Top Banner
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PEMERIKSAAN FARMAKOGNOSTIK DAN IDENTIFIKASI KIMIA PASAK BUMI (Eurycoma longifolia L.) ASAL KELURAHAN SEI GOHONG KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA PROPINSI KALIMANTAN TENGAH DISUSUN OLEH : NAMA : MUHAMMAD AZMI NIM : J1E107207 KELOMPOK : III (TIGA) PROGRAM STUDI FARMASI 1
49
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

LABORATORIUM FARMAKOGNOSIPROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MIPAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PEMERIKSAAN FARMAKOGNOSTIK DAN IDENTIFIKASI KIMIA

PASAK BUMI (Eurycoma longifolia L.) ASAL KELURAHAN SEI

GOHONG KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA

PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD AZMI

NIM : J1E107207

KELOMPOK : III (TIGA)

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

DESEMBER

2008

1

Page 2: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Obat asli Indonesia adalah obat-obat yang diperoleh langsung dari

bahan-bahan alam yang terdapat di Indonesia, diolah secara sederhana atas

dasar pengalaman dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional (Dalil ini

sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam Undang-Undang tentang

Farmasi tahun 1963 pasal 2 ayat c). Obat asli Indonesia hendaknya

dipergunakan sebagai penyempurna usaha pengobatan dan mencakupi

kebutuhan rakyat dalam logistik kesehatan. Penelitian (obat-obat asli

Indonesia) terhadap hasil karya nenek moyang kita (babad, lontar, tambo)

dalam hubungannya dengan latar belakang perkembangan ilmu pengobatan

dan kebudayaan pada masa itu (Sastroamidjojo, 1997).

Obat-obatan dalam bentuk tumbuh-tumbuhan dan mineral telah ada

jauh lebih lama dari manusianya sendiri. Penyakit pada manusia dan nalurinya

untuk mempertahankan hidup, setelah bertahun-tahun, membawa kepada

penemuan-penemuan. Penggunaan obat-obatan walaupun dalam bentuk

sederhana tidak diragukan lagi sudah berlangsung sejak jauh sebelum sejarah

yang ditulis, karena naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan rasa

sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan

daun segar pada luka tersebut atau menutupnya dengan lumpur, hanya

berdasarkan pada kepercayaan orang-orang primitif belajar dari pengalaman

dan mendapatkan cara pengobatan yang lebih efektif dari yang lain, dari dasar

permulaan ini pekerjaan dengan terapi dimulai (Ansel, 1989).

Tanaman obat mudah dikenali yaitu dapat diketahui dari baunya dan

rasanya. Tanaman-tanaman obat berperan penting bagi kehidupan manusia.

Oleh sebab itu pemerintah menganjurkan agar setiap tanah pekarangan yang

masih kosong diwujudkan menjadi apotik hidup. Dalam rangka mewujudkan

apotik hidup, membudidayakan berbagai tanaman dapat dikembangkan pada

sebidang tanah yang khusus diperuntukkan tanaman-tanaman yang berkhasiat

obat-obatan dengan pengelolaannya yang baik karena tanaman-tanaman yang

21

Page 3: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

mulus pertumbuhannya akan memberikan hasil-hasil yang baik bagi

penggunaan sendiri maupun yang banyak dicari atau dibutuhkan oleh para

pengusaha industri obat-obatan, apotik, maupun industri obat-obatan

tradisional (Kertasapoetra, 1996).

Saat ini dengan pesatnya perkembangan penelitian dalam bidang obat.

Saat ini tersedia berbagai jenis pilihan obat sehingga diperlukan pertimbangan

yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Temuan dan terobosan

substansial di bidang obat telah memberikan konstribusi yang besar dalam

meningkatan pelayanan kesehatan, namun perlu disadari bahwa obat dapat

menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat.

Obat sintesis merupakan obat yang telah banyak beredar dipasaran dengan

bermacam-macam merek dan kemasan, tetapi kelemahan dari jenis obat

sintesis tersebut berupa efek samping yang dihasilkan dan juga harganya yang

relatif mahal, bila dibandingkan dengan obat tradisional (Endarwati, 2005).

Saat ini lebih dianjurkan menggunakan obat-obat tradisional, dengan

begitu efek samping dari suatu obat dapat dikurangi. Oleh karena itu,

dikembangkanlah budaya penggunaan obat dari alam, contohnya berupa akar

pasak bumi (Eurycoma longifolia L.), yang berkhasiat untuk meningkatkan

stamina di samping sebagai obat sakit kepala, sakit perut, dan sipilis

(Anonim3, 2003).

Sudah berpuluh tahun penduduk di Asia Tenggara menggunakan pasak

bumi (Eurycoma longifolia L.) disebabkan oleh khasiatnya yang tinggi dan

mengagumkan. Sulit untuk dikatakan bagaimana ramuan ini terkenal sebagai

bahan yang ‘afrodisiak’ yaitu ‘perangsang nafsu syahwat’ dan juga obat untuk

pelbagai penyakit, contohnya jangkitan kulit, luka, deman, panas, malaria,

tekanan darah tinggi, dan kencing manis, juga untuk menambah tenaga dan

stamina seseorang (Anonim8, 2006).

I.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari pada percobaan ini adalah melakukan pemeriksaan

farmakognostik, yaitu pemeriksaan morfologi, anatomi, dan organoleptik

tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.) dan melakukan reaksi

3

Page 4: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

identifikasi kimia, serta untuk memenuhi tugas akhir praktikum Farmakognosi

I.

I.3 Maksud Percobaan

Maksud dari pada percobaan ini ialah untuk mengetahui morfologi,

anatomi, dan organoleptik dari tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.),

serta untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung pada tanaman

tersebut.

4

Page 5: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 URAIAN TANAMAN

II.1.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Family : Simaroubaceae

Genus : Eurycoma

Species : Eurycoma longifolia L.

(Anonim6, 2006).

