i PENERAPAN FISIOTERAPI DADA UNTUK MENINGKATKAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL LITERATUR REVIEW OLEH : FADILATULSYAM NIM. P00320017062 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2020
i
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA UNTUK
MENINGKATKAN BERSIHAN JALAN
NAFAS PADA PASIEN ASMA
BRONKHIAL
LITERATUR REVIEW
OLEH :
FADILATULSYAM
NIM. P00320017062
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Sayayangbertandatangandibawahini:
Nama : Fadilatulsyam
NIM : P00320017062
Institusi Pendidikan :Jurusan Keperawatan
Judul Literature Review : Penerapan Fisioterapi Dada Untuk
Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas Pada
Pasien Asma Bronkhial Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikira orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, makasaya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari,12 Mei2020
Yang Membuat
Pernyataan,
Fadilatul syam
v
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Fadilatulsyam
2. Tempat/ Tanggal Lahir : puulemo 19 Januari 2000
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Bugis/Indonesia
6. Alamat : kel. puulemo,Kab.Bombana
7. No. Telp/ Hp : 082252222427
II. PENDIDIKAN
1. SDN 3 Poleang Timur
2. SMP 1 Poleang Timur
3. SMA 4 Bombana
4. Poltekkes Kemenkes Kendari 2017-2020
vi
MOTTO
Ubah pikiranmu dan kau dapat mengubah dunia,
Jika kamu ingin hidup bahagia, terikatlah pada tujuan
Bukan orang atau benda.
Jika kau suka sesuatu, ubahlah. Jika tak bisa,
Maka ubahlah cara pandanganmu tentangnya.
Dan sukses adalah saat persiapan dan kesempatan
Bertemu.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul
“Penerapan Fisioterapi Dada Untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien
Asma Bronkhial” Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas
bimbingan dan pengarahan dari Bapak Indriono Hadi.,S.Kep,Ns.M.Kes selaku
pembimbing satu dan Ibu Hj.Dali.,SKM.,M.Kes selaku pembimbing dua serta bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada
kesempatan ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Indriono Hadi S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkkes Kendari. Serta selaku pembimbing
satu yang telah banyak memberi saya masukan, wawasan, inspirasi, dan
semangat serta membimbing saya dengan sabar.
2. Ibu Hj.Dali.,SKM.,M.Kes selaku pembimbing dua yang telah banyak
memberi saya masukan, wawasan, inspirasi, dan semangat serta
membimbing saya dengan sabar.
3. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Kendari yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
4. Orang tua saya Bapak Syamsuddin dan Ibu Sardiana yang telah banyak
memberikan dukungan dan doa kepada saya.
viii
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Kendari, 23 Juni 2020
Fadilatulsyam
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................................................ ................i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ix
LITERATUR REVIEW INTERVENSI FISIOTERAPI DADA .............................................. x
TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS ............................................................................ x
PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL ................................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Tujuan Masalah ............................................................................................................3
III. Hasil ...........................................................................................................................10
IV. PEMBAHASAN ........................................................................................................11
V. KESIMPULAN ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................15
x
LITERATUR REVIEW INTERVENSI FISIOTERAPI DADA
TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS
PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL
Fadilatulsyam
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indoensia
Email :[email protected]
ABSTRAK
Latar belakang : Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik tersebut berkaitan dengan
hiperesponsif saluran napas yang menyebabkan gejala episode berulang berupa mengi,
sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk, terutama malam atau pagi hari. Episode
berulang tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi, dan
seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Tujuan : Dari literature review
adalah untuk mereview pengaruh penggunaan fisioterapi dada terhadap bersihan jalan
nafas pada pasien asma bronkhial. Metodologi : Pencarian artikel menggunakan
Google Cindekia untuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian
di lakukan review. Hasil : Berdasarkan 4 penilitian di dapatkan bahwa fisioterapi dada
dapat membantu dalam pengeluaran sekret dan membantu nafas lebih efektif kembali.
