Top Banner
LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Bengkel Listrik Semester V Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Oleh Khaidir Imam Hanafi Berlian Roza Delvi Mardiati M. Fatriansyah Randi Wahyudi Program Studi Teknik Listrik D3 Jurusan Teknik Elektro POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG i
43

Laporan Praktek Bengkel Listrik

Apr 10, 2016

Download

Documents

FaisalBe

laporan bengkel Listrik Semester V
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktek Bengkel Listrik

LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Bengkel Listrik Semester V Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Oleh

Khaidir Imam Hanafi

Berlian Roza

Delvi Mardiati

M. Fatriansyah

Randi Wahyudi

Program Studi Teknik Listrik D3Jurusan Teknik Elektro

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2015

i

Page 2: Laporan Praktek Bengkel Listrik

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan hasil praktek bengkel listrik.

Praktek Bengkel ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib

ditempuh di Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan Praktek Bengkel ini

disusun sebagai pelengkap praktek yang telah dilaksanakan lebih kurang

3 minggu di Bengkel Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya.

Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk

itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan

ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya

pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang¸ 17 Oktober 2015

Penulis

ii

Page 3: Laporan Praktek Bengkel Listrik

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

2. Tujuan 2

BAB II TEORI DASAR 3

1. Kabel / Penghantar 3

2. Panel Hubung Bagi (PHB) 3

3. Kontaktor 4

4. Miniatur Circuit Breaker (MCB) 6

5. Thermal Overload Relay (TOR) 7

6. Time Delay 8

7. Relay 9

8. Impuls10

9. Saklar Pilih (Selector Switch) 11

10. Saklar Aliran 11

11. Saklar Tekan12

12. Saklar Pelampung 12

13. Lampu Indikator 12

14. Terminal Line Up 13

15. Saluran Kabel (Wire Duck) 13

16. Pengaplikasian Kontrol Industri Konvensional 14

BAB III LANGKAH KERJA 15

1. Langkah Kerja 15

2. Daftar Alat dan Bahan 17

BAB IV PEMBAHASAN 18

1. Prinsip Kerja 18

BAB V PENUTUP 26

iii

Page 4: Laporan Praktek Bengkel Listrik

1. Kesimpulan 26

2. Saran 26

DAFTAR PUSTAKA27

LAMPIRAN 23

iv

Page 5: Laporan Praktek Bengkel Listrik

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kabel 3

Gambar 2.2 Simbol Panel Hubung Bagi 4

Gambar 2.3 Kontaktor 5

Gambar 2.4 Simbol Kontaktor 6

Gambar 2.5 Miniatur Circuit Breaker (MCB) 7

Gambar 2.6 Thermal Overload Relay (TOR) 7

Gambar 2.7 Thermal Overload Relay (TOR) 8

Gambar 2.8 Time Delay 9

Gambar 2.9 Relay 9

Gambar 2.10 Simbol Pengawatan Relay 10

Gambar 2.11 Simbol Impuls 10

Gambar 2.12 Selector Switch 11

Gambar 2.13 Simbol Saklar Pilih 11

Gambar 2.14 Saklar Aliran 11

Gambar 2.15 Simbol Saklar Tekan 12

Gambar 2.16 Lampu indikator 12

Gambar 2.17 Simbol lampu indikator 13

Gambar 4.1. Rangkaian kontrol tanur pada festo 18

Gambar 4.2. Rangkaian kontrol saat S8 beroperasi 19

Gambar 4.3. Rangkaian kontrol saat S11 beroperasi 20

Gambar 4.4. Rangkaian kontrol setelah pengoperasian S11 20

Gambar 4.5. Rangkaian kontrol saat S13AE beroperasi 21

v

Page 6: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Gambar 4.6. Rangkaian kontrol saat LS1 dan LS2 beroperasi 22

