Laporan On The Job Training (OJT) PT. PJB Unit Pembangkitan
Gresik
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang On The Job TrainingProgram
pembangunan nasional beradaptasi dengan era industrialisasi dan
globalisasi yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan industri
yang memanfaatkan teknologi canggih, sehingga perlu diimbangi
dengan peingkatan kualitas kerja, profesionalisme, berdaya saing
dan kompetensi tenaga kerja yang ditujukan pada peningkatan
kemandirian, kewirausahaan, etos kerja, disiplin, dan mempunyai
keahlian yang sesuai dengan spesifikasi bidangnya. Sehubungan denga
hal itu perguruan tinggi sebagai tempat untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, berkepribadian mandiri, dan memiliki
kemampuan intelektual yang baik merasa terpanggil untuk semakin
meningkatkan mutu mahasiswa lulusannya.Sejalan dengan pemikiran
tersebut Politekik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) sebagai sebuah
institusi perguruan tinggi yang memiliki sumber daya manusia dan
iptek yang menunjang pembangunan pada industry, serta sebagai
research university untuk pengembangan pada industry. Output dari
PPNS diharapkan dapat siap untukdapat dikembangkan ke dalam bidang
yang sesuai pada spesifikasinya.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana
sistem produksi listrik di PLTU Gresik ?2. Bagaimana sistem
proteksi trafo utama di PLTU Gresik ?1.3 Tujuan On The Job
TrainingTujuan dilaksanakannya On The Job Training ini adalah :1.
Mendapat pengalaman dari suatu lingkungan kerja dan mendapat
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam industry serta
melaksanakan studi perbandingan antara teori yang didapat di
perkuliahan dengan penerapannya di dunia industry.2. Mempelajari
sistem produksi yang ada di PT. PJB UP. Gresik1.4 Batasan
MasalahAdapun batasan masalah dari On The Job Training ini adalah
pada PLTU 3 dan 4 di PT. PJB UP Gresik, Jawa Timur.
1.5 Manfaat On The Job TrainingSesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, manfaat dilaksanakannya OJT ini adalah :1. Mahasiswa
mendapatkan pengalaman kerja di PT. PJB UP Gresik.2. Mahasiswa
memahami secara umum sistem produksi di PT. PJB UP Gresik.
BAB IITINJAUAN UMUM PERUSAHAAN2.1 Sejarah PerusahaanSejarah PJB
bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan Listrik dan
Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi 2: Perusahaan
Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN
menjadi Perusahaan umum (Perum). Tahun 1982, PLN dipecah lagi
menjadi dua: Unit Divisi dan Unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan
Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi Persero. Setahun
kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN (Persero) dengan
pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan
untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.Pada
tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak
perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik yang memasok energi
listrik di Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut
adalah PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor
pusat di Jakarta dan PT PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB
II) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN PJB
II diubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali atau singkatnya PT
PJB. Sedangkan PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I)
berubah nama menjadi PT Indonesia Power.
PLNStakeHolder
AnakPerusahaan
IPPJB
UnitPembangkitan
UP Gresik
Gambar 2.1 Letak PJB UP Gresik dalam Organisasi
Sampai saat ini Unit Pembangkitan Gresik bertanggung jawab 3
macam mesin pembangkit tenaga listrik, yaitu :1. Pembangkitan
Listrik Tenaga Gas (PLTG) kapasitas 80,4 MW X 2.2. Pembangkitan
Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas 600 MW.3. Pembangkitan Listrik
Tenaga Gas Uap (PLTGU) kapasitas 1575 MW.
Total kapasitas daya yang mampu dibangkitkan PT. PJB UP Gresik
mencapai 2255 MW dan diperoleh dari 21 generator termal yang
dimiliki. PT PJB UP Gresik mampu memproduksi energy listrik sebesar
12.814 GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV dan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Secara
teknis pembagian unit generator yang berada dibawah wewenang PT.
PJB UP Gresik adalah :
Tabel 2.1 Kapasitas Daya PT. PJB UP Gresik.Pembangkit
ListrikUnitKapasitas(MW)Bahan BakarMulai Beroperasi pada
PLTU Gresik 111x100MFO/Gas31-08-1981
PLTU Gresik 221x100MFO/Gas14-11-1981
PLTU Gresik 331x200MFO/Gas15-03-1988
PLTU Gresik 441x200MFO/Gas01-07-1988
PLTU Gresik600
PLTG Gresik 111x20,1HSD/Gas07-06-1978
PLTG Gresik 221x20,1HSD/Gas09-06-1978
PLTG Gilitimur 111x20,1HSD22-10-1999
PLTG Gilitimur 221x20,1HSD04-11-1999
PLTG Gresik80,4
PLTGU Gresik Blok 1GT 11,12,133x112Gas/HSD10-04-1993
ST 101x189
PLTGU Gresik Blok 2GT 21,22,233x112Gas/HSD05-08-1993
ST 201x189
PLTGU Gresik Blok 3GT 31,32,331x112Gas/HSD30-11-1993
ST 301x189
PLTGU Gresik1575
Berikut ini andil UP Gresik untuk distribusi Jawa Bali :
Gambar 2.2. Chart andil UP Gresik untuk distribusi Jawa dan
Bali
Gambar 2.3 Chart andil UP Gresik untuk distribusi Jawa Timur dan
Bali
2.2 Lokasi PerusahaanDitinjau dari segi ekonomi PLTU sangat
cocok, sebab letaknya berada ditepi pantai sehingga sangat mudah
dalam pengangkutan bahan bakar karena yang dibangun adalah Pusat
Listrik Tenaga Uap, dengan sendirinya bahan bakar untuk memperoleh
uap aadalah air. Sedang air yang diperlukan pada PLTU sangat
banyak, maka air tersebut diambil dari air laut. Adapun perhitungan
dan persyaratan untuk memperoleh air yang diinginkan guna penguapan
sudah diteliti menurut ketentuan yang diperbolehkan. Dan untuk itu
Pelabuhan Gresik ini sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan
dapat dikatakan ekonomis.
Gambar 2.4 Area PT PJB UP GresikAdapun area yang dibutuhkan
untuk penempatan alat-alat bantu dan perlengkapannya menempati
tanah yang cukup luas sesuai dengan pengembangan yang lebih lanjut.
Juga mengenai sasaran transportasi bias berjalan dengan lancer,
sebab letaknya dengan jalan raya antara Surabaya Gresik.
2.3 Strukur Organisasi PerusahaanSejak 2 Januari 1988 struktur
organisasi PT PJB UP Gresik telah mengalami berbagai perubahan
mengikuti perkembangan organisasi, yaitu perubahan PJB II menjadi
PT PJB yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan
menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah. Perubahan mendasar
dari PT PJB UP Gresik adalah dipisahkannya unit pemeliharaan dan
unit operasi. Pemisahan ini membuat unit pembangkit menjadi
organisasi yang lean and clean.Secara garis besar struktur
organisasi yang berlaku pada unit-unit kerja yang terdapat di PT
PJB UP Gresik dapat dilihat pada ilustrasi berikut :
Gambar 2.5 Diagram Struktur Organisasi PT PJB UP Gresik2.3.1
Sumber Daya Manusia (SDM)SDM merupakan asset yang sangat penting
bagi perusahaan. PJB mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi
asset yang penting bagi perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah
diadakan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari SDM
seiring dengan kebutuhan perusahaan. Dengan dukungan 395 pegawai,
UP Gresik telah menunjukkan pencapaian dalam kegiatan
operasinya.
BAB IIIKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
3.1 Gambaran Global Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Menurut
penelitian hampir semua kecelakaan kerja terjadi pada saat proyek
dibangun ataupun sudah berjalan disebabkan oleh faktor manusia.
Namun demikian faktor mesin/peralatan juga tidak dapat
dikesampingkan, karena keduanya sama-sama menentukan kualitas
kerja. Kualitas kerja akan semakin baik jika angka kecelakaan
keraja akibat hasil interaksi aktivitas kedua faktor tersebut dapat
ditekan sedemikian rupa bahkan sangat baik jika tidak ada faktor
kecelakaan atau zero accident baik manusia maupun mesin.Dan untuk
mencapai itu pemerintah juga mengeluarkan berbagai peraturan yang
berkaitan dengan berbagai permasalahan kesehatan dan keselamatan
kerja, sehingga proyek yang dikerjakan atau sedang beroperasi,
pasti diterapkan suatu program tersendiri sebagai penunjang dan
sarana yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja. Mengingat
pentingnya peranan K3 dalam menjaga dan meningkatkan kualitas
kerja, biasanya perusahaan memiliki resiko kecelakaan tinggi, K3
dibuat sebagai bagian atau organisasi, dan bergerak khusus dalam
menangani masalah yang berkaitan dengan safety.
3.2 Peraturan-peraturanBeberapa peraturan-peraturan pemerintah
yang berkaitan dengan K3 :a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan kerja.b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesiai. No. 2/th 1970 tentang pembentukan P2K3 (Panitia Pembina
K3)ii. No. 2/th 1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja.iii. No.