Pembahasan : Chest Physiotherapy atau Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi
yang digunakan dengan kombinasi untuk memobilisasi sekresi pulmonar. Tujuan
fisioterapi dada adalah membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan
meningkatkan efisiensi otot-otot pernafasan. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga dalam melakukan penanganan
pertama ketika terjadi serangan asma yaitu pemberian edukasi tentang penatalaksanaan
fisioterapi dada seperti postural drainage, clapping, breathing excersie dan batuk
efektif sehingga penderita dapat melakukan pertolongan pertama pada kekambuhan
asma dengan tepat. Simpulan : Hasil Literatur review ini menunjukan bahwa
fisioterapi dada terbukti dapat membantu dalam pengeluaran sekret terhadap bersihan
jalan nafas yang signifikan setelah dilakukan fisioterapi dada yang dilakukan
pemberian tindakan fisioterapi dada seperti postural drainage, clapping, latihan batuk
efektif dan latihan nafas dalam terbukti dapat membantu dalam pengeluaran sekret
serta pernafasan lebih efektif kembali, karenafisioterapi dada mempunyai peranan
penting terhadap bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhial, selain ekonomis,
mudah dilakukan, fisioterapi dada tidak menimbulkan adiksi , dapat digunakan kapan
saja dan tidak meiliki efek samping pada pasien.
Kata Kunci : Fisioterapi Dada, Bersihan Jalan Nafas, Asma Bronkhial
Abstrac
xi
Background : Asthma is a chronic inflammatory disorder in the airways that involves
many cells and their elements. Chronic inflammation is related to airway hyper-
responsiveness which causes recurrent episodes of symptoms such as wheezing,
shortness of breath, heaviness in the chest, and coughing, especially at night or
morning. These recurring episodes are associated with broad, varied, and often
reversible airway obstruction with or without treatment. Purpose : From the literature
review is to review the effect of the use of chest physiotherapy on airway clearance in
bronchial asthma patients. Methodology : Search for articles using Google Cindekia
to find articles according to inclusion and exclusion criteria then do a review. Results
: Based on 4 studies found that chest physiotherapy can help in secreting secretions and
help breathing more effectively again. Discussion : Chest Physiotherapy is a group of
therapies used in combination to mobilize pulmonary secretion. The goal of chest
physiotherapy is to remove bronchial secretions, improve ventilation, and improve the
efficiency of respiratory muscles. Efforts that can be made to increase the knowledge
of sufferers and families in handling the first time when an asthma attack occurs is
providing education about the management of chest physiotherapy such as postural
drainage, clapping, breathing excersie and effective cough so that sufferers can do first
aid in asthma recurrence appropriately. Conclusion : The results of this review
literature show that chest physiotherapy has been proven to be helpful in removing
secretions from significant airway cleansing after chest physiotherapy performed by
administering chest physiotherapy measures such as postural drainage, clapping,
effective coughing exercises and deep breathing exercises proven to be able to help in
expenditure secretions and breathing are more effective again, because chest
physiotherapy has an important role in cleansing the airway in bronchial asthma
patients, besides being economical, easy to do, chest physiotherapy does not cause
addiction, can be used at any time and has no side effects on the patient.
Keywords : Chest Physiotherapy, Airway Clearance, Bronchial Asthma
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik tersebut berkaitan dengan
hiperesponsif saluran napas yang menyebabkan gejala episode berulang berupa
mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk, terutama malam atau pagi hari.
Episode berulang tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napasyang luas,
bervariasi, dan seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan. (Widodo dan
Djajalaksana, 2012)
Masalah kesehatan salahsatu masalah utama dalam bidang kesehatan yang
saat ini terjadi di negara Indonesia, terutama pada penyakit asma bronkial. Asma
bronkial menurut Kardjito(1994) dalam Hartini & Novita (2014) adalah penyakit
paru berupa proses keradangan di saluran napas yang mengakibatkan hiperrespon
saluran napas terhadap berbagai macam rangsangan yang dapat menyebabkan
penyempitan saluran napas terhadap berbagai macam rangsangan yang dapat
menyebabkan penyempitan saluran napas yangmenyeluruh sehingga dapat timbul
sesak napas yang reversibel baik secara spontan maupun dengan terapi. (Tn dan
Asma, 2019)
Menurut World Healt Organization Asma merupakan gangguan inflamasi
kronis di jalan napas. Menurut data The Global Asthma Reportpada tahun 2016
dinyatakan bahwa perkiraan jumlah penderita asma seluruh dunia adalah 325 juta
orang dengan angka prevalensi yang terus meningkat terutama pada anak-anak.
