentasi

    dengan tabung evaporator, selenoid ini berfungsi secara otomatis apabila sensor MQ-3

    mendeteksi alkohol maka  selenoid   terbuka sehingga cairan fermentasi masuk ke tabung

    evaporator.

    Gambar 6.5 Selenoid Valve 12 Volt

    Pada proses fermentasi, terjadi perubahan sifat dimana tetes tebu yang mengandung

    glukosa difermentasikan menggunakan ragi, urea, dan NPK. Berikut ini spesifikasi dari

     bahan yang digunakan dalam proses fermentasi sesuai dengan tabel berikut:

    Tabel 6.2 Spesifikasi Bahan Fermentasi

    No Spesifikasi Persentase Volume

    1 Tetes Tebu 99,21 % 1.98 Liter

    1 Ragi 0,23 % 4,14 gram

    2 Urea 0,5 % 9 gram

    3 NPK 0.06 % 1,08 gram

    Bahan-bahan pada tabel 6.2 dicampurkan seluruhnya kedalam tabung fermentor yang

    telah dirancang dan didalam tabung fermentor tersebut akan terjadi proses fermentasi.

    (a)  (b) (c)

    Gambar 6.6 (a) Ragi (b) Urea (c) NPK

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    37/52

    6.1.2.  Evaporator

    Spesifikasi dari evaporator dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 6.3 Spesifikasi Evaporator

    No Spesifikasi Ukuran Jumlah1 Tabung -

     

    Luas Selimut Tabung = 872,72 cm2 

    - Luas Tutup Atas = 34,54 cm2 

    - Luas Tutup Bawah = 34,54 cm2 

    1

    2 Sensor

    DS18B20

    - 1

    3 Kran ¼ inchi 1

    5 Kompor - 1

    6 Pipa Tembaga 5/8 inchi 2 meter

    7 Servo - 1

    Tabung evaporator terbuat dari bahan  stainless steel , pada tabung ini menghasilkan

    uap dari pemanasan cairan hasil fermentasi, dan dilengkapi sensor suhu DS18B20 untuk

    mengatur panas dari pembakaran oleh kompor. Pemanasan bioetanol ini mencapai 78o C ,

    apabila melewati suhu tersebut maka api dari kompor dikecilkan menggunakan servo yang

    mengatur tuas kompor.

    Gambar 6.7 Tabung Evaporator

    Kran yang berada pada tabung evaporator berfungsi sebagai tempat membuang

    residu setelah pembakaran selesai, alat ini dilengkapi sensor suhu dan berupa akuator motor

    servo.

    Gambar 6.8 Sensor Suhu DS18B20

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    38/52

    Pemanasan pada tabung ini menggunakan kompor yang dikendalikan oleh akuator

     berupa motor servo, jika suhu cairan melebihi 78o C maka motor servo akan memutar tuas

    kompor sehingga api pada kompor mengecil.

    Gambar 6.9 Kompor dan Motor Servo

    6.1.3.  Kondensor

    Spesifikasi dari kondensor dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 6.4 Spesifikasi Kondensor

    No Spesifikasi Ukuran Jumlah

    1 Tabung - 

    Luas Selimut Tabung = 1004,8 cm2 

    Luas Tutup Atas = 50,24 cm2 - 

    Luas Tutup Bawah = 50,24 cm2 

    1

    2 Kran ¼ inchi 2

    3 Pipa Tembaga ½ inchi 1 meter

    4 Botol

    Penampung

    500 ml 1

    Tabung kondensor terbuat dari bahan  stainless steel , tabung ini dilengkapi 2 kran

     pada sisi atas dan bawah, hal itu untuk mempermudah mengganti air untuk pendinginan hasil

    uap dari tabung evaporator.

    Gambar 6.10 Tabung Kondensor

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    39/52

    Perpindahan panas pada tabung ini menggunakan metode kondensasi yang

     pendinginnya berupa air, sedangkan uap tersebut dialirkan berbentuk spiral supaya luas

     penampang dari pipa uap tersebut lebih besar  

    Gambar 6.11 Spiral Aliran Uap

    6.1.4.  Sistem Kontrol

    Sistem Kontrol pada reaktor bioetanol ini terdiri dari sistem kontrol pada fermentasi

    dan evaporator, yaitu menggunakan sensor MQ-3 mendeteksi etanol pada tabung fermentasi

    dan sensor suhu DS18B20 mengukur suhu pada tabung evaporator. Sistem kontrol ini juga

    menggunakan dua akuator yaitu Selenoid Valve 12 Volt dan Motor Servo.

