LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DALAM KULIT BUAH MAHKOTA DEWA GRUP C Kelompok IV Mario Helmi S 1243050007 Emmanuel 1243050010 Vemy Alvionita B 1243050016 Yonathan Ardi R 1243050063 Elisnayanti Tahalele 1243050072 Riska arguar Syah 1243050073 Fakultas Farmasi 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN
PRAKTIKUM FITOKIMIA II
ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DALAM
KULIT BUAH MAHKOTA DEWA
GRUP C
Kelompok IV
Mario Helmi S 1243050007
Emmanuel 1243050010
Vemy Alvionita B 1243050016
Yonathan Ardi R 1243050063
Elisnayanti Tahalele 1243050072
Riska arguar Syah 1243050073
Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2014 - 2015
1
BAB I
(PENDAHULUAN)
I.1 LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan bahan alam sejak dahulu kala sebagai warisan nenek moyang. Penggunaan bahan alam untuk pengobatan fitoterapi telah dikenal oleh masyarakat Mesir Kuno dan Cina sejak seribu tahun. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku bangsa tertentu disebut dengan “Indigenous Medicine” dan “Etnobotani”. Bahan alam yang digunakan untuk pengobatan dapat berupa jamu maupun tanamannya. Penggunaan bahan obat dapat untuk beberapa tujuan yaitu preventif, promotif, dan kuratif.
Pada zaman sekarang ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satu disiplin tersendiri. Materia Medika Indonesia berlaku sebagai pedoman untuk simplisia yang akan digunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang akan dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama.
I.2 TUJUAN
I.2.1 Mengidetifikasi golongan senyawa kimia yang terdapat pada kulit buah mahkota dewa.
I.2.2 Mengisolasi senyawa flavonoid pada kulit buah mahkota dewa.
I.2.3 Mengetahui cara ekstraksi simplisia kulit buah mahkota dewa.
I.2.4 Mengetahu pelarut yang cocok untuk mengisolasi senyawa flavonoid pada kulit buah mahkota dewa.
2
BAB II
(TEORI)
II.1 MAHKOTA DEWA
II.1.1 Monografi Mahkota Dewa
Mahkota dewa merupakan tumbuhan yang memiliki umur panjang
(parenial). Sebagaimana diketahui, kata simalakama selalu identik dengan dua
pilihan yang beresiko buruk. Mahkota dewa terkenal beracun, tetapi dibalik itu
mahkota dewa juga dapat menyembuhkan suatu penyakit. Dalam pengobatan,
mahkota dewa dapat menimbulkan reaksi seperti pusing dan mual.
Mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang berasal dari Papua
(Irian Jaya). Secara fisik mahkota dewa terlihat sama dengan tumbuhana
lainnya, namun para ahli tanaman membagi klasifikasi mahkota dewa kedalam
1200 spesies yang terbesar kepada 67 negara di dunia. Berdasarkan
klasifikasinya, mahkota dewa dapat digolongkan sebagai tumbuhan dengan
buah dan biji. Berbentuk selayaknya pohon yang tumbuh keatas, dengan
maksimal ketinggian 1 hingga 2.5 meter.
II.1.2 Klasifikasi Tumbuhan
Tanaman mahkota dewa memiliki diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
3
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl
II.1.3 Nama Lain / Daerah
Mahkota dewa dan simalakama (Indonesia), simalakama (Melayu).
Makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Pulau Jawa), dan boh
anggota dewa.
II.1.4 Morfologi Tanaman
Berdasarkan morfologinya tumbuhan mahkota dewa dapat dibagi
menjadi beberapa bagian seperti, akar, batang, daun, buah, cangkang, dan biji.
Akar
Akar dari tanaman mahkota dewa berupa akar tunggang.
Batang
Batang berkayau, berbentuk slindris, tegak, berwarna coklat, dengan
permukaan kasar, percabangan simpodial arah ke atas.
Daun
Berdaun tunggal, agak menjorok dengan panjang 7-10 cm dan lebar 2-
2.5 cm. Daunnya memiliki warna hijau tua dan tersusun secarafolia
oposita / berhadapan.
Buah
Terdiri dari kulit, daging, cangkang, dan biji. Berbentuk bulat dengan
diameter 3-5 cm, permukaan licin dan beralur. Warna dari buah
mahkota dewa yaitu hijau dan merah setelah masak dengan daging
putih yang berserat dan berair.
Cangkang
4
Merupakan kulit yang berguna sebagai obat, namun harus direbus
terlebih dahulu.
