Top Banner
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. PENDAHULUAN KKN atau kuliah kerja nyata adalah kegiatan mahasiswa untuk mengabadikan apa-apa yang telah dipelajari di bangku kuliah, pengabdian ini ditujukan untuk masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia dan potensi alamnya. Kegiatan ini wajib dilaksanakan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan bagi mahasiswa S-1. KKN-PPM dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan menerjunkan sekelompok mahasiswa di tengah-tengah masyarakat. Pengaplikasiannya dapat berupa penyelenggarakan kegiatan-kegiatan, pembangunan suatu sistem pada masyarakat, membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat, dan penerapan ilmu pengetahuan/ teknologi yang telah didapat mahasiswa di bangku perkuliahan. Tahun ini UGM mengadakan program KKN yang berlangsung mulai dari tanggal 1 juli sampai dengan 31 agustus 2015. Pihak LPPM mengamanahi saya untuk mengabdikan diri di Desa Tersan Gede. KKN yang saya jalani di Desa Tersan Gede ini sangatlah berkesan bagi saya, karena disini saya mendapatkan pengalaman, teman, tempat tinggal dan keluarga baru. Awal mula saya bergabung di TIM KKN JTG34 adalah karena penempatan dari LPPM. Saya cukup senang bertemu dengan teman-teman baru di KKN ini, walaupun saya belum mengenal teman-teman di TIM KKN JTG34. 1
31

Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Dec 11, 2015

Download

Documents

Bagus Pambudi

merupakan laporan kegiatan selama pelaksanaan kegiatan kkn ppm 2015
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PENDAHULUAN

KKN atau kuliah kerja nyata adalah kegiatan mahasiswa untuk mengabadikan apa-

apa yang telah dipelajari di bangku kuliah, pengabdian ini ditujukan untuk masyarakat

untuk meningkatkan sumber daya manusia dan potensi alamnya. Kegiatan ini wajib

dilaksanakan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan bagi mahasiswa S-1. KKN-PPM

dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan menerjunkan sekelompok mahasiswa

di tengah-tengah masyarakat. Pengaplikasiannya dapat berupa penyelenggarakan

kegiatan-kegiatan, pembangunan suatu sistem pada masyarakat, membantu

menyelesaikan permasalahan masyarakat, dan penerapan ilmu pengetahuan/ teknologi

yang telah didapat mahasiswa di bangku perkuliahan.

Tahun ini UGM mengadakan program KKN yang berlangsung mulai dari tanggal 1

juli sampai dengan 31 agustus 2015. Pihak LPPM mengamanahi saya untuk

mengabdikan diri di Desa Tersan Gede. KKN yang saya jalani di Desa Tersan Gede ini

sangatlah berkesan bagi saya, karena disini saya mendapatkan pengalaman, teman,

tempat tinggal dan keluarga baru. Awal mula saya bergabung di TIM KKN JTG34

adalah karena penempatan dari LPPM. Saya cukup senang bertemu dengan teman-teman

baru di KKN ini, walaupun saya belum mengenal teman-teman di TIM KKN JTG34.

Keberangkat kami dimulai pada tanggal 2 Juli 2015 pukul 08.00 wib dari Jogja

dengan mengendarai bus dan truk untuk mengangkut barang-barang. Perjalanan dari

Jogja menuju lokasi KKN pun cukup menyenangkan bersama teman-teman baru, tak

lama kemudian kami sampai ditujuan dengan selamat tanpa kurang satu apapun.

Setibanya di Desa Tersan Gede, kami langsung disambut dengan hanggat oleh Kepala

Desa Tersan Gede.

Hari demi hari kami lewati di Desa Tersan Gede, mulai dari melaksanakan program

hingga aktivitas lainnya yang pasti akan saya rindukan jika KKN telah usai. Salah

satunya adalah jalan pagi, bermain dan belajar bersama anak-anak yang kadang membuat

marah tapi disitulah saya merasa sangat kehilangan mereka dan bisa dekat dengan

mereka. Dusun Tersan Gede sangat menyenangkan rasanya bisa bermain dan belajar

bersama mereka. Walaupun mulanya komentar warga tidak begitu menyenangkan bagi

saya, tapi berkat bantuan saran dan bimbingan mereka saya menjadi sadar akan adanya

1

Page 2: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

keluarga baru ditengah-tengah mereka, kedekatan dengan mereka, dan belajar mengerti

arti susah dalam kehidupan ini. Senang rasanya seperti mendapat keluarga baru. Saya

mendapatkan banyak hal baru selama KKN di Desa Tersan Gede yaitu teman, saudara,

tempat tinggal, pengalaman dan keluarga baru.

B. PEMBAHASAN

– Hasil Kegiatan

1. Sekolah lapangan monitoring wereng dan musuh alami

Wereng batang coklat (Nilaparvarta lugens) merupakan salah satu

hama utama padi (Oryza sativa) sangat berpotensi meyebabkan kerugian

ekonomi bagi usaha tani. Ledakan populasia hama ini mampu membuat

petani gagal panen (puso). Hal tersebut telah dialami penduduk desa

Tersan Gede yang telah gagal panen padi selama dua musim tanam.

