Top Banner
LAPORAN TUGAS Mata Kuliah Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan Dosen Pengampu: Ir. Agus Prijadi Saido, M.Sc. PETA TEMATIK KECAMATAN Oleh: DINA ARIFIA I0612012
82

Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

Jan 16, 2023

Download

Documents

adi magna
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

LAPORAN TUGASMata Kuliah Metode Pendataan dan Sistem Informasi

PerencanaanDosen Pengampu:

Ir. Agus Prijadi Saido, M.Sc.

PETA TEMATIK KECAMATANLAWEYAN

Oleh:DINA ARIFIAI0612012

Page 2: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPeta dapat didefinisikan sebagai representasi grafis dari

permukaan bumi dari suatu ruang tertentu dari keadaan sebenarnya

ke dalam suatu bidang datar yang diperkecil maupun diperbesar

dengan skala tertentu serta dilengkapi dengan arah mata angin

dan simbol-simbol yang menjelaskan keadaan lokasi. Peta

berfungsi untuk mempermudah pengguna dalam memahami medan yang

akan dimanfaatkannya sehingga tidak perlu melakukan survey untuk

pencarian lokasi atau pencarian tema tertentu dari wilayah

bersangkutan. Sedangkan menurut Badan Koordinasi Survei dan

Pemetaan Nasional (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan

Nasional, 2005) peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan

penyajian data kondisi lingkungan dan merupakan sumber bagi

perencana serta untuk pengambilan keputusan pada tahapan dan

tingkatan pembangunan.

Peta memiliki peranan yang sangat penting bagi seorang

perencana wilayah dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah

tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam

setiap produk perencanaannya. Peta terdapat dua jenis yaitu peta

dasar dan peta tematik yang masing-masing mempunyai fungsinya

sendiri. Peta dasar memberikan pedoman dalam pembuatan peta-peta

selanjutnya yang lebih spesifik, sedangkan peta tematik

Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaJurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas MaretSurakarta

Page 3: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

memberikan informasi tentang suatu spesifikasi tertentu dalam

suatu wilayah. Dengan demikian seoran perencana harus mampu

membaca dan membuat peta dengan baik supaya informasi yang ingin

diperoleh atau ingin disampaikan dapat dipahami dengan tepat dan

tidak terjadi keambiguan.

Berdasarkan hal inilah dilakukan suatu penelitian untuk

membuat peta tematik di salah satu kecamatan di Kota Surakarta

yaitu Kecamatan Laweyan. Kecamatan Laweyan merupakan Kecamatan

di Kota Surakarta yang terletak di sebelah barat-selatan Kota

Surakarta. Kecamatan Laweyan merupakan daerah dengan kelerengan

datar dan landai dengan ketinggian antara 90-100 mdpl. Sumber

Daya Air terdiri dari air permukaan berupa air sungai. Sungai

yang melintas di Kecamatan Laweyan antara lain Kali Jenes, Kali

Anyar, dan Sungai Brojo. Dengan luas lahan 966,61 Ha Kecamatan

Laweyan memiliki 11 kelurahan yaitu Pajang, Laweyan, Bumi,

Panularan, Sriwedari, Penumping, Purwosari, Sondakan, Kerten,

Jajar, dan Karangasem yang berpenduduk 111.767 jiwa dan

kepadatan penduduk 115,63 jiwa/Ha.

Kecamatan Laweyan merupakan salah satu kecamatan yang

memiliki luas terbesar ketiga diantara kelima kecamatan di Kota

Surakarta dan terletak di bagian barat Kotas Surakarta.

Kecamatan Laweyan terbagi ke dalam sebelas kelurahan yang

kesemuanya sebagian besar digunakan sebagai area permukiman

warga. Sebagian besar wilayah Laweyan termasuk ke dalam Bagian

Wilayah Kota (BWK) 2 yang diarahkan sebagai pusat perekonomian.

Kecamatan Laweyan merupakan daerah datar yang cocok untuk

dikembangkan sebagai budidaya yaitu pembangunan fisik yang

berkaitan dengan aktivitas manusia. Banyaknya kebutuhan akan

permukiman menyebabkan pengalihfungsian kawasan lindung di

Page 4: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

bantaran sungai menjadi permukiman. Sedangkan disisi lain,

perkembangan industri batik yang ada juga tidak seluruhnya

memperhatikan dampak-dampak yang diakibatkannya terhadap

lingkungan, seperti penurunan kualitas air karena pencemaran

terhadap air sungai dan air sumur.

Di sisi lain, Kecamatan Laweyan merupakan pintu gerbang

pembuka transportasi antar kota dan antar provinsi dari wilayah

barat dan selatan Pulau Jawa. Branding Kota Surakarta dan

promosi mengenai Kampung Batik Laweyan yang berhasil menarik

wisatawan untuk berkunjung telah menambah padat kawasan ini.

Tingginya arus urbanisasi semakin menambah kepadatan Kecamatan

Laweyan yang sarat dengan nilai kebudayaan. Tanpa perencanaan

yang baik, hal-hal ini dapat menyebabkan munculnya wilayah rawan

bencana di Kecamatan Laweyan. Hal ini juga memicu terjadinya

kawasan kumuh dan liar, menimbulkan titik-titik kemacetan akibat

on street parking area, serta memunculkan banyak rute angkutan

umum untuk melayani aktivitas pergerakan transportasi warganya.

Berdasarkan hal inilah menarik untuk dikaji lebih lanjut

mengenai pemetaan Kecamatan Laweyan dalam berbagai sektor.

Sehingga dari penelitian ini dibuatlah suatu peta tematik yang

membahas tentang berbagai macama aspek yang terdapat di

Kecamatan Laweyan. Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema

tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk,

transportasi, dll.) dengan menggunakan peta rupa bumi yang telah

disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi

tematiknya (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional).

Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat sektor utama yang

diteliti dalam pembuatan peta tematik di Kecamatan Laweyan.

Adapun sektor-sektor tersebut adalah sektor fisik, tata guna

lahan dan kependudukan; sektor fasilitas umum; sektor ekonomi;

Page 5: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

dan sektor transportasi. Dari hasil pemetaan tersebut kemudian

dapat dibuat analisis sehingga dapat menyajikan informasi

tentang keadaan Kecamatan Laweyan, potensi yang dimiliki

kecamatan tersebut, serta perencanaan yang dapat dikembangkan.

1.2 Tujuan dan SasaranTujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

menyajikan peta tematik Kecamatan Laweyan yang terdiri dari

empat sektor yaitu sektor fisik, tata guna lahan dan

kependudukan; sektor fasilitas umum; sektor ekonomi; dan sektor

transportasi serta melakukan analisis hingga representasi data

berdasarkan peraturan serta pedoman tertentu.

Sasaran merupakan langkah-langkah atau tahapan yang dapat

dilakukan untuk mencapai tujuan. Adapun sasaran yang digunakan

antara lain:

a. Mengidentifikasi setiap sektor dan sub sektor di Kecamatan

Laweyan

b. Mengidentifikasi kondisi lapangan setiap sektor dan sub

sektor di Kecamatan Laweyan dengan pedoman dan peraturan

terkait

c. Menyajikan peta tematik Kecamatan Laweyan beserta hasil

analisisnya

1.3 Ruang LingkupRuang lingkup penelitian ini adalah seluruh wilayah

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang terletak pada koordinat BT

- 1110 BT dan 7,60 LS - 80 LS. Kecamatan Laweyan ini meliputi

sebelas kelurahan yaitu Kelurahan Karangasem, Jajar, Kerten,

Pajang, Sondakan, Laweyan, Bumi, Purwosari, Penumping,

Page 6: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Sriwedari, dan Panularan. Adapaun batas wilayah administratif

Kecamatan Laweyan adalah sebagai berikut:

• Utara : Berbatasan dengan Kab. Karanganyar

• Selatan : Berbatasan dengan Kab. Sukoharjo

• Barat : Berbatasan dengan Kab. Sukoharjo

• Timur : Berbatasan dengan Kec. Serengan & Kec. Banjarsari

1.4 Landasan NormatifLandasan normatif yang digunakan untuk mengolah analisis

data hasil observasi lapangan dalam pembuatan peta tematik

Kecamatan Laweyan ini adalah:

a. Kecamatan Surakarta dalam Angka tahun 2010 dan 2011

b. Kota Surakarta dalam Angka tahun 2010 dan 2011

c. Rencana Tata Ruang Wilayah Surakarta tahun 2012-2032

d. Peraturan Menteri Perhubungan no. 9 tahun 2011

e. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah no.

534/KPTS/M/2001

f. Standar Nasional Indonesia 03-1733-1989 tentang Tata Cara

Perencanaan Kawasan Perumahan Kota

g. Standar Nasional Indonesia 03-2399-1991 tentang Tata Cara

Perencanaan Bangunan MCK

h. Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002 tentang Tata Cara

Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan

i. Standar Nasional Indonesia 02-2406-1991 tentang Tata Cara

Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

Page 7: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB II

METODE PENELITIAN

Gambar 2.1 Diagram Proses Penelitian

Page 8: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

2.1 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang

dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data sebagai

bahan untuk melakukan suatu kegiatan yang akan dianalis oleh

peneliti dengan beberapa kajian. Instrumen penelitian merupakan

elemen penting yang strategi kedudukannya berada di dalam

keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan metode ini akan

diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab semua

permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapai

tujuan. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variable-variabel

yang ada di dalam hipotesis. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam metode pengolahan data, karena

tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik

pengumpulan data mana yang paling tepat sehingga benar-benar

didapat data yang valid dan reliable (Rachmatul, 2013).

Sumber: Hasil Analisa Penulis

Page 9: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi Lapangan

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang sangat lazim dalam metode penelitian kuantitatif.

