BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Tujuan dari percobaan identifikasi asam nukleat ini adalah mengerti cara cara identifikasi senyawa penyusun asam nukelat. 1.2. Dasar Teori Asam nukleat merupakan molekul terbesar yang ditemukan dalam tubuh. Asam nukelat pertama kali ditemukan dari inti (nukleus) sel oleh ahli biokimia Swiss Mescher. Asam nukleat merupakan polimer dan satuan pembentuknya adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdri dari gugus fosfat, gula dengan lima karbon, basa yang mengandung nitrogen ( James, 2008 ). Asam nukleat memiliki kemampuan unik untuk memproduksi dirinya sendiri secara langsung sehingga memungkinkan untuk membentuk duplikat dan mentransmisikan ADN ke seluruh tubuh sel dari suatu generasi ke generasi berikutnya secara tepat. ADN memberikan pola cetakan untuk protein dan enzim yang secara langsung mengontrol perkembangan , proses biokimia, anatomi, fisiologim dan tingkah laku organisme. ADN terdapat dalam semua sel ( Setyowati, 2007 ). Terdapat dua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat ( DNA ) dan asam ribonukleat ( RNA ). Asam asam ini adalah molekul yang membuat organisme hidup dapat memproduksi komponen komponen kompleksnya dari satu generasi ke generasi berikutnya. DNA dapat mengarahkan sintesis RNA, mengontrol sintesis protein melalui RNA. DNA adalah materi genetik yang diwaris organisme dari orangtuanya ( Campbell, 2009 ).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Tujuan dari percobaan identifikasi asam nukleat iniadalah mengerti cara cara identifikasi senyawa penyusunasam nukelat.
1.2. Dasar Teori
Asam nukleat merupakan molekul terbesar yang ditemukandalam tubuh. Asam nukelat pertama kali ditemukan dari inti(nukleus) sel oleh ahli biokimia Swiss Mescher. Asam nukleatmerupakan polimer dan satuan pembentuknya adalahnukleotida. Setiap nukleotida terdri dari gugus fosfat, guladengan lima karbon, basa yang mengandung nitrogen ( James,2008 ).
Asam nukleat memiliki kemampuan unik untuk memproduksidirinya sendiri secara langsung sehingga memungkinkan untukmembentuk duplikat dan mentransmisikan ADN ke seluruh tubuhsel dari suatu generasi ke generasi berikutnya secara tepat.ADN memberikan pola cetakan untuk protein dan enzim yangsecara langsung mengontrol perkembangan , proses biokimia,anatomi, fisiologim dan tingkah laku organisme. ADN terdapatdalam semua sel ( Setyowati, 2007 ).
Terdapat dua jenis asam nukleat yaitu asamdeoksiribonukleat ( DNA ) dan asam ribonukleat ( RNA ). Asamasam ini adalah molekul yang membuat organisme hidup dapatmemproduksi komponen komponen kompleksnya dari satu generasike generasi berikutnya. DNA dapat mengarahkan sintesis RNA,mengontrol sintesis protein melalui RNA. DNA adalah materigenetik yang diwaris organisme dari orangtuanya ( Campbell,2009 ).
DNA ( deoxyribonucleic acid ) merupakan tempatpenyimpanan informasi genetik yang dikodekan dalam bahasakimiawi dan diproduksi di dalam semua sel tubuh makhlukhidup. Struktur DNA pertama kali diungkap oleh James Watsondan Franson Crick pada tahun 1953 berdasarkan atas fotodifraksi sinar X yang dibuat oleh Rosalind Franklin danMaurice Wilkins. Berdasarkan atas data yang diperolehWatson dan Crick membuat struktrur DNA yang disebut untaiganda (double helix). Untai ganda DNA tersusun oleh dua rantaipolinukleotida yang terpilin. Kedua rantai tersebutberikatan dengan adanya ikatan hidrogen antara basa adenindengan timin sebanyak dua ikatan dan antara guanin dansitosin sebanyak tiga ikatan (Triwibowo,2005 ).
