Top Banner

of 50

Laporan Pkl Baru

Mar 01, 2016

Download

Documents

asadafa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL

Dalam penyelenggaraan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, mahasiswa diwajibkan menempuh semua mata kuliah sebanyak 145 Satuan Kredit Semester (SKS), termasuk Praktik Kerja Lapang (PKL) yang diwajibkan untuk mahasiswa tingkat 2 dan telah menempuh minimal 80 satuan kredit semester (SKS). Praktik Kerja Lapang selain sebagai syarat pada kurikulum perkuliahan Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran merupakan sarana pendalaman materi yang didapatkan di ruang perkuliahan dalam bentuk praktik langsung dilapangan serta untuk berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan di instansi terkait agar memperoleh wawasan dan pengetahuan yang luas.

Peta adalah bentuk muka bumi dalam bentuk bidang datar. Peta juga merupakan sebagai salah satu alat komunikasi yang oleh sebab itu peta harus dibuat oleh pembuat peta agar mudah dimengerti informasi yang dikandungnya oleh yang menggunakan peta.

Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani :oceanus (samudera)dangraphos (uraian/deskripsi)sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataannya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan.

Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.

Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut dan dinamika ekosistem, arus samudera, ombak, dan dinamika fluida geofisika tektonik lempeng dan geologi dasar laut; dan aliran berbagai zat kimia dan sifat fisik di dalam samudera dan pada batas-batasnya. Topik beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli oseanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan memahami proses di dalamnya: biologi, kimia, geologi, meteorologi, dan fisika.

Meteorologi laut merupakan suatu kajian pola hubungan antara laut dan atmosfer. Indonesia adalah negara kepulauan tropis terbesar dimuka bumi dengan garis pantai terpanjang. Rasio wilayah laut terhadap darat di muka bumi rata rata adalah 70% dibanding 30% sedangkan untuk wilayah Indonesia adalah sekitar 62% dibanding 38%. Dengan perbandingan sebesar itu diyakini bahwa iklim Indonesia sangat dipengaruhi laut. Pada kenyataannya iklim di wilayah Jawa dan pulau pulau besar lainnya masih mewakili iklim maritim. Salah satu aplikasi sifat iklim akibat komposisi permukaan tersebut adalah kuatnya prediksi iklim kita pada waktu bulanan atau musiman dibandingkan dengan prediksi pada skala harian. Pentingnya interaksi laut atmosfir di Indonesia dapat dilihat paling tidak diwilayah yang paling berperan ekonomis yaitu disekitar garis pantai. Diperlukan pemahaman meteorologi pesisir pantai dan peran pulau pulau dalam dinamika proses meteorologi lokal. Kepulauan Indonesia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau yang tersebar di seluruh nusantara. Sebagian besar pulau pulau tersebut adalah pulau pulau kecil yang tidak berpenghuni dan tempat bermukimnya warga dengan jumlah yang kecil.

Masyarakat nelayan terutama nelayan-nelayan tradisional, banyak yang tidak mempunyai pengetahuan geografi ataupun perikanan, dan biasanya hanya mengandalkan pengalaman untuk mencari atau menentukan daerah-daerah penangkapan ikan. Terkadang mereka juga hanya mengandalkan tanda-tanda dari alam seperti keberadaan burung disekitar laut, atau bahkan hanya mengandalkan peruntungan yang belum pasti terjadi. Kondisi seperti inilah yang sering kali membuat hasil jumlah tangkapan nelayan tidak sebanding dengan modal berlayar yang dikeluarkan. Apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan, maka masyarakat nelayan tidak akan mendapat jumlah tangkapan yang optimal, dimana hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan tersebut.

Berbagai aspek oseanografi dilaut ini sangat mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah tangkapan, jenis tangkapan, dan wilayah penangkapan ikan ikan. Oleh karena itu, data oseanografi perairan di laut ini perlu dimasukkan kedalam peta WPP agar nelayan yang menggunakan peta tersebut bisa menentukan lokasi penangkapan ikan sehingga hasilnya maksimum.Balitbang KP merupakan salah satu lembaga yang membuat peta laut. Peta laut yang dibuat bukan hanya peta wilayah laut saja, namun peta sumber daya hayati dan non hayati, meteorologi dan juga peta oseanografi. Oleh karenanya kami mencoba untuk memperdalam ilmu yang kami dapatkan di bangku perkuliahan di lembaga Balitbang KP ini.1.2 Tujuan PKL

Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara lain:

1. Memperoleh ilmu dan pengalaman yang tidak didapatkan di bangku kuliah.2. Pengkonsentrasian program studi perkuliahan pada bidang oseanografi dan meteorologi laut serta bahan hayati dan non hayati.3. Memiliki wawasan yang luas dalam bidang oseanografi dan meteorologi laut sehingga mempunyai banyak peluang dalam mencari materi untuk tugas akhir (skripsi) yang akan dilakukan di tahun mendatang.

