Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA II PENETAPAN KADAR AIR TANAH Oleh : Nama : MARTHA WIRA PRATAMA NIM : A1L114013 Rombongan : AGROTEKNOLOGI Pararel A1 PJ Asisten : Ardi Luqman Hakim KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
38

Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

Apr 06, 2023

Download

Documents

Agam Pratama
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA II

PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Oleh :

Nama : MARTHA WIRA PRATAMA

NIM : A1L114013

Rombongan : AGROTEKNOLOGI Pararel A1

PJ Asisten : Ardi Luqman Hakim

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Page 2: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan

makhluk hidup. Makhluk hidup tidak dapat berpijak

jika tidak ada tanah. Tanah adalah bagian

permukaan kulit bumi yang merupakan tempat

kegiatan organisme. Manusia dan hewan darat

melakukan kegiatan seperti hidup, tumbuh dan

berkembang, dan kegiatan lainnya di atas tanah.

Tanaman juga membutuhkan tanah sebagai media

tumbuh tanaman. Tanah menyediakan air dan unsure

hara yang baik bagi tanaman.

Tanah juga memiliki peranan penting dalam

siklus hidrologi. Dalam siklus hidrologi, air

Page 3: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami

infiltrasi. Infiltrasi adalah peristiwa dimana air

bergerak melalui celah-celah dan pori-pori serta

batuan yang ada dibawah tanah yang dapat bergerak

secara vertikal dan horizontal di bawah permukaan

tanah hingga ke sistem air permukaan.

Tanah tidak hanya sebagai media pertumbuhan

bagi tanaman, tetapi juga sebagai media pengatur

air. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang

masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan

tanah.

Air mempunyai fungsi yang penting dalam

tanahseperti pada proses pelapukan mineral dan

bahan organik tanah, yaitu reaksi yang

mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman.

Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak

hara ke akar-akar tanaman.

Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian

besartergantung pada kemampuan tanah menyerap air

Page 4: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

cepat dan meneruskan air yang diterima ke bawah.

Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu

gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah

dibedakan menjadi: air higroskopis, air kapiler

dan air gravitasi.

B. Tujuan

1. Untuk menetapkan kadar air contoh tanah

berdiameter 2 mm.

2. Untuk menetapkan kapasitas lapang contoh tanah

berdiameter 2 mm.

3. Untuk menetapkan kadar air maksimum tanah

dengan metode gravimetri.

Page 5: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah zat atau materi atau unsur yang

penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui

sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.

Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan

untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup,

sehingga sangat essensial.

Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan

beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih,

seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran

yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah

jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi

dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-

pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan

kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan

dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat

tanah kering yang tetap.

Page 6: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu

gaya adhesi, kohesi dan gravitasi maka air tanah

dibedakan menjadi :

1. Air Higroskopis

Air higraskopis adalah air yang

diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,

sehingga tidak tersedia bagi tanaman.

Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan

selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah.

Air ini terikat kuat pada matriks tanah

ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm

(pF 4,0 – 4,7).

2. Air Kapiler

Air kapiler merupakan air tanah yang

ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi

yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi.

Air ini bergerak ke samping atau ke atas

karena gaya kapiler. Air kapiler ini

menempati pori mikro dan dinding pori makro,

Page 7: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF

2,52 – 4,20). Air kapiler dibedakan menjadi:

a. Kapasitas lapang , yaitu air yang

dapat ditahan oleh tanah setelah

air gravitasi turun semua. Kondisi

kapasitas lapang terjadi jika tanah

dijenuhi air atau setelah hujan

lebat tanah dibiarkan selama 48

jam, sehingga air gravitasi sudah

turun semua. Pada kondisi kapsitas

lapang, tanah mengandung air yang

optimum bagi tanaman karena pori

makro berisi udara sedangkan pori

mikro seluruhnya berisi air.

Kandungan air pada kapasitas lapang

ditahan dengan tegangan 1/3 atm

atau pada pF 2,54.

b. Titik layu permanen , yaitu

kandungan air tanah paling sedikit

dan menyebabkan tanaman tidak mampu

Page 8: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

menyerap air sehingga tanaman mulai

layu dan jika hal ini dibiarkan

maka tanaman akan mati. Pada titik

layu permanen, air ditahan pada

tegangan 15 atm atau pada pF 4,2.