Pengendalian wereng batang coklat sudah menjadi fokus persoalan yang

penting utuk dibahas sejak rezim Presiden Soeharto. Pada zaman

tersebut, populasi wereng sudah sangat melampaui ambang batas secara

ekonomi. Hal ini dikarenakan kekebalan wereng batang coklat terhadap

aplikasi pestisida kimia. Penyemprotan pestisida kimia tidak mampu lagi

menurunkan populasi wereng batang coklat. Pada akhirnya,

dirumuskanlah pengendalian hama terpadu yang memadukan berbagai

cara pengendalian wereng salah satunya adalah menggunakan musuh

alami wereng. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 27 Juli 2015

sampai 9 Agustus 2015. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB-10.00 WIB.

Tempat kegiatan dilaksanakan di sawah-sawah milik warga. Mahasiswa

memberikan edukasi kepada petani cara mengamati jumlah serangga

wereng pada tiap rumpun pangkal batang padi beserta serangga musuh

alami wereng. Sampel yang perlu diambil untuk pengamatan wereng

minimal 10 rumpun. Untuk pengamatan musuh alami wereng, dilakukan

dengan screening keseluruhan lahan petani. Apabila rerata jumlah

wereng lebih dari 20 ekor per rumpun dan populasi musuh alami dalam

petak lahan lebih sedikit dibandingkan rerata populasi wereng per

rumpun, maka dapat diberi rekomendasikan penyemprotan pestisida

dengan bahan aktif etiprol dengan merek curbix atau pestisida dengan

2

Page 3: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

bahan aktif fipronil dengan merek reagent. Penggunaan pestisida alami

juga bisa disarankan dengan menggunakan ekstrak bawang putih sebagai

alat pengusir wereng. Apabila populasi musuh alami lebih banyak maka

penyemprotan pestisida tidak perlu dilakukan. Contoh musuh alami

wereng adalah tomcat, kepik, kumbang koksi, kepik mirid, laba-laba,

dan kumbang karabid.

2. Edukasi Kesehatan Gigi dan Cara Mencuci Tangan

Edukasi kesehatan gigi dan cara mencuci tangan merupakan

program yang dilaksanakan di SDN 01 Tersan Gede yang bertujuan

untuk mengajarkan cara menyikat gigi yang benar dan cara mencuci

tangan menurut WHO serta memberikan penyuluhan tentang kesehatan

gigi dan mulut. Edukasi kesehatan gigi dan mulut dilakukan sebanyak 3

kali pertemuan, 3-4 jam setiap pertemuan.

Pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 30 Juli 2015 dengan peserta

kelas 4. Siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu didalam kelas

tentang kesehatan gigi dan mulut, cara menyikat gigi yang benar dan

cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan dilanjutkan dengan

mengajak siswa untuk mempraktekkan caramenyikat gigi dan

mencuci tangan yang benar.

Pertemuan 2 dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2015 dengan peserta

kelas 5. Siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu di dalam kelas

tentang kesehatan gigi dan mulut cara menyikat gigi yang benar dan

cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan dilanjutkan dengan

mengajak siswa untuk mempraktekkan cara menyikat gigi dan

mencuci tangan yang benar.

Pertemuan 3 dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2015 dengan peserta

kelas 3. Siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu di dalam kelas

tentang kesehatan gigi dan mulut cara menyikat gigi yang benar dan

cara mencuci tangan yangbenar. Kegiatan dilanjutkan dengan

mengajak siswa untuk mempraktekkan cara menyikat gigi dan

mencuci tangan yang benar.

3

Page 4: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

3. Pelatihan Pengolahan Salak

Merupakan salah satu program pokok tema untuk optimasi potensi

Sumber Daya Alam di Desa Tersan Gede. Komoditas yang kami pilih

yaitu buah salak, karena desa ini cukup memiliki potensi untuk

mengembangkan perkebunan salak, dilihat dari beberapa warga desa

yang memiliki kebun salak. Namun, mayoritas buah salak yang dipanen

hanya dijual dalam bentuk raw material-nya (buah segar). Tujuan dari

program ini yaitu untuk memberikan informasi sekaligus pelatihan

kepada warga mengenai cara membuat olahan buah salak supaya dapat

meningkatkan nilai jual dan memperpanjang umur simpan salak.

Pelatihan dilakukan dengan metode presentasi dan pengarahan di awal,

kemudian langsung dilanjutkan dengan praktik bersama-sama.

Pelatihan diawali dengan presentasi, memaparkan latar belakang dan

potensi pengolahan buah salak. Serta dijelaskan pula alat bahan dan cara

pembuatan manisan salak, kurma salak, kopi biji salak, dan bros kulit

salak. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan manisan salak, kopi biji

salak, dan kurma salak. Antusias warga cukup tinggi dalam mengikuti

kegiatan pelatihan. Sempat ada keinginan warga untuk melanjutkan

produksi, namun kami dari mahasiswa belum bisa mem-follow up karena

terkendala pemasaran.

Pelatihan Gula Jawa Gula Semut dan Nata de Coco

Program yang bataldilaksanakan

Latar Belakang

Desa Tersan Gede, khususnya dusun Bobosan dan Nabin, mayoritas

warga banyak yang memproduksi gula jawa. Sedangkan untuk gula

semut, sempat ada 2 warga yang memproduksi sampai sukses, namun

telah vakum karena isu “sunlight” yang ditambahkan pada nira kelapa.