(Global Asthma Network (2014). The Global Asthma Report., n.d) Prevelensi asma
2
meningkat 5-30% dalam satu dekade terakhir. World Health Organisation
memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita asma dan paling sering terjadi
pada anak. Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka
kematian akibat penyakit asma bronkial di Indonesia mencapai 24.773 orang atau
sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan
penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan
Indonesia di urutan ke- 19 di dunia perihal kematian akibat asma bronchial. (Global
Asthma Network. (2014). The Global Asthma Report., n.d.)
Asma bronchial suatu gangguan inflamasi pada jalan napas. Dasar penyakit
ini adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Asma terjadi pada
salah satu kondisi terpapar udara dingin, debu, asap rokok, stress, flu, infeksi,
kelelahan, alergi obat dan makanan. Sesak napas pada asma lebih berat dirasakan
pada malam hari atau menjelang pagi dan jika pertama kali merasakan sesak
napas.Prevalensi asma di Indonesia menurut data riset kesehatan dasar pada tahun
2013 sebesar 4,5% per 1000 penduduk. Prevalensi status asmatikus pasien rawat
inap berdasarkan umur tertinggi pada umur 25-44 tahun yaitu sebesar 31,56%,
sementara pada pasien rawat jalan berdasarkan umur tertinggi pada umur 25-44
tahun yaitu sebesar 29,95% (Depkes, 2016).
Menurut Riskesdas (2018) pada 12 bulan terakhir kekambuhan penderita
asma bronkial di Indonesia pada wanita sebesar 58,8% dan pada laki – laki sebesar
56,1%. Penderita asma bronkial dikota meiliki prevalensi lebih tinggi sebesar 7,4%
dibandingkan penderita asma didesa. Rentan usia dengan prevalensitertinggi adalah
usia 65-74 tahun sebesar 72,3% dibandingkan dengan rentan usia lain. Dari data
3
RSUD Bahtermas menunjukan penderita asma ditahun 2017 sebanyak 76 orang,
kemudian di tahun 2018 sebanyak 85 orang dan pada tahun 2019 sebanyak 86
orang. (Rekam Medik RSUD Bahtramas, 2020).
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, Asma bronchial masi
tergolong yang tinggi dalam mengancam hidup manusia sehingga penanganan
dalam dalam penyakit asma bronchial ini harus ditangani dengan maksimal. Hal ini
mendorong penulis untuk melakukan “Penerapan Fisisoterapi Dada Untuk
Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien Asma Bronkhial”
B. Tujuan Masalah
1. Tujuan umum
Tujuan literatur review ini adalah untuk mengetahui kefektifan penerapan
fisioterapi dada untuk meningkatkan bersihan jalan nafas pada pasien asma
bronkhial .
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengaruh penerapan fisioterapi dada untuk meningkatkan
bersihan jalan nafas pada pasien asma bronchial.
b. Mengidentifikasi dampak fisioterapi dada untuk meningkatkan bersihan
jalan nafas pada pasien asma bronchial.
4
II. METODE PENELITIAN
Design penelitian yang masuk dalam literatur review ini menggunakan
desain Literatur review. Tipe study yang direview adalah semua jenis penelitian
yang menggunakan intervensi fisioterapi dada untuk meningkatkan bersihan jalan
nafas.
