Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR ACARA II PROTEIN Disusun oleh : Kelompok XXXVII Mutiara Nabila Gani Artha PT/06634 Fathania Izzati PT/06732 Andriawan Pratikto PT/06755 Adiatama Widia Pangestika PT/06786 Faishal Zharif Prasetya PT/06845 Ayuditha Aninda Putri PT/06847 Asisten : Sujiyanto LABORATURIUM BIOKIMIA NUTRISI
25

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Mar 21, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

ACARA II

PROTEIN

Disusun oleh :

Kelompok XXXVII

Mutiara Nabila Gani Artha PT/06634

Fathania Izzati PT/06732

Andriawan Pratikto PT/06755

Adiatama Widia Pangestika PT/06786

Faishal Zharif Prasetya PT/06845

Ayuditha Aninda Putri PT/06847

Asisten : Sujiyanto

LABORATURIUM BIOKIMIA NUTRISI

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAKFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2015

ACARA IIPROTEIN

Tujuan Praktikum

Praktikum Protein bertujuan untuk mengetahuipengendapan protein dalam beberapa jenis larutan, untukmengetahui adanya ikatan peptida pada protein, untukmengetahui adanya asam amino tirosin pada protein,untuk mengetahui adanya asam amino tripophan padaprotein, untuk mengetahui adanya asam amino aromatikpada triptophan, untuk mengidentifikasi guguskarbohidrat pada protein,mengetahui perbedaan macam-macam protein, dan untuk mengetahui adanya fosfor dalamprotein.

Tinjauan Pustaka

Protein adalah unsur pokok alat tubuh dan jaringanlunak tubuh. Zat tersebut digunakan sebagai zatpembangun, perbaikan & pertumbuhan sel, sebagaipenyeimbang asam & basa, sebagai pembentuk ataumenstimulasii enzim & hormon (Anggorodi, 1995).Sedangkan menurut Katili (2009) protein adalahmakromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.Protein terdapat dalam sistem hidup semua organismebaik yang berada pada tingkat rendah maupun organismetingkat tinggi.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Protein dapat diklasifikasikan berdasarkankomposisinya, antara laina. Protein Sederhana

1) Albumin, protein larut dalam air dan larutan garam

encer.

2) Globulin, tidak larut dalam air tetapi larut dalam

larutan encer garam.

3) Histon, protein basa karena banyak mengandung asam

amino bermuatan positif.

4) Globin, mengandung arginin dan triptofan dalam

jumlah sama, mengandung histidin juga tetapi tidak

mengandung isoleusin.

5) Glutelin, tidak larut dalam larutan netral tapi

larut dalam basa dan asam encer.

6) Prolamin, banyak terdapat pada sayuran. Tidak

larut dalam alkohol absolut.

b. Protein Kompleks

1) Fosfoprotein, hidrolisisnya menghasilkan asam

amino dan asam fosfat.

2) Glikoprotein, merupakan turunan karbohidrat.

3) Khromoprotein, protein dengan gugus prostetik yang

berpigmen.

4) Nukleoprotein

5) Lipoprotein

6) Flavoprotein

7) Metaloprotein. (Soedarmo et al., 1988)

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama

berdasarkan bentuk dan sifat-sifat tertentu, yaitu

protein globuler dan protein serabut. Pada protein

globuler, rantai polipeptida berlipat-lipat rapat

menjadi bentuk globuler atau bulat padat. Sedangkan

protein serabut merupakan molekul serabut panjang

dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu

sumbu dan tidak berlipat menjadi bentuk globuler

( Lehninger, 1997 ).

Pada dasarnya, protein tersusun atas asam amino-

asam amino, yang diikat oleh ikatan peptida. Pengadaan

dan penyediaan asam amino terjadi amat penting oleh

karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan

penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

asam amino tidak sama. Asam amino digolongkan de dalam

asam amino nir-esensial adalah alanin, prolin, glisin,

serin, sistein, tirosin, asparagin, glutamin, asam

aspartat, dan asam glutamat. Jasad hidup tingkat tinggi

tidak dapat mensintesa asam amino esensial. Mekanisme

reaksi pembentukanya disusun dari biosintesa asam

tersebut adalah valin, leusin, isoleusin, fenilalanin,

triptofan, metionin, treonin, ornitin, arginin,

histidin (Martoharsono, 2000).

