BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia akan jenis dan kuantitas bahan tambang baik logam, mineral, batuan, maupun bahan energi semakin meningkat, oleh sebab itu maka diperlukan bagi para ahli tambang untuk mencari dan menemukan sampai mengestimasi jumlah bahan tambang (kuantitas dan kualitas) hingga mengubah potensi bahan tambang (endapan bahan galian) menjadi cadangan. Wilayah indoneisa kaya akan bahan tambang tersebut, salah satunya yaitu di daerah painan. Kota Painan merupakan sebuah kota administratif dan juga menjadi ibu kota dari kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pada dasarnya kota ini masuk ke dalam wilayah kecamatan IV Jurai yang dapat diakses melalui Jalan Raya Lintas Sumatera bagian Barat.Berdasarkan kedudukan tektonik, sebenarnya daerah Painan dan sekitarnya terdapat di daerah Zona Busur Depan atau Cekungan Busur Muka (“fore arc basin”).Berdasarkan laporan yang terdahulu maka diketahui bahwa daerah painan ini ditemukan adanya endapan batubara dengan ketebalan 0,30 - 2,00 meter, kemiringannya berkisar dari 30 0 – 50 0 dan kalorinya 7.500 - 7.800 kal/gr. Untuk mengetahui endapan bahan galian yang terdapat didaerah Painan tersebut maka dilakukanlah kegiatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan manusia akan jenis dan kuantitas bahan tambang
baik logam, mineral, batuan, maupun bahan energi semakin meningkat, oleh
sebab itu maka diperlukan bagi para ahli tambang untuk mencari dan
menemukan sampai mengestimasi jumlah bahan tambang (kuantitas dan
kualitas) hingga mengubah potensi bahan tambang (endapan bahan galian)
menjadi cadangan.
Wilayah indoneisa kaya akan bahan tambang tersebut, salah satunya
yaitu di daerah painan. Kota Painan merupakan sebuah kota administratif dan
juga menjadi ibu kota dari kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Pada dasarnya kota ini masuk ke dalam wilayah kecamatan IV Jurai
yang dapat diakses melalui Jalan Raya Lintas Sumatera bagian
Barat.Berdasarkan kedudukan tektonik, sebenarnya daerah Painan dan
sekitarnya terdapat di daerah Zona Busur Depan atau Cekungan Busur Muka
(“fore arc basin”).Berdasarkan laporan yang terdahulu maka diketahui bahwa
daerah painan ini ditemukan adanya endapan batubara dengan ketebalan 0,30 -
2,00 meter, kemiringannya berkisar dari 300 – 500 dan kalorinya 7.500 - 7.800
kal/gr.
Untuk mengetahui endapan bahan galian yang terdapat didaerah Painan
tersebut maka dilakukanlah kegiatan eksplorasi secara bertahap sesuai dengan
standar nasiaonal indonesia agar mencapai prinsip berurutan, kemerataan,
efektif dan efisiean. Sehingga selanjutnya dapat membuat suatu kesimpulan
eksplorasi secara terstruktur dan menghasilakn informasi yang lengkapserta
data yang akan dihasilkan akan lebih representative.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya laporan eksplorasi daerah
painan ini adalah untuk memberikan informasi hasil dari kegiatan eksplorasi,
baik dari peta geologi, pemetaan bahan galian, sebaran bahan galian, hingga
menginformasikan endapan bahan galian yang terdapat didaerah paianan
tersebut, yang diketahui dengan menggunakan metode parit uji, sumur uji,
maupun pemboran, sehingga selanjutnya dapat menganalisis sumber daya dan
cadangannya dan layak tambang atau tidak.
1.3 Lokasi daerah penyelidikan
Adapun Lokasi daerah yang diselidiki secara administrasi terdapat 3
(tiga) wilayah kecamatan adalah Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas
dan Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat,
Dengan luas wilayah 99,537 Ha. Secara geografi Kota Painan terletak antara
100o31’00”- 103o45’00” BT dan 01o15’00” - 01o36’00” LS.
1.3 Keadaan Lingkungan
Painan pada dasarnya berada dalam lingkungan daerah perbukitan yang
berbentuk cekungan tersebut mampu memukau para wisatwan asing maupun
domestik, apalagi bila dilihat dari kawasan daerah objek wisata Puncak Bukit
Langkisau. Daerah Painan ini sendiri dikelilingi oleh daerah perbukitan serta
kondisi daerahnya berada pada pinggir pantai Carocok.