Intervensi yang masuk dalam kriteria inklusi adalah Intervensi fisioterapi
dada dengan tipe outcome berbatas pada pengaruh fisioterapi dada untuk
meningkatkan bersihan jalan nafas. Literture review ini disusun melalui
penelusuran artikel penelitian yang sudah terpublikasi. Populasi sampelnya adalah
seluruh sampel dengan berbagai jenis pasien asma bronkhial yang mendapatkan
perlakuan fisioterapi dada untuk membantu dalam meningkatkan bersihan jalan
nafas.
Penelusuran dilakukan menggunakan Google scholar dengan kata kunci
tiap variabel yang telah dipilih. Artikel yang ditemukan dibaca dengan cermat
untuk melihat apakah artikel memenuhi kriteria inklusi penulis untuk dijadikan
sebagai literatur dalam penulisan literature review. Artikel yang masuk dalam
kriteria inlklusi dianalisis, diekstraksi dan disintesis kemudian ditentukan
evidancenya. Dari hasil ekstraksi dan analisis diharapkan akan ditemukan sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan intervensi keperawatan
di rumah sakit ataupun tatanan komunitas.
Berikut merupakan intisari yang diambil dari penelitian: judul penelitian,
nama peneliti, tahun publikasi, metode, jumlah sampel, hasil dan kesimpulan
penelitian lengkap dengan nilai signifikansinya. Intisari yang diambil kemudian
dimasukkan ke dalam sebuah tabel agar hasil ekstraksi mudah dibaca. Setelah
dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan 4 artikel, 4
5
artikel tersebut kemudian dianalisis. Di bawah ini merupakan 4 daftar artikel yang
di ekstraksi dalam bentuk table :
Penulusuran menggunakan Google scholar
Memasukan semua kata yang ada dalam
judul literatur review
Di spesifikan menggunakan kata kunci
dan di spesifikan menjadi 5 Tahun
terakhir (2015-2020)
Di spesifikan dalam 3 tahun terakhir
(2017-2020)
Hasil artikel Literature untuk di analisis
Gambar 1. Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Ekslusi
164 Hasil
147 Hasil
116 Hasil
4 Hasil
6
Tabel 2.Sinstesis/Ekstraksi Data Hasil Penelitian
PENULS
DAN
TAHUN
TUJUAN
PENELITIAN
DESAIN
PENELITIAN
JUMLAH
RESPONDEN/
SAMPEL
TEMPAT
PENELITIAN
HASIL KESIMPULAN
Rafika
hariyant
Desember
2017
Menganasis
pengaruh fisioterapi
dada terhadap
keefektifan bersihan jalan nafas
pada pasien asma
bronkhial
pra
eksperimen
dengan pre
postest
design
Sampel diambil
dengan
menggunakan
teknik
concecutive
sampling
sebanyak 17
responden.
Di RS
Sumberglaga
h Kabupaten
Mojokerto.
Hasil uji
wilcoxon menunjukkan nilai ρ = 0,001 dan α = 0,05 sehingga ρ < α maka H1 diterima
berarti terdapat pengaruh pemberian fisioterapi dada terhadap keefektifan bersihan jalan
nafas
Fisoterapi ada
berpengaruh terhadap
keefektifan bersihan
jalan nafas pasien asma
bronchial di Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
Mojokerto. Pemberian
fisioterapi dada pada
pasien asma bronchial
dapat membantu pasien
dalam mengeluarkan
sekret karena fisioterapi
dada bermanfaat untuk
mempermudah
pengeluaran sekret pada
pasien asma sehingga
pernafasan pasien lebih
longgar dan jalan nafas
menjadi lebihefektif.