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan

panca indera, bisa dari segi penglihatan, penciuman, dan

pendengaran, yang digunakan untuk memperoleh informasi yang

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi

berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi dan

suasana tertentu. Observasi dilakukan untuk memperoleh

gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab

pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data primer

Kecamatan Laweyan. Data primer digunakan untuk mengetahui

letak dan memperbaharui semua data yang dibutuhkan setiap

sektor. Dalam pencarian data primer ini, kelompok dibagi

menjadi 4 tim masing-masing terdiri dari 2 mahasiswa dan

melakukan pencarian data di 2 hingga 3 kelurahan di Kecamatan

Laweyan dengan rincian sebagai berikut:

Bayu Seto A. P. dan Hasbi Asidiqi melakukan observasi

lapangan di Kelurahan Sondakan, Penumping dan Purwosari

Cut Khusnul K. dan Hafiza Jasmine A. melakukan observasi

lapangan di Kelurahan Karangasem, Jajar, dan Kerten

Dewangga Megaloka P. dan Dina Arifia melakukan observasi

lapangan di Kelurahan Pajang, Laweyan, dan Bumi

Dyah Ayu dan Isandi Nurul melakukan observasi lapangan di

Kelurahan Sriwedari dan Panularan

Page 10: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

b. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara

peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010:

50). Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk

memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau

tema yang diangkat dalam penelitian atau merupakan proses

pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah

diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada

perangkat kelurahan dan kepada warga setempat mengenai

keadaan fisik di kelurahan yang dimaksud sehingga memudahkan

surveyor dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

c. Survey Sekunder

Survey sekunder dilakukan di Badan Pusat Statistik

Surakarta untuk memperoleh data kependudukan pada Kecamatan

Laweyan. Data kependudukan ini antara lain adalah data jumlah

penduduk, data jumlah penggunaan lahan, data tingkat

pendidikan penduduk, dan lain sebagainya yang tidak mungkin

diperoleh dengan survey primer.

2.2 Analisis Data

Metode Analisis data adalah  kegiatan mengubah data hasil

penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Analisis data

bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga

dapat dipahami. Para peneliti berpendapat bahwa tidak ada cara

yang paling benar secara absolut untuk mengorganisasi,

menganalisis, dan menginterpretasikan data. Maka dari itu,

Page 11: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

prosedur analisis data dalam penelitian harus disesuaikan dengan

tujuan penelitian. Beberapa tahapan di dalam metode analisis

data ini adalah:

a. Georeferencing merupakan peta sekunder yang diperoleh dari

RTRW Kota Surakarta digunakan sebagai acuan update peta

dengan teknik georeferencing, kemudian ditambah dengan hasil

survey.

• Peta sekunder dimasukkan ke dalam Table of Content,

kemudian buka georeferencing dan klik fit to display;

• Kemudian klik add control points;

• Arahkan dari titik yang ada di peta sekunder lalu drag

untuk disambungkan ke titik yang ada pada peta di data view;

• Setelah posisi peta nya sama, kemudian bisa ditambahkan

dengan data hasil survey, misalnya RTH

• Sebelumnya, kita buka dahulu arcCatalog, klik kanan , klik

shapefile, kemudian type nya Polygon, atur UTM nya lalu ok;

• Setelah itu drag ke layer ArcMap

• Klik editor star editing, target RTH, dan atur sesuai

ketentuan hasil survey. Jika semua selesai lalu klik stop

editing.

b. Pengolahan Attribute Table merupakan pengolahan data hasil

survey dan data kependudukan dari BPS ke dalam tabel yang ada

di open attribute table sehingga dapat disajikan dengan menarik

dengan pengaturan symbology.

• Klik open attribute table pada layer , untuk menambahkan

data bisa klik option add field kalau angka:

double/float, huruf: text ok

• Untuk mendapatkan data dari excel bisa di join and

relates/export

Page 12: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

c. SNI merupakan data sekunder acuan sebagai analisis

perbandingan terhadap data hasil survey berupa data sektor-

sektor yang ada di Kecamatan Laweyan. Selain itu juga ada

data acuan lainnya sebagai analisis perbandingan yaitu RTRW

dan Keputusan dan Peraturan Mentaeri terkait untuk mengetahui

kesesuaian sarana prasarana di Kecamatan Laweyan dengan

standar yang sudah ditetapkan.

2.3 Pemaparan Data

Metode Pemaparan data ini merupakan tahapan akhir dari

proses keseluruhan metode pengolahan data. Metode ini merupakan

rangkaian akhir ketika semua data yang mentah sudah diolah jadi

di dalam metode analisis data. Sehingga data yang ada bisa

dikumpulkan di dalam tahapan ini. Pemaparan data ini dilakukan

untuk menghasilkan beberapa produk dari sejumlah rangkaian

penelian survey dengan melalui beberapa proses. Dan berikut

adalah beberapa produk dari hasil kegiatan ini:

• Presentasi dan Hand-out Powerpoint, hasil pengolahan peta yang

sudah dianalisis disajikan dalam bentuk powerpoint dan

ditampilkan di depan kelas. Selain itu juga dicetak dalam

bentuk hand-out sehingga memudahkan pembaca dalam memahami

penjelasan

• Poster, keempat sektor yang sudah diolah dan dianalisis datanya

diatur sedemikian rupa untuk kemudian dicetak dalam kertas A1

sehingga dapat dipajang dan menambah ilmu bagi yang

membacanya

• Laporan Individu, setiap anggota kelompok membuat laporan

individu dengan susunan: Pendahuluan, Metode Pengolahan Data,

Page 13: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Peta Dasar, Penjabaran 4 Sektor, dan Kesimpulan serta Daftar

Pustaka.

BAB III

PETA DASAR

Acuan dasar pembuatan peta tematik adalah menggunakan peta

rupa bumi, yaitu peta yang menggambarkan kenampakan alamiah dan

kenampakan buatan mansia yang terdapat pada permukaan bumi.

Kenampakan ilmiah yang di maksud misalnya sungai, bukit, lembah,

laut, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia

misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar, dan lain-lain.

Peta dasar bisa dibuat berdasarkan atas pengukuran langsung di

lapangan, pengukuran fotogrametris dan penafsiran potret udara, atau

dengan analisa citra penginderaan jauh lain seperti citra satelit

atau radar. Unsur-unsur yang disajikan pada peta dasar adalah unsur

hypsografi/relief (garis kontour, titik tinggi, gunung, lembah dan

lain-lain.); unsur hydrologi (sungai, danau, laut); unsur vegetasi

(hutan, belukar, kebun sawah); unsur buatan (jalan, pemukiman,

pelabuhan).

Page 14: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Karena dijadikan dasar, peta rupa bumi harus memiliki unsur-

unsur dasar yang diperlukan dalam pembuatan peta tematik selanjutnya

Data-data yang terdapat dalam peta topografi/rupa bumi antara lain:

1. Grid (lintang dan bujur)

2. Pola  aliran sungai (bila ada sungai)

3. Relief

4. Nama - nama geografi

5. Batas wilayah administrasi (propinsi, kabupaten atau kota, dan

kecamatan)

6. Bentuk  perhubungan (jalan raya dan rel kereta api)

7. Permukiman

8. Data  lain, misalnya hutan, rawa, sawah, dan tanah kosong (bila

ada)

Di Indonesia peta dasar dibuat dan ditetapkan oleh Badan

Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).  Sedang

peta-peta tematik dibuat berdasarkan peta dasar oleh instansi yang

berkepentingan (Departemen Kehutanan, Departemen Pertambangan dan

Energi, Badan Pertanahan Nasional, Departemen Pemukiman dan

Prasarana Wilayah, dll) untuk tema-tema sesuai pekerjaan

/kegiatannya.

Pada studi pembuatan peta tematik Kecamatan Laweyan ini, peta

dasar yang digunakan adalah Peta Rupa Bumi Kota Surakarta dengan

skala 1:25.000. Peta tersebut diperoleh dari Badan Koordinasi Survei

dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dalam bentuk lembaran peta

fisik atau termasuk dalam kategori Hardfile dan lembaran peta digital

dalam bentuk image atau format .jpeg dan dalam format .shp yang mana

selanjutnya dikategorikan dalam bentuk Softfile. Untuk lembar peta fisik

digunakan dalam proses pengenalan dan pemahaman lapangan untuk

selanjutnya digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu tahan

Page 15: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

survei. Untuk lembar peta dengan format .jpeg digunan untuk

pengenalan dan pemahaman lapangan melalui media komputer dan

sekaligus dapat menjadi arsip peta RBI yang berbentuk fisik. Untuk

lembar peta dengan format .shp atau shapefile digunakan sebagai

dasar untuk pembuatan dan pengolahan peta tematik menggunakan

program ArcGIS. Berikut ini merupakan bentuk format peta yang

disebutkan diatas:

Sumber: Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Gambar 3.1 Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Surakarta Skala 1:25.000

Page 16: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Layout peta RBI sistematikanya lengkap dan terdapat bagian

penjelasan dibawah peta. Dalam peta RBI sistematikanya yaitu

meliputi: Muka Peta, Petunjuk Letak Peta dan Diagram Lokasi,

Informasi Sistem Referensi, informasi Pembuat dan Penerbit Peta,

Informasi Nama dan Nomor Lembar Peta, Legenda, Keterangan Riwayat

Peta, Petunjuk Pembacaan Koordinat Geografi, Petunjuk Pembacaan

Koordinat UTM, Pembagian Daerah Administrasi, Keterangan Batas

Admistrasi, Skala Grafis, Singkatan dan Kesamaan Arti dipeta,

Diagram Arah Utara Nomor Lembar Peta Kiri Bawah.

Peta RBI Kota Surakarta bernomor lembar 1408-343, proyeksi

yang digunakan adalah transverse mercator. Proyeksi transverse

mercator adalah proyeksi dengan konsep pandangan bahwa bumi

merupakan bola bumi yang dipotong bidang silinder pada dua buah

meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala1. Lebar

zone 6° dihitung dari 180° BT dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT

dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.

Proyeksi lain mengenal koordinat negatif sedangkan proyeksi UTM

tidak mengenal koordinat negatif. Grid yang digunakan adalag grid

geografi dan grid UTM.

Lembar peta RBI Kota Surakarta tersebut selanjutnya menjadi

acuan atau dasar dalam pembuatan peta tematik Kecamatan Laweyan

dalam 4 sektor yaitu Sektor Fisik, Guna Lahan, dan Kependudukan;

Sektor Fasilitas dan Utilitas; Sektor Ekonomi; dan Sektor

Transportasi yang masing-masing memiliki sub sektor.

