LAPORAN PRAKTIKUMPENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI
CITRAHari/Tanggal: Senin/ 6 Oktober 2014Waktu: 13.00-16.00Dosen:
Dra. Khursatul Munibah, M.ScAsisten: 1. Roki Mirza(A14110038) 2.
Siti Huzaimah(A14110065) 3. Diendra Abdul K(A14110082) 4. Indah
Purnama S(A14110083) 5. M.Mellani KSAS(A14110085)
Interpretasi Visual Penggunaan/Penutupan Lahan Melalui Citra
Dengan Software Arcview
Oleh Kelompok VIIHasan MuhtadinA14130029Nawang
ArumA14130033Inten Rizka MarisaA14130082
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHANFAKULTAS
PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014PENDAHULUAN
A. Latar BelakangDewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat
seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini juga berpengaruh pada
perkembangan di bidang ilmu pengetahuan. Ditandai dengan
berkembangnya proses perekaman jarak jauh yang perekamannya melalui
satelit. Perkembangan teknologi ini membawa dampak positif bagi
manusia gambar yang dihasilkan oleh perekaman jarak jauh ini
dikenal dengan nama Citra. Dengan pengindraan jarak jauh tersebut
manusia dapat melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan
melainkan hanya melihat pada citra hasil pemotretan melalui udara
tersebut.Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Defenisi
yang lain juga mengeumkakan bahwa penginderaan jauh adalah metode
untuk memperoleh informasi dari objek yang jauh tanpa adanya kontak
langsung. Dalam aplikasinya, teknologi penginderaan jauh
menggunakan energi elektromagnetik seperti gelombang radio, cahaya,
dan panas sebagai sarana untuk mendeteksi dan mengukur
karakteristik objek atau target.Dengan menggunakan data pengindraan
jarak jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek
permukaan bumi yang tergambar pada citra tersebut secara langsung
menunjukan pendekatan kewilayahan, kelingkungan dalam konteks
keruangan. Hal ini didasarkan bahwa sifat dan karakteristik objek
di permukaan bumi terjadi relasi, interaksi antara suatu faktor
dengan faktor lainnya dalam suatu ruang maupun faktor-faktor antar
ruang. Pengindraan jauh bertujuan untuk mengambil data dan
informasi dari citra foto maupun non foto dari berbagai objek yang
ada di permukaan bumi. Citra pengindraan jarak jauh ini antara lain
berupa foto udara, citra landsat, citra alos dan citra ikonos.Citra
satelit, yang memiliki cakupan spasial yang luas dan informasi
secara temporal, dapat digunakan untuk pemantauan tutupan lahan.
Saat ini, jenis citra satelit semakin beragam dengan kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga pengguna harus melakukan
berbagai pertimbangan dalam memilih citra satelit dan metode
analisisnya agar sesuai dengan tujuan penggunaannya. Ada kalanya,
untuk mengisi kekurangan suatu citra dan meningkatkan ketelitian
suatu analisis, diperlukan integrasi dua citra satelit. Untuk
meningkatkan ketelitian informasi pemantauan tutupan lahan,
terutama lahan pertanian tanaman semusim, studi dapat dilakukan
dengan menggunakan citra satelit multi resolusi, spasial dan
temporal.
B. Tujuan1. Mahasiswa mengenal software Arcview.2. Mahasiswa
mampu melakukan inerpretasi melalui citra dengan bantuan software
Arcview.3. Mahasiswa mengenal variasi tipe penggunaan/penutupan
lahan.