Gambar 4.7 Rangkaian kontrol saat S19AE1 beroperasi 23

Gambar 4.8 Rangkaian kontrol saat S19AE2 beroperasi 23

Gambar 4.9 Rangkaian kontrol saat LS3 beroperasi 24

Gambar 4.9 Rangkaian kontrol saat Y29 off 25

vi

Page 7: Laporan Praktek Bengkel Listrik

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan yang semakin maju, listrik menjadi

penunjang yang utama bagi kehidupan masa kini. Listrik

memegang peranan penting dalam kemajuan kehidupan, terutama

dalam dunia industri. Oleh karena itu untuk meningkatkan potensi

kerja, keterampilan serta daya kreatifitas mahasiswa sehingga

tercipta tenaga ahli yang professional di bidang kelistrikkan maka

dilaksanakan praktek bengkel ini. Mengingat pentingnya persiapan

bekal dalam meningkatkan daya kreatifitas di dunia kerja/industri.

Sebagai mana yang diketahui, bahwa setelah melakukan

pembelajaran di kelas, mahasiswa harus diarahkan pada sebuah

praktek yang merupakan penerapan dari teori yang didapatkan

selama proses perkuliahan yang mengacu pada mata kuliah di

bidang kelistrikkan. Pada bengkel semester 5 ini, mahasiswa

diberikan praktek yang bertujuan untuk mengenalkan kepada

mahasiswa tentang kontrol industry konvensional. Sehingga

mahasiswa dapat menguasai system kontrol maupun instalasi daya

pada beberapa aplikasi seperti tanur. Selain itu, mahasiswa dapat

pula menguasai pembacaan diagram kontrol, sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan mahasiswa.

Pentingnya praktek ini terutama pada Jurusan Teknik

Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya dan khususnya pada bidang

Kelistrikan. Yaitu agar setiap mahasiswa diharapkan mampu

menyelesaikan semua Job yang diberikan dengan baik dan benar

serta tepat waktu. Disamping itu dengan kegiatan bengkel ini juga

diharapkan akan menambah keahlian dan keterampilan

mahasiswa. Serta untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang

professional pada bidang kelistrikkan.

1

Page 8: Laporan Praktek Bengkel Listrik

2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktik Kontrol Industri Konvensional,

agar mahasiswa dapat:

1. Memahami prinsip kerja dari rangkaian-rangkaian kontrol industri

konvensional

2. Melakukan praktik bengkel Kontrol Industri Konvensional sesuai

dengan teori yang didapatkan di bangku perkuliahan

3. Mengerjakan rangkaian sesuai dengan diagram kerja dan diagram

pengawatan

2

Page 9: Laporan Praktek Bengkel Listrik

BAB II

TEORI DASAR

1. Kabel/Penghantar

(Gambar 2.1 Kabel)

Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik,

penghantar yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium.Suatu

kawat penghantar yang berisolasi disebut kabel. Isolasi tersebut

disesuaikan dengan ukuran dan kegunaannya, yang terpenting dari suatu

isolasi kawat penghantar itu adalah penandaan pada isolasi kawat

penghantar tersebut yang nantinya akan mempermudah dalam

pemakaian kabel untuk instalasi.

2. Panel Hubung Bagi (PHB)

Panel adalah tempat beberapa komponen listrik atau alat kontrol

yang dapat mendistribusikan tenaga listrik. Adapun beberapa fungsi dari

panel, yaitu :

1. Sebagai penghubung,

2. sebagai pemutus,

3. sebagai pembagi,

4. sebagai pengaman, dan

5. sebagai Pengontrol.

Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel, yaitu :

1. Mudah dilayani dan aman,

3

Page 10: Laporan Praktek Bengkel Listrik

2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai,

3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas, dan

4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab.

Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar

dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.

(Gambar 2.2 Simbol Panel Hubung Bagi)

5. Kontaktor

Kontaktor adalah merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi

sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, pergerakan kotak

kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnetik. Kompenen-

komponen dari sebuah kontaktor antara lain :

1. Kumparan magnet.

2. Kotak kontak bantu NO (Normaly Open)

3. Kotak kontak bantu NC (Normaly Close)

(Gambar 2.3Kontaktor)

4

Page 11: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Pada kontaktor apabila tegangan yang melewatinya terlalu besar

maka kumparan akan panas yang akan mengakibatkan berkurangnya

umur dari kontaktor tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tegangan

yang melewatinya terlalu rendah maka tegangan pada kotak kontaknya

akan berkurang sehingga dapat menimbulkan bunga api.