1/th 1981 tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja.iv.
No. 3/th 1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja.v. No. 4/th
197 tentang tata cara pembetukan P2K3 dan AK3 (Ahli K3)vi. No.5.th
1996 tentang SMK3 ( Sistem Manajemen K3)3.3 K3 di PT PJB UP.
GresikSebagai perusahaan vital yang memiliki lingkup kerja bersiko
akan terjadinya kecelakaan kerja, maka K3 di lingkungan PT. PJB UP.
Gresik sangatlah diperhatikan untuk mencegah terjadi hal-hal yang
tdak diinginkan.Aktivitas rutin untuk menjaga dan meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja di UP Gresik sepenuhnya menjaadi
tanggung jawab karyawan dalam lingkup organisasi bidang K3 yang
merupakan salah satu bidang kimia, lingkungan dan K3 pada struktur
organisasi UP Gresik.Di PT PJB UP Gresik sendiri, selain bidang K3
yang melaksanakan aktivitas harian, juga terdapat P2K3 sebagai
organisasi sendiri yang terbentuk sejak September 1989 untuk
membina, mengarahkan,dan mensosialisasikan K3 pada seluruh karyawan
PLN. P2K3 yang terbentuk saat itu dipimpin oleh dua orang manajer
yang berbeda dan strukturnya masih kurang teratur dengan baik,
namun sejak peraruran menteri No. 5/men/1996 mengenai SMK3
dikeluarkan agar manajemen K3 dapat diterapkan dengan baik, maka
disusun panitia untuk menindak lanjuti, susunan P2K3 juga
diperbaharui pada tahun 1998 dengan menggabungkan sektor gresik
lama dan sektor gresik baru menjadi satu yaitu Unit Pembangkitan
Gresik dibawah kepemimpina satu manager.Untuk menjaga keamanan dan
keselamatan pekerja maupun pengunjung maka pada PT. PJB UP Gresik
diberlakukan pembagian daerah, yaitu :1. Daerah TerlarangArtinya
jika memasuki daerah ini harus diperiksa terlebih dahulu seperti
halnya memasuki daerah lingkungan PT PJB UP Gresik yang merupakan
daerah terlarang, untuk memasukinya harus melalui izin dan
diperiksa terlebih dahulu.2. Daerah TerbatasArtinya daerah ini
terbatas untuk beberapa orang, tidak semua orang dapat memasuki
daerah in.3. Daerah TertutupArtinya daerah ini tertutup untuk semua
orang atau jumlah orang yang memasuki daerah ini sangat sedikit.
Seseorang dapat masuk ke daerah ini jika mengajukan izin terlebih
dahulu. Contoh : CCR, Gudang, dsb.
3.4 Sistem-sistem Kesehatan dan Keselamatan KerjaSistem
manajemen K3 pada dasarnya terdiri dari 12 elemen penting yang
meliputi :a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen, Penerimaan
tamu, pemasok, kontraktor, dan konsultasi.b. Strategi dan
pendokumentasian manual sistem manajemen K3.c. Peninjauan ulang
perencanaan dan kontrak Pengendalian perencanaan Pemasokan barang
dan jasad. Pengendalian dokumene. Pembelian barang dan jasaf.
Keamanan bekerja berdasarkan SMK3g. Standart pemantauanh. Pelaporan
dan perbaikan kekurangan Pelaporan insiden Penyelidikan kecelakaan
Penanganan masalah K3i. Pengolahan material dan perpindahannya
Pengolahan material dan perpindahannya Penanganan bahan-bahan
berbahayaj. Pengumpulan dan penggunaan datak. Audit SMK3l. Audit
internal K3m. Keamanan bekerja berdasar K3
3.5 Program Kerja K3Program kerja K3 merupakan suatu jadwal yang
terstruktur dalam jang waktu tertentu yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang akan dilakukan oleh bidang K3 di PT PJB UP Gresik.
Sebenarnya program ini disusun berdasar jadwal yang disesuaikan
dengan perkembangan kebutuhan dalam jangka waktu satu tahun seperti
berikut :a. Safety meeting P2K3b. Test fire Water Pump PLTGc. Test
fire Water Pump PLTGUd. Pemeriksaan Lifte. Pengecekan perlengkapan
P3Kf. Pengecekan APARg. Penimbangan APARh. Pengecekan perlengkapan
hydranti. Flusing hydrantj. Ceramah K3 dari Depnakerk. Ceramah K3
dari departemen kesehatanl. Penyuluhan / latihan praktekm.
Penilaian kebersihan lingkungan 5Sn. Mengikuti Hydroteast I Fireo.
Pemantauan mingguan staf safetyPekerjaan rutin harian :a. Cek
kebocoran Gasb. Pemantauan lapanganc. Buru bahaya kebakaran
3.6 Struktur Organisasi Panitia Kesehatan dan Keselamatan
KerjaStruktur organisai P2K3 di PT PJB UP Gresik sebagai berikut
:
Gambar 3.1 Strukur Organisasi P2K3 PJB UP Gresik
3.7 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan KerjaAdapun PT. PJB UP
Gresik telah mengambil langkah-langkah konkrit dalam bidang
keselamatan kerja spertinya yang termasuk didalam buku P & PKK
No. 14.Adapun pedoman dan petunjuk keselamatan kerja No. 14 Perihal
: Pencegahan Kecelakaan.BAB IDASAR1. Undang-undang tentang No.1
tahun 19702. Surat Direksi PLN No.1.054/DIR/76 (Nomor gabungan)3.
Surat Direksi PLN No.1.183/DIR/77 (Nomor gabungan)4. Surat Direksi
PLN No.1.253/DIR/77 (Nomor gabungan)BAB IISASARAN1. Mencegah dan
mengurangi bahaya kecelakaan yang mungkin timbul pada setiap tempat
kerja.2. Membimbing dan menanamkan sikap disiplin serta kesadaran
bagi setiap karyawan terhadap bahaya kecelakaan yang berhubungan
dengan tugasnya.BAB IIITUJUANMewujudkan suasana kerja yang
menyenangkan salah satu faktor penting dalam memberikan
ketentraman, kegiatan dan kegairahan bekerja bagi karyawan,
sehingga dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi
tenaga kerja dan prestasi kerja.BAB IVYANG DIMAKSUD DENGAN TEMPAT
KERJA1. Tiap ruang atau lapangan. Tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana karyawan atau yang sering dimasuki karyawan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan atau dimana terdapat sumber bahaya.2.
Semua ruangan, lapangan, halaman, dan sekelilingnya merupakan
bagian yang berhubungan dengan tempat kerja.BAB VPROGRAM PENCEGAHAN
KECELAKAANSalah satu diantaranya yaitu dengan diadakan rekapan
temuan dan tindak lanjut rapat P2K3 secara periodic 3 bulan
sekali.
BAB VICARA-CARA PENCEGAHANNYA1. Keadaan lingkungan kerja.2.
Keadaan mesin-mesin dan peralatan kerja.3. Faktor keadaan
karyawan.4. Faktor bencana alam dan perbuatan anasir-anasir yang
tidak bertanggung jawab.5. Unsur keselamatan kerja.BAB VIIPENGADAAN
ALAT-ALAT PENGEMBANGAN DIRIHal ini dilakukan dengan prosedur :1.
Melalui pengajuan dari hasil pengecekan rutin K3.2. Menemukan
peralatan yang perlu diganti.3. Mengajukan permintaan ke bidang
pengadaan dan ditanderkan.
BAB IVPERALATAN DAN PROSES PRODUKSI PLTU
4.1 Peralatan-peralatan PLTU4.1.1 Ketel Uap ( Boiler)Ketel uap
berfungsi untuk mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas (uap). Didalam ketel uap terjadi pembakaran bahan
bakar dengan air sebagai fluida kerjanya. Ketel uap merupakan
kumpulan pipa-pipa air yang berjajar membentuk dinding yang
berfungsi sebagai tempat perpindahan panas. Air tawar di panaskan
di dalam Boiler dengan bahan bakar minyak Residu (MPO) atau Gas
alam sampai terbentuk uap air yang bertekanan kering mempunyai
temperatur yang di syaratkan untuk memutar Turbin.
Komponen-komponen dalam ketel uap antara lain :1.
EconomizerMerupakan pemanasan awal yang memanaskan air sebelum
masuk ke peralatan berikutnya dan berfungsi untuk menghemat panas.
