-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
1/19
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pakan adalah makanan / asupan yang diberikan
kepadahewanternak (peliharaan) dan pada industri peternakan masa
kini, pakan
yang diberikan biasanya berupa campuran dari bahan alami dan
bahan buatan
(komposisi) yang telah ditingkatkan kandungan gizinya. Maka itu
pakan sangatlah
penting bagi hewan ternak karena merupakan pelangsung hidup
ternak tersebut.
Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh 3 faktor
yang sama
pentingnya, yaitu: 1) breeding(pemulia biakan, bibit),
2)feeding(pakan), dan 3)
management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya
produksi dalam
usaha peternakan, maka kontribusi pakan adalah yang paling
tinggi yaitu sekitar
75% nya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk
hewan,
sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia.
Berkaitan dengan
pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah: kuantitatif,
kualitatif, kontinuitas,
dan keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Bahan
pakan (bahan
makanan ternak) adalah segala sesuatu yang dapat diberikan
kepada ternak (baik
berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau
seluruhnya dapat
dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Unggas adalah jenishewan ternak kelompokburung yang
dimanfaatkan
untukdaging dan atautelurnya.Agar dapat mengoptimalkan produksi
dari ternak
unggas, sangatlah diperlukan pengetahuan mengenai bahanbahan
pakannya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan_ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Burunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Telurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Telurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan_ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
2/19
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah
- Mengetahui dan mengenal jenis-jenis pakan unggas
-
Mengetahui pengujian dasar kualitas pakan unggas secara
fisisk
-
Mengetahui pengujian dasar pakan unggas secara mikroskopis
1.3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa, 22 April 2014
Waktu : Pukul 07.30-09.30 WIB
Tempat :Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
3/19
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pakan
Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan
ternak
(peliharaan) Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan
merupakan sumber
energi danmateribagipertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup.
Zat yang
terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah
pakan yang
kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya
seimbang
(wikipedia).
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak
mengganggu
kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan
untuk hewan
yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta
keseimbangan zat pakan
yang terkandung di dalamnya (Anggorodi. 1995).
2.2. Pakan Berdasarkan Bentuk
1. Mesh ( berbentuk tepung) : Bentuk ini merupakan bentuk ransum
yang
umum terlihat. Bahan yang dipilih menjadi ransum digiling halus
kemudian
dicampur menjadi satu. Ransum bentuk ini menyebabkan ayam tidak
bisa
memilih bahan pakan yang disenangi. Hal ini berdasarkan sifat
dan cara makan
ayam yang lebih gemar memakan pakan yang berbentuk butiran dan
berwarna.
Oleh karena itu ransum yang berbentuk tepung kurang disukai
ayam. Bentuk
ransum yang halus ini memiliki keuntungan lain, yaitu mudah
diserap usus ayam
sehingga efisiensinya lebih baik. Ransum bentuk ini dapat
digunakan untuk semua
umur dan harganya lebih murah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertumbuhan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertumbuhan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
4/19
2. Pellet (berbentuk bulat panjang) : Bentuk ini merupakan
perkembangan
dari bentuk tepung. Kelemahan dari bentuk ini adalah
memungkinkan terjadinya
kanibalisme, kurang cocok untuk anak ayam
3. Crumble(berbentuk pecah/butiran) : Bentuk ini merupakan
perkembangan
lebih lanjut dari bentuk pellet. Bentuk ini banyak digunakan
untuk semua umur
ayam broiler. Ransum ini sudah lazim digunakan oleh peternak
karena harganya
tidak semahal ransum bentukpellet. (Lubis, 1953).
2.3. Pakan Berdasarkan Sumber
Sumber Energi
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan
dengan
kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang
dari 18% atau
kandungan dinding selnya kurang dari 35%. Zat makanan yang
digunakan sebagai
sumber energi utama adalah karbohidrat. Karbohidrat mensuplai
sekitar 80% total
energi (Parakkasi, 1995).
Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak
yang
mempunyai kandungan protein minimal 20%. Bahan pakan sumber
protein
biasanya berupa tepung atau bungkil. Semua pakan yang mengandung
protein 20%
atau lebih biasanya berasal dari tanaman, hewan dan ikan
(Tillman et al 1991).
