Top Banner
LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA Sanny Rachmawati S, 0906493426 1. Pengertian Tindakan Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural drainage, latihan bernafas dan suction. Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema). Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. Sebagai tambahan dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak-anak karena anak-anak sering tidak kooperatif. a. Perkusi
20

LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

Jul 02, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN

FISIOTERAPI DADA

Sanny Rachmawati S, 0906493426

1. Pengertian Tindakan

Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan

mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural drainage,

latihan bernafas dan suction.

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase

postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan,

misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema).

Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam

berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan drainase

postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan

dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah

dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan

fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik

sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. Sebagai

tambahan dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak-anak

karena anak-anak sering tidak kooperatif.

a. Perkusi

Perkusi atau disebut juga clapping adalah pukulan kuat, bukan berarti sekuat-

kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.

Tujuannya dalah secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada

dinding bronkus.

b. Vibrasi

Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilan oleh tangan perawat yang

diletakkan datar pada dinding dada klien.Vibrasi ini digunakan setelah perkusi untuk

meningkatkan turbulensi udara ekskresi danh melepaskan mukus yang kental.

c. Postural drainage

Postural drainage yaitu salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai

sekmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

untuk melakukannya adalah sekitar satu jam sebelum sarapan pagi dan sekitar satu

jam sebelum tidur malam.

2. Tujuan

a. Untuk mencegah dan mengatasi hipoksis

b. Untuk mengeluarkan secret yang tertampung

c. Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis

d. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret

3. Indikasi, kontaindikasi dan komplikasi

Indikasi:

a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :

- Pasien yang memakai ventilasi

- Pasien yang melakukan tirah baring yang lama

- Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau

bronkiektasis

- Pasien dengan batuk yang tidak efektif .

b. Mobilisasi sekret yang tertahan :

- Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret

- Pasien dengan abses paru

- Pasien dengan pneumonia

- Pasien pre dan post operatif

- Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau

batuk

Kontarindikasi:

- Mutlak

1) kegagalan jantung

2) status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif

- Relatif

a. infeksi paru berat

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

b. patah tulang atau luka baru bekas operasi

c. tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang

rangsang.

4. Alat dan Bahan

a. Stetoskop

b. Selimut

c. Bantal

d. Segelas air hangat

e. Sputum pot

f. Handuk kecil

g. Tempat duduk atau kursi

5. Kompetensi Dasar yang Harus Dimiliki

Dalam melakukan fisioterapi dada perawat perlu mengetahui anatomi dari sistem

saluran pernapasan. Sebelum dilakukan fisioterapi dada perlu dilakukan auskultasi

untuk melihat dimana letak secret berhubungan dengan postural drainage.

6. Anatomi Daerah Target Tindakan

Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru.

a. Hidung

Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh

darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang

mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua

cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering

membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan

membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla,

palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada

dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan

inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.

b. Faring

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring

merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.

c. Laring

Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,

glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian

atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas cartilago yaitu

cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea serta

membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.

Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica

vokalis.

d. Trakea

Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5

cm. Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan

dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium

dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima

dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas

16 – 20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama

oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea,

selain itu juga membuat beberapa jaringan otot

e. Bronkus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira

vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi

oleh sel yang sama. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan lebih vertikal

daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan

sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris

dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi

bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus

terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong

udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm.

Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot

polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi

utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan

respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada

dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris

terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer

memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai

dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang

dinamakan pori-pori kohn.

f. Paru

Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru

dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura

terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga

lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus

yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang

mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar,

sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150

juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat

permukaan/pertukaran gas.

7. Aspek Keamanan dan Keselamatan

a. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi cedera, seperti

mammae, sternum, dan ginjal

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

b. Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus diperhatikan

tekanannya jangan sampai menimbulkan fraktur

c. Sebelum melakukan fisioterapi dada sebaiknya apabila anak belum minum air

hangat anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu mengencerkan

sekretnya.