Pada penggunaannya kontaktor sering kita kombinasikan dengan

saklar tekan (push button) yang dimaksudkan sebagai saklar

pengoperasian dari kontaktor.

Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally

Open( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu

kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja,

NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam

keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja

kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi

tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya

sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan

secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling

bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan

rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat

pada gambar berikut :

(Gambar 2.4 Simbol Kontaktor)

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh

magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a

dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan

menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang

berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang

5

Page 12: Laporan Praktek Bengkel Listrik

harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun

tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet

tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga

kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi

lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan

umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan

alat pemakai tertentu.

4. Miniatur Circuit Breaker (MCB)

Miniature Circuit Breaker atau lebih umum disingkat MCB

merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai

pengaman terhadap daya lebih. Dengan memasang MCB

gangguan karena hubung singkat, beban lebih pada rangkaian

akan dapat dicegah. Secara umum fungsi MCB antara lain :

1. Membatasi Penggunaan daya Listrik.

2. Mematikan listrik secara otomatis  apabila terjadi hubungan singkat

(Korslet).

3. Mengamankan Instalasi Listrik baik penerangan maupun instalasi

tenaga.

4. Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian,

sehingga lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi

listrik.

(Gambar 2.5Miniatur Circuit Breaker (MCB))

6

Page 13: Laporan Praktek Bengkel Listrik

5. Thermal Overload Relay (TOR)

(Gambar 2.6 Thermal Overload Relay (TOR))

Thermal Overload Relay (TOR) digunakan untuk

mengamankan motor listrik terhadap beban lebih. Relay ini bekerja

berdasarkan efek thermal dari arus listrik. Jika arus yang mengalir

dalam TOR ini melebihi nilai setelannya akan terjadi pemutusan

yang waktunya tergantung kepada arus. Makin besar arus ini,

makin singkat waktu pemutusannya. Pemutusan diperlambat

secara thermis, misalnya dengan menggunakan elemen dwilogam.

Elemen-elemen dwilogam tersebut dipasang di dalam TOR. Kalau

arus melalui TOR ini terlalu besar, elemen-elemen tersebut akan

menjadi bengkok sehingga saklarnya akan membuka.

Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang

dirakit dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah

kontaktor sebelum ke motor listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah

kontak utama dan kontak bantu yang terdiri dari NO dan NC.

Beberapa faktor yang menjadi dasar mengapa

menggunakan TOR dalam perlindungan beban lebih motor yakni :

1. Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara

mendadak,

2. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor,

3. Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa.

4. Terjadi hubung singkat.

7

Page 14: Laporan Praktek Bengkel Listrik

(Gambar 2.7 Thermal Overload Relay (TOR))

6. Time Delay

Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan

magnetisasi yang akan memutuskan rangkaian beban secara

otomatis, dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Pada

penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda

pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat

dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu : timer on delay yang

berfungsi menunggu untuk on, selama batas waktu yang telah di

tentukan atau di atur, dan timer off delay yang berfungsi menunggu

untuk off selasa batas waktu yang ditentukan atau diatur

sebelumnya.

(Gambar 2.8 Time Delay)

7. Relay

8

Page 15: Laporan Praktek Bengkel Listrik

(Gambar 2.9 Relay)

Relay merupakan sebuah saklar elektrik yang dapat mengubah kontak-kontak dari NO (Normally Open) menjadi NC (Normally close) sewaktu mendapat supply aliran listrik. Untuk mengendalikan suatu sistem dengan beban keadaan AC/DC.