Hidayah
Widias
Ningrum
Mengidentifi
kasi manfaat
fisioterapi
dada untuk
Metode
penelitian
deskriptif
dengan
penelitian yaitu 2
anak laki-
lakiyang berumur
3 tahun dan 5
Penelitian ini
dilakukan di
RSUD
Hasil penelitian
yaitu 2 anak
laki-lakiyang
berumur 3 tahun
Fisioterapi dada efektif
bermanfaat meningkatkan
bersihan jalan nafas pada
7
Februari
2019
meningkatka
n efektifitas
bersihan jalan
nafas
pendekatan
case study
research
(studi
kasus)
tahun yang
mengalami
bronkitis
Pandan aran
Boyolali
dan 5 tahun
yang selama 3
hari bersihan
jalan nafas pada
kedua pasien
efektif dengan
kriteria hasil
frekuensi
pernafasan
dalam batas
normal, irama
pernafasan
dalam batas
normal, mampu
mengeluarkan
sputum, tidak
ada suara nafas
tambahan, batuk
berkurang
asuhan keperawatan anak
dengan kasus bronkitis
Wahyu
Nur
Kasanah
Maret
2015
mengetahui
efektivitas
batuk efektif
dan
fisioterapi
dada pagi dan
siang hari
terhadap
pengeluaran
sputum
one shot-
case study sampel 22
responden dengan
teknik total
sampling
Rumah Sakit
Paru dr.Ario
Wirawan
Salatiga
penelitian
menunjukkan
terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
intervensi pagi
hari dan siang
hari. Terlihat
dari hasil
pengeluaran
Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ada
perbedaan batuk efektif
dan fisioterapi dada yang
dilakukan pagi hari dan
siang hari di RS Paru
dr.Ario WirawanSalatiga.
8
pasien asma
bronkial di
Rumah Sakit
Paru dr.Ario
Wirawan
Salatiga.
sputum pada
kelompok
intervensi pagi
hari keluaran
sputum 4 -< 6
ml diperoleh
dari 7 responden
(63,6%),
sedangkan
paling sedikit 2
<- 3 ml
diperoleh dari 4
responden
(36,4%).
Kemudian pada
kelompok
intervensi siang
hari keluaran
sputum dari 11
responden
seluruhnya
sebanyak 1 -< 2
ml.
Maidarta
ti
2015
mengetahui
pengaruh
fisioterapi
dada terhadap
bersihan jalan
nafas pada
Penelitian
ini
menggun
akan
desain
quasi-
sampel dengan
cara purposive
sampling dengan
jumlah sampel 17
orang
Di
Puskesmas
Moch.
Ramdhan
Bandung.
hasil uji statistik
menunjukan
terdapat
perbedaan
bermakna rerata
frekwensi
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan frekwensi
9
anak usia 1-5
tahun yang
mengalami
gangguan
bersihan jalan
nafas di
Puskesmas
Moch.
Ramdhan
Bandung.
eksperime
n dengan
rancanga
n pretest-
posttest
with group.
bersihan jalan
nafas sebelum
dan sesudah
fisioterapi yaitu
nilai P-value
0000. sedangkan
untuk uji beda
bersihan nafas
sebelum dan
sesudah
fisioterapi
didapatkan hasil
P-value 0.225
nafas sebelum dan
sesudah dilakukan
fisioterapi dada pada anak yang mengalami
bersihan jalan nafas
10
III. Hasil
A. Mengidentifikasi untuk mengetahui keefektifan penerapan fisioterapi dada untuk
meningkatkan bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhia. Artikel pertama,
ketiga dan ke empat menunjukan bahwa fisioterapi dada terhadap bersihan jalan
nafas pada pasien asma bronkhial terdapat perbedaan bersihan jalan nafas setelah
diberikan fisioterapi dada dimana sebelum diberikan fisioterapi dada seluruh
responden mengalami bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan setelah diberikan
fisioterapi dada terdapat perubahan bersihan jalan nafasnya dalam kategori efektif
. Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh pemberian tindakan fisioterapi
dada terhadap keefektifan bersihan jalan nafas pasien asma bronchial.
A. Mengidentifikasi pengaruh penerapan fisioterapi dada untuk meningkatkan
bersihan jalan nafas pada pasien asma bronchial. Pada artikel pertama dan ke dua,
Fisioterapi dada memberikan manfaat dalam meningkatkan efektifitas bersihan
jalan nafas yang meliputi frekuensi pernafasan pasien dalam batas normal, irama
pernafasan pasien dalam batas normal, pasien mampu mengeluarkan sputum, tidak
ada suara nafas tambahan, batuk berkurang.
