FARMAKOGNOSI II Rabu, 23 Mei 2012Kromatografi Lapis Tipis dan
Kromatografi Kertas
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Ada banyak teknik pemisahan
tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak digunakan.
Kromatografi sangat diperlukan dalam kefarmasian dalam memisahkan
suatu campuran senyawa. Kromatografi merupakan metode pemisahan
yang sederhana. Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi
dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Kromatografi
mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi
dari penyusunan cuplikan antara dua fasa.Satu fasa tetap tinggal
pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa
gerak menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan.
Prosedur kromatografi masih dapat digunakan, jika metode klasik
tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas
campuranyang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat yang
dipisah Kromatografi dibagi menjadi beberapa macam, tetapi pada
praktikum Farmakognosi II yang digunakan hanya 2 jenis kromatografi
yaitu kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Oleh karena
itu, pada makalah ini hanya akan dijelaskan kedua kromatografi
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah/Topik Bahasan1. Apakah pengertian dari
kromatografi ?2. Apakah macam-macam dari kromatografi?1.3 Tujuan1.
Untuk mengetahui pengertian dan cara kerja dari kromatografi.2.
Untuk mengetahui macam-macam dan cara kerja masing-masing
kromatografi.
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian KromatografiKromatografi adalah
suatu nama yang diberikan untuk pemisahan tertentu. Cara ini
dikenalkan oleh TSWETT, ia telah menggunakan untuk pemisahan
senyawa senyawa yang berwarna, dan nama kromatografi diambillkan
dari senyawa yang berwarna. Meskipun demikian pembatasan untuk
senyawa- senyawa yang berwarna tak lama dan hampir kebanyakan
pemisahan pemisahan secara kromatografi sekarang diperuntukkan pada
senyawa senyawa yang tak berwarna (Sastrohamidjojo,
1985).Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana
analit analit dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase
diam dan gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat dalam bentuk
molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada
pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase gerak
dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak
maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi
cair dan juga kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan
selalu cair (Rohman, 2009). Kromatografi melibatkan pemisahan
terhadap campuran berdasarkan perbedaan - perbedaan tertentu yang
dimiliki oleh senyawanya. Perbedaan yang dapat dimanfaatkan
meliputi kelarutan dalam berbagai pelarut serta sifat polar.
Kromatografi biasanya terdiri dari fase diam (fase stationer) dan
fase gerak (fase mobil).Fase gerak membawa komponen suatu campuran
melalui fase diam, dan fase diam akan berikatan dengan komponen
tersebut dengan afinitas yang berbeda-beda. Jenis kromatografi yang
berlainan bergantung pada perbedaan jenis fase, namun semua jenis
kromatografi tersebut berdasar pada asas yang sama (Bresnick,
2004).Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan dengan
memanipulasi sifat-sifat dari senyawa, yaitu : 1) kecenderungan
suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan) 2) kecenderungan
suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk padat (absorbsi) 3)
kecenderungan suatu molekul untuk menguapLetak bercak yang
diperoleh dari zat yang dikromatografi dapat ditetapkan dengan cara
berikut (Dirjen POM, 1979) :1. Pengamatan langsung, jika zat tampak
dengan cahaya biasa atau dengan sinar ultraviolet.2. Pengamatan
dengan cahaya biasa atau dengan sinar ultraviolet setelah kertas
disemprotkan dengan pereaksi yang dapat membuat bercak tersebut
tampak.3. Menggunakan pencacah Geiger-Muller atau tekhnik
otoradiografi, jika zat radioaktif.4. Menempatkan pita atau
potongan kertas pada medium pembiakan yang tealh ditanami, untuk
melihat hasil stimulasi atau hambatan dari pertumbuhan bakteri.2.2
Macam-macam KromatografiPembagian ini selanjutnya dapat dibagi lagi
seperti telihat pada skema berikut: KROMATOGRAFI : 1. Kromatografi
Gas a. GLC b. GSC 2. Kromatografi Cair a. HPLC b. LLC-PC c.
LSC-TLC, Kolom d. Ion Excange e. Ekslusi : - GP - GF KeteranganGLC
= Gas Liquid ChromatographyGSC = Gas Solid ChromatographyLLC =
Liquid Liquid ChromatographyLSC = Liquid Solid ChromatographyPC =
Paper ChromatographyTLC = Thin Layer ChromatographyGP = Gel
PermeationGF = Gel FiltrationHPLC = High Performance Liguid
Chromatography1. Liquid Liquid Chromatography (LLC) LLC adalah
kromatografi pembagian dimana partisi terjadi antara fase gerak dan
fase diam yang kedua-duanya zat cair. Dalam hal ini fase diam tidak
boleh larut dalam fase gerak. 2. Liquid Solid Chromatography (LSC)
LSC adalah kromatografi penyerapan. Sebagai adsorben digunakan
silika gel, alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak
dalam sebuah kolom dimana komponen-komponen campuran dipisahkan
dengan adanya fase gerak. Kromatografi kolom dan kromatografi lapis
tipis (TLC) merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini.
