LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II MODUL PENGINDERAAN Disusun Oleh: Kelompok I Angga Maulana Ibrahim Diny Febriani Hasanah Fikra Milyuni Ilham Ibrahim Marpid Laila Saieda Latansa Dina Mutia Oktavia Nadia Entus N. Nurhalimah Aruan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI IIMODUL PENGINDERAAN
Disusun Oleh:
Kelompok I
Angga Maulana IbrahimDiny Febriani Hasanah
Fikra MilyuniIlham Ibrahim Marpid
Laila SaiedaLatansa Dina
Mutia OktaviaNadia Entus N.
Nurhalimah Aruan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada hentinya kepada manusia. terutama nikmat
akal yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan nikmat akal
tersebutlah kita dituntut untuk dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya tanpa
menyimpang dari perintah-Nya.
Shalawat serta salam kami curahkan bagi makhluk termulia junjungan kita baginda
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman. Karena Rasulullah telah mengajarkan ilmu dari Allah kepada umat-umatnya.
Alhamdulillah, kami telah dapat menyusun makalah praktikum faal ini untuk Modul
Penginderaan
Tidak ada harapan lain dari kami, semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita. ”Tiada gading yang tak retak” demikian pepatah mengatakan.
Karena itu tiada menutup kemungkinan jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini dan akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan serta semua pihak
yang telah membantu serta mendukung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Jakarta, Februari 2013
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................................
Percobaan Dengan Kursi Barany...........................................................................................
Percobaan Dengan Garpu Tala .............................................................................................
Daftar Pustaka .......................................................................................................................
1. PENGECAPAN
TUJUAN
Tujuan Instruksional Umum
Memahami dasar-dasar faal sensorik melalui faal pengecapan
Tujuan Perilaku Khusus
1. Mendemonstrasikan hukum Johannes Muller pada faal pengecapan
2. Mendemonstrasikan perbedaan ambang pengecapan untuk 4 modalitas pengecapan
3. Mendemonstrasikan kemampuan initensitas kecap untuk 1 modalitas pengecapan
ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Larutan berbagai rasa :
a. Manis : gula 2 sdt + air 240 ml
b. Asam : cuka 10 ml + air 10 ml
c. Asin : garam 2 sdt + air 240 ml
d. Pahit : aspirin 2 butir + air 240 ml
2. Tabung ukur
3. Lidi kapas
4. Air
TATA KERJA
I. PEMERIKSAAN INDERA PENGECAPAN
Lakukan percobaan ini pada 2 orang percobaan (OP).
1. OP tidak boleh mengetahui larutan apa yang akan diletakkan pada lidahnya.
2. Buatlah kesepakatan dengan OP mengenai bahasa isyarat yang akan digunakan bila
OP dapat mengecap rasa pada lidi kapas (misalnya mengangkat tangan bila dapat
mengecap rasa), dan rasa apa yang ia kecap (misalnya mengangkat 1 jari untuk rasa
manis, 2 jari untuk rasa asam, 3 jari untuk rasa asin, 4 jari untuk rasa pahit). Selama
percobaan berlangsung, OP tidak diperkenankan berbicara atau menyentuhkan
lidahnya ke langit-langit mulut.
3. Celupkan sebuah lidi kapas ke larutan manis dan peras kelebihan larutan pada pinggir
gelas
4. Suruh OP untuk menjulurkan lidahnya dan letakkan lidi kapas tersebut pada semua
area pengecapan di lidah.
5. Setelah setiap peletakan, tanyakan pada OP apakah ia dapat mengecap rasa dari
larutan tersebut, dan apa rasa yang ia kecap.
6. Catatlah hasilnya di diagram lidah pada form hasil yang telah disediakan
7. Suruhlah OP berkumur dengan air
8. Buang lidi kapas yang telah digunakan
9. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asam
10. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asin
11. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan pahit
Diskusikan dengan kelompok anda pertanyaan berikut :
- Apakah lidah OP berespon terhadap keempat sensasi rasa pada lebih dari 1 area? Ya.