Setiap protein memiliki jumlah dan urutan asam

amino yang spesifik. Perubahan posisi asam amino dalam

rantai akan menghasilkan protein baru dengan struktur

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

dan fungsi yang berbeda. Struktur protein merefleksikan

fungsi biologisnya.Struktur protein dapat dilihat

sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat

satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga),

dan kuartener (tingkat empat)(Murray, 1999). Struktur

primer protein merupakan urutan asam amino penyusun

protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida

(amida). Sementara itu, struktur sekunder protein

adalah struktur tiga dimensi lokal dan berbagai

rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh

ikatan hidrogen (Wahjudi, 2003).

Protein berfungsi memindahkan berbagai senyawa

melalui aliran darah dan melewati membran. Fungsi

terpentingnya yaitu sebagai enzim ( katalisator) untuk

mempercepat reaksi biokimia. Fungsi lainnya yaitu

sebagai pemicu otot untuk berkontraksi. Protein dalam

bentuk antibodi dan komponen lain dalam sistem

kekebalan, dapat melindungi dari infeksi organisme

asing. Protein juga mampu mencegah kehilangan darah

dengan membentuk serangkaian proses yang diakhiri

dengan pembentukan pembekuan darah (Marks et al, 2000).

Protein dapat diuji dengan beberapa percobaan,

yang dapat dipelajari dalam ilmu Biokimia. Pengujian

protein antara lain

1) uji pengendapan protein,

2) uji reaksi warna pada protein,

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

3) pembedaan macam-macam protein ( Chawla, 2003 ).

Larutan Esbach adalah larutan yang tersusun dari

larutan trinitrofenol dan asam sitrat dalam air yang

digunakan untuk menentukan albumin dalam air kemih,

endapan berwarna kuning menjadi indikasi diendapkannya

albumin oleh larutan Esbach, sedangkan kalium

ferrosianida adalah pigmen besi ferosianida putih yang

teroksidasi menjadi biru yang dibuat dengan berbagai

cara (prussian blue), warna hijau menjadi indikasi

diendapkannya albumin oleh kalium ferosianida

(Pudjaatmaka, 2002).

Gelatin adalah protein yang terdapat dalam kolagen

(bahan penunjang utama dalam kulit, tulang rawan dan

jaringan ikat) (Tjay&Suhardja, 2007). Gelatin tersusun

dari 18 asam amino yang saling terikat, terdiri dari

asam aspartat, asam glutamat, serin, valin, tirosin,

lisin, treonin, arginin, glisin, histidin,

hidroksipiprolin, isoleusin, leusin, hidroksilisin,

fenilalanin, prolin, alanin dan metionin. Susunan asam

amino gelatin berupa triplet peptida, yaitu glisin-X-Y,

dimana X umumnya adalah asam amino prolin dan Y umumnya

adalah asam amino hidroksiprolin. Senyawa gelatin

merupakan suatu polimer linier yang tersusun oleh

satuan terulang asam amino glisin-prolin-prolin dan

glisin-prolin-hidroksiprolin yang bergabung membentuk

rangkaian polipeptida (Suryani dkk, 2010).

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Materi dan Metode

Materi

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum Protein

antara lain tabung reaksi, pipet tetes, corong, gelas

ukur, penangas air, sendok pengaduk, dan penjepit

tabung reaksi.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum

Protein antara lain albumin, kasein, larutan ZnSO4

encer, asam sulfosalisilat, larutan Esbach, kalium

ferosianida, asam wolframat, (NH4)2SO4 padat, alkohol

pekat, NaOH 10%, NH4OH, larutan peptida, larutan CuSO4

0,1%, larutan HgSO4 1%, NaNO3 kristal, larutan

formaldehid encer, H2SO4, larutan HNO3, reagen Molisch,

serum encer, khlorofenol red, asam asetat 2%, Na2CO3

encer, aquades, brom kresol hijau,amonium molibdat, dan

gelatin.

Metode

Pengendapan

Uji pengendapan dengan logam berat. Dua tabung

reaksi disiapkan. Tabung I diisi 1 ml albumin

ditambahkan dengan beberapa tetes 0,45% ZnSO4 encer,

kemudian diamati yang terjadi pada larutan, lalu

ditambahkan lagi ZnSO4 encer berlebihan. Tabung II

diisi 0,5 ml larutan kasein 2% ditambah dengan 2 ml

ZnSO4 encer, lalu ditambahkan ZnSO4 encer berlebihan

lagi. Perubahan yang terjadi diamati.