3. Ion-exchange chromatographyTeknik ini menggunakan zeolitas,
resin organik atau anorganik sebagai penukar ion. Senyawaan yang
mempunyai ion-ion dengan afinitas yang berbeda terhadap resin yang
digunakan dapat dipisahkan. 4. Exclusion chromatography Dalam
teknik ini, gel nonionik berpori banyak dengan ukuran yang sama
digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran
molekulnya (BM). 5. HPLC ( High Performance Liquid Chromatography)
atau KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) Dalam beberapa tahun
ini teknologi HPLC dan pemakaiannya sangat berkembang dan walaupun
nisbi mahal, HPLC telah menjadi metode analisis rutin dan bahkan
preparative pada banyak laboratorium. Metode dalam kromatografi
cair dibagi atas dua macam :dua macam a) Kromatografi Cair
RetensifPemisahan dicapai melalui interaksi antara zat terlarut
dengan fase diam. Tipe ini mencakup fase normal, fase terbalik, dan
kromatografi ion.b) Kromatografi Cair Non-retensif Pemisahan yang
dicapai tergantung kepada perbedaan besar molekul zat terlarut
dimana terjadi interaksi antara zat terlarut dengan pori yang
terdapat di permukaan fase diam. Tipe.ini dikenal sebagai
kromatografi ekslusi.
6. Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi
yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis
tipis, kromatografi penukar ion, kromatografi penyaringan gel, dan
elektroforesis.a. Kromatografi Lapis Tipis. Yaitu kromatografi yang
menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan
lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya.
Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan
pertama pada pemisahan dengan kromatografi. Kromatografi lapis
tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat, dengan
menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dipaliskan serta
rata pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap
sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan dapat didasarkan
pada penyerapan, pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis
zat penyerap dan cara pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis
pelarut. Kromatografi lapis tipis dengan penyerap penukar ion dapat
digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Harga Rf yang diperoleh
pada kromatografi lapis tipis tidak tetap, jika dibandingkan dengan
yang diperoleh pada kromatografi kertas. Oleh karena itu pada
lempeng yang sama di samping kromatogram zat yang di uji perlu
dibuat kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar
yang berbeda-beda (Dirjen POM, 1979, hal. 782). Kromatografi lapis
tipis adalah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan yang memisahkan,
yang terdiri atas bahan berbutir butir (fase diam), ditempatkan
pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang cocok.
Campuran yang akan dipisah berupa larutan , ditotolkan berupa
berupa bercak atau pita (awal). Setelah plat atau lapisan ditaruh
didalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang
cocok ( gambar 2). Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk
meyakinkan bahwa kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap
dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia
biasanya ditempatkan kertas saring yang terbasahi oleh pelarut.
Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan
pelarut. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan)
(gambar 2). Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan,
komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak
pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan
bercak warna.
Gambar 1 . Bejana berisi KLT sebelum pengembangan
Gambar 2 : bejana berisi plat KLT sebelum pengembanga. Untuk
campuran yang tidak diketahui, lapisan pemisah (sifat penjerap) dan
sistem larutan pengembang harus dipilih dengan tepat karena
keduanya bekerjasama untuk mencapai pemisahan. Selain itu hal yang
juga penting adalah memilih kondisi kerja yang optimum yang
meliputi sifat pengembangan, jarak pengembangan , atmosfer bejana
dan lain- lain . Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram
biasanya dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. Rf = Jarak titik
pusat bercak dari titik awal Jarak garis depan dari titik awal
Angka Rf berjangka antara 0,00 dan 1,00 dan hanya dapat ditentukan
dua desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan faktor 100 (h),
menghasilkan nilai berjangka 0 100. Jika keadaan luar misalnya
sifat penjerap yang agak menyimpang, menghasilkan kromatogram yang
agak menyimpang, menghasilkan kromatogram yang secara umum
menunjukkan angka Rf lebih rendah atau lebih tinggi, maka sistem
pelarut harus diganti dengan yang lebih sesuai. Jika angka hRf
lebih tinggi dari hRf yang dinyatakan, kepolaran pelarut harus
dikurangi, jika hRf lebih rendah maka komponen polar pelarut harus
dinaikkan (Stahl 1985). Sifat sifat umum dari penyerap- penyerap
untuk kromatografi lapis tipis adalah mirip dengan sifat sifat
penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat penting dar penyerap
adalah besar partikel dan homogenitasnya, karena adhesi terhadap
penyokong sangat tergantung pada mereka. Besar partikel yang biasa
digunakan adalah 1 25 mikron . Partikel yang butirannya sangat
kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu
alasan untuk menaikkan hasil pemisahan adalah menggunakan penyerap
yang butirannya halus. Kebanyakan penyerap yang digunakan adalah
silika gel. Silika gel yang digunakan kebanyakan diberi pengikat
yang dimaksudkan untuk memberi kekuatan pada lapisan dan menambah
adhesi pada gelas penyokong. Pengikat yang digunakan kebanyakan
kalsium sulfat. Tetapi biasanya dalam perdagangan silika gel telah
diberi pengikat. Jadi tidak perlu mencampur sendiri dan diberi nama
dengan kode silika gel G (Sastrohamijojo 1985). Analisis dengan KLT
dapat digunakan untuk mengidentifikasi simplisia yang kelompok
kandungan kimianya telah diketahui. Kelompok kandungan kimia
tersebut antara lain : 1. Alkaloid 2. Antraglikosida 3. Arbutin 4.