Page 17: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB IV

SEKTOR FISIK, TATA GUNA LAHAN, DAN KEPENDUDUKAN

4.1 Luas WilayahKecamatan Laweyan merupakan kecamatan dengan luas

terbesar ketiga di Kota Surakarta yaitu seluas 966,61 hektar

atau menempati 21,95% dari total luas Kota Surakarta. Sedangkan

rincian luas masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel

berikut:

KELURAHAN LUAS(Ha)

Karangasem 193.29Jajar 122.17Kerten 111.74Pajang 164.27Purwosari 80.29Sondakan 80.62Penumping 48.17Sriwedari 54.08Bumi 32.79

Tabel 4.1 Luas Kelurahan di Kecamatan Laweyan

Page 18: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Laweyan 22.91Panularan 56.28

TOTAL 966.61

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelurahan yang

memiliki luas terbesar adalah Kelurahan Karangasem, disusul

Kelurahan Pajang, Kelurahan Jajar, Kelurahan Kerten, Kelurahan

Sondakan, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Panularan, Kelurahan

Sriwedari, Kelurahan Penumping, dan yang paling kecil adalah

Kelurahan Laweyan. Luas wilayah ini berpengaruh pada kepadatan

penduduk yaitu dengan membagi jumlah penduduk dengan luas

wilayah sehingga diperoleh kepadatan jiwa per hektarnya.

4.2 Penggunaan LahanSebagian besar lahan yang ada di Kecamatan Laweyan

digunakan sebagai area permukiman penduduk, disusul jasa, dan

industri. Sedangkan paling sedikit digunakan sebagai area taman

kota dan tegalan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Kelurahan Permukiman Jasa Perusahaa

nIndustri

TanahKosong

Tegalan Sawah Pemakaman

Lapangan

Olahraga

TamanKota

Lain-

lain

2010Karangase

m 22,31 2,45 2,00 0,50 0 0 0 0,50 0 0 9,54

Jajar 63,95 9,57 9,11 7,94 1,14 0 7,08 0,20 1,65 0 4,86

Kerten 58,99 10,25 2,46 9,55 2,46 0 33,3

0 0,75 2,12 0 10,12

Pajang 34,44 28,03 4,28 13,84 1,03 0 1,88 0 1,65 0 6,95

Purwosari 16,56 0,52 2,67 0,50 0 0 0 0 0 0 4,58

Sondakan 130,75 10,13 2,82 1,28 1,62 0 0 2,35 2,75 0,15 3,35

Penumping 42,23 6,70 1,66 0,90 0 0 0 0 0 0 2,91Sriwedari 32,24 8,28 3,96 1,41 1,02 0 0 0 2,42 0 1,00

Bumi 61,31 3,74 5,70 0,75 0 0 0 1,30 0 0 11,6

Sumber: Hasil Perhitungan Attribute Table ArcGis

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Laweyan tahun 2010 - 2011

Page 19: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

0Laweyan 58,38 2,97 4,73 2,00 0 0 0 0,95 1,65 0 7,82Panularan 38,44 6,77 3,80 1,41 0 0 0 0 0 0 0,88

2011Karangase

m 22,31 2,45 2,00 0,50 0 0 0 0,50 0 0 9,54

Jajar 63,95 9,57 9,11 7,94 1,14 0 7,08 0,20 1,65 0 4,86

Kerten 58,99 10,25 2,46 9,55 2,46 0 33,3

0 0,75 2,12 0 10,12

Pajang 34,44 28,03 4,28 13,84 1,03 0 1,88 0 1,65 0 6,95

Purwosari 16,56 0,52 2,67 0,50 0 0 0 0 0 0 4,58

Sondakan 130,75 10,13 2,82 1,28 1,62 0 0 2,35 2,75 0,15 3,35

Penumping 42,23 6,70 1,66 0,90 0 0 0 0 0 0 2,91Sriwedari 32,24 8,28 3,96 1,41 1,02 0 0 0 2,42 0 1,00

Bumi 61,31 3,74 5,70 0,75 0 0 0 1,30 0 0 11,60

Laweyan 58,38 2,97 4,73 2,00 0 0 0 0,95 1,65 0 7,82Panularan 38,44 6,77 3,80 1,41 0 0 0 0 0 0 0,88

Pada tabel di atas dapat dilihat apabila tidak terjadi

perubahan penggunaan lahan dalam jumlah yang relatif besar dari

tahun 2010 hingga tahun 2011, bahkan dapat dikatakan tidak ada

perubahan sama sekali.

Penggunaan lahan paling besar adalah sebagai area

permukiman warga, hal ini dapat terjadi karena Kota Surakarta

memang merupakan suatu wilayah yang padat penduduknya dan

seringkali menjadi tujuan urbanisasi. Selain itu di Kecamatan

Laweyan yang termasuk ke dalam BWK 2 mempunyai arahan

pengembangan sebagai wilayah pusat aktivitas ekonomi, sehingga

semakin menjadi daya tarik bagi pencari kerja untuk menghuni

Kecamatan Laweyan.

Meskipun demikian, tidak seluruh permukaan Kecamatan

Laweyan tertutup oleh bangunan rumah warga saja. Di Kelurahan

Kerten masih terdapat sawah yang mempunyai luas cukup besar,

demikian pula di Kelurahan Jajar dan Kelurahan Pajang. Namun

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Page 20: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kecamatan Laweyan memiliki jumlah area hijau yang masih sedikit

yang terdiri dari lapangan olahraga dan taman kota. Bahkan

hanya Kelurahan Sondakan saja yang sudah memiliki taman kota,

sedangkan kelurahan-kelurahan lain tidak memilikinya. Hal ini

sangat disayangkan karena dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Surakarta disebutkan apabila suatu kota harus

memiliki sedikitnya 30% RTH dalam seluruh wilayahnya. Untuk

lebih jelasnya, penggunaan lahan di Kecamatan Laweyan dapat

dilihat pada peta berikut:

4.3 Slum and Risk Area

Gambar 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Laweyan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 21: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Slum area adalah suatu wilayah permukiman warga yang

kumuh dan tidak tertata rapi sehingga tidak enak dipandang mata,

tidak nyaman ditinggali, dan menjadi sumber penyakit. Slum area

dapat muncul diakibatkan karena tingginya arus urbanisasi masuk

ke dalam suatu wilayah. Kaum urban yang nekat mengadu nasib di

kota tanpa keahlian khusus kemudian akan sulit memperoleh

pekerjaan hingga akhirnya terpaksa mendirikan perumahan kumuh di

bantaran sungai, bantaran rel kereta api, serta di dekat tempat

pembuangan sampah.

Kecamatan Laweyan yang terletak di bagian barat-selatan

Kota Surakarta merupakan pintu gerbang kota dengan kabupaten di

sekitarnya sehingga rawan menjadi tujuan urbanisasi. Namun saat

dilakukan survey ternyata tidak terdapat permukiman kumuh yang

ditemukan. Meskipun permukimannya padat penduduk namun warga

sudah mampu membangun rumah mereka dengan layak sehingga cukup

nyaman dipandang mata dan tidak menunjukkan kekumuhan. Sepanjang

rel kereta api dan bantaran sungai pun sudah tertata rapi

sehingga tidak ditemukan slum and squatter area.

Sedangkan risk area adalah wilayah yang mempunyai

kerawanan terhadap bencana tertentu, seperti bencana banjir,

tanah longsor, gempa, dan sebagainya. Kecamatan Laweyan yang

memiliki kelerengan datar dan dilewati banyak sungai besar

menjadi daerah rawan banjir dan genangan. Seperti dapat dilihat

pada Gambar 4.2 risk area Kecamatan Laweyan tersebar di tiga

kelurahan yaitu Kelurahan Pajang, Laweyan, dan Sondakan yang

dilalui oleh sungai Premulung. Ketiga kelurahan tersebut rawan

tergenang air pada saat musim hujan tiba akibat luapan sungai.

Hal ini dapat diantisipasi dengan pembersihan sungai sehingga

tidak ada sampah yang menggenang serta sosialisasi kepada warga

untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan terutama sungai.

Page 22: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Selain itu pembuatan sumur resapan atau biopori pada setiap

rumah penduduk juga dapat membantu mengurangi limpasan air

sungai saat terjadi hujan deras.

4.4 Jumlah PendudukKecamatan Laweyan memiliki jumlah penduduk sebanyak

111.113 jiwa pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 111.767 jiwa

pada tahun 2011 dengan rincian dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut:

KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (jiwa)2010 2011

Karangasem 7.239 7.296Jajar 9.733 9.792Kerten 9.827 9.974Pajang 11.939 12.063Purwosari 2.580 2.598Sondakan 24.612 24.755Penumping 9.752 9.733Sriwedari 5.629 5.657Bumi 13.057 13.163Laweyan 11.973 11.975Panularan 4.772 4.761

Dari tabel di atas dapat diketahui apabila jumlah

penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Sondakan sedangkan

jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kelurahan Purwosari.

Namun jumlah penduduk ini tidak selalu berbanding lurus dengan

kepadatan penduduk, karena luas wilayah juga ikut berpengaruh

yaitu dengan membagi jumlah penduduk dengan luas wilayah.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Laweyan

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Page 23: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kepadatan penduduk Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel

berikut:

KELURAHAN LUAS (Ha)JUMLAH PENDUDUK

(jiwa)KEPADATAN(jiwa/Ha)

2010 2011 2010 2011Karangasem 193,29 7.239 7.296 37,45 37,75Jajar 122,17 9.733 9.792 79,67 80,15Kerten 111,74 9.827 9.974 87,95 89,26Pajang 164,27 11.939 12.063 72,68 73,43Purwosari 80,29 2.580 2.598 32,13 32,36Sondakan 80,62 24.612 24.755 305,28 307,06Penumping 48,17 9.752 9.733 202,45 202,06Sriwedari 54,08 5.629 5.657 104,09 104,60Bumi 32,79 13.057 13.163 398,20 401,43Laweyan 22,91 11.973 11.975 522,61 522,70Panularan 56,28 4.772 4.761 84,79 84,59

TOTAL 967 111.113 111.767 114,95 115,63

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kepadatan

tertinggi terdapat pada Kelurahan Laweyan yaitu sebesar 401,60

jiwa/Ha. Hal ini diakibatkan Kelurahan Laweyan memiliki luas

yang tidak terlalu besar namun menjadi sentra produksi batik di

Kota Surakarta, sehingga menarik banyak penduduk untuk mencari

pekerjaan dan bertempat tinggal di kelurahan tersebut. Kepadatan

penduduk terendah berada pada Kelurahan Purwosari hanya sebesar

32,36 jiwa/Ha. Hal ini dikarenakan Kelurahan Purwosari terletak

di salah satu ruas jalan utama di Kota Surakarta yaitu Jalan

Slamet Riyadi, sehingga banyak pertokoan yang dibangun. Hal ini

mengakibatkan sedikitnya penduduk yang tinggal di kelurahan

tersebut karena fungsi utamanya untuk atktivitas perekonomian,

bukan perumahan warga.