Economizer memanaskan air tanpa merubah wujudnya menjadi uap, hanya
sampai suhu dibawah titik didihnya. Menurut tekanan dan suhu uap
yang dibutuhkan oleh turbin, economizer terbagi menjadi dua jenis
yaitu: low pressure High pressureGas asap setelah meninggalkan
superheater, temperaturnya masih cukup tinggi (500-800C), sehingga
merupakan kerugian panas yang cukup besar bila gas tersebut
langsung dibuang ke stack (cerobong). Oleh karena itu gas asap yang
panas ini dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam drum kete, sehingga air telah dalam keaadaan
panas (30-50C) dibawah temperatur didihnya. Keuntungan dari
economizer:1. Agar dinding-dinding ketel tidak mudah mengerut,
sehingga drum ketel bisa lebih awet.2. Memperbesar efesiensi
ketel3. Mengirit bahan bakarEconomizeer terdiri dari dua bagian
loop. Bagian-bagian itu disebut primary dan secondary,air masuk ke
unit penghasil uap melalui economizerinlet header dan
mengalirkeatas, berlawanan dengan aliran gas yang melalui pipa-pipa
economizer. Air yang dipanaskan melalui economizer melalui pipa
pengisi yang dipanaskan ke drum uap dan disini dicampur dengan air
yang disirkulasikan dari dinding air ( water wall).Economizer
memiliki 16 susunan loop, yang terdiri dari satu loop inloop dan
economizer utama yang bertempat pada casing HRA paling belakang.
Setiap pemanasan pipa disangga oleh ledder dari dinding atau dari
laluan gas pada kedua ujung rentangan pipa.2. EvaporatorMerupakan
peralatan penguap air yang mengubah air menjadi uap basah (uap yang
masih mengandung sedikit air). Uap yang dihasilkan ditampung dalam
steam drum yang akan memisahkan air dan uapnya. Steam drum dan
evaporator juga terbagi menjadi 2 jenis menurut tekanan dan suhu
uap yang dibutuhkan oleh turbin terdiri dari : low pressure dan
high pressure.3. Steam DrumAdalah bejana tempat pembuangan air yang
sudah dipanasi dalam Boiler dan juga sebagai tempat penampungan uap
air dengan suhu tekanan yang tinggi. Steam Drum terdiri idari
peralatan pemisah uap dan pipa-pipa untuk distribusi air pengisi
yang digunakan untuk mengurai kandungan /konsentrasi padat dengan
cara terus-menerus menguras air. Steam terletak di bagian atas
Boiler. Prosesnya yaitu, air pengisi masuk pada ujung Steam Drum
dan didistribusikan merata sepanjang Drum dengan jarak lubang yang
sama di dalam pipa pengisi. Steam drum merupakan pemanas lanjut
dari uap yang telah keluar dari HP (high pressure) steam drum.
Dalam hal ini uap dari HP steam drum dialirkan ke superheater agar
diperoleh uap kering pada suhu tinggi.4. Super HeaterKomponen
superheater terdiri dari pipa yang berbentuk coil, yang dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menyerap panas yang dihasilkan dari
pembuangan gas buang turbin gas. Macam-macam superheater :a.
Primary SuperheaterLetaknya dibelakang saluran gas HRA. Setiap
elemen terdiri dari tiga pipa dengan bentuk horisontal loop oleh
penahan. Uap dari primary superheater inlet header masuk kedalam
superheater dan mengalir turun melalui pipa-pipa sepanjang aliran
gas. Dari outlite header uap mengalir melalui pipa-pipa transfer ke
spray tipe attemperator dan masuk ke secondary inlet header.b.
Secondary SuperheaterLetaknya dibagian paling atas dari ruang
bakar. Setiap elemen-elemen terdiri dari 9 pipa dengan bentuk
horizontal loop. Uap dari secondary superheater inlet header masuk
ke secondary superheater, yang termasuk pipa penggantung da
mengalir keatas melalui pipa sepanjang aliran gas. Dari outlet
header diatas yang menyelubungi cassing, uap mengalir melalui pipa
transfer ke spray attemperator da masuk ke final superheater inlet
header.c. Final SuperheaterAlat ini terbentuk dari 7 pipa dengan
bentuk horizontal loop yang disanggaoleh pipa penggantung. Uap dari
final superheater inlet header masuk ke dalam final superheater dan
meninggalkan uap melalui outlet header menuju high pressure
turbin.
Alat bantu boiler lainnya antara lain : Desalination
PlantMerupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pengolahan
air laut menjadi air tawar dengan cara memisahkan air laut dari
kandungan garamnya. Water Treatment PlantAir Destilasi hasil dari
proses desalinasi di olah lagi dengan alat Water Treatment, karena
air distilasi tersebut belum memenuhi syarat untuk memenuhi Boiler.
Selain itu dalam air distilasi masih mengandung beberapa persen
kadar garam sehingga perlu di olah lagi melalui Water Treatment
ini. High Pressure and Low Pressure HeaterAlat ini merupakan
pemanas air yang berfungsi untuk menaikkan Termperature air pengisi
sebelum masuk ke Steam Drum. Circulating Water PumpAdalah alat
untuk memompa air laut ke Condenser dan Colling Heat
Exscanger(CWHE) sebagai pendingin. Force Draft Fan (FDF)Force Draft
Fan berfungsi sebagai penyuplai udara yang digunakan pada
pembakaran dalam ruang bakar. Udara yang disuplai adalah udara yang
berlebih, sehingga diharapkan bahan bakar residu akan habis
terbakar dan tidak menghasilkan gas CO2. Gas Inject Fan (GIF)Gas
Inject Fan berfungsi sebagai pendorong bahan bakar yang akan masuk
dalam ruang bakar. Gas Inject Fan dapat dioperasikan pada beban
rendah untuk penolong tmperatur uap. Aliran gas yang diinjeksikan
dapat dikontrol secara otomatis dangan Fan Inlet Dumper. Boiler
Feed Pump (BFP)Boiler Feed Pump berfungsi untuk memompa air dari
deaerator ke boiler. Boiler Feed Pump memiliki dua unit pompa yang
beroperasi saat normal dan stand by. Pompa yang beroperasi stand by
akan bekerja secara otomatis jika pompa untuk kondisi normal
terjadi kerusakan. Make Up Water Transfer PumpMake Up Water
Transfer Pump berfungsi untuk memompa air dari make up water tank
ke kondensor sebagai air penambah. Residual Oil Transfer
PumpResidual Oil Transfer Pump berfungsi untuk memindahkan minyak
residu dari residual oil storage tank ke residual service tank
Residual Oil Storage Service TankResidual Oil Storage Service Tank
merupakan tangki untuk menyimpan bahan bakar yang berasal dari uap
ekstraksi kedua dan pertama. Raw Water TankRaw Water Tank merupakan
tangki penampung air tawar yang dihasilkan dari desalination plant.
Water Treatment Supply PumpWater Treatment Supply Pump berfungsi
untuk memompa air tawar yang dihasilkan dari raw water tank ke
water treatment equipment untuk diolah lagi. Bar ScreenBar Screen
atau saringan kasar berfungsi untuk menyaring sampah atau kotoran
yang besar terutama potong-potongan kayu, daun, plastik dan kotoran
sejenis. Bar Screen harus dibersihkan secara rutin, terutama bila
kotoran sudah banyak.4.1.2 TurbinTurbin berfungsi untuk mengolah
energi panas menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros
turbin. Uap yang keluar (exhaust) dari turbin dikondensasikan di
dalam kondensor yang kemudian masuk ke dalam siklus. Pendayagunaan
tenaga uap yang berada dalam turbin uap dipergunakan energy kinetis
(aliran) dari uap tersebut, dalam hal ini diperlukan pengubahan
dari enegi potensial (tekanan) dari uao ke energi kinetis. Cara
kerja keseluruhan turbin uap dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:1. Pengubahan dari usaha kerja ke dalam energi kinetis (
dalam alat penyalur sebagian juga dalam sudu jalan) yang
menghasilkan kecepatan.2. Pemindahan dari energi aliran pada roada
jalan dengan melengkungkan aliran uap dalam sudu jalan, sehingga
mengakibatkan tekanan. Gaya keliling menghasilkan momen putar (
sebagian oleh tekanan balik dari aliran uap pada sudu jalan sebagai
ekspansi dari uap).