Prinsip kerja dari relay adalah berdasarkan gejala elektromagnetik di mana terdiri dari lilitan kawat/kumparan, coil, yang dililitkan pada sebuah inti dari besi baja yang bersifat lunak. Apabila pada kumparan tersebut kita alirkan arus maka inti baja tersebut akan menarik jangkar dan relay dinamis

(Gambar 2.10 Simbol Pengawatan Relay)

Adapun jenis relay ada dua, yaitu :

1. Relay yang bekerja dengan arus searah (DC)

2. Relay yang bekerja dengan arus bolak-balik (AC)

9

Page 16: Laporan Praktek Bengkel Listrik

3. Impuls

Impuls adalah suatu jenis saklar yang bekerja berdasarkan

elektromagnetik, di mana posisi saklarnya akan berubah pada

settingimpuls. Saklar impuls mempunyai dua posisi yaitu kontak on

pada impuls pertama dan kontak off pada impuls kedua. Pada

pengoperasiannya saklar ini harus dikombinasikan dengan saklar

tekan satu atau lebih sesuai dengan kebutuhan.

(Gambar 2.11 Simbol Impuls)

4. Saklar Pilih (Selector Switch)

(Gambar 2.12 Selector Switch)

Saklar ini lebih dikenal dengan nama selektor yang

merupakan jenis saklar putar. Saklar ini sering digunakan dalam

rangkaian pengaturan, misalnya untuk dua posisi pengaturan

(pengaturan manual dan otomatis).

10

Page 17: Laporan Praktek Bengkel Listrik

(Gambar 2.13 Simbol Saklar Pilih)

5. Saklar Aliran

Saklar aliran cairan mempunyai sensor seperti lidah yang

harusdimasukan kedalam pipa untuk mengukur besar laju aliran

pada pipa. Saklar ini bisa dipasang pada pipa yang horizontal

maupun vertikal, apabila dipasang vertikal cairan harus mengalir

dari bawah ke atas.

(Gambar 2.14 Saklar Aliran)

6. Saklar Tekan

Saklar tekan atau push button umumnya digunakan pada

rangkaian kontrol kontak sebagai pengunci secara elektrik. Saklar

ini beroperasi ketika ditekan saja, jika dilepas maka akan kembali

menjadi seperti semula. Jadi saklar ini memberikan daya yang

sifatnya sementara, apabila dikombinasi dengan saklar impuls

maka pada saat saklar dilepas hubungannnya dengan beban tetap

ada karena saklar tersebut terkunci oleh impuls.

11

Page 18: Laporan Praktek Bengkel Listrik

(Gambar 2.15 Simbol Saklar Tekan)

7. Saklar Pelampung

Penggunaan saklar ini digunakan dalam suatu

penampungan air atau bak untuk mengontrol tinggi rendahnya

suatu permukaan air dalam suatu bak atau penampungan.

8. Lampu Indikator

(Gambar 2.16 Lampu indikator)

Lampu indikator berfungsi sebagai isyarat atau indikator

dalam sebuah panel untuk mengetahui apakah sebuah panel

bekerja dengan baik ataukah terjadi sebuah gangguan. Lampu

indicator dipakai pada instalasi tenaga karena untuk

mengoperasikan suatu control listrik, perlu adanya penandaan

untuk kondisi-kondisi tertentu, misalnya kondisi beban lebih (over

load), kondisi manual maupun kondisi otomatis.

(Gambar 2.17 Simbol lampu indikator)

9. Terminal Line Up

12

Page 19: Laporan Praktek Bengkel Listrik

TerminalLine Up adalah tempat penyambungan kabel dari

satu peralatan ke peralatan-peralatan lainnya.

Terminal line up dimaksudkan untuk mempermudah

pemasangan pengawatan instalasi listrik untuk kontrol serta

mempermudah mencari gangguan yang terjadi dalam suatu

rangkaian. Terminal line up terbuat dari bahan plastik yang

konstruksinya terdiri dari dua buah tempat penyambungan.

10. Saluran Kabel (Wire Duck)

Wire Duct dimaksudkan dalam pemasangannya adalah

untuk menjadi tempat saluran kawat atau kabel serabut agar

hasilnya kelihatan rapi.Penggunaan wiring channel biasanya

ditemukan dalam peralatan kontrol di kotak panel kontrol dengan

menggunakan wiring channel pada setiap panel kontrol sehingga

rangkaian menjadi kelihatan rapi sehingga mudah dalam

pengontrolan pengecekan gangguan.