Tabel 4.4 Kepadatan Penduduk Kecamatan Laweyan

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Page 24: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-1989

tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, kepadatan

penduduk dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas seperti

yang ditunjukkan dalam tabel berikut:

Dari tabel 4.4 dan 4.5 dapat dibuat peta kepadatan

penduduk yang menunjukkan klasifikasi kepadatan penduduk di

Kecamatan Laweyan. Tingkat penduduk rendah terdapat di Kelurahan

Karangasem, Jajar, Kerten, Pajang, Purwosari, Sriwedari, dan

Panularan. Sedangkan tingkat kepadatan tinggi terdapat pada

Kelurahan Sondakan dan Penumping, dan tingkat kepadatan sangat

padat berada pada Kelurahan Laweyan dan Bumi seperti dapat

dilihat pada peta berikut:

Tabel 4.5 Klasifikasi Kepadatan Penduduk

Sumber: SNI 03-1733-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota

Gambar 4.3 Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Laweyan tahun 2011

Page 25: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

4.5 Jumlah Penduduk Berdasar UmurPenduduk berdasarkan umur diklasifikasikan untuk

keperluan tertentu. Misalnya untuk mengetahui anak usia sekolah

pada tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Selain itu

dengan pemetaan penduduk berdasarkan umur dapat diketahui

penduduk usia produktif pada suatu wilayah tertentu. Jumlah

penduduk berdasar umur di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 26: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penduduk

kelompok usia penduduk yang mempunyai jumlah paling banyak

adalah kelompok usia 30-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa di

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasar Umur

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Page 27: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kecamatan Laweyan kelompok umur yang mendominasi adalah penduduk

usia kerja yaitu kisaran usia 30-39 tahun. Sedangkan kelompok

usia yang menempati jumlah paling sedikit adalah kelompok usia

lebih dari 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk usia

lanjut di Kecamatan Laweyan sangat sedikit jumlahnya. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan apabila Kecamatan Laweyan yang

merupakan kecamatan padat penduduk dan mempunyai arahan

pengembangan sebagai wilayah pusat ekonomi di Kota Surakarta

mempunyai jumlah penduduk usia kerja yang mendominasi seperti

dapat dilihat pada peta berikut:

Gambar 4.4 Peta Jumlah Penduduk Berdasar Umur Kecamatan Laweyan tahun 2010

Page 28: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

4.6 Jumlah Penduduk Berdasar Jenis KelaminPenduduk berdasar jenis kelamin dapat digunakan untuk

mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan dalam

suatu wilayah tertentu. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk

memproyeksikan jumah penduduk karena seperti yang kita ketahui,

perempuan dapat melahirkan sehingga bertambahnya jumlah

perempuan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk di

suatu wilayah tertentu. Berikut merupakan tabel perbandingan

jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di Kecamatan Laweyan:

Gambar 4.5 Peta Jumlah Penduduk Berdasar Umur Kecamatan Laweyan tahun 2011

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin

Page 29: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Jumlah penduduk laki-laki yang ada di Kecamatan Laweyan

adalah sebanyak 54.518 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan

adalah sebanyak 56.595 jiwa. Meskipun selisihnya tidak terlalu

banyak, dapat disimpulkan apabila di Kecamatan Laweyan penduduk

didominasi oleh perempuan. Tidak hanya secara keseluruhan,

jumlah penduduk pada setiap kelurahan pun menunjukkan dominasi

perempuan dibandingkan penduduk laki-laki. Berikut merupakan

peta yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk berdasar

jenis kelamin di Kecamatan Laweyan:

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Gambar 4.6 Peta Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin Kecamatan Laweyan tahun 2011

Page 30: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

4.7 Jumlah Penduduk Berdasar PendidikanPerhitungan jumlah penduduk dan pengkasifikasiannya

berdasarkan tingkat pendidikan berfungsi untuk mengetahui

tingkat pendidikan yang dicapai oleh suatu wilayah tertentu.

Dengan pemetaan ini dapat dilakukan analisis berkelanjutan untuk

menentukan arahan yang tepat dalam hal pendidikan dalam wilayah

tersebut. Apabila tingkat pendidikan penduduknya masih rendah

dapat dilakukan program-program tertentu yang dapat meningkatkan

minat warga untuk bersekolah.

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin

Page 31: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah

tertinggi terdapat pada kelompok penduduk dengan tingkat

pendidikan Tamat SMA yaitu sebanyak 23.306 jiwa. Sedangkan

jumlah kelompok penduduk terendah terdapat pada tingkat

pendidikan Tidak Sekolah yaitu sebanyak 7.205 jiwa. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Laweyan untuk

bersekolah sudah cukup tinggi, terbukti tidak hanya wajib

belajar 9 tahun yang menempati posisi tertinggi melainkan wajib

belajar 12 tahun. Meskipun demikian, masih terdapat lebih dari

7000 penduduk yang tidak bersekolah. Hal ini sangat disayangkan

karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting dewasa ini.

Berikut merupakan peta penduduk Kecamatan Laweyan berdasarkan

tingkat pendidikannya:

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Gambar 4.7 Peta Jumlah Penduduk Berdasar Tingkat Pendidikan Kecamatan Laweyan tahun 2011

Page 32: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

4.8 Jumlah Kepala KeluargaKepala Keluarga (KK) dapat didata jumlahnya pada setiap

kelurahan sehingga dapat digunakan untuk keperluan selanjutnya.

Misalnya pada Kecamatan Laweyan terdapat total 25.517 KK dengan

rata-rata penghuni rumah ada 4 orang dapat disimpulkan bahwa di

Kecamatan Laweyan terdapat kurang lebih 6.379 rumah penduduk.

Rincian jumlah KK di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel

berikut:

KELURAHAN JUMLAH_KK

Karangasem 1.846

Jajar 2.123

Kerten 2.117

Pajang 2.686

Purwosari 603

Sondakan 5.102

Penumping 2.831

Sriwedari 1.332

Bumi 2.215

Laweyan 3.613

Panularan 1.049

TOTAL 25.517

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 4.9 Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Laweyan

Page 33: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk, Kelurahan

Sondakan memiliki jumlah Kepala Keluarga terbanyak di Kecamatan

Laweyan. Sedangkan Kelurahan Purwosari memiliki jumlah Kepala

Keluarga paling sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

penduduk berbanding lurus dengan jumlah kepala keluarga yang ada

dalam suatu wilayah tertentu.

4.9 Mortalitas, Natalitas, Imigrasi, dan EmigrasiMortalitas, natalitas, imigrasi, dan emigrasi merupakan

faktor-faktor alami yang menyebabkan terjadinya perubahan jumlah

penduduk. Mortalitas merupakan angka kematian, natalitas adalah

angka kelahiran, imigrasi adalah angka migrasi (perpindahan)

masuk ke dalam wilayah sedangkan emigrasi adalah angka migrasi

(perpindahan) keluar wilayah. Mortalitas dan emigrasi

menyebabkan pengurangan jumlah penduduk, sebaliknya natalitas

dan imigrasi menyebabkan pertambahan jumlah penduduk. Berikut

merupakan tabel rincian mortalitas, natalitas, dan migrasi di

Kecamatan Laweyan:

Page 34: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah

pertambahan penduduk di Kecamatan Laweyan akibat natalitas dan

imigrasi adalah sejumlah 3.676 jiwa. Sedangkan pengurangan

jumlah penduduk akibat mortalitas dan emigrasi di Kecamatan

Laweyan adalah sebanyak 3.099 jiwa. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa input lebih banyak dari output, berarti

pendudk di Kecamatan Laweyan mengalami pertambahan. Berikut

merupakan peta natalitas, mortalitas, dan emigrasi penduduk di

Kecamatan Laweyan:

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Gambar 4.7 Peta Jumlah Penduduk Berdasar Perubahan Alami

Page 35: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

4.10 Penduduk Berdasar Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan tingkat kesejahteraannya, penduduk dibagi

menjadi penduduk pra sejahtera dan penduduk sejahtera. Penduduk

pra sejahtera berarti penduduk yang belum menemukan

kesejahteraan dalam hidupnya, hal ini dapat berarti penduduk

tersebut belum berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-harinya, biasanya termasuk ke dalam golongan menengah ke

bawah. Sedangkan penduduk sejahtera merupakan penduduk yang

sudah sejahtera sehingga berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, biasanya termasuk ke dalam penduduk golongan menengah

ke atas. Berikut merupakan tabel rincian jumlah penduduk

berdasar tingkat kesejahteraannya di Kecamatan Laweyan:

KELURAHAN PRASEAHTERA SEJAHTERA

Karangasem 271 950Jajar 75 1.775Kerten 28 1.558Pajang 344 1.651Purwosari 122 368Sondakan 510 4.168Penumping 120 1.684Sriwedari 271 651Bumi 394 1.705Laweyan 301 2.264Panularan 49 873

TOTAL 2.485 17.647

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Berdasar Tingkat Kesejahteraan

Sumber: Kecamatan Laweyan dalam Angka 2010-2011

Page 36: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

sejahtera lebih banyk dibandingkan jumlah penduduk pra sejahtera

dengan selisih yang terpaut cukup besar. Meskipun demikian,

tetap masih ada hampir 2.500 penduduk yang belum sejahtera, hal

ini justru menibulkan suatu ironi di Kecamatan Laweyan.

Pemerintah seharusnya melakukan upaya untuk menyejahterakan

warganya yang masih belum sejahtera tersebut melalui beberapa

program yang teapt guna. Sedangkan berikut adalah peta jumlah

penduduk berdasarkan tingkat kesejahteraannya:

Gambar 4.7 Peta Jumlah Penduduk Berdasar Perubahan Alami

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 37: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB V

SEKTOR FASILITAS DAN UTILITAS

5.1 Fasilitas PerdaganganFasilitas perdagangan yang tersebar di Kecamatan Laweyan

adalah pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional

adalah pasar yang masih menggunakan cara konvensional dalam

transaksi jual beli seperti adanya tawar menawar. Sedangkan pasar

modern adalah pasar yang menggunakan cara modern dalam transaksi

jual belinya, biasanya ditandai dengan kemegahan bangunan dan

barang-barang yang dijual adalah barang yang sudah dipatok

harganya sehingga tidak bisa ditawar. Berikut merupakan peta

persebaran pasar di Kecamatan Laweyan:

Page 38: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kecamatan Laweyan memiliki 7 pasar tradisional dan 3 pasar

modern yang semuanya dapat dijangkau kendaraan umum. Pasar

Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Kabangan, Pasar Purwosari, Pasar

Oleh-oleh dan Pasar Kleco merupakan pasar tradisional yang telah

dilengkapi sarana parkir serta terletak di jalan utama sehingga

mudah dijangkau, sedangkan di pasar buah masih terjadi on street

parking. Ketujuh pasar tradisional berikut termasuk jenis sarana

pusat pertokoan dan pasar lingkungan yang mampu memfasilitasi

30.000 jiwa. Sedangkan pasar modern yang terdapat di Kecamatan

Laweyan adalah Solo Square, Solo Grand Mall, dan Solo Center

Point. Meskipun pasar-pasar modern ini sudah dilengkapi dengan

Gambar 5.1 Peta Persebaran Fasilitas Perdagangan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 39: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

tempat parkir namun masih menimbulkan on street parking area di

sekelilingnya.

