Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II OLEH : KELOMPOK 3 1. AININ ARSYILINI O111 10 106 6. MUH. ASRAF AS. O111 10 2. DARMA O111 10 135 7. FACHIRA ULFA M. O111 10 3. HASTIRA MAYHARAH O111 10 280 8. MUHTADIN W. O111 10 4. DENY FAJAR BAYU O111 10 283 5. NANA JUNITA O111 10 105 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN
42

Laporan Praktikum Fisiologi II

Feb 13, 2016

Download

Documents

vcfgh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Fisiologi II

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II

OLEH :

KELOMPOK 3

1. AININ ARSYILINI O111 10 106 6. MUH. ASRAF AS. O111 10 2. DARMA O111 10 135 7. FACHIRA ULFA M. O111 10 3. HASTIRA MAYHARAH O111 10 280 8. MUHTADIN W. O111 104. DENY FAJAR BAYU O111 10 2835. NANA JUNITA O111 10 105

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2012

Page 2: Laporan Praktikum Fisiologi II

A. Tujuan

1. Mempelajari, mengamati, mengetahui dan memahami cara membuat sediaan apus

darah dan mengamati bentuk-bentuk sel darah merah dan sel-sel darah putih yang

terdapat dalam preparat ulas darah perifer.

2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami prinsip kerja bilik hitung improved

neubauer yang digunakan dalam perhitungan jumlah eritrosit / leukosit.

3. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah dengan metode Sahli

B. Pendahuluan

1. Latar belakang

Pada dasarnya darah merupakan cairan yang berada dalam tubuh manusia

maupunhewan yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat dalam tubuh,

seperti O2, CO2,hormon, dan lain sebagainya. Selain itu darah juga meupakan

suatu faktor kehidupan.Tanpa darah didalam tubuh mahluk hidup (manusia

maupun hewan), maka mahluk hidup tersebut tidak akan mendapatkan energi

yang berasal dari Oksigen.

Hemoglobin merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam sel darah

merahyang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin

merupakan zat yangmenentukan warna pada darah yang berhubungan dengan

nilai hematokrit, sel darah merah,dan sel darah putih. Darah yang merupakan

cairan dengan volume yang berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran

tubuh, dan umur yang setiap saat beredar ke seluruhbagian tubuh.

Menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih sangat penting

untuk diketahui agar dapat mengetahui tingkat kekabalan seseorang yang

memiliki antibodi untuk melawan suatu jenis penyakit. Untuk lebih jelasnya

sehingga dilakukan praktikum tentangdarah untuk menentukan kadar hemoglobin

dalam darah, menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih dan sediaan

apus darah tepi.

Page 3: Laporan Praktikum Fisiologi II

2. Tinjauan pustaka

A. Darah

Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah.

Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dancairan darah

(plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3

macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan

keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)

Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel

diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut

zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun

yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia

berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila

kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein

pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi

dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia

asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk

dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan

carasentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti

pembekuan. Eritrosit,Leukosit, Plasma Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna

merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel

darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan plasma.(widayati,2010)

1. Jenis Sel Darah

Page 4: Laporan Praktikum Fisiologi II

a. Eritrosit

Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran

lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah

merahyang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)

Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar

99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol

adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk

bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan

tebaltengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa memiliki inti.

Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya

terdiri dari air (60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi

eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat

elastis dan lunak. Eritrosit mengandung proteinyang sangat penting bagi

fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hemmembentuk

hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian

tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma

yang bersifatsemipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang

dikandungnya tetap didalam. Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus

diperhatikan untuk mengungkapkan berbagaikondisi kesehatan tubuh. Misalnya

tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaaneritrosit dapat berbeda dari

normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yangabnormal

Page 5: Laporan Praktikum Fisiologi II

dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut

dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya

dinamakan mikrositdan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan

makrosit.Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah

yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.

Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya

sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik.Apabila bagian tengah yang

pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosittersebut

dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang

memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik. (Widayati, 2010)

b. Leukosit

Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah

putih. Leukositmempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral

organisme terhadap zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel

dari beberapa jenis.

Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur

khusus dalam sitoplasmanya.Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah

putih dapat dibedakan yaitu :

1. Granulosit

Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup

berupa tetesan setengah cair,dalam sitoplasmanya dan mempunyai

bentuk inti yang bervariasi.Terdapat tiga jenis leukosit granuler :

Page 6: Laporan Praktikum Fisiologi II

Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil)yang dapat dibedakan

dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.

2. Agranulosit

Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen

dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit

agranuler yaitu : limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit

(sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).

c. Neutrofil

Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang

terbanyak yaitu sebanyak 6070% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per

mm3 darah normal.Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi

perubahan bentuk intinya,sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-

bentuk yang masih dalam perkembangan.Dalam keadaan normal perbandingan

tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut

dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat

dengandiameter 10-12 mikrometer. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan

berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkandapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan

berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah

oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin

padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh

Page 7: Laporan Praktikum Fisiologi II

karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk memastikan adanya

nukleolus.Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti

netrofil yang tidal lainsesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel

wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan

menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakanuntuk menentukan

apakah jenis kelamin seseorang wanita.Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butir-

butir ata granul yang berbeda dalam penampilannyadengan ukuran antara (0.3-0.8

mikrometer).Granul pada neutrofil tersebut yaitu : Azurofilik yang mengandung

enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam

sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya.

Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan

telah kehilangan kemampuanmengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky

butiran ini tampak ungu kemerah-merahan. Granul spesifik lebih kecil

mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal(protein Kationik) yang

dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya terdapat

pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam

tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak

lebih banyak daripada butir azurofil. Neutrofil jarang mengandung retikulum

endoplasma granuler, sedikit mitokonria,apparatus Golgi rudimenter dan sedikit

granula glikogen. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap

invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Denganadanya asam

amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding

sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk

peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan

peroksida dan halida bekerja padamolekul tirosin dinding sel bakteri dan

menghancurkannya.Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin

toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan

proses pembengkakandiikuti oleh aglutulasi organel - organel dan destruksi

neutrofil. Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu

melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan nautrofil

untuk hidup dalam lingkungan anaerobsangat menguntungkan, karena mereka

Page 8: Laporan Praktikum Fisiologi II

dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkandebris pada jaringan

nekrotik.

d. Eosinofil

Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah

per mm3 darah.Ukurannya berdiameter 10-15 mikrometer, sedikit lebih besar dari

netrofil. Intinya biasanya hanya terdiriatas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti

yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak begitu padat kalau

dibandingkan dengan inti netrofil.Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi,

karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringanyaang mengalami reaksi alergi.

Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih

selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen

danantibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif

terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin,

diduga berperan mempertahankandarah dari pembekuan, khususnya bila keadaan

cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.

e. Limfosit

Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada

pengamatan sediaan apus darahdibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8

mikrometer), limfosit sedang dan limfosit besar (12 mikrometer).Jumlah limfosit

menduduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah

atau20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat

paling banyak.Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang

bertakik sedikit. Intinya gelapkarena khromatinnya berkelompok dan tidak

nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikittampak mengelilingi inti sebagai

cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanyatidak jelas mungkin

karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah

92% dari seluruh limfosit dalam darah.Limfosit mempunyai kedudukan yang

penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-seltersebut tidak saja terdapat

dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid.

Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan darisumsum

Page 9: Laporan Praktikum Fisiologi II

tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami

differensiasilebih lanjut.

Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon

immunologik, makasel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. Sel

limfosit imunokompeten dibedakanmenjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun

dalam sediaan apus kita tidak dapatmembedakannya. Limfosit T sebelumnya

mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus,sedangkan limfosit B dalam

jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringansumsum

tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi immunologiknya.Sel-

sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai

reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel limfosit B

bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang beredar

dalam peredaran darah danmengikat secara khusus dengan antigen asing yang

menyebabkan antigen asing tersalut antibody,kompleks ini mempertinggi

fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dariorganisme yang

menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan

ketikadiaktifkan oleh antigen.

f. Monosit

Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel

ini merupakan sel yangterbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar

12-15 mikrometer. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau

tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebihhalus dan

tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. Sitoplasma monosit terdapat

relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit,

sitoplasma monositmengandung butir-butir yang mengandung perioksidase

seperti yang diketemukan dalamnetrofil. Monosit mampu mengadakan gerakan

dengan jalan membentuk pseudopodia sehinggadapat bermigrasi menembus

kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat

monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan

sebagai selfagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri.

Page 10: Laporan Praktikum Fisiologi II

Selain berfungsifagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen

kepada limfosit untuk bekerjasamadalam sistem imun.

B. Trombosit (Keping Darah)

Trombosit atau disebut juga keping darah merupakan sel yang berbentuk agak

bulat, tidak mengandung inti, tidak berwarna, berat jenisnyarendah dan berukuran

kecil dengan diameter antara 1 sampai 4 mikron. Volumesetiap trombosit antara 7

sampai 8 mikron3 dan jumlahnya bervariasai antara150000 sampai 400000 per mm,

tetapi jumlahnya rata-ratanya adalah 250000 per mm3. dinding trombosit bersifat

sangat rapuh dan cenderung untuk melekat pada permukaan kasar seperti pada

pembuluh darah yang robek. Setelah banyak yangmelekat pada permukaan kasar,

trombosit kemudian mengalami aglutinasi.(Wulangi, 1993)

B. Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk menghitung jumlah sel-sel dalam darah.

Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan, yaitu:

1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)

2. Hematokrit (Ht)

3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)

4. Hitung trombosit / platelet count

5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)

Page 11: Laporan Praktikum Fisiologi II

6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)

A. Hemoglobin (Hb)

Menurut Sonjaya (2010) bahwa hemoglobin adalah gabungan antara hemo

danglobin yang mempunyai berat molekul 65.000. Hemo mempunyai 4% dari

berathemoglobin yang memberikan derajat kemerahan eritrosit. Hemoglobin

disebut juga sebagai pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam

mengangkut gas yang terlibatdalam proses respirasi yaitu O2 dan CO2.

Hemoglobin adalah pigmen respirasi yangterdapat dalam eritrosit yang terdiri atas

Hem dan Globin yang berperan dalam mengikatO2 untuk warna darah merah.

Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL,

wanita hamil 10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15

gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL

Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi

besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis,

leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat

(vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin,

primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.

Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung,

COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis,

polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-

obatan: metildopa dan gentamisin. (Anonimb, 2011)

Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kadarhemoglobin pada makhluk hidup adalah jenis kelamin dimana pria jumlah

hemoglobinnyalebih besar dari wanita, dimana jumlah sel darah merah pada pria

lebih banyak yaknisekitar 5.440.000/mm³ dibanding dengan jumlah sel darah

merah pada wanita yakni ±4.800.00/mm³, faktor kedua adalah spesies, jumlah sel

darah merah, ketinggian tempatdimana untuk menjaga keseimbangan tubuh dan

kadar Hemoglobin stabil, maka sum-summemproduksi sel darah merah lebih

banyak dibandingkan dengan orang tinggal di dataranrendah, dan kondisi

kesehatan individu dimana jumkah hemoglobin biasanya dibawah atau30 atau

Page 12: Laporan Praktikum Fisiologi II

sekitar 5 gr per ml darah. Selain dipengaruhi oleh diferensiasi zat besi gizi

tekanankurang baik, kekurangan asam folat, vitamin C yang kurang, kekurangan

vitamin B12 danhemolisa sel darah merah dapat menyebabkan anemia.

B. Hematokrit

Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma

darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.

Menurut Sadikin (2001) bahwa hematokrid adalah persentase volume

seluruh SDMyang ada di dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk

tujuan ini, darahdiambil dengan semperit dalam suatu volume yang telah

ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit.