11. Pengaplikasian Kontrol Tanur

Proses kerja dari rangkaian tanur ini yaitu bekerja secara otomatis

memanaskan material dengan suhu awal sebesar 800 C didalam suatu

tempat tertentu yang nantinya di pertahankan sampai 820 C biasanya

disebut tungku pemanas (KILN) dan selanjutnya berakhir pada suatu

tempat yang disebut kontainer atau silo.

13

Page 20: Laporan Praktek Bengkel Listrik

BAB III

LANGKAH KERJA

Berikut adalah langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam

praktek bengkel “Kontrol Industri Konvensional”, yaitu :

1. Meminjam alat dan bahan pada teknisi bengkel listrik.

2. Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan bahan yang diperlukan untukpraktek.

3. Menentukan tata letak komponen-komponen yang akan digunakan sesuai dengan gambar rangkaian pada jobsheet yang diberikan.

4. Meletakkan komponen-komponen pada panel utama beserta kelengkapannya yang meliputi : Miniatur Circuit Breaker, kontaktor, Relay, line up terminal, implus dan komponen lainnya sesuai dengan jobsheet pada job yang dikerjakan .

5. Memasang semua komponen yang dibutuhkan pada pintu panel seperti : selector switch, push button, dan lampu indikator.

6. Menyambungkan komponen-komponen listrik sesuai dengan diagram kontrol pada jobsheet.

7. Merangkai komponen-komponen sesuai dengan diagram daya pada jobsheet.

8. Setelah semua komponen selesai dirangkai, selanjutnya melakukan pengecekan ulang pada rangkaian yang telah dikerjakan.

9. Menghubungkan instalasi dengan supply atau sumber tegangan kemudian menaikkan MCB pada panel utama, lalu melakukan pengetesan setiap komponen untuk membuktikan kebenaran instalasi yang telah dilakukan.

10. Setelah melakukan pengetesan kebenaran pada instalasi yang telah dikerjakan, dan rangkaian telah terbukti benar, dan bekerja berdasarkan fungsinya masing-masing, maka akan dilakukan pengetesan ulang oleh dosen Pembimbing atau Penanggung Jawab

11. Setelah Penanggung Jawab atau dosen Pembimbing menyatakan semua rangkaian telah benar maka para praktikan harus membongkar hasil pekerjaan yang telah diuji tersebut.

12. Membersihkan lokasi kerja dan memastikan lokasi kerja beserta komponen yang ada di lokasi kerja telah kembali pada keadaan awal.

13. Melakukan langkah-langkah seperti diatas untuk job-job selanjutnya pada praktek kontrol industri konvensional.

14

Page 21: Laporan Praktek Bengkel Listrik

14. Membongkar rangkaian lalu membersihkan lokasi kerja dan mengembalikan semua peralatan dan bahan kepada teknisi bengkel apabila semua job telah dilakukan dan dinyatakan benar oleh pembimbing ataupun Penanggung Jawab Bengkel

15

Page 22: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Daftar Alat dan BahanTabel Daftar Alat

No. Nama Alat Jumlah Satuan

A B C D

1. Tang Kupas 1 Buah

2. Tang Potong 1 Buah

3. Obeng Terminal 2 Buah

4. Obeng Plat (-) 1 Buah

5. Obeng Plus (+) 1 Buah

6. Multimeter 1 Buah

7. Tespen 1 Buah

Tabel Daftar Bahan Tanur

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

A B C D E

1. Panel Kontrol 70 x 40 x 25 1 Buah

2. MCB 3 Phasa 10 A 2 Buah

3. MCB 1 Phasa 6 A 1 Buah

4. Saklar Tunggal - 10 Buah

5. Kontaktor - 14 Buah

6 Timer - 2 Buah

7 Line Up Terminal 4 mm 22 Buah

10. Lampu Indikator - 3 Buah

13. Kabel NYAF 1,5 mm2 25 Meter

16

Page 23: Laporan Praktek Bengkel Listrik

17

Page 24: Laporan Praktek Bengkel Listrik

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Prinsip Kerja

1. Tanur

Pusat tanur memiliki rangkaian yang sederhana sehingga

dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat untuk

membuat rangkaian kontrolnya. Pada rangkaian ini digunakan

kontaktor, timer, saklar tekan, saklar batas (limit switch), thermal

overload dan lampu indikator untuk rangkaian kontrolnya. Pusat

tanur ini biasanya di aplikasikan di pabrik-pabrik dan industri

lainnya sebagai alat pengangkut barang dan sebagainya.