Satu warga lainnya juga sempat sukses memproduksi nata de coco,

hingga dipasaran ke pabrik besar, namun kembali vakum karena

pemakaian pupuk ZA sebagai senyawa perkembangbiakan starter. Dari

4

Page 5: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

kondisi ini, awalnya kami ingin mengembalikan kejayaan produksi gula

semut dan nata de coco, karena potensinya bisa sampai di ekspor dan

nilai julanya lebih stabil daripada gula jawa. Juga ingin menginisiasi

pendirian UKM/koperasi untuk mengorganisir produksi olahan kelapa.

Alasan Pembatalan

Pembuatan gula semut cenderung membutuhkan waktu produksi

lama dan modal yang lebih dari pada gulajawa

Warga sudah pernah diberikan pelatihan dan dibantu alat oleh

mahasiswa KKN tahun-tahun sebelumnya serta dari dinas, namun

pelaksanannya masih tidak berjalan

Warga kurang inisiatif dan mandiri, lebih menggantungkan dan

banyak berharap bantuan dari KKN

Pembuatan UKM/koperasi membutuhkan proses lama serta

birokrasi yang cukup rumit

Warga lebih tertarik dengan pelatihan produk yang baru

4. Posyandu

Program posyandu adalah salah satu program dari cluster medika

yang menjadi program pokok non-tema di kkn ppm ugm di desa Tersan

Gede periode antar semester 2015. Posyandu terdiri dari posyandu balita

dan posyandu lansia. Program ini bertujuan membantu masyarakat

dalam serangkaian kegiatan di posyandu seperti: penimbangan berat

badan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin A, pengukuran

tekanan darah, pemberian suplemen makanan, dan sosialisasi Pentignya

ASI. Adanya bantuan dari mahasiswa KKN diharapkan masyarakat

dapat lebih dekat dengan mahasiswa serta dapat menambah pengetahuan

masyarakat mengenai ASI.

Program dilaksanakan 4 dusun di Tersan Gede yaitu dusun

Medangan, dusun Nabin, dusun Bobosan dan dusun Puguhan. Program

dilaksanakan dengan metode survey serta sosialisasi pada saat posyandu

berlangsung. Para kader posyandu dari dusun setempat dibantu dalam

menjalankan kegiatannya di posyandu. Selain itu, warga dibagikan

selebaran dan dijelaskan mengenai manfaat dan keunggulan ASI, serta

5

Page 6: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

dampak dari penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI. Persiapan

program meliputi membuat untuk kemudian menyebarkan selebaran.

Program telah berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang baik

dari warga desa. Dengan berjalannya program ini warga menjadi lebih

dekat dengan mahasiswa KKN dan mengerti tentang pentingnya ASI

eksklusif.

5. Sosialisasi Gizi Seimbang Balita

Sosialisasi Gizi dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai

gizi yang seimbang bagi balita dan keluarga. Tujuan utama adalah

memperkenalkan tumpeng gizi seimbang (TGS) yang kini digunakan

sebagai patokan gizi seimbang dan bukan lagi menggunakan aturan 4

sehat 5 sempurna. Sosialisasi dilakukan secara perorangan kepada ibu

dari para balita. Sarana yang digunakan adalah brosur.

6. Penyuluhan Pencegahan Demam Berdarah dan ABATE

Program penyuluhan ini merupakan salah satu program pokok non

tema dari klaster medika pada periode KKN Antar Semester 2015.

Program ini berangkat dari salah satu warga yang mengatakan bahwa

tahun lalu ada warga di dusun Puguhan yang terkena demam berdarah.

Berdasarkan survei pada dusun Puguhan, ditemukan sebuah telaga

buatan yang berisi air kotor dan ikan-ikan yang berpotensi sebagai

sarang nyamuk. Keadaan kolam penuh dengan lumut dan banyak jentik

nyamuk. Warga pun sering menggunakan telaga tersebut untuk mandi

dan mencuci pakaian mereka di sana, sehingga menambah resiko tergigit

nyamuk dan terjangkit penyakit Demam Berdarah.

Program dilaksanakan di dusun Puguhan dengan menggunakan

metode penyuluhan door to door yaitu penyuluhan dari rumah ke rumah

dengan pertimbangan pengalaman KKN tahun lalu yang sulit untuk

mengumpulkan warga. Total waktu pelaksanaan program 11 hari dengan

perincian 9 x 2,5 jam persiapan dan 2 x 3 jam penyuluhan. Persiapan

meliputi survei lokasi kejadian, dinas kesehatan serta puskesmas

setempat, proses administrasi kerjasama, pencarian materi, pembuatan

6

Page 7: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

brosur, dan pembelian abate. Penyuluhan meliputi pemaparan materi,

pembagian brosur dan pembagian abate.