5.2 Fasilitas KesehatanFasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Laweyan

dibedakan menjadi 3 macam yaitu Puskesmas, Pustu, dan Rumah Sakit

yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Laweyan dengan rincian

pada tabel berikut:

NO NAMA JENIS KELURAHAN1. Puskesmas Puskesmas Laweyan

2. Rumah Sakit Bersalin Barokah

Rumah sakit Pajang

3. Pustu Pajang Pustu Pajang4. Puskesmas Puskesmas Pajang

5. Rumah Sakit Mata Rumah sakit Karangasem

6. Rumah Sakit Bersalin Kelurahan Panularan

Rumah sakit Panularan

7. Rumah Sakit Jiwa Puri Waluyo

Rumah sakit Karangasem

8. Rumah Sakit Paru-Paru Rumah sakit Jajar

9. Pustu Jajar Pustu Jajar

10. Rumah Sakit Kasih Ibu Rumah sakit Purwosari

11. Rumah Sakit Slamet Riyadi

Rumah sakit Purwosari

12. Rumah Sakit Panti Waluyo

Rumah sakit Kerten

13. Puskesmas Puskesmas Sondakan

14. Rumah Sakit Ortopedi Rumah sakit Karangasem

15. Pustu Sriwedari Pustu Sriwedari

Tabel 5.1 Jenis dan Letak Fasilitas Kesehatan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 40: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kecamatan Laweyan memiliki 9 Rumah Sakit, 3 Puskesmas, dan

3 Pustu yang sudah dirinci pada tabel di atas. Sedangkan berikut

merupakan peta persebaran fasilitas kesehatan tersebut di

Kecamatan Laweyan:

Berdasarkan standar acuan fasilitas kesehatan yang diambil

dari SNI 03-1733-1989 tentang tata cara perencanaan kawasan

perumahan kota pada tabel berikut, dapat dibuat peta jangkauan

pelayanan fasilitas kesehatan di Kecamatan Laweyan.

Gambar 5.2 Peta Persebaran Fasilitas Kesehatan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 5.2 Standar Pelayanan Fasilitas Kesehatan

Page 41: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Gambar 5.3 Peta Jangkauan Layanan Rumah Sakit

Gambar 5.4 Peta Jangkauan Layanan Puskesmas

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 42: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Sumber: Hasil Analisis PenulisGambar 5.5 Peta Jangkauan Layanan Pustu

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 43: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari ketiga peta jangkauan tersebut dapat dilihat apabila

setiap fasilitas kesehatan baik Rumah Sakit, Puskesmas, dan Pustu

ketiganya sudah mampu menjangkau seluruh wilayah Kecamatan

Laweyan, bahkan juga menjangkau kecamatan lain di sekitar

Kecamatan Laweyan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

jaminan kesehatan bagi masyarakat Laweyan sudah dapat terpenuhi

dengan baik.

5.3 Fasilitas PendidikanFasilitas pendidikan di Kecamatan Laweyan dibagi dalam 4

tingkatan yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh

wilayah Kecamatan Laweyan dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis Nama Kelurahan

1. SDN SDN Tunggulsari 1 Kelurahan Pajang2. SDN SDN Tunggulsari 2 Kelurahan Pajang3. SDN SDN Totosari Kelurahan Pajang4. SDN SDN Pajang 3 Kelurahan Pajang5. SDN SDN Pajang 1 Kelurahan Pajang6. SDN SDN Pajang 2 Kelurahan Pajang7. SDN SDN Bratan 3 Kelurahan Pajang8. SDN SDN Setono Kelurahan Pajang9. SDN SDN Laweyan Kelurahan Pajang10.

SDN SDN Bratan 2 Kelurahan Pajang

11.

SDN SDN Bratan 1 Kelurahan Pajang

12.

SDN SDN Begalon 1 Kelurahan Panularan

13.

SDN SDN Begalon 2 Kelurahan Panularan

14.

SDN SDN Tugu Kelurahan Panularan

15.

SDN SDN Cokroningratan Kelurahan Panularan

Tabel 5.3 Nama dan Letak Fasilitas Pendidikan

Page 44: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

16.

SDN SDN Panularan Kelurahan Panularan

17.

SDN SDN Mangkuyudan Kelurahan Bumi

18.

SDN SDN Sayangan 244 Kelurahan Bumi

19.

SDN SD AL-Islam 1 Kelurahan Sondakan

20.

SDN SDN Purwosari Kulon Kelurahan Purwosari

21.

SDN SDN Purwotomo Kelurahan Purwosari

22.

SDN SDN Tegalsari 6 Kelurahan Purwosari

23.

SDN SD Muhammadiyah Kelurahan Karangasem

24.

SDN SDN Karangasem 2 Kelurahan Karangasem

25.

SDN SDN Karangasem 3 Kelurahan Karangasem

26.

SDN SDN Soropadan Kelurahan Karangasem

27.

SDN SDN Karangasem 1 Kelurahan Karangasem

28.

SDN SDN Jajar 1 Kelurahan Jajar

29.

SDN SDN Sriwedari Kelurahan Sriwedari

30.

SDN SDLB Autis Alamanda Kelurahan Purwosari

31.

SDN SDN Tegalsari Kelurahan Bumi

32.

SDN SDN Bumi 3 Kelurahan Bumi

33.

SDN SD Ta'mirul Islam Kelurahan Bumi

34.

SDN SDN Bumi No 1 Kelurahan Penumping

35.

SDN SDN Kleco 1 Kelurahan Kerten

36.

SDN SDN Kleco 2 Kelurahan Kerten

37.

SDN SDN Kerten 2 Kelurahan Kerten

Page 45: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

38.

SDN SDN Kerten 1 Kelurahan Kerten

39.

SDN SDN Wonosari Kelurahan Kerten

40.

SMP SMP Batik Kelurahan Pajang

41.

SMP SMP Muhamadiyah 5 Kelurahan Pajang

42.

SMP MTsN 2 Surakarta Kelurahan Pajang

43.

SMP SMPN 9 Kelurahan Pajang

44.

SMP SMP 12 Surakarta Kelurahan Kerten

45.

SMP SMP AL MUAYYAD Kelurahan Purwosari

46.

SMP SMP MUH 10 Kelurahan Karangasem

47.

SMP SMPN 2 Surakarta Kelurahan Jajar

48.

SMP SMP 15 Surakarta Kelurahan Sriwedari

49.

SMP SMPLB E.Parayuana Kelurahan Purwosari

50.

SMP SMP Ta'mirul Islam Kelurahan Bumi

51.

SMP SMPN 25 Surakarta Kelurahan Penumping

52.

SMP SMPN 24 Surakarta Kelurahan Penumping

53.

SMA SMA Batik 1 Kelurahan Pajang

54.

SMA SMA Muhammadiyah 4 Kelurahan Pajang

55.

SMA SMA Jayawisata Kelurahan Pajang

56.

SMA SMAN Al-Islam Kelurahan Panularan

57.

SMA SMKN 5 Surakarta Kelurahan Kerten

58.

SMA SMKN 4 Surakarta Kelurahan Kerten

59.

SMA SMKN 6 Surakarta Kelurahan Kerten

Page 46: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

60.

SMA SMA Regina Pacis Kelurahan Kerten

61.

SMA SMA Batik 2 Surakarta Kelurahan Kerten

62.

SMA STM Pancasila Kelurahan Jajar

63.

SMA MAN 2 Sriwedari Kelurahan Sriwedari

64.

SMA SMALB Negri Kelurahan Sondakan

65.

SMA SMK Al Islam Kelurahan Sondakan

66.

SMA SMA Pangudi Luhur St Yosef

Kelurahan Purwosari

67.

SMA SMKN 7 Surakarta Kelurahan Kerten

68.

SMA SMA Santo Yosef Kelurahan Kerten

69.

PT SMK BATIK Kelurahan Pajang

70.

PT FKIP PGSD UNS Kelurahan Pajang

71.

PT STIKES Aisiyah Kelurahan Pajang

72.

PT POLITEKNIK PRATAMA MULYA

Kelurahan Panularan

73 PT UNIBA Kelurahan Sondakan

74.

PT STIMIK Kelurahan Purwosari

75.

PT UNIV SAHID Surakarta Kelurahan Jajar

76.

PT Politeknik Indonusa Surakarta

Kelurahan Sondakan

77.

PT Univ Muhammadiyah Surakarta

Kelurahan Penumping

78.

PT UNU Surakarta Kelurahan Penumping

Dari data pada tabel di atas dapat dibuat peta persebaran

fasilitas pendidikan di Kecamatan Laweyan sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 47: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Berdasarkan standar acuan fasilitas pendidikan yang diambil

dari SNI 03-1733-1989 tentang tata cara perencanaan kawasan

perumahan kota pada tabel berikut, dapat dibuat peta jangkauan

pelayanan fasilitas kesehatan di Kecamatan Laweyan.

Gambar 5.6 Peta Persebaran Fasilitas Pendidikan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 5.4 Standar Pelayanan Fasilitas Pendidikan

Page 48: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Gambar 5.7 Peta Jangkauan Sekolah Dasar

Gambar 5.8 Peta Jangkauan Sekolah Menengah Pertama

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 49: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Gambar 5.9 Peta Jangkauan Sekolah Menengah Atas

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 50: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Jangkauan Sekolah Dasar (SD) yaitu 1000 m tiap SD. Dari

peta tematik yang ada diketahui bahwa ada 3 kelurahan yang tidak

terkena jangkauan SD yaitu Kelurahan Sriwedari, Kelurahan

Panularan, dan Kelurahan Penumping. Terdapat total 9 SD di Kec.