Perubahan kejatuhan termodinamis kedalam kecepatan dapat terjadi
sempurna dalam pipa pancar tetapi juga sebagian dapat terjadi dalam
sudu hantar dan sebagian lagi dalam sudu jalan dengan dasar-dasar
diatas turbin uap dibedakan atas dua jenis , yaitu:1) Panas jatuh
termis yang tersedia diubah dala kecepatan di pipa pancar dan salur
hantar, sehingga uao mengembang hingga tekanan akhir dengan tekanan
tetap mengalir melalui sudu jalan. Pada awal dan akhir dari
sudu-sudu dan ruang turbin tekanannya adalah tetap. Turbin tekanan
tetap sama dengan turbin aksial. Kecepatan uap relative adari roda
jalan yang sama. Pada sudu jalan gaya gerak ditimbulkan oelh
tekanan aliran uap yang berbelok.2) Hanya sebagian dari panas jatuh
termis yang diubah menjadi kecepatan dalam sudu hantar dan sebagian
lagi dalam sudu jalan. Uap akan bekerja dengan tekanan lebih
didalam celah-celah diantara sudu hantar dan sudu jalan sampai
tekanan akhir. Turbin tekanan lebih didalam sudu jalan terjadi
penambahan kecepatan, sehingga penampang keluar harus lebih kecil
daripada penampang masuk.Pada sudu selain juga penggerak yang
terjadi karena tekanan yang lebih disebabkan aliran pancaran uap
yang dipercepat, juga terjadi tekanan balik (reaksi) yang
disebabkan oleh suspense yang terjadi dalam sudu jalan maupun sudu
hantar. Turbin tekanan tetap dapat dilaksanakan dengan pemasukan
uap penuh, yaitu dalam seluruh keliling roda dialirkan uap atau
pengaliran uap. Turbin tekanan harus dialiri uap secara penuh
karena adanya tekanan dicelah-celah uap akan mengalir kesamping
dari sudu-sudu berdiri radial pada roda jalan. Uap juga dapat
dialirkan secara radial dari tengah menuju ke tepi atau sebaliknya
turbin radial. Sudu-sudu berdiri axial dalam arah dari roda. Untuk
PLTU unit 3 dan 4 memiliki tiga tingkatan turbin uap, yaitu: Turbin
tekanan tinggi (High Pressure Turbine) Turbin tekanan menengah
(Intermediate Pressure Turbine) Turbin tekanan rendah (Low Pressure
Turbine)
Gambar 4.1 Turbin Uap PLTUPeralatan Bantu pada Turbin antara
lain: Condensate PumpCondensate Pump benfungsi untuk memindahkan
air kondensat dan memompakan melalui berbagai pendingin dan pemanas
air pengisi tekanan rendah ke deaerator. Apabila pemanas kontak
langsung digunakan, maka dipompakan langsung ke pemanas tekanan
rendah tingkat pertama. Pompa yang digunakan memiliki 2 bagian yang
terdiri dari rumah dan impeller. Impeller dipasang pada bantalan
dan diputar pada kecepatan tinggi oleh motor listrik. Suatu
perapat(gland) dipasang untuk mengurangi kebocoran air sepanjang
poros tersebut mengalir melewati casing hingga kopling motor.
Apabila impeller berputar, air terlempar keluar karena gaya
sentrifugal menyebabkan lebih banyak air ditarik kedalam lubang
impeller. Circulating Water Pump (CWP)Circulating Water Pump
berfungsi untuk memompa air laut ke kondensor sebagai pendingin.
Vacuum PumpVacuum Pump berfungsi mengeluarkan udara yang berada
didalam air pendingin kondensor sehingga menyempurnakan sistem
pendingin.
4.1.3 KondensorKondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap
keluaran turbin menjadi air dengan pendingin air laut. Agar proses
kondensasi lebih efisien, maka tekanan dalam kondensor harus sangat
rendah (vakum). Air kondesat ditampung dalam hotwell yang
selanjutnya dialirkan kembali ke dalam siklus.Peralatan Bantu
Kondensor antara lain: Steam Jet Air InjectorSteam Jet Air Injector
berfungsi untuk mempertahankan kevakuman kondensor. Gland Steam
CondensorGland Steam Condensor berfungsi untuk mengkondensasikan
uap yang keluar dari perapat turbin.
4.1.4 DeaeratorDeaerator merupakan peralatan untuk menghilangkan
gas-gas yang tidak mampu terkondensasi dalam sistem. Gas ini dapat
besifat merugikan dalam pengoperasian sistem jika dalam jumlah yang
cukup besar dapat menyebabkan tekanan sistem meningkat, menurunkan
efisiensi dan dapat menimbulkan berbagai reaksi kimia yang
merugikan. Gas-gas ini ada dalam sistem terutama karena adanya
gas-gas bocor dari atmosfer atau gas-gas yang terbentuk dari
dekomposisi air menjadi oksigen dan hydrogen akibat reaksi
thermal.
4.1.5 Generator dan Alat BantunyaGenerator merupakan alat yang
berfungsi untuk merubah energy mekanik menjadi energi listrik.
Listrik mekanik diperoleh dari kerja turbin yang ditransmisikan
melalui poros turbin yang dikopel seporos dengan generator.
Generator yang digunakan pada pembangkitan sector Gresik adalah
generator sinkron 3 phasa dengan berbentuk rotor silindris yang
digerakkan langsung oeh turbin. Sistem eksitasi generator ini
adalah penguatan statis yaitu penguatan dari aki dan hasil tegangan
yang telah disearahkan. Pendinginan jenis generator ini menggunakan
gas hidrogen yang berada dalam kerangka stator. Tegangan yang
dikeluarkan generator dinaikkan oleh transformator utama (main
transformator) untuk selanjutnya ditransmisikan ke jaringan 150
KV.
Bagian utama generator adalah :a. Bagian yang berputar
(Rotor)Rotor ini dikopel dengan poros turbin yang berputar
ditengah-tengah inti stator. Kumparan rotor diletakkan dalam alur
rotor secara axial dan dialiri arus searah sebagai penguat medan.
Rotor dibuat dari baja alloy pejal yang tidak berlapis-lapis. Rotor
pada hakekatnya adalah sebuah elektromagnetik yang besar. Jika
rotor ini dialiri arus searah maka rotor akan menjadi
elektromagnetik ketika rotor diputar dengan kecepatan tinggi
didalam inti stator, maka akan terjadi perubahan medan magnet
rotor. Hal ini akan membangkitkan medan magnet putar dalam inti
stator yang pada akhirnya akan menginduksikan tegangan bolak-balik
dalam kumparan stator.b. Bagian yang diam (Stator)Stator terdiri
atas sebuah kerangka, inti ,lilitan angker dan bantalan yang
dipasang kuat pada suatu landasan supaya generator tidak bergerak.
Stator adalah bagian yang diam termasuk rumah stator, pada bagian
dalam rumah stator ini terdapat inti stator. Pada inti stator
tersebut dibuat alur-alur yang ditempatkan pada kumparan
stator.Dari kumparan stator dihasilkan arus bolak-balik 3 fasa yang
disalurkan melalui buduct, lalu ke transformator utama dan akhirnya
ke rel transmisi. Kumparan stator dibuat dari tembaga yang
diisolasi. Inti stator menyalurkan medan magnet yang polaritasnya
selalu berubah-ubah sesuai dengan frekuensi arus bolak-balik(50
Hz). Untuk mengurangi rugi pusar dan panas yang timbul, maka inti
stator terbuat dari lempengan baja tipis dan diisolasi satu sama
lain.c. ExciterPada rotor terdapat medan penguat generator,
sedangkan pada stator terdapat kumparan stator, rumah generator,
alat0alat pengaman dan pengukur. Exciter diperlukan untuk mensuplai
arus penguat pada generator. Suplai daya eksitasi secara garis
besar terdapat dua macam, yaitu: Station power source (battery)
Terminal output generator
4.2 Data Teknik Peralatan UtamaPLTU Unit 1 dan 21. Ketel Uap
(Boiler)Tipe: IHI SNPabrik: Ishikawajima Harima Heavi Industries
Co.Ltd.Kapasitas: 400.000 kg/jamTekanan: 110 kg/cm2Suhu: 513CBahan
Bakar Utama: MFO/GasTahun Pembuatan: 1980
2. TurbinTipe: SC-26Pabrik: ToshibaKapasitas nominal: 100
MWEkstrasi: 5 buahTekanan: 88 kg/cm2Suhu: 510Tekanan buang: 65
mmHgTahun pembuatan: 1980Sistem yang digunakan:
Mechanical-Hydraulic Governor System Control (MHC)Kemampuan
merespon: - respon time-constant dari sistem servo: 0,21 detik -
dead-time dari sistem servo: 0,22 detik - variasi kecepatan konstan
(diukur dari waktu interupsi beban rata-rata) : 8,7%Governing
range: 6% dari kecepatan rata-rataGoverning precision: 0,2% dari
kecepatan rata-rataInterval regulasi: 2-6 % (tidak mungkin
beregulasi selama operasi)
3. GeneratorTipe: TASKPabrik: ToshibaKapasitas: 125.000
kVAArus/tegangan: 5.468 kA/13,2 kVPutaran/frekuensi: 3.000 rpm/50
HzFaktor daya: 0,8 Arus penguat: 1.310 APendingin/tekanan gas: Gas
Hidrogen/2 kg/cm2Tahun pembuatan: 1987Perlengkapan lainnya:
Pendingin gas pada stator Automatic Voltage Regulator (AVR)
berfungsi untuk menjaga tegangan generator selalu konstan, meskipun
ada perubahan daya dari beban.
