Top Banner

of 14

laporan preeklamsia

Jan 13, 2016

Download

Documents

ranifeb

obgyn
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

STATUS PASIENI. Identitas PasienNama: Ny. WJenis kelamin: perempuanUmur: 28 tahunStatus: MenikahAgama: Islam Alamat: Jl. Abdul Muis No.2

II. AnamnesisKU: Ibu mengeluh Penglihatannnya kabur, nyeri kepala berat, perutnya terasa nyeri , lelah, bengkak pada tangan, kaki dan mukaRPS: pasien datang ke RSIA Zainab hari Senin, 12 Januari 2015 dengan keluhan penglihatannnya kabur, nyeri kepala berat, perutnya terasa nyeri , lelah, bengkak pada tangan, kaki dan muka. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu dan semakin berat ketika melakukan aktivitas dan berkurang ketika dibawa istirahat .RPD: pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, DM.RPK: tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan

Pemeriksaan tanda vital (vital sign)Tekanan darah : 160/110 mmHgSuhu tubuh: 370 CDenyut nadi: 80x/menitFrekuensi nafas: 20 x/menitPemeriksaan Fisik DiagnostikKesadaran : ComposmentisKeadaan umum : tampak sakit sedang Tinggi badan: 153 cmBerat badan: 63 kg

Riwayat perkawinKawin: 13 Agustus 2013Umur waktu kawin: 26 tahun Umur suami waktu kawin: 30 tahun Lama perkawinan: 2 tahun Riwayat menstruasi Menarche: 14 tahun Menstruasi: teratur Jumlah darah menstruasi: 3 kali ganti duk/hari Rasa sakit saat menstruasi : tidak ada Perdarahan diluar siklus : tidak ada

Riwayat fertilitas : Riwayat kehamilan sekarang HPHT: 18 April 2014TTP: 25 januari 2015Mual-mualan: ditrimester 1Sesak nafas: tidak ada Gangguan BAK/BAB: tidak ada Hipertensi : hipertensi sejak kehamilan 28 mingguKejang : tidak ada

Riwayat keluarga berencana : KB suntik 3 bulan sekali

III. Pemeriksaan fisikStatus GeneralisataKu: Tampak sakit sedangVital sign : TD : 160/110 mmHg Suhu: 37 C Nadi: 80 kali/menit Nafas: 18 kali/menit Berat badan : 63 KgGizi : makan 3 kali sehari, minum susuKepala Mata: Penglihatan kabur Leher Inspeksi: bentuk simetrisPalpasi: tidak dilakukan pemeriksaanTrakea: tidak dilakukan pemeriksaan DadaInspeksi: Normochest, tidak ada retraksiPalpasi: Sonor pada kedua lapangan paruPerkusi: Fremitus simetris kanan dan kiriAuskultasi : suara nafas vesicular, tidak terdengar ronkhi maupun wheezing pada kedua lapangan paru.Abdomen Inspeksi: perut cembung, terdapat striaeExtremitas edema pada kaki (+)/(+)edema pada tangan (+)/(+)Varices pada kaki (-)/(-)Point DiagnosisNy. W 28 tahun, datang ke RSIA Zainab hari Senin, 12 Januari 2015 dengan keluhanpeng lihatannnya kabur, nyeri kepala berat, perutnya terasa nyeri , lelah, bengkak pada tangan, kaki dan muka. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu dan semakin berat ketika melakukan aktivitas dan berkurang ketika dibawa istirahat . Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, DM dan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan. Pasien makan 3 kali sehari serta minum susu. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit sedang dengan tekanan darah 160/110 mmHg, N : 80 kali/menit, RR : 18 kali/menit. Pada pemeriksaan laboratorium proteinuria (+)(+)(+), Hb 13,3 gr%.