Uji pengendapan dengan alkaloid. Empat tabung

reaksi disiapkan. Tabung I diisi 1 ml larutan albumin

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

ditambah dengan 5 tetes asam sulfosalisilat 20%. Tabung

II diisi 2 ml larutan albumin ditambah dengan 2 ml

larutan Esbach. Tabung III diisi dengan 2 ml larutan

albumin ditambah dengan 2 ml kalium ferosianida dan 5

tetes asam asetat glasial. Tabung IV diisi dengan 2 ml

larutan albumin ditambah dengan 20% asam wolframat

hingga mengendap. Masing-masing tabung diamati.

Uji pengendapan dengan garam netral dan alkohol.

Dua tabung reaksi disiapkan. Tabung I diisi dengan 5 ml

larutan albumin ditambah sedikit (NH4)2SO4 padat, lalu

diencerkan dengan aquades sampai larut. Tabung II diisi

dengan satu sampai dua tetes larutan albumin ditambah

dengan 2 ml alkohol pekat atau etanol, lalu diencerkan

dnegan aquades. Perubahan yang terjadi diamati.

Reaksi Warna

Uji biuret. Sebanyak 2 ml larutan peptida ditambah

dengan 2 ml NaOH 40% dan beberapa tetes CuSO4 0,5%,

larutan digojog, perubahan warna yang terjadi diamati

dan dicatat.

Uji Millon. Sebanyak 2 ml larutan albumin ditambah

dengan 1 ml larutan HgSO4 1%, kemudian dipanaskan

selama 10 menit dalam penangas air, setelah dingin

ditambahkan sedikit NaNO3 kristal, lalu dipanaskan lagi

selama 10 menit di atas pembakar spirtus. Perubahan

warna yang terjadi diamati dan dicatat.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Uji Hopskin-cole. Sebanyak 1 ml larutan albumin

ditambah dengan 1 ml larutan formaldehid encer dan 1 ml

H2SO4 pekat, lalu digojog. Perubahan warna yang terjadi

diamati dan dicatat.

Uji Xanthoprotein. Sebanyak 3 ml larutan albumin

ditambah dengan 1 ml asam nitrat pekat, kemudian

dipanaskan beberapa menit, setelah dingin larutan

dibagi menjadi dua tabung. Tabung I ditetesi NH4OH

beberapa tetes, sedangkan tabung II tidak. Perubahan

warna pada kedua tabung dibandingkan dan dicatat.

Uji Molisch. Sebanyak 1 ml larutan albumin

ditambah dengan 2 ml reagen molisch 5% dan dialiri 3 ml

H2SO4 pekat lewat dinding. Perubahan warna yang terjadi

diamati dan dicatat.

Perubahan Sifat Protein

Uji albumin dan globulin. Sebanyak 2 ml serum encer

dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang masing– masing

ditambahkan 2 tetes asam sulfosalisilat pada tabung I

dan 1 tetes khlorofenol red tabung II. Perubahan warna

dicatat, lalu pada tabung II ditambahkan 2% asam asetat

dengan hati–hati hingga warna larutan hilang, kemudian

dipanaskan di atas bunsen dan didinginkan, setelah

dingin larutan dibagi menjadi 2 tabung. Tabung II A

ditambahkan 2 ml asam nitrat encer. Tabung II B

ditambahkan 2 ml Na2CO3 encer. Masing-masing tabung

diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Uji kasein. Tabung reaksi diisi dengan 2,5 ml

larutan kasein encer ditambah dengan 1 ml aquades dan 2

mL NaOH encer, kemudian diberi 2 tetes brom kresol

hijau dan 2 tetes asam asetat glasial. Perubahan yang

terjadi diamati dan dicatat.

Uji neuman. Tabung diisi dengan 2,5 ml larutan

kasein cair dan diberi 5 tetes HNO3 pekat dan 10 tetes

H2SO4 pekat, lalu dipanaskan di atas api kecil sambil

digoyang sampai keluar asap putih, larutan didinginkan,

setelah dingin ditambahkan amonium molibdat, lalu

dipanaskan lagi selama 10 menit. Perubahan yang terjadi

diamati dan dicatat.