8. Protokol dan Prosedur Tindakan

a. Cuci tangan

b. Jelaskan prosedur pada anak

c. Kaji status anak; analisa kelayakan prosedur; modifikasi rencana bila

diperlukan

d. Sediakan bantal, percussion device (pada bayi), nebulizer jika dibutuhkan.

e. Pilih postural drainage yang tepat yaitu dengan melakukan auskultasi bagian

paru anak untuk melihat letak sputum.

Atur posisi anak dengan menempatkan anak pada diatas pangkuan dan letakkan

handuk atau bantal dibawah punggung anak

f. Lakukan teknik perkusi dan clapping dengan cara memposisikan telapak tangan

seperti mangkuk selama kurang lebih selama 1-2 menit

g. Minta anak menarik nafas dan lakukan vibrasi saat mengeluarkan nafas, ulangi

sampai pernapasan 3 kali. Jika anak sudah mengerti perintah berikan pujian.

h. Minta anak untuk tarik nafas dalam dan batuk untuk mengeluarkan secret. Jika

dalam posisi berbaring tidak bisa batuk ganti dalam posisi duduk (untuk anak

yang sudah mengerti perintah).

i. Auskultasi kembali untuk memastikan pembersihan secret

j. Reposisi, perkusi dan vibrasi area dada pada posisi drainage sesuai ketentuan

hasil auskultasi tersebut dimana letak secret.

k. Tindakan dapat diulangi setelah anak istirahat

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

9. Hal penting yang Harus Diperhatikan

a. Postural drainage yang diberikan disesuaikan dengan letak secret di saluran

nafas

b. Untuk bayi teknik perkusi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu

masker oksigen kecil

10. Hal penting yang Harus Dicatat

a. Banyaknya sputum

b. Warna sputum

c. Respon anak

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

d. Lamanya tindakan

Referensi:

Curley, M.A.Q dan Harmon, P.M. (2001). Critical Care Nursing of Infant and

Childrens.

Philadelphia: W.B Saunders Company.

Greenberg, V.R. (2008). Pediatric Nursing Procedures. Philadelphia: Lippincott

Williams

& Wilkins.

Hidayat, A.A. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and

Practice, 6th Ed. St. Louise: Elsevier Mosby, Inc.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN

SUCTION

Sanny Rachmawati S, 0906493426

1. Pengertian Tindakan

Suction merupakan suatu tindakan penghisapan untuk membantu membersihkan

jalan nafas. Suction (penghisapan) adalah aspirasi sekresi, seringkali melalui suatu

kateter karet atau yang dihubungkan kesuatu mesin penghisap (penghisap portable

atau dinding). Ada beberapa jenis suction, yaitu oropharingeal suction,

nasopharyngeal suction dan endotracheal suction. Oropharingeal suction dan

nasopharyngeal suction adalah pengangkatan sekresi dari saluran pernapasan atas.

Oropharingeal suction dilakukan melalui mulut hingga kebagian belakang

tenggorokan. Sedangkan nasopharyngeal suction dilakukan dengan cara

menginsersikan suction melalui salah satu lubang hidung. Pada anak-anak umumnya

dilakukan oral suction, sebab lubang hidungnya terlalu kecil untuk dimasukan

keteter suction.

2. Tujuan Tindakan

a. Mengeluarkan secret

b. Menjaga kepatenan jalan nafas

c. Mempermudah ventilasi jalan napas.

d. Mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat penumpukan sekresi.

3. Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi

Indikasi

1) Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret

dengan mengeluarkan atau menelan

2) Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secret

oral

Komplikasi

1) Koagulasi yang hebat dan/atau hemoptisis

2) Laryngospasme

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

3) Luka akut di leher, wajah, dan kepala

4) Bronchospasme yang hebat

5) Ketidakstabilan hemodinamik

6) Hipoksia

4. Alat dan bahan

a. Mesin suction

b. Kateter penghisap steril

c. Air destilasi steril

d. Hanscoon steril

e. Kasa steril

f. Handuk steril

g. Sarung tangan steril

5. Kompetensi yang harus dimiliki

Kompetensi yang harus dimiliki yaitu tentang anatomi saluran pernapasan dan cara

melakukan suction pada anak.