1.3Waktu PKL

Praktek kerja lapang ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2013 hingga 15 Agustus 2013 bertempat di Gedung PPPSDLP Balitbang KP lantai 3 di Komplek Bina Samudera Jl. Pasir Putih 1 Ancol Timur, Jakarta.BAB IIKEADAAN LOKASI PKL2.1Sejarah Perkembangan Balitbang KP

Sebagai tindak lanjut atas Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 Tanggal 10 Nopember 1999, Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Eksplorasi Laut,Keputusan Presiden RI Nomor 147 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Eksplorasi Laut dan Perikanan.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 177 Tahun 2000 Tanggal 15 Desember 2000 Tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen Kelautan dan Perikanan, diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 01 Tahun 2001 serta perubahan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.19/SJ-DKP/KP.430/2005 Tanggal 21 September 2005 tentang pembentukanPusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati( Pusriswilnon), sebagai salah satu Unit kerja padaBadan Riset Kelautan dan Perikananyang merupakan penggabungan terhadap Direktorat Wilayah Laut dan Direktorat Riset dan Eksplorasi Sumberdaya Nonhayati Laut-Ditjen PREL. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tanggal 14 April 2010 Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Diterbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 15 /MEN / 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tanggal 06 Agustus 2010. dibentukPusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir(P3SDLP) sebagai salah satu Unit kerja padaBadanPenelitian dan PengembanganKelautan dan Perikananyang merupakan perubahan Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati (Pusriswilnon), Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

Gambar 1. Gedung Balitbang KP Ancol (tampak Depan)Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir adalah salah satu unit kerja Eselon II yang ada di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang ditetapkan perubahannya berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 yang semula bernamaPusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non HayatiBadan Riset Kelautan dan Perikanan. Hal ini dikarenakn adanya beberapa perubahan arah kebijakan dan struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Unit Organisasi Eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, membawahi :

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, membawahi :

1. Bidang Tata Operasional2. Bidang Pelayanan Teknis3. Bidang Monitoring dan Evaluasi

4. Subbagian Tata Usaha

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisirmempunyai 1 Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LPSDKP) yang berkedudukan di Bungus, Padang.

Kegiatan Penelitian1. Interaksi Samudera dan Atmosfer

2. Ekspedisi Antartika

3. Dinamika Perairan Indonesia

4. Sumber daya mineral bawah laut dan hidrotermal

5. Sumber daya mineral laut dan garam

6. Arkeologi Bawah Laut

7. Penelitian Batas Wilayah Maritim

8. Blue Carbon

Kerjasama Internasional1. Indonesia China Center for Ocean & Climate (SOA China)

2. Natuna Marine Station (SIO China)

3. Bungus Marine Station FIO China)

4. INDEX - Indonesia Exploration (NOAA USA)

5. INSTANT (LDEO, SCRIPPS, NIOZ, CSIRO, LODYC)

6. IASSHA (CSIRO)

7. Bandamin (Free University Berlin)

8. Argo Float (CSIRO)

9. TROMEC (Tokyo Institut of Technology)

10. JUV (FIO China)

11. SITE (FIO China)

12. MOMSEI (UNESCO, IOC, FIO China)

2.2Keadaan Lokasi

Lokasi PPPSDLP BALITBANG KP terletak di komplek Bina Samudera jalan pasir putih 1 Ancol Timur, lantai 3 Jakarta. Lokasi ini berada di sebelah utara Jakarta. Balitbang KP ini juga berada dikomplek yang sama dengan LIPI, DISHIDROS TNI AL. Dikomplek ini terdapat juga sarana peribadatan seperti masjid dan kantin, selain itu terdapat pula mini market. 2.3Struktur organisasi dan tata kerja

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, berdasarkan kebijakan teknis Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis serta penyerasian program dan kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir

2. Menyelenggarakan pembinaan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi program dan kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir

3. Menyelenggarakan pengelolaan kerjasama dan pelayanan jasa Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir

4. Menyelenggarakan pengelolaan dokumentasi dan publikasi hasil Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir

5. Menyelenggarakan pengeloaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Kebijakan merupakan pedoman untuk menentukan dan melaksanakan program dan kegiatan. Adapun fungsi kebijakan yaitu :

1. Memberikan petunjuk, rambu dan signal penting dalam menyusun program dan kegiatan

2. Memberikan informasi mengenai bagaimana strategi akan dilaksanakan

3. Memberikan arahan kepada pelaksana

4. Untuk kelancaran dan keterpaduan upaya mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan

5. Menyelenggarakan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat

Gambar 2. Struktur Organisasi PPPSDLP Balitbang KP2.4 Fasilitas Fisik

Adapun fasilitas fisik dari Balitbang KP, diantaranya:

1. Ruangan kerja

2. Komputer

3. Mesin photocopy

4. Lemari Penyimpanan

5. Mushola

6. Perpustakaan

7. Ruang Kolokium

8. Toilet

9. Pantry

10. Pendingin Udara

BABIIIKegiatan yang dilakukan

3.1Kegiatan Umum

Pengenalan

Kegiatan yang dilakukan saat Pengenalan adalah Memberitahu lingkungan kerja, jobdesk yang dilakukan serta struktur organigram P3SDLP Balitbang KP, yang di lakukan oleh bapak Dr.-Ing Widodo S. Pranowo.Pembahasan tugas yang diberikanPembahasan tugas yang diberikan adalah kegiatan untuk membuat peserta pkl mengerti apa yang harus ia kerjakan mengenai tugas yang diberikan.Kuliah umumKuliah umum adalah kegiatan kuliah yang bersifat umum sehingga semua manusia dapat mengikuti kegiatan tersebut tanpa terbatas jurusan atau yang lain. Kuliah umum yang diberikan mengenai sistem TFT. Materi ini di sampaikan oleh Dr.-Ing Widodo S. Pranowo. Kesimpulan yang didapat dari materi ini yaitu sistem TFT ini dikemukan oleh mahasiswa strata 1 dalam tugas akhir yang akhirnya menjadi awal dimulainya sistem telekomunikasi jarak jauh nirkabel, sebagai contoh penerapannya adalah pada penggunaan handphone (HP).