Jelaskan
Hasil Percobaan
Letak Nama OP
Ilham
Ujung lidah (manis) Terasa manis
Tepi depan lidah (asin) Terasa asin
Tepi lidah belakang lidah (asam) Terasa asam
Pangkal lidah (pahit) Terasa pahit
TINJAUAN PUSTAKAPengecapan terutama merupakan fungsi dari taste bud yang terdapat didalam mulut,
tetapi pengalaman juga menyatakan bahwa indera penghidu sangat berperan pada persepsi
pengecapan. Selain itu, tekstur makanan, seperti yang dideteksi oleh indera pengecap taktil di
rongga mulut, dan adanya zat didalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung-
ujung saraf nyeri, akan sangat mengubah pengalaman dalam pengecapan. Makna penting
pengecapan terletka pada kenyataan bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih
makanan sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan metabolik
di jaringan tubuh terhadap zat-zat tertentu.
Sensasi Pengecapan Utama
Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai reseptor
pengecapan belum dapat diketahui semuanya. Walaupun begitu, penelitian yang bersifat
psikofisiologi dan neurofisiologi telah mengenali sedikitnya 13 reseptor kimia yang mungkin
ada pada sel-sel pengecap. Kelima sensasi pengecapan utama adalah asam, asin, pahit, manis
dan umami.
Seseorang dapat menerima beratus-ratus pengecapan yang berbeda. Semua itu
seharusnya merupakan kombinasi dari sensasi-sensasi pengecapan dasar, begitu juga dengan
cara yang sama seperti ketika kita melihat semua warna, yang merupakan kombinasi dari
ketiga warna utama.
Rasa asam disebabkan oleh asam, yakni karena konsentrasi ion hidrogen, dan
intensitas sensasi asam ini hampir sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hidrogen.
Artinya, semakin asam suatu makanan, semakin kuat pula sensasi asam yang terbentuk.
Rasa asin dihasilkan dari garam yang terionisasi, terutama karena konsentrasi ion
natrium. Kualitas rasanya berbed-beda antara garam yang satu dengan yang lain, karena
beberapa garam juga menghasilkan sensasi rasa selain rasa asin, tetapi anion juga ikut
berperan walaupun lebih kecil.
Rasa manis tidak dibentuk oleh satu golongan zat kimia saja. beberapa tipe zat kimia
yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester,
beberapa asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat, asam halogenasi, dan garam-
garam anorganik dari timah dan berilium.
Rasa pahit, seperti rasa manis, tidak dibentuk hanya oleh satu tipe agen kimia saja.
disini sekali lagi, zat yang memberikan rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi
organik. Dua golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (1)
substansi organik rantai panjang yang mengandung nitrogen, dan (2) alkaloid. Alkaloid
meliputi banyak obat yang digunakan dalm obat-obatan, seperti kuinin, kafein, strikinin, dan
nikotin.
Rasa umami. Umami adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti lezat untuk
menyatakan rasa kecap yang menyenangkan, yang secara kualitatif berbeda dari rasa asam,
asin, manis, atau pahit. Umami merupakan rasa yang dominan ditemukan pada makanan yang
mengandung L-glutamat, seperti pada ekstrak daging dan keju lama, dan beberapa ahli
fisiologi menganggap rasa ini harus dipisahkan, sehingga menjadi kategori kelima dari
perangsangan pengecapan utama.
Taste bud dan Fungsinya
Taste bud mempunyai diameter sekitar 1/30 milimeter dan panjang sekitar 1/16
milimeter. Taste bud terdiri atas kurang lebih 50 sel-sel epitel yang termodifikasi, beberapa
diantaranya adalah sel penyokong yang disebut sebagai sel sustentakular, dan yang lainnya
disebut sebagai sel pengecap. Sel-sel pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan
mitosis dari sel-sel epitel disekitarnya, sehingga beberapa sel pengecap adalah sel muda. Sel
pengecap lainnya adalah sel matang yang terletak ke arah bagian tengah bud; yang akan
segera terurai dan larut. Masa hidup setiap sel pengecap adalah sekitar 10 hari pada mamalia
tingkat rendah tetapi masih tidak diketahui pada manusia.
Ujung-ujung luar sel pengecap tersusun disekitar pori-pori pengecap yang sangat
kecil. Dari ujung-jung setiap sel pengecap, beberapa mikrovili atau rambut pengecap akan
menonjol keluar menuju pori-pori pengecap, untuk mendekati rongga mulut. Mikrovili ini
dipermukaan memberikan reseptor untuk pengecapan.