Sumber Mineral
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan
yang
mengandung cukup banyak mineral. Kandungan pada tepung ikan
bervariasi dari
46%-75%. Kandungan asam aminonya baik, banyak mengandung vitamin
dan
mineral, karena itulah tepung ikan memiliki harga yang relatif
lebih tinggi
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
5/19
dibandingkan bahan makanan lainnya. Unsur anorganik mempunyai
banyak
fungsi dalam proses pengatur pertumbuhan (Parakkasi, 1995).
Sumber Vitamin
Vitamin adalah organik yang tidak ada hubungan satu dengan yang
lain.
Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan
normal dan
pemeliharaan kehidupan. Vitamin adalah zat katalitik esensial
yang tidak dapat
disintesis tubuh dalam metabolisme, maka harus diperoleh dari
luar. Vitamin
dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi merupakan regulator
metabolis
(Rasyaf, 1994).
Zat Additif
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan
yang
ditambahkan kedalam ransum dalam jumlah sedikit. Zat additif
adalah zat-zat
tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti
antibiotik, zat-zat warna,
hormon dan obat-obatan lainnya (Rasyaf, 1994)
2.4. Bahan Pakan Berdasarkan Kelaziman
Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang lazim dipakai
unuk
menyusun ransum, bahan pakan ini dapat berasal dari tanaman
ataupun hewan,
ikan, dan hasil sampingan industri pertanian (Rumput, tepung
daging, bekatul)
Bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan yang tidak atau
belum lazim
dipakai untuk menyusun ransum. Bahan pakan ini bisa berasal dari
industri kimia,
pertanian maupun hasil fermentasi (Urea, Diamonium fosfat,
baggase, isi rumen,
protein sel tunggal).
Bahan pakan inkonvensional bahan pakan ini tidak atau belum
lazim
dipakai untuk menyusun ransum. Bahan pakan ini berasal dari
industry kimia,
pertanian maupun hasil fermentasi contohnya urea, isi rumen).
Bahan pakan non
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
6/19
konvensional dapat berasal dari hewan maupun nabati baik itu
limbah maupun
non limbah yang memiliki sumber energi dan protein serta dapat
juga berupa
bahan pakan tambahan (Anggorodi, 1995).
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
7/19
III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Alat
1 Baki
8 Wadah kecil
Mikroskop
Alat tulis
3.2. Bahan
Jagung
Bungkil kelapa
Bungkil kedelai
Minyak
Tepungikan
Top mix
Kapur
Dedak padi
3.3. ProsedurKerja
Praktikum pertama
1. Setiap kelompok menempati masing-masing tempat yang sudah
disediakan preparatnya.
2. Praktikan mengamati preparat yang disediakan
3. Praktikan mulai melakukan penilaian/pengujian fisik
(mencium,
meraba, merasa)
4.
Catat hasil yang sudah diujikan.
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
8/19
Praktikum kedua
1. Siapkan mikroskop
2.
Praktikan mengamati sedikit dari delapan bahan pakan
3.
Praktikan mencatat hasil yang dilihat pada mikroskop
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
9/19
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Pengamatan Fisik
No Nama pakan Warna Bau Rasa Tekstur
1 Jagung Kuning - Tawar Kasar
2 Minyak sayur Kuning - Tawar Cair
3 Dedak padi Coklat
muda
- Asin Kasar
4 Bungkil kedelai Coklat Bau kacang Tawar Butiran
5 Topmix Krem Bau obat Pahit Halus
6 Tepung kapur Putih - Tawar Halus
7 Tepung ikan Coklat tua Bau amis Amis asin Halus
8 Bungkil kelapa Coklat tua Bau kelapa Pahit Halus
4.1.2 Pengamatan Mikroskopis
Gambar 1. jagung Gambar 2. B. kelapa Gambar 3. Kapur Gambar 4.
Tepung ikan
Gambar 5. Dedak Padi Gambar 6. Topmix Gambar 7. B. kedelai
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
10/19
4.2 Pembahasan
Jagung
Pada pengamatan fisik pakan jagung ini berwarna kuning, tidak
berbau,
rasanya tawar dan teksturnya kasar. Jagung kuning merupakan
makanan yang
digemari ayam broiler karena jagung kuning mempunyai pigmen
crytoxanthin
yang merupakan precusor vitamin A yang menyebabkan warna yang
menarik
pada karkas ayam broiler. Namun, ayam broiler tidak akan makan
jagung
berlebihan (tidak lebih dari 33%) karena kualitas protein dan
asam amino yang
terkandung membatasi pemakaian jagung kuning sebagai bahan
makanan sumber
energi yang handal.