Laweyan. Jika dihitung dari jumlah penduduk yang dilayani, jumlah

SD tersebut mampu melayani 14.400 jiwa sehingga mampu menampung

seluruh anak usia belajar sekolah dasar di Kecamatan Laweyan.

Namun letaknya yang kurang merata mengakibatkan masih muncul

kelurahan yang masih belum terjangkau fasilitas SD.

Jangkauan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu 1000 m tiap

SMP. Dari peta tematik yang ada diketahui bahwa semua kelurahan

di Kecamatan Laweyan terjangkau pelayanan SMP. Terdapat total 13

SMP di Kec. Laweyan. Jika dihitung dari jumlah penduduk yang

dilayani, jumlah SMP tersebut mampu melayani 62.400 jiwa sehingga

mampu menampung seluruh anak usia belajar sekolah menengah

pertama di Kecamatan Laweyan.

Jangkauan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 3000 m tiap

SMA. Dari peta tematik yang ada diketahui bahwa semua kelurahan

di Kecamatan Laweyan terjangkau pelayanan SMA. Terdapat total 17

SMA di Kec. Laweyan. Jika dihitung dari jumlah penduduk yang

dilayani, jumlah SD tersebut mampu melayani 81.600 jiwa sehingga

mampu menampung seluruh anak usia belajar sekolah menengah atas

di Kecamatan Laweyan dan bahkan mampu melayani untuk kecamatan

lain di Kota Surakarta.

Menurut pedoman pedoman penentuan standar pelayanan minimal

bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman dan pekerjaan

umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.

534/KPTS/M/2001), standar tersedianya fasilitas PT yaitu tersedia

1 unit Perguruan Tinggi untuk setiap 70.000 penduduk. Di

Page 51: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kecamatan Laweyan terdapat 3 Perguruan Tinggi yang mampu melayani

seluruh penduduk Kecamatan Laweyan dan penduduk Kecamatan di

sekitarnya.

5.4 Fasilitas Ruang Terbuka HijauBerdasarkan standar acuan fasilitas pendidikan yang diambil

dari SNI 03-1733-1989 tentang tata cara perencanaan kawasan

perumahan kota, terdapat ketentuan Ruang Terbuka Hijau sebagai

berikut:

a. Setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan

minimal 1 untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada

kota.

b. Setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan

sekurang-kurangnya satu daerah terbuka berupa taman, di samping

daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250

penduduk sebaiknya, yang berfungsi sebagai taman tempat main

anak-anak dan lapangan olah raga kegiatan olah raga;

c. Setiap unit Kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa

diperlukan taman dan lapangan olahraga untuk melayani kebutuhan

kegiatan penduduk di area terbuka.

d. Setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus

memiliki sekurang kurangnya 1 (satu) lapangan hijau terbuka

yang berfungsi sebagai tempat pertandingan olah raga (tenis

lapangan, bola basket dan lain-lain), upacara dll.

e. Setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus

memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) ruang terbuka yang

berfungsi sebagai kuburan/pemakaman umum.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Laweyan dibedakan

menjadi 3 jenis yaitu lapangan, pemakaman, dan taman kota yang

Page 52: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

seluruhnya tersebar di seluruh Kecamatan Laweyan dengan rincian

pada tabel berikut:

No JENIS KELURAHAN

1. Lapangan Kelurahan Sriwedari

2. Taman Kelurahan Sriwedari

3. Lapangan Kelurahan Panularan

4. Pemakaman Kelurahan Purwosari

5. Lapangan Kelurahan Sondakan

6. Pemakaman Kelurahan Sondakan

7. Pemakaman Kelurahan Pajang8. Pemakaman Kelurahan Pajang9. Lapangan Kelurahan Pajang10. Lapangan Kelurahan Pajang

11. Lapangan Kelurahan Jajar

12. Pemakaman Kelurahan Jajar

13. Lapangan Kelurahan

Karangasem14. Pemakaman Kelurahan

Karangasem

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa RTH hanya terdapat

pada 7 dari 11 kelurahan yang ada di Kecamatan Laweyan dengan RTH

terbanyak terdapat pada Kelurahan Pajang. Merujuk pada tabel yang

ada bahwa ketentuan yang ada sudah sesuai. Namun jumlah taman

masih kurang di kecamatan ini. Hal ini bisa dilihat dengan jumlah

taman yang hanya di Kel. Sriwedari, sedangkan RTH yang lainnya

Tabel 5.5 Jenis dan Lokasi Fasilitas Ruang Terbuka Hijau

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 53: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

cukup memadai dengan 7 buah lapangan di berbagai kelurahan di

Kecamatan ini dan 6 buah pemakaman. Dari data pada tabel tersebut

dapat dibuat peta persebaran ruang terbuka hijau di Kecamatan

Laweyan sebagai berikut:

5.5 Fasilitas PariwisataFasilitas pariwisata di Kecamatan Laweyan dibagi menjadi 2

jenis yaitu museum dan taman hiburan rakyat. Fasilitas pariwisata

di Kecamatan Laweyan hanya terdapat 3 buah saja. Hal ini sangat

disayangkan mengingat nilai sejarah Kecamatan Laweyan yang begitu

kental serta potensi yang dimilikinya tidak dimanfaatkan dengan

baik. Berikut merupakan tabel rincian fasilitas pariwisata yang

ada di Kecamatan Laweyan:

Gambar 5.10 Peta Persebaran Ruang Terbuka Hijau

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 5.6 Jenis dan Lokasi Fasilitas Pariwisata

Page 54: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

NAMA JENIS KELURAHANMonumen Tugu Lilin

Museum Sondakan

Museum Radya Pustaka

Museum Sriwedari

Thr Sriwedari Taman Hiburan Rakyat

Sriwedari

Dari tabel tersebut dapat dibuat peta persebaran fasilitas

pariwisata di Kecamatan Laweyan sebagai berikut:

5.6 Fasilitas Rumah Susun

Gambar 5.11 Peta Persebaran Fasilitas Pariwisata

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 55: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Berdasarkan standar acuan fasilitas yang diambil dari SNI

03-1733-1989 tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan

kota, pendirian rumah susun disyaratkan pada kawasan dengan

kepadatan penduduk tinggi dan sangat padat. Namun pada

kenyataannya hanya ada 2 rusun di Kecamatan Laweyan yang keduanya

berada pada Kelurahan Panularan yang memiliki tingkat kepadatan

penduduk rendah.

Tabel 5.7 Kebutuhan Rusun Berdasar Kepadatan Pendudu

Gambar 5.12 Peta Persebaran Rumah Susun

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 56: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

5.7 Fasilitas SanitasiSanitasi di Kecamatan Laweyan dibedakan menjadi 2 jenis

yaitu MCK Umum dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Persebaran

utilitas sanitasi di Kecamatan Laweyan dapat dilihat rinciannya

pada tabel berikut:

No JENIS KELURAHAN1. TPS Sriwedari2. MCK UMUM Sriwedari3. MCK UMUM Panularan4. MCK UMUM Panularan5. TPS Bumi6. TPS Bumi7. MCK UMUM Pajang8. MCK UMUM Pajang9. TPS Pajang10. TPS Pajang11. TPS Kerten12. TPS Kerten13. MCK UMUM Kerten14. MCK UMUM Purwosari15. TPS Jajar16. TPS Jajar17. TPS Karangasem18. TPS Karangasem19. TPS Karangasem20. MCK UMUM Karangasem21. MCK UMUM Bumi22. MCK UMUM Bumi23. MCK UMUM Bumi24. MCK UMUM Bumi25. MCK UMUM Bumi26. MCK UMUM Bumi27. MCK UMUM Bumi28. MCK UMUM Bumi29. MCK UMUM Bumi

Tabel 5.8 Jenis dan Lokasi Fasilitas Sanitasi

Page 57: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

30. MCK UMUM Bumi31. MCK UMUM Bumi32. MCK UMUM Bumi

Dari data tersebut dapat diketahui apabila belum semua

kelurahan di Kecamatan Laweyan memiliki TPS dan MCK Umum. Dari

data tersebut dapat dipetakan sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Gambar 5.13 Peta Persebaran Fasilitas Sanitasi

Page 58: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Menurut SNI 03-2399-1991 tentang Tata cara perencanaan

bangunan MCK ditentukan persyaratan pembangunan MCK sebagai

berikut:

a. Persyaratan lokasi dan waktu tempuh dari rumah penduduk adalah

2 menit (jarak 100m), luas daerah pelayanan maksimum untuk 1

MCK adalah 3 ha.

b. Kapasitas pelayanan harus dapat melayani jam sibuk, dan

banyaknya ruang tergantung jumlah pemakai.

Masih berdasarkan SNI yang sama, beriku adalah persyaratan

pembangunan TPS di kawasan permukiman perkotaan:

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 5.9 Standar Pembangunan TPS

Page 59: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Sehingga dari ketentuan di atas dapat dibuat peta jangkauan

layanan utilitas sanitasi di Kecamatan Laweyan sebagi berikut:

Jangkauan Mandi Cuci Kakus (MCK) umum yaitu 3 ha tiap MCK.

Dari peta tematik yang ada diketahui bahwa semua kelurahan di

Kecamatan Laweyan terjangkau pelayanan MCK. Terdapat total 20 MCK

tersebar di Kec. Laweyan sehingga mampu melayani warga di

Kecamatan Laweyan.

Gambar 5.13 Peta Persebaran Fasilitas Sanitasi

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 60: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

TPS di Kecamatan Laweyan berjumlah 12 buah dan sistem

pengambilannya masih dengan gerobak. Belum ada tempat pembuangan

akhir lokal sehingga masih digolongkan dalam TPS lingkup

kelurahan yang melayani 30.000 jiwa tiap 1 TPS. Karena TPS di

Kecamatan Laweyan sudah tersebar, maka pelayanannya juga sudah

menyeluruh melingkupi semua warga Kecamatan Laweyan.

5.8 Fasilitas DrainaseLingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase

sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam

peraturan/ perundangan yang telah berlaku, Terutama mengenai tata

cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan di

perkotaan. Salah satu ketentuan yang berlaku adalah SNI 02-2406-

1991 tentang Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan.