Status ObstetriInspeksi : bentuk perut cembung, terdapat striaePalpasi Leopold I: Teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler Leopold II: Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil janin di sebelah kanan. Leopold III : Teraba masa keras, terfiksir dan sudah adanya penurunan kepala.Leopold IV : Bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul PAP: 3/5Auskultasi DJJ: 143 kali/menit dan teraturVagitnal Toucher: tidak ada pembukaan OUE Lain-lain His: ada kontraksi Umur kehamilan 37 minggu

TFU 31 cm

Presentasi Kepala

Letak anak dan turunnya bagian bawahBujur

PunggungPuki

DJJ143 kali/menit

Edema Kaki, tangan dan muka (+)

Tekanan darah (mmHg)160/110 mmHg

Berat badan (kg)63 Kg

IV. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan LaboratoriumHb: 13,3 gr%Proteinuria: Positif (+)(+)(+)Glukosa: (-)(harusnya pada pemeriksaan penunjang SGOP dan SGPT dilakukan pemeriksaan)2. USG

V. Diagnosis dan diagnosis bandingDiagnosis : Preeklamsia berat Diagnosis banding: Hipertensi Gestasional, Eklamsia, Hipertensi kronikVI. RencanaA. Tindakan terapi1. Tirah baring 2. Infus Dextrose 5% 3. Pemberian MgSO4B. Tindakan diagnostik/pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan laboratorium 2. USG

PREEKLAMPSIA1. DefinisiPreeklampsia atau toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuria dan edema.1

2. EpidemiologiMenurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre- eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi.1Angka kejadian preeklampsia di Indonesia sekitar 7 10%, ini merupakan bukti bahwa preeclampsia merupakan penyebab kematian nomor dua di Indonesia bagi ibu hamil,sedangkan nomor satu penyebab kematian ibu di Indonesia adalah akibat perdarahan.1

3. Etiologi Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain 3:a. faktor trofoblas semakin banyak jumlah trofoblas semakin besar kemungkinan terjadinya preeklampsia. b. faktor imunologikpreeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Secara imunologik dan diterangkan pada kehamilan pertama pembentukan blocking Antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, sehingga timbul respon imun yang tidak menguntungkan terhadap Histikompatibilitas Plasenta. Pada kehamilan berikutnya, pembentukan Blocking Antibodies akan lebih banyak akibat respon imunitas pada kehamilan sebelumnya, seperti respons imunisasi. c. faktor hormonal penurunan hormon progesterone menyebabkan penurunan Aldosteronantagonis, sehingga menimbulkan kenaikan relative Aldoteron yang menyebabkan retensi air dan natrium, sehingga terjadi hipertensi dan edema.d. faktor genetikpreeclampsia dan eklampsia bersifat diturunkan melalui gen resesif tunggal. e. faktor gizifaktor nutrisi yang kurang mengandung lemak esensial terutama asam Arachidonat sebagai precursor sintesis prostaglandin akan menyebabkan Loss Angiotensin Refraktoriness yang memicu terjadinya preeclampsia. f. peran prostaksiklin dan tromboksanpada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotelvaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti thrombin dan plasmin. Thrombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

4. Klasifikasi1. Preeklamsia Ringan Preeklamsia ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. 2Diagnose preeklamsia ringan ditegakkan berdasarkan atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah kehamilan 20 minggu. Hipertensi : sistolik/diastolik 140/90 mmHg Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1+ dipstik Edema : edema local tidak dimasukan dalam kriteria preeklamsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata 2. Preeklamsia Berat Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekan diastolic 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam.2Preeklamsia digolongkan preeklamsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut : Tekan dara sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolic 110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat dirumah sakit dan sudah menjalani tirah baring. Priteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kulitatif Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam Kenaikan kadar keratinin plasenta Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen Edema paru-paru dan sianosis Hemolisis mikroangiopatik Trombositopenia berat : < 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) : peningkatan kadar alanin Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat Sindrom HELLP

5. PatofisiologiGambar 1. Skema Patofisiologi Preeklmapsia

6. Manifestasi klinis Biasanya tanda-tanda preeklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah.2,4

7. DiagnosisDikatakan preeclampsia berat bila dijumpai satu atau lebih tanda dan gejala berikut3: Tekanan darah 160/110 mmHg Proteinuria > 5 gr/24 jam atau kualitatif 3+/4+ Oliguria 500 ml/24 jam disertai kenaikan keratinin darah Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus Gangguan visus dan cerebral Nyeri epigastrium Edema paru atau sianosis Petumbuhan janin intra uterin yang terhambat Sindrom HELLPGambar 2. Skema Kriteria Diagnosis Preeklampsia