Jagung mempunyai kandungan protein kasar yang beragam, mulai
dari
8%-13%. Hal ini terjadi karena varietas jagung, kualitas tanah
dan usia panen
jagung itu sendiri, tetapi jagung mempunyai kandungan energy
metabolisme(ME)
sebesar 3430 kkal/kg, lemak 3,9%, serat kasar 2%, kalsium 0,02%,
fosfor 0,3%
dan energi tercerna (DE) yang baik. Kandungan serat kasarnya
rendah tetapi
kualitas proteinnya tidak tinggi.
Untuk ayam broiler masa awal sebaiknya jagung digunakan tidak
lebih
dari 25% dan tidak kurang dari 10%. Sedangkan untuk masa akhir
maksimum
28%-31% dan dianjurkan tidak kurang dari 5%. Penggunaan jagung
untuk ayam
broiler berupa jagung halus atau jagung giling pecah dalam
formula ransum atau
tercampur dengan bahan makanan lainnya. Di samping itu jagung
kuning juga
dapat diberikan terpisah bila mempergunakan sistem pemberian
makanan mash-
grain. Hingga kini jagung masih diikutsertakan dalam formula
ransum unggas
umumnya dan ayam broiler khususnya.
Minyak Sayur
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
11/19
Pada pengamatan fisik didapat warna minyak sayur kuning, tidak
berbau,
rasanya tawar dan teksturnya cair. Minyak juga merupakan bahan
pakan yang
mengandung sumber energi yang berasal dari lemak yang bebentuk
cair.
Walaupun demikian pada pakan tidak boleh terlalu banyak
mengandung minyak
atau lemak ini karena agak sulit untuk dimetabolisme oleh sistem
pencerna. Hasil
ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Anggorodi.R (1997)
menyatakan
bahwa bahan pakan sumber energi antara lain jagung, sorghum,
beras, dedak padi,
hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi yang berasal
dari lemak
yang berbentuk cairan. Akan tetapi sumber lain menyatakan bahan
pakan sumber
energi yang utama adalah bahan pakan yang kandungan utamanya
berupa
karbohidrat yang mana lebih mudah dimetabolisme dari pada energi
yang berasal
dari lemak.
Dedak Padi
Dari hasil pengamatan fisik didapatkan warna dedak padi coklat
muda,
tidak berbau, rasanya asin dan tekstur nya kasar. Dedak padi
berasal dari sisa
penggilingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah
sebagai berikut :
- air : 10%
-
serat kasar : 10%
- protein kasar : 7,5%
- lemak : 2,25%
- abu : 7,5%
Dedak merupakan hasil ikutan padi, jumlahnya sekitar 10% dari
jumlah
padi yang digiling menjadi beras. Bahan ini biasa digunakan
sebagai sumber
energi bagi pakan layer, yang mana penggunaanya rata-rata
mencapai 10-20% di
usia produksi. Menurutjurnal yang didapat, energi yang
terkandung dalam dedak
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
12/19
padi bisa mencapai 2980 kcal/kg. Namun nilai ini bukan harga
mati, karena
jumlah energi yang bisa dihasilkan dari nutrien yang ada pada
dedak tergantung
dari jumlah serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya.
Semakin tinggi
serat kasar maka semakin rendah pula jumlah energinya. Indikator
tingginya serat
kasar bisa dilihat dari jumlah hull/sekamnya dengan cara
menganalisa dengan
phloroglucinol. Bau dari dedak padi juga harus fresh, karena
jika baunya sudah
tengik berarti telah terjadi reaksi kimia pada lemak yang ada
didalam dedak
tersebut. Artinya jumlah energi dari lemaknya juga semakin
sedikit. Pada musim
penghujan perlu diwaspadai juga dedak padi dengan kadar air
tinggi, biasanya
dedak semacam ini cepat rusak (menggumpal) dan akan memicu
terjadinya
oksidasi pada lemaknya.
Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum
adalah
kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya
menurun sekitar
0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik
karena
mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan
dedak padi
tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah.
Penambahan
enzim kompleks (phitase, carbohidrase, protease) akan
meningkatkan nilai cerna
dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ransum.
Bungkil Kedelai
Dari hasil pengamatan fisik warna bungkil kedelai coklat, berbau
seperti
bau kacang, rasanya tawar dan tekstur nya butiran. Bungkil
kedelai merupakan
limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein
42,7%
dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg,
kandungan serat
kasar rendah, sekitar 6%, tetapi kandungan methionin rendah.
Penggunaan
bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%.