Program telah terlaksana dengan baik dan mendapatkan respon

positif dari warga. Melalui pendekatan personal, warga pun dapat

bercerita lebih banyak mengenai pengalaman pribadi mereka berkaitan

dengan demam berdarah dan informasi yang diberikan dapat lebih

mudah dipahami. Dengan diadakannya program ini diharapkan warga

mampu lebih berhati-hati dan dapat melindungi dirinya dan keluarga dari

bahaya penyakit demam berdarah.

7. Sosialisasi Tanda-Tanda Birahi pada Ternak

Sosialisasi tanda-tanda birahi pada ternak merupakan sosialisasi untuk

mengetahui tanda-tanda spesifik pada ternak yang berjenis kelamin

betina pada saat estrus (akan kawin). Pelaksanaan sosialisasi dilakukan

dengan cara mendatangi ke rumah para peternak yang mempunyai

hewan sapid an kambing, kemudian menjelaskan tanda-tanda birahi pada

para peternak. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar para peternak dapat

mengawinkan hewan ternaknya pada tepat waktu sehingga ternak dapat

bunting dan menghasilkan panen ternak untuk pemiliknya. Selain itu

pentingnya sosialisasi ternak dari rumah ke rumah adalah selain dapat

meningkatkan keakraban dengan peternak di dusun Puguhan, Medangan,

Nabin, dan Bobosan dapat juga mengetahui kendala dan permasalahan

yang dialami oleh peternak

8. Sosialisasi Peningkatan Nilai Jual Bambu

Salah satu sumber daya alam yang ada di desa tersan gede yaitu

Bambu. Bambu di tempat ini sangat melimpah, sehingga saya ingin

meningkatkan nilai jual bambu yang mana masyarkat lebih memilih

menjual bambu secara mentah daripada mengolahnya menjadi kerajinan

maupun furniture. Kegiatan sosialisasi ini di lakukan untuk mengajak

masyarakat menjadi lebih berkreatif untuk membuat bambu menjadi

lebih bernilai. Keigiatan ini dilakukan harisenin yang didatangi oleh 5

peserta dan semua pesertanya sangatlah antusias dalam mengikuti

7

Page 8: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

kegiatan sosialisasi. Banyak terjadi tanyajawab yang seru sehingga

kegitan sosialisasi menjadi bagus.

9. Sosialisasi Larangan Perburuan Liar

Sosialisasi Larangan Perburuan Liar merupakan sosialisasi untuk

memberikan pengetahuan atau edukasi terhadap warga mengenai

larangan dilakukannya larangan perburuan liar terhadap satwa-satwa

tertentu yang dilindungi oleh undang-undang atau peraturan yang

berlaku. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan cara mendatangi ke

rumah-rumah warga, kemudian menjelaskan mengenai tentang aturan

hukum yang berlaku serta jenis satwa yang dilindungi serta dilakukan

dengan memasang banner informasi mengenai larangan larangan

perburuan liar. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar para warga bisa

menjaga eksistensi satwa yang dilindungi undang-undang atau peraturan

hukum yang berlaku. Selain itu pentingnya sosialisasi larangan

perburuan liar adalah warga tahu akan akibat hukum yang akan diterima

jika melakukan larangan perburuan liar.

10. Perayaan 17 Agustus

“Kemerdekaan Indonesia merupakan harga mati!” Begitulah kata-kata

yang diucapkan oleh pejuang-pejuang nasionalis Indonesia untuk

mendapatkan kebebasan, hingga Ir. Soekarno memproklamasikan

kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Duka yang dirasakan Indonesia

selama beberapa ratus tahun sirna sudah. Jalan untuk menjalani

kehidupan baru yang cerah sudah terbuka dengan lebar. Momen yang

besar itulah yang sering dirayakan oleh warga Indonesia untuk

mengingat kembali jasa para pejuang kemerdekaan yang kemudian

dinamakan 17-an. Warga tersan gede merupakan warga yang sangat

menyukai acara 17-an dilihat dari antusiasme mereka yang setiap

tahunnya selalu merayakannya dengan penuh suka cita, baik Medangan,

Nabin, Bobosan, dan Puguhan. Tiap dusun mempunyai kekhasannya

sendiri untuk merayakan 17-an.

Di Medangan, perayaan 17-an diisi dengan lomba-lomba yang

melibatkan tim KKN untuk ikut berpartisipasi sebagai peserta. Lomba

8

Page 9: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

yang diadakan meliputi turnamen voli, tarik tambang, Panjat pinang,

lomba memancing dan masih banyak lagi. Perlombaan dimulai pada

tanggal 10-18 Agustus 2015. Pada tanggal 16 Agustus diadakan pawai

sepeda hias yang melewati dusun Medangan, Tumbreb, dan Ketonggo.

Perlombaan di Nabin untuk merayakan 17-an cukup banyak. Ada

tiga kategori lomba, yaitu kategori remaja/dewasa, anak-anak dan

edukasi. Tim KKN diberi kepercayaan mengikuti rapat persiapan 17-an

samai pada akhirnya terealisasikanlah lomba-lomba tersebut pada

tanggal 10-17 Agustus 2015. Pada tanggal 17 Agustus diadakan pawai

untuk mengelilingi desa Tersan Gede yang kemudian menjadi

penghujung perayaan 17-an. Antusiasme warga Nabin akan perayaan 17-

an sangat tinggi melihat banyaknya warga yang berpartisipasi untuk

memeriahkan 17-an.