Uji gelatin. Satu sendok kecil gelatin ditambah

dengan 10 ml aquades lalu dilarutkan, kemudian

dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air. Larutan

didinginkan, setelah dingin dipanaskan kembali,

selanjutnya diuji warna yang meliputi uji biuret, uji

millon, uji hopskin-cole, uji xanthoprotein, dan uji

molisch. Perubahan warna yang terjadi pada masing-

masing uji diamati dan dicatat.

Reaksi Pengendapan

Sebanyak 2 tabung reaksi disiapkan. Tabung I diisi

2,5 ml larutan gelatin ditambah dengan ammonium sulfat

padat, kemudian diamati dan dicatat yang terjadi.

Tabung II diisi dengan 2,5 ml larutan gelatin ditambah

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

dengan kalium ferrosianida dan beberapa tetes asam

asetat, kemudian diamati dan dicatat yang terjadi.

Hasil dan Pembahasan

Pengendapan

Uji Pengendapan dengan Logam Berat. Penambahan

ZnSO4 encer ke dalam larutan albumin pada tabung I

menghasilkan larutan yang jernih, kemudian setelah

digojok menjadi putih keruh yaitu terbentuk endapan

putih. Tabung II yang berisi larutan kasein dengan

penambahan ZnSO4 juga menghasilkan larutan bening yang

setelah digojok berubah menjadi putih keruh yang

menandakan adanya endapan. Kedua percobaan tersebut

membuktikan bahwa albumin larut dengan penambahan logam

berat (Zn), yang sesuai dengan prinsip kerja pengujian

pengendapan dengan logam berat.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya endapan

protein oleh logam berat adalah pada titik

isoelektriknya, protein akan berikatan antara muatannya

sendiri membentuk lipatan ke dalam sehingga terjadi

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

pengendapan yang relatif cepat, sedangkan saat telah

lewat titik isoelektriknya, protein akan kembali ke

kondisi semula (Triyono, 2010).

Uji Pengendapan dengan Pereaksi Alkaloid. Tabung I

yang berisi larutan albumin dan ditambahkan asam

sulfosalisilat membentuk larutan berwarna putih keruh

dan endapan putih keruh. Tabung II yang ditambah

larutan Esbach membentuk larutan dan endapan berwarna

kuning. Tabung III yang ditambah kalium ferosianida dan

asam asetat glasial menghasiilkan warna larutan yang

kuning agak kehijauan dan endapan kehijauan. Setelah

didiamkan beberapa saat, warna hijau pada larutan dan

endapannya semakin terlihat. Tabung IV yang ditambahkan

asam wolframat, dalam penetesan pertama asam wolframat

(1tetes) larutan yang semula berwarna bening seetika

menjadi putih keruh.

Perubahan – perubahan yang terjadi disebabkan oleh

pereaksi alkaloid yang mengendapkan protein karena

berikatan dengan gugus amin pada protein yang bermuatan

positif. Sumardjo (2009) menyatakan bahwa pereaksi

alkaloid adalah pereaksi yang biasa dipakai untuk

mengendapkan larutan alkaloid. Beberapa pereaksi ini,

seperti asam pikrat, asam trikloro asetat, asam tanat,

asam sulfosalisilat, dan asam fosfomolibdat juga

dipakai untuk menggumpalkan atau mengendapkan larutan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

protein. Jadi pengujian dengan pereaksi alkaloid sesuai

dengan teori dan literatur.

Uji Pengendapan dengan Garam Netral dan Alkohol.

Tabung I yang berisi albumin dan (NH4)2SO4 mengalami

pengendapan. Terbentuk endapan putih pada dasar tabung

reaksi. Setelah ditambahkan atau diencerkan dengan

aquades, endapan yang terbentuk perlahan larut kembali.

Hal tersebut disebabkan karena garam pekat dapat

mengendapkan albumin. Kelarutan protein akan berkurang

bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam- garam

anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan

ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi

antara garam anorganik dengan molekul protein untuk

mengikat air karena garam anorganik lebih menarik air

maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein

akan berkurang (Simanjuntak, 2003). Tabung II yang

ditambahkan alkohol pekat juga mengalami pengendapan.

Terbentuk endapan putih pada dasar tabung reaksi. Hal

tersebut disebabkan karena albumin akan mengendap pada

alkohol pekat. Tetapi setelah pengenceran dengan

aquades, endapan tersebut kembali larut dengan

penambahan aquades berlebih. Faktor yang menyebabkan

endapan kembali larut yaitu sifat albumin yang larut

dalam air. Jadi percobaan sesuai dengan prinsip kerja

dan literatur.