Gambar 3. Dr.-Ing Widodo S. Pranowo sedang memberikan materi kuliah umum mengenai sistem TFT

Gambar 4. Mahasiswa PKL sedang memperhatikan materi yang sedang dijelaskan mengenai sistem TFTStudi literatur

Studi literatur adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah wawasan serta sumber refensi saat mengerjakan tugas yang diberikan dengan tujuan agar tugas yang diberikan menjadi lebih baik hasilnya. Adapun literature yang dibaca dalam proses pekerjaan pengolahan data yaitu;1. Tutorial ODV guide user2. Skripsi

3. Laporan hasil PKL

4. Data Ekspedisi IASSHA tahun 2001

5. Data Ekspedisi BANDAMIN II tahun 2003

6. Data Ekspedisi Index SATAL tahun 2010

7. Deskripsi peta EkoregionPraktek pengolahan, pendeskripsian dan visualisasi dataPraktek pengolahan, pendeskripsian dan visualisasi data dilakukan oleh masing masing peserta pkl dengan di bimbing oleh pembimbing masing masing.

Gambar 5. Mahasiswa PKL sedang melakukan Praktek pengolahan, pendeskripsian dan visualisasi dataDiskusi

Diskusi adalah kegiatan bertukar pikiran mengenai tugas yang diberikan dan cara pengerjaannnya yang baik dan efektif.KolokiumKolokium merupakan suatu rapat atau laporan pertanggung jawaban dari setiap bidang tentang kegiatan yang telah dilakukan atau permasalahan apa saja yang terjadi selama melaksanakan kegiatan dengan jangka waktu tertentu. Kami mengikuti kolokium disana yang membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan nantinya oleh divisinya masing masing. Kolokium ini dilakukan pada 25 Juli 2013 di ruang rapat Balitbang KPPresentasi

Presentasi merupakan kegiatan mempresentasikan tentang kegiatan apa yang akan ataupun yang sudah dilakukan. Ditempat ini kami di berikan kesempatan mempresentasikan kegiatan apa saja yang telah kami lakukan selama sebulan penuh sehari sebelum kami pulang dari Balitbang KP.

3.2Kegiatan Khusus

3.2.1Penyusunan Basis Data Iklim laut untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia atau sering disingkat dengan WPP NRI merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut territorial, zona tambahan, dan zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEEI).

Penentuan WPP-NRI yang sebelumnya berdasarkan pada daerah tempat ikan hasil tangkapan didaratkan di pelabuhan perikanan yang terbagi kedalam 9 WPP-NRI, sebagai berikut:

1. Selat MalakameliputiProvinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Riau.

2. Laut Cina SelatanmeliputiProvinsi Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat.

3. Laut Jawameliputi ProvinsiLampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Ja.wa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.

4. Laut Flores dan Selat MakassarmeliputiProvinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.

5. Laut BandameliputiProvinsi Maluku.

6. Laut ArafurameliputiLaut Aru, dan Laut Timur Timor meliputi Provinsi Papua.

7. Laut Seram dan Teluk TominimeliputiTeluk Tomini dan Laut Seram meliputi Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.Laut Sulawesi dan Samudera

8. PasifikmeliputiProvinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua dan Kalimantan Timur.

9. Samudera HindiameliputiProvinsi Aceh,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Penentuan WPP-NRI berdasarkan metode ini sudah tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan perikanan terkait pemantauan potensi sumberdaya ikan. Hal itu dikarenakan dasar dalam penentuan 9 (Sembilan) WPP-NRI berdasarkan tempat pendaratan ikan.(Angga,2013)

Terkait hal tersebut, dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan, Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (KOMNASJISKAN) melakukan revisi WPP-NRI dari 9 WPP-NRI menjadi 11 WPP-NRI. Penentuan 11 WPP-NRI mengacu kepada FAO (Food and Agriculture Organization of The United Nations) dimana penomoran dan pembagian wilayah pengelolaan sudah sesuai standar internasional FAO.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan pembagian WPP menjadi 11 WPP yaitu,

1. WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman;

2. WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda;

3. WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat;

4. WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan;

5. WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa;

6. WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali;

7. WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;

8. WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau;

9. WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera;

10. WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik;

11. WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.Penjelasan Iklim LautIklim laut merupakan iklim yang dipengaruhi oleh permukaan air yang luas, memiliki sifat relatif berawan, basah, banyak hujan, dan amplitudo temperatur harian dan tahunan yang sedang. Iklim laut dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Di daerah tropis dan subtropis sampai garis lintang 40 derajat. Ciri-cirinya antara lain suhu rata-rata tahunan rendah, amplitudo suhu harian rendah, dan banyak awan serta sering turun hujan lebat yang disertai badai.

2. Di daerah sedang. Ciri-cirinya antara lain amplitudo suhu harian dan tahunan yang kecil, banyak awan dan hujan rintik-rintik, dan pergantian antara panas dan dingin terjadi tidak secara mendadak.

Untuk litelatur yang mempengaruhi iklim laut adalah :

1) Angin

Anginadalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin dibagi menjadi beberapa yaitu :

A. Angin Laut

Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini bisa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.

B. Angin Darat

Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00.

Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahi bertenaga angin sederhana.

C. Angin Muson terbagi atas dua macam,yaitu :

a) Angin Muson Barat

Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan Kecepatan Minimum 3 m/s.(Abdul, 2013)

b) Angin Muson Timur

Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan ( kemarau) di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli.(Abdul, 2013)

2) Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm, inch.