HASIL
A. Peri UrbanA. Citra Landsat
B. Citra Alos
B. Rural A. Citra Landsat
B. Citra Alos
C. Vegetasi
PEMBAHASAN
A. Pengenalan ArcviewArcView merupakan salah satu perangkat
lunak Sistem Informasi Geografis yang berbasiskan pada Graphical
User Interface (GUI) sehingga sangat membantu para pengguna dan
praktisi Sistem Informasi Geografis dalam me-manage data atau
atribut keruangan. Keunggulan ArcView dibanding perangkat lunak
Sistem Informasi Geografis lainnya adalah data yang digunakan
adalah data vector (kebanyakan perangkat lunak SIG lainnya
berbasiskan pada raster), Lebih mudah pengoperasian, serta lebih
mudah dan sudah terintegrasi dengan beberapa perangkat lunak
pengolah data Seperti excel dBase, dan lainnya sehingga kita bisa
menampilkan tabel dan grafik ke dalam sistem informasi tersebut
sehingga akan lebih menambah bobot informasi yang kita tampilkan,
serta memberikan kemudahan bagi para pengguna dengan adanya
fasilitas avenue (sript), sehingga pengguna bisa menampilkan
program yang ditampilkan sefamilier mungkin.Pada Software Arcview
ada beberapa toolbar yang sering di gunakan saat digitasi dan
mempunyai fungsinya masing-masing seperti 1 Identify , digunakan
untuk mengetahui informasi dari peta tersebut (memunculkan
identifikasi atribut) 2 Pointer untuk memilih gambar dan atau
memindahkan gambar 3. Vertex Edit untuk mengedit gambar 4. Zoom In
untuk memperbesar tampilan 5. Zoom Out untuk memperkecil tampilan
6. Pan untuk menggeser tampilan ke area lain 7. Text untuk
mengaktifkan perintah penulisan,8 Save Project digunakan untuk
menyimpan objek ,9 Add theme , digunakan untuk menambahkan theme
atau peta baru,10 Open theme table , untuk memunculkan tabel atau
data base peta,11 Query builder , untuk mengelompokkan data/objek
yang akan di identifikasi, 12 Zoom to full extent , untuk
menampilkan peta supaya tampak keseluruhan (zoom extent), 13
DrawRectangle untuk menggambar kotak,14 DrawStraight Line untuk
menggambar garis lurus 15 Draw Line untuk menggambar garis kurva,
16 Draw Circle untuk menggambar lingkaran 17 DrawPoligon untuk
menggambar poligon (kurva tertutup) 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 13 14 15
16B. Narasi Landuse/Landcover
Pada daerah rural dan urban, landuse-nya adalah sebagai berikut
; Pemukiman pada citra Landsat memiliki bentuk yang menyerupai
bidang datar dengan pola mengelompok dan memanjang di pinggir jalan
dan sungai. Umumnya bertekstur halus dan berwarna merah
keungu-unguan. Pemukiman pada citra Alos tergambar lebih jelas,
baik letak, jarak, susunan, dan kondisinya. Kepadatan pemukiman
juga terlihat jelas terutama di wilayah yang datar. Tekstur
pemukiman pada citra Alos tergolong agak kasar serta warnanya yang
tergantung dari jenis atap yang digunakan. Di lapangan, pemukiman
meliputi tempat tinggal, pertokoan, perkantoran, rumah ibadah,
serta pabrik. Vegetasi tingkat rendah atau rerumputan pada citra
Alos berwarna hijau, bertekstur halus, serta berpola menyebar.
Sebagian rumput ada yang ditanam, sebagian lagi merupakan rumput
alami (tanpa campur tangan manusia). Di lapangan, terdapat lahan
yang ditumbuhi sedikit vegetasi. Pada citra Landsat, vegetasi
berwarna merah, tekstur cenderung halus. Badan air pada citra
Landsat berwarna biru dan bertekstur halus serta mempunyai pola
menyebar terutama di daerah cekungan. Sedangkan pada citra Alos,
badan air bertekstur halus, berwarna hitam, dan memiliki pola yang
sama dengan citra Landsat. Badan air di lapangan berupa sungai,
danau dan kolam.Selain penutupan/penggunaan lahan yang telah
dijelaskan diatas, ada beberapa penutupan/penggunaan lahan yang
tidak teridentifikasi pada citra Landsat, tetapi dapat
diinterpretasi pada citra Alos, berpola memanjang dan
berkelok-kelok (meander) pada citra Alos. Lahan kering terlihat
berwarna merah dan ungu pada citra Landsat. Teskturnya halus dan
memiliki pola mengelompok. Terletak diantara penutupan/penggunaan
yang lain seperti hutan dan kebun campuran. Pada citra Alos, lahan
kering terlihat berwarna kuning kecoklatan dan bertekstur halus.