Titik layu permanen disebut juga

sebagai koefisien layu tanaman.

3. Air Gravitasi

Air gravitasi merupakan air yang tidak

dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap

ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air

gravitasi mudah hilang dari tanah dengan

membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga

tanah menjadi masam dan miskin unsur hara

(Hardjowigeno, 1993)

Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia,

hewan maupun tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam

tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air

dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai

keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian,

Page 9: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

ransportasi bahkan sampai industri. Air sebagai pelarut

universal, memiliki kemampuan ntuk melarutkan berbagai

zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai

larutan, asa padat dan juga mikroorganisme. Oleh karena

itu air banyak sekali mengandung berbagai zat terlarut

maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar

diperoleh dalam keadaan murni. Apabila kandungan

berbagai zat tersebut tidak mengganggu kesehatan

manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan

tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas

air, dimana kandungan berbagai zat sudah melebihi

ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-

beda untuk jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya

kadar zat untuk air minum berbeda ambang batasnya

dengan kadar suatu zat untuk industri (Saridevi et all,

2013).

Menurut Hanafiah, 2007 bahwa koefisien air tanah

yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi

ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan

tanaman, terdiri dari:

Page 10: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi

dimana seluruh ruang pori tanah terisi oleh

air.

2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal

lapisan air dalam pori-pori tanah mulai

menipis sehingga tegangan antar air-udara

meningkat hingga lebih besar dari gaya

gravitasi.

3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah

kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah

lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman

untuk aktivitas dan mempertahankan turgornya.

4. Koefisien higroskopis adalah kondisi dimana

air tanah terikat sangat kuat oleh gaya

matrik tanah.

Page 11: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan saat praktikum yaitu

botol timbang, timbangan analitis, keranjang

kuningan, cawan tembaga porus, petridis, bejana

seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm,

bak perendam, batang bambu kecil, botol

semprot, kertas saring, oven, tang penjepit,

dan eksikator. Bahan yang digunakan adalah air

dan tanah kering angin jenis inceptisol 2 mm

dan 0,5 mm.

B. Prosedur Kerja

1. Kadar Air Tanah Kering Udara

a. Botol timbang dan penutupnya

dibersihkan, diberi label lalu

ditimbang (a gram)

Page 12: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

b. Botol timbang di isi setengah contoh

tanah kering angin yang berdiameter 2

mm, ditutup danditimbang (b gram)

c. Botol timbang yang berisi tanah

dimasukkan ke dalam oven dengan tutup

terbuka. Pengovenan dilakukan selama

4 jam pada suhu 105-110o C

d. Setelah pengovenan selesai, botol

timbang ditutup dengan menggunakan

tang penjepit.

e. Botol timbang yang tertutup

dimasukkan ke eksikator selama 15

menit kemudian dikeluarkan.

f. Botol timbang kembali ditimbang (c

gram) lalu dihitung dengan

menggunakan rumus.

Rumus :

kadarair=(b−c)(c−a)

×100%

Page 13: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

2. Kadar Air Kapasitas Lapang

a. Keranjang kuningan dibersihkan,

diberi label, ditimbang (a gram)

b. Keranjang kuningan diletakkan dalam

bejana seng

c. Contoh tanah kering angin berdiameter

2 mm dimasukkan kedalam keranjang

kuningan setinggi 2,5 cm dari batas

secara merata tanpa ditekan

d. Tanah ditetesi air sebanyak 2 ml di 3

titik membentuk segitiga tanpa

bersinggungan (1 titik = 0,67 ml)

kemudian bejana seng ditutup dan

diletakkan di tempat teduh selama 15

menit

e. Setelah 15 menit keranjang kuningan

dikeluarkan dari bejana seng lalu

diayak dengan hati-hati sampai

tertinggal 3 gumpalan tanah lembab

Page 14: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

lalu ditimbang (b gram) kemudian

dihitung dengan rumus

Rumus :

kapasitaslapang= 2b−(a+2)

×100%+Ka

3. Kadar Air Maksimum Tanah

a. Cawan tembaga porus dan Petridis

dibersihkan dan diberi label

b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi

kertas saring lalu dijenuhi air

dengan menggunakan botol semprot.