3) Kelembaban

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara

Faktor yang Memengaruhi Kelembaban Udara

1. Ketinggian Tempat Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi dan kelembabanyapun menjadi rendah.

2. Kerapatan Udara Kerapatan udara ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah.Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan.

3. Tekanan Udara Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan udara pada suatu daerah tinggi maka kelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya yang rendah.

Untuk standar tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut (mean sea level pressure) yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam observasi meteorologi, diukur dengan alat barometer aneroid maupun barometer air raksa.(Zhafirah, 2014)

4) Penyerapan Cahaya

Penyerapan cahaya adalah tingkat penyinaran matahari yang dapat diserap dilaut

Tingkat kedalaman yang sangat tinggi akan mengurangi penyerapan cahaya matahari oleh badan air, dimana cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan hewan khususnya makrozoobentos. Pada daerah yang dalam tingkat kecerahan menetukan mutu perairan sebagai daerah asuhan bentos, tetapi pada tingkat kedalaman 1540 meter masih tergolong baik sebagai habitat makrozoobentos(Hutabarat dan Evans, 2000).

5) Sea Level pressure

Tekanan air laut bertambah terhadap kedalaman. Kedalaman air laut biasanya diukur dengan menggunakanecho sounderatau CTD (Conductivity, Temperature, Depth). Kedalaman yang diukur dengan menggunakan CTD didasarkan pada harga tekanan.

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Semakin ke dalam, tekanan air laut akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya gaya yang bekerja pada lapisan yang lebih dalam.(Tomzack,2004)

6) Suhu

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.(Aljabar, 2008)

Berdasarkan suhu (temperatur) karakteristik lapisan-lapisan tersebut yaitu :

1.Lapisan homogency (mixed layer)

Lapisan ini terbentuk akibat pengaruh angin dan gelombang laut yang mengaduk aduk lapisan atas sehingga terbentuk suatu lapisan yang homogeny.

2.Lapisan ThermoclinePada lapisan thermocline ini perubahan suhu atau temperature sangat cepat sekali.

3.Lapisan dalam (deep layer)

Pada lapisan dalam (deep layer) ini temperature atau suhu perairan sangatlah dingin karena berada di laut yang dalam sehingga panas dari matahari tidak dapat masuk ke lapisan ini.

Variasi penyebaran temperatur secara horizontal atau variasi dari suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi terjadi di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut, sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan.Proses pekerjaan yang dilakukan

Proses pekerjaan yang dilakukan digambarkan dalam diagram di bawah ini

Gambar 7. Diagram Tahapan Pekerjaan yang DilakukanSumber data

Data di download dari website , http://www.esrl.noaa.gov/psd/data/ reanalysis/reanalysis.html , data di download dalam bentuk (.nc*)

Data Angin tahun 2005-2011

Data Curah hujan 2006-2010

Data Suhu dan Kelembaban (2005-2011)

Data Penyerapan Cahaya (2007-2011) dan Tekanan (2005-2010)

Cara kerja

Pada penelitian atau pengerjaan pkl ini dibimbing oleh salah satu staff yang membantu pemberian data serta pengarahan untuk pengerjaan pkl ini. Sedangkan untuk Pengolahan data menggunakan software OpenGrADSHasil data

Hasil yang didapatkan setelah mengolah data tersebut menjadi seperti di gambar dibawah ini

Gambar 9. Tampilan Command dan Screen GrADSUntuk mempermudah melakukan proses pengolahan data menggunakan software GrADS ini dilakukan pembuatan script menggunakan Textpad atau Notepad, dalam bentuk (.*gs)

Gambar 10. file script yang dibuat

Gambar 11. Contoh isi Commad ScriptDari script yang telah di buat, dan di save pada folder scripts di OpenGrADS, script tersebut dapat di panggil pada aplikasi OpenGrADS dengan cara mengetik command namascript.gs contohnya angin571.gs

Gambar 12 Contoh command menggunakan script di OpenGrADSHasil Gambar

Hasil gambar yang telah di olah datanya di save dalam bentuk (*.png)

Setelah gambar di save dibuat animasi gambar sesuai plot daerah dalam benting *.gif. Kemudian dianalisis hasil dari gambar grafik 2D tersebut dalam bentuk data base menggunakan microsoft excel.Table 1. Data Base Hasil Dari Analisis Pengolahan DataWPPTahunLitelaturKeterangan

Suhu (C)Kelembaban (%)Angin (m/s)Curah Hujan (kg/m)Sea Level Pressure (pa)EvaporasiClear Sky Longradiation (W/m)