Untuk pengukuran hematokrit ini, darahtidak boleh dibiarkan menggumpal

sehingga harus diberi antikoagulan.setelah tabungtersebut dipusingi dengan

kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap.Hematokrid berfungsi

untuk memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDMseseorang cukup

atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia, kerap kali diperlukaninformasi lebih

lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin/SDM, bagaimanavolume

SDM, apak kecil (makrositik), biasa (normatik) atau lebih besar dari

biasa(makrositik).

Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%.

Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%

Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang

menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi /

diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.

Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal

jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya

adalah Ht <15%. (Anonimb, 2011)

C. Leukosit (Hitung total)

Sel ini disebut juga sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh dari

serangan penyakit, Jika tubuh kita diserang penyakit maka sel lekosit akan

melakukan tugas perlindungan tubuh dengan cara mendeteksi, menandai dan

memusnahkan. Kalau diumpamakan sel lekosit seperti pasukan penjaga keamanan

Page 13: Laporan Praktikum Fisiologi II

yang terdiri dari bermacam-macam batalyon, ada batalyon tempur, perbekalan,

pengolah data dll. Saat ada sel jahat maka sel lekosit akan mendeteksi apakah sel

jahat ini sudah pernah datang sebelumnya , jika sel jahat tersebut pernah datang

maka lekosit tahu pasukan mana yang bisa menghancurkannya. Jika sel jahat baru

pertama kali masuk maka lekosit akan menandainya dan membentuk pasukan

khusus untuk menghadapinya, sehingga jika suatu saat sel jahat ini kembali maka

lekosit akan tahu pasukan mana cocok untuk menghancurkannya. (Anonima, 2011)

Nilai normal dari leukosit pada tubuh orang dewasa sekitar 4500-10000

sel/mm3. Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000

sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000

sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm3 . (Anonimb, 2011)

Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri,

virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis

yaitu:

Anemia hemolitik

Sirosis hati dengan nekrosis

Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)

Keracunan berbagai macam zat

Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin,

streptomisin, dan sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh

agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus

(misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi

obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik

(terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya. (Anonimb, 2011)

Berbeda dengan hewan mencit, Menurut Arrington (1972), jumlah butir

darah putih normal pada mencit berkisar 6,0 -12,6 x 103/mm3.

Menurut Kornadi (1998), peran butir darah putih adalah sebagai unit yang

aktif dalam system pertahanan tubuh serta melindungi tubuh dari infeksi. Hewan

yang terinfeksi akan mempunyai jumlah butir darah putih yang melebihi batas

normal (leukositosis) yang disebabkan oleh pengeluaran zat-zat tertentu dari

Page 14: Laporan Praktikum Fisiologi II

benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan jaringan mati yang meningkatkan

permeabilitas sinusoid sumsum tulang sehingga sumsum tulang akan

mengeluarkan granulosit dan monosit kedalam peredaran darah.

D. Leukosit (hitung jenis)

Nilai normal pada hitung jenis, diantaranya:

Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)

Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)

Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)

Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)

Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)

Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali

untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif

dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left.

Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan

malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain

asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa,

keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.

Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding

netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya

merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the

right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin. (Anonimb, 2011)

E. Trombosit

Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000

sel/mm3.

Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam

berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya

pada <30.000 sel/mm3.

Page 15: Laporan Praktikum Fisiologi II

Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit

keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis,

pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak

berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3. (Anonimb, 2011)

F. Laju endap darah

1. Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam

pertama.

2. Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam

pertama.

3. Nilai normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama.

4. Nilai normal anak <10 mm/jam pertama

LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit

imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.

Sedangkan LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan

poikilositosis.

G. Hitung eritrosit

Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan dan

penurunan jumlah sel darah merah pada seseorang dapat terjadi karena orang tersebutmenderita

anemia atau hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi disebabkan oleh penurunan jumlah air yang

diminum atau banyaknya jumlah air yang diminum. Sedangkan anemiadisebabkan oleh karena

sel darah yang fungsional atau hemoglobin jauh di bawah normal.

Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta

sel/mm3. Sedangkan Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta

sel/mm3.

Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka

bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.

Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia,

kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus,

Page 16: Laporan Praktikum Fisiologi II

konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam

mefenamat). (Anonimb,2011)

Berbeda dengan hewan mencit, Menurut Arrington (1972), jumlah butir

darah merah normal pada mencit berkisar 7,7-12,5 x 106/mm3.

Penurunan jumlah butir darah merah pada hewan dikarenakan oleh

besarnya aktivitas hewan tersebut. Hewan yang sangat aktih bergerak atau

beraktivitas akan memiliki butir darah merah dalam jumlah yang banyak pula,

karena hewan yang aktif banyak mengkonsumsi banyak oksigen, dimana butir

darah merah mempunyai fungsi sebagai transport oksigen dalam darah.

C. Materi dan Metode

1. Praktikum 1

Materi

Alat dan Bahan :

a. Darah sapid an antikoagulan

b. NaCl fisiologis 0,9 %

c. Zat warna giemsa

d. Zat warna wright

e. Xylol

f. Metil Alkohol / methanol

g. Buffer fosfat pH 6,4 – 6,7

h. Emersi Oil

i. Objek Glass

j. Cover Glass

k. Mikroskop

l. Pipet tetes

m.Bak pewarna

n. Bunsen

Metode

Teknis pembuatan sediaan apus darah :

1. Siapkan 2 buah object glass yang bersih.

Page 17: Laporan Praktikum Fisiologi II

2. Satu tetes darah diletakkan kira-kira 2 cm dari tepi kanan objek glass pertama.

3. Dengan tangan kanan, letakkan object glass kedua di kiri tetesan darah, lalu

gerakkan ke kana sampai menyentuh darah

4. Biarkan darah tersebut menyebar / merembes sepanjang garis pertemuan kedua

objek glass tersebut.

5. Geser objek glass kedua dengan sudut 30 - 45° dan doronglah objek glass kedua

untuk menghasilkan apusan darah tipis.

6. Keringkan di udara.

Teknik Pewarnaan Giemsa :

1. Preparat apus darah difiksasi dengan metil alcohol selama 3 -5 menit,

2. Preparat diambil dan dibiarkan kering di udara.

3. Setelah kering preparat direndam dengan pewarna Giemsa yang baru selama 30

menit.

4. Buanglah sisa cairan Giemsa pada preparat tadi dan cuci dengan air mengalir lalu

biarkan mongering di udara.

5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x (tetesi dengan emersi oil).

Teknik Pewarnaan Wright

1. Genangi preparat dengan zat warna Wright selama 2 menit

2. Buang sisa zat warna dan cuci dengan air mengalir

3. Genangi kembali dengan zat warna Giemsa selama 2 menit

4. Buang sisa zat warna dan bilas dengan air mengalir

5. Keringkan pada suhu ruangan

6. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x (tetesi dengan emersi oil)

Identifikasi Sel Darah Putih

Menentukan salah satu leukosit dan mengamati secara seksama ciri –ciri

sel tersebut yaitu :

a. Agranulosit = Sel lebih besar daripada granulosit, meliputi :

- Limfosit : Inti bulat, biru tua, ditengah, sitoplasma sedikit

- Monosit : Inti melekuk, biru tua, sitoplasma banyak

b. Granulosit = Sel lebih kecil daripada agranulosit, meliputi :

Page 18: Laporan Praktikum Fisiologi II

- Neutrofil : Granula netral, inti berlekuk/bersegmen (tua), seperti batang

(muda)

- Basofil : Granula biru tua, inti berlekuk/bersegmen.

2. Praktikum 2

Materi

Alat dan Bahan :

a. Darah kapiler / intra cardiac

b. Larutan Hayem (mengandung HgCl2 = 0,25 g; NaCl = 0,5 g; Na2SO4 =

2,5 g; aquades = 100 ml)

c. Larutan Turk (mengandung asam asetat glacial = 3 ml; Gentian violet

1% = 1 ml; aquades = 100 ml)---larutan Turk dapat digantikan dengan

asam asetat 3 %.

d. Alkohol 70 % dan kapas

e. Jarum, disposable syringe ukuiran 1 ml dan 2,5 ml

f. Hemocytometer untuk menghitung eritrosit, leukosit dan trombosit.