II.1.2 Morfologi Tanaman

Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.) merupakan

tanaman berbentuk semak atau pohon kecil yang tingginya jarang

mencapai 10 m, berdaun majemuk, menyirip ganjil, ibu tangkainya

mencapai 1 m, mengelompok di ujung ranting yang tebal. Anak daun

berhadapan, berbentuk lanset atau agak berbentuk bundar telur dengan

ujung agak meruncing. Bunga yang berwarna merah kejinggaan keluar

dari ketiak daun dan seluruh bagiannya berbulu-bulu halus dengan

benjolan kelenjar di ujungnya (Anonim2, 2003).

II.1.3 Kandungan Kimia

Eurikomanone, eurikomalaktone, dan eurikomanol

(quassinoids) yang banyak terdapat dalam akar, methanol,

dichloromethane atau chloroform, terpernoids, stigmasterol, sitosterol,

sterol, saponins, quassinoid, campesterol, benzoquinpones, alkaloid,

scopoletin, piscidinol, nilocitin, methoxycantin-one-oxide,

54

Page 6: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

methoxycantin-one, meliane, longilene, longilactone A and B,

hydroxyeurycomalactone, hydroxycantin-one-oxide, hydroxycantine-

one, hydroxxydehydro, hispidone, eurylene, durylactone, eurycomanol

oD-glycopyranoside, epispelin, dihydroxyklaineanone,

dihydroxyeurycomanone, dihydroeurycomalactone (Anonim4, 2005).

II.1.4 Kegunaan

Keseluruhan bagian dari tumbuhan pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) dapat digunakan sebagai obat, antara lain obat demam,

radang gusi, obat cacing, dan sebagai tonikum setelah melahirkan.

Batang dan akar pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) yang telah

diperdagangkan secara luas berkhasiat untuk meningkatkan stamina di

samping sebagai obat sakit kepala, sakit perut, dan sipilis. Daun pasak

bumi (Eurycoma longifolia L.) dipakai sebagai obat disentri, sariawan,

dan meningkatkan nafsu makan. Selain itu juga berguna untuk sakit

kepala, luka-luka, kurap, disentri, bengkak, kelenjar, antileukemik,

antitumor, antiviral, antifidan, insektisidal, antiamebik, antimalaria,

dan antiradang (Anonim5, 2006).

II.1.5 Nama Daerah

Sumatera: kayu kebel (Lampung), bidara, bidara puti, bidara

putih (Palembang), bidara laut, bidara putih (Sumatera Utara), puli,

pule, mempoleh, kayu pule, bidara laut, bidara putih, kayu lawang

(Bangka), bedara puti (Belitung), kayu petimah, kayu poris potala

(Aceh), beseng besan, besan peku gancang, begu gajan (Batak),

Sulawesi: bidara mapai (Bugis), bidara pai, kayu pai (Makassar), Jawa:

babi kurus (Jakarta), widara putih (Jawa), Kalimantan: pasak bumi

(Banjar), bidara pahit, dara pahit (Kalimantan Timur), tanyu ulat

(Kalimantan Tengah), sahalai, tunglirit (Kalimantan Tengah)

(Anonim2, 2003).

6

Page 7: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

II.2 Reaksi Identifikasi Kimia

II.2.1 Reaksi Identifikasi Terhadap Lignin

Lignin adalah polimer yang terdiri dari unit fenilpropana.

Penyelidikan lignin didasarkan pada isolasi ligninnya.

Selanjutnya diidentifikasi produk reaksi dengan tehnik

kromatografi dan spekstroskopi. Fenilpropana adalah unit dasar

dari lignin sudah diketahui sejak lama, tetapi sulit diterima

bahwa ada gugus aromatik. Adanya gugus aromatik dibuktikan

oleh Lange pada tahun 1954 dengan spektroskopi ultraviolet

(Robensonstrever, 1995).

Tehnik penandaan radio isotop 14C yang digunakan

memastikan bahwa prazat lignin adalah koniferil alkohol, p-

kumaril alkohol dan sinapil alkohol.

Gambar 1. Prazat lignin (1). p-Kumaril alkohol; (2) konferil

alkohol; (3) sinapil alkohol.

Penyelidikan yang dilakukan oleh Erdtman pada tahun 1930

mempunyai arti yang penting untuk memahami pembentukan dan

struktur lignin. Ia menyimpulkan bahwa lignin dibentuk dari

jenis seperti koniferil alkohol melalui dehidrogenasi enzimatik.

Reaksi dehidrogenasi enzimatik diawali dengan transfer elektron

yang menghasilkan radikal fenoksi, yaitu suatu radikal yang

dimantapkan oleh resonansi. Gugus fungsi yang sangat

mempengaruhi reakstivitas lignin terdiri dari hidroksil fenolik,

hidroksil benzilik dan gugus karbonil (Pengel, 1995)

7

Page 8: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

Reaksi lignin dilakukan dengan membasahi lisan atau

serbuk dengan larutan floroglusin P, kemudian menambahkan

asam klorida P. Hasil kemudian diamati pada mikroskop. Bahan

akan berwarna merah apabila dinding sel mengandung lignin.

Gambar 2. Struktur lignin

(Anonim2, 1995).

II.2.2 Reaksi Identifikasi Terhadap Pati dan Aleuron

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang

tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak

berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh

tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai

produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati tersusun dari

dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam

komposisi yang berbeda-beda (Pengel, 1995).

Reaksi identifikasi terhadap pati dan aleuron dilakukan

dengan menambahkan iodium 0,1 N pada bahan di atas kaca

objek. Hasil kemudian diamati. Hasil akan berwarna biru

apabila mngandung pati dan akan berwarna kuning coklat

sampai coklat apabila mengandung aleuron (Anonim2, 1995).

8

Page 9: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

II.2.3 Reaksi Identifikasi Terhadap Lendir

Reaksi identifikasi terhadap lendir dilakukan dengan

menambahkan beberapa tetes larutan merah ruthenium P pada

bahan kering atau serbuk di atas kaca objek, kemudian kaca

objek ditutup dengan kaca penutup. Serbuk kemudian dibiarkan

selama 15 menit, apabila hasil positif maka lendir dan pektin

akan berwarna merah intensif. Perbedaannya secara jelas, dapat

dilihat dengan cara mencuci terlebih dahulu sampel dengan

menggunakan larutan timbal (II) asetat P 9,5% sebelum sampel

serbuk diidentifikasi (Anonim2, 1995).