571200624.9-27.380-940.39-0.7848-51100990-101020

200724.9-27.382-940.44-0.7748-52100945-100980390-400

200824.5-2782-940.42-0.8448-52100935-100970386-396

200924.9-27.382-940.54-1.2647.5-51.5100960-100990396-402

201025.2-26.482-940.44-1.150-53100935-100965390-399

201184-9649-52390-402

572200625.8-27.682-901.6-3.8543-48100980-101020

200725.8-27.782-901-3.546-49100969-101000400-410

200825-27.582-901.35-3.1545-49100940-100980393-405

200925.5-27.382-901.35-3.646-50100960-101000393-402

201025.6-26.682-901.08-2.5249.5-52.5100940-100970399-409

201184-9346-49390-405

573200625.8-26.679-862.75-3.8540-44101050-101100

200725.8-26.878-882-3.540-46100900-101050400-420

200825.5-26.880-882.5-440-45100950-101100400-414

200926-27.280-882-3.539-46100950-101025398-410

201025.9-26.582-901.5-444-52100915-101015402-411

201182-8840-47400-412

711200625.5-27.682-920.78-1.0349-52100940-101000

200725.5-27.380-920.57-1.3351-54100910-100970399-414

200825.2-2784-920.57-1.3350-55100900-100960393-408

200925.5-27.681-920.56-1.1248-52100920-100980400-408

201025.5-26.484-920.66-1.7652-54100915-100955399-411

201188-9451-53398-410

712200625.8-2781-920.9-1.3543-50100980-101020

200725.8-26.882-920.9-1.3546-51100940-100980404-416

200825.6-26.882-920.9-1.3546-49100920-100970398-408

200926-27.282-900.9-1.3545-49100940-100990394-406

201025.8-26.382-910.9-1.3552-54100920-100970402-416

201183-9246-50400-412

713200626.5-2780-940.72-1.9244-50100970-101030

200725.5-2780-940.66-1.5446-52100940-101000402-420

200825.5-2780-920.78-1.5644-51100940-100980390-410

200925.5-2780-920.72-1.6846-50100940-101000393-408

201025.5-26.480-920.72-1.4449-54100900-100980405-410

201182-9245-51396-411

714200626.4-27.378-871.2-3.1241-49100980-101040

200726.4-27.382-901.08-2.3443-52100920-100980402-423

200826.5-2780-900.88-2.8643-51100920-100990395-415

200926.4-27.380-900.72-2.8841-50100930-100990393-417

201026.3-26.481-900.51-1.5347-55100900-100950402-420

201181-8845-52396-414

715200625.5-2778-880.66-1.4247-50100960-101020

200725.5-2782-920.72-1.849-52100900-100980405-420

200825.5-27.578-920.66-2.248-52100900-100980390-410

200925.5-27.578-920.88-2.6448-52100880-100980390-415

201025.5-26.482-920.96-1.650-54100900-100950405-420

201180-9049-53393-408

716200626-27.580-960.56-1.2644-50100960-101020

200725.5-2782-960.64-1.4450-52100920-100980402-417

200825-27.582-960.6-1.449-52100880-100980390-405

200925.5-27.582-940.56-1.1247-52100900-101000395-405

201025.2-26.180-961.4-2.847=53100920-101000400-410

201182-9648-53390-405

717200625.5-28.578-921.1-1.7645-51100920-100960

200725.5-28.578-940.54-1.0847-52100880-100940410-420

200825-28.582-940.72-1.4446-51100860-100960405-415

200925-28.580-941.1-1.7646-51100860-100920400-415

201025.2-26.780-921.28-1.9246-52100880-100940400-410

201178-9249-52402-414

718200623.5-2778-941.36-3.7439-47100980-101060

200724-2778-941.28-2.5642-49100900-101000395-425

200823.5-2778-960.96-3.5242-49100920-101020395-420

200923.5-2778-960.96-3.5242-48100940-101000395-415

201024.9-26.482-960.88-1.7648-52100920-100980395-420

201180-9444-52395-415

3.2.2 Penyusunan Basis Data Sumberdaya Non-Hayati untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)

Pengertian

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki laut yang sangat luas. Luasnya laut inilah yang menjadi salah satu potensi Indonesia didalam pengelolaan sumberdaya laut yang sangat melimpah. Kekayaan sumberdaya laut Indonesia apabila dimanfaatkan secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan mensejahterkan masyarakat. Untuk memudahkan pengelolaan sumberdaya laut maka dibuatlah Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Selain untuk optimalisasi pengelolaan sumberdaya laut, Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) juga dimanfaatkan untuk merencanakan penangkapan ikan, konservasi, dan penilitian guna mengembangkan sektor perikanan Indonesia.

WPP ini membagi wilayah laut Indonesia menjadi 11 zonasi yang dibedakan berdasarkan karakteristik dan potensi yang dimiliki disetiap zona WPP tersebut. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan pembagian WPP menjadi 11 WPP yaitu:

1. WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman;

2. WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda;

3. WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat;

4. WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan;

5. WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa;

6. WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali;

7. WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;

8. WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau;

9. WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera;

10. WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik;

11. WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.

Indonesia menyimpan berbagai sumber daya non-hayati yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, salah satu yang banyak ditemuan di daerah Indonesia bagian tengah (Sulawesi, Nusa Tenggara, dan sekitarnya) adalah keberadaan hydrothermal vents. Hydrothermal vents adalah retakkan di permukaan planet yang secara geothermal memanaskan perairan. Hydrothermal vents biasa ditemukan di dekat daerah yang aktif secara vulkanis, area di mana lempeng tektonik bergerak. Hydrothermal vents biasa ditemukan di bumi karena bumi secara geologis cukup aktif dan perairan berada di atasnya. Di daratan, Hydrothermal vents dapat berupa fumarol, mata air panas, dan geyser. Di bawah laut, Hydrothermal vents biasa disebut Black Smokers.

Di sebagian besar laut dalam, area sekita Hydrothermal vents secara biologis sangatlah subur bagi kehidupan sekitarnya dan menjadi tuan rumah bagi berbagai makhluk hidup yang memanfaatkan bahan kimia terlarut dari lubang Hydrothermal vents. Archaea kemosintesis membentuk dasar rantai makanan, menbantu ketersediaan bahan makanan bagi berbagai organisme seperti cacing tabung raksasa, udang, dan kerang.Sumber data

Pembuatan basis data sumber daya non-hayati ini berdasarkan laporan pelayaran yang telah dilakukan oleh berbagai instansi yang melakukan studi mendalam mengenai keberadaan hydrothermal vents.