Kelebihan air dibersihkan dengan

serbet, dimasukkan ke dalam Petridis,

lalu ditimbang (a gram)

c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari

Petridis dan diisi contoh tanah halus

kurang lebih 13nya. Cawan diketuk

perlahan sampai permukaan tanah rata.

Page 15: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

Masukkan kembali13 tanah halus dan

lakukan hal yang sama hingga penuh,

kemudian tanah diratakan dengan colet

d. Cawan tembaga porus direndam dalam

bak perendam dengan ditumpu batang

kayu agar air bebas masuk ke dalam

cawan tembaga porus selama 12-16 jam

e. Setelah direndam, cawan tembaga porus

diambil. Permukaan tanah yang

mengembang diratakan dengan colet

lalu dibersihkan dengan serbet. Cawan

tembaga porus dimasukkan ke dalam

cawan Petridis lalu ditimbang (b

gram)

f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke

dalam oven selama 24 jam dengan suhu

105-110o C

g. Setelah pengovenan selesai, cawan

dimasukkan ke dalam eksikator selama

Page 16: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

15 menit. Setelah itu ditimbang (c

gram)

h. Tanah yang ada dalam cawan porus

dibuang lalu dibersihkan. Cawan

tembaga dialasi Petridis lalu

ditimbang (d gram) setelah itu

dihitung menggunakan rumus:

kadarairmaksimum= (b−a )−(c−d)

(c−d)×100%

Page 17: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tanah Kering Udara

Ulang

an

Botol

Timbang

Kosong

(A,G)

(a) +

contoh

tanah

(bg)

(b)

setela

h

dioven

(cg)

Kadar

Air

Tanah

Kering

Udara

(%)Ka 1 22.65 30.83 29.95 12.05 %Ka 2 24.97 32.71 31.89 11.84 %

Rata-Rata11.76

%

Ka 1 = b−cc−a

x100%

= 30,83−29,9529.95−22.65

x100%

= 0.887.30x100%=12.05%

Ka 2 = b−cc−a

x100%

Page 18: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

= 32.71−31.8931.89−24.97x100%

= 0.826.92x100% = 11.84 %

Rata-rata Ka = (Ka 1 + Ka 2) : 2

= (12.05 + 11.84) : 2

= 11.76 %

2. Kapasitas Lapang

Ulan

gan

KeranjangKunin

ganKosong

(a.g)

(a) +

gumpalanta

nahbasah

(b.g)

Kadar

air

kapasita

slapang

(%)KL 1 79.51 92.03 31.06 %KL 2 81.60 92.93 33.27 %

Rata-Rata32.5

6 %

KL 1 = 2b−(a+2)

x100%+Ka1

= 292.03−(79.51+2)

x100%+12.05

Page 19: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

= 210.52

x100%+12.05

= 31.06 %

KL 2 = 2b−(a+2)

x100%+Ka2

= 292.93−(81.60+2)

x100%+11.84

= 29.33

x100%+11.84

= 33.27 %

Rata-rata KL = (KL 1 + KL 2) : 2

= (31.06 + 33.27) : 2

= 32.16 %

3. Kadar Air Maksimum

Ula

nga

n

Cawan +

KertasS

aringJe

nuh +

Petridi

s (a.g)

(a) +

tanahb

asahje

nuh

air

(b.g)

(b)

sete

lahd

iove

24

jam

Petridis

+ cawan +

kertassar

ingsetela

hdioven

(d.g)

Kada

r

air

maks

imum

(%)

Page 20: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

(c.g

)Kam

191.46 162.19

128.

0189.29

82.6

7 %Kam

2100.09 158.85

123.

4888.23

66.6

9 %

Rata-Rata74.6

8 %

KAM 1 = (b−c)−(c−d )

(c−d )x100%

¿(162.19−91.46 )−(128.01−89.29 )

(128.01−89.09 )x100%

= (70.73−38.72 )38.72

x100%

¿ 32.0138.72

x100%

= 81.67 %

KAM 2 = (b−c)−(c−d )

(c−d )x100%

¿(158.85−100.09)−(123.48−88.23 )

(123.48−88.23 )x100%

Page 21: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

= (58.76−35.25 )35.25

x100%

¿23.5135.25

x100%

= 66.69 %

Rata-rata KAM = (KAM 1 + KA,M 2) : 2

= (81.67 + 66.69 ) : 2

= 74.68 %

B. Pembahasan

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah

yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir

tanah yang membentuk itu dan didalam retak-retak dari

batuan. Yang terdahulu disebut air lapisan dan yang

terakhir disebut air celah (fissure water) (Mori dkk.,

1999).

Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya

curah hujan dan besarnya air yang dapat meresap kedalam

tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi

Page 22: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

litologi (batuan) dan geologi setempat. Kondisi tanah

yang berpasir lepas atau batuan yang permeabilitasnya

tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujan kedalam

formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan sementasi

kuat dan kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air

kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan akan

mengalir sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut.

Faktor lainnya adalah perubahan lahan-lahan terbuka

menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan hutan

tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi

infiltrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan

(recharge area) (Usmar dkk., 2006). Manfaat air tanah bagi

kehidupan antara lain:

1. Merupakan bagian yang penting dalam siklus

hidrologi

2. Menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan

tumbuh-tumbuhan

3. Merupakan persediaan air bersih secara

alami

Page 23: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

4. Untuk keperluan hidup manusia seperti

minum, memasak, mencuci, dan lain-lain.

5. Untuk keperluan industri (industri tekstil

dan industri farmasi)

6. Untuk irigasi pada sektor pertanian

7. Sebagai pelarut unsur hara dalam tanah

8. Terjaganya kualitas tanah di dalamnya

(Indriatmoko, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di

dalam tanah adalah :

1.     Kadar Bahan Organik Tanah

Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang

jauh lebih banyak daripada partikel mineral

tanah yang berarti luas permukaan penyerapan

juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar

bahan organic tanah makin tinggi kadar dan

ketersediaan air tanah.

2.     Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah

Page 24: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

Kedalaman solum atau lapisan tanah

menentukan volume simpan air tanah, semakin

dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga

semakin banyak.

3.     Iklim dan Tumbuhan

Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh

yang berarti pada jumlah air yang dapat

diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah.

Temperatur dan perubahan udara merupakan

perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi

pengguanaan air tanah dan penentuan air yang

dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan

tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan

keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto

pertumbuhan yang berarti.

4.     Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa

pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non

alamiah mempunyai gaya osmoti yang dapat menarik

dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju

meningkat.

Page 25: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air

tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya

perbedaan jenis tekstur tanah dapat

menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk

mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur

liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah

banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir,

sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu

mengikat air daripada tanah bertekstur debu.

Faktor lain yang mempengaruhi kadar air

tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan

peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang

pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam

jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori

tanah akan terisi oleh air (Indranada, 1994)

Kandungan air tanah antara kapasitas lapang

dan titik layu permanen disebut total air tanah

tersedia (TAW, Total Available Water).  Titik kritis

adalah batas minimum air tersedia yang

dipertahankan agar tidak habis mengering diserap

Page 26: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

tanaman hingga mencapai titik layu permanen.

Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis

tanaman, tanah, iklim serta diperoleh

berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan

Offen, 1984 dalam Yanwar , 2003). Kandungan air

antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut

RAW (Readily Available Water).  Perbandingan antara RAW

dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi

oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis

tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman

(Raes,2004).

Menurut FAO Corporate Document Repository, 2011,

Gaya yang bekerja pada air tanah menurun energi

potensial dan membuatnya kurang tersedia untuk

ekstraksi akar tanaman. Ketika tanah basah, air

memiliki energi potensial yang tinggi, relatif bebas

bergerak dan mudah diambil oleh akar tanaman. Di tanah

kering, air memiliki energi potensial yang rendah dan

sangat terikat oleh kapiler dan kekuatan serap ke

Page 27: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

matriks tanah, dan kurang mudah diekstraksi oleh

tanaman.

Ketersediaan total ketersediaan air (TAW) tanah

mengacu pada kapasitas tanah, dimaksudkan untuk menahan

air tersedia bagi tanaman. Setelah hujan deras atau

irigasi, tanah akan menguras sampai kapasitas lapang

tercapai. Kapasitas lapang adalah jumlah air yang tanah

baik dikeringkan harus terus melawan gaya gravitasi,

atau jumlah air yang tersisa ketika drainase bawah

telah menurun tajam. Dengan tidak adanya pasokan air,

kandungan air di zona akar menurun sebagai akibat dari

penyerapan air oleh tanaman. Sebagai penyerapan air

berlangsung, air yang tersisa diadakan untuk partikel

tanah dengan kekuatan yang lebih besar, menurunkan

energi potensial dan membuatnya lebih sulit bagi

tanaman untuk ekstrak. Akhirnya, tercapai suatu titik

di mana tanaman tidak bisa lagi mengambil air yang

tersisa. Penyerapan air menjadi nol ketika titik layu

Page 28: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

tercapai. Titik layu adalah kadar air di mana tanaman

akan layu permanen.