B. Mengidentifikasi dampak fisioterapi dada untuk meningkatkan bersihan jalan
nafas pada pasien asma bronchial. Berdasarkan ke empat artikel yang di review tidak
terdapat dampak yang dapat mengganggu pasien atau terkomplikasi setelah di lakukannya
fisioterapi dada. Dengan pemberian fisioterapi dada terdapat perubahan pada pasien yaitu
responden bisa mengeluarkan dahak dengan maksimal dan banyak serta dapat
membersihkan saluran pernapsan yang sebelumnya terhalang oleh dahak, serta pola nafas
11
menjadi lebih teratur, pasien tidak gelisah, suaranafas tambahan menghilang, dan pasien
dapat lebih tenang danrileks.
IV. PEMBAHASAN
A. Mengidentifikasi untuk mengetahuike efektifan penerapan fisioterapi dada
untuk meningkatkan bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhial. Chest
Physiotherapy atau Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi yang
digunakan dengan kombinasi untuk memobilisasi sekresi pulmonar. Tujuan
fisioterapi dada adalah membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan
meningkatkan efisiensi otot-otot pernafasan (Ariasti, 2014).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan penderita
dan keluarga dalam melakukan penanganan pertama ketika terjadi serangan
asma yaitu pemberian edukasi tentang penatalaksanaan fisioterapi dada seperti
postural drainage, clapping, breathing excersie dan batuk efektif sehingga
penderita dapat melakukan pertolongan pertama pada kekambuhan asma
dengan tepat.
Berdasarkan keempat jurnal yang saya review masing-masing jurnal
terdapat ke efektifan dalam tindakan fisioterapi dada dalam pengeluaran sekret
ataupun gangguan yang ada dalam jalan nafas ,jalan nafas yang tidak efektif
dimana tanda ini dapat dilihat keluarnya sekret atau sekret yang mengental pada
saluran pernafasan, perubahan frekuensi nafas responden yang sebelum
diberikan mereka masih mempunyai frekuensi nafas lebih dari 24 kali permenit,
sedangkan setelah diberikan tindakan fisoterapi dada frekuensi nafas menjadi
20 – 24 kali permenit, dan responden sudah tidak tampak bernafas berat
12
sehingga fisioterapi dada ini sangat efektif skali dalam membantu bersihan
jalan nafas.
B. Mengidentifikasi pengaruh penerapan fisioterapi dada untuk meningkatkan
bersihan jalan nafas pada pasien asma bronchial. Fisioterapi dada adalah salah
satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi
baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk
pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit
pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif
karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi
mekanik (Santoso, 2012)
Menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bersihan jalan nafas setelah diberikan
fisioterapi dada dimana sebelum diberikan fisioterapi dada seluruh responden
mengalami bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan setelah nafasnya dalam kategori
efektif . Hasil analisis data menunjukkan adanya diberikan fisioterapi dada
terdapatresponden (64,7%) yang bersihan jalan pengaruh pemberian tindakan
fisioterapi dada terhadap keefektifan bersihan jalan nafas pasien asma bronchial.
Pada ke empat jurnal yang saya review rata-rata penggunaan fisioterapi
dada sangat berpengaruh secara signifikan dalam mengatasi gangguan bersihan
jalan nafas untuk membantu dalam mengeluarkan sekret atau sekret yang
mengental pada saluran pernafasan,serta membantu dalam pernafasan klien
menjadi lebih efektif kembali.