Berikut adalah data yang diolah menjadi basis data untuk WPP:

1. Data Ekspedisi IASSHA tahun 2001

2. Data Ekspedisi BANDAMIN II tahun 2003

3. Data Ekspedisi Index SATAL tahun 2010Cara Kerja

Pembuatan basis data ini diawali dengan membaca literatur dan data ekspedisi tiap wilayah yang akan dimasukan kedalam basis data. Kemudian, dari setiap data ekspedisi akan dimasukan kedalam basis data yang menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel yang dikelompokan kedalam kolom yang dibedakan berdasarkan nama survey, lokasi penelitian, lokasi WPP, potensi sumber daya alam yang terdapat pada lokasi tersebut, jenis batuan, alat yang digunakan, dan keterangan tambahan. Selama pembuatan basis data ini, Ibu Dr. Dini Purbani bertindak sebagai dosen pembimbing Praktik Kerja Lapang.Hasil

Hasil yang didapat adalah basis data yang telah diolah dengan format data (.xlsx).

Gambar 14. Basis Data yang telah DibuatApabila dilakukan pekerjaan lebih lanjut, basis data ini dapat di plotting kedalam peta untuk menujukan potensi sumber daya non-hayati. Proses plotting ini dapat dilakukan dengan piranti lunak ArcGIS.

3.2.3Penyusunan Basis Data Sumberdaya Hayati untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)

Pengertian

Wilayah Pengelolaan Perikanan atau sering disingkat dengan WPP merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut territorial, dan zona tambahan. Berikut pembagian dari tiap daerah-daerah di masing-masing WPP:

1. WPP 571 > Selat Malaka dan Laut Andaman

2. WPP 572 > Perairan Samudera Hindia bagian barat Sumatera dan Selat Sunda

3. WPP 573 > Perairan Samudera Hindia bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timor bagian barat

4. WPP 711 > Perairan selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan

5. WPP 712 > Perairan Laut Jawa

6. WPP 713 > Perairan Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali

7. WPP 714 > Perairan Teluk Tolo dan Laut Banda

8. WPP 715 > Perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau

9. WPP 716 > Perairan Laut Sulawesi dan Sebelah Utara Pulau Halmahera

10. WPP 717 > Perairan Teluk Cendrawasi dan Samudera Pasifik

11. WPP 718 > Perairan Teluk Aru, Laut Arafura dan Laut Timor bagian TimurSumber data

Data diperoleh dari buku Eksplorasi Sangihe Talaud: Indeks SATAL 2010 dan Deskripsi Peta Ekoregion Laut Indonesia.Cara kerjaCara kerja yang dilakukan adalah tabulasi data dari bentuk angka pada sumber menjadi bentuk tabel data digital ke dalam format microsoft excel.HasilHasil berbentuk tabulasi data seperti berikut iniTabel 1. Catch Composition trawl station no 1/A2, North Talaud IslandCatch Composition trawl station no 1/A2, North Talaud Island

NoTentative NameScientific NameCatchProportion (%)