Sebagai kadar air di atas kapasitas lapang tidak

bertanggung melawan gaya gravitasi dan akan menguras

dan sebagai kadar air di bawah titik layu tidak dapat

diekstraksi oleh akar tanaman, total air yang tersedia

di daerah perakaran adalah perbedaan antara kadar air

di lapangan kapasitas dan layu titik. TAW adalah jumlah

air yang tanaman dapat mengekstrak dari zona akar, dan

besarnya tergantung pada jenis tanah dan kedalaman

perakaran. 

Meskipun mudah air yang tersedia (RAW) secara

teoritis tersedia sampai titik layu, penyerapan air

tanaman berkurang baik sebelum titik layu

tercapai. Dimana tanah cukup basah, tanah persediaan

air yang cukup cepat untuk memenuhi permintaan atmosfer

dari tanaman, dan serapan air sama ET c. Sebagai kadar

air tanah berkurang, air menjadi lebih kuat terikat

pada matriks tanah dan lebih sulit untuk

Page 29: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

mengekstrak. Ketika kadar air tanah turun di bawah

nilai ambang batas, air tanah tidak lagi dapat diangkut

cukup cepat menuju akar untuk merespon permintaan

transpirasi dan tanaman mulai mengalami stres. Fraksi

TAW yang tanaman dapat mengekstrak dari zona akar tanpa

menderita stres air adalah air tanah tersedia:

RAW = p TAW

Dimana RAW air tanah tersedia di zona akar [mm], 

p fraksi rata-rata total air yang tersedia Tanah (TAW)

yang dapat habis dari zona akar sebelum stres

kelembaban (penurunan ET) terjadi.

Pengaruh kadar air maksimum bagi pertumbuhan

tanaman, yakni ketika pada kadar air tinggi, kekurangan

udara mungkindapat menjadi penghambat pertumbuhan

tanaman. Kecepatan pertumbuhan tanaman mencapai

maksimum pada keadaan kelembaban tanah berada disekitar

kapastitas lapang karena dalam keadaan tersebut oksigen

cukup tersedia dan tegangan air cukup rendah sehingga

Page 30: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

memudahkan absorbsi air. Ketika air diserap, lapisan

air menjadi tipis dan tegangan air meningkat,

mengakibatkan absorbsi air menurun. Hal ini berlangsung

sampai kadar air mendekati titik layu. Pada keadaan

titik layu, laju pertumbuhan dan fotosintesis umumnya

akan menurun. Dari keadaan tersebut, ada dua hal yang

berkaitan antara pertumbuhan tanaman dan keadaan

kelembaban tanah, yaitu kekurangan oksigen pada kadar

air yang tinggi (tegangan air rendah) dan laju absorbsi

air yang rendah pada kadar air yang rendah (tegangan

air tinggi) (FAO, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian kami menggunakan

tanah Inceptisol, tanah tersebut memiliki kadar air

kering udara sebesar 12.05% pada percobaan Ka1 dan

11.84% pada percobaan Ka2, sehingga ditetapkan kadar

air kering tanah udara dengan rata-rata sebesar 11.76%.