Reaksi Warna

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Uji Biuret. Uji biuret dilakukan untuk mengetahui

adanya ikatan peptida dalam protein. Larutan peptida

yang ditambahkan NaOH dan CuSO4 menghasilkan warna

ungu. Hal tersebut terjadi karena Cu akan berikatan

dengan N dalam kondisi basa menghasilkan Cupripotasium

biuret yang berwarna ungu. Jadi pada percobaan terbukti

bahwa protein yang diuji memiliki ikatan peptida.

Menurut Sastrohamidjojo (2009), dalam tes biuret,

larutan protein dibuat alkali dengan menambah NaOH dan

ditetesi larutan CuSO4 (reagen biuret), jika uji

positif berwarna ungu. Hal tersebut terjadi karena

protein mengandung gugus karboksil dan asam amida,

selain itu juga ada faktor yang mempengaruhi yaitu

penambahan NaOH dan CuSO4.

Uji Millon. Uji Millon dilakukan untuk mengetahui

adanya asam amino tirosin pada protein. Larutan albumin

yang ditambahkan HgSO4 yang sudah dididihkan dengan

cara pemanasan selama 10 menit, kemudian didinginkan

dengan mengalirkan air kran lalu ditambahkan kristal

NaNO3 kemudian dipanaskan kembali , menghasilkan

endapan berwarna merah bata yang menunjukkan bahwa

reaksinya positif. Berdasarkan prinsip kerja, Hg akan

berikatan dengan gugus hidroksifenil yang terdapat pada

asam amino tirosin. Hg yang juga ditambhkan NaNO3 akan

berikatan membentuk HgNO3 yang jika dipanaskan akan

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

membentuk endapan warna merah. Jadi percobaan sesuai

dengan teori yang ada.

Uji Hopskin Cole. Uji Hopskin Cole dilakukan untuk

mengetahui adanya asam amino triptpophan pada asam

amino. Reaksi yang terjadi menghasilkan warna biru tua

keunguan. Hal tersebut menunjukan adanya koagulasi

gugus aldehid dari formaldehid dengan gugus indol dari

asam amino triptophan yang terdapat pada albumin.

Koagulasi adalah penggumpalan yang terjadi karena kedua

larutan sudah mencapai titik isoelektriknya. Secara

garis besar, titik isoelektrik merupakan titik

bertemunya muatan kedua gugus karena memiliki jumlah

muatan yang sama. Harga titik isoelektrik mempengaruhi

cepatnya protein menggumpal. Semakin titik

isoelektriknya mendekati pH netral, semakin mudah

protein tersebut menggumpal (Sumardjo, 2009).

Uji Xanthoprotein. Tujuan dilakukannya uji

Xanthoprotein adalah untuk mengetahui adanya asam amino

aromatik pada protein yang meliputi tirosin,

triptophan, dan fenilalanin. Percobaan yang dilakukan

menghasilkan endapan kuning. Setelah penambahan HNO3,

warna kuningnya semakin pekat. Sesuai dengan prinsip

percobaan, inti benzena (terdapat pada asam amino

aromatik) ternitrasi oleh NH4OH yang menyebabkan

warnanya menjadi kuning. Hasil percobaan yang diperoleh

sesuai dengan teori yang ada.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Uji Molisch. Uji Molisch dilakukan untuk

mengidentifikasi gugus karbohidrat pada protein.

Albumin yang ditambah reagen Molisch dan H2SO4 pekat

menghasilkan larutan berwarna merah hati yang

mengandung sedikit gelembung dan terdapat warna ungu

yang membentuk semacam cincin. Sakarida jika dipanaskan

dalam asam kuat akan terdehidrasi menjadi furfural,

yang jika ditambahkan alfa naftol atau timol

menghasilkan senyawa berwarna. Albumin yang merupakan

protein, jika diuji dengan uji Molisch menunjukkan

positif, berarti protein tersebut mengandung sakarida.

Hal ini menunjukkan bahwa albumin merupakan protein

yang dapat mengikat senyawa atau unsur lain, seperti

sakarida.

