Top Banner
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan cair. Jadi, tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology, tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan- lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
27

Laporan Profil Tanah

Dec 26, 2015

Download

Documents

Kioko Maruko

Ilmu Tanah - Agroteknologi Unhas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Profil Tanah

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia

dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan

induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah

campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan

cair. Jadi,  tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu

mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology,

tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan

dengan pertumbuhan tanaman.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses

pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi

bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa

tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan

tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian

atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali

lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat

fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon

tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut

biasa disebut profil tanah.

Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh

tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah

sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain

dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga

terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan pengamatan profil tanah

dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah. Dari pengambilan

sampel tanah yang dilakukan pada berbagai lapisan tanah tersebut kita dapat

mengetahui karakteristik tanah, tekstur, warna, dan pH tanah.

Page 2: Laporan Profil Tanah

2

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari pengamatan profil tanah ini adalah untuk mengetahui tekstur

tanah, konsistensi tanah dan pH tanah pada tiap lapisan horizon tanah. Sedangkan

kegunaan dari praktikum ini adalah untuk menjadi bahan acuan dalam

pelaksanaan analisa sampel tanah di laboratorium dan sebagai bahan informasi

dalam penggunaan suatu lahan.

Page 3: Laporan Profil Tanah

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Tanah

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan

cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai

dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative

terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan

jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga-rongga udara.

Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan

permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat

diantara horizon-horizon yang berbatasan (Henry D Foth, 1984).

Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi

symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan

horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003). Horizon

yang diberi simbol huruf besar dan kombinasi huruf tersebut merupakan simbol

untuk horizon peralihan, sedangkan lapisan tanah yang terbentuk bukan karena

proses pembentukan tanah (misalnya kerena proses pengendapan) diberi simbol

angka romawi (I,II,III, dst)

Horizon O didominasi oleh bahan organic pecahan-pecahan mineral

volumenya kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Henry D Foth,

1984).

Asam organic dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk

meresap ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevasi). Pencucian mineral

lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat seperti

pasir (Henry D Foth, 1985).

Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna merah

atau coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya (Pairunan, 1985).

Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh proses-

proses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya (Henry D

Foth, 1985).

Page 4: Laporan Profil Tanah

4

2.2. Faktor Pembentukan Tanah

Faktor pembentukan tanah dibedakan atas dua golongan yaitu faktor

pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif.  Faktor

pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa

dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,topografi dan

waktuatau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor

yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan

makhluk hidup (Hanafiah,2009).

Secara umum dikenal terdapat 5 faktor pembentuk tanah, yaitu iklim,

organisme, bahan induk, topografi dan waktu.

Iklim

Iklim juga mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan tanah, secara

tidak langsung iklim juga menjadi penyebab atau menentukan vegetasi alami.

Sehingga tidaklah mengherankan juka terdapat beberapa penyebaran iklim,

vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan

menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.

Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya

rata-rata temperatur tanah.Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda

mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah (Foth. H. D, 1988).

Organisme ( Vegestasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

1. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan

kimiawi.

2. Membantu proses pembentukan humus.

3. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di

daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika.

4. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh

terhadap sifat-sifat tanah.

Bahan IndukSifat dari barhan induk sangat mempengaruhi pembentukan pada tanah

muda, Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada

Page 5: Laporan Profil Tanah

5

perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi.

Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi

harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka.

Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan

kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi

laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat

berkembang dari batuan dasar ( Foth.H. D, 1988 ).

Topografi/Relief

Ada tiga cara topografi mengubah tanah menurut (Foth.H. D, 1988), yaitu:

o Mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah

sehingga sangat mempengaruhi kelembaban.

o Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah yang diakibatkan oleh erosi.

o Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah

yang satu ke daerah yang lain.