Gambar 1. Struktur DNA double HelixDNA terdiri dari tiga macam molekul, yaitu gula
pentosa, gugus fosfat dan basa nitrogen. Gula pentosamemiliki 5 atom C dan pada DNA. Gugus fosfat menyebabkanasam nukleat bermuatan negatif. Basa nitrogen yangmenyusun asam nukleat ada dua macam, yaitu basa purin yangterdiri dari adenin dan guanin dan basa pirimidin yangterdiri dari timin dan sitosin. Basa purin atau pirimidinadalah basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 suatumolekul gula melalui ikatan N-glukosidik. Ikatan tersebutmenghasilkan molekul yang disebut nukleosida. Nukleosida
akan bergabung dengan fosfat dan membentuk molekul yangdisebut nukleotida (Triwibowo, 2005).
Gambar 2. Struktur DNA pada basa nitrogenRNA adalah polimer asam nukleotida dari empat jenis
ribonukleotida. Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal
atau pita ganda yang tidak terpilin heliks. Setiap pita RNA
terdiri atas ribonukleotida ( polinukleotida ). RNA
mengandung gula pentosa , basa nitrogen dan asam fosfat.
Gula pentosanya berupa ribosa. Basa nitrogen purinya
terdiri atas adenin dan guanin, sedangkan pirimidinya
terdiri atas sitosin dan urasil ( Ariebowo, 2007 ).
Tabel 1. Perbedaan antara DNA dengan RNA (Sloane, 2004)
Sintesis protein terjadi di dalam sel. Sintesisprotein berlangsung melalui dua tahap, yaitu: transkripsidan translasi. Transkripsi adalah proses pembentukan RNA doleh DNA template, proses ini berlangsung ketika enzim RNApolymerase melekat pada nukleotida DNA sehingga pasanganDNA itu lepas dan salah satu rantai melakukan pencetakan.Translasi adalah proses penterjemahan kode genetika dalamsintesis protein. Proses translasi adalah dengan melekatnyaRNA d ke ribosom, maka RNA t menjadi aktif dan mengikatasam-asam amino di sekitarnya, kemudian masing-masing
DNA RNA
1. hanya terdapat dalaminti sel (nucleus) ,yaitu pada kromosom
2. Membentuk rantai gandayang amat panjang(double helix)
3. Berhubungan eratdengan pengendalianfaktor keturunan dansintesa protein.
Kadarnya tidak dipengaruhioleh kecepatan sintesaprotein.
1. Terdapat dalam intidan sitoplasma,terutama dalam ribosom
2. Membentuk rantaitunggal dan tidakpanjang (tanpa rantaikomplemen)
3. Berhubungan dengansintesa protein dankadarnya berubah-ubahmenurut kecepatansintesa protein.
1. Mengandung basa :A. Pirimidin : S dan
U (urasil)B. Purin : A
dan G2. Komponen gulanya
ribosa (pentosa)
membawanya ke ribosom. Bagian ujung yang melilit RNA t ituberkaitan dengan RNA d lewat titik basa masing-masing.Titik basa RNA t yang setangkup dengan titik basa RNA d(kodon) disebut antikodon. Jadi antokodon mengikat danmengangkut asam amino khusus sesuai dengan kode yangterdapat pada RNA duta (Poedjiadi, 2006).
1.3. Tinjauan Bahan1.3.1. Ammonium Molibdat
Ammonium molibdat berbentuk padatan bewarna putih atau
hijau terang , memiliki berat molekul 1235,86 g/mole, mudah
terdekomposisi. Mudah larut di air dingin, dan air hangat
Berbahaya jika terhirup, tertelan, dan dapat menyebabkan
iritasi jika terkena kulit dan mata (Sciencelab,2012).
1.3.2. Kalium Fosfat
Kalium fosfat berbentuk padatan berwarna putih dan
memiliki pH 8,8 , memiliki berat molekul 174,18 g/mol.
Mudah larut di air dingin, air hangat, sedikit larut di
alkohol. Berbahaya jika terhirup, tertelan, dan dapat
menyebabkan iritasi jika terkena kulit dan mata
(Sciencelab,2012).