Kecamatan Laweyan memiliki 3 saluran drainase yaitu saluran

drainase primer, sekunder, dan tersier. Saluran drainase primer

merupakan badan penerima air alami yaitu sungai-sungai yang

melewati Kecamatan Laweyan antara lain Kali Anyar, Kali Jenes,

Sungai Brojo, dan Sungai Premulung. Saluran drainase sekunder

adalah saluran drainase yang mengalirkan air ke badan penerima

air. Saluran sekunder ini dapat berupa gorong-gorong di bawah

jalan raya yang memiliki dimensi saluran yang cukup besar.

Sedangkan saluran drainase tersier adalah saluran drainase yang

mengalirkan air dari perumahan warga menuju ke saluran drainase

sekunder. Berikut merupakan peta jaringan drainase di Kecamatan

Laweyan:

Gambar 5.14 Peta Jaringan Drainase

Page 61: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB VI

SEKTOR EKONOMI

Sektor ekonomi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu industri kecil,

industri menengah, dan industri besar. Industri kecil yaitu pabrik

atau industri yang tidak menempati wilayah yang terlalu luas, hanya

mempunyai sedikit pekerja, dan hasil produksinya berskala kecil,

biasanya berupa industri rumahan. Sedangkan industri menengah adalah

suatu pabrik atau industri yang menempati wilayah cukup luas,

mempunyai cukup pekerja, dan hasil produksinya berskala cukup besar

namun hanya dipasarkan pada tingkat lokal dan regional saja.

Industri besar adalah suatu jenis pabrik atau industri yang

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 62: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

menempati wilayah yang sangat luas, mempekerjakan banyak tenaga

kerja, dan hasil produksinya berskala besar sehingga dipasarkan

secara nasional.

Kecamatan Laweyan yang terletak pada BWK 2 mempunyai arahan

sebagai pusat aktivitas ekonomi di Kota Surakarta. Hal ini

dikarenakan banyaknya pusat perdagangan baik tradisional maupun

modern di Kecamatan Laweyan in. Selain itu Kecamatan Laweyan juga

memiliki suatu sentra pembuatan batik yang dikenal dengan Batik Solo

yaitu Kampung Batik Laweyan. Di Kelurahan Laweyan terutama terdapat

begitu banyak pusat-pusat produksi batik yang dikenal bukan hanya di

Kota Surakarta melainkan di seluruh Indonesia. Selain industri

pembuatan batik, Kecamatan Laweyan juga memiliki berbagai industri

pengolahan lain seperti industri kerupuk, ayam potong, besi dan

baja, dsb.

Meskipun demikian, sektor ekonomi yang terdapat di Kecamatan

Laweyan hanyalah industri kecil dan industri menengah saja. Tidak

terdapat pabrik besar berskala nasional yang didirikan di kecamatan

ini. Aktivitas ekonomi lebih terpusat pada produksi dan

pendistribusian kain batik sebagai ciri khas Kecamatan Laweyan.

Batik diproduksi baik secara rumahan maupun pabrikan namun tetap

berskala sedang. Setelah itu dipasarkan baik ke dalam Kota Surakarta

maupun ke luar Kota Surakarta. Untuk penjualan inilah di Kecamatan

Laweyan terutama di sepanjang jalan Dr. Radjiman dan Kelurahan

Laweyan banyak dijumpai took-toko pakaian yang menjual beraneka

ragam produk batik. Kawasan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan

sebagai tempat pembelian oleh-oleh khas Kota Surakarta, sehingga

mampu memberikan nilai tambah ekonomi sesuai arahannya sebagai BWK

2. Berikut merupakan peta persebaran sektor ekonomi di Kecamatan

Laweyan.

Page 63: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari peta tersebut dapat dilihat bahwa pabrik-pabrik industri

terdapat di pinggiran kota bukan pada pusat kota yang dekat dengan

jalan arteri dan kolektor seperti yang dapat dilihat pada peta. Hal

ini dikarenakan pabrik tersebut menimbulkan polusi baik udara, air,

maupun suara sehingga bertempat di pinggiran kota. Industri juga

terpusat di Kelurahan Laweyan yang konsisten dengan batiknya. Namun

di kelurahan-kelurahan lain juga terdapat berbagai macam

perindustrian meskipun dari total 44 industri yang tedapat di

Kecamatan Laweyan 39 diantaranya adalah industri menengah dan 5

Gambar 6.1 Peta Persebaran Industri Kecamatan Laweyan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 64: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

sisanya adalah industri kecil. Indsutri batik juga mendominasi yaitu

terdapat 36 industri batik dan sisanya 8 industri merupakan indsutri

lain yang rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

NO. JENIS NAMA KELURAHAN1. Industri Kecil Industri Batik Pajang2. Industri Kecil Industri Batik Pajang3. Industri Kecil Industri Batik Pajang4. Industri Kecil Industri Kerupuk Kerten

5. Industri Kecil Industri Ayam Potong Karangasem

6. Industri Menengah Industri Besi Pajang

7. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

8. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

9. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

10. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

11. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

12. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

13. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

14. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

15. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

16. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

17. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

18. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

19. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

20. Industri Industri Batik Laweyan

Tabel 6.1 Jenis dan Nama Industri Kecamatan Laweyan

Page 65: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Menengah

21. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

22. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

23. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

24. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

25. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

26. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

27. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

28. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

29. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

30. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

31. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

32. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

33. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

34. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

35. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

36. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

37. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

38. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

39. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

40. Industri Menengah Industri Batik Laweyan

41. Industri Menengah Industri Rokok Kerten

42. Industri Industri Air Jajar

Page 66: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Menengah

43. Industri Menengah Industri Tekstil Jajar

44. Industri Menengah Industri Batik Karangasem

Sumber: Hasil Survey Penulis

Page 67: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB VII

SEKTOR TRANSPORTASI

7.1 Jalan Berdasar FungsiBerdasarkan fungsinya, jalan dibedakan menjadi jalana

arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan, dan jalan

kereta api. Kecamatan Laweyan sebagai gerbang jalur transportasi

masuk dan keluar Kota Surakarta tentunya memiliki semua jenis

jalan tersebut seperti yang dapat dilihat pada peta di bawah ini:

Gambar 7.1 Peta Jaringan Jalan Berdasar Fungsi

Page 68: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

a. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan antar kota antar provinsi (seperti bus AKDP dan AKAP)

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi,

dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.

Jalan yang termasuk jalan arteri di Kecamatan Laweyan adalah

Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan utama di Kota Surakarta

dan menjadi jalur transportasi antar kota bahkan antar provinsi

b. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak

sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara berdaya guna. Jalan yang termasuk jalan

kolektor di Kecamatan Laweyan adalah Jalan Adi Sucipto dan

Jalan Slamet Riyadi yang menjadi jalan utama bagi angkutan

dalam kota.

c. Jalan Lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan

rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan

yang termasuk ke dalam jalan lokal di Kecamatan Laweyan adalah

jalan-jalan lain selain jalan Ahmad Yani, Adi Sucipto, dan

Slamet Riyadi. Jalan jenis ini sangat banyak jumlahnya karena

termasuk jalan-jalan kecil yang menghubungkan antar kelurahan

atau antar RW.

d. Jalan Lain, atau jalan lingkungan adalah jalan umum yang

berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan

jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan badan jalan yang

sempit sehingga hanya bisa dilewati oleh beberapa jenis

kendaraan tertentu seperti sepeda motor, sepeda, dan becak

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 69: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

saja. Di Kecamatan Laweyan hanya terdapat sedikit jalan lain

(jalan lingkungan) karena kondisinya yang termasuk perkotaan

sehingga kebanyakan jalan dibuat besar dan lebar.

7.2 Jalan Berdasar KelasPembagian jalan berdasar kelasnya dimaksudkan untuk

mengklasifikasikan jalan berdasarkan berat angkutan yang sesuai

dengan konstruksi jalan. Untuk keperluan pengaturan penggunaan

dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi menjadi dalam

beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi,

pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan

karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi

kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor

serta konstruksi jalan itu sendiri. Kelas jalan ada banyak

macamnya yaitu kelas I A, II A, III A, III B, dan III C.

Kecamatan Laweyan juga memiliki kesemua kelas jalan ini dalam

jaringan transportasinya.

a. Jalan Kelas I A, adalah jalan arteri yang dapat dilalui

kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak

melebihi 2500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000

milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar

dari 10 ton. Jalan yang termasuk kelas I A di Kecamatan Laweyan

adalah jalan Ahmad Yani yang menjadi simpul utama transportasi

antar kota dan antar provinsi di Kota Surakarta

b. Jalan Kelas II A, adalah jalan arteri atau kolektor yang dapat

dilalui kendaraan bermtor termasuk muatan dengan ukuran lebar

tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi

18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan

lebih kecil dari 10 ton. Jalan yang termasuk kelas II A di

Page 70: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Kecamatan Laweyan adalah jalan Slamet Riyadi yang menajdi

simpul utama transportasi dalam kota Surakarta.

c. Jalan Kelas III A, adalah jalan arteri atau kolektor yang dapat

dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar

tidak melebihi 2.500 milimeter dan panjang tidak melebihi

18.000 milimeter, dengan muatan sumbu terberat yang diizinkan

adalah 8 ton. Jalan yang termasuk kelas jalan III A di

Kecamatan Laweyan adalah ruas jalan Adi Sucipto, Honggowongso,

dan Dr. Radjiman.

d. Jalan Kelas III B, adalah jalan kolektor yang dapat dilalui

kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak

melebihi 2.500 milimeter dan panjang tidak melebihi 12.000

milimeter, dengan muatan sumbu terberat yang diizinkan adalah 8

ton. Jalan yang termasuk kelas jalan III B di Kecamatan Laweyan

adalah ruas jalan Dr. Soeharso.

e. Jalan Kelas III C, adalah jalan lokal dan jalan lingkungan yang

dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran

lebar tidak melebihi 2.100 milimeter dan panjang tidak melebihi

9.000 milimeter, dengan muatan sumbu terberat yang diizinkan

adalah 8 ton. Jalan yang termasuk kelas jalan III C di

Kecamatan Laweyan adalah semua ruas jalan selain Jalan Ahmad

Yani, Slamet Riyadi, Adi Sucipto, Honggowongso, Dr. Radjiman,

dan jalan Dr. Soeharso.