Waktu

Karakkter tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah yang masih muda

masih mencerminkan struktur material asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan

lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat

ditentukan dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada masing-masing

aliran ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava, debu

vulkanik, endapan glasial, atau sedimen

2.3. Tanah Alfisol

Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah liat, dimana terdapat penimbunan liat di

horison bawah (Argilik) dan mempunyai kejenuhan basah (berdasar jumlah

kation) tinggi yaitu > 35 % pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.Liat

yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke

bawah bersama dengan gerakan air.Tanah-tanah yang bertekstur pasir

mempunyai luas permukaan yang luas permukaan yang kecil sehingga sulit

menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat mempunyai

luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan

Page 6: Laporan Profil Tanah

6

unsur hara tinggi, tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada

tanah bertekstur kasar.

Tanah Alfisols merupakan morfologi yang khas dari Alfisols dicirikan oleh

horizon eluviasi dan iluviasi yang jelas, yang mana horizon permukaan umumnya

berwarna terang karena dipengaruhi oleh beberapa jenis mineral seperti kuarsa

yang dapat mempengaruhi warna tanah Alfisols lebih terang. Alfisosl diartikan

oleh horizon Argilik yaitu horizon B yang paling sedikit mengandung 1,2 kali liat

lebih besar daripada liat diatasnya. Horizon B utamanya memperlihatkan struktur

tersudut atau kubus, sedang sampai kuat.

Tanah Alfisols memiliki struktur tanah yang liat. Liat yang tertimbun di

horizon bawah ini berasal dari horizon diatasnya dan tercuci kebawah bersama

dengan gerakan air. Dalam banyak Alfisols digambar adanya perubahan tekstur

yang sangat jelas dalam jarak vertikal yang sangat pendek yang dikenal

Taksonomi Tanah sebagai Abrupat Tekstural Change (perubahan tekstur

tanahekstrim) (Buckman dan Brady, 1982).

2.4. Struktur tanah

Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain.

Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah.  Apabila  syarat  agregat  tanah

terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar  disebut  ped,  sedangkan

ikatan  yang  merupakan  gumpalan  tanah  yang  sudah   terbentuk  akibat

penggarapan  tanah  disebut  clod.  Untuk  mendapatkan  struktur tanah yang baik

dan valid  harus  dengan  melakukan  kegiatan  dilapangan,  sedang laboratorium

elatif  sukar  terutama  dalam  mempertahankan  keasliannya  dari bentuk

agregatnya.

Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel – partikel tanah

seperti pasir, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya

yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara

alami disebut ped. Struktur yang dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah

dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan

jasad hidup dan pengaruh permukaan air (Madjid, 2007).

Page 7: Laporan Profil Tanah

7

Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya

dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan

perubahan akar. Struktur lapisan dipengaruhi oleh praktis dan dimana aerasi dan

draenase membatasi pertumbuhan tanaman. System pertanaman yang mampu

menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi

produksi pertanian (Utomo, 2005).

2.5. Tekstur Tanah

Ukuran relatif  partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu

pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan

relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan

kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini

menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).

Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu metode

feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan

telunjuk) dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, metode pipet atau biasa

disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan

metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-

partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang

berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila

radius partikel bertambah secarakuadratik (Hardjowigeno, 2003).

Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas

tekstur menurut USDA. Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran,

plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan,

penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam

suatu wilayah geogtrafis (A.K. Pairunan, dkk, 1985).

Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah

dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak

kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 2003).

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan

perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Untuk membedakan masing-

masing tekstur tanah dapat dilihat ciri–ciri dari ketiga tekstur tanah tersebut.

Page 8: Laporan Profil Tanah

8

Selain itu, setiap tekstur tanah mempunyai karakteristiknya masing–masing.

(Hardjowigeno, 2003).

Karateristik tekstur pasir yaitu daya menahan air rendah, ukuran yang besar

menyebabkan ruang pori besar lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan

drainase tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat

satu sama lain.

Karakteristik tekstur debu yaitu pasir kecil, yang tanah keringnya

menggumpal tetapi mudah pecah jika basah, empuk dan menepung. Fraksi debu

mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.

Karateristik tekstur liat yaitu berbentuk lempeng, punya sifat lekat yang tinggi

sehingga bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan

mengkerut yang besar.