Glikosida Jantung 5. Zat pahit 6. Flavonoid 7. Saponin 8. Minyak
atsiri 9. Kumarin dan asam fenol karboksilat 10.
ValepotriatPenyediaan larutan zat yang diperiksa1. Alkaloid
Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian dibasahi dengan 1 ml
amonia encer P. Bahan disari dengan 5 ml metanol P dilakukan dengan
cara dikocok pada suhu 60C selama 15 menit. Filtrat sebanyak 20 l
atau 100 l digunakan untuk pemeriksaan KLT.2. Antraglikosida,
Arbutin, zat pahit dan flavonoid Ditimbang 1 g serbuk simplisia,
kemudian disari dengan 5 ml metanol P. penyarian dilakukan dengan
cara dipanaskan di atas tangas air selama 15 menit. Filtrat
sebanyak 20 l atau 100 l digunakan untuk pemeriksaan KLT.3. Saponin
Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian disari dengan 5 ml metanol
P. penyarian dilakukan dengan cara dipanaskan di atas tangas air
selama 15 menit. Sari diuapkan sampai diperoleh 1 ml, kemudian
ditambah dengan 0,5 ml air dan 3 ml butanol P, sambil dikocok.
Filtrat sebanyak 20 l atau 100 l digunakan untuk pemeriksaan KLT.4.
Glikosida Jantung Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian disari
dengan 5 ml metanol P 50 % dan 10 ml larutan timbal (II) asetat LP.
Campuran dipanaskan di atas tangas air selama 10 menit. Filtrat
setelah dingin disari 2 kali, masing-masing dengan 10 ml
diklormetana P. Sari dikumpulkan, kemudian diuapkan. Sisa
dilarutkan dalam campuran diklormetana P dan metanol P. (1:1).
Filtrat sebanyak 100 l digunakan untuk pemeriksaan KLT.5. Minyak
atsiri, Kumarin, asam fenol karboksilat dan valepotriat Ditimbang 1
g serbuk simplisia, kemudian disari dengan 10 ml diklormetana P.
Penyarian dilakukan dengan cara direfluks 15 menit. Filtrat yang
diperoleh kemudian diuapkan sampai kering. Sisa dilarutkan dalam 1
ml toluena P. Filtrat sebanyak 20 l atau 100 l digunakan untuk
pemeriksaan KLT. Lempeng KLT Lempeng yang digunakan lempeng
silikagel 254P dengan ukuran 10 cm x 10 cm. Lempeng dapat berupa
lempeng kaca atau lempeng lain yang cocok. Untuk menentukan
kelompok kandungan kimia suatu simplisia sekurang-kurangnya
diperlukan 10 lempeng. Cairan elusi1. Dietil eter- toluene (1:1)
Cairan elusi dijenuhkan dengan larutan asam setat P 10% digunakan
untuk mengelusi pemeriksaan KLT yang mengandung Kumarin.2.
Kloroform- etanol-asam asetat glasial (94:5:1) Digunakan untuk
mengelusi pemeriksaan KLT yang diduga mengandung minyak atsiri.3.