Di Bobosan, lomba 17-an diadakan untuk anak-anak dan ibu-ibu,

karena hanya sedikit remaja yang ada disana. Lomba-lomba seperti

makan kerupuk, balap karung dan mengambil koin dari semangka

menjadi lomba yang paling diminati oleh warga karena lomba-lomba

tersebut merupakan lomba yang turun temurun diwariskan oleh generasi

sebelum kita yang menjadi ikon 17-an. Acara 17-an kemudian ditutup

dengan acara pemberian hadiah dan penampilan dari organ tunggal yang

membuat malam penghujung perayaan 17-an menjadi lebih meriah.

Puguhan merupakan desa yan mempunyai ciri khas kesenian campur

yang sudah ada sejak satu tahun yang lalu. Pada tanggal 16 Agustus

diadakan kesenian campur di halaman rumah ketua RT 30 untuk

memeriaahkan 17-an, lalu dilanjutkan pada malamnya doa bersama

mendoakan arwah para pahlawan serta pebagian hadiah dari lomba-

lomba yang sudah diadakan. Lomba-lomba yang diadakan dibagi

menjadi tiga kategori yaitu anak, remaja dan ibu-ibu. Lomba yanng

diadakan sangat beragam, seperti turnamen voli dan kasti, masak nasi

goreng untuk ibu-ibu dan masih banyak lagi.anak-anaklah yang paling

antusias memperingati 17-an dilihat dari pada saat lomba, hampir semua

anak yang mengikuti lomba—lombanya.

11. Biopori

9

Page 10: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Kondisi desa tersan gede yang acap kali mengalami kekeringan di

musim kemarau, serta melihat banyaknya sampah organik yang belum

terkelola dengan baik, maka muncul inisiatif untuk mengadakan program

biopori. Biopori ini merupakan lubang-lubang bauatan yang berdiameter

15 cm, dengan kedalaman sekitar 80 cm. Berfungsi untuk mempermudah

penyerapan air hujan ke dalam tanah. Dengan banyaknya air hujan yang

terserap ke dalam tanah, maka cadangan air tanah akan menjadi lebih

banyak. Hal ini akan mengurangi dampak kekeringan di musim

kemarau. Selian itu, di kala hujan turun deras, lubang bipori ini juga

bermanfaat untuk mencegah banjir. Di sisi lain, ke dalam lubang biopori

ini juga dapat dimasukkan sampah organik yang nantinya akan

membusuk, dan dapat diambil sebagai pupuk kompos. Sehingga dari

satu program biopori ini, warga langsung mendapat banyak manfaat.

Program ini dilaksanakan di rumah masing-masing kepala dusun di 4

dusun, yakni puguhan, bobosan, nabin dan medangan. Hal ini bertujuan

supaya warga yang datang ke rumah kepala dusun tersebut, merasa

tertarik dan mau mengetahui lebih lanjut mengenai biopori. Di dusun

medangan, sosialisasi dan pelaatihan pembuatan biopori dilakukan di SD

Tersan Gede 1. Hal ini bertujuan supaya sejak kecil anak-anak sudah

diajarkan untuk melestarikan lingkungan. Pelaksanaan program di SD

sendiri cukup berbeda dengan sosialisasi dan pelatihan biopori kepada

warga. Di awal, anak-anak mendengarkan materi terkait biopori. Lalu,

anak-anak diajak bermain menemukan alat-alat apa saja yang dibtuhkan

untuk membuat biopori. Di akhir acara, anak-anak diajak secara

langsung bersama-sama membuat biopori. Di akhir program, kami

melakukan pengadaan alat bor biopori, bekerjasama dengan badan

lingkungan hidup kabupaten magelang

12. Sosialisasi Penyakit Zoonosis

Program ini adalah salah satu program dari cluster agro yang menjadi

program pokok tema di kkn ppm ugm di desa Tersan Gede periode antar

semester 2015. Program ini berangkat dari mayoritas penduduk yang

pekerjaannya petani yang sering berinteraksi langsung dengan hama

khususnya tikus di sawah. Sehingga dirasakan warga butuh pengetahuan

10

Page 11: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

lebih mengenai penyakit menular dari hewan ke manusia sehingga warga

dapat lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan yang bias

menyebabkan penyakit pada warga.

13. Sosialisasi Anti NAPZA

Di era serba modern saat ini, akses akan segala macam informasi

dapat didapat dengan sangat mudah, apa yang diinginkan dapat dengan

mudah dicari melalui media elektronik, tak terkecuali akses terhadap hal-

hal yang negatif. Sehingga senada dengan hal tersebut, diperlukan filter

agar pengguna kecanggihan teknologi saat ini dapat menghidari efek-

efek negatif dari kemajuan teknologi informasi. Fiter yang dimaksud

dalam hal ini adalah filter yang berasal dari dalam diri masing-masing,

kesadaran akan melindungi diri sendiri dari hal-hal yang dapat

mencelakakan diri sendiri sangatlah penting untuk dipahami.