Berpola menyebar dan hampir merata di sepanjang daerah citra. Di
lapangan, tanah lapang dikategorikan ke tanah kosong. Sawah.
Kenampakan rona sangat bervariasi tergantung kondisi lapangannya.
Sawah kering berona kecoklatan karena bervariasi dengan lahan. Pada
sawah berair, kenampakan warna hijau keabuan dan cenderung teratur
karena teksturnya halus (citra Alos) sedangkan pada citra Landsat
sawah digambarkan mirip dengan vegetasi, berwarna merah karena
signal infrared, dekat dengan badan air dan pemukiman. Pada
digitasi lahan yang merupakan vegetasi sangat berbeda dengan rural
dan peri urban selain variasi landuse yang relatif sedikit
dibanding rural dan peri urban pada vegetasi yang diamati adalah
tekstur dan tingkatan dari vegetasi tersebut yaitu yang pertama
vegetasi tingkat tinggi yang di tandai dengan hutan lebat yang
berwarna merah tua jika di amati dengan citra landsat, vegetasi
tingkat tinggi ini di bagi lagi dengan vegetasi tingkat tinggi yang
teksturnya halus dan tekstur kasar, tekstur halus atau kasar disini
dilihat dari rata atau tidaknya tinggi dari vegetasi jika tinggi
vegetasi relatif sama atau rata maka termasuk tekstur halus jika
tinggi vegetasi berbeda beda maka termasuk tekstur kasar, lalu yang
kedua ada vegetasi tingkat sedang hampir sama seperti vegetasi
tingkat tinggi namun pada vegetasi tingkat sedang ini jika dilihat
dari citra landsat warnanya sedikit lebih terang, pada vegetasi
tingkat sedang ini kemungkinan obyeknya adalah hutan muda atau
hutan yang mengalami peremajaan, sama seperti vegetasi tingkat
tinggi pada vegetasi tingkat sedang juga dibagi menjadi vegetasi
tekstur halus dan tekstur kasar dilihat dari keseragaman tinggi
vegetasinya, yang ketiga ada vegetasi tingkat rendah pada vegetasi
tingkat rendah warna yang terlihat pada citra landsat merah muda
atau merah muda hampir kecoklatan kemungkinan obyek pada vegetasi
tingkat rendah ini adalah rumput atau tanaman tanaman kecil yang
bukan sejenis pohon, keempat ada badan air atau sungai yang pada
citra landsat berwarna biru dan bentuknya yang berkelok kelok tidak
beraturan, kelima ada awan yang ditandai dengan warna putih dan
mempunyai bayangan, keenam ada lahan kering yang diandai dengan
warna obyek yg kecoklatan dan tidak ada vegetasi yang biasanya
ditandai dengan warna merah, yang ketujuh ada lembah yang ditandai
dengan jurang-jurang yang ada di pinggirnya.Dari hasil interpretasi
pada peta vegetasi di alas purwo jawa timur ls 5 22 mei 97, obyek
yang paling mendominasi atau paling luas adalah vegetasi tingkat
tinggi dan bertekstur kasar dan yang paling sedikit atau paling
sempit adalah lahan terbuka, pada citra alas purwo ini juga
terdapat banyak awan karena resolusinya yang masih rendah sehingga
kejelasan obyek masih kurang, badan air pada alas purwo juga tidak
terlalu luas badan air hanya terdapat pada pinggir pinggir peta
karena langsung berhubungan dengan laut.