    Prinsip kerja Sistem Kontrol pada reaktor bioetanol ini dapat dilihat pada Gambar

    6.11 di bawah ini .

    Sistem Kontrol Reaktor Bioetanol

    Evaporasi KondensasiFermentasi

    Mulai

    Tekan Tombol

    Mendeteksi etanol

    Jika Ada

    Objek

    Selenoid Valve

    Terbuka

    Motor Servo

    Memutar TuasKompor Maksimal

    Etanol

    Masuk ke

    Tabung

    Evaporator 

    Mengukur Suhu

    Jika Suhu

    >78 C

    Motor Servo

    Memutar Tuas

    Kompor Minimal

    Uap Hasil

    dari

    Evaporator

    di Alirkan ke

    Tabung

    Kondensor

    untuk Proses

    Kondensasi

    Etanol

    Tidak

    Tidak

    Ya

    Ya

     Gambar 6.12 Sistem Kontrol Reaktor Bioetanol

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    40/52

     

    6.2.  Pembahasan

    Pada bab ini membahas prinsip kerja dari reaktor bioetanol dan hasil dari pengujian

    reaktor bioetanol ini.

    Gambar 6.13 Reaktor Bioetanol

    6.2.1.  Prinsip Kerja Alat Reaktor Bioetanol

    Alat reaktor bioetanol ini mempunyai kapasitas 2 liter, alat ini juga dilengkapi sistem

    instrumentasi berupa sensor alkohol, sensor suhu, solenoid valve dan motor servo. Sehingga

    alat ini bisa dikatakan otomatis. Prinsip kerja dari alat ini yaitu:

    1.  Pada reaktor fermentasi, semua bahan fermentasi di campur yaitu berupa tetes tebu,

    ragi, urea dan NPK mencapai 2 liter, tabung ini dilengkapi sensor alkohol MQ-3 yang

    dapat mendeteksi alkohol yang ada di dalam reaktor tersebut. Apabila sensor alkohol

    mendeteksi adanya alkohol di dalam reaktor maka selenoid akan terbuka sehingga

    cairan berpindah ke tabung evaporator.

    2. 

    Pada tabung evaporator terjadi proses evaporasi dari cair menjadi uap, pemanasan ini

    menggunakan kompor yang dikendalikan oleh motor servo mencapai 78o C, karena

     pada suhu tersebut etanol akan menguap sedangkan air tidak. Uap ini dialirkan ke

    tabung kondensor menggunakan pipa tembaga.

    3.  Uap dari tabung evaporator didinginkan pada tabung kondensor menggunakan air,

    sehingga uap menjadi cair kembali. Cairan inilah dinamakan bioetanol dan

    dimasukkan didalam wadah yang tertutup agar tidak menguap.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    41/52

    6.2.2.  Hasil Pengujian 

    Pengujian pada proyek mini terdiri dari pengujian sensor Suhu, pengujian alat reaktor

     bioetanol, dan pengujian kadar alkohol bioetanol.

    6.2.2.1.Pengujian Sensor Suhu

    Sensor yang digunakan pada pengujian ini yaitu sensor DS18B20, yang terletak pada

    tabung evaporator. Proses evaporasi yaitu memisahkan dua campuran cairan yang berbeda

    titik didihnya, pada proses ini memisahkan alkohol dan air pada hasil fermentasi tetes tebu.

    Alkohol dan air mempunyai titik didih yang berbeda yaitu 78o C dan 100o C.

    Sehingga dibutuhkan pemasangan sensor suhu pada tabung evaporator, agar hasil

     proses evaporasi tersebut murni alkohol. Sensor suhu ini membaca suhu pada tabungkemudian memberi berupa sinyal analog yang akan diproses oleh Arduino, dan Arduino

    memberi perintah ke motor servo memutar tuas kompor sehingga api mengecil.

    Pengujian destilasi bioetanol berlangsung selama 78 menit dan sudut servo berada

     pada sudut 50o C dengan perubahan suhu setiap 10 menit sebagai berikut:

    Tabel 6.5 Pengujian Sensor Suhu

     No Waktu (Menit) Suhu (oC)

    1 10 26,34

    2 20 34,56

    3 30 44,547

    4 40 57,895

    6 50 64,37

    7 60 77,53

    8 70 79,86

    6.2.2.2.Pengujian Alat Reaktor Bioetanol

    Pengujian alat reaktor bioetanol ini menggunakan bahan sebagai berikut:

