Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN KE I
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Disusun Oleh:
Nama dan NPM : Ambar Puspita
Madyaningratri
10060313055
: Irma Astri Pebriliani 10060313056: Tri Marleni 10060313057: Ramli Maulana Latief 10060313058
Shift : CKelompok : 1Nama Asisten : Lisnawati, S.Farm.Tgl. Praktikum : Selasa, 24 Februari 2015Tgl. pengumpulan
Laporan
: Selasa, 03 Maret 2015
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B
PROGRAM STUDI FARMASI
Page 2
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
I. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar
mahasiswa dapat memahami metode identifikasi
karbohidrat dan dapat mengidentifikasi karbohidrat
golongan apa saja yang dapat ditentukan oleh
berbagai uji pada praktikum ini.
II. Teori Dasar
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau
keton aatu senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa
ini bila dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari
kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini
mempunyai rumus empiris, yang menunjukkan bahwa
senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan
memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan
terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh,
rumus D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat
ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6. Walaupun banyak
karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris
(CH2O)n, yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini
Page 3
dan beberapa yang lain lagi juga mengandung
nitrogen, fosfor, atau sulfur. (Lehninger, 1982)
Berdasarkan strukturnya karbohidrat digolongkan
menjadi monosakarida,oligosakarida, atau
polisakarida. Ketiga golongan karbohidrat ini
berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis.
Monosakarida (kadang disebut gula sederhana) ialah
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida
mengandung banyak unit monosakarida, ratusan bahkan
ribuan. Oligosakarida mengandung sekurang-kurangnya
dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit
monosakarida yang bertautan (Hart Harold et al, 2003)
Karbohidrat yang ada di dalam suatu sampel
dapat dideteksi dengan berbagai uji diantaranya uji
Molisch, uji Bennedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff,
uji pati-iodium, uji osazon, uji moore, uji
fermentasi, dan lain-lain. Namun pada praktikum ini
hanya dilakukan 5 uji, yaitu uji Molisch, uji
Bennedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji pati-
iodium.
Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip
hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida. Uji ini
bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Uji ini
Page 4
ditandai dengan warna ungu kemerah-merahan untuk
reaksi positif, sedangkan warna hijau untuk negatif.
(Sumardjo, 2006)
Dengan reaksi sebagai berikut:
H │ CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O ║
H2─ ─C—H + │ │ OH OH5-hidroksimetil furfural α-naftol
Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut: O ║
║ __SO3HH2C ─────C───── ─OH
(Cincin ungu senyawa kompleks)
Page 5
Uji Benedict berdasarkan pada gula yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna
merah bata. Uji Barfoed memiliki prinsip berupa
mekanisme Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida dari pada disakarida (biru) dan
menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah
bata. (Sumardjo 2006)
Dengan reaksi sebagai berikut:
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata
Uji Seliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan untuk
membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan
dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula
tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton,
ia adalah ketosa. Sebaliknya jika mengandung gugus
aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada
fakta bahwa ketika dipanaskan ketosa lebih cepat
terdehidrasi dari pada aldosa.
Page 6
Dengan reaksi sebagai berikut:
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol
dan asam klorida pekat:
Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan
oligosakarida menjadi gula sederhana.
Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi
dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna
merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan
menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula
yang memberikan uji positif. Sukrosa
menghasilkan uji positif karena ia adalah
disakarida yang terdiri dari fruktosa dan
glukosa. (Anonim, 2013)
Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan
iodium pada
Page 7
suatu polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kom
pleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati
dengan iodium mengahasilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan
iodium membantuk warna merah coklat. (Sumardjo,
2006)
Dengan reaksi sebagai berikut:
III. Alat Dan Bahan
Alat Bahan
Page 8
Tabung reaksi
Penangas air
Batang pengaduk
Pipet tetes
Gelas ukur
Penjepit tabung
Rak tabung
Α-Naftanol
95% Etil alkohol
Sukrosa
Glukosa
Arabinosa
Maltosa
Natrium Sitrat
Na2CO3 anhidrat
Air
Tembaga Sulfat
Galaktosa
Fruktosa
Kristal Tembaga Asetat
Laktosa
Resorsinol
HCl encer
Toluen
KI
NaOH
Pereaksi Molisch
Asam Sulfat Pekat
Larutan amilum 1%
Selulosa (Kapas)
Reagen Benedict
Page 9
Reagen Barfoed
Pereaksi Seliwanoff
Page 10
IV. Prosedur Kerja
1. Uji Molisch
2. Uji Benedict
Digunakan 6 macam karbohidrat
yaitu: glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, amilum dan selulosa. 1
ml larutan karbohidrat
dimasukan kedalam 6 tabung reaksi yang berbeda
Masing-masing tabung
ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch,
lalu dikocok perlahan
Masing-masing tabung
ditambahkan 1 ml asam
sulfat pekat
melalui dinding tabung reaksi
yang dalam keadaan miringKemudian diamati reaksi yang
terjadi
Digunakan 2 macam
karbohidrat yaitu
galaktosa dan fruktosa. 3
tetes masing-masing larutan
karbohidrat dimasukan dalam 2
tabung reaksi yang berisi 2
ml reagen Benedict
Kemudian disimpan dalam
penangas air selama 3
menit, lalu didinginkan
Setelah dingin lalu
diamati perubahan warna dan endapan
Page 11
3. Uji Barfoed
4. Uji Seliwanoff
Digunakan 3 macam
karbohidrat yaitu fruktosa,
glukosa dan laktosa. . 1ml masing-masing
larutan karbohidrat
dimasukan dalam 3 tabung reaksi yang berisi 1
ml reagen Barfoed
Lalu disimpan dalam penangas air selama 1 menit atau lebih
Kemudian dibiarkan hingga dingin
pada air mengalir selama 2 menit
Lalu diamati perubahan yang terjadi
Ditambahkan 3 tetes
fruktosa kedalam 3 ml
pereaksi Seliwanoff
Disimpan dalam
penangas air selama 1 menit
Diamati perubahan
yang terjadi
Page 12
5. Uji Pati-Iodium
Dimasukan 3 ml larutan pati 1%
kedalam 3 tabung reaksi
Kedalam tabung reakdi
pertama ditambahkan 2
tetes air
Kedalam tabung reaksi
kedua ditambahkan 2
tetes HCl pekat
Kedalam tabung reaksi
ketiga ditambahkan 2 tetes NAOH
2,5 N
Kemudian kedalam
setiap tabung ditambahkan 1 tetes larutan iodium 0,01 M
Tabung dipanaskan, kemudian diamati
perubahan yang terjadi
Page 13
V. Data Pengamatan dan Perhitungan
a. Uji Molisch
Pada awal pengamatan: Glukosa, Amilum, Maltosa,
Sukrosa, Arabinosa, Selulosa
berbentuk larutan tak berwarna,
sedangkan pereaksi molisch
berbentuk larutan orange tua.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Molisch
Karbohid
rat
Pereaksi Hasil Pengamatan
Setelah
Ditambahkan
Pereaksi H2SO4
Reaksi
Positif
Glukosa Reagen
Molisch
Ungu muda +
Maltosa Reagen
Molisch
Ungu hampir pekat +
Sukrosa Reagen Ungu +
Page 14
MolischArabinos
a
Reagen
Molisch
Ungu agak pekat +
Amilum Reagen
Molisch
Ungu pekat +
Selulosa Reagen
Molisch
Ungu sangat pekat +
Keterangan : (+) menghasilkan lapisan cincin
berwarna ungu
Gambar sebelum ditambahkan pereaksi H2SO4
Glukosa Maltosa Sukrosa Arabinos
a
Amilum Selulosa
Gambar sesudah ditambahkan pereaksi H2SO4
Page 15
Glukosa Maltosa Sukrosa Arabino
sa
Amilum Selulosa
b. Uji Benedict
Tabel Hasil Pengamatan Uji Benedict
Page 16
Karbohid
rat
Perea
ksi
Perubahan Warna Saat
Dipanaskan
Setelah
Dingin
Menghasil
kan
Endapan
Reak
si
Posi
tif
Galaktos
a
Reage
n
Bened
ict
biru→hijau→biru
kecoklatan
Merah
bata
+
Fruktosa Reage
n
Bened
ict
biru→kuning→orange→me
rah bata
Merah
bata
+
Keterangan : (+) menghasilkan endapan berwarna merah
Gambar Sebelum dipanaskan
Galaktosa Fruktosa
Page 17
Gambar sesudah dipanaskan
Galaktosa Fruktosa
c. Uji Barfoed
Pada awal pengamatan : Fruktosa, Laktosa dan
glukosa berbentuk larutan tak berwarna,
sedangkan pereaksi barfoed berbentuk larutan
biru tua.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Barfoed
Karbohid
rat
Perea
ksi
Perubahan
Warna Saat
di
Campurkan
Perubahan
Warna
Saat
Dipanaska
n
Setelah
Didingin
kan
Reak
si
Posi
tif
Page 18
Fruktosa Reage
n
Barfo
ed
Biru muda Biru
muda→biru
tua
ada
endapan
berwarna