II.2.4 Reaksi Identifikasi Terhadap Katekol

Katekol merupakan fenol terhidroksilasi yang bersifat

toksik terhadap mikroorganisme. Katekol memiliki dua grup

hidroksil dan pirogalol merupakan fenol terhidroksilasi yang

bersifat toksik terhadap mikroorganisme. Katekol memiliki dua

grup hidroksil dan pirogalol memiliki tiga. Sisi dan jumlah

grup hidroksil pada grup fenol diduga memiliki hubungan

dengan toksisitas relatif mereka terhadap mikroorganisme,

dengan bukti bahwa hidroksilasi yang meningkat menyebabkan

toksistas yang meningkat (Robensonstrever, 1995).

Reaksi identifikasi terhadap katekol dilakukan dengan

menambahkan larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol (90%) P

pada bahan atau serbuk di atas kaca objek dan menambahkan

asam klorida P. Bagian yang positif mengandung turunan

katekol akan berwarna merah intensif (Anonim2, 1995).

II.2.5 Reaksi Identifikasi Terhadap Polifenol

Istilah polifenol mengacu pada sejumlah besar senyawa

terutama yang berasal dari turunan flavan. Polifenol yang

terdapat pada kulit diklasifikasikan menurut molekul dan

kelarutannya (Pengel, 1995).

9

Page 10: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

1. Identifikasi dilakukan pada hasil mikrosublimasi serbuk

dengan menambahkan larutan fosfomolibdat asam sulfat P.

Serbuk akan berwarna biru apabila hasil positif.

2. Identifikasi dilakukan pada hasil mikrosublimasi serbuk

dengan menambahkan larutan asam diazon benzensulfonat

P. Serbuk berwarna jingga sampai merah apabila hasil

positif.

(Anonim2, 1995)

II.2.6 Reaksi Identifikasi Terhadap Karbohidrat

Reaksi identifikasi terhadap karbohidrat dilakukan

dengan menambahkan pereaksi fehling dan benedict pada

serbuk dan memanaskannya. Hasil positif terlihat dengan

terbentuknya endapan merah bata (Pengel, 1995).

II.2.7 Reaksi Identifikasi Terhadap Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa nitrogen heterosiklik.

Salah satu contoh alkaloid yang pertama sekali bermanfaat

dalam bidang medis adalah morfin yang diisolasi tahun 1805.

Alkaloid diterpenoid yang diisolasi dari tanaman memiliki sifat

antimikroba. Solamargine, suatu glikoalkaloid dari tanaman

Berri solanum khasianum mungkin bermanfaat terhadap infeksi

HIV dan infeksi intestinal yang berhubungan dengan AIDS.

Ketika alkaloid ditemukan memiliki efek antimikroba

(termasuk terhadap Giardia dan Entamoeba), efek antidiare

utama mereka kemungkinan disebabkan oleh efek mereka pada

usus kecil. Berberin merupakan satu contoh penting alkaloid

yang potensial efektif terhadap typanosoma dan plasmodia.

Mekanisme kerja dari alkaloid kuaterner planar aromatik

seperti barberin dan harman dihubungkan dengan kemampuan

mereka untuk berinterkalasi dengan DNA (Anonim9, 2008).

10

Page 11: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

Gambar 3. Struktur kimia senyawa yang tergolong dalam

alkaloid

Banyak alkaloid bersifat terpenoid dan beberapa

sebaiknya ditinjau dari segi biosintesis sebagai terpenoid

termodifikasi. Yang lainnya terutama berupa senyawa aromatik

yang mengandung gugus basa sebagai gugus rantai samping.

Banyak sekali alkaloid yang khas pada suatu suku tumbuhan

atau beberapa tumbuhan sekerabat. Jadi, nama alkaloid sering

kali diturunkan dari sumber tumbuhan penghasilnya, misalnya

alkaloid Atropa atau alkaloid tropana, dan sebagainya

(Anonim2, 2003).

Reaksi identifikasi terhadap alkaloid dilakukan dengan

melembabkan sebanyak dua gram serbuk bahan dalam amnonia

25% dan menggerus dalam mortir. Campuran kemudian

ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kuat-kuat.

Campuran disaring dan filtratnya digunakan untuk percobaan

(larutan A). Larutan A diteteskan pada kertas saring dan

kemudian diberi pereaksi dragendorff. Warna jingga yang

timbul pada kertas saring menunjukkan bahan positif

mengandung alkaloid (Pengel, 1995).

II.2.8 Reaksi Identifikasi Terhadap Tanin

Tanin adalah suatu nama deskriptif umum untuk satu

grup substansi fenolik polimer yang mampu menyamak kulit

atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal

sebagai astringensi. Mereka ditemukan hampir di setiap bagian

11

Page 12: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

dari tanaman; kulit kayu, daun, buah, dan akar. Mereka dibagi

ke dalam dua grup, tanin yang dapat dihidrolisis dan tanin

kondensasi (Pengel, 1995).

Secara kimia ada dua jenis utama tanin yang tersebar

tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin terkondensasi

yang hampir terdapat pada paku-pakuan dan gymnospermae,

serta tersebar luas dalam agiospermae, terutama pada jenis

tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tanin yang terhidrolisiskan

penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua.