Alat ini terdiri atas :

1. Kamar Hitung. Kamar hitung yang banyak digunakan adalah

improved Neubauer.

2. Kaca Penutup. Kaca penutup dibuat benar-benar datar, agak lebih

tebal dari kaca obyek.

3. Pipet. Pipet yang digunakan adalah pipet Thoma untuk

mengencerkan eritrosit, terdiri atas kapiler pipa kapiler yang

bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk

bola. Di dalam bola terdapat sebutir kaca merah. Pipet Thoma

untuk mengencerkan leukosit sama dengan pipet eritrosit, namun

di dalam bola terdapat sebutir kaca putih.

g. Hemoglobinometer (hemometer)

h. Pipet pencampur 1-101 (pengenceran 100 kali, untuk eritrosit)

i. Pipet pencampur 1-11 (pengenceran 10 kali untuk leukosit)

j. Mikroskop

k. Objek glass dan cover glass

Page 19: Laporan Praktikum Fisiologi II

l. Hand counter dan kertas saring

Metode

a. Perhitungan Eritrosit

Untuk menghitung eritrosit, darah diencerkan dalam pipa eritrosit lalu dimasukkan ke

dalam kamar hitung, Pengencer yang digunakan adalah larutan Hayem. Langkah – Langkah

pemeriksaan yang diterapkan adalah :

1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5

2. Hapus kelebihan darah di ujung pipet

3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Hayem dengan sudut 450, tahan agar tetap di

tanda 0,5. Isap larutan Hayem hingga mencapai tanda 101. Jangan sampai ada

gelembung udara.

4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap

5. Kocok selama 15-30 detik

6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horizontal di atas meja

7. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.

8. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke

kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30 0. Biarkan

kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas

9. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap

10. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 40 kali, focus diarahkakn ke

garis-garis bagi dalam bidang besar yang tengah

11. Hitunglah eritrosit di 5 bidang sedang yang masing-masing tersusun atas 16 bidang

kecil, dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya.

Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas.

12. Jumlah leukosit per µL darah adalah : Jumlah sel x 10000.

b. Penghitungan Leukosit

Untuk menghitung leukosit, darah diencerkan dalam pipa leukosit lalu dimasukkan ke dalam

kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Turk.

1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5

Page 20: Laporan Praktikum Fisiologi II

2. Hapus kelebihan darah di ujung pipet

3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 450, tahan agar tetap di tanda

0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara.

4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap

5. Kocok selama 15-30 detik

6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horizontal di atas meja

7. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.

8. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke

kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30 0. Biarkan

kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas

9. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap

10. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 10 kali, focus diarahkakn ke

garis-garis bagi

11. Hitunglah leukosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri,

ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah

pada garis kiri dan atas.

12. Jumlah leukosit per µL darah adalah : Jumlah sel x 50

3. Praktikum 3

Page 21: Laporan Praktikum Fisiologi II

Materi

Alat dan Bahan :

Reagensia :

1. Hcl 0,1 N

2. Aquades

Alat / Sarana :

1. Pipet Hemoglobin

2. Alat Sahli :

a. Sepasang cylinder glass berisi larutan standart warna atau disebut juga

pembanding warna.

b. Tabung pengukur (tabung pengencer) yang mempunyai garis-garis skala

yang menunjukkan kadar Hb. Skala yang terendah adalah angka 2.

c. Pipet darah kapiler (Pipet Hemoglobin) seukuran yang mempunyai volume

20 mm3 pada garis batasnya.

d. Pipet Pateur

e. Pengaduk

Metode

Cara kolorimetrik Visual (Metode Sahli)

Page 22: Laporan Praktikum Fisiologi II

Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi hematin clorida yang berwarna coklat

tua. Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual.

Langkah – Langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu :

1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2.