merah
+
Laktosa
Glukosa
Reage
n
Barfo
ed
Reage
n
Barfo
ed
Biru muda
Biru muda
Biru
muda→biru
muda
Biru
muda→biru
muda
Ada
endapan
berwarna
merah
Ada
endapan
berwarna
merah
+
+
Keterangan : (+) menghasilkan endapan berwarna merah
(-) tidak menghasilkan endapan berwarna
merah
Gambar saat sebelum dipanaskan
Fruktosa Laktosa Glukosa
Page 19
Gambar sesudah dipanaskan
Fruktosa Laktosa Glukosa
Page 21
d. Uji Seliwanoff :
Tabel Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff
Karbohid
rat
Pereaks
i
Perubahan
Warna Saat di
Campurkan
Perubahan
Warna Saat
Dipanaskan
Reaks
i
Posit
ifFruktosa Reagen
Seliwan
off
Bening agak
kekuningan
bening agak
kekuningan
→merah
tipis→orange→m
erah bata
+
Keterangan : (+) Berubah warna menjadi warna merah
Gambar Uji Seliwanoff
Larutan ebelum dipanaskan Larutan sesudah dipanaskan
Page 22
e. Uji Pati - Iodium
Pada awal pengamatan : Iodium berwarna kuning
keorangean, sedangkan HCl pekat, NaOH 2,5 N,
Aquadest, dan Pati tidak berwarna.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Pati - Iodium
Karbohid
rat
Perea
ksi
Perubah
an
Warna
Ditambah
kan
Iodium
Perubahan
Warna Saat
Dipanaskan
Reak
si
Posi
Page 23
Saat di
Campurk
an
tif
Pati Air Tidak
ada
reaksi
Timbul
warna
biru
diantara
pati
bening -
Pati NaOH
2,5N
Tidak
ada
reaksi
Timbul
warna
biru
diantara
pati
bening -
Pati HCl
pekat
Tidak
ada
reaksi
Timbul
warna
biru
diantara
pati
bening -
Page 24
Gambar sebelum dipanaskan
Air NaOH 2,5 N HCl Pekat
Gambar sesudah dipanaskan
Air NaOH 2,5 N HCl Pekat
Page 25
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dalukakan identifikasi
karbohidrat dengan berbagai macam uji. Pengujian
pertama adalah uji Molisch, setelahnya adalah uji
Benedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, dan yang
terakhir adalah uji pati-iodium.
o Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji yang didasarkan pada
prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis
pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam
pekat menjadi furfural, sementara golongan
heksosa menjadi hidroksi-metilfurfural
menggunakan asam organik pekat. Pereaksi
Molisch yang terdiri dari α-naftol dalam
alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu
(Sumardjo, 2006)
Page 26
Pertama-tama yang dilakukan adalah menyiapkan
semua tabung untuk diisi dengan berbagai macam
larutan, yaitu larutan glukosa 0,1 M, sukrosa,
maltose, arabinosa, amilum 1%, dan selulosa
(kapas) yang disuspensikan dalam air, semuanya
komponen ini diambil 1 mL saja. Setelah itu
ditetesi oleh pereaksi Molisch sebanyak 3
tetes, dimana tabung yang berisi glukosa,
sukrosa dan maltosa menghasilkan warna yang
sama yaitu bening keruh, sedangkan tabung yang
berisi arabinosa menghasilkan warna kuning
keruh, tabung yang berisi amilum 1% berwarna
putih keruh dan tabung yang berisi selulosa
berwarna bening + kapas. Selanjutnya pada
masing-masing tabung ditetesi larutan H2SO4.
Semua tabung yang ditetesi menghasilkan warna
ungu serta terdapat cincin kemerahan pada batas
diantara pereaksi dengan larutan uji. Cincin
kemerahan itu terbentuk dari reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik
pekat). Di sini H2SO4 berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian
bereaksi dengan reagen Molisch, α-naphtol
Page 27
membentuk cincin yang berwarna ungu kemerah-
merahan. (Rahayu Anny et al, 2005). Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa semua larutan uji
mengandung kerbohidrat karena menghasilkan
warna ungu seperti teori yang disampaikan oleh
Sumardjo (2006).
o Uji Benedict
Pada Uji Benedict ini dilakukan pada larutan
galaktosa dan fruktosa 0,1 M. Larutan Benedict
yang berwarna biru sebanyak 2 mL dicampurkan
dengan 3 tetes larutan galaktosa pada tabung
reaksi yang pertama dan pada tabung reaksi yang
satunya lagi diisi dengan perekasi Benedict dan
fruktosa dengan volume yang sama seperti pada
tabung reaksi pertama. Setelah itu kedua tabung
dipanaskan di penangas air selama 3 menit yang
bertujuan untuk melepaskan O2 sehingga pada
kedua larutan tersebut terbentuk tembaga oksida
(Cu2O) yang berupa endapan berwarna merah
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
Winarno (1984)
o Uji Barfoed
Page 28
Uji ini memiliki prinsip yang sama seperti uji
Benedict, yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh
karbohidrat yang memiliki gugus aldehida dan
keton bebas. Pada uji ini larutan yang akan
diuji yaitu laktosa, glukosa, dan fruktosa.