Cara yang dianjurkan:

a) Tanin terkondensasi

Proantosianidin dapat dideteksi langsung dalam

jaringan tumbuhan hijau yaitu tanpa adanya pigmentasian)

dengan mencelupknnya ke dalam HCl 2 M mendidih

selama setengah jam. Bila terbentuk warna merah yang

dapat diekstraksi dengan amil atau biutil alkohol, maka ini

meripakan bukti adanya senyawa tersebut.

b) Tanin terhidrolisikan

Deteksi pendahuluan dalam daun dan jaringan lain

setelah hidrolisis asam ialah dengan cara mengidentifikasi

asam galat dan asam elagat dalam ekstrak eter atau etil

asetat yang dipekatkan

Gambar 4. Salah satu struktur kimia tanin

Reaksi identifikasi terhadap tanin dilakukan dengan

memasukkan sebanyak masing-masing lima ml larutan

12

Page 13: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

filtrat ke dalam dua tabung reaksi. Tabung pertama

ditambah dengan larutan besi (14) klorida 1% akan

menunjukkan warna hijau violet bila bahan mengandung

tanin. Tabung kedua ditambah dengan larutan glatin akan

menunjukkan warna hijau violet bila bahan mengandung

tanin. Tanin kahekat dan tanin galat dibedakan dengan

menambahkan larutan filtrat dengan pereaksi Steasny L

formaldehid 3%-asam klorida (2:1) dan dipanaskan dalam

panas air 90oC. Terbentuknya filtrat dipisahkan dan

dijenuhkan dengan natrium asetat. Penambahan larutan besi

(III) klorida 1% pada campuran akan membentuk warna

biru tinta atau hitam yang menunjukkan adanya tanin galat

(Robensonstrever, 1995).

II.2.9 Reaksi Identifikasi Terhadap Dioksiantrakinon

Reaksi identifikasi terhadap dioksiantrakuinon

dilakukan dengan memanaskan larutan ekstrak sebanyak 2 ml

dengan 5 ml H2SO4 selama 1 menit. Larutan kemudian

didinginkan dan dikocok dengan 10 ml benzen. Warna kuning

pada lapisan benzen menunjukkan adanya senyawa

antrakuinon. Identifikasi dapat diperjelas dengan

menambahkan larutan natrium hidroksida 2 N, akan terjadi

warna merah pada lapisan air (Anonim2, 1995).

II.2.10 Reaksi Identifikasi Terhadap Saponin

Reaksi identifikasi terhadap saponin dilakukan dengan

mengocok sebanyak 10 ml larutan filtrat dalam tabung reaksi

secara vertikal selama 10 detik, kemudian didihkan selama 10

menit (Anonim2, 1995).

II.2.11 Reaksi Identifikasi Terhadap Steroid

Steroid ialah sejenis lipid terpenoid dicirikan oleh

rangka karbon mempunyai empat gelang terlakur, umumnya

diatur secara 6-6-6-5. Steroid adalah golongan lipid yang

13

Page 14: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

mempunyai karakteristik dari jenis struktur penyatuan cincin

karbon.  Steroid tidak mengandung asam lemak ataupun

gliserol, karenanya tidak dapat mengalami penyabunan. Steroid

meliputi empat golongan, yaitu kolesterol, hormon,

adrenokortikoid, hormon seksual, dan asam empedu

(Anonim9, 2008).

Reaksi identifikasi terhadap steroid dilakukan dengan

menguapkan sebanyak 1 ml larutan ekstrak sampai kering,

kemudian ditambah dengan pereaksi Lieberman-Burchard.

Warna biru-ungu yang timbul menunjukkan adanya senyawa

terpenoid atau steroid (Pengel, 1995).

Gambar 5. Sinteis steroid

Reaksi identifikasi terhadap steroid dilakukan dengan

menambahkan bahan dengan beberapa tetes larutan Sudan III P

di atas kaca objek. Bahan dapat dijernihkan lebih dahulu

dengan larutan kloralhidrat P, kecuali jika bahan mengandung

minyak atsiri. Biarkan selama 30 menit sampai 48 jam dalam

bejana tertutup yang di dalamnya terdapat cawan berisi etanol

(90%) P. Bagian bahan yang mengandung suberin, kutin,

14

Page 15: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

minyak lemak atau minyak atsiri berwarna jingga

(Anonim2, 1995).

15

Page 16: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

BAB III

METODE PENGERJAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Ayakan

2. Blender

3. Botol air mineral 1,5 L

4. Bunsen

5. Cutter

6. Corong gelas

7. Kaca objek

8. Kantong plastik

9. Kapas

10. Kardus

11. Karton

12. Kertas label

13. Kertas koran

14. Kertas saring

15. Korek api

16. Lakban

17. Lampu spiritus

18. Mikroskop elektrik

19. Parang

20. Plastik sampul

21. Plester

22. Penjepit kayu

23. Pipet tetes

24. Pisau silet

25. Polybag

26. Pot kecil

1615

Page 17: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

27. Sasak

28. Tabung reaksi

29. Tali rafia

III.1.2 Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Aquades

2. Floroglusin

3. Herbarium basah dari tanaman Pasak Bumi (Eurycoma

longifolia L.)

4. Irisan melintang akar, batang, dan daun dari Tanaman

Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.)

5. Larutan Etanol

6. Larutan FeCl3 1 N

7. Larutan H2SO4 10%

8. Larutan HCl 0,5 N; 2%.

9. Larutan I2 0,1 N

10. Larutan KOH 10%

11. Larutan Mayer

12. Larutan Metilen blue

13. Larutan α-naftol

14. Larutan NaCl

15. Metanol

16. Serbuk dari Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma

longifolia L.)

III. 2 Cara Kerja

III. 2.1 Pengambilan Bahan

Pengambilan bahan tanaman Pasak Bumi (Eurycoma

longifolia L.) dilakukan di Kelurahan Sei Gohong Kecamatan

Bukit Batu Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada hari

Sabtu tanggal 30 Agustus 2008 pukul 10.00 WIB dengan cara

mencabut tanaman tersebut dengan menggunakan parang dan

17

Page 18: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

cangkul, agar diperoleh seluruh bagian tanaman yang akan

digunakan sebagai herbarium kering.

Pengambilan bahannya adalah dengan memilih tanaman

yang akan dikoleksi dan menentukan bagian tanaman yang

dikehendaki untuk dijadikan simplisia. Dalam pengambilan pasak

bumi (Eurycoma longifolia L.) ini, tidak bisa asal cabut saja dari

tanah karena tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

mempunyai akar tunggang yang panjang dan menancap ke dalam

bumi. Biasanya cara mengambilnya dengan cara memukul-mukul

bagian atas dari akar dengan palu besar agar akarnya semakin

menancap ke dalam tanah, kemudian di tarik-tarik lagi keatas.