Terkait dengan perilaku menyimpang yang rawan menyerang

pemuda, yaitu penyalahgunaan narkoba. Di beberapa media kerap kali

tersiar bahwa yang menjadi sasaran utama dari pengedar narkoba adalah

para pelajar dan remaja yang pada umumnya masih berada pada usia

produktif, yakni antara usia 11 sampai 24 tahun. Bahaya dan resiko yang

disebabkan oleh narkoba inilah yang menjadi ancaman tersendiri bagi

bangsa kita pada umumnya karena sekali saja seseorang mencoba

narkoba, maka akan sulit baginya untuk berhenti memakainya. Sifat

candu yang dimiliki oleh obat-obatan yang termasuk narkoba membuat

para penggunanya menjadi ingin terus mengkonsumsinya untuk

menghilankan rasa sakit akibat kecanduan obat-obatan tersebut.

Atas dasar tersebut, maka penting untuk diselenggarakan sosialisasi

anti napza kepada pemuda Desa Tersan Gede agar para pemuda

mengetahui seluk beluk mengenai obat-obatan yang tergolong narkoba

dan dapat menghindari bahaya yang ditimbulkannya.

14. Sosialisasi Undang-Undang Desa

11

Page 12: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Salah satu program pokok yang dilaksanakan oleh KKN-JTG34

bertempat di Balai Desa Tersan Gede, Kecamatan Salam, Kabupaten

Magelang. Sosialisasi ini sesuai rencana program dilaksanakan selama 1

x 5 jam. Sosialisasi ini merupakan program dari klaster sosial humaniora

yang diadakan karena berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan

masyarakat desa mengenai aturan hukum mengenai desa dan juga belum

adanya sosialisasi dari dinas maupun perangkat desa tentang UU ini

karena UU ini masih tergolong baru.

Sosialisasi ini dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 27 Juli 2015

pukul 19.30 – 22.30 WIB dan pada hari yang sama juga dilakukan

persiapan acara pukul 15.00 – 17.00 WIB. Total anggaran Rp

200.000,00 dari mahasiswa. Sosialisasi ini diadakan dengan maksud

untuk memberikan informasi mengenai pengakuan dan penghormatan

atas desa yang ada dengan keberagamanya, memberikan kejelasan status

dan kepastian hukum atas desa, melestarikan dan memajukan adat,

tradisi dan budaya masyarakat desa, memberi penjelasan yang dapat

mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat, memberikan

gambaran mengenai pembentukan pemerintahan desa yang profesional,

efisien dan efektif, terbuka, bertanggung jawab, dan memperkuat

masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Acara ini mengundang

Kepala desa beserta perangkat-perangkatnya termasuk para ketua RT

dari Dusun Medangan, Dusun Nabin, Dusun Bobosan, dan Dusun

Puguhan yang merupakan lokasi KKN Antar Semester tahun 2015.

Sosialisasi ini juga menjelaskan hak dan kewajiban desa, masyarakat

desa, kepala desa dan perangkat-perangkatnya. Selain itu juga

menjelaskan mengenai peraturan desa dan perbedaannya dengan

peraturan di desa maupun peraturan kepala desa beserta manfaat-

manfaatnya.

Sosialisai ini dimulai dengan pembuatan materi oleh mahasiswa

hukum pada tahap pra acara tanggal 27 Juli 2015, yakni pembuatan slide

presentasi dan persiapan konsumsi bagi undangan serta LCD untuk

menampilkan bahasan materi. Acara ini dihadiri oleh sekitar 25 orang.

Dimulai dengan pembukaan oleh MC, sambutan-sambutan, acara inti,

dan penutup. Acara inti dimulai dengan pemaparan materi disertai

12

Page 13: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

penyerahan hardcopy ke hadirin yang datang. Dilanjutkan dengan

pemaparan tentang desa setelah adanya UU Desa, penjelasan mengenai

hak dan kewajiban masyarakat desa beserta perangkatnya, penataan desa

yang baik, pilihan kepala desa yang mekanismenya berubah, serta

diadakan sesi tanya jawab. Program telah berjalan dengan lancar dan

mendapat respon yang baik dari para perangkat desa. Acara ini dihadiri

sekitar 25 orang. Dengan berjalannya program ini para perangkat desa

yang diundang dapat lebih mengerti mengenai aturan mengenai desa

seperti hak dan kewajiban masyarakat desa beserta perangkat desa serta

Badan Permusyawaratan Desa sehingga dapat mengoptimalkan penataan

dan pengelolaan desa. Dengan diadakan program ini perangkat desa

mendapat informasi tambahan yang nantinya diharapkan dapat

disebarkan di masing-masing dusun yang mereka kelola.

15. TPA

TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) merupakan suatu

kegiatan yang memberikan pendidikan nonformal dengan

jenis pembelajaran keagamaan Islam. TPA bertujuan

untuk mengajarkan cara membaca al-Qur’an dengan baik

dan benar sesuai dengan kaidah tajwid sejak usia dini,

serta mengajarkan kepada anak-anak tentang dasar-

dasar agama Islam. TPA dilaksanakan setiap hari, yaitu

pada waktu sore dan malam hari selama kurang lebih 1

jam setiap pertemuan.

Kegiatan yang dilakukan selama TPA antara lain :

Mengajarkan dasar-dasar ilmu agama Islam seperti

Aqidah dan Fiqih.