6. Anatomi daerah target tindakan

Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru.

a. Hidung

Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh

darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang

mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua

cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering

membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan

membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla,

palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada

dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan

inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.

b. Faring

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka

letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring

merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.

c. Laring

Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,

glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian

atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas cartilago yaitu

cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea serta

membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.

Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica

vokalis.

d. Trakea

Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5

cm. Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan

dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium

dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima

dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas

16 – 20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama

oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea,

selain itu juga membuat beberapa jaringan otot

e. Bronkus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira

vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi

oleh sel yang sama. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan lebih vertikal

daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan

sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris

dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi

bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus

terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong

udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm.

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot

polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai

tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi

utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan

respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada

dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris

terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer

memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai

dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang

dinamakan pori-pori kohn.

f. Paru

Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru

dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura

terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga

lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus

yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang

mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar,

sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150

juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat

permukaan/pertukaran gas.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

7. Aspek keamanan dan keselamatan

a. Suction dilakukan tidak boleh lebih dari 10 detik karena dapat menimbulkan

hipoksia pada anak

b. Saat memasukkan selang suction harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai

menimbulkan iritasi pada trakea

8. Prosedur atau protocol tindakan

Suction trakeostomy

a. Cuci tangan

b. Kaji status anak khususnya bunyi nafas

c. Siapkan peralatan: mesin suction dan tube, kateter suction steril (#12 atau 14F),

atau sterile suction kit, sarung tangan steril, resusitasi manual (ambu bag)

d. Tempatkan handuk di bagian bawah dagu anak

e. Pilih tekanan penghisap yang tepat. Untuk unit penghisap dinding tekanan untuk

anak-anak 95-110 mmHg dan untuk bayi 50-95 mmHg. Untuk unit penghisap

portable untuk anak-anak 5-10 Hg dan bayi 3-5 Hg.

f. Gunakan sarung tangan steril

g. Buka normal saline dan kateter suction.

h. Tuangkan cairan destilasi steril ke dalam wadah kecil

i. Pegang kateter dengan satu tangan, suction tubing dengan tangan yang lain dan

masukkan pipa kateter steril sedikit demi sedikit. Lakukan penghisapan 5-10

detik secara perlahan dan putar perlahan.

j. Jika perlu, instruksikan menambah oksigen pada anak dengan menggunakan

manual resuscitator.

k. Bilas kateter dengan mencelupkan pada cairan normal saline dan lakukan

suction kembali.

l. Ulangi prosedur ini sampai suara nafas bersih.

9. Hal-hal yang harus diperhatikan

a. Saat melakukan suction pada anak yaitu tekanan pada penghisap karena tekanan

pada penghisap berbeda-beda antara bayi, anak-anak dan dewasa.

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

b. Dalam melakukan suction tidak boleh melebihi 10 detik karena dapat

menimbulkan hipoksia.

c. Selang yang digunakan untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Untuk

anak-anak ukuran kateter suction yang digunakan yaitu 12-14 F

10. Hal-hal yang dicatat

a. Jumlah, konsistensi, dan warna sputum

b. Respon klien terhadap prosedur

Referensi:

Curley, M.A.Q dan Harmon, P.M. (2001). Critical Care Nursing of Infant and

Childrens.

Philadelphia: W.B Saunders Company.

Greenberg, V.R. (2008). Pediatric Nursing Procedures. Philadelphia: Lippincott

Williams

& Wilkins.

Hidayat, A.A. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and

Practice, 6th Ed. St. Louise: Elsevier Mosby, Inc.