Kloroform-metanol-air Digunakan untuk mengelusi pemeriksaan KLT
yang mengandung saponin.4. Toluene-etil asetat-dietilamin
(70:20:10) Digunakan untuk mengelusi pemeriksaan KLT yang
mengandung alkaloid.Pereaksi penampak Pereaksi penampak adalah
larutan pereaksi yang digunakan untuk menyemprot lempeng KLT agar
bercak yang terjadi dapat jelas terlihat.
1. Anisaldehid-asam sulfat P Untuk mengamati minyak atsiri,
saponin, zat pedas dan lain-lain.2. Dragendroof Untuk mengamati
alkaloid.3. Antimon (III) klorida Untuk mengamati glikosida
jantung, saponin (Ditjen POM 1987).b. Kromatografi kertas Merupakan
kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan
tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa
cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana. Prinsip
dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu
senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi
suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil
yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan
dengan air atau campuran pelarut. Cara melakukannya, ciplikan yang
mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada
daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia
akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering
kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu
ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut
yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup
karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari
kertas). Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya
kapiler dan menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada
perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut
telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu
yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan
dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan
kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat
sebagai pita atau nodayang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna
harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu dengan
menggunakan suatu pereaksi-pereaksiyang memberikan sebuah warna
terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari
noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi
tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah
adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap
permukaan pelarut, menggunakan harga Rf. Harga Rf merupakan
parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa
pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran
karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai
perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi
muka pelarut dari titik awal.Rf = Jarak titik tengah noda dari
titik awalJarak tepi muka pelarut dari titik awal. Ada beberapa
faktor yang menentukan harga Rf yaitu:1. Pelarut, disebabkan
pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat
kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan
harga Rf.2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi
dan juga kecepatan aliran.3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana
mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan
penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana
besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti
perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien
partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi
mempengaruhi harga Rf.4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga
Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk
macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga
mempengaruhi kesetimbangan partisi.5. Sifat dari campuran, berbagai
senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari
fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi
karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap
harga Rf mereka.c. Kromatografi Penukar Ion Merupakan bidang khusus
kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, system ini khusus
digunakan untuk spesies ion. d. Kromatografi Penyaringan Gel
Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi
dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan
silang.e. ElektroforesisMerupakan kromatografi yang diberi medan
listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa
bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke
anoda.2.3 Peranan Kromatografi dalam Pembelajaran Di dalam
pembelajaran sains, kromatografi berperan sebagai alat penunjang
dalam pembelajaran. Khususnya dalam hal, teknik pemisahan campuran
yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen
campuran tersebut.2.4 Penyimpanan Kromatografi Dalam hal ini,
penyimpanan kromatografi sebaiknya ditempatkan pada tempat yang
kering tidak pada tempat yang lembab. Idealnya diletakkan pada
posisi yang siap untuk digunakan (tidak dipindah atau dipindah
ditempat lain). Hal ini memungkinkan memperpanjang usia alat.
Pemindahan atau merakit ulang alat memungkinkan terjadinya
kesalahan atau gangguan terhadap fungsi alat.
BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan 1. Kromatografi adalah teknik
pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).2.
Jenis-jenis kromatografi ialaha. Liquid Liquid Chromatography
(LLC)b. Liquid Solid Chromatography (LSC)c. Ion-exchange
chromatography d. Exclusion chromatography e. HPLC ( High
Performance Liquid Chromatography) atau KCKT (Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi). i. Kromatografi Cair Retensif ii. Kromatografi
Cair Non-retensif 3. Teknik kromatografi yang umum digunakan
dibidang farmasi yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas,
kromatografi lapis tipis, kromatografi penukar ion, kromatografi
penyaringan gel, dan elektroforesis.
DAFTAR PUSTAKADirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III,
Departemen Kesehatan RI, JakartaKhopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar
Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.Rohman, (2009), Kromatografi
untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, YogyakartaSastrohamidjojo
Hardjono, (1985 ), Kromatografi, Edisi kedua, Liberty ,
Yogyakarta
Saifuddin Azis et all.,(2011), Standarisasi Bahan Obat Alam
Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta
Stahl Egon, (1985), Analisis Obat secara Kromatografi dan
Mikroskopi, ITB, Bandung.
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.
JakartaDiposkan oleh Virna Triwahyuni feat Agus Happy Yanthy di
04.56 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke PinterestTidak ada komentar:Poskan
KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan
Komentar (Atom) Makalah 2012 (4) Mei 2012 (4) Penetapan Kadar Abu
Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kertas Pemeriksaan
Makroskopik dan Mikroskopik EkstraksiMengenai Saya
Virna Triwahyuni feat Agus Happy Yanthy Lihat profil
lengkapku
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail.
Diberdayakan oleh Blogger.