Kegiatan belajar mengajar ini biasanya dilakukan

pada waktu sore hari. Pengajar memberikan materi

beserta contoh-contoh yang ada dalam kehidupan

sehari-hari, sesekali diadakan diskusi antar anak dan

juga mempraktikkan materi yang telah diajarkan.

13

Page 14: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Belajar membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah

tajwid.

Kegiatan ini dilakukan pada malam hari setelah

sholat Maghrib hingga tiba waktu Isya’. Anak-anak

membaca al-Qur’an dan pengajar menyimak serta

membetulkan jika terdapat bacaan yang tidak sesuai

dengan kaidah tajwid yang baik dan benar.

16. Pelatihan Dokter Kecil

Dokter kecil merupakan program yang dilaksanakan di SDN 01

Tersan Gede dan SDN 02 Tersan Gede dengan tujuan membentuk kader

kesehatan di sekolah, yang akan memberikan penyuluhan dan

melakukan praktik kesehatan sederhana bersama seluruh siswa

disekolah. Doter kecil dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, 3-3,5 jam

setiap pertemuan.

Pertemuan 1 dilakukan pemberian materi tentang Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), Kebersihan Perorangan, Makanan Sehat,

Pencegahan Penyakit Menular,dan Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan (P3K).

Pertemuan 2 dilakukan lomba dokter kecil merupakan bentuk

evaluasi berupa tes tertulis dan ujian praktik. Ujian tertulis dan ujian

praktik dilakukan setelah pembinaan kader dokter kecil selesai

dilaksanakan. Tes tertulis dilakukan masing-masing SD kemudian

di ambil tiga nilai tertinggi dari masing-masing SD. Setelah itu,

siswa dengan tiga nilai tertinggi diminta untuk mempraktikkan cara

mencuci tangan dan menggosok gigi yang baik dan benar,

penanganan pingsan, mimisan,dan luka terbuka. Nilai ujian tulis dan

praktik kemudian diakumulasi. Dokter kecil dengan nilai terbaik

akan mendapatkan penghargaan berupa piala.

17. Pemetaan Dini

Pemetaan dini merupakan suatu program yang dilaksanakan dengan

tujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak sejak dini tentang keadaan

14

Page 15: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

wilayah Negara mereka dan memberikan pengertian mengenai fungsi

dari suatu peta. Apabila sejak kecil anak-anak sudah diajarkan mengenai

keadaan wilayah negara mereka secara tidak langsung jiwa nasionalisme

mereka akan muncul untuk tetap menjaga dan mencintai Negara

Republik Indonesia. Pelaksanaan pemetaan dini dilakukan di sela-sela

TPA dusun Nabin dengan target anak-anak dari berbagai tingkatan kelas

dari PAUD, TK, dan SD yang berjumlah sebanyak 20 anak.

Pengenalan pemetaan dini dilakukan dengan membuat peta mental.

Peta mental merupakan suatu gambaran mengenai kondisi lingkungan

disekitarnya terkait dengan data ruang. Peserta pemetaan dini diarahkan

untuk menggambar peta mental dari rumah menuju ke sekolah. Selain

hal tersebut dijelaskan mengenai kondisi wilayah Desa Tersagede dan

kondisi keseluruhan Negara Republik Indonesia. Anak-anak yang

mengikuti program ini sangat antusias.

18. Kesehatan Lingkungan

Kegiatan survei kesehatan lingkungan ini dilakukan tanggal 11 dan

12 Juli 2015 untuk pembuatan brosur kesehatan lingkungan selama tiga

jam dan proses cetak brosur selama satu jam. Pelaksanaa program

dilakukan di empat dusun secara paralel dalam satu hari dengan masing-

masing waktu 1,5 jam yaitu di dusun Medangan, di dusun Nabin, dusun

Bobosan dan di dusun Puguhan. Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu

PKK yang sedang mengadakan perkumpulan rutin. Kegiatan ini berupa

sosialisai kesehatan lingkungan sekaligus survey disertai pembagian

brosur. Biaya yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Rp. 35.000,00

untuk pembuatan brosur kesehatan lingkungan.

Kesehatan lingkungan merupakan salah satu isu penting untuk

dilakukan sosialisasi pada warga desa. Kesehatan lingkungan

berhubungan erat dengan terbentuknya individu dan masyarakat yang

sehat. Lingkungan yang sehat mencerminkan perilaku hidup bersih dan

sehat yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Lingkungan sehat

tecemin dari beberapa hal yaitu adanya sumber air bersih, tersedianya

makanan bersih, tempat pembuangan akhir (Mandi Cuci Kakus), dan

pengolahan sampah baik organik maupun anorganik). Pembelajaran ini

15

Page 16: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

diharapkan bisa diterapkan masyarakat setempat untuk dijadikan amalan

sehari-harian.