4. Transformator utama (Main transformator)Tipe: outdoor use,
oil immersed forced OFAF, three phase two windings.Pabrik:
ToshibaKapasitas: 1.200 kVATegangan/frekuensi: 13,2/154 kV/50
Hz
PLTU Unit 3 dan 41. Ketel uap (boiler)Fungsi : untuk
menghasilkan uap air yang bertekanan tinggiTipe : IHI FW SR Single
Drum Natural Circulation ReheatPabrik: Ishikawajima Harima Heavi
Industries Co.Ltd.Tahun Pembuatan: 1987Jumlah: DuaKapasitas:
400.000 kg/jamTekanan: 110 kg/cm2Suhu: 519oCBahan bakar utama :
MFO/gasEvaporation: 643.000 kg/jamReheat steam flow : 523.000
kg/jam2. TurbinTipe : TCDFPabrik: ToshibaKapasitas nominal: 220
MWEkstrasi: 8 buahTekanan: 169 kg/cm2Suhu: 538oCTekanan buang: 65
mmHgTahun pembuatan: 1980Sistem yang digunakan:
Electrical-Hydraulic Governor System Control (D-EHC)
Kemampuan merespon: Respon time-constant dari sistem servo :
0,09 detik Dead-time dari sistem servo : 0,10 detik Variasi
kecepatan spontan (diukur dari waktu interupsi beban rata-rata) :
7,37 detikGoverning range: dari kecepatan rendahGoverning precision
: 0,05% dari kecepatan rata-rataInterval regulasi: 1-10%
(memungkinkan untuk beregulasi selama operasi)
3. GeneratorTipe: TASKPabrik: ToshibaKapasitas: 250.000
kVAArus/Tegangan: 9.632 kA/15 kVPutaran/Frekuensi: 3.000 rpm/50
HzFaktor daya: 0,8Arus penguat: 2.400 APendingin/tekanan gas: gas
Hidrogen/ 3,2 kg/cm2Tahun pembuatan: 1987
4. Transformator utama (main transformator)Tipe: outdoor use,
oil immersed forced OFAF, three phases two windingsPabrik :
ToshibaKapasitas: 2.400 kVATegangan/frekuensi: 15/154 kV/50 Hz
4.3 Konsep Dasar Operasi PLTU
Gambar 4.2 Konsep Dasar Operasi PLTUPembangkit listrik tenaga
uap PLTU adalah pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan dari
ekstraksi turbin uap. Dalam proses produksi listrik PLTU. Peralatan
utama adalah Boiler, Turbin uap, Generator, Trafo utama dan alat
bantu (auxiliary). Uap yang dihasilkan dari boiler/katel uap
digunakan untuk memutar turbin, dan uap bekas untuk memutar turbin
didinginkan oleh air laut didalam Condensor untuk di jadikan air
lagi dan di pompa kembali ke dalam boiler/katel untuk dipanaskan
lagi agar menjadi uap yang bertekanan, siklus ini di namakan siklus
tertutup. Generator di kopel dengan turbin dan keluaran Generator
disalurkan melalui Trafo utama untuk dinaikkan tegangannya kemudian
diteruskan ke jaringan 150kv sistem interkoneksi JAWA BALI.4.4
Prinsip Kerja PLTUDi dalam proses produksi listrik PLTU peralatan
utama adalah Desalination Plant, Boiler,Turbin Dan Generator. Air
tawar yang di butuhkan Boiler di peroleh dari air laut yang di
desalinasi melalui peralatan desalination plant. Air tawar yang di
hasilkan oleh desalination plant di olah lagi dengan peralatan
water treatment. sampai air tersebut memenuhi syarat untuk boiler,
kemudian di salurkan ke boiler, di dalam boiler air tawar tadi di
panaskan secara radiasi dan untuk pemanasan tersebut di gunakan
bahan baker residu dan gas, untuk PLTU unit I, unit II dan untuk
PLTU unit III, IV digunakan bahan bakar residu dan gas Cuman ada
per bedaan pengoperasian. Hingga air tersebut berubah menjadi uap
yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Kemudian uap tersebut di
panaskan lagi dengan super heater hingga menjadi uap kering dengan
tekanan 88 kg/cm dengan suhu 510 C yang bisa di jaga konstan.
Kemudian di salurkan melalui main steam line (saluran uap utama),
dari main steam line uap di alirkan ke sudu-sudu turbin yang mana
poros turbin di kopel dengan generator ikut berputar dan
menghasilkan tenaga listrik.Jadi turbin uap merupakan transformasi
tenaga kinetis uap menjadi tenaga mekanis poros.Uap bekas penggerak
turbin. Suhu dan tekanannya akan turun uap tersebut akan keluar
dari turbin yang kemudian di kondensasikan oleh kondensor dengan
perbandingan air laut secara terus-menerus dan ruang kondensor di
hampakan, sehingga uap akan berubah menjadi air lagi.Air condensate
ini akan di pompa Condensate Pump (CP) menuju ke pemanas air
(dearator), air dearator tersebut di pompa oleh Boiler Feed Pump
(BFP) menuju ekonomizer untuk di panaskan lagi.Selanjutnya air dari
eknomizer tadi masuk ke drum, di dalam drum terdiri atas 2 bagian
yaitu: bagian atas berisi uap. bagian bawah berisi air.Kemudian uap
dalam boiler di panaskan lagi oleh Super Heater (SH) untuk
disalurkan ke turbin guna menggerakkan turbin, seterusnya sehingga
dinamakan sirkulasi tertutup.
PLTU #1;2 menghasilkan tegangan 13,6 KV, dan PLTU#3;4
menghasilkan tegangan 15 KV .Tegangan tersebut dinaikan melalui
Trafo utama ( Step Up ) menjadi 150 KV melalui kabel tanah
dihubungkan ke Switch yard untuk dibagi. Kemudian listrik
disalurkan melalui jaringan tranmisi line 150KV menuju Gardu Induk.
Di Gardu Induk tegangan tersebut dari 150KV diturunkan menjadi 20KV
oleh Trafo Step Down 150/20 KV .selanjutnya tegangan 20KVdi
salurkan melalui jaringan Distribusi kemudian diturunkan lagi dari
20KV menjadi 380/220V untuk disalurkan ke rumah-rumah.( konsumen )
Switch yard adalah serandang hubung untuk menampung dan menyalurkan
listrik Di area Swicht yard ada beberapa peralatan listrik al;Gas
Circuit Breaker ( 52 ) : alat untuk memutus tenaga ( PMT
)Disconecting Switch ( 89 ) : Saklar pemisah ( PMS )Current
Tranformer ( CT ) :Trafo arus untuk pengukuran amper,Watt meterdan
ProteksiCapasitor Potential Tranformer ( CPT ) atau Capasitor
Potential Device ( CPD )adalah Trafo tegangan untuk pengukuran
tegangan, freq,watt dan proteksi.Line Aresster ( LA ) : Pengaman
peralatan listrik terhadap petir.Arching horn : Pengaman isolator
agar tidak pecah terkena petirBlocking Coil /Line trap : digunakan
untuk menyalurkan Power Line Carrier Telephone( PLCT ) dan Power
Line Carrier Relay ( PLCR ). Telephone antar Gardu Induk dan Pusat
Pengatur Beban.
BAB VSISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR UTAMA UNIT 3 & 4
5.1 Dasar Teori5.1.1. Pengertian TransformatorTransformator
tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik serta mengubah tegangan arus bolak-balik
dari suatu tingkat ke tingkat lain. Sehingga dapat diasumsikan
bahwa transformator berfungsi sebagai pentransformasi daya (energi
listrik) dengan prinsip induksi elektromagnetik.Dengan adanya
transformator maka daya yang dihasilkan dari generator sebesar 15
kV dinaikkan melalui main transformator menjadi tegangan transmisi
150 kV sehingga tegangan dapat didistribusikan. Hal itu membuktikan
bahwa transformator merupakan salah satu peralatan penting dalam
sistem pembangkitan agar tenaga listrik sampai ke konsumen. Dalam
kondisi tersebut suatu transformator diharapkan dapat selalu
bekerja secara maksimal dan terus-menerus.Mengingat transformator
merupakan peralatan yang penting, maka dibutuhkan sistem proteksi
yang handal dan dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu
tranformator harus diproteksi dengan menggunakan peralatan yang
benar, baik tepat dan handal untuk mencegah hal-hal yang merugikan
dan tidak diinginkan pada saat operasi.
5.1.2. Bagian-bagian TransformatorBagian-bagian
TransformatorCara kerja dan fungsi tiap-tiap bagian
transformatorSuatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang
mempunyai fungsi masing-masing.a. Bagian Utama1) Inti BesiInti besi
berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan
besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas dalam (sebagai
rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau eddy
current.2) Kumparan TransformatorBeberapa lilitan kawat berisolasi
membentuk suatu kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik
terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan
isolasi padat seperti karton, pertinax, dan lain-lain. Pada
transformator terhadap kumparan primer dan sekunder. Jika kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan atau arus bolak-balik maka pada
kumparan tersebut timbul fluksi yang menimbulkan induksi tegangan,
bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka
mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini
berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.3) Minyak
TransformatorSebagian besar dari transformator tenaga memiliki
kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator,
terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas
besar. Minyak transformator memiliki sifat sebagai media pemindah
panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi
(memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi. Minyak transformator harus memenuhi
persyaratan, yaitu: Kekuatan isolasi tinggi Penyalur panas yang
baik, berat jenis yang kecil sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat. Viskositas yang rendah, agar
lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemapuan pendingin yang lebih
baik. Titik nyala yang rendah dan tidak mudah menguap yang dapat
menimbulkan bahaya. Tidak merusak bahan isolasi padat. Sifat kimia
yang stabil.