1.3.3. Asam Sulfat
Asam Sulfat berbentuk cair tidak bewarna dan bersifat
asam , memiliki berat molekul 98,08 g/mole, memiliki titik
didih 270˚ C dan memiliki titik leleh sebesar -35˚ C. Mudah
larut di air dingin, etil alkohol. Berbahaya jika terhirup,
tertelan, dan dapat menyebabkan iritasi jika terkena kulit
dan mata (Sciencelab,2012).
1.3.4. Asam Asetat Glasial
Asam asetat glasial berbentuk cair, tidak berwana
memiliki bau kecut yang khas. Berat molekul senyawa ini
adalah 60,05 gr.mol-1, ia akan mendidih pada suhu 118,1oC
dan akan melebur pada suhu 16,6oC . Mudah larut di air
dingin, air hangat, dietil eter, aseton. Berbahaya jika
terhirup, tertelan, dan dapat menyebabkan iritasi jika
terkena kulit dan mata (Sciencelab,2012).
1.3.5. HNO3
Asam nitrat ( HNO3) berbentuk cair tidak bewarna hingga
berwarna kuning terang dan bersifat asam , memiliki titik
didih 121˚ C dan memiliki titik leleh sebesar -41,6˚ C.
Mudah larut di air dingin, air hangat, dietil eter.
Berbahaya jika terhirup, tertelan, dan dapat menyebabkan
iritasi jika terkena kulit dan mata (Sciencelab,2012).
1.3.6. Ammonia
Ammonia merupakan senyawa gas dengan formula NH3, tidak
berwarna, berbau sengit, larut dalam air dan menghasilkan
larutan alkali yang mengandung NH4OH (Basri, 2005).
1.3.7. Difenilamin
Difenilaminberbentuk padatan tidak berwarna , memiliki
berat molekul 169,23 g/mol, memiliki titik didih 302˚ C dan
memiliki titik leleh sebesar 53˚ C . Mudah larut di air
dingin, aseton, dietil eter. Berbahaya jika terhirup,
tertelan, dan dapat menyebabkan iritasi jika terkena kulit
dan mata (Sciencelab,2012).
1.3.8. Perak Nitrat
Perak nitrat berbentuk padatan , tidak
berwarna ,memiliki berat molekul 169,87 g/mol, memiliki
titik didih 440˚ C dan memiliki titik leleh sebesar 212˚
C . Mudah larut di air dingin,dietil eter. Berbahaya jika
terhirup, tertelan, dan dapat menyebabkan iritasi jika
terkena kulit dan mata (Sciencelab,2012).
1.3.9. Orsinol
Orsinol berbentuk padatan berwarna coklat , memiliki
berat molekul 142,15 g/mol, memiliki titik didih 290˚ C dan
memiliki titik leleh sebesar 59,5˚ C . Mudah larut di air
dingin, metanol, dietil eter. Berbahaya jika terhirup,
tertelan, dan dapat menyebabkan iritasi jika terkena kulit
dan mata (Sciencelab,2012).
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat
Alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume, penangas air, corong pisah, botol semprot, gelas kimia.
2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lainasam sulfat , DNA, RNA, larutan ammonium molibdat , HNO3
Prinsip percobaan ini adalah menghidrolisis asamnukleat agar mempermudah dalam mengidentifikasi asamnukleat pada proses selanjutnya, karena penyusun asam
nukleat terpecah, sehingga apabila dihidrolisis lebihlanjut akan menghasilkan asam fosfat dan nukleosida.Proses hidrolisis asam nukleat ini dilakukan dengan carasentriugasi, kemudian endapan yang terbentuk dihidrolisispada suasan asam dengan menambahkan asam sulfat pekat dansedikit air sehingga akan menghasilkan molekul gula danbasa nitrogen.