2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan desinfektan

( alcohol 70 %, betadin dan sebagainya ), kemudian tusuk dengan lancet atau

alat lain.

3. Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung pipet,

kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara menggeserkan

ujung pipet ke kertas saring / kertas tisu.

4. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai ujung

pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan. Usahakan agar

tidak timbul gelembung udara.

5. Bilas sisa darah yang menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl

dan meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali.

6. Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.

7. Masukkan Ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquades tetes demi

tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogeny) sama dengan

warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar hemoglobin

pada skala tabung.

D. Hasil dan pembahasan

1. Praktikum 1

Pada percobaan ini kami tidak melihat morfologi dari sel darah namun menurut

referensi yang di dapatkan bahwa Pada manusia sel darah merahnya mempunyai

diameter rata-rata7,5 mikron, sedangkan tebalnya adalah 1 mikron di bagian tengah

dan 2 mikron di bagiantepi, dan luas permukaannya adalah 120 mikron serta

berbentuk bulat, bikonkaf, bagian tengah lebih sedikit mengandung hemoglobin.

Page 23: Laporan Praktikum Fisiologi II

Sedangkan sel darah putihnya (leukosit) tidak berwarna dan meiliki inti.

Adapun diferensial dari leukosit (gambar) yaitu:

1. Eosiniofil Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dansitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.

2. Basofil Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, didalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.

3. Limfosit bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidakterdapat glandula dan intinya besar

4. Monosit Di bawah mikroskopterlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu

Page 24: Laporan Praktikum Fisiologi II

mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanyalembayung muda

5. Neutrofil mempunyai inti sel yang kadang -kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus /glandula,

2. Praktikum 2

Menghitung Jumlah eritrosit

Pada penghitungan jumlah eritrosit darah mencit tidak dapat di hitung

karena batas pada kamar hitungnya tidak jelas yang dimungkinkan karena alat

yang digunakan sudah tidak sensitive. Namun dari referensi yang kami dapatkan,

menurut Arrington (1972), jumlah butir darah merah normal pada mencit berkisar

7,7-12,5 x 106/mm3.

Menghitung jumlah leukosit

Begitu pun halnya pada penghitungan jumlah leukosit darah mencit juga

tidak dapat dihitung karena batas pada kamar hitungnya tidak jelas yang

dimungkinkan karena alat yang digunakan sudah tidak sensitive. Namun dari

referensi yang kami dapatkan, menurut Arrington (1972), jumlah butir darah putih

normal pada mencit berkisar 6,0 -12,6 x 103/mm3.

3. Praktikum 3

Menghitung kadar hemoglobin darah

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin darah manusia

(sample) 10,3 g%. hasil itu termasuk di bawah normal tapi tidak juga rendah

karena hemoglobin dikatakan rendaha bila hemoglobinnya di bawah 10 g%

karena dari data normal menunjukkan bahwa kadar hemoglobin normal pada

manusia berkisar antara 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL. Hal ini sesuai

dengan referensi yang di dapatkan dimana Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya

dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara

Page 25: Laporan Praktikum Fisiologi II

lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik,

dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam

asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb

< 5 gram/dL. Sedangkan Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar,

gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare,

eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang

normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin. (Anonimb, 2011)

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, disimpulkan bahwa darah terdiri dari beberapa

elemen yakni bagian cair dan padat, bagian padat sendiri terdiri dari eritrosit, leukosit,

dan keping darah. Untuk megetahui jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan

eritrosit dengan menggunakan hemasitometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam

proses penghitungan, maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem. Dengan

pengenceran darah 200X menggunakan pipa toma, kemudian sel dihitung setiap 1ml

darah. dibawah mikroskop dengan glass neaubauer.

Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang berada dalam cairan

eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri dari protoporfirin, globin, dan

besi bervalensi 2 (Fe++ = Ferro). Kadar hemoglobin dalam darah dapat diukur dengan

beberapa cara antara lain cara Sahli, kertas Talquist Adam ataupun metode

Sianmethemoglobin (spektrofotometri).