Semakin keras dipukul, akan memudahkan menariknya kembali ke

permukaan. begitulah seterusnya hingga akar pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) bisa diangkat dari dalam tanah.

III. 2. 2 Pengolahan Bahan

Terdapat beberapa langkah dalam pengolahan bahan agar

menjadi simplisia. Proses pengolahan bahan yang pertama kali

dilakukan yaitu pencucian dan sortasi basah yang ditujukkan untuk

membersihkan tanaman dari kotoran dan benda-benda asing dari

seperti tanah, tanaman lain, batu, dan sebagainya. Tanaman

kemudian dipotong atau dirajang kecil-kecil. Tujuan perajangan ini

yaitu untuk memperluas permukaan dari tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) agar saat proses pengeringan berjalan

dengan cepat. Proses pengeringan simplisia harus dilakukan secara

hati-hati agar bahan aktif dari tanaman tidak rusak akibat

pemanasan. Simplisia yang digunakan berupa akar sehingga

pengeringannya dilakukan dengan cara menjemur di bawah sinar

matahari langsung, namun penjemuran maksimal dilakukan hingga

jam 10 pagi. Simplisia yang telah kering kemudian disortasi

kering, yaitu pemisahan dari partikel asing seperti kotoran atau

dipisahkan dari bagian tanaman yang rusak akibat terlalu kering.

Proses selanjutnya yaitu pengepakan dan penyimpanan. Sebagian

18

Page 19: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

dari simplisia yang telah dirajang tersebut disimpan sebagai haksel

dan sebagian lagi dihaluskan sehingga diperoleh serbuk dalam

bentuk halus. Haksel dan serbuk tersebut kemudian dimasukkan ke

dalam pot terpisah. Untuk tanaman yang masih dalam bentuk utuh,

dibuat menjadi herbarium kering yaitu dengan cara

menempelkannya pada kertas karton, dan memberi etiket. Selain

itu juga dibuat herbarium basahnya.

Pengolahan herbarium basah tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) (mulai dari akar, batang dan daun)

dilakukan dengan memasukkan ke dalam botol air mineral

berukuran 1,5 liter yang berisi formalin 10%. Diusahakan agar

seluruh bagian tanaman yang dimasukkan tersebut terendam

sempurna dalam formalin. Botol kemudian ditutup rapat dengan

plester agar tanaman terisolasi sempurna. Pengolahan herbarium

kering dilakukan dengan mempersiapkan perwakilan bagian-

bagian tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) untuk diolesi

formalin. Bagian-bagian tanaman tersebut kemudian diletakkan

dan ditempel di atas kertas koran. Setelah itu, tanaman yang telah

ditempel di atas kertas koran tersebut dilapisi lagi dengan kertas

koran lalu disasak menggunakan sasak bambu yang telah disiapkan

sebelumnya.

III.3 Pemeriksaan Farmakognostik

III.3.1 Pemeriksaan Morfologi Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma

Longifolia L.)

Pemeriksaan morfologi tanaman dilakukan dengan

mengamati bagian-bagian tanaman, yang mencakup bentuk daun,

bentuk ujung daun, pangkal daun, tulang daun, bentuk tepi daun,

susunan tulang daun, jenis daun, bentuk batang, arah tumbuh batang,

dan sistem perakaran dari tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia

L.).

19

Page 20: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

III.3.2 Pemeriksaan Anatomi Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma

Longifolia L.)

Pemeriksaan anatomi tanaman dilakukan dengan memotong

bagian utama tanaman, yaitu bagian daun, akar dan batang secara

melintang dan membujur.

III.3.3 Pemeriksaan Organoleptik Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma

Longifolia L.)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengamati langsung

warna dari batang, daun, akar tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.). Identifikasi kemudian dilanjutkan dengan melakukan

penginderaan bau dan uji rasa, dengan mencicipi sedikit dari bagian

tanaman tersebut, serta mengamati karakteristiknya.

III.4 Pemeriksaan Reaksi Identifikasi Kimia

III.4.1 Reaksi Identifikasi Terhadap Lignin

Reaksi identifikasi lignin dilakukan dengan mengambil

sejumlah serbuk sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) yang

diletakkan diatas kaca objek kemudian ditambahkan 2 tetes larutan

floroglusin dan 2 tetes HCl, dipanaskan agar serbuk melekat pada

kaca objek kemudian dilihat pada mikroskop. Jika terlihat dinding sel

yang berwarna merah maka pada sampel terdapat senyawa kimia

lignin.

III.4.2 Reaksi Identifikasi Terhadap Pati dan Aleuron

Reaksi identifikasi aleuron dilakukan dengan mengambil

serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) yang di

letakkan diatas kaca objek, kemudian ditambahkan larutan I2 0,1 N ,

kemudian dikeringkan di atas api agar serbuk melekat pada kaca

objek. Kemudian dilihat di mikroskop. Jika selnya berwarna biru

maka di dalam sampel positif terdapat pati, tetapi jika berwarna

kuning kecoklatan maka di dalam sampel positif terdapat aleuron.

20

Page 21: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

III.4.3 Reaksi Identifikasi Terhadap Lendir

Reaksi identifiaksi lendir dilakukan dengan memasukkan

sejumlah serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) ke

dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 tetes larutan methanol

dan 2 tetes metilen blue. Jika larutan berubah menjadi warna merah

maka hasil yang diberikan positif yaitu sampel mengandung lendir.

III.4.4 Reaksi Identifikasi Terhadap Katekol

Reaksi identifikasi katekol dilakukan dengan memasukkan

serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. Jika

larutan berubah menjadi warna hijau maka di dalam sampel positif

terdapat senyawa katekol.

III.4.5 Reaksi Identifikasi Terhadap Polifenol

Reaksi identifiaksi polifenol dilakukan dengan memasukkan

serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan H2O lalu dipanaskan, setelah

itu disaring. Filtrat yang didapat didinginkan kemudian ditambahkan

2 tetes larutan FeCl3. Jika larutan berubah menjadi warna hijau,

berarti di dalam sampel positif terdapat senyawa polifenol.