Anyaman disekitar badan sel-sel pengecap merupakan rangkaian percabangan terakhir
dari serabut-serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh sel-sel reseptor pengecap. Beberapa
dari serabut-serabut ini berinvaginasi menjadi lipatan-lipatan membran sel pengecap.
Beberapa vesikel membentuk membran sel didekat serabut. Diduga bahwa vesikel ini
mengandung substansi neurotransmitter, yang dilepaskan melalui membran sel untuk
merangsang ujung-ujung serbaut saraf sebagai respons terhadap rangsangan kecap.
Lokasi Taste Bud
Taste bud ditemukan pada tiga tipe papila lidah yakni sebagai berikut :
1. Sebagian besar taste bud terletak di dinding saluran yang mengelilingi papila
sirkumvalata, yang membentuk garis V di permukaan lidah posterior
2. Sejumlah taste bud terletak pada papila fungiformis diatas permukaan anterior lidah
3. Sejumlah lainnya terletak pada papila foliata yang terdapat di lipatan-lipatan
sepanjang permukaan lateral lidah.
Taste bud tambahan terletak pada palatum, dan beberapa diantaranya ditemukan pada
pilar tonsilar, epiglotis, dan bahkan di esofagus bagian proksimal. Orang dewasa mempunyai
3.000 – 10.000 taste bud, sedangkan anak-anak mempunyai lebih sedikit. Diatas usia 45
tahun, sebagian taste bud mengalami degenerasi, yang menyebabkan sensasi pengecapan
menjadi semakin kurang tajam pada usia tua.
Penghantaran Isyarat Rasa Kecap ke SSP
Impuls pengecap dari dua pertiga anterior lidah mula-mula akan diteruskan ke saraf
lingualis, kemudian melalui korda timpani menuju nervus fasialis, dan akhirnya ke traktus
solitarius di batang otak. Sensasi pengecap dari papila sirkumvalata di bagian belakang lidah
dan dari daerah posterior rongga mulut dan tenggorokan lainnya, akan ditransmisikan melalui
nervus glossofaringeus juga ke traktus solitarius, tetapi pada ketinggian yang sedikit lebih
posterior. Akhirnya, beberapa sinyal pengecap dari dasar lidah dan bagian-bagian lain di
daerah faring, akan ditransmisikan ke traktus solitarius melalui mervus vagus.
Semua serabut pengecap bersinaps di batang otak bagian posterior di dalam nukleus
traktus solitarius. Nukleus ini mengirimkan neuron susunan kedua ke daerah kecil di nukleus
medial posterior entral talamus, yang terletak sedikit ke medial dari ujung talamus daerah
fasial di sistem lemniskus medialis-kolumna dorsalis. Dari talamus, neuron susunan ketiga
ditransmisikan ke ujung bawah girus postcentralis pada korteks serebri parietalis, tempat
neuron ini melingkar ke dalam fisura sylvii, dan ke dalam daerah operkular-insular. Daerah
ini terletak sedikit ke lateral, ventral, dan rostral dari daerah untuk sinyal taktil lidah di area
somatik serebri I. Dari penjelasan mengenai jaras pengecap ini, dapat terlihat bahwa jaras ini
sangat paralel dengan jaras somatosensorik dari lidah.
Kesimpulan:
Pada dasarnya setiap orang memiliki persepsi terhadap manis pada ujung lidah, asin
pada tepi depan, asam pada tepi belakang, dan pahit pada pangkal lidah, tetapi akibat
dari taste bud yang berbeda-beda, tidak semua orang merasakan rasa tersebut di
tempat yang sama.
Lokasi reseptor pengecap tidak sama pada tiap orang.
Waktu sensasi reseptor pengecap berbeda pada tiap orang.
II. PEMERIKSAAN AMBANG PENGECAPAN
Lakukan percobaan ini pada orang percobaan (OP) yang sama dengan percobaan pertama.
1. Berlawanan dengan percobaan pertama, OP harus mengetahui larutan apa yang akan
diletakkan pada lidahnya.
2. Buatlah kesepakatan dengan OP mengenai bahasa isyarat yang akan digunakan bila
OP dapat mengecap rasa pada lidi kapas (misalnya mengangkat tangan bila dapat
mengecap rasa). Selama percobaan berlangsung, OP tidak diperkenankan berbicara
atau menyentuhkan lidahnya ke langit-langit mulut.