4) Bushing Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan
luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator yang sekaligus berfungsi sebgai penyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki transformator5) Tangki dan
KonservatorPada umumnya bagian-bagian dari transformator yang
terendam minyak transformator berada atau ditempatkan di dalam
tangki. Untuk manampung pemuaian pada minyak transformator, pada
tangki dilengkapi dengan sebuah konservator.Konservator adalah
suatu tempat untuk menampung minyak transformator bilamana pada
transformator terdapat pemuaian minyak akibat pembebanan
transformator yang tinggi atau terjadi kelainan pada internal
transformator yang mengakibatkan pemuaian pada minyak.Pada
transformator tenaga tedapat dua bagian konservator yaitu
konservator main tank dan konservator OLTC. Pada masing-masing
konservator tersebut dilengkapi indikator untuk melihat batas
ketinggian minyak di dalam konservator.b. Peralatan Bantu1)
PendinginPada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas
akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan akan merusak isolasi
transformator, maka untuk mengurangi adanya kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan
sistem pendingin yang berfungsi untuk menyalurkan panas keluat
transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat
berupa udara, gas, minyak, dan air. Sistem pengalirannya
(sirkulasi) dapat dengan cara alamiah(natural) dan tekanan atau
paksaan(forced).Pada cara alamiah, pengaliran sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media. Untuk mempercepat perpindahan panas dari
media tersebut ke udara luar diperlukan bidang pepindahan panas
yang lebih luas antara media (minyak, udara, gas) dengan cara
mengapit transformator dengan sirip-sirip (radiator).Untuk
mempercepat penyaluran panas secara manual dapat dilengkapi dengan
peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan
pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut
pendinginan tekanan/paksa (forced). Macam-macam sistem pendingin
trnsformator berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Table 5.1 Macam-macam Sistem Pendingin Transformator.NoMacam
sistem pendinginMedia
Dalam TransformatorLuar Transformator
Sirkulasi AlamiahSirkulasi PaksaanSirkulasi AlamiahSirkulasi
Paksaan
1ANUdara
2AFUdara
3ONANMinyakUdara
4ONAFMinyakUdara
5OFANMinyakUdara
6OFAFMinyakUdara
7OFWFMinyakAir
8ONAN/ONAFKombinasi Sistem Pendingin 3 & 4
9ONAN/OFANKombinasi Sistem Pendingin 3 & 5
10ONAN/OFAFKombinasi Sistem Pendingin 3 & 6
11ONAN/OFWFKombinasi Sistem Pendingin 3 & 7
2) Tap Changer (perubahan tap)Tap changer adalah sebuah alat
perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan
jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik
dalam keadaan berbeban (on load) atau dalam keadaan tak berbeban
(off load) dan tergantung jenisnya. Tap changer diletakkan pada
sisi tegangan 150 kV sedangkan pada transformator pemakaian sendiri
di isi tegangan 13,8 kV.3) Alat Pernapasan (Dehydrating
breather)Pada saat minyak naik suhunya, akan terjadi perubahan
volume minyak yang berakibat terdorongnya udara dalam kantong udara
pernapasan menuju keluar sedangkan pada saat minyak dingin terjadi
penyusutan volume minyak yang menyebabkan udara luar tersebut masuk
dalam tangki transformator. Selama proses tersebut lembab, maka uap
air akan terserap oleh minyak transformator yang berakibat turunnya
tegangan tembus.Untuk mengatasi hal tersebut, pada ventilasi udara
dipasang alat pernapasan berupa saringan silikagel yang akan
menyerap uap air. Bila silikagel yang berwarna biru sudah jenuh
oleh uap air maka akan terjadi perubahan warna menjadi merah muda,
untuk itu harus diaktifkan dengan cara pemanasan pada temperatur
150oC - 200oC sehingga warnanya berubah menjadi biru. Selain
silikagel, pemeliharaan juga dilakukan pada piringan-piringan
berpori dan oil seal yang berfungsi filter debu ataupun serangga
yang terbawa bersama-sama udara.4) IndikatorUntuk mengawasi selama
transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator yang dipasang
pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut :
Indikator suhu minyak Indikator permukaan minyak Indikator sistem
pendinginPada dasarnya indikasi temperatur transformator terdiri
dari indikasi suhu minyak transformator 70oC dan batas suhu lilitan
transformator 89oC. Kerja dari indikasi ini berhubungan dengan
kerja rele suhu (temperature relay).c. Peralatan Proteksi1) Relay
BucholzRelay bucholz adalah relay alat atau relay yang berfungsi
mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator yang
menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal
diantaranya : Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam fasa
Hubung singkat antar fasa Hubung singkat antar fasa dan tanah Busur
api listrik antar laminasi Busur api listrik kerena kontak yang
kurang baikPengaman tekanan lebih, alat ini berupa membrane yang
terbuat dari kaca, plastik, tembaga, atau katup berpegas, sebagai
pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang
timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan
kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator.2)
Relai Tekanan LebihRelai ini berfungsi hampir sama seperti relai
bucholz. Fungsinya adalah mengamankan terhadap gangguan di dalam
transformator. Bedanya relai ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas tiba-tiba dan memberikan sinyal pada operator.Tekanan
tersebut dikarenakan gas yang terbentuk oleh dekomposisi dan
evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan tekanan
lebih pada transformator, maka tekanan lebih yang membahayakan
tangki transformator dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih
ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa milidetik, maka
terjadi panas lebih pada cairan tangki dan transformator akan
meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi
tekanan tersebut.3) Relay DifferensialBerfungsi mengamankan
transformator terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain
adalah kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau
kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam
kumparan ataupun beda kumparan.4) Relai Arus Lebih Berfungsi
mengamankan arus transformator yang melebihi arus yang
diperkenankan melalui transformator tersebut dan arus lebih ini
dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
Ketika terjadi arus lebih relai ini akan bekerja untuk membuka
breaker. Sehingga jaringan akan terproteksi dari bahaya arus
lebih.5) Relai Tangki TanahAlat ini berfungsi untuk mengamankan
transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan yang tidak bertegangan pada transformator.6)
Relai Hubung tanahFungsi alat ini adalah untuk mengamankan
transformator jika terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah.7) Relai ThermisAlat ini berfungsi untuk mencegah atau
mengamankan transformator dari kerusakan isolasi pada kumparan,
akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran
yang diukur didalam relai ini adalah kenaikan temperatur.8) Relai
Fluks LebihRelai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
utama. Relai ini mendeteksi besaran fluks atau perbandingan atara
tegangan dan frekuensi. 9) Relai Beban LebihRelai ini berfungsi
untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebih
menggunakan circuit simulator untuk mendeteksi kumparan
transformator yang ada pada tahap pertama membunyikan alarm dan
pada tahap berikutnya menjatuhkan PMT.
5.2 Macam-macam Gangguan, Penyebab, dan Akibat Pada Main
Transformator.5.2.1. Gangguan LuarGangguan luar yang dimaksud
adalah gangguan yang diakibatkan oleh atau terjadi diluar daerah
pengaman transformator yang dapat menyebabkan terjadinya sumber
kerusakan pada transformator, gangguan-gangguan tersebut adalah:a.
Gangguan Beban LebihBeban lebih mungkin tidak tepat disebutkan
sebagai gangguan. Namun karena beban lebih adalah keadaan abnormal
yang apabila dibiarkan terus berlangsung maka akan membahayakan
peralatan. Hal ini harus diamankan, maka beban lebih harus ikut
ditinjau.Beban lebih yang terjadi pada transformator karena
konsumen yang dipasoknya memang terus meningkat, atau karena adanya
maneuver atau perubahan aliran di jaringan setelah adanya
gangguan.Beban lebih dapat mengakibatkan pemanasan yang berlebihan
yang selanjutnya panas yang berlebihan itu dapat mempercepat proses
penuaan atau memperpendek umur. Pada trafo tenaga, percepatan
proses penuaan itu secara pendekatan dapat ditinjau dengan rumus
Mountsinger sebagai berikut:
Dimana :: kecepatan penuaan relative: suhu belitan bagian
terpanas (hot spot)98 :suhu sebagian dasar didesain untuk umur yang
wajar (20-30 tahun)
Rumus Mountsinger berlaku sampai suhu 140 Jadi trafo yang
dibebani seumur hidupnya dibebani sedemikian sehingga suhu kerjanya
(hot spot) 6 diatas 98, maka proses penuaannya dipercepat dua kali
atau umurnya diperpendek menjadi separuh dari umur yang wajar, atau
suatu trafo yang dalam suatu periode (misalnya 10 jam) sibebani
sedemikian sehinggasehingga suhu kerjanya 6 diatas 98, maka umur
akan berkurang dua kali lebih banyak (ekivalen dengan dibebani pada
suhu 98 selama dua kali 10 jam). Sebaliknya jika suhunya 6 dibawah
98, maka proses penuaanya diperlambat menjadi setengahnya.Trafo
dapat dibebani lebih untuk sementara tanpa menyebabkan kenaikan
suhu tanpa melampaui98 (jadi tidak mengakibatkan perpendekan umur)
jika beban sebelumnya cukup rendah (suhu hot spot dibawah 98).