Walaupun
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
13/19
dalam penggunaannya sangat dominan, akan tetapi memiliki zat
anti nutrisi yang
ada pada kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang
tidak tahan
terhadap panas, oleh karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah
lebih dahulu.
Selain mengandung protein, kedelai juga mengandung zat besi,
kalsium,
vitamin A dan vitamin B1. Protein kedelai merupakan satu-satunya
leguminosa
yang mengandung semua asam amino esensial. Asam amino tersebut
tidak dapat
disintesis oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi dari luar. Meskipun
kadar minyaknya
sekitar 18%, tetapi ternyata kadar lemak jenuhnya rendah dan
bebas terhadap
kolesterol serta rendah nilai kalorinya.
Bungkil kedelai mempunyai sumber protein yang cukup tinggi
terutama
untuk protein kasarnya, sehingga kurang baik jika diberikan
terlalu banyak.
Kedelai mentah mengandung beberapa penghambat tripsin.
Penghambat tripsin
ini (antitripsin) tidak tahan panas, sehingga bungkil kedelai
yang mengalami
proses pemanasan terlebih dahulu tidak menjadi masalah dalam
penyusunan
ransum untuk unggas. Kualitas bungkil kedelai ditentukan oleh
cara pengolahan.
Pemanasan yang terlalu lama dapat merusak kadar lisin.
Top mix
Dari hasil pengamatan fisik didapatkan warna topmix krem, berbau
obat,
rasanya pahit dan teksturnya halus. Top mix merupakan bahan
pakan yang
diproduksi oleh pabrik, dimana kandungan gizinya merupakan suatu
konsentrasi
zat gizi tertentu. Bahan pakan ini biasanya digunakan dalam
jumlah sedikit untuk
tujuan melengkapi atau mengkoreksi zat gizi yang diperkirakan
kurang. Topmix
adalah suplemen vitamin, mineral, asam amino dan antibiotik atau
pengobatan
dari keempatnya Penggunaan topmix mutlak diperlukan jika
kandungan nutrisi
tersebut dalam pakan tidak lengkap atau tidak mencukupi. Hal
tersebut sesuai
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
14/19
denagn pendapat Tillman et al (1991) bahwa topmix mengandung
komposisi
vitamin asam amino, mineral dan pemicu pertumbuhan.
Tepung Kapur
Tepung kapur merupakan hasil dari proses penggilingan batu
kapur.
Berwarna putih kapur, tidak berbau dan teksturnya berbentuk
tepung. Batu kapur
berperan sebagai sumber mineral dan termasuk bahan baku untuk
pembuatan
pakan ternak. Tepung kapur biasanya digunakan sebagai sumber Ca
dalam pakan
unggas. Kandungan Ca sebesar 33-38 %, sedangkan P sebesar
0%.
Tepung Ikan
Dari hasil kegiatan praktikum pada pengamatan tepung ikan
terlihat bahwa
kondisi tepung ikan masih cukup baik dengan melihat cirinya yang
aromanya
belum terlalu tengik dan warnanya belum memudar dari coklat tua.
Kandungan
pada tepung ikan bervariasi dari 46%-75%. Kandungan asam
aminonya baik,
banyak mengandung vitamin dan mineral, karena itulah tepung ikan
memiliki
harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan bahan
makananlainnya (Rasyaf,
1994).Tepung ikan merupakan sumber protein yang sangat baik
dalam ransum
ternak dibandingkan dengan sumber protein pada pakan lainnya,
sebab tepung
ikan ini memiliki asam amino esensial yang komplek dan juga
sebagai sumber
mineral (Kalsium, Phospor) serta Vitamin, memiliki kadar protein
berkisar 40-
55%. Dalam pembuatan tepung ikan agar mendapatkan hasil yang
baik harus
diolah dengan sebaik mungkin mengikuti standar yang ada. Ikan
segar yang baru
diambil harus dipilih terlebih terdahulu dan dibersihkan, lalu
ikan disteam
(direbus) yang mana proses perebusan ini akan mengurangi kadar
air pada ikan.
Setelah itu ikan dipress hingga hancur dan diuraikan menjadi dua
pengolahan,
yang pertama diolah dalam bentuk cairan dan menghasilkan
air/minyak menjadi
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
15/19
minyak ikan, yang kedua diolah dalam bentuk residu yang
dilakukan dengan cara
pengeringan digiling dan menjadi tepung ikan.