3. Celupkan sebuah lidi kapas ke larutan manis dan peras kelebihan larutan pada pinggir
gelas.
4. Suruh OP untuk menjulurkan lidahnya dan letakkan lidi kapas tersebut pada area di
lidah yang mengecap rasa manis (Gunakan diagram lidah dari hasil percobaan pertana
tadi).
5. Tanyakan pada OP apakah ia dapat mengecap rasa dari larutan tersebut. Bila OP dapat
mengecap rasa tersebut, berilah tanda positif (+) di tabel ambang pengecapan pada
form hasil yang telah disediakan.
6. Suruhlah OP berkumur dengan air.
7. Buang lidi kapas yang telah digunakan.
8. Encerkan larutan manis tersebut dengan cara menuangkan 10 ml dari larutan ke gelas
bersih dan tambahkan air sebanyak 10 ml.
9. Ulangi langkah nomor 3-7 dengan larutan yang baru saja diencerkan
10. Ulangi langkah nomor 8 dengan larutan yang sudah diencerkan (Anda akan
mengencerkan larutan yang sudah diencerkan)
11. Ulangi kembali langkah nomor 3-7
12. Ulangi terus prosedur ini dengan larutan yang terus diencerkan (10 ml larutan baru +
10 ml air ) hingga OP tidak dapat mengecap rasa yang diletakkan di lidahnya. Berilah
tanda negatif (-) di tabel ambang pengecapan pada form hasil yang telah disediakan
pada saat OP tidak dapat lagi mengecap rasa terssebut.
Catatan : Larutan awal dianggap berkekuatan 100 %. Setiap pengenceran akan
menghasilkan larutan berkekuatan setengah dari pengecapan sebelumnya. Maka,
pengenceran pertama akan menghasilkan larutan berkekuatan 50%, pengenceran kedua
25%, dst.
13. Ulangi seluruh tahap percobaan ini dengan tiga larutan rasa yang lain.
Diskusikan dengan kelompok anda pertanyaan berikut :
- Apakah ambang pengecapan untuk setiap rasa sama? Berbeda .
- Jelaskan.
Hasil Percobaan
Rasa Nama OP
Ilham
Asin 7x
Asam 7x
Manis 6x
Pahit 7x
TINJAUAN PUSTAKAAmbang batas dari sel kecap untuk dapat menimbulkan potensial aksi dan mengenali rasa tersebut berbeda-beda pada setiap rasa. Ambang batas untuk rasa pahit termasuk yang paling rendah, karena sel kecap tersebut dapat mengenali rasa pahit pada konsentrasi yang paling rendah. Contohnya, sel kecap dapat mengenali rasa pahit dari senyawa quinin pada ambang batas 0,000008 M, sedangkan rasa asam dapat dikenali pada ambang batas 0,0009 M. Rasa pahit merupakan rasa yang memiliki ambang batas terendah untuk proteksi diri terhadap senyawa yang beracun, karena senyawa tersebut mengandung alkaloid. Tak hanya senyawa beracun dan berbahaya bagi tubuh, kafein, strychnine, nikotin, dan beberapa obat memiliki kandungan alkaloid. Ambang batas yang terendah setelah rasa pahit yaitu rasa asam. Kemudian, rasa manis dan asin memiliki ambang batas yang hampir sama namun lebih tinggi daripada rasa asam
Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed.2. EGC. Jakarta. 2001.
Guyton AC, John EH. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008
2. PERCOBAAN DENGAN KURSI BARANY
A. Nistagmus
Tujuan
Menerangkan pengaruh percepatan sudut serta cara mendemonstrasikannya dengan
OP yang diputar di atas kursi Barany terhadap terjadinya nistagmus.
Dasar Teori
Gerakan menyentak yang khas pada mata yang tampak pada saat awal dan akhir rotasi
disebut nistagmus. Gerakan ini sebenarnya suatu reflex yang mempertahankan fiksasi
penglihatan di titik-titik yang diam sementara tubuh berputar, walaupun gerakan ini tidak
ditimbulkan oleh impuls penglihatan dan terjadi pula pada orang buta. Sewaktu rotasi
dimulai, mata bergerak lambat dalam arah berlawanan dengan arah rotasi, untuk