Biji
Memiliki racun, berbentuk bulat lonjong dengan diameter sekitar 1 cm.
Pada usia muda warnanya hijau lalu saat matang berwarna merah
terang dengan bagian dalam berwarna putih.
II.1.5 Kandungan Kimia
Kandungan kimia pada tanaman mahkota dewa berada pada masing-
masing bagian tumbuhan, sebagaimana dibawah ini :
Kandungan Kimia(Metabolit Sekunder)
Daun Kulit Buah Buah
Alkaloid
Flavonoid
Polifenol
(Lignan)
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Alkaloid • Minyak atsiri
Fenol • Saponin
Flavonoid • Sterol
Lignan • Tanin
II.1.6 Khasiat
Mahkota dewa dapat digunakan untuk mengobati penyakit seperti
eksim hingga kanker. Penyakit lain yang dapat disembuhkan yaitu tumor,
disentri, diabetes melitus, hapatitis, kolesterol, leukimia. Mahkota dewa juga
dapat digunakan sebagai anti bakteria dan anti virus, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, pencegah penyumbatan pembuluh darah, anti inflamasi, anti
oksidan, mengobati rematik dan asam urat, dan mengobati jerawat.
II.2 TAHAPAN ISOLASI FITOKIMIA
Pada dasarnya setiap tumbuhankan akan menghasilkan metabolit sebagai hasil
proses kehidupan tumbuhan. Metabolit pada tanaman terdapat dua jenis yaitu metabolit
primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer merupakan metabolit yang digunakan
tanaman untuk kelangsungan hidup tanaman, seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
5
Sedangkan metabolit sekunder merupakan metabolit yang digunakan tanaman sebagai
pertahanan hidup tanaman, seperti flavonoid, terpenoid, alkaloid, steroid, glikosida,
resin, dll.
Metabolit sekunder dalam dunia fitofarmaka merupakan senyawa yang
memiliki berkhasiat dalam mengobati berbagai penyakit. Untuk mendapatkan metabolit
sekunder harus melewati beberapa tahapan fitokimia, seperti :
II.2.1 Persiapan Bahan
Merupakan langkah awal dari proses tahapan fitokimia, dimana pada
langkah ini bahan yang akan di isolasi dipersiapakan dengan berbagai bentuk
preparasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Preparasi yang digunakan dapat
berupa preparasi kering maupun segar. Preparasi kering merupakan bahan
dalam bentuk serbuk simplisia, sedangkan preparasi segar bahan yang dipotong-
potong halus.
II.2.2 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia merupakan proses penapisan untuk mengetahui
golongan kandungan kimia yang ada dalam tumbuhan, serta mengetahi dan
mempelajari senyawa apa saja yang terdapat dalam satu golongan tanaman.
II.2.3 Isolasi
Isolasi adalah tahapan yang berfungsi untuk pengambilan satu senyawa
kimia dari campuran senyawa. Pada tahapan isolasi terdapat beberapa langkah
yaitu ekstraksi, pemisahan, dan pemurnian.
a. Ekstraksi
Yaitu pemisahan secara kimia atau fisika suatu bahan padat
atau cair dari suatu dapatan menggunakan pelarut air atau pelarut
organik, hingga mendapatkan ekstrak. Metode ekstraksi meliputi
beberapa cara yaitu cara dingin (untuk bahan yang tidak tahan terhadap
pemanasan), seperti maserasi dan perkolasi. Selanjutnya cara panas
seperti soxhlet, refluks, digesti, infus, dan dekok. Cara khusus seperti
destilasi yang digunakan untuk mengekstrak bahan yang mengandung
6
minyak atsiri. Serta cara lainnya seperti ekstraksi berkesinambungan,
superkriktikal CO2, ekstraksi ultrasonik, dan ekstraksi energi listrik.
b. Pemisahan
Pemisahan merupakan metode yang digunakan untuk
memisahakan senyawa-senyawa dalam tumbuhan dengan cara partisi
(fraksinasi) dan kromatografi. Fraksinasi merupakan pemisahan antara
dua fase cair yang tidak saling bercampur bedasarkan kepolarannya.
Fraksinasi biasa digunakan untuk memisahkan ekstrak kasar berupa
ekstrak metanol yang diperoleh dari ekstraksi langsung. Sedangkan
kromatografi, digunakan untuk pemisahan ekstrak yang telah
terfraksinasi. Kromatografi yang dilakukan dapat berupa kromatografi