Penggunaan dalam komposisi pakan ternak unggas mencapai
15%-20%
(Murtidjo, 1991). Susunan zat-zat makanan dapat diperhitungkan
sebagai berikut:
12% air, 53,3% protein, 4,3% BETN, 1% serat kasar, 8,4% lemak,
20,9 % abu,
kadar protein dapat dicerna 43,2% dan martabat patinya 61%
(Soetisno, 1979).
Bungkil Kelapa
Dari hasil pengamatan fisik warna bungkil kelapa coklat tua,
berbau
kelapa, rasanya pahit dan teksturnya halus. Bungkil kelapa sawit
merupakan hasil
akhir limbah dari pembuatan minyak sawit dan selanjutnya limbah
tersebut
dikeringkan agar menjadi bahan baku pembuatan pakan ternak.
Teksturnya
menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna coklat
tua. Bungkil
kelapa sawit ini berperan sebagai sumber protein nabati. Bungkil
ini mengandung
protein 12,94% ; serat kasar 24,88% ; dan lemak kasarnya 3,81%.
Bungkil kelapa
sawit memiliki kandungan asam amino yang lengkap dan nilai
hayati 60 - 80
persen yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein dan
energi bagi
ternak ayam dan mempunyai kemampuan mensuplai energi dan protein
setara
dengan dedak padi. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam
pemberian bungkil kelapa sawit pada ternak non ruminansia adalah
kandungan
serat kasar terutama lignin yang tinggi karena sulit dicerna
oleh alat pencernaan.
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
16/19
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini
adalah:
-
Jenis-jenis pakan unggas mencakup jagung, minyak sayur, dedak
padi
(dengan kadar air 10%, serat kasar 10%, protein kasar 7,5%,
lemak
2,25% dan kadar abu 7,5%), bungkil kedelai, top mix, tepung
ikan,
tepung kapur dan bungkil kelapa.
- Pengujian dasar kualitas pakan unggas secara fisik yang
dilakukan
yaitu untuk jagung serta minyak sayur memiliki kesamaan warna
yaitu
berwarna kuning, teidak berbau, terasa tawar, namub berbeda
pada
teksturnya pada jagung kasar sedangkan minyak sayur cair.
Untuk
tepung ikan serta bungkil kelapa memiliki kesamaan warna
yaitu
coklat tua, bau berbeda tepung ikan berbau amis sedangkan
bungkil
kelapa berbau khas kelapa, rasa tepung ikan asin serta amis
sedangkan
bungkil kelapa terasa pahit, dilihat dari teksturnya memiliki
kesamaan
yaitu halus. Pakan yang lain yaitu tepung kapur dan top mix
memiliki
kesamaan tekstur yaitu halus, top mix berbau obat sedangkan
tepung
kapur tidak berbau, masing-masing memiliki rasa yang berbeda
topmix
terasa pahit dan tepung kapur tawar. Dedak padi memiliki warna
fisik
coklat muda, tidak berbau, rasaya asin dan memiliki tekstur
kasar.
Pakan yang terakhir yaitu bungkil kedelai, secara fisik berwarna
coklat,
berbau kacang-kacanga, memiliki rasa tawar dan teksturnya
berupa
butiran.
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
17/19
- Setiap jenis pakan yang diamati menggunakan mikroskop
memiliki
bentuk tekstur yang berbeda-beda.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Pengenalan Bahan Pakan yang telah
dilaksanakan, yaitu bahan pakan yang disediakan untuk diamati
lebih banyak
macamnya agar praktikan dapat mengenal bahan pakan untuk unggas
yang lain.
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
18/19
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, HR. 1994.Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia,
Jakarta.
D,A Lubis. 1953.Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan: Bogor.
Murtidjo, B. A. 1992.Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius,
Yogyakarta.
Parakkasi,A. 1995.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan.UI
Press: Jakarta.
Rasyaf, M. 1994.Makanan Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.
Soetisno. 1979.Aneka Makanan Ternak. Cipta aksara, Bandung.
Tillman, Hartadi, H, Reksohadiprodjo, Praawirokusumo dan
Lobdosoekodjo.
1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University
Press,
Yogyakarta.
-
5/19/2018 LAPORAN PAKAN
19/19
LAMPIRAN
Gambar 10. Minyak sayurGambar 8. Tepung Kapur
Gambar 11. Jagung
Gambar 9. Bungkil Kedelai
Gambar 12. Topmix Gambar 13. Bungkil kelapa
Gambar 14. Tepung ikan Gambar 15. Dedak padi