LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA II PENETAPAN KADAR AIR TANAH Oleh : Nama : MARTHA WIRA PRATAMA NIM : A1L114013 Rombongan : AGROTEKNOLOGI Pararel A1 PJ Asisten : Ardi Luqman Hakim KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH
Oleh :
Nama : MARTHA WIRA PRATAMA
NIM : A1L114013
Rombongan : AGROTEKNOLOGI Pararel A1
PJ Asisten : Ardi Luqman Hakim
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan
makhluk hidup. Makhluk hidup tidak dapat berpijak
jika tidak ada tanah. Tanah adalah bagian
permukaan kulit bumi yang merupakan tempat
kegiatan organisme. Manusia dan hewan darat
melakukan kegiatan seperti hidup, tumbuh dan
berkembang, dan kegiatan lainnya di atas tanah.
Tanaman juga membutuhkan tanah sebagai media
tumbuh tanaman. Tanah menyediakan air dan unsure
hara yang baik bagi tanaman.
Tanah juga memiliki peranan penting dalam
siklus hidrologi. Dalam siklus hidrologi, air
hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami
infiltrasi. Infiltrasi adalah peristiwa dimana air
bergerak melalui celah-celah dan pori-pori serta
batuan yang ada dibawah tanah yang dapat bergerak
secara vertikal dan horizontal di bawah permukaan
tanah hingga ke sistem air permukaan.
Tanah tidak hanya sebagai media pertumbuhan
bagi tanaman, tetapi juga sebagai media pengatur
air. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang
masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan
tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam
tanahseperti pada proses pelapukan mineral dan
bahan organik tanah, yaitu reaksi yang
mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman.
Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak
hara ke akar-akar tanaman.
Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian
besartergantung pada kemampuan tanah menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima ke bawah.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu
gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah
dibedakan menjadi: air higroskopis, air kapiler
dan air gravitasi.
B. Tujuan
1. Untuk menetapkan kadar air contoh tanah
berdiameter 2 mm.
2. Untuk menetapkan kapasitas lapang contoh tanah
berdiameter 2 mm.
3. Untuk menetapkan kadar air maksimum tanah
dengan metode gravimetri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah zat atau materi atau unsur yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan
untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup,
sehingga sangat essensial.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan
beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih,
seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran
yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah
jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi
dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-
pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan
kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan
dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat
tanah kering yang tetap.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu
gaya adhesi, kohesi dan gravitasi maka air tanah
dibedakan menjadi :
1. Air Higroskopis
Air higraskopis adalah air yang
diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,
sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan
selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah.
Air ini terikat kuat pada matriks tanah
ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm
(pF 4,0 – 4,7).
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang
ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi
yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi.
Air ini bergerak ke samping atau ke atas
karena gaya kapiler. Air kapiler ini
menempati pori mikro dan dinding pori makro,
ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF
2,52 – 4,20). Air kapiler dibedakan menjadi:
a. Kapasitas lapang , yaitu air yang
dapat ditahan oleh tanah setelah
air gravitasi turun semua. Kondisi
kapasitas lapang terjadi jika tanah
dijenuhi air atau setelah hujan
lebat tanah dibiarkan selama 48
jam, sehingga air gravitasi sudah
turun semua. Pada kondisi kapsitas
lapang, tanah mengandung air yang
optimum bagi tanaman karena pori
makro berisi udara sedangkan pori
mikro seluruhnya berisi air.
Kandungan air pada kapasitas lapang
ditahan dengan tegangan 1/3 atm
atau pada pF 2,54.
b. Titik layu permanen , yaitu
kandungan air tanah paling sedikit
dan menyebabkan tanaman tidak mampu
menyerap air sehingga tanaman mulai
layu dan jika hal ini dibiarkan
maka tanaman akan mati. Pada titik
layu permanen, air ditahan pada
tegangan 15 atm atau pada pF 4,2.
Titik layu permanen disebut juga
sebagai koefisien layu tanaman.
3. Air Gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak
dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap
ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air
gravitasi mudah hilang dari tanah dengan
membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga
tanah menjadi masam dan miskin unsur hara
(Hardjowigeno, 1993)
Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia,
hewan maupun tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam
tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air
dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai
keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian,
ransportasi bahkan sampai industri. Air sebagai pelarut
universal, memiliki kemampuan ntuk melarutkan berbagai
zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai
larutan, asa padat dan juga mikroorganisme. Oleh karena
itu air banyak sekali mengandung berbagai zat terlarut
maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar
diperoleh dalam keadaan murni. Apabila kandungan
berbagai zat tersebut tidak mengganggu kesehatan
manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan
tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas
air, dimana kandungan berbagai zat sudah melebihi
ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-
beda untuk jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya
kadar zat untuk air minum berbeda ambang batasnya
dengan kadar suatu zat untuk industri (Saridevi et all,