III.4.6 Reaksi Identifikasi Terhadap Karbohidrat

Reaksi identifikasi karbohidrat dilakukan dengan

memasukkan serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia

L.) ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetes -naftol

dan 2 tetes H2SO4 10%. Jika hasilnya terdapat cincin ungu, maka di

dalam sampel positif mengandung karbohidrat.

III.4.7 Reaksi Identifikasi Terhadap Alkaloid

Reaksi identifikasi alkaloid dilakukan dengan memasukkan

serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 tetes larutan HCl 0,5 N dan

21

Page 22: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

2 tetes pereaksi mayer. Jika terdapat endapan berwarna putih maka di

dalam sampel positif terdapat senyawa alkaloid.

III.4.8 Reaksi Identifikasi Terhadap Tanin

Reaksi identifikasi tanin dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) ditambahkan air kemudian dipanaskan lalu

disaring, diambil filtratnya kemudian ditambahkan dengan 2 tetes

larutan HCl 0,5 N, hasil positif jika timbul endapan.

2. Serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3 1 N, apabila

positif menghasilkan warna biru kehitaman.

3. Serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

ditambah 2 tetes larutan H2SO4, apabila positif menghasilkan

endapan coklat kekuningan.

III.4.9 Reaksi Identifikasi Terhadap Dioksiantrokinon

Reaksi identifikasi dioksiantrokinon dilakukan dengan

memasukkan serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia

L.) kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan KOH

10%. Larutan akan berwarna merah jika hasil identifikasi positif.

III.4.10 Reaksi Identifikasi Terhadap Saponin

Reaksi identifikasi saponin dilakukan dengan memasukkan

serbuk dari sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) kedalam

tabung reaksi, lalu ditambahkan air dan dikocok, kemudian biarkan

selama 30 menit. Jika busa yang dihasilkan bertahan lama maka di

dalam sampel positif mengandung saponin.

III.4.11 Reaksi Identifikasi Terhadap Steroid

Reaksi identifikasi steroid dilakukan dengan menambahkan

serbuk sampel pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) dengan etanol

kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi dan disaring, diambil

filtratnya dan diuapkan hingga mengering. Hasil penguapan

22

Page 23: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

kemudian disuspensikan dengan air dan eter. Larutan dipisahkan

lapisan eternya dan ditambahkan reagen Lieberman-Burchard.

Apabila menghasilkan warna merah atau merah jambu berarti

identifikasi positif.

23

Page 24: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Pemeriksaan Morfologi Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.)

Pemeriksaan morfologi tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia

L.) yang diperoleh yaitu daunnya merupakan daun majemuk ganda dua,

berbentuk jorong, tepi daunnya rata, ujung daunnya meruncing, pangkal

daun meruncing, tulang daun menyirip, warna daun hijau tua, batangnya

berbentuk panjang bulat seperti silinder, dan arah tumbuh batang tegak

lurus, warna batang hijau kecokelatan dan tanaman ini memiliki akar

tunggang yang berwarna putih kecokelatan.

Hasil pemeriksaan morfologi tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3A.

IV.2 Pemeriksaan Anatomi Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.)

Pemeriksaan anatomi tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.)

yang diperoleh pada irisan melintang daun terlihat adanya trikoma,

epidermis atas, parenkim, dan epidermis bawah, sedangkan pada irisan

membujur tampak stomata, sel tetangga, dan epidermis. Bagian batang pada

irisan melintang terlihat adanya epidermis dan ikatan pembuluh, begitu juga

pada irisan membujur batang. Bagian akar pada irisan melintang tampak

adanya epidermis, berkas pengangkut, dan pati; sedangkan pada irisan

membujur terlihat adanya epidermis, korteks, dan pati.

Hasil pemeriksaan anatomi tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 2A, 2B, dan 2C.

IV.3 Pemeriksaan Organoleptik Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia

L.)

IV.3.1 Uji Bau

Akar, batang, dan daun pasak bumi (Eurycoma Longifolia L.)

memiliki bau khas.

2423

Page 25: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

Hasil pemeriksaan organoleptis tanaman untuk uji bau

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada

lampiran 3B.

IV.3.2 Uji Rasa

Akar, batang, dan daun pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

memiliki rasa pahit.

Hasil pemeriksaan organoleptis tanaman untuk uji rasa

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada

lampiran 3B.

IV.3.3 Uji Warna

Akar pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memiliki warna

kuning, batang pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memiliki

warna coklat, dan daun pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

memiliki warna hijau.

Hasil pemeriksaan organoleptis tanaman untuk uji warna

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada

lampiran 3B.

IV.4 Reaksi Identifikasi Kimia

IV.4.1 Reaksi Identifikasi Terhadap Lignin

Reaksi identifikasi terhadap lignin serbuk sampel dari pasak

bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil positif, karena

terdapat dinding sel yang berwarna merah yang menandakan adanya

lignin.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.2 Reaksi Identifikasi Terhadap Pati dan Aleuron

Reaksi identifikasi terhadap pati dan aleuron terhadap serbuk

sampel tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan

hasil positif mengandung pati karena adanya warna biru tua yang

menggumpal setelah ditambahkan dengan I2, tetapi hasil tersebut

25

Page 26: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

negatif untuk aleuron karena tidak adanya warna kuning coklat atau

coklat setelah ditambahkan dengan I2.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.3 Reaksi Identifikasi Terhadap Lendir

Reaksi identifikasi terhadap lendir, serbuk sampel tanaman

pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil negatif,

karena warna yang dihasilkan tidak berwarna merah melainkan

warna hijau.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.4 Reaksi Identifikasi Terhadap Katekol

Reaksi identifikasi terhadap katekol, sampel serbuk sampel

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil

negatif, karena larutan yang dihasilkan setelah ditambahkan FeCl3

tidak berwarna hijau melainkan terbentuk endapan berwarna kuning.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.5 Reaksi Identifikasi Terhadap Polifenol

Reaksi identifikasi terhadap polifenol, serbuk sampel

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil

negatif, karena warna yang dihasilkan dari penambahan FeCl3

terhadap filtrat penyaringan serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) yang sebelumnya ditambahkan air dan

dipanaskan, menghasilkan larutan berwarna kuning pucat.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

dapat dilihat pada lampiran 3C.