    Tabel 6.6 Spesifikasi Bahan Percobaan Fermentasi

    No Spesifikasi Persentase Volume

    1 Tetes Tebu 99,21 % 1.98 Liter

    1 Ragi 0,23 % 4,14 gram

    2 Urea 0,5 % 9 gram

    3 NPK 0.06 % 1,08 gram

    Total 2 liter

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    42/52

    Bahan pada tabel 6.5 di atas di campur di dalam reaktor fermentasi,proses fermentasi

    ini tertutup atau kedap udara dengan waktu proses fermentasi ini yaitu 72 jam. Kemudian

    masuk ke tabung evaporator untuk pemisahan alkohol dan air dengan evaporasi, uap dari

     proses evaporasi didinginkan pada tabung kondensor, pada tabung kondensor keluarlah

    cairan bioetanol. Proses ini berlangsung selama 78 menit dengan menghasilkan 260 mililiter,

    Gambar 6.14 Hasil Bioetanol

    6.2.2.3.Pengujian Kadar Alkohol Bioetanol 

    Penelitian ini menghasikan bioetanol sebanyak 260 ml dari 2 liter bahan baku,

    kemudian hasil bioetanol ini diukur kadar alkohol menggunakan alkohol meter. Pengujian

    kadar ini membutuhkan gelas ukur dan alkohol meter dan didapatkan hasil kadar alkohol58%.

    Gambar 6.15 Pengujian kadar Bioetanol

    Berdasarkan penelitian sebelumnya alkohol yang dihasilkan seharusnya 96%, pada

     percobaan reaktor bioetanol menghasilkan kadar alkohol 58%. Hal ini disebabkan pada

     proses fermentasi perlu diperhatikan kembali bahan  –  bahan yang digunakan, seperti kadar

    gula pada tetes tebu dan ragi yang digunakan sudah diaktivasi agar mendapatkan kadar

    alkohol yang tinggi.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    43/52

    BAB VII

    PENUTUP

    7.1.  Kesimpulan

    Adapun kesimpulan dari laporan proyek mini ini adalah sebagai berikut:

    1. 

    Perancangan reaktor bioetanol memiliki dimensi reaktor fermentor 2,1 liter, tabung

    evaporator 2,4 liter dan panjang spiral pada tabung kondensor 2 meter dengan ukuran

    5/8 inchi.

    2.  Sistem kontrol reaktor menggunakan 2 sensor dan 2 akuator yaitu sensor MQ-3,

    sensor DS18B20, Selenoid Valve, dan Motor Servo.

    3. 

    Tahapan pengolahan bahan mulai dari input , proses, dan output , yaitu mulai dari

    fermentasi, evaporasi, kondensasi, dan sistem kontrol.

    4. 

    Pada proses fermentasi, dilakukan pengadukan mikroba seperti NPK sebanyak

    0,06%, Urea 0,5%, Ragi 0,23% dengan tetes tebu 99,21% di dalam tabung fermentasi

    hingga berubah menjadi alkohol selama 72 jam.

    5.  Proses destilasi biotanol berlangsung selama 78 menit menghasilkan 260 mililiter

    alkohol dengan kadar alkohol 58%.

    7.2.  Saran

    Adapun saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:

    1.  Penelitian selanjutnya hendaknya dapat menghitung tingkat efisiensi reaktor

     bioetanol ini.

    2.  Penelitian selanjutnya hendaknya mengukur kadar gula tetes tebu sebelum

    fermentasi agar kualitas bioetanol lebih bagus.

    3.  Penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperhatikan bahan  –   bahan yang

    digunakan ketika fermentasi , seperti kadar gula pada tetes tebu dan menggunakan

    Saccharomycess cereviceae yang sudah di aktivasi agar mendapatkan kadar alkohol

    yang tinggi.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    44/52

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustin, Ninik dkk. 2013. Rancang Bangun Teknologi Destilasi Bioetanol untuk Bahan

     Bakar Terbarukan. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

    BPPT (2014). Outlook Energi Indonesia 2014. Badan Pengkajian dan Penerapan

    Teknologi, Jakarta.

    Hanum, Farida. 2013. Pengaruh Massa Ragi dan Waktu Fermentasi Terhadap Bioetanol

    dari Biji Durian, Medan: Universitas Sumatra Utara.

    Gozan, Misri. 2014. Teknologi Bioetanol Generasi- Kedua. Jakarta: ERLANGGA.

    Mustapa,dkk.2014. Rancang Bangun Alat Ukur Suhu dan Kadar Alkohol Menggunakan

    Sensor LM35 dan Sensor MQ-3. Manado: Universitas Sam Ratulangi. 

     Natsir, Rosdiana. 2013. Hubungan Salinitas Perairan dengan Kuantitas Bioetanol yang

    dihasilkan oleh Nipah (Nypa Fruticans) pada Berbagai Metode. Makassar:

    Universitas Hasanuddin.