C. Variasi Landuse pada Wilayah Urban, Rural dan Vegetasi
Pada interpretasi peri urban, kedetilan anatara alos dan landsat
dalam gambar ternyata menunjukkan perbedaan yang sangat jelas,
dalam peta alos lebih detail dibandingkan dengan peta landsat.
Dalam peta alos variasi landuse lebih banyak (berjumalah enam)
dibandingkan landsat (berjumlah empat). Landuse pada peta alos
adalah pemukiman teratur, pemukiman konvensional, jalan tol, pusat
perbelanjaan, pusat industri, dan lading rumput. Sedangkan landuse
pada peta landsat adalah pemukiman, pemukiman bervegetasi,
vegetasi, dan jalan tol. Perbedaan antara pemukiman teratur dengan
pemukiman konvensional yaitu pemukiman teratur memiliki kenampakan
yang halus sedangkan pemukiman konvensional tidak teratur dan ada
sedikit vegetasinya. Terlihat pada peta alos bahwa interpreter
tidak dapat melihat landuse vegetasi seperti pada landsat, landuse
vegetasi pada landsat ternyata pada alos merupakan pemukiman
konvensional dan lading rumput. Pada citra alos interpreter dapat
menemukan landuse pusat perbelanjaan dan pusat industry akan
tetapai pada peta landsat interpreter tidak dapat menemukan kedua
landuse tersebut. Pada citra landsat landuse pusat perbelanjaan dan
pusat industri adalah pemukiman bervegetasi. Semua perbedaan
interpretasi antara peta landsat dengan peta alos dikarenakan
perbedaan resolusi antara kedua Citra. Citra alos memiliki resolusi
lebih tinggi dibandingkan peta landsat (citra alos 15 M x 15 M,
citra landsat 30 M x 30 M ) sehingga kedetilan dari gambarpun lebih
baik citra alos, serta keakuratan landuse pun lebih akurat citra
alos. Berdasarkan interpretasi interpreter dapat disimpulkan bahwa
variasi landuse urban pada Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi
didominasi oleh pemukiman, baikpemukiman konvensional maupun
pemukiman teratur. Pada kecamatan Jatiasih sudah tidak ada lagi
sawah dan ladang pertanian, hal ini terjadi karena Kota Bekasi
sudah berubah menjadi kota industri, dan lokasinya yang sangat
berdekatan dengan ibukota Negara Indonesia menyebabkan Kota Bekasi
dipadati oleh pemukiman. Pada daerah rural, variasi landuse jauh
lebih banyak dibanding pada urban dan vegetasi. Hal tersebut
dikarenakan rural merupakan daerah pedesaan yang mana daerah
tersebut dominan pemukiman. Pemukiman dibagi menjadi pemukiman
konvensional dan pemukiman teratur. Pemukiman konvensional lebih
banyak karena di pedesaan umumnya rumah-rumah warga tersebar dan
masing-masing rumah warga memiliki lahan atau pekarangan sendiri
jadi jarak antar rumah tidak teratur. Berbeda dengan pemukiman
teratur pada daerah rural, karena jarang ada perumahan pada daerah
pedesaan, kebanyakan perumahan tersebut merupakan vila-vila wisata.
Banyaknya badan air daripada jalan juga termasuk karakteristik
daerah rural. Daerah pedesaan warganya bermatapencaharian bertani
sehingga banyak badan air untuk irigasi persawahan. Jalan hanya
terdapat jalan utama saja karena umumnya jalan-jalan hanya jalan
setapak melewati daerah vegetasi atau persawahan sehingga terlalu
kecil dan sulit untuk di digitasi. Lahan kering juga banyak
mendominasi area rural, selain persawahan, di pedesaan banyak
terdapat lahan yang belum diolah sehingga tertangkap pada satelit
sebagai lahan kering. Vegetasi lebat atau hutan banyak pula
mendominasi karena daerah rural umumnya merupakan dataran tinggi
yang masih banyak pohon-pohon tinggi dan lebat bertesktur
kasar.Pada daerah vegetasi, jumlah variasi landuse-nya lebih
sedikit dibandingkan dengan rural dan peri urban, pada peta
vegetasi hanya mengamati tekstur dari vegetasi tersebut apakah
teksturnya halus yang di tandai dengan keseragaman ketinggian
vegetasi atau tekstur kasar yang ketinggian vegetasinya tidak sama,
selain itu pada peta vegetasi perbedaan juga dilihat dari kecerahan
warna yang di tunjukkan pada citra landsat jika warna semakin pekat
berarti vegetasinya semakin lebat jika semakin cerah vegetasinya
rendah atau tanaman kecil.