Kota Painan apabila dilihat dari diapit oleh dua aliran sungai yaitu Sungai
Batang Pinang Gadang dan Sungai Batang Pinang Ketek. Sungai ini berasal dari
Timbulun yang mempunyai air terjun sebanyak tujuh tingkat. Melalui Timbulun ini
kota Painan dapat dilalui ke Alahan Panjang.
1.4 Waktu Penyelidikan
Kegiatan penyelidikan endapan bahan galian ini dilakukan selama ± 30
hari (1 bulan). Yaitu pada tanggal 1 maret - 1 April 2014, yang terdiri dari kegitan
survey tinjau, prospeksi, dan eksplorasi umum, berikut merupakan kegiatan yang
dilakukan dan waktu yang diperlukan.
Tabel 1.1
No Kegiatan
Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 910
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1 Survey Tinjau
Persiapan peta dasar, yaitu peta geologi, dan kesampaian daerah
studi literatur, peralatan
Penyelidikan
singkapan
2 Prospeksi Parit Uji
Sumur Uji
Pemetaan Sebaran
Endpan Bahan Galian
3 Eksplorasi Umum
Pemboran Eksplorasi Kegiatan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan
Keterangan
: Kegiatan yang dilaksanakan
1.6 Pelaksanaan Dan Peralatan
Adapun tim pelaksana yang dilibatkan dalam kegiatan eksplorasi ini
sendiri yaitu sebagai beriktu :
Koordinator : 1 Orang
Wellsite Geologist : 1 Orang
Juru Bor : 2 Orang
Tenaga Lokal : 6 Orang
Sedangkan peralatan yang digunakan pada saat kegiatan eksplorasi
mineralisasi, dan lain sebagainya). Pengambilan percontoh eksplorasi bahan
tambang (minyak dan gas bumi), sebagai sarana untuk eksplorasi dengan
metode lain (geofisika), dan untuk peledakan.
Dalam eksplorasi mineral/geologi ekonomi, cara pemboran terutama
ditujukan untuk menyelidiki tubuh bijih yang memiliki bentuk teratur atau lebih
kurang menerus, seperti batubara, tubuh bijih yang berukuran besar dan teratur,
seperti : tembaga, porfir, bahan bangunan dan lain sebagainya. Tubuh bijih
dengan sebaran komponen berharganya merata, dan tubuh bijih yang terletak
jauh di kedalaman.
Pemboran banyak digunakan dalam bidang yang luas, yaitu di bidang
geologi teknik terutama untuk penyelidikan fondasi, geohidrologi dalam pencarian
air baik untuk keperluan pabrik atau air minum, dan eksplorasi mineral/geologi
ekonomi yaitu untuk mempelajari dan mencari sebaran mineral bijih, bentuk
sebarannya, dan perhitungan cadangannya.
Salah satu tujuan pemboran dalam ekspolrasi mineral adalah untuk
pengambilan percontoh baik untuk pengamatan keadaan geologi maupun untuk
mengetahui kadar bahan berharganya. Oleh karena itu keberhasilan atau
kegagalan eksplorasi dengan pemboran dapat dinilai dari percontoh yang
diperoleh dan informasi yang didapatkannnya. Percontoh dalam bentuk inti yang
relatif utuh akan sangat membantu pengamatan batuan atau mineral yang
ada.Pemboran eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk penelitian atau
pengambilan percontoh inti batuan, penelitian bahan galian dan penelitian
sampel batuan, hal ini biasa disebut dengan coring. Dalam eksplorasi mineral,
cara pemboran terutama ditujukan untuk menyelidiki tubuh bijih yang memiliki
bentuk teratur atau lebih kurang menerus, seperti batubara, tubuh bijih yang
berukuran besar dan teratur, seperti : tembaga, porfir, bahan bangunan dan lain
sebagainya. Tubuh bijih dengan sebaran komponen berharganya merata, dan
tubuh bijih yang terletak jauh di kedalaman.Penggunaan cara pemboran dalam
eksplorasi mineral sangat tergantung pada tahap penyelidikan, jenis dan bentuk
endapan bahan galian serta posisi atau letak tubuh bijih. Makin lanjut tahap
eksplorasinya dan makin dalam letak tubuh bijihnya makin sering cara pemboran
digunakan. Penggunaan pemboran untuk tubuh bijih yang teratur dan sebaran
komponen berharganya merata akan memberikan hasil yang lebih akurat
dibandingkan untuk tubuh yang tidak teratur dan sebaran mineralnya tidak
teratur.