Kadar Air Kapasitas Lapang pada tanah inseptisol

dihasilkan pada percobaan KL1 didapatkan hasil

kapasitas lapang sebesar 31.06% dan di percobaan KL2

Page 31: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

didapatkan hasil nilai kapasitas lapang sebesar 33.27%,

sehingga nilai rata-rata kapasitas lapang untuk tanah

inseptisol sebesar 32.16%. Percobaan ketiga, yaitu

percobaan Kadar Air Maksimum Tanah dengan menggunakan

tanah Inceptisol yang dilakukan dengan dua percobaan

didapatkan hasil kadar air maksimum sebesar 82.67% pada

percobaan KAM1 dan hasil sebesar 66.69% pada percobaan

KAM2, sehingga didapatkan hasil rata-rata kadar air

kapasitas maksimum tanah tanah inseptisol sebesar

74.68%. ini sama halnya sepertu menurut Hardjowigeno

(1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan

(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap

air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air

dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya

gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lain halnya

dengan kadar air maksimum, suatu jenis tanah ditentukan

oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman

tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tekstur tanah

yang halus menyebabkan porositasnya rendah sehingga

mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum

Page 32: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga

mempunyai tekstur yang berbeda pula. Demikian lah yang

terjadi pada derajat kerut tanah yang kami praktikumkan

sama halnya dengan teori menurut Hardjowigeno, 1992 dan

Hakim, 1986.

Page 33: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar air tanah kering udara dari contoh

tanah yang diamati adalah 12.05% dan

11.84% dengan rata-rata 11.76%.

2. Kadar air kapasitas lapang dari contoh

tanah yang diamati adalah rata-ratanya

32.16% dengan KL1 31.06% dan Kl2 33.27%.

3. Kadar air maksimum dari contoh tanah yang

diamati adalah KAM1 82.67% dan KAM2 66.69%

dengan hasil rata-rata 74.68%.

B. Saran

Pengamatan dalam praktikum ini memerlukan

waktu yang cukup lama untuk mengetahui kadar

air tanah maka diperlukan timer untuk

perendaman dan pengovenan agar sesuai dengan

waktu yang ditentukan. Praktikan juga perlu

Page 34: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

ketelitian dan keahlian dalam meneteskan air

dengan menggunakan pipet. Selain itu juga untuk

peralatan praktikum agar segera diperbaharui

untuk penunjang praktikan dan asisten dalam

praktikum kedepannya agar tercapai hasil

praktikum yang maksimal.

Page 35: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

DAFTAR PUSTAKA

FAO, Corporate Document Repository. 2011. Departemen

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Kesediaan Air dan Tersedianya Air TAW & RAW.

http://www.fao.org/docrep/x0490e/x0490e0e.htm

Diakses pada tanggal 15 April 2015. Pukul

23.12.

Hanafiah, Kumparg & Sutherland, R.A. 2007. “Spatial

variability of 137Cs and influence of sampling

on estimates of sediment redistribution”,

Catena, 21, Page:57 – 71.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.

Jakarta: Aka Press.

Indranada & Zapata,F. 2002, ” Handbook for the

assessment of soil erosion and sedimentology

using environmental radionuclide ". Joint

Page 36: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

FAO/IAEA Division, IAEA, Vienna, Austria ,

Page: 97 - 106.

Indriatmoko, R. Haryoto. 2012. Teknologi Konservasi Air

Tanah dengan

Sumur Resapan (Online)

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html.

Di akses 09 April 2015, Pukul 22.34

Mori, dkk. 1999. “Mengenal Tanah sebagai Media Tanam

Hortikultura”. Article

from Bogor Agricultural University. Hlm 3-5. Bogor pdf

Saridevi, G.A.A.R, I Wayan D Atmaja, I Made Mega. 2013.

“Perbedaan Sifat

Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan

Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol, dan

Vertisol”.E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika .Vol 2 No 4:

215-217.

Usman, Haryato dan Sidik Hadi T. 2006. “ Teknologi

Konservasi Air pada Pertanian Lahan Kering”,

Jurnal Litbang Pertanian, Vol 7. Hlm: 157-158.

Page 37: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah

Raess, Safuddin. 2004. Beberapa Sifat Spesifik Andisol

untuk Pembeda Klasifikasi pada Tingkat Seri :

Studi Kasus di Daerah Cikajang dan Cikole, Jawa

Barat.

http://ejurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/D_D

jaenudin_beberapa_sifat_spesifik.pdf Diakses

pada tanggal 12 April 2015. Pukul 08.25.

Yanwar, Aurosa. 2003. “PERBANDINGAN PROFIL DISTRIBUSI

VERTIKAL 137Cs DI LAPISAN TANAH HASIL

PENGUKURAN TERHADAP SIMULASI”. Jurnal Pusat Aplikasi

Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta 12070,

Indonesia. MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 2,

NOVEMBER 2003: 89-95

Page 38: Laporan Praktikum Penetapan Kadar Air Tanah