Jumlah peserta kegiatan ini kurang lebih sebanyak 30-40 orang ibu

PKK. Hasil kegiatan menunjukan sebagian besar warga sudah memiliki

lingkungan yang cukup sehat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

adalah pengolahan sampah yang belum maksimal terutama dalam hal

sampah anorganik seperti plastic, kaleng dan sebagainya. Selain itu

pembuangan air sisa cucian dari beberapa rumah masih belum dibuatkan

tempat pembuangan, masih dialirkan ke jalan sekitar rumah. Respon dari

warga saat menerima sosialisasi ini sangat kooperatif. Menerima

sosialisasi dengan baik. Hal-hal yang perlu dilakukan lagi adalah

mengajarkan pegelolaan sampah yang baik khususnya sampah

anorganik.

19. Pesta Rakyat

Program Pesta Rakyat merupakan salah satu program dari cluster

saintek berupa kegiatan jalan santai, pembagian dorprize dan hiburan.

Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan pelepasan dan perpisahan

kkn. Persiapan acara ini dilakukan sejak H-1 bulan. Kegiatan tersebut

dilaksanakan di lapangan Tersan Gede. Rangkaian acara pesta rakyat

dimulai sejak siang hari dan diisi dengan jalan santai di area desa tersan

gede. Dilanjutkan dengan pembagian doorprize sembari menikmati stand

bazar yang dibuka oleh warga desa tersan gede. Malam hari diisi dengan

penampilan perwakilan tiap dusun kkn, penampilan kkn, dan pembagian

doorprize utama. Acara ditutup dengan penyerahan plakat yang diterima

oleh kepala desa tersan gede dan pelepasan tim kkn ugm secara simbolis.

Di akhir sesi dilakukan pemutaran video persembahan dari tim kkn ugm.

– Hambatan dan tantangan

Kebiasaan yang cukup berbeda antara masyarakat desa dan kota

kadang menjadi sebuah hambatan untuk kita. Keseharian warga yang

mayoritas bertani membuat kami sulit untuk mengumpulkan warga pada pagi

hingga siang hari. Adanya salah satu RT yang cukup jauh jaraknya di dusun

yang kami tinggali membuat kami sulit menjangkau jika ada kegiatan yang

sedang dilakukan.

16

Page 17: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

– Jejaring kemitraan dan peran serta masyarakat

Selama KKN ini kami bekerja sama dengan pihak puskesmas,

kecamatan, dan pengrajin bambu. Pihak puskesmas sangat membantu kami

dalam menjalankan program posyandu. Masyarakat sangat antusias dalam

mengikuti pelatihan bambu yang kami adakan.

– Keterlibatan dalam masyarakat

Program yang kami jalankan sering melibatkan masyarakat. Sejak

bulan ramadhan kami mulai mengikuti acara tadarus bersama dan buka puasa

bersama. Acara halal bi halal di dusun-dusun, perayaan 17 agustus yang

sangat meriah, pengajian muslimatan, hingga berlatih menari bersama anak-

anak.

– Temuan Baru dan atau unik dalam hal kekayaan alam, teknologi lokal

dan budaya

Banyaknya pohon kelapa dan pohon salak menjadi salah satu kekayaan

alam di desa Tersan Gede. Adanya budaya campur yang merupakan kesenian

sejenis kuda lumping dan keseharian masyarakan untuk mengambil nira dari

pohon kelapa.

– Potensi pengembangan/keberlanjutan

Potensi dalam mengolah salak dan bambu menjadi produk baru sangat

diperlukan. Perlu adanya suatu organisasi yang membantu warga dalam

memasarkan hasil kerajinan yang telah mereka buat.

– Pengayaan batin dan petualangan kemanusiaan

Pelajaran kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan. Berbagi cerita

dengan masyarakat yang sama sekali belum pernah kita kenal. Kebiasaan

masyarakat desa dan kota yang cukup berbeda mengajarkan saya untuk bisa

menyesuaikan diri dengan mereka. Penerimaan mereka terhadap orang lain

yang sangat ramah membuat saya semakin menyadari arti sopan santun

terhadap orang lain.

II. KESIMPULAN

17

Page 18: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

1. Program KKN PPM UGM JTG34 di Tersan Gede sudah terlaksana, namun ada

beberapa program yang masih belum optimal dan maksimal pengerjaannya

sehingga belum bisa dirasakan kebermanfaatannya.

2. Hampir semua program yang dilaksanakan mendapatkan antusias yang sangat

baik dari warga.

III. SARAN

1. Bidang pertanian merupakan pencaharian utama warga. Namun cara pengelolaan

pertanian yang baik masih sangat kurang. Perlu adanya inovasi untuk menjadikan

bidang pertanian dapat berkembang.

2. Ketrampilan yang sudah diberikan pada warga mengenai pengolahan salak dan

bambu perlu diberikan wadah untuk mendistribusikan hasil pengolahan mereka.

3. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari kota, tetapi akses jalan yang tidak terlalu

baik menuju ke desa tersan gede perlu diperbaiki agar desa ini dapat menjadi desa

yang lebih maju.

IV. LAMPIRAN

18

Page 19: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

19

Gambar 1. Kegiatan pelatihan pengolahan

salak

Gambar 2. Kegiatan monitoring hama

wereng

Gambar 3. Kegiatan pelatihan kerajinan

bambu

Gambar 4. Kegiatan TPA

Gambar 5. Kegiatan pelatihan dokter kecil Gambar 6. Kegiatan perayaan 17-an

Page 20: Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 7. Kegiatan Posyandu

20