Untuk hal ini telah ada petunjuk dari SPLN 17 A (IEC 354) Loading
Guide For Oil-Immersed TransformerGangguan pada sistem pendingin
(misalnya matinya fan pada mediator) dapat menyebabkan kenaikan
suhu yang berlebihan meskipun bebannya masih di bawah nominalnya.
Dalam hal ini trafo juga akan mengalami perpendekan umur.
b. Gangguang Hubung SingkatHubung singkat dapat terjadi antar
fasa (tiga fasa atau dua fasa) atau antara satu fasa ke tanah, dan
dapat bersifat temporair (non persistan) atau permanen
(persistant).Gangguan yang permanen misalnya hubung singkat yang
terjadi pada kabel, belitan trafo karena tembusnya (break downnya)
isolasi padat. Disini pada ttik gangguan memang terjadi kerusakan
yang permanen. Peralatan yang terganggu tersebut baru bisa
dioprasikan kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki atau
diganti. Penyebab gangguan permanen antara lain yaitu penuaan
isolasi, kerusakan mekanis isolasi, tegangan lebih dan
lain-lain.Pada gangguan yang temporair, tidak ada kerusakan yang
permanen dititik gangguan. Gangguan ini misalnya berupa flashover
antara penghantar fasa dan tanah atau tiang. Arus gangguan satu
fasa ketanah pada sistem dengan pembumian langsung ada umumnya juga
lebih kecil dari pada arus hubung singkat tiga fasa, sebab impedans
urutan nol saluran pada umumnya lebih besar empat kalinya daripada
impedans uruan positifnya. Salah satu dari akibat adanya arus
gangguan ini adalah kerusakan secara thermis (kerusakan akibat
panas). Panas yang timbul tergantung pada besarnya arus gangguan
dan lamanya arus gangguan itu tergantung, yaitu sebesar :
Dimana : t= waktu lamanya arus gangguan R= tahanan konduktorI=
arus gangguan
Panas ini akan menaikkan suhu konduktor yang dilalui arus
gangguan itu. Jika terlalu lama (clearing time-nya lambat) suhu
konduktor akan terlalu tinggi sehingga merusak isolasinya atau
mempercepat penuaannya.Jadi setiap peralatan mempunyai batas termis
tertentu terhadap arus hubung singkat, begitu juga dengan trafo
memiliki batas thermos yang mana nilainya sudah di sesuaikan dengan
keandalan trafo tersebut. Ketahanan thermos terhadap arus hubung
singkat (short time withstand current) dari perlatan biasanya
dinyatakan dalam (kA) dan waktu 1, 2, atau 3 detik. Batas thermos
juga biasanya dinyatakan dalam kurva waktu-arus (demage curve)
dalam diagram waktu arus. Jika batas tidak dilampaui maka tidak ada
panas yang berlebihan, peralatan yang dilalui arus gangguan tidak
rusak dan tidak mengalami percepatan penuaan.Dari hasil penelitian
kerusakan trafo dijawa menunjukkan bahwa kerusakan trafo akibat
arus hubung singkat ternyata erupakan kerusakan dominan, namun
dengan desain peralatan dan sistem pengaman yang baik, gangguan
hubung singkat pada umumnya tidak menyebabkan terlepasan dari
bagian sistem yang terganggu, yang selanjutnya mungkin akan
mengakibatkan pemadaman.
c. Gangguan Tegangan LebihGangguan tegangan lebih ini salah
satunya disebabkan karena kelebihan nilai frequensi (>50Hz) .
gangguan dengan power frequensi ini biasanya tidak begitu tinggi
dan tidak bisa berlangsung lama. Peralatan seperti trafo didesain
sedemikian sehingga tegangan kerja maksimum masih di bawah corona
incepction voltage adalah dimana tegangan corona dischargemulai
timbul dalam corona.jika tegangan maksimum dilampaui maka internal
corona discharge akan terjadi yang secara komulatif merusak
isolasi. Selajutnya peralatan akan langsung rusak karena insulation
break down (hubung singkat)atau setidaknya terjadi percepatan
penuaan. Dengan kata lain gangguan ini akan mengakibatkan hubung
singkat dan perpendekan umur pada trafo.
5.2.2 Gangguan DalamGangguan yang dimaksud adalah gangguan yang
berada didalam trafo itu sendiri. Gangguan-gangguan tersebut
adalah:a. Gangguan ListrikGangguan ini tergolong gangguan berat
yang umumnya adalah gangguan listrik yang dapat langsung
menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian pada trafo. Gangguan ini
biasanya dapat terdeteksi lagsung oleh relay-relay arus yang tidak
seimbang. Gangguan tersebut antara lain: 1. Gangguan hubung singkat
dari fasa ke fasa atau dari fasa ke ground pada belitan terminal
tegangan tinggi atau rendah.2. Gangguan hubung singkat dari fasa ke
fasa atau dari fasa ke ground pada belitan tegangan tinggi atau
rendah.3. Hubung singkat diantara hubungan tegangan tinggi atau
rendah.b. Gangguan AwalGangguan ini sering diistilahkan insipient
fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal dari
gangguan kecil namun kemudian secara berlahan-lahan berkembang
menjadi gangguan berat dan aan mengakibatkan kerusakan apabila
tidak segera diproteksi. Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat
terdeteksi oleh relay-relay arus dan tegangan tidak seimbang,
gangguan-gangguan tersebut antara lain:1. Kendornya baut-baut atau
ring pada terminal konduktor.2. Gangguan pada inti besi akibat
kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga api di
bawah minyak.3. Gangguan di sistem pendingin, seperti pada pompa
sirkulasi minyak kipas pendingin dan bagian-bagian dari sistem
pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikkan suhu operasi
yang tinggi, mekipun trafo masih beroprasi dibawah beban penuh.4.
Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada
bagian-bagian tertentu, sehingga sirkulai minyak menjadi terganggua
dan menyebabkan pemanasan setempat pada bagian belitan.5.
Gangguan-gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik
dari tap perubahan beban (load tap changer) akibat pemasangan yang
kurang sempurna (loss contact, getaran, dll)6. Kebocoran minyak
dari bagian las-lasan perapat packing dll.7. Gangguan pada teminal
bushing, akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang,
dsb.
5.3 Bagian-bagian Main Trafo Unit 3 dan 4Tampak Atas
Gambar 5.1 Bagian Main Trafo Tampak AtasKeterangan gambar:10.
Lifthing lous for shipping weight13. cooling fans, sebagai
pendingin minyak pada radiator18. supporting insulator19. Terminal
Box20. Oil level gage for main tank, sebagai indikator volume
minyak pada tangki utama21. Oil level gage for cable box, sebagai
indikator volume minyak pada kabel box23. Gas detector relay,
sebagai pengaman tekanan lebih 25. Pressure relief device for cable
box27. Dehidrating breather, sebagai sistem pernapasan pada
trafo28. Duct flanges, talang air trafo31. butterfly valve, sebagai
katub mengalirnya minyak ke radiator32. Filter valve, sebagai katub
penyaring37. N2 gas coumpoun gauge, sebagai katub pengisian gas
N238. Guard, sebagai pipa pelindung atas trafo39. Protective Cove
for neutral bar, sebagai casing netral bar40. Pulling eyes, sebagai
pengait transformator41. Drain valve, sebagai katub pembuang dan
pengisi minyak transformator.
Tampak Samping Kiri
Gambar 5.2 Bagian Main Trafo Tampak Samping KiriKeterangan
Gambar:1. HV cable, sebagai penyalur out put trafo ke jaringan
transmisi4. Grounding lugs, saluran grounding trafo5. Opening
handle for no voltage tap changer9. Conservator for cable box10.
Lifting lous for shipping wieght, sebagai pengait main tank
trafo12. Fondation bolts, sebagai pondasi konstruksi trafo18.
Supporting insulator19. Terminal Box20. Oil level gage for main
tank, sebagai indicator volume minyak pada tangki utama25. Pressure
relief device for cable box31. Butterfly valve , sebagai katub
mengalirnya minyak ke radiator33. Drain valve, sebagai katub
pembuang dan pengisi minyak trafo34. Vaccum valve, sebagai katub
pengosongan minyak dan udara dalam trafo35. Handhole, sebagai
lubang pengecekan kondisi dalam trafo 36. Drain valve for cable
box, sebagai katub pembuang dan pengisi minyak kabel box37. N2 gas
coumpoun gauge, sebagai katub pengisian gas N2 41. Drain valve,
sebagai katub pembuang dan pengisi minyak trafo42. Butterfly valve,
sebagai katub mengalirnya minyak
Tampak Samping Kanan
Gambar 5.3 Bagian Main Trafo Tampak Samping KananKeterangan
Gambar:2. HV Netral Bushing (Bushing netral pada sisi sekunder)3.