C. Mengidentifikasi dampak fisioterapi dada untuk meningkatkan bersihan jalan
nafas pada pasien asm bronkhial. Berdasarkan ke empat artikel yang di review
13
tidak terdapat dampak yang dapat mengganggu pasien atau komplikasi setelah
di lakukannya fisioterapi dada. Pada artikel pertamauntuk mempermudah
pengeluaran sekret tersebut maka dilakukan pemberian tindakan fisioterapi
dada seperti postural drainage, clapping, latihan batuk efektif dan latihan nafas
dalam. Tujuan pemberian teknik fisoterapi dada untuk membantu pernafasan
pasien lebih baik dan menigkatkan ekspansi paru. Dengan pemberian fisioterapi
dada pasien akan terbantu untuk memperbaiki pertukaran gas tanpa
meningkatkan kerja pernapasan, mengatur frekuensi dan pola napas serta
latihan batuk efektif dapat membantu pasien dalam mengeluarkan sekret
sehingga jalan nafas lebih efektif. Dengan pemberian fisioterapi dada terdapat
perubahan pada pasien yaitu responden bisa mengeluarkan dahak dengan
maksimal dan banyak serta dapat membersihkan saluran pernapsan yang
sebelumnya terhalang oleh dahak, serta pola nafas menjadi lebih teratur, pasien
tidak gelisah, suaranafas tambahan menghilang, dan pasien dapat lebih tenang
dan rileks. Meski jumlah artikel yang melihat pengaruh intervensi fisioterapi
dada terhadap bersihan jalan nafas masi sedikit, intervensi fisioterapi dada ini
memiliki peluang yang besar untuk di praktekan ditatanan klinis dan komunitas
khususnya di indonesia. Kondisi ini didukung oleh bnyaknya kelebihan dari
fisioterapi dada, selain ekonomis, mudah dilakukan,fisioterapi dada tidak
menimbulkan adiksi , dapat digunakan kapan saja dan tidak meiliki efek
samping bila diberikan pada pasien asma bronchial.
14
V. KESIMPULAN
Hasil Literatur review ini menunjukan bahwa fisioterapi dada terbukti dapat
membantu dalam pengeluaran sekret terhadap bersihan jalan nafas yang
signifikan setelah dilakukan fisioterapi dada yang dilakukan pemberian
tindakan fisioterapi dada seperti postural drainage, clapping, latihan batuk
efektif dan latihan nafas dalam terbukti dapat membantu dalam pengeluaran
sekret serta pernafasan lebih efektif kembali, karenafisioterapi dadamempunyai
peranan penting terhadap bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkhial,
selain ekonomis, mudah dilakukan, fisioterapi dada tidakmenimbulkan adiksi
, dapat digunakan kapan saja dan tidak meiliki efek samping pada pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Yola. (2009). Patofisiologi Batuk dan Cermin Dunia Kedokteran.
Jakarta:EGC
Ariasti. 2014. Latihan pernapasan dengan metode buteyko meningkatkan nilai
force expiratory volume in 1 second (%fev) penderita asma dewasa derajat
persisten sedang. Jurnal KedokteranMasyarakat. 2007: Vol. 23 No.2: 52-57
Bruno, L. (2019). e. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Global Asthma Network. (2014). The Global Asthma Report. (n.d.)
Hadibroto, I. (2009). Asma. Jakarta: Gramedia
Lewis, S.L., Heitkemper, M.M., Dirksen, S.R.,O’brien, P.G., & Bucher L. (2009).
Medical Surgical Nursing: Assesment and Management of clinical Problems.
Sevent Edition Voulume 2. Jakarta :EGC.
Maranatha, D. (2009). Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial. Majalah Kedokteran
Indonesia 58 (11), 444-453. Jakarta : Depertemen Ilmu Penyakit dalam, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Nursalam, 2016, metode penelitian. (n.d.). Journal of Chemical Information and
Modeling,53(9),1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Putri, A. M., Studi, P., Iii, D., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2019).
Penatalaksanaan fisioterapi pada asma bronkial di balai besar kesehatan paru
masyarakat surakarta.
Rekam Medik RSUD Bahtramas,2020
Wanda. (2019).. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
16
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Widodo, R., & Djajalaksana, S. (2012). Patofisiologi dan Marker Airway Remodeling
pada Asma Bronkial. Jurnal Respirasi Indonesia, 32(2), 111–114.
17
18