8. Diagnosis banding 3Hipertensi GestasionalDisingkirkan karena terdapat proteinuria

EklampsiaDisingkirkan karena tidak terdapat kejang

Hipertensi KronisDisingkirkan karena hipertensi didiagnosis pada kehamilan 20 minggu

9. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium dasar harus dilakukan diawal kehamilan pada wanita dengan faktor resiko menderita preeclampsia, yang terdiri dari pemeriksaan kadar enzim hati, hitung trombosit, kadar keratinin serum, protein total, reduksi bilirubin, sedimen pada urin 24 jam.2,3Pada wanita yang telah didiagnosis preeklmapsia, harus dilakukan juga pemeriksaan kadar albumin serum, LDH, apus darah tepi, serta waktu perdarahan dan pembekuan serta untuk mengetahui keadaan janin perlu dilakukan USG. Semua pemeriksaan ini harus dilakukan sesering mungkin untuk memantau progresifitas penyakit.310. Penatalaksanaan1. Preeklmapsia ringan 1,2 Rawat jalanPeriksa ulang (2 minggu sekali), istirahat lebih banyak, diet rendah garam serta diimbangi dengan konsumsi cairan lebih banyak. Rawat inap Indikasi rawat inap bila tidak ada perbaikan pada tekanan darah dan proteinuria selama 2 minggu, adanya satu atau lebih gejalan dan tanda preeclampsia berat.Lakukan anamnesis, pemeriksiaan fisik, pemeriksaan labor dan pemeriksaan kesejahteraan janim (USG dan Doppler) 2. Preeklmapsia berat 2 Tirah baring satu sisi (kiri) Pengelolaan cairan Berikan insfus dextrose, diberikan antasida untuk menetralkan asam lambung, diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. Pemberian obat anti kejang (MgSO4) Diazepam (digunakan bila MgSO tidak tersedia) Dieuretik (bila dicurigai ada edema paru, payah jantung) Pemberian obat hipertensi Antihipertensi line pertama : Nifedipin Antihipertensi line kedua: Sodium Nitroprusside Diazokside Antihipertensi line ketiga: Calcium Channel Blocker (Isradipin, Nimodipin)

Gambar 3. Skema Penanganan Preeklampsia 4

Gambar 4. Tabel Pemberian MgSO pada Preeklmapsia dan EklampsiGamabar 5. Tabel Pemberian Obat Hipertensi pada Preeklampsia

11. KomplikasiPreeklampsia Berat dapat menjadi Eklamsia jika tidak segera ditangani dan diobati. Pencegahan dan diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan mengurangi angka kesakitan maupun kematian. 2,3Adapun komplikasi yang mungkin terjadi adalah :1. Ischema Uteroplacenta Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) Kematian janin dalam rahim (IUFD) Gawat janin3. Spasme Arteriolar Perdarahan serebal Gagal jantung, ginjal, dan hati Ablatio retina Trombo embolisme Gangguan pemebekuan darah (DIC)4. Kejang dan KomaTrauma karena kejang menyebabkan komplikasi pada ibu, antara lain: Sianosis Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak Lidah dapat tergigit Jatuh dari tempat menyebabkan flaktura dan luka-luka Gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anoria Perdarahan dan ablatio retina

12. Prognosis Penentuan prognosis ibu dan janin sangat bergantung pada umur gestasi janin, ada tidaknya perbaikan setelah perawatan, kapan dan bagaimana proses persalinan dilaksanakan dan apakah terjadi eklampsia. Kematian ibu antara 9.85 25,5%, kematian bayi 42,2% - 48,9%.1

DAFTAR PUSTAKA1. World Health Organization (WHO), Pre-Eklmapsia dan Eklampsia, 2010.2. Sarwono P. 2010. Ilmu Kebidanan edisi 4. Bina Pustaka : Jakarta3. Mochtar, R. 2005, Sinopsis obstetri, obstetri operatif, obstetri sosial, EGC, Jakarta.4. Sarwono P. 2011. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata edisi 4. Bina Pustaka : Jakarta

17