LV Bushing (Bushing pada sisi primer)6. Radiator7. Oil pumps,
sebagai pemompa minyak pendingin trafo8. Conservator for Main
Tank11. Jacking Bosses for shipping weigh, sebagai pengait body
trafo13. Cooling Fan, sebagai kipas pendingin14. Name plate Main
trafo15. Oil temperatur indikator, sebagai indikator temperature
minyak trafo16. winding temperature indicator, sebagai indikator
temperature lilitan17. Clamp type terminal 22. Sudden Oil Pressure
Relay, sebagai relay pengontrol tekanan trafo23. Gas Detektor
Relay, sebagai pengaman tekanan lebih24. Pressure Relief Device for
Main Tank26. Oil flow indicator, sebagai Indikator aliran minyak27.
Dehydrating breather, sebagai sistem pernafasan pada trafo29.
Alcohol thermometer, sebagai pengukur suhu trafo30. Ladder with
safty flap, sebagai penyambung antar tangki trafo39. Protective
Cove for Neutral Bar, sebagai casing netral bar40. Pulling Eyes,
sebagai penguat trafo
5.4 Proteksi Pada Main Trafo Unit 3 & 45.4.1 Spesifikasi
Transformator
Gambar 5.4 Main Tranformator Unit 4 PLTU UP GresikTipe: Outdoor,
Oil-Immersed,50 Hz, 3 fasaPendingin tipe: Oil Forced Air Force
(OFAF)Kapasitas Trafo: 240 MVABelitan primer: 15 kV hubung
deltaBelitan Sekunder: 150 kV hubung wye
Dari keterangan diatas dapat kita lihat bahwa pada unit 4 main
transformator yang digunakan adalah transformator tipr outdoor
dengan rendaman minyak sebagai pendingin belitan transformator.
Tipe pendingin yang digunakan adalah tipe OFAF yang bekerja
memaksakan aliran minyak dan udara pada transformator untuk
bersirkulasi, secara garis besar cara sistem pendingin jenis ini
adalah dengan memompa minyak dari main transformator dengan oil
pump menuju ke dalam sirip-sirip radiator, didalam sirip-sirip
radiator ini minyak didinginkan dengan paksaan aliran udara
menggunakan cooling fan, dengan begitu minyak akan lebih dingin
setelah keluar dari radiator dan akan kembali lagi ke tangki utama
mendinginkan belitan transformator. Berikutnya adalah kapasitas
maksimal transformator 240 MVA, kapasitas ini masih sangat
memungkinkan untuk menerima masukan dari daya yang dihasilkan oleh
generator sebesar 187 MW (15 kV). Dari spesifikasi transformator
juga Nampak perbandingan antara sisi primer dan sisi sekunder yang
berarti bahwa input dari generator keluarannya sebesar 15 kV akan
dinaikkan tegangannya pada sisi sekunder sebesar 150 kV.5.4.2.
Peralatan Serta Pemasangan Proteksi yang DigunakanPentingnya
keandalan dan kestabilan kinerja main transformator sebagai
peralatan vital yang bekerja secara kontinyu sangatlah diperlukan
agar tidak terjadi gangguan serta kegagalan dalam proses distribusi
tenaga listrik, untuk itu diperlukan suatu peralatan proteksi untuk
menjaga kestabilan dari Transformator utama tersebut. Pada unit 3
dan 4 jenis peralatan proteksi yang digunakan terdiri dari 2 macam,
terdiri dari proteksi Internal Transformator dan proteksi Eksternal
Transformator. Proteksi Internal Transformator adalah peralatan
proteksi yang terpasang langsung pada body transformator. Proteksi
pada umumnya bekerja hanya sebagai indikator saja dan tidak
dirancang untuk membuka breaker apabila terjadi gangguan. Dengan
adanya peralatan proteksi ini sinyal gangguan akan dapat diketahui
oleh operator untuk dilakukan pengecekan.Beberapa proteksi internal
yang terdapat pada Main transformator unit 3 dan 4 adalah sebagai
berikut :1. Gas Detector Relayrelay ini akan bekerja ketika terjadi
gangguan pada trafo yang mengakibatkan timbulnya gas di dalam
tangki trafo. timbulnya gaas dapat terjadi karena suhu minyak trafo
tinggi yang dapat mengakibatkan letupan bunga api serta sebab-sebab
lain telah kami tulis. (Lihat Bab)
2. Sudden Oil Pressure (Relay Tekanan Lebih)relay ini bekerja
sama dengan relay gas detector, hanya saja relay ini bekerja karena
tekanan gas yang tiba-tiba ditimbulkan akibat penguapan pada minyak
trafo dan akan memberikan sinyal pada operator.
Proteksi eksternal trafo merupakan proteksi yang terpasang di
luar body trafo namun masih dalam sistem jaringan pembangkit dan
transmisi. proteksi ini berperan penting dalam kestabilan proses
produksi dan transmisi tenaga listrik, serta berpengaruh juga
terhadap kinerjadari trafo itu sendiri. berbeda dengan proteksi
internal yang cara kerjanya hanya memberikan indikasi kepada
operator, pada sistem pengaman ini di rancang untuk bekerja secara
otomatis untuk mentripkan breaker apabiila terjadi gangguan pada
jaringan tersebut. berikut beberaa proteksi eksternalpada main
trafo unit 3 dan 4 :1. Relay over current (5 INT)Relay ini
berfungsi memproteksi trafo dari arus lebih. arus lebih merupakan
arus yang melebihi nilai arus beban maksimum yang diperolehkan.
relay ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya beban lebih,
gangguan satu fasa ke tanah yang berpotensi menimbulkan arus
lebih.ketika terjadi gangguan arus lebih relay ini akan memberikan
isyarat kepada operator serta secara otomatis akan memutuskan
breaker pada sisi switchyard.
2. Differential relay (87)relay ini berfungsi mengamankan trafo
terhadap arus diferential. arus diferential merupakan perbandingan
antara saluran yang berada di sebelum primer (15 kV)dengan arus
yang berada pada arus setelah sekunder (150 kV) trafo utama. jika
keduanya tidak ada gangguan di dalam kawasan pengamanannya akan
selisih sama dengan nol, namun ketika selisihnya tidak lagi sama
dengan nol, berarti terdapat gangguan didalam sistemyang diamankan,
selisih inilah yang disebut arus diferential, relay secara otomatis
akan membuka breaker 52 LG dan 52 G, sehingga akan memutus arus
yang mengalir didalam rangkaian.
3. Breaker 52 LG dan 52 Gbreaker ini dipasang di area switchyard
yang berfungsi sebagai pemutus arus didalam rangkaian. breaker
merupakan pintu yang menghbungkan antara main trafo dengan
switchyard yang terhubung ke saluran transmisi, dengan demikian
ketika terjadi gangguan pada sistem jaringan, sebelum mengenai
trafo sudah akan memproteksi terlebih dahulu oleh breaker. kedua
breaker ini bekerja ketika over current relay dan diferential relay
yang terpasang mendeteksi adanya gangguan pada area yang di
proteksi, kemudia secara cepat breaker akan mengisolir gangguan
tersebut. breaker yang digunakan dalam hal ini yaitu adalah breaker
dengan penggerak motor dan breaker dengan penggerak tekanan udara.
breaker yang menggunakan tekanan udara untuk menggerakkan tuasnya ,
akan lebih cepat memutus arus dibanding dengan jenis breaker yang
mnggunakan motor sebagai penggerak tuasnya. udara ini diisikan
mengguanakan kompresor dengan tekanan 7 km/cm ketangki penampungan
udara pada breaker tersebut.
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan PJB UP Gresik mempunyai kapasitas untuk
memproduksi listrik sebesar 2260 MW, yang terdiri dari 3 pembangkit
yaitu : Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
PJB UP Gresik mempunyai peraturan-peraturan yang mengatur Kimia
Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (KLK3) antara lain :
berdasar keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2/th 1970 tentang
pembentukan P2K3 (Panitia Pembina K3) terbentuk sejak September
1989 untuk membina, mengarahkan,dan mensosialisasikan K3 pada
seluruh karyawan PLN sehingga diharapkan mampu menekan angka
kecelakaan kerja. Pada Main Transformator PLTU Unit 3 & 4
mempunyai relay proteksi internal dan relau proteksi eksternal.Pada
proteksi internal yaitu :1. Relay Bucholz ( detector gas).2.
Differential relay.Pada proteksi eksternal yaitu :1. Relay Arus
lebih.2. Relay Tangki Tanah.3. Relay Hubung tanah.4. Relay Fluksi
lebih.5. Relay Thermis.6.2 Saran Diharapkan setiap mahasiswa PKL
atau OJT mendapatkan suatu training / pelatihan yang dapat
meningkatkan skill sehingga berguna pada dunia kerja secara
langsung. Diharapkan para pekerja lebih memperhatikan keselamatan
dalam bekerja.
Program Studi D3 Teknik Kelistrikan Kapal PPNS-ITS 46