Perbedaan Sifat Protein

Uji Albumin dan Globulin. Tabung I yang

ditmbahkan asam sulfosalisilat membentuk endapan putih,

kemudian tabung II yang ditambah khlorofenol red

terbentuk endapan putih dan warna larutan menjadi merah

muda keunguan. Hal yang terjadi ketika protein

direaksikan dengan asam sulfosalisilat yang termasuk

alkaloid, maka protein akan mengendap. Menurut Sloane

(2002), serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen dan

tanpa faktor lain yang terlibat dalam mekanisme

pembekuan. Serum berupa gabungan albumin dan globulin.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Asam sulfosalisilat adalah alkaloid yang bersifat asam

dan mengikat protein. Albumin kelarutan proteinnya

rendah sehingga protein mengendap. Tabung II, pada

penambahan klorofenol pada serum mengakibatkan

perubahan warna larutan menjadi merah bahwa pH serum

bersifat basa. Klorofenol merupakan indikator pH yang

akan berubah warna menjadi merah saat ditambahkan

dengan larutan yang bersifat basa dan akan berwarna

kuning jika ditambahkan ke dalam larutan yang bersifat

asam. Tabung II A maupun tabung II B menghasilkan

endapan hasil pemanasan yang tidak dapat larut dalam

kedua jenis asam yang ditambahkan (asam nitrat dan

Na2CO3). Endapan tersebut disebut koagulan. Jadi serum

mengandung albumin dan globulin. Tabung II kemudian

ditambah asam asetat hingga warna larutan hilang.

Kemudian dibagi menjadi dua, tabung II A ditambahkan

HNO3 encer yang menghasilkan warna kuning dan sedikit

endapan, sedangkan tabung II B yang ditambahkan Na2CO3

berubah menjadi warna ungu. Hal tersebut disebabkan

tabung II memiliki kandungan khlorofenol red. Sifat

khlorofenol red adalah akan berwarna merah jika dalam

suasana basa, dan akan berwarna kuning jika dalam

suasana asam. Tabung II a yang ditambahkan asam

warnanya sesuai dengan teori, yaitu menjadi kuning.

Sedangkan tabung II b seharusnya berubah menjadi merah

karena ditambahkan garam yang bersifat basa, tetapi

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

pada percobaan perubahannya menjadi warna ungu. Hal

tersebut dapat disebabkan ketidaktelitian praktikan

melakukan pengujian dan pengamatan, atau disebabkan

ketidaksterilan alat praktikum sehingga menyebabkan

larutan yang diuji terkontaminasi larutan atau senyawa

lain.

Uji Kasein. Kasein yang ditambah aquades, NaOH,

bromkresol hijau, dan asam asetat glasial menghasilkan

seperti cincin biru (sebelum dilakukan penggojokan).

Setelah digojok, terbentuk seperti endapan dan warnanya

berubah menjadi biru agak hijau. Tujuan dari penambahan

NaOH encer dan asam asetat adalah untuk menggumpalkan

kasein pada pH isoelektriknya. NaOH yang bersifat basa

dan asam asetat yang bersifat asam akan menyebabkan

kasein menemukan titik isoelektriknya. Prinsip kerjanya

adalah asam asetat dapat menyebabkan endapan kehijauan

karena pH nya turun, mencapai titik isoelektrik, dan

terjadinya koagulasi. Percobaan kasein yang dilakukan

praktikan sesuai dengan teori.

Uji Neumann. Tujuan dilakukannya praktikum Uji Neumann

adalah untuk mengetahui adanya fosfor dalam kasein.

Kasein yang ditambah asam nitrat dan asam sulfat akan

mengeluarkan asap putih dan larutan yang berwarna

kuning cerah. Larutan kuning tersebut ialah amonium

fosfomolibdat. Apabila amonium molibdat bereaksi dengan

gugus fosfat yang dilepaskan dengan bantuan

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

HNO3  sehingga akan membentuk senyawa ammonium

fosfomolibdat yang mempunyai warna endapan kuning. Pada

uji Neumann terhadap kasein, kasein mengalami

denaturasi dengan penambahan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat.

Ketika dipanaskan, larutan akan mengeluarkan asap

fosfor yang terlepas dari kasein menyebabkan

terbentuknya endapan asam fosfat yang berwarna kuning.