Pada metode Sahli darah ditambahkan senyawa HCl 0.1 N sehingga ertrosit akan

hemolisis, dan hemoglobin yang keluar keplasma akan tereduksi oleh HCl membentuk

asam-hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan menambahkan aquades hingga

warna asam-hemati sama dengan warna standar, maka diperolehlah kadar hb dam gr%.

Metode Talquist Adam adalah metode yang ditujuak untuk menentukan kadar hb di

lapangan, karena metode ini praktis, efsien, tetapi keakuratan (presisi) yang rendah. Cara

ini berpedoman pada intensitas warna darah pada kertas talquist dengan warna standar.

Page 26: Laporan Praktikum Fisiologi II

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Pemeriksaan Hematologi. (online)

http://ndiel2.wordpress.com/2011/05/19/pemeriksaan-hematologi/ (diakses

tanggal 1 Juni 2012, pukul 22.27).

Anonimb. 2012. Pemeriksaan Darah Rutin. (online)

http://ahmadalfikri.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-darah-rutin.html

(diakses tanggal 1 Juni 2012, pukul 22.15).

Anonimc. 2011. Hematologi Mencit. (online) http://patklinvet.com/mencit/ (diakses

tanggal 3 Juni, pukul 12.51).

Anonimd. 2012. Struktur dan Morfologi Sel. (Online)

http://www.scribd.com/doc/51154263/STRUKTUR-DAN-MORFOLOGI-SEL

(diakses tanggal 3 Juni 2012, pukul 18.16).

Anonime.2011. Penetapan Kadar Hemoglobin. (online)

http://spiritofveteriner.blogspot.com/2011/04/penetapan-kadar-hemoglobin.html

(diakses tanggal 1 Juni 2012, pukul 19.28)

Agus. 2012. Bagian-Bagian Darah dan Fungsinya. (online)

http://agustocom.blogspot.com/2010_07_01_archive.html (diakses tanggal 2

Juni 2012, pukul 00.36).

Alfiansyah, M. 2012. Fungsi, Jenis dan Jumlah Leukosit (sel darah putih). (online)

http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/fungsi-jenis-jumlah-leukosit.html

(diakses tanggal 2 Juni 2012, 21.00).

Arisanto, mico. 2010 Struktur Sel Darah. (online)

file:///C:/Users/Ainin/Downloads/refrensi%20lap.%20fisiologi%202/struktur-

sel-darah.htm (diakses tanggal 30 Mei 2012, pukul 20.00).

Ochan.2012. Laporan Hemoglobin. (online)

http://ochenbiofisiologi.blogspot.com/2012/01/laporan-hemoglobin.html

(diakses tanggal 28 Mei 2012, pukul 17.00).

Shalehah, 2010. Menghitung JumlahEritrosit dan Leukosit. (Online)

http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan-

leukosit/(diakses tanggal 3 Juni 2012, pukul 19 41).

Page 27: Laporan Praktikum Fisiologi II

Sri.2010. Leukosit.(online) http://gekrik.blogspot.com/2010/12/leukosit.html (diakses

tanggal 2 Juni 2012, pukul 00.25).

Widayati, opik. 2010. Sediaan Apus Darah. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan

alam universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka; Jakarta.

Page 28: Laporan Praktikum Fisiologi II

LAMPIRAN

1. Kadar normal leukosit, eritrosit dan hemoglobin Manusia

Jumlah leukosit normal manusia sekitar 4.500 sampai 10.000 jumlah butir.

Jumlah eritrosit normal manusia dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria

4.5-6.2 juta sel/mm3. Sedangkan Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3,

anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.

Nilai normal hemoglobin dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16

gram/dL.

2. Kadar normal Leukosit, eritrosit dan hemoglobin Mencit

jumlah leukosit normal pada mencit berkisar 6,0 -12,6 x 103/mm3.

Jumlah eritrosit normal pada mencit berkisar 7,7-12,5 x 106/mm3.

Nilai Normal hemoglobin pada mencit berkisar 11-15.1 gram/dL.