2.6. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel –

partikel tanah. Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan massa tanah terhadap

perubahan bentuk yang diakibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang

mempengaruhi bentuk tanah. Tanah – tanah yang mempunyai konsistensi yang

baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh

karena itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah, lembab dan kering maka

penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.

Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara

kualitatif dilakukan dengan cara memijat dan memirit  atau membuat bulatan atau

gulungan. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka

Atterberg.

Dalam mengetahui konsistensi tanah maka terdapat berbagai manfaat terutama

dalam bidang pertanian, yaitu dapat menentukan cara pengolahan tanah yang baik,

dapat menentukan jenis tanaman yang cocok serta dapat mengetahui kadar air

dalam tanah. (Guswono,1983)

Makin tinggi tingkat konsistensi tanah, maka pengolahan pada tanah tersebut

akan makin sulit. Sama halnya sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur,

konsistensi tanah juga memengaruhi perakaran tanaman, infiltrasi, serta tingkat

Page 9: Laporan Profil Tanah

9

pengolahan tanah. makin tinggi konsistensi suatu tanah, makin terhambat

perakaran suatu tanaman dan infiltrasi air, serta makin sulit pengolahan pada

tanah. (Gliessman,2000)

2.7. pH tanah

pH tanah adalah satuan derajat yang dipergunakan untuk menentukan tingkat

keasaman atau kebasaan terhadap tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap

perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak

langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.

Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk

tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH

lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi,

asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu

tanaman (Sarwono, 2010).

Page 10: Laporan Profil Tanah

10

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum profil tanah dilakukan pada hari minggu, 26 oktober 2014 pukul 08.00

WITA sampai selesai. Bertempat di Teaching Farm, Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin, Makassar

3.2. Keadaan Umum Lokasi

3.2.1. Letak Astronomis dan Geografis

Titik koordinat lokasi praktikum adalah 5o06′23″LS 119o29′12″BT

Letak geografis sebagai berikut ;

Sebelah utara : Laboraturium Fakultas Peternakan UNHAS

Sebelah timur : Taman buah naga UNHAS

Sebelah selatan : Perkebunan jati

Sebelah barat : Pemukiman masyarakat

3.2.2. Iklim

Kondisi iklim yang terdapat pada lokasi pengamatan profil tanah ketika kita

melakukan praktikum yaitu sangat cerah dan panas.

3.2.3. Vegetasi

Vegetasi yang terdapat pada lokasi praktikum adalah semak belukar, pohon jati,

pohon pisang, pohon bambu, pohon mangga dan beberapa tanaman liar.

3.3. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sekop, cangkul, linggis, ring

sampel, cutter, meteran bar, GPS, kertas lebel, cutter, plastik gula, sendok semen,

botol rool foto dan pH indikator.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air, sampel tanah utuh dan sampel tanah

terganggu.

3.4. Prosedur kerja

3.4.1. Penggalian Profil Tanah

Menentukan lokasi penggalian profil tanah, sebaiknya yang berada

pada sisi yang menghadap datangnya sinar matahari

Menggali profil tanah dengan ukuran 1.5 meter x 1 meter dengan

kedalaman antara 130 meter.

Page 11: Laporan Profil Tanah

11

Membuat tangga kecil hingga ke dasar lubang profil tanah disebelah

timur tangga agar tidak menghalangi ketika melakukan pengamatan

dan mempermudah pengamatan dengan bantuan sinar matahari.

3.4.2. Penentuan batasan lapisan tanah

Mengamati perubahan warna pada dinding tanah yang langsung

terkena sinar matahari dan beri batasan pada setiap horizon tanah,

apabila pada dinding tanah tidak terlihat jelas perbedaan warna tiap

lapisan horizon, gunakan cutter garis vertical kebawah dari top tanah

tanah hingga ke dasar galian profil tanah dan rasakan perubahan tiap

lapisan tanah.

Memberikan batasan setiap horizon tanah

3.4.3. Penentuan Tekstur Tanah

Mengambil sampel dari tiap-tiap horizon kemudian tambahkan air secukupnya

dan rasakan tekstur dari tanah ketika disentuh oleh tangan kita.