Langkah awal yang perlu dilakukan untukmenghidrolisis asam nukleat adalah hasil isolasi asamnukleat dimasukkan ke dalam kuvet yang kemudian dilakukansentrifugasi untuk memisahkan antara pelarut denganfiltratnya. Kemudian, endapan yang terbentuk atau asamnukleat ditambah dengan larutan H2SO4 pekat 10 mL dan 30mL aquades. Larutan H2SO4 pekat berfungsi sebagai larutanuntuk membuat larutan bersuasana asam. Sementara aquadesdigunakan sebagai pengencer larutan karena H2SO4 yangdigunakan terlalu pekat sehingga dapat merusak asamnukleat bila tidak diencerkan. Selanjutnya larutandidihkan selama 3 menit untuk mempercepat reaksihidrolisis.karena larutan yang terbentuk tidak adaendapan, maka tidak perlu dilakukan penyaringan. Filtratyang terbentuk siap untuk diuji fosfat, basa purin,ribosa dan deoksiribosa.
Hasil yang didapat dari hidrolisis asam nukleat iniadalah sebelum dilakukan sentrifugasi kecambah kepalakecil, ekor besar dan kecil keruh dan terdapat endapanberwarna putih,dan kecambah kepala besar kuning keruh danterdapat endapan kuning, namun setelah dilakukansentrifugasi kecambah kepala kecil, ekor besar dan kecilmenjadi endapan putih, sedangkan kepala besar memilkiendapan kuning kecoklatan, ketika penambahan asam sulfatpekat dan aquades kecambah kepala kecil menjadi coklattua bening, kepala besar menjadi coklat muda bening, ekorkecil menjadi kuning kehijauan dan ekor besar larutannyamenjadi coklat kemerahan, pendidihan menyebabkan larutan
tidak mengalami perubahan, karena asam nukleat larutdalam pelarut asam, sehingga memepermudah untuk prosesselanjutnya.
4.2. Uji fosfat
Prinsip percobaan uji fosfat adalah menguji adanyagugus fosfat dalam sampel asam nukleat yang dilakukandengan cara menambahkan asam molibdat dalam larutanhidrolisat asam nukleat yang kemudian dipanaskan selama 5menit. gugus fosfat yang positif dapat ditunjukkan denganadanya edapan kuning.
Langkah awal yang dilakukan ialah mempipet larutanhasil hidrolisat asam nukleat ke dalam tabung reaksisebanyak 1 mL lalu ditambahkan 3 mL larutan ammoniummolibdat sebagai larutan untuk menguji keberadaan fosfatdalam larutan hidrolisa asam nukleat. Selanjutnya,dipanaskan pada suhu 47o C untuk mempercepat reaksi. Namunsetelah 5 menit pemansan suhu dinaikkan menjadi 50o C.
Hasil yang didapat dari uji fosfat adalah hidrolisatasam nukleat sebelum ditambahkan asam molibdat, kepalabesar dan kepala kecil berwarna coklat jernih, ekor besarberwarna merah muda jernih, ekor kecil berwarna kuningjernih, namun setelah ditambahkan asam molibdat larutanpada masing-masing sampel menjadi tidak berwarna danketika dipanaskan pun tidak mengalami perubahan warna,namun ketika suhunya diperbesar pada kepala besar, kepalakecil dan ekor kecil terdapat endapan kuning yang agaklarut, hal ini menunjukkan bahwa terdapat gugus fosfatdidalamnya, sedangkan pada ekor besar tidak mengalamiperubahan artinya tidak ada gugus fosfat yang terkandungdidalamnya. Hal ini menandakan bahwa kecambah ekor besarmerupakan nukleosida karena tidak memiliki fosfat
4.3. Uji deoksiribosa
Prinsip percobaan uji deoksiribosa adalah mengujiadanya deoksiribosa dalam larutan hidrolisat asamnukleat. Dimana untuk menguji keberadaan guladeoksiribosa tersebut, dilakukan penambahan reagendische. Adapula proses pemanasan untuk mempercepatreaksi. Apabila suatu larutan positif terhadap uji ini,makan akan menghasilkan larutan berwarna biru.