Gambar 7.2 Peta Jaringan Jalan Berdasar Kelas

Page 71: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

7.3 Jalan Berdasar V/C RatioV/C Ratio (Volume/Capacity Ratio) adalah suatu rumus yang

digunakan untuk menghitung tingkat pelayanan ukuran kinerja ruas

jalan atau simpang jalan yang dihitung berdasarkan tingkat

penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan, dan hambatan yang

terjadi. Dalam bentuk matematis ditunjukkan dengan membandingkan

antara V (volume) dengan C (capacity). Tingkat pelayanan

berdasarkan V/C Ratio dibagi dalam 6 tingkatan yaitu A hingga F

dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Tingkat Pelayanan A, arus bebas dengan volume lalu lintas

rendah dan kecepatan tinggi, kepadatan lalu lintas sangat

rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi

berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi

fisik jalan, pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang

diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

b. Tingkat Pelayanan B, arus stabil dengan volume lalu lintas

sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas,

kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas

belum memengaruhi kecepatan, pengemudi masih punya cukup

kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang

digunakan.

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 72: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

c. Tingkat Pelayanan C, arus stabil tetapi kecepatan dan

pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang

lebih tinggi, kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan

internal lalu lintas meningkat, pengemudi memiliki keterbatasan

untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului.

d. Tingkat Pelayanan D, arus mendekati tidak stabil dengan volume

lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat

terpengaruh oleh perubahan kondisi arus, kepadatan lalu lintas

sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer

dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar, pengemudi

memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan

kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat

ditolerir untuk waktu yang singkat.

e. Tingkat Pelayanan E, arus lebih rendah daripada tingkat

pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan

dan kecepatan sangat rendah, kepadatan lalu lintas tinggi

karena hambatan internal lalu lintas tinggi, pengemudi mulai

merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.

f. Tingkat Pelayanan F, arus tertahan dan terjadi antrian

kendaraan yang panjang, kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan

volume sama dengan kapasitas jalan serta terjadi kemacetan

untuk durasi yang cukup lama, dalam keadaan antrian, kecepatan

maupun arus turun sampai 0.

Berikut merupakan peta jaringan jalan berdasarkan V/C Ratio

di Kecamatan Laweyan:

Gambar 7.3 Peta Jaringan Jalan Berdasar V/C Ratio

Page 73: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Ruas jalan yang memiliki angka V/C Ratio antara 0,00 hingga

0,59 merupakan ruas jalan yang transportasinya lancer dan tidak

macet. Sedangkan ruas jalan yang memiliki angka V/C Ratio antara

0,60 hingga 1.00 merupakan ruas jalan yang volumenya melebihi

kapasitas sehingga menimbulkan kemacetan.

7.4 Fasilitas TransportasiFasilitas transportasi adalah segala macam bentuk fasilitas

yang dapat menunjang kelancaran aktivitas transportasi dalam

suatu wilayah. Di Kecamatan Laweyan terdapat 3 jenis fasilitas

transportasi yaitu stasiun, sub terminal, dan halte bus.

a. Stasiun Kereta Api Purwosari

Stasiun merupakan tempat pemberhentian dan pemberangkatan

kereta api. Stasiun kereta api Purwosari terletak di Kelurahan

Purwosari dan merupakan stasiun tertua di Kota Surakarta.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun 2011,

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 74: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

stasiun Purwosari sudah memiliki pelayanan yang cukup baik.

Aksesibilitasnya pun mudah dijangkau, hanya saja masih kurang

memenuhi bagi kebutuhan kaum difabel (penyandang cacat).

b. Sub Terminal Jongke

Kota Surakarta bukanlah suatu kota yang besar sehingga tidak

diperlukan begitu banyak terminal. Seperti di Kecamatan Laweyan

tidak memiliki terminal bus namun memiliki sub terminal yaitu

yang berada di Jongke, Kelurahan Pajang. Sub terminal ini

berfungsi sebagai pangkalan angkutan umum karena letaknya yang

dekat dengan pasar Jongke.

c. Halte Bus Kota

Halte adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk

menurunkan dan/atau menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan

bangunan (DEPHUB 271/HK.105/DRJD/96). Kecamatan Laweyan

memiliki 14 halte yang terdiri dari 10 halte Batik Solo Trans

(BST) dan 4 halte bus biasa. 9 dari 10 halte BST ini terletak

di sepanjang ruas jalan Slamet Riyadi dan 1 sisanya terletak di

jalan Dr. Radjiman seperti yang ditunjukkan pada peta berikut:

Gambar 7.4 Peta Persebaran Fasilitas Transportasi

Page 75: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

7.5 Titik KemacetanAkibat tingginya jumlah penduduk yang tidak diimbangi

dengan perencanaan yang baik, munculah banyak titik-tiktik

kemacetan di ruas-ruas jalan yang padat dialui masyarakat. Titik

kemacetan ini biasanya muncul di persimpangan jalan atau di dekat

pusat-pusat bangunan yang menimbulkan bangkitan dan tarikan dalam

pergerakan transportasi. Titik kemacetan di Kecamatan Laweyan

dapat dilihat pada tabel berikut:

No Nama Jalan Lokasi

1. Slamet Riyadi Bundaran Stasiun Purwosari

2. Slamet Riyadi

Pertigaan Slamet Riyadi - Sam Ratulangi

3. Slamet Riyadi Lampu merah RS Panti Waluyo

4. Slamet Riyadi Lampu merah

5. Basuki Perempatan Basuki Rahmat - Dr Suharso

6. Adi Sucipto Lampu merah perlimaan Manahan

7. Adi Sucipto

Perempatan Adi Sucipto - Siwalan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 7.1 Persebaran Titik Kemacetan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 76: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari titik-titik kemacetan tersebut dapat dipetakan sebagai

berikut:

7.6 Rute TrayekTrayek merupakan jalur atau rute jalan yang dilewati oleh

angkutan umum dalam suatu wilayah tertentu. Kecamatan Laweyan

sebagai kecamatan yang ramai dan padat penduduk juga dilewati

oleh berbagai rute trayek angkutan, diantaranya:

Gambar 7.5 Peta Titik-titik Kemacetan

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Tabel 7.2 Rute Trayek

Page 77: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Sedangkan berikut merupakan peta trayek angkutan umum dan

bus umum di Kecamatan Laweyan:

Gambar 7.6 Peta Rute Trayek Angkutan Umum

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 78: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Gambar 7.7 Peta Rute Trayek Bus Umum

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 79: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

7.7 On Street Parking Area

Keberadaan bangunan-bangungan yang menimbulkan bangkitan

dan tarikan dalam pergerakan transportasi seringkali tidak

mempersiapkan lahan parkir yang cukup. Hal inilah yang

mengakibatkan timbulnya on street parking area atau area parkir

yang memakan badan jalan sehingga menibulkan kemacetan. Kecamatan

Laweyan memiliki banyak area parkir liar ini seperti yang

ditunjukkan pada peta di atas.

Gambar 7.8 Persebaran On Street Parking Area

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Page 80: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

BAB VIII

KESIMPULAN

Peta tematik merupakan suatu peta yang dibuat dengan acuan

peta rupa bumi dan menyajikan berbagai macam informasi muka bumi

dengan tema tertentu. Peta tematik dapat dibuat sebelumnya dengan

melakukan observasi lapangan dan pencarian data. Dari data lapangan

yang diperoleh dapat dibuat suatu penambahan symbol tertentu yang

merepresentasikan tema yang dibahas.

Kecamatan Laweyan memiliki 4 sektor yang masing-masing

memiliki sub sektor yaitu Sektor Fisik, Guna Lahan, dan

Kependudukan; Sektor Fasilitas dan Utilitas, Sektor Ekonomi; dan

Sektor Transportasi. Keempat sektor ini dibuat peta tematik dengan

data diperoleh dari survey baik primer maupun sekunder dan diulas

menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Data yang

diperoleh di lapangan dapat berupa tabel data kependudukan, jenis,

serta lokasi fasilitas, dapat juga berupa peta sekunder hasil

observasi lapangan maupun data raster dari Google Earth.

Dari sektor Fisik, Guna Lahan, dan Kependudukan dibuat peta

tematik berupa jumlah penduduk; penggunaan lahan; slum dan risk

area; penduduk berdasar umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan;

serta penduduk berdasar kesejahteraan. Berdasarkan peta tematik

Page 81: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

sektor ini dapat dilihat data-data guna lahan dan kependudukan di

Kecamatan Laweyan secara lebih jelas dan mudah dipahami karena

berbentuk visual. Hal ini memudahkan pembaca karena tidak perlu

membaca tabel dan penjelasan dalam paragraf.

Dari sektor Fasilitas dan Utilitas Umum dibuat peta tematik

berupa peta persebaran fasilitas perdagangan, pendidikan, kesehatan,

rusun, pariwisata, ruang terbuka hijau, sanitasi, dan drainase yang

tersebar di seluruh Kecamatan Laweyan. Berdasarkan peta tematik ini

dapat dilihat data persebaran serta jangkauan fasilitas dan utilitas

umum dalam bentuk visual dalam peta sehingga lebih mudah dipahami

oleh pembaca.

Dari sektor Ekonomi dapat dibuat peta tematik berupa peta

persebaran industri kecil dan menengah yang terdapat di Kecamatan

Laweyan. Seperti diketahui pabrik seringkali menimbulkan limbah

buangan yang mencemari lingkungan. Sehingga dengan peta tematik

sektor ini dapat dipetakan mengenai kawasan dekat pabrik yang

dikhawatirkan tercemar dan membahayakan lingkungan sekitar sehingga

dapat dilakukan upaya antisipasi yang tepat.

Sektor terakhir yaitu sektor transportasi menghasilkan peta-

peta tematik berupa peta jaringan jalan berdasar fungsi, kelas, V/C

Ratio, titik kemacetan, on street parking area, serta persebaran

fasilitas transportasi di Kecamatan Laweyan. Transportasi memegang

kunci utama dalam pergerakan aktivitas sehari-hari dalam kegiatan

perkotaan, sehingga pemetaan transportasi yang dilakukan diharapkan

mampu menjadi dasar serta petunjuk bagi pengguna jalan untuk

memahami kondisi transportasi di Kecamatan Laweyan. Bagi pihak yang

berwenang, peta tematik transportasi ini dapat digunakan sebagai

dasar analisa bangkitan dan tarikan pergerakan transportasi yang

timbul sehingga dapat dimaksimalkan potensinya dan dapat direduksi

kelemahannya.

Page 82: Laporan Peta Tematik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2013

3

Dari semua peta tematik dari keempat sektor yang telah

dibuat dan dianalisa dapat ditarik kesimpulan apabila aspek-aspek

kehidupan perkotaan yang terdapat di Kecamatan Laweyan sudah mampu

melayani seluruh kebutuhan warganya dengan baik.