Uji Gelatin. Gelatin yang dilarutkan dengan aquades

dipanaskan pada penangas air, didinginkan, kemudian

dipanaskan lagi, selanjutnya diuji warna. Larutan diuji

biuret menghasilkan senyawa berwarna ungu, diuji Millon

tidak terdapat endapan, diuji Hopskin-cole tidak

terdapat warna ungu, diuji Xanthoprotein warna awal

kuning warna akhirnya kuning cerah, diuji Molisch

terdapat cincin warna ungu. Hasil yang diperoleh pada

uji biuret adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa

pada gelatin terdapat ikatan peptida.Hasil uji Hopskin-

cole negatif bahwa pada gelatin tidak terdapat asam

amino triptophan, uji Xanthoprotein negatif bahwa pada

gelatin terdapat asam amino tirosin dan fenilalanin,

tetapi tidak terdapat asam amino triptophan sehingga

tidak mengandung asam amino aromatik, uji Molisch

positif bahwa pada gelatin terdapat karbohidrat, pada

uji millon hasilnya negatif yaitu pada gelatin tidak

terdapat asam amino tirosin, hasil ini tidak sesuai

dengan literatur yang menyatakan bahwa terdapat asam

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

amino tirosin dalam gelatin. Faktor yang membuat tidak

terdeteksinya asam amino tirosin adalah kadarnya hanya

sedikit dalam gelatin.

Reaksi Pengendapan

Larutan gelatin pada tabung I yang ditambah

ammonium sulfat terbentuk endapan putih. Endapan putih

yang terjadi setelah penambahan ammonium sulfat

disebabkan gelatin mengalami koagulasi oleh garam

ammonium sulfat yang bersifat higroskopis atau mampu

menyerap air.

Penambahan kalium ferosianida mengakibatkan timbulnya

sedikit endapan yang ketika penambahan asam asetat

kembali larut. Hal tersebut disebabkan reaksi antara

protein dan kalium ferosianida (alkaloid), pH lebih

asam dari titik isoelektrik, protein bermuatan (+),

dengan adanya ion (+)akan terjadi penetralan muatan dan

protein mendekati titik isoelektris sehingga mengendap.

Endapan akan larut dengan penambahan asam encer.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa protein dapat diendapkan menggunakan

logam berat, alkaloid, garam netral, serta alkohol pada

titik isoelektriknya. Protein memiliki ikatan peptida,

asam amino tirosin, asam amino triptophan, asam amino

aromatik serta mengandung gugus karbohidrat. Perbedaan

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

sifat albumin, globulin, dan kasein terletak pada titik

isoelektriknya. Titik isoelektrik albumin 4,8, globulin

5,5, dan kasein 4,6. Harga titik isoelektrik juga

mempengaruhi cepatnya protein menggumpal (koagulasi).

Semakin titik isoelektriknya mendekati pH netral,

semakin mudah protein tersebut menggumpal. Gelatin

menggumpal pada reaksi pengendapan dengan garam amonium

sulfat dan larut pada reaksi dengan alkaloid dalam

kondisi asam.

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Daftar Pustaka

Anggorodi, H. R. (1995). Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Chawla. (2003). Practical Clinical Biochemistry. New Delhi: Jaypee Brother Publisher.

Katili, A. S. (2009). Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu, Vol 2 No 5.

Lenhinger, L. A. (1997). Priciples of Biochemistry. Marryland:Worth Publisher Inc.

Marks, D. B., Marks, A. D., & Colleen, S. M. (2000). Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC.

Martoharsono, S. (2000). Biokimia Jilid 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Murray, R. K. (1999). Biokimia Harper Edisi 24. Jakarta: EGC.Pudjaatmaka, H. (2002). Kamus Kimia Edisi 2. Jakarta: Balai

Pustaka.Sastrohamidjojo, H. (2009). Sintesis Senyawa Organik.

Jakarat: Erlangga.Simanjuntak, M. T., & Silalahi, J. (2003). Penuntun

Praktikum Biokomia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi USU: USU Press.

Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Soedarmo, M. G., & Abdul, M. (1988). Biokimia. Bogor: Pusat Antar Universitas IPB.

Soemardjo, D. (2009). Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program S1. Jakarta: EGC.

Tjay, T. H., & Rahardja, K. (Obat-Obat Penting, Kasiat,Penggunaan, dan Efek Samping Edisi VI). 2007. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR PROTEIN

Triyono, A. (2010). Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam pada Proses Isolasi Protein terhadapTepung Protein Isolat Kacang Hijau. Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Jakarta: ISSN.

Wahjudi, I., & Parlan, S. M. (2003). Kimia Orgnaik II. Malang: Universitas Negeri Malang Press.