     Nurmagfira, Ni’ma. 2013. Prinsip Kerja Rotary Evaporator & Freeze Drying. Makssar:

    Universitas Islam Negri Alauddin.

    Peraturan Presiden RI (Penpres) No.5 Tahun 2006. Kebijakan energy nasional;

     Penyediaan biofuel dan kebutuhan energi nasional pada tahun 2006 . Jakarta.

    Prihadana, Rama dkk. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta: Agro

    Media.

    Sa’diyah, Aminatus. 2009. Pengaruh Massa Ragi dan Waktu Fermentasi Terhadap

     Bioetanol dari Biji Durian. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

    Sasol(2009). Lembar Data Keamanan Bahan. Reaching new frontries.

    Sukmawati, Riza Fahmi dan Salimatul Milati. 2009. Pembuatan Bioetanol dari KulitSingkong, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

    Susilo, Sigit. 2009. Rancangan Dan Uji Kinerja Alat Distilasi Etanol Dengan Metode

     Rektifikasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

    Umaiyah, Ade Sri dkk. 2013. Fermentasi Nira Nipah Skala 50 Liter menjadi Bioetanol

     Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae. Pekanbaru: Universitas Riau.

    Wiratmaja, I Gede dkk. 2011.  Pembuatan Etanol Generasi Kedua Dengan Memanfaatkan

     Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan Baku. Bali: Universitas

    Udayana.

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    45/52

    Yumaihana dan Qurrata Aini. 2010. Pembinaan Petani Tebu Melalui Teknologi

     Pembuatan Bioetanol dari Molases dan Tebu. Padang: Universitas Andalas.

    LAMPIRAN

     Lampiran 1

    Rancangan Reaktor Bioetanol

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    46/52

      Lampiran 2

    Dokumentasi

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    47/52

     

    Pembentukan Spiral Aliran Uap Pemotongan Besi Kerangka Alat

    Pengelasan Pipa Tembaga Pemotongan Besi Menggunakan

    Gerinda Duduk

    Perataan Kerangka Setelah di Las Pengecatan Kerangka Alat

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    48/52

     

    Pengujian Program Arduino

    Terhadap Sensor yang Digunakan

    Pengujian Program Arduino

    Terhadap LCD

    Pembuatan Program Arduino Kompor yang Dilengkapi Motor

    Servo

    Besi Kerangka Setelah Dipotong Pengelasan Kerangka Alat

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    49/52

     

    Pengukuran Berat Fermentor Fermentor yang Digunakan

    Untuk Fermentasi

    Pembacaan Sensor Suhu pada

    Reaktor Evaporator

    Pengujian Alat Reaktor Bioetanol

    Bioetanol Hasil Evaporasi Pemanasan pada Reaktor

    Evaporator

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    50/52

     Lampiran 3

    Perhitungan Volume Tabung

    1. 

    Reaktor Fermentor  

    a.  Tinggi

    = . =  

    = ∗ ∗  

    = . ∗ ∗

    = . ∗  

    = .  

     b.  Luas Selimut 

    = ∗ ∗ ∗  

    = ∗ . ∗ ∗ .  

    = .  

    c.  Luas Atas / Tutup 

    = ∗ ∗   = ∗ . ∗  

    = .  

    2.  Reaktor Evaporator  

    a.  Tinggi

    = . =

      = ∗ ∗  

    = . ∗ . ∗

    = . ∗  

    = .  

     b.  Luas Selimut 

    = ∗ ∗ ∗  

    = ∗ . ∗ . ∗ .  

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    51/52

    = .  

    c.  Luas Atas / Tutup 

    = ∗ ∗   = ∗ . ∗ .  

    = .  

    3.  Reaktor Kondensor  

    a.  Tinggi

    =  

    =  

     b.  Luas Selimut 

    = ∗ ∗ ∗  

    = ∗ . ∗ ∗  

    = .  

    c.  Luas Atas / Tutup 

    = ∗ ∗   = ∗ . ∗  

    = ,  

  • 8/17/2019 Laporan Proyek Mini

    52/52

     Lampiran 4

    Perhitungan Volume Fermentasi

    1. 

    Volume Tetes Tebu 

    =  

    =. %

    ∗  

    = .  

    = .  

    = . ∗ . 

    = .  

    2.  Massa Ragi

    =  

    =

    . %

    ∗  

    = .  

    3.  Massa Urea 

    =  

    =. %

    ∗  

    =  

    4. 

    Massa NPK  

    =  

    =. %

    ∗  

    = .