Langkah awal yang dilakukan untuk uji ini ialahlarutan hasil hidrolisa asam nukleat dipipet sebanyak 1mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang kemudianditambahkan dengan 2 mL reagen dische. Reagen discheberfungsi sebagai larutan yang mengindikasikan adanyagula deoksiribosa dalam larutan. Kemudian, larutancampuran tersebut dipanaskan pada suhu 47o C selama 5menit untuk mempercepat reaksi. Lalu diamati warnalarutan yang terbentuk.
Hasil yang didapat adalah sebelum penambahan reagendische larutan pada kepala besar dan kecil berwarnacoklat bening, ekor besar berwarna merah muda bening, danekor kecil berwarna hijau bening, ketika ditambahkanreagen dische hidrolisat asam nukleat pada masing-masingsampel berwarna biru tua pekat, dan pada pemanasan dengansuhu 40oC semua sampel berwarna biru pekat. Hal inimenunjukkan bahwa semua larutan sampel baik kecambah ekorbesar dan kecil maupun kecambah kepala besar dan kecilpositif terhadap uji ini. Atau semua sampel tersebutmengandung gula deoksiribosa.
4.4. Uji ribosa
Prinsip percobaan uji ribosa adalah menguji keberadaanribose dalam larutan sampel dengan penambahan reagenorsinol, sebagai larutan yang mengindikasikan adanya
ribose. Selain itu, dilakukan juga pemanasan untukmempercepat reaksi. Apabila larutan memiliki gula ribose,maka larutan akan mengalami perubahan dari kuning menjadihijau sebagai hasilnya.
Langkah awal yang dilakukan untuk uji ini ialahlarutan hidrolisat asam nukleat dipipet sebanyak 1 mL dandimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahlarutan orsinol 1 mL. larutan orsinol berfungsi sebagaireagen yang mengindikasikan adanya ribosa dalam larutan.Kemudian dilakukan pemanasan selama 5 menit pada suhu 40o
C untuk mempercepat reaksi.
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah sebelumpenambahan reagen orsinol larutan pada kepala besar dankecil berwarna kuning kecoklatan, ekor besar berwarnamerah muda dan ekor kecil berwarna kuning, setelahpenambahan reagen orsinol larutan berubah warna menjadikuning dan ketika pemanasan pada suhu 40o C, terjadiperubahan warna menjadi kehijauan pada ekor besar danekor kecil sedangkan pada kepala besar dan kepala keciltidak mengalami perubahan artinya larutan tetap berwarnakuning. Hal ini menunjukkan bahwa kecambah ekor besarbesar dan ekor kecil memiliki ribosa. Namun, kecambahkepala besar dan kecil tidak memiliki ribosa karena tidakterbentuk larutan berwarna hijau sebagai hasil akhirnya.Tidak mungkin dalam suatu asam nukleat memiliki ribosadan deoksiribosa sekaligus. Karena, deoksiribosamerupakan tanda bahwa larutan atau sampel tersebutmerupakan DNA. Sedangkan ribose merupakan tanda bahwasampel tersebut merupakan RNA.namun, pada kecambah ekorbesar dan kecil, mereka memiliki baik ribosa maupundeoksiribosa. Hal ini dikarenakan adanya kerusakan padaDNA akibat proses pengadukan yang terlalu kencang padaproses isolasi asam nukleat serta proses inkubasi yangkurang optimum. Sehingga berdampak pada struktur asamnukleat. Namun yang paling parah menerima dampaknya ialah
kecambah ekor besar dan ekor kecil. Sehingga susunannyatidaklah teratur. Hal tersebutlah yang menyebabkankecambah ekor besar dan ekor kecil tersebut dapatbereaksi baik dengan orsinol (reagen uji ribosa) maupundengan dische (reagen uji deoksiribosa). Sehingga, merekamenyatakn positif terhadap uji keduanya.
4.5. Uji basa-basa purin
Prinip percobaan uji basa – basa purin adalahmenguji keberadaan basa purin pada kecambah atau sampel.Dimana, larutan hidrolisat asam nukleat ditambahkandengan ammonium dan AgNO3. Apabila sampel positif terhadapuji ini maka akan terbentuk endapan berwarna putih.