D. Perbedaan Kedetailan Informasi antara Citra Alos dan
LandsatUntuk cakupan wilayah lokal, citra satelit beresolusi rendah
mempunyai kendala heterogenitas spasial. Informasi yang terekam
dalam 1 piksel citra tersebut lebih luas dibanding dengan luas
lahan, sehingga akurasi data rendah. Di sisi lain, citra beresolusi
spasial tinggi yang dapat memberikan informasi heterogenitas lahan
yang sekaligus mempunyai resolusi temporal atau waktu yang tinggi
juga sulit diperoleh. Selain itu, penggunaan data citra beresolusi
tinggi secara multi waktu, akan memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Untuk itu diperlukan cara agar dapat diperoleh citra beresolusi
spasial tinggi dan yang mempunyai frekuensi waktu perekaman yang
lebih banyak. Metode multi resolusi merupakan salah satu cara yang
bisa dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut. Perbedaan
detail antara alos dengan landsat ialah lebih detail alos karena
alos mempunyai resolusi yang tinggi atau pixel yang rendah.
Sedangkan pada landsat kedetilan hanya sebatas gambaran umum pada
citra tersebut. Pada landsat, gambaran umum sebuah objek diwakili
oleh persamaan tingkatan warna dengan tekstur halus, sedangkan pada
alos setiap perbedaan objek digambarkan dengan tekstur kasar dan
perbedaan warna yang jelas pula. Seperti pada contoh gambar dibawah
ini, pada citra Landsat terlihat warna keabuan merupakan pemukiman
konvensional, sedangkan pada citra Alos, wilayah yang sama terdapat
beberapa polygon dengan simbol objek yang berbeda, seperti vegetasi
lebat, pemukiman, lahan kering dan bangunan. Detail objek pada
wilayah rural citra Landsat
Detail objek pada wilayah rural citra Alos
SIMPULANPraktikum Interpretasi visual penggunaan/penutupan lahan
melalui citra dengan metode komputerisasi dapat mengenalkan
interpreter pada software Arcview. Dengan bantuan software Arcview
interpreter lebih mudah dalam melakukan digitasi karena jika
melakukan kesalahan dapat dihapus, hasil digitasinya lebih rapi di
banding menggunakan deliniasi dengan mika transparan. Variasi
penggunaan/penutupan lahan antara peri urban, rural, dan vegetasi
paling banyak variasinya pada daerah rural dan yang paling sedikit
adalah pada vegetasi karena daerah rural merupakan daerah pedesaan
yang hampir semua objek ada, sedangkan pada peri urban dan vegetasi
tidak semuanya ada.
DAFTAR PUSTAKA
Inderaja.2012.Modul 2 Pengenalan
Arcview.http://inderaja.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/modul-2-PENGENALAN-ARCVIEW.pdf(diakses
tanggal 8 oktober 2014)Konecny.2003. Geoinformation : Remote
Sensing, Photogrammetry, and Geographic Information Systems. CRC
Press.Lillesan TM, Kiefer RW, Chipman JW.2004. Remote Sensing and
Image Interpretation . 5th ed. John Wiley and Sons.Ho K.2009. An
Ethnography of Wall Street. Duke University Press. UK.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.