Proses kerja dari rangkaian Tanur ini yaitu bekerja secara otomatis untuk

memanaskan material dengan misalnya suhu awal sebesar 80C di

pertahankan sampai 82C hingga nantinya di dalam suatu tempat tertentu

yang biasanya disebut tungku pemanas (KILN) dan selanjutnya berakhir

pada suatu tempat yang disebut kontainer atau silo.

Gambar 4.1. Rangkaian kontrol tanur pada festo

18

Page 25: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah dengan

mengoperasikan F1 dan F7 yang merupakan pengaman dari

supply untuk rangkaian pusat tanur ini. Untuk pengoperasian

rangkaian ini pertama S8 harus beroperasi seperti gambar dibawah

ini.

Gambar 4.2. Rangkaian kontrol saat S8 beroperasi

Kemudian dengan menekan saklar S11 akan mengoperasikan

K11M yang akan menyebabkan konveyor belt yang berfungsi untuk

mengangkut/membawa material yang akan dipanaskan bergerak.

19

Page 26: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Gambar 4.3. Rangkaian kontrol saat S11 beroperasi

Saat S11 ditekan, koil K11M medapatkan tegangan dan saat S11

dilepas koil K11M tetap mendapatkan tegangan melalui anak kontak NO

K11M yang sudah tertutup sehingga konveyor tetap berfungsi seperti

gambar dibawah ini.

Gambar 4.4. Rangkaian kontrol setelah pengoperasian S11

Setelah material ini bergerak dan melewati suatu sensor (light

barier), maka secara berurutan ketika Light Barrier 1 (S13AE) bekerja

maka Auxialary Relay Light Barrier 1 (K14) akan bekerja, akan

memutuskan sumber tegangan yang terdapat pada K11M, sehingga

lampu conveyor berhenti bekerja dan lampu indikator conveyor mati. Pada

waktu yang bersamaan kontaktor K14 mengaktifkan Auxialary Relay

Contact Holder (K15M), kemudian kontaktor K15M mengaktifkan Valve1

(K17), sedangkan di lain pihak dengan terlewatinya sensor (light-barier)

oleh material tadi maka akan menyebabkan berhentinya konveyor

pembawa material tadi.

20

Page 27: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Gambar 4.5. Rangkaian kontrol saat S13AE beroperasi

Valve 1 yang telah aktif akan mengaktifkan solenoid 1 untuk Valve

1 yang akan menutup pintu (Door 1). Kemudian ketika pintu (Door 1)

menutup dan kemudian menyentuh LS1 yang akan mengaktifkan

solenoid 2 , kemudian mengaktifkan Valve 2 (Y16) untuk menggerakan

pintu kedua dari ruang pemanas (tanur).Apabila pintu kedua tadi telah

bergerak menutup dan kemudian menekan saklar batas LS2 maka saat

Door 2 menyentuh LS2 , maka Aux. Relay Heater (K19) , HeaterMain

Contactor (K21), dan HeaterContactor (K19) aktif dan proses pemanasan

dimulai. Dimana dalam system ini digunakan pengasutan ∆ yang

bertujuan untuk mencapai suhu 800 0C lebih cepat.

21

Page 28: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Gambar 4.6. Rangkaian kontrol saat LS1 dan LS2 beroperasi

Proses pemanasan terjadi dalam dua tahap.

Pemanasan pertama terjadi dalam kondisi delta hingga mencapai

suhu 800C.Suhu tersebut tercapai maka pemanasan selanjutnya

berlangsung dalam kondisi hubungan bintang yang akan

mempertahankan suhunya hingga 820 C. Kontrol pemanasan dalam

ruang tersebut dilakukan dengan menggunakan Thermostat.

