Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia akan jenis dan kuantitas bahan tambang baik logam, mineral, batuan, maupun bahan energi semakin meningkat, oleh sebab itu maka diperlukan bagi para ahli tambang untuk mencari dan menemukan sampai mengestimasi jumlah bahan tambang (kuantitas dan kualitas) hingga mengubah potensi bahan tambang (endapan bahan galian) menjadi cadangan. Wilayah indoneisa kaya akan bahan tambang tersebut, salah satunya yaitu di daerah painan. Kota Painan merupakan sebuah kota administratif dan juga menjadi ibu kota dari kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pada dasarnya kota ini masuk ke dalam wilayah kecamatan IV Jurai yang dapat diakses melalui Jalan Raya Lintas Sumatera bagian Barat.Berdasarkan kedudukan tektonik, sebenarnya daerah Painan dan sekitarnya terdapat di daerah Zona Busur Depan atau Cekungan Busur Muka (“fore arc basin”).Berdasarkan laporan yang terdahulu maka diketahui bahwa daerah painan ini ditemukan adanya endapan batubara dengan ketebalan 0,30 - 2,00 meter, kemiringannya berkisar dari 30 0 – 50 0 dan kalorinya 7.500 - 7.800 kal/gr. Untuk mengetahui endapan bahan galian yang terdapat didaerah Painan tersebut maka dilakukanlah kegiatan
30

LAPORAN KELOMPOK 1

Jan 19, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN KELOMPOK 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan manusia akan jenis dan kuantitas bahan tambang

baik logam, mineral, batuan, maupun bahan energi semakin meningkat, oleh

sebab itu maka diperlukan bagi para ahli tambang untuk mencari dan

menemukan sampai mengestimasi jumlah bahan tambang (kuantitas dan

kualitas) hingga mengubah potensi bahan tambang (endapan bahan galian)

menjadi cadangan.

Wilayah indoneisa kaya akan bahan tambang tersebut, salah satunya

yaitu di daerah painan. Kota Painan merupakan sebuah kota administratif dan

juga menjadi ibu kota dari kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat,

Indonesia. Pada dasarnya kota ini masuk ke dalam wilayah kecamatan IV Jurai

yang dapat diakses melalui Jalan Raya Lintas Sumatera bagian

Barat.Berdasarkan kedudukan tektonik, sebenarnya daerah Painan dan

sekitarnya terdapat di daerah Zona Busur Depan atau Cekungan Busur Muka

(“fore arc basin”).Berdasarkan laporan yang terdahulu maka diketahui bahwa

daerah painan ini ditemukan adanya endapan batubara dengan ketebalan 0,30 -

2,00 meter, kemiringannya berkisar dari 300 – 500 dan kalorinya 7.500 - 7.800

kal/gr.

Untuk mengetahui endapan bahan galian yang terdapat didaerah Painan

tersebut maka dilakukanlah kegiatan eksplorasi secara bertahap sesuai dengan

standar nasiaonal indonesia agar mencapai prinsip berurutan, kemerataan,

efektif dan efisiean. Sehingga selanjutnya dapat membuat suatu kesimpulan

eksplorasi secara terstruktur dan menghasilakn informasi yang lengkapserta

data yang akan dihasilkan akan lebih representative.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya laporan eksplorasi daerah

painan ini adalah untuk memberikan informasi hasil dari kegiatan eksplorasi,

baik dari peta geologi, pemetaan bahan galian, sebaran bahan galian, hingga

Page 2: LAPORAN KELOMPOK 1

menginformasikan endapan bahan galian yang terdapat didaerah paianan

tersebut, yang diketahui dengan menggunakan metode parit uji, sumur uji,

maupun pemboran, sehingga selanjutnya dapat menganalisis sumber daya dan

cadangannya dan layak tambang atau tidak.

1.3 Lokasi daerah penyelidikan

Adapun Lokasi daerah yang diselidiki secara administrasi terdapat 3

(tiga) wilayah kecamatan adalah Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas

dan Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat,

Dengan luas wilayah 99,537 Ha. Secara geografi Kota Painan terletak antara

100o31’00”- 103o45’00” BT dan 01o15’00” - 01o36’00” LS.

1.3 Keadaan Lingkungan

Painan pada dasarnya berada dalam lingkungan daerah perbukitan yang

berbentuk cekungan tersebut mampu memukau para wisatwan asing maupun

domestik, apalagi bila dilihat dari kawasan daerah objek wisata Puncak Bukit

Langkisau. Daerah Painan ini sendiri dikelilingi oleh daerah perbukitan serta

kondisi daerahnya berada pada pinggir pantai Carocok.

Kota Painan apabila dilihat dari diapit oleh dua aliran sungai yaitu Sungai

Batang Pinang Gadang dan Sungai Batang Pinang Ketek. Sungai ini berasal dari

Timbulun yang mempunyai air terjun sebanyak tujuh tingkat. Melalui Timbulun ini

kota Painan dapat dilalui ke Alahan Panjang.

1.4 Waktu Penyelidikan

Kegiatan penyelidikan endapan bahan galian ini dilakukan selama ± 30

hari (1 bulan). Yaitu pada tanggal 1 maret - 1 April 2014, yang terdiri dari kegitan

survey tinjau, prospeksi, dan eksplorasi umum, berikut merupakan kegiatan yang

dilakukan dan waktu yang diperlukan.

Page 3: LAPORAN KELOMPOK 1

Tabel 1.1

No Kegiatan

Hari

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

1 Survey Tinjau                                                            

 

Persiapan peta dasar, yaitu peta geologi, dan kesampaian daerah

studi literatur, peralatan                                              

  Penyelidikan

singkapan                                                    

2 Prospeksi                                                             Parit Uji

Sumur Uji

  Pemetaan Sebaran

Endpan Bahan Galian                                                      

3 Eksplorasi Umum                                                            

  Pemboran Eksplorasi                                                  Kegiatan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan

Keterangan

: Kegiatan yang dilaksanakan

Page 4: LAPORAN KELOMPOK 1

1.6 Pelaksanaan Dan Peralatan

Adapun tim pelaksana yang dilibatkan dalam kegiatan eksplorasi ini

sendiri yaitu sebagai beriktu :

Koordinator : 1 Orang

Wellsite Geologist : 1 Orang

Juru Bor : 2 Orang

Tenaga Lokal : 6 Orang

Sedangkan peralatan yang digunakan pada saat kegiatan eksplorasi

adalah sebagai berikut :

Palu Geologi

Kompas geologi

Lup

Magnet

Hcl

Kamera

Kalkulator

GPS

Alat – alat tulis

Tabel deskripsi sample

Meteran

Kantong plastik sampel

Sekop, cangkul, linggis (untuk pembuatan paritan uji).

Mesin Bor

1.7 Penyelidikan Terdahulu

Berdasarkan study literatur maka hasil dari penyelidikan yang terdahuu

yaitu : Di daerah Painan telah ditemukan adanya endapan batubara dengan

ketebalan 0,30 - 2,00 meter, kemiringannya berkisar dari 