2.4 Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi dilakukan dengan mengukur titik koordinat pada
setiap stasiun pengamatan, sehingga selanjutnya dapat diketahui struktur-
struktur yang terdapat di wilayah yang dilakukan kegiatan eksplorasi dan juga
dapat diketahui kondisi moorfologi daerah pengamatan tersebut.
2.5 Penyelidikan Lain
Penyelidikan dengan metode lain dalam kegiatan eksplorasi ini tidak
dilakukan, karena dengan metode geokimia, geofisika, parit uji, sumur uji, dan
pemboran telah mendapatkan data hasil pengamatan yang mewakili daerah
pengamatan tersebut, sehingga telah diketahui pula sumber daya endapan
bahan galian yang terdapat dilokasi tersebut.
BAB III
HASIL PENYELIDIKAN
3.1 Geologi
Pada penyelidikan geologi yang dilakukan dengan menjejaki stasiun 1-14
pada sungai bagian bawah didapatkan data seperti berikut ini:
Adapun data yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Koordinat Stasiun
Tabel 3.1Koordinat stasiun
NoKoordinat
U T
1 180 110
2 192 138
3 204 180
4 220 218
5 256 240
6 274 270
7 278 292
8 302 300
9 328 308
10 360 340
11 372 364
12 348 420
13 356 462
14 400 310
Pemerian singkapan
Tabel 3.2Data Pemerian
No Pemerian
1 Singkapan luas baik pada dasar sungai maupun dinding kanan-kiri-nya. Batuan berwarna terang, berbutir sedang, butiran agak besar berwarna putih. Batu pasir ini kadang-kadang diselingi lapisan tipih serpih.
2 Bongkah-bongkah berdiameter antara 5-30 cm, terdiri atas batuan vulkanik, andesit, diorit, dan beberapa bongkah kuarsa.
3 Singkapan pada dasar sungai dan tebing kanannya. Batuan terdiri dari dua macam. Bagian hilirnya batuan serupa dengan singkapan No. 1, dihulunya batuan fragmental, kadang-kadang telihat adanya aglomerat
(vulkanik andesit). Antara kedua batuan ini terlihat pertanda sesar(milonit, silcken slide)
4 Vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, biotit sampai 3% secra lokal terdapat biotit-hornblenda-plagioklas, eguigranular, berbutir halus.
5 Batuan vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, dibeberapa tempat berwarna kehijauan (terkloritkan) secara lokal terdapat urat-urat halus berisi kalsit. Andesit terpropilitkan batuan terubahkan
6 Vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai kehijauan, banyak mengandung mineral pirit. Di beberapa tempat terdapat urat-urat halus berisi kalsit. Andesit terpropilitkan. Batuan terubahkan.
7 Bongkah-bongkah batuan anekaragam (vulkanik,diorit, batu gamping)
8 Batuan nisbi lunak, rekah-rekah dengan arah umum BL-Tenggara. Rekah-rekahan terisi dengan mineral sulfida terutama kalkopirit dan pirit. Batuan yang berwarna kehijauan ini merupakan jalur (zona) pemineralan. Lebar singkapan sekitar 2m, memotong sungai.
9 Singkapan memotong sungai, retas andesit berwarna gelap setebal 1m.
10 Vulkanik andesit berwarna abu0abu sampai kehijauan, banyak mengandung mineral pirit. Di beberapa tempat terdapat urat-urat halus berisi kalsit. Andesit terpropilitkan batuan terubahkan.
11 Bongkah-bongkah sebagian besar diorit dan batu gamping
12 Batuan Vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, dibeberapa tempat berwarna kehijauan terkloritkan, secara lokal terdapat urat-urat halus berisi sulfida. Batuan terubahkan
13 Diorit berwarna abu-abu, biotit sampai 6% berbutir agak kasar, terdapat butiran-buiran hornblenda
14 Singkapan luas pada dasar sungai dan kedua
dindingnya. Batuan berbutir agak kasar dengan beberapa rekahan tipis terisi sulfida (pirit). Batuan gamping ini menunjukkan perlapisan.
Mengukur kedudukan dan juga kemiringan dari lapisan batuan.
Tabel 3.3Data Jurus/Kemiringan
No Jurus/Kemiringan
1 Lapisan batuan pada stasiun 1 ini berjurus sekitar 3000
dengan sudut kemiringan sekitar 200.