Langkah awal yang dilakukan ialah sebanyak 0,5 mLlarutan hidrolisat asam nukleat dimasukkan ke dalamtabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan ammonium 10tetes agar larutan bersuasana basa. Selanjutnyaditambahkan 10 tetes AgNO3 untuk membentuk endapan putih.Namun karena 10 tetes masih kurang, maka ditambahkan AgNO3
berlebih agar terbentuk endapan putih yang menandakanadanya basa purin dalam sampel.
Hasil yang didapat dari uji basa – basa purin adalahsebelum penambahan ammonium larutan pada kepala besa,kepala kecil dan ekor kecil berwarna orange bening, ekorbesar berwarna merah muda, namun ketika penambahanpenambahan ammonium 10 tetes larutan pada masing-masingsampel berwarna bening kekuningan. Pada penmabahan Ag NO3
larutan berubah warna menjadi bening dan tidak adaendapan putih yangg sedikit larut, hal ini menunjukanbahwa baik kecambah ekor besar dan kecil maupun kepalabesar dan kecil negatif terhadap uji basa purin. Atautidak mengandung senyawa basa burin dalam susunan asamnukleatnya. Hal ini dikarenakan keadaan awal asam nukleathasil isolasi sudah rusak. Sehingga, mempengaruhi uji-uji
yang lainnya. tidak memungkinkan suatu asam nukleat tidakmemiliki basa purin di dalamnya. Hasil uji yang negatifterhadap uji ini menunjukkan bahwa asam nukleat yangdigunakan sebagai sampel dalam keadaan rusak, yangmemungkinkan, basa purinnya hancur.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini ialah bahwa ujiidentifikasi senyawa penyusun asam nukleat dapat dimulaidengan menghidrolisis asam nukleat terlebih dahulu untukmemperudah identifikasi senyawa penyusunnya. Selanjutnyadapat dilakukan uji-uji senyawa penyusunnya seperti uji
ribosa, uji deoksiribosa, uji basa purin, dan uji fosfat.Hasil dari uji ini ialah untuk uji fosfat semuamenunjukkan hasil positif terkecuali kecambah ekor besar.Untuk uji deoksiribosa, semua sampel menunjukkan hasilpositif. Uji ribose, yang menunjukkan hasil uji positifialah kecambah ekor besar dan kecil. Sedangkan untuk basapurin, tidak ada sampel yang menunjukkan hasil positif.Hal ini menandakan bahwa sususan asam nukleat sudah rusaksaat proses isolasi. Karena, hasil identifikasinya tidakmemberikan hasil yang sesuai.
5.2. Saran
Untuk praktikum identifikasi DNA, jangan sampai salahmemilih bahan dan praktikan harus menguasai job desknyamasing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Ariebowo, Moekti. 2007. Biologi. Jakarta : Visindo Media Perkasa.
Campbell, Neil A et all. 2009. Biology Consepts and Connection. SanFransico : Pearson Benjamin Cummings.
James, Joyce. 2008. Principles of Sciece for Nurses. England : BlackwellPublishing.
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas IndonesiaPRESS,Jakarta.
Sciencelab1, 2012, MSDS Acetic Acid Glacial,http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 06 november2014.
Sciencelab2, 2012, MSDS Ammonia, http://www.sciencelab.com,diakses tanggal 06 november 2014.
Sciencelab3, 2012, MSDS Ammonium Molibdate,http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 06 november2014.
Sciencelab4, 2012, MSDS Diphenylamine, http://www.sciencelab.com,diakses tanggal 06 november 2014.
Sciencelab5, 2012, MSDS Nitric Acid, http://www.sciencelab.com,diakses tanggal 06 november 2014.
Sciencelab, 2012, MSDS Orcinol, http://www.sciencelab.com,diakses tanggal 06 november 2014.
Sciencelab6, 2012, MSDS Potassium Phospate,http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 06 november2014.