26

Page 27: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

IV.4.6 Reaksi Identifikasi Terhadap Karbohidrat

Reaksi identifikasi terhadap karbohidrat, serbuk sampel

tanaman pasak bumi memberikan hasil negatif karena tidak

terbentuk cincin ungu.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.7 Reaksi Identifikasi Terhadap Alkaloid

Reaksi identifikasi terhadap alkaloid, serbuk sampel

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil

positif, karena larutan mengasilkan endapan putih.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.8 Reaksi Identifikasi Terhadap Tanin

Reaksi identifikasi terhadap tanin, dilakukan tiga prosedur

yang mana dari ketiganya serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) selalu memberikan hasil negatif.

Hasil identifikasi kimia tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.9 Reaksi Identifikasi Terhadap Dioksiantrokinon

Reaksi identifikasi terhadap dioksiantrokinon, serbuk

sampel tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan

hasil negatif karena reaksi tidak menghasilkan larutan berwarna

merah namun menghasilkan larutan berwarna kuning setelah

serbuk sampel tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

ditambahkan KOH 10%.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

27

Page 28: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

IV.4.10 Reaksi Identifikasi Terhadap Saponin

Reaksi identifikasi terhadap saponin, serbuk sampel

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil

negatif, karena tidak menghasilkan buih yang dapat bertahan 30

menit.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

IV.4.11 Reaksi Identifikasi Terhadap Steroid

Pada reaksi identifikasi terhadap steroid, serbuk sampel

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memberikan hasil

negatif, karena tidak terbentuk suspensi.

Hasil identifikasi kimia serbuk sampel tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) dapat dilihat pada lampiran 3C.

28

Page 29: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

BAB V

PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum Farmakognosi I adalah untuk melakukan

pemeriksaan uji farmakognotif simplisia (morfologi, anatomi, dan organoleptis),

dan melakukan pemeriksaan uji identifikasi kandungan kimia simplisia. Indonesia

merupakan negara yang mempunyai banyak flora dan fauna yang kaya akan

khasiat dan kegunaan. Banyak di hutan-hutan Indonesia ditemukan tumbuh-

tumbuhan yang berfungsi sebagai obat. Walaupun dalam penggunaannya masih

bersifat tradisional dan belum mengalami suatu penelitian baik itu uji klinis

maupun uji kandungan serta toksisitas obat tersebut. Untuk mengetahui

keanekaragaman tanaman obat khususnya di hutan Kalimantan dilakukan

pengidentifikasian baik secara morfologi, anatomi, maupun organoleptis serta

dilakukan juga pengujian identifikasi kandungan kimia dari sampel tanaman yang

diambil. Tongkat ali atau pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) merupakan

keluarga dari Simaroubaceae yang tumbuh di hutan malar hijau di Asia Tenggara.

Di Malaysia pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) digunakan secara meluas dalam

penyediaan obat-obatan tradisional dan dijual dalam bentuk kapsul, tablet serta

tonik pasak bumi (Eurycoma longifolia L.).

Morfologi dari tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) yaitu

tanaman berbentuk semak atau pohon kecil yang tingginya jarang mencapai 10

m, berdaun majemuk ganda dua, menyirip, ibu tangkainya mencapai 1 m,

mengelompok di ujung ranting yang tebal. Anak daun berhadapan, berbentuk

jorong atau agak berbentuk bundar telur dengan ujung agak meruncing. Bunga

yang berwarna merah kejinggaan keluar dari ketiak daun dan seluruh bagiannya

berbulu-bulu halus dengan benjolan kelenjar di ujungnya. Biasanya tumbuh di

daerah yang tanahnya agak asam serta berpasir. Sering terdapat di hutan-hutan

pantai dan hutan tanah rendah, jarang sekali mencapai daerah yang terletak pada

ketinggian 500 m dpl (di atas permukaan laut).

Kandungan kimia yang terdapat pada pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

menurut literatur adalah eurikomanone, eurikomalaktone dan eurikomanol

(quassinoids) yang banyak terdapat dalam akar. Kandungan tanaman pasak bumi

2928

Page 30: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

(Eurycoma longifolia L.) menurut reaksi identifikasi yang dilakukan praktikan,

yaitu pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) positif mengandung lignin, pati dan

alkaloid. Keseluruhan bagian dari tumbuhan pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

dapat digunakan sebagai obat, antara lain obat demam, radang gusi, obat cacing,

dan sebagai tonikum setelah melahirkan. Batang dan akar pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) yang telah diperdagangkan secara luas berkhasiat untuk

meningkatkan stamina di samping sebagai obat sakit kepala, sakit perut, dan

sipilis. Daun pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) dipakai sebagai obat disentri,

sariawan, dan meningkatkan nafsu makan. Selain itu juga berguna untuk sakit

kepala, luka-luka, kurap, disentri, bengkak, kelenjar, antileukemik, antitumor,

antiviral, antifidan, insektisidal, antiamebik, antimalaria dan antiradang.

Cara mengambil pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) tidak bisa langsung

dicabut dari tanah karena pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memiliki akar

tunggang yang panjang dan menancap ke dalam. Cara mengambilnya biasanya

dilakukan dengan cara memukul-mukul bagian atas dari akar dengan palu besar

agar akarnya semakin menancap ke dalam tanah, kemudian di tarik-tarik lagi ke

atas. Semakin keras dipukul, akan semakin memudahkan menariknya kembali ke

permukaan. Begitulah seterusnya hingga tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) bisa dicabut dari dalam tanah.

Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan maksud untuk mengetahui rasa,

bau, dan warna pada tanaman. Daun, batang, dan akar tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) memiliki rasa pahit. Selain itu dilakukan uji identifikasi

untuk mengetahui reaksi apa saja yang dapat menghasilkan reaksi yang positif

dengan sampel. Hasil uji identifikasi menunjukkan bahwa tanaman pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) menghasilkan reaksi positif mengandung lignin, pati,

dan alkaloid. Banyaknya hasil yang menunjukkan hasil negatif mungkin terjadi

karena simplisia tidak murni akibat tercampur bahan asing. Seharusnya simplisia

nabati hasus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan, tidak boleh

mengandung lendir atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain, dan tidak

boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya. Selain itu, hasil

negatif mungkin terjadi akibat tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

memang tidak mengandung zat yang dimaksud dalam identifikasi.

30

Page 31: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

Berdasarkan kandungan tersebut pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

baik untuk diminum secara rutin. Hasil penelitian di Malaysia yang dilakukan

pada tikus selama tiga tahun, menunjukkan bahwa tikus jantan yang diinjeksi

pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) menjadi hiperaktif secara seksual, dan juga

memiliki jumlah sperma tinggi dan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan

tikus pada kelompok kontrol. Saat ini di Malaysia sedang dilakukan uji klinis

terhadap tanaman ini. Selain itu uji khasiat terhadap laki-laki dewasa telah

dilakukan oleh PT Sido Muncul terhadap produk Kuku Bima TL Plus Tribulus

yang di dalamnya mengandung akar pasak bumi (Eurycoma longifolia L.).

Sebagai penambah stamina dan kesuburan pria dosis yang digunakan berkisar 20-

100 mg ekstrak atau 100-500 mg serbuk kering tergantung pada campuran bahan

lain yang digunakan. Sebagai penurun panas, 8-15 gram akar pasak bumi

(Eurycoma longifolia L.) digodog dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas,

minum setengah gelas dua kali sehari.

Di daerah asalnya, yaitu Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu

Palangka Raya Kalimantan Tengah, tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia

L.) dipercaya masyarakat sekitar berkhasiat untuk mengobati penyakit malaria dan

sebagai penambah vitalitas pria. Hal ini berdasarkan pengetahuan secara turun-

temurun dari nenek moyang. Khasiat tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia

L.) sebagai obat malaria memang belum diuji, namun sebagai penambah vitalitas

pria, tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) memang telah terbukti, baik

dari identifikasi kandungan yang telah dilakukan oleh praktikan sendiri maupun

berdasarkan literatur yang ada. Tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

mengandung eurikomanone, eurikomalaktone dan eurikomanol (quassinoids)

serta mengandung lignin, pati, dan alkaloid. Masyarakat memanfaatkan tanaman

pasak bumi (Eurycoma longifolia L.), baik sebagai obat malaria maupun

penambah vitalitas dengan merebus akar pasak bumi yang sudah bersih dengan air

mendidih kemudian meminum airnya.

31

Page 32: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pemeriksaan sampel tanaman

pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) ini adalah :

1. Pemeriksaan morfologi tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia L.)

yang diperoleh yaitu daunnya merupakan daun majemuk ganda dua,

berbentuk jorong, tepi daunnya rata, ujung daunnya meruncing, pangkal

daun meruncing, tulang daun menyirip, warna daun hijau tua, batangnya

berbentuk panjang bulat seperti silinder, dan arah tumbuh batang tegak

lurus, dan memiliki akar tunggang.

2. Pemeriksaan anatomi tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

yang diperoleh pada irisan melintang daun terlihat adanya trikoma,

epidermis atas, parenkim, dan epidermis bawah, sedangkan pada irisan

membujur tampak stomata, sel tetangga, dan epidermis. Bagian batang

pada irisan melintang terlihat adanya epidermis dan ikatan pembuluh,

begitu juga pada irisan membujur batang. Bagian akar pada irisan

melintang tampak adanya epidermis, berkas pengangkut, dan pati;

sedangkan pada irisan membujur terlihat adanya epidermis, korteks, dan

pati.

3. Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan maksud untuk mengetahui

rasa, bau, dan warna pada tanaman. Tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) memiliki bau yang khas, rasa pahit, dan warna hijau tua

untuk daun, hijau kecokelatan untuk batang, dan putih kecokelatan

untuk akar.

4. Identifikasi kimia pada serbuk sampel tanaman pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) dilakukan untuk mengetahui kandungan bahan obat pada

sampel. Tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) positif

mengandung lignin, pati, dan alkaloid.

5. Berdasarkan literatur tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.)

memiliki bahan berkhasiat terutama pada akar yang memiliki

3231

Page 33: Laporan Praktikum Farmakognosi - Pasak Bumi

kandungan kimia antara lain eurikomanone, eurikomalaktone, dan

eurikomanol (quassinoids).

6. Keseluruhan bagian dari tumbuhan pasak bumi (Eurycoma longifolia

L.) dapat digunakan sebagai obat, antara lain obat demam, radang gusi,

obat cacing, dan sebagai tonikum setelah melahirkan. Batang dan akar

pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) yang telah diperdagangkan secara

luas berkhasiat untuk meningkatkan stamina di samping sebagai obat

sakit kepala, sakit perut, dan sipilis. Daun pasak bumi (Eurycoma

longifolia L.) dipakai sebagai obat disentri, sariawan, dan meningkatkan

nafsu makan Selain itu juga berguna untuk sakit kepala, luka-luka,

kurap, disentri, bengkak, kelenjar, antileukemik, antitumor, antiviral,

antifidan, insektisidal, antiamebik, antimalaria dan antiradang.

VI.2 Saran

Agar para dosen serta asisten dapat lebih membantu para praktikan

dalam pengambilan bahan serta pengolahan bahan, mengingat hal ini baru

pertama kali dilakukan oleh para praktikan terutama mahasiswa farmasi

khususnya.

Selain itu, setelah mengetahui dan memahami kandungan dari

tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia L.) ini, diharapkan akan semakin

membuka wawasan dan pengetahuan kita untuk menggunakan obat-obat

alami sebagai salah satu alternatif yang mudah untuk didapat dan murah dan

memiliki efek samping relatif lebih minim dibanding obat modren yang

dihasilkan dari senyawa bahan-bahan kimia sintetis yang memiliki tingkat

efek samping yang relatif lebih banyak.

33