2 -
3 Pada stasiun 3 ini terdapat sesar yang berjurus sekitar
1350. Dan merupakan sesar menegak.
4 -
5 -
6 -
7 -
8 Jurus umum zona ini sekitar 3400 dengan sudut
kemiringan sekitar 600
9 Jurus retas 3400 dengan sudut sekitar 800.
10 -
11 -
12 -
13 -
14 Pada satsiun 4 ini terdapat perlapisan batuan gamping
dengan jurus dan kemiringan 300
Mengambil percontoh dari setiap stasiun.
Tabel 3.4Pengambilan percontoh
Pengamatan batuan dan bongkah;
3.2 Pemboran, Sumur Uji, Parit Uji
No Cara Pengambilan
Percontoh
1 Chip
2 Grab
3 Channel
4 Chip
5 Channel
6 Channel
7 Grab
8 Channel
9 Chip
10 Channel
11 Grab
12 Channel
13 Grab
14 Chip
Pemilihan metode untuk mencari/eksplorasi endapan bahan galian yang
berada di daerah Painan pertama-tama yaitu dengan cara dilakukan pembuatan
sumur uji dan juga parit uji. Sumur uji dan parit uji ini dibuat dengan
menggunakan dengan menggunakan alat mekanis. Namun karena sumur uji dan
parit uji kedalamannya terbatas, sehingga tidak ditemukan adanya indikasi
geologi yang menunjukan bahwa adanya endapan bahan galian yang akan dicari
yaitu emas.
Kemudian, setelah dilakukan pembuatan parit uji dan sumur uji, dilakukan
alternatif lain untuk mencari endapan bahan galian tersebut dengan cara
pengeboran coring. Metode pengeboran ini dipilih karena metoda ini sangat
cocok digunakan untuk formasi batuan yang keras dan juga untuk endapan
bahan galian yang berada di kedalaman yang sangat jauh. Pengeboran coring ini
ini dilakukan dengan cara pengeboran tegak dengan jarak dari tempat
munculnya outcrop dengan titik pengeboran tidak terlalu jauh. Namun di
beberapa titik dapat dilakukan pengeboran berarah dengan sudut kemiringan
pengeboran yang bermacam-macam, karena dengan pertimbangan dari segi
ekonomi yaitu biaya pengeboran dapat ditekan bila dibandingkan dengan
melakukan pengeboran tegak.
3.3 Endapan Bahan Galian
Berdasarkan penyelidikan kegiatan eksplorasi maka dapat diketahui
bahwa sebaran endapan bahan galian tersebut memiliki tipe pembentukan
magmatik, karena merupakan hasil terobosan/intrusi magma, kemudian
sebarannya tidak merata karena termasuk kedalam jenis endapan primer.
Adapun bentuk dari endapan bahan galian itu sendiri merupakan bentuk vein
(urat), hal ini terbukti banyaknya ditemukan mineral-mineral asosianya yaitu pirit
yang terdapat dalam bentuk vein atau urat. Endapan bahan galian emas ini
merupakan endapan low sulfidation karena sedikit mengandung sulfida karena
terbentuk dekat dengan permukaan.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan penyelidikan eksplorasi yang telah dilakukan di
wilayah Painan provinsi Sumatera Barat dapat disimpulkan bahwa informasi
geologi yang terdapat di wilayah Painan yaitu terdapatnya beberapa singkapan di
beberapa titik stasiun dengan litologi batuan yaitu berupa Batupasir, Bongkah-
bongkah dan singkapan batuan vulkanik berupa andesit, diorite, aglomerat,
kemudian juga adanya batugamping. Dibeberapa titik stasiun sering ditemukan
adanya ubahan mineral-mineral yang terubahkan seperti adanya proses
khloritisasi dan propilitisasi serta adanya zona mineralisasi berupa urat-urat yang
berisi mineral-mineral sulfida, seperti misalnya mineral pirit dan kalkopirit, dan
juga adanya mineral khas yaitu milonit merupakan indikasi adanya sesar
Setelah dilakukan pemetaan dapat diketahui sebaran bahan galian
tersebut, kemudian dilakukan pencarian/eksplorasi endapan bahan galian
berdasarkan indikasi dan keyakinan geologi yang berada di daerah tersebut
dengan menggunakan sumur uji dan parit uji. Namun kedua metode tersebut
tidak dapat menemukan kemenerusan dari endapan bahan galian secara vertikal
dengan kedalaman yang sangat jauh. Maka dari itu dilakukan pengeboran coring
berarah dibeberapa titik dengan alasan pertimbangan untuk menekan biaya.