WeightNumberWeight Number

FISHES

1AcroomatidaeSynagrops japonicas0.775144.5514.58

2AcroomatidaeSynagrops philipinensis0.0210.121.04

3ChloropthalmidaeChimaera phantasma4.45126.131.04

4ChloropthalmidaeChloropthalamus acutifrons0.20511.21.04

5TrichiuridaeChloropthalamus nigromarginatus0.38592.269.38

6TrichiuridaeBenthodesmus tenuis0.0710.411.04

7BerycidaeBeryx splendens0.4822.822.08

8CongridaeAriosoma shiroanago0.16530.973.13

9OphiididaeGlyptophidium japonicum0.0620.352.08

10OphiididaeMonopitopus kumae0.0630.353.13

11PleuronectidaePoecilopsetta praelonga0.0510.291.04

12PleuronectidaePoecilopsetta sp0.0110.061.04

13MacrouridaeMalacocephalus sp0.74104.3510.42

14OgocephalidaeHalimectus reticulatus0.01510.091.04

15LophiidaeLophiodes mutilus0.26511.561.04

16MuraenosocidaeMuraenosox cinerus0.0510.062.08

17ParalepididaeStemonosudis sp0.0120.062.08

18ChaunacidaeChaunax sp1.22587.198.33

19ChaulidontidaeChauliodus sloani0.05560.326.25

20PlesiobatidaePlesiobatis daviesi6.72139.461.04

21Myctophidae sp0.0210.121.04

SUB TOTAL15.837092.9572.92

CRUSTACEANS, SHRIMPS

22AristidaePlesiopenaeus edwardsianus0.12530.733.13

23SrgestidaeAcetes sp0.01550.095.21

24PandalidaeHeterocarpus sp0.02530.153.13

25PandalidaePandalidae sp0.0520.292.08

26GalathidaeGalathea sp0.00510.031.04

27MajidaeMajidae sp0.00510.031.04

SUB TOTAL0.225151.3215.63

CEPALOPODS

26HistiotteathidaeHistioteutis celeta pasifica0.48572.857.29

27MastigoteuthidaeMastigoteuthis sp0.14510.851.04

28LoliginidaeLoliolus sp0.02520.152.08

29OctopopidaeOctopus sp0.3211.881.04

SUB TOTAL0.975115.7311.46

TOTAL17.0396100,00100,00

3.2.4 Penyusunan Basis Data Oseanografi untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)PengertianMenurut Stephens dan Plew (2010), basis data adalah sebuah mekanisme atau sistem yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data secara terorganisir agar kita dapat menemukannya dengan mudah pada saat mencarinya. Oseanografi merupakan studi ilmiah mengenai laut dan fenomena fenomena yang terjadi didalamnya. Fenomena ini dibuktikan dengan beberapa parameter oseanografi seperti parameter fisika dan kimia. Parameter fisika merupakan parameter yang diukur berdasarkan sifat fisiknya seperti kuat lemahnya arus, temperatur dan kecerahan perairan. Parameter kimia parameter yang diukur berdasarkan kandungan bahan kimia di suatu perairan seperti kadar oksigen terlarut, salinitas, fosfat dan silikat yang terkandung didalam suatu perairan. Dengan demikian penyususunan basis data oseanografi berarti membuat data oseanografi secara terorganisir untuk dimasukkan kedalam peta WPP.Sumber dataData bersumber dari data dan metadata yang telah disusun dari tahun 1960 yang merupakan data Klimatologi. Sehingga hanya tinggal membuat visualisasi datanya menjadi gambar dan file txt.Cara kerjaCara kerja dalam penyusunan basis data oseanografi adalah sebagai berikut:1. Mengkonversi dan mengolah data dan metadata dengan menggunakan software ODV 4.

Gambar 15. Data dan metadata yang belum diolah2. Data di masukkan dengan cara mengopikan data dan metadata ke folder data yang ada di program file ODV 4.3. Kemudian data diolah dan dikonversikan kedalam bentuk fomat data txt file dan dikonversikan juga kedalam bentuk gambar dengan dengan 300 dpi dan disimpan dalam format jpg.

4. Data file txt dan jpg disusun berdasarkan wpp, bulan dan dan kedalamannya.5. Lalu gambar yang dihasilkan disusun dan dibuat animasi gambar dengan format gif sehingga dapat bergerak gerak dengan menggunakan piranti lunak photo scape.Prosedur penggunaan

1. Hidupkan komputer dengan menekan tombol power.

2. Tunggulah hingga beberapa saat hingga proses booting selesai yang ditandai dengan munculnya gambar wallpaper pada desktop di layar komputer.

3. Setelah itu, buka aplikasi ODV dengan meng klik dua kali ikon yang seperti ini . Kemudian akan tampak tampilan seperti gambar dibawah ini

Gambar 16. Tampilan awal ODV 4

Kemudian buka file yang akan dikerjakan dengan cara klik file, pilih open, lalu cari file yang akan kita kerjakan lalu klik ok. Contoh seperti buka file bulan September sehingga muncul gambar seperti ini

Gambar 17. Tampilan setelah data dibuka4. Kemudian diatur nilai X, Y, dan Z dengan cara klik kanan pada gambar peta tersebut

5. Setelah itu sesuaikan range 6. Setelah selesai, simpan gambar petanya dengan cara klik kanan pada peta, lalu pilih save plot as, dan akan muncul tampilan seperti gambar berikut

Gambar 18. Tampilan penyimpanan gambar7. Kemudian isi nama file, kemudian tentukan format gambarnya, lalu klik save, lalu akan muncul tampilan gambar seperti berikut

Gambar 19. Penyimpanan gambar, penentuan resolusi gambar8. Isilah resolusi gambar dengan angka 300, atau boleh dengan angka lain sesuai kebutuhan. Angka ini menunjukkan jumlah titik pada setiap inchi gambar, semakin besar angka, resolusi gambar akan semakin besar, dan ukuran gambar akan semakin besar pula. Lalu klik ok.9. Kemudian simpan data textnya dengan cara klik export, pilih ODV spreadsheet file, kemudian beri nama dan simpan.10. Lakukan hal sama untuk semua parameter.

11. Setelah semuanya, data dikumpulkan dan disusun berdasarkan parameter, kedalaman, dan bulan.

12. Untuk melihat perubahan nilai pada setiap parameter, bisa dibuat animasi dengan format .gif agar lebih mudah menganalisa.HasilHasil yang dihasilkan selama pengolahan data tersebut ada 2 format, format gambar (.jpg) dan format teks (.txt)1. Gambar format jpg

Hasil total gambar yang dihasilkan adalah salinitas @ 118/1416, temperatur @ 118/1416, oksigen @ 118/1416, silikat @ 88/1056, fosfat @ 88/1056.

Gambar 20. Contoh Hasil Grafik Salinitas Pada Bulan September Di Wpp 571

Gambar 21. grafik salinitas dipermukaan di wpp 571 pada bulan Agustus2. File dengan format txtHasil total file parameter kimia dan fisika yang terkandung di 11 wpp dalam format .txt ada 1416 buah.

Gambar 22. contoh hasil file txt pada bulan September di wpp 571

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari praktek kerja lapang ini yaitu:a. Kandungan kimia dari setiap WPP itu berbeda bedab. Karakter fisika dari setiap WPP itu berbeda bedac. Iklim yang terjadi disetiap tahun bervariasi tergantung bulan dan musimnya

d. Mengetahui cara kerja orang yang bekerja di bidang oseanografi dan meteorology, serta bahan hayati dan nonhayati

4.2Saran

Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan di harapkan mahasiswa terlebih dahulu mengetahui pengetahuan dasar mengenai pekerjaan yang dilakukan, diantaranya adalah mengetahui software yang akan digunakan dan mengetahui materi-materi tentang pekerjaan pada praktik kerja lapangan.DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 2011. Eksplorasi Sangihe-Talaud Index SATAL 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Peta Keragaan Perikanan Tangkap Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI). Jakarta: Direktorat Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Nurhakim, Subhat, dkk. 2007. Wilayah Pengelolaan Perikanan, Status Perikanan Menurut Wilayah Pengelolaannya. Jakarta: Pusat Riset Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan.