Disediakan 3 tabung reaksi, pada masing-masing
tabung tersebut dimasukkan reagen Barfoed
sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan larutan
laktosa pada tabung 1, glukosa pada tabung 2,
dan fruktosa pada tabung 3, semua larutan ini
dimasukkan sebanyak 1 mL. Lalu ketiga tabung
tersebut disimpan di dalam penangas air hingga
ketiga larutan tersebut berubah warna. Setelah
beberapa lama terbentuk endapan berwarna merah
pada ketiga larutan tersebut. Warna merah
membuktikan bahwa adanya karbohidrat yang
terkandung di dalam ketiga larutan tersebut
seperti teori yang dikemukakan Winarno (1984)
o Uji Seliwanoff
Uji ini didasarkan atas
dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksi metilfurfural dengan penambahan
resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
Page 29
senyawwa kompleks berwarna merah jingga.
(Sumardjo, 2006)
Pada uji ini dilakukan terhadap larutan
fruktosa. Pereaksi Seliwanoff yang berwarna
kuning dimasukkan ke dalam tabung terlebih
dahulu sebanyak 3 mL. lalu dimasukkan 3 tetes
larutan fruktosa, kemudian disimpan di dalam
penangas air hingga warnanya berubah. Hasil
yang didapatkan praktikan yaitu terdapat
endapan berwarna merah, di mana warna ini
menunjukkan reaksi positif adanya karbohidrat
di dalam larutan tersebut (Winarno, 1984)
o Uji pati-iodium
Pembentukan senyawa kompleks pati-iodium
menjadi dasar dari prinsip uji ini, seperti
teori yang disampaikan oleh Sumardjo (2006).
Pada uji kali ini disediakan 3 tabung reaksi,
ke dalam tiga tabung tersebut dimasukkan
masing-masing 3 mL larutan amilum 1%. Pada
tabung 1 ditambahkan 2 tetes air, tabung 2
ditambahkan 2 tetes HCl pekat, dan pada tabung
3 ditambahkan 2 tetes NaOH 2,5 N. Setelah itu
pada masing-masing tabung diteteskan larutan
Page 30
iodium 0.01 M. Tabung 1 keruh, tabung 2 bening,
dan tabung 3 keruh. Seharusnya pada tabung 2
terbentuk warna biru karena terjadi reaksi
antara pati-iodium seperti teori Sumardjo
(2006). Kemungkinan tidak timbulnya warna biru
karena amilum terhidrolisis, sehingga yang
terbentuk bukan senyawa kompleks adsopsi pati-
iodium melainkan senyawa lain yang terbentuk
dengan hasil hidrolisis amilum tersebut.
VII. Kesimpulan
1. Dalam uji Molisch terhadap sampel
glukosa,sukrosa, amilum, arabinosa, selulosa,
maltosa terjadi reaksi positif warna ungu.
2. Dalam uji Benedict, fruktosa dan galaktosa
menunjukkan reaksi positif tetapi fruktosa
menghasilkan endapan merah sedangkan galaktosa
menghasilkan endapan merah bata .
3. Dalam uji Barfoed, fruktosa, glukosa , dan
laktosa menghasilkan reaksi positif menghasilkan
endapan merah.
4. Dalam uji seliwanoff fruktosa menghasilkan reaksi
positif warna merah.
Page 31
5. Dalam uji pati-iodium tidak memberikan hasil yang
piositif karena warna larutan tidak berubah warna
menjadi biru.
DAFTAR PUSTAKA
Hart Harold et al .2003.Kimia Organik .Penerjemah: Suminar
Setiati Achmadi.Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari:
Organic Chemistry
Page 32
Lehninger, Albert L..1984.Dasar-dasar Biokimia Jilid
1.Penerjemah: Maggy Thenawijaya.Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Principles of Biochemistry
Rahayu Anny et al . 2005. “Analisis Karbohidrat, Protein,
dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung
(Leucaena leucocephala) terfermentasi Asepergillus oryzae”.
Bioteknologi. 2 (1): 14-20
Sumardjo.2006.Pengantar Kimia.Jakarta: EGC.
Winarno F.G..1984.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta (ID):
Gramedia
Anonim.2013.Uji
Seliwanoff.id.m.wikipedia.org/wiki/Uji_Seliwanoff
Diakses pada 28 Februari 2015
Pukul 5:19