3.4.4. Penentuan Konsistensi Tanah

Mengambil sampel tanah dari tiap-tiap horizon lalu dibasahi dengan air

secukupnya, lalu buat bulatan agak panjang hingga ± 7,5 cm dan dekatkan kedua

ujung dari bulatan panjang tersebut.

3.4.5. Penentuan Perakaran Tanah

Mengamati perakaran yang ada pada masing-masing horizon, apakah kasar atau

halus. Dengan cara melihat pada kedalaman berapa perakaran akhir yang ada pada

tiap lapisan.

3.4.6. Penentuan pH Tanah

Mengambil sampel tanah dari tiap lapisan horizon tanah

Memasukkan sampel pada botol roll photo dengan perbandingan 1 : 3

Masukkan air pada botol yang sama dengan perbandingan 2 : 3 lalu

tutup dan kocok botol roll photo selama ± 15 – 20 menit

Mencelupkan kertas pH indikator kedalam larutan tanah dan diamkan

selama satu menit lalu angkat catat pH larutannya, hal yang sama

dilakukan pada tiap sampel horizon tanah yang lain.

3.4.7. Pengambilan Sampel Tanah

Page 12: Laporan Profil Tanah

12

3.4.7.1. Pengambilan Sampel Tanah Utuh

Membersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contoh

tanahnya

Meletakkan ring sampel tegak lurus pada lapisan tanah tersebut

Menggali tanah disekeliling ring dengan hati-hati menggunakan

linggis

Membersihkah kerat tanah disekeliling ring sampel dengan cutter

Menutup tabung beserta tanah didalamnya dengan plastik untuk

mencegah penguapan dan gangguan selama dalam perjalanan.

3.4.7.2. Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

Mengambil sampel tanah pada masing-masing lapisan horizon tanah

dengan sendok semen atau cutter sesuai, mulailah dengan lapisan

paling bawah

Masukkan dalam kantong plastik yang sebelumnya telah diberi label

atau kode

3.4.8.

Page 13: Laporan Profil Tanah

13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan pengamatan profil tanah yang dilakukan maka diperoleh hasil

pengamatan sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah

Parameter

Pengamatan

Lapisan

I II III

Simbol lapisan L1 L2 L3

Nomor lapisan 1 2 3

Dalam lapisan 0 – 40 cm 40 – 70 cm 70 – 130 cm

Batas lapisan 1 cm 1 cm 1 cm

Tekstur Pasir Lempung Liat

Konsistensi Lose (l) Tuse (t) Fine (f)

pH lapang 5 4 6

Perakaran 39 cm

Kasar banyak

67.5 cm

Halus banyak

128 cm

Halus banyak

Sumber: Data primer setelah diolah, 2014

4.2. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan profil pada tanah alfisol di lokasi, tanah tersebut

memiliki 2 lapisan. Lapisan I yaitu pada kedalaman 0 – 40 cm, lapisan II pada

kedalaman 40 – 70 cm dan lapisan III pada kedalamanan 70 – 130 cm. Warna

tanah makin kebawah makin berwarna terang. Hal ini terjadi karena tanah

dipengaruhi oleh kandungan bahan organic, drainase, kandungan air, dan aerasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1992) bahwa warna terang

ditimbulkan karena adanya warna mineral oksida besi, warna gelap tanah

disebabkan oleh bahan organik melapuk.

Tanah pada lapisan I bertesktur pasir yang jika diraba terasa kasar. Hal ini

sesuai dengan pendapat (Nyakpa, 1989) yang mengatakan berdasarkan kelas

teksturnya maka tanah dapat digolongkan menjadi tanah bertekstur kasar atau

tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau pasir

berlempung. Lapisan II tanahnya tidak begitu kasar dan tidak licin, agak melekat

Page 14: Laporan Profil Tanah

14

dan mengkilat. Jadi, dapat dikatakan tanah lapisan II memiliki tekstur lempung.

Tanah pada lapisan III memiliki tekstur liat, dimana jika diraba terasa sangat

lengket, halus dan juga terlihat mengkilat. Hal ini dikemukakan

oleh (Hardjowigeno, 2003) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola

dengan baik, dan sangat lekat. Dan pendapat yang serupa dikemukakan oleh

(Hanafiah, 2010) yang menyatakan bahwa fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan

licin.