Schlitzer,R. Ocean Data View, http://www.awibremer haven.de/Geo/odv.2003.

LAMPIRAN

PENYUSUNAN BASIS DATA VARIABILITAS LAUT UNTUK PETA WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) di BALITBANG KP Ancol, Jakarta UtaraLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGDiajukan untuk menempuh Ujian Praktik Kerja Lapang

Disusun oleh :

Bagoes Aria Soebagja

Andi Desandi Yushar

Awal Ahmad Aulia

Muhammad Hariza Kurniawan

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI KELAUTANJATINANGOR2014

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Tahun ajaran 2013/2014

Disusun oleh,

Bagoes Aria Soebagja

230210110024

Andi Desandi Yushar

230210110034

Awal Ahmad Aulia

230210110042Muhammad Hariza Kurniawan230210110063Program Studi Ilmu Kelautan

Menyetujui:Jatinangor, 2014

Koordinator Tim PKL - Pembimbing

Dra. Sri Astuti., M.ScNIP 19590316 199203 2 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam penyusunan laporan praktik ini, kami banyak menerima bantuan dari banyak pihak, untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan praktik ini, seperti:

1. Alloh SWT, yang telah memberikan kesehatan sehingga kami mampu melaksanakan kegiatan PKL dan pembuatan laporan ini.2. Tim PKL FPIK UNPAD, membantu kami dari awal sebelum PKL hingga selesai PKL serta membimbing kami dalam pembuatan laporan PKL ini.

3. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Periode 2009-2013 Dr. Ir. Ayi Yustiati, M.Sc yang telah memberikan izin kepada kami untuk dapat PKL di PPPSDLP Balitbang KP.

4. Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Unpad, yang telah memberikan izin untuk dapat PKL di PPPSDLP Balitbang KP.

5. Ketua PPPSDLP Balitbang KP yang telah memberikan izin untuk PKL di sana,

6. DR. Ing Widodo S Pranowo dan yang telah membimbing dan menjadi koordinator pembimbing kami di PPPSDLP Balitbang KP

7. Para pembimbing dan teman teman di PPPSDLP Balitbang yang telah membimbing dan memberi dukungan pada kami.

8. Keluarga kami yang telah mendukung kami dalam kegiatan PKL ini baik secara moril dan materil.

9. Teman teman dan pihak pihak yang telah memberikan dukungan, kritik dan saran yang berharga bagi kami dalam laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktik ini masih jauh pada tahap kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan praktik ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan praktik ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Jatinangor, September 2013 Tim PKL Balitbang KPDAFTAR ISIBAB

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN iiKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI vDAFTAR GAMBAR viTABEL.. vii

1PENDAHULUAN

11.1 Latar Belakang PKL

31.2 Tujuan PKL

31.3 Waktu PKL..

4KEADAAN LOKASI PKL

42.1 Sejarah Perkembangan Balitbang KP

62.2 Keadaan Lokasi

72.3 Struktur organisasi dan tata kerja

92.4 Fasilitas Fisik..

10Kegiatan yang dilakukan

103.1 Kegiatan Umum

143.2 Kegiatan Khusus

263.2.2Penyusunan Basis Data Sumberdaya Non-Hayati untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)

293.2.3Penyusunan Basis Data Sumberdaya Hayati untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)..

313.2.4Penyusunan Basis Data Oseanografi untuk Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)..

38KESIMPULAN DAN SARAN

384.1 Kesimpulan

384.2 Saran.....

39DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Halaman5Gambar 1. Gedung Balitbang KP Ancol (tampak Depan)

8Gambar 2. Struktur Organisasi PPPSDLP Balitbang KP

10Gambar 3. Dr.-Ing Widodo S. Pranowo sedang memberikan materi kuliah umum mengenai sistem TFT

11Gambar 4. Mahasiswa PKL sedang memperhatikan materi yang sedang dijelaskan mengenai sistem TFT

12Gambar 5. Mahasiswa PKL sedang melakukan Praktek pengolahan, pendeskripsian dan visualisasi data

12Gambar 6. Mahasiswa PKL sedang mengikuti kegiatan kolokium

20Gambar 7. Diagram Tahapan Pekerjaan yang Dilakukan

21Gambar 8. Data data yang akan diolah

22Gambar 9. Tampilan Command dan Screen GrADS

23Gambar 10. file script yang dibuat

23Gambar 11. Contoh isi Commad Script

24Gambar 12 Contoh command menggunakan script di OpenGrADS

24Gambar 13. Contoh hasil gambar yang telah di save

28Gambar 14. Basis Data yang telah Dibuat

32Gambar 15. Data dan metadata yang belum diolah

33Gambar 16. Tampilan awal ODV 4

33Gambar 17. Tampilan setelah data dibuka

34Gambar 18. Tampilan penyimpanan gambar

35Gambar 19. Penyimpanan gambar, penentuan resolusi gambar

36Gambar 20. Contoh Hasil Grafik Salinitas Pada Bulan September Di Wpp 571

37Gambar 21. grafik salinitas dipermukaan di wpp 571 pada bulan Agustus

37Gambar 22. contoh hasil file txt pada bulan September di wpp 571

TABEL

No

Judul

halaman30Tabel 1. Catch Composition trawl station no 1/A2, North Talaud Island

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 6. Mahasiswa PKL sedang mengikuti kegiatan kolokium

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 8. Data data yang akan diolah

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 13. Contoh hasil gambar yang telah di save

1