Bila suhu tanur telah mencapai 800 0C maka saklar S19AE1

(sensor suhu/thermostat) aktif / terputus, kemudian K23 berhenti

beroperasi dan Aux. Relay (K20), Heater Y Contactor (K24M), dan Heater

Timer (K25T) aktif.

22

Page 29: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Gambar 4.7 Rangkaian kontrol saat S19AE1 beroperasi

Dimana dalam sistem pengasutan Y ini dilakukan untuk tujuan

mencapai suhu 820 0C. Setelah suhu 820 C tercapai dan pemanasan

dalam ruang tersebut dilakukan telah berlangsung kira-kira 1-3 menit,

maka proses pemanasan akan selesai.

Gambar 4.8 Rangkaian kontrol saat S19AE2 beroperasi

23

Page 30: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Dan saklar S19AE2 aktif dan memutus terputus arus pada

rangkaian, kemudian K20 dan K24M berhenti bekerja. Saat timer heater

habis, K27 aktif sedangkan K17 dan K21M berhenti bekerja, kemudian

system pada solenoid 1 dan 2 berhenti beroperasi, kemudian Door 1 dan

Door2 terbuka. Terbukanya pintu ke-2 dari ruang pemanas ini akan

menekan saklar batas LS3 yang akan mengaktikan Y29 dan bekerjanya

valve 3 yaitu bergeraknya sebuah tuas kedalam ruang pemanas yang

bertujuan akan menarik material yang telah dipanaskan tadi keluar.

Gambar 4.9 Rangkaian kontrol saat LS3 beroperasi

Valve 3 akan berhenti beroperasi apabila waktu yang telah

diatur di K28T habis yang menyebabkan valve 3 kembali ke kondisi

semula.

24

Page 31: Laporan Praktek Bengkel Listrik

Gambar 4.9 Rangkaian kontrol saat Y29 off

Material tadi akan dijatuhkan kedalam container / silo yang mana

bagian atas dari silo ini terdapat sensor, sehingga bila material jatuh ke

silo akan memotong/melalui sensor yang akan menyebabkan bergeraknya

kembali konveyor pembawa material yang akan dimasukkan kedalam

ruang pemanas. Begitulah proses tersebut tadi berulang lagi secara

otomatis. Bila dalam sistem ini terjadi kondisi darurat, maka sistem ini

dapat dihentikan tiba-tiba dengan menekan saklar Emergency Stop (S9).

25

Page 32: Laporan Praktek Bengkel Listrik

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek bengkel semester IV Kontrol

Industri Konvensional (Tanur), maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dapat membaca rangkaian kontrol dari empat job yaitu pusat

pompa, pusat tanur, airblast system dan milling. Pembacaan

rangkaian kontrol adalah hal yang penting sebelum merangkai

rangkaian kontrol, karena dengan membaca rangkaian kontrol

dapat diketahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol yang akan

dibuat sehingga dapat memudahkan saat merangkai.

2. Rangkaian tanur dalam dunia industri biasanya difungsikan untuk

memanaskan material dengan suhu awal sebesar 800°C hingga

820°C di dalam sebuah tungku pemanas.

3. Saran

Adapun saran yang ingin praktikan sampaikan setelah

melakukan praktikum bengkel kontrol industri konvensional kali ini

adalah sebagai berikut :

1. Praktikan menyarankan agar alat dan bahan yang kondisinya

kurang baik sebaiknya diganti.

26

Page 33: Laporan Praktek Bengkel Listrik

DAFTAR PUSTAKA

1. Jobsheet Praktikum Bengkel Listrik Semester V.

2. PEDC, Teknik Bengkel”, EDC EL CNS 0011, CN Poly DIII,

Bandung, 1988.

27

Page 34: Laporan Praktek Bengkel Listrik

LAMPIRAN

28

Page 35: Laporan Praktek Bengkel Listrik

(Gambar Panel Kontrol Tanur Tampak Luar)

(Gambar Panel Kontrol Tanur Tampak Dalam)

29