Hasil pengukuran pH pada setiap lapisan yaitu kurang dari 7 yang berarti

tanah tersebut bersifat masam. Hal ini disebabkan karena lapisan ini

mengandung bahan organik yang cukup tinggi pada permukaan tanah yang

tercampur dengan bahan mineral tanah dan mengalami penguraian oleh

mikroba yang mengakibatkan terbentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Hal

ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. (1986), bahwa rombakan organik

diserang oleh sebagian besar mikroorganisme yang diantara hasil metabolisme

akhirnya adalah asam organik dan bahan organik yang banyak.

Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak mudah melekat pada

alat pengolah tanah. Sedangkan tanah yang berkonsistensi buruk merupakan

kebalikannya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, lapisan tanah

yang memiliki konsistensi tanah yang baik pada keadaan basah adalah lapisan

tanah lapisan III.

Bila dilihat data pengamatan yang telah dilakukan banyaknya perakaran yang

terdapat dalam setiap lapisan tanah semakin ke bawah perakaran yang dapat

menembus tanah adalah akar yang halus Hal ini disebabkan oleh kemampuan akar

yang terbatas karena semakin kebawah lapisan, kandungan liat didalam tanah

semakin tinggi sehingga akar susah menembus lapisan tanah. 

Page 15: Laporan Profil Tanah

15

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa

Pada praktikum ini terdapat 3 lapisan horizon. Tiap-tiap lapisan horizon

tersebut mempunyai tekstur, konsistensi, dan pH yang berbeda-beda

lapisan I memiliki tekstur pasir, lapisan II bertekstur lempung dan lapisan

III bertekstur liat.

Dari segi konsistensinya, lapisan I adalah lapisan yang memiliki konsisten

paling baik diantara ke tiga lapisan yang ada. Dimana lapisan I

konsistensinya dikategorikan fine, sedangkan lapisan II konsistensinya

tuse, dan lapisan III konsistensinya lose.

Dari segi perakaran semua lapisan memiliki banyak akar tapi lapisan I

perakarannya kasar sedangkan lapisan II dan lapisan III perakarannya

halus

Berdasarkan pengukuran pH tanah, ketiga lapisan tersebut tanah memiliki

pH < 7 yang berarti tanah tersebut bersifat masam.

5.2. Saran

Sebaiknya sebelum dilksanakan praktikum para praktikan telah diberikan

buku penuntun. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para praktikan dalam

melaksanakan praktikum.

Page 16: Laporan Profil Tanah

16

DAFTAR PUSTAKA

Foth, D Henry. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjamadah University:Yogyakarta.

Foth, H.D.dan L.N.Turk. 1999. Fundamentals Of Soil Science. Fifth Ed. John Waley & sons. New York.

Gliessman, R.Stephen.2000. AGROECOLOGY Ecological Processes in Sustainable Agriculture. CRC Press LLC., Florida

Guswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Kanisus Yogyakarta.

Hakim, N.M.Y. 1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung: Lampung.

Hanafiah, Kemas Ali,Dr,Ir.2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT.Rajagra Findo Persada: Jakarta

Hardjowigeno, sarwono. Ilmu tanah . sifat-sifat kimia tanah “ penetapan ph tanah”.  2010. Jakarta.

Hardjowigono, H.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta

Madjid, Abdul. 2007. Biologi Tanah. Gramedia: Jakarta.

Nyakpa, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung: Lampung.

Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPT INTIM. Ujung Pandang.

Tan, K.H.1992. Dasar–Dasar Kimia Tanah (terjemahan). Gadja Mada Univ. Press, Bulaksumur Yogyakarta.

Utomo, Dwiyono Hari. 2005. Bahan Ajar Geografi Tanah. Universitas Negeri Malang: Malang

Page 17: Laporan Profil Tanah

17

LAMPIRAN

Gambar penampang profil tanah

Page 18: Laporan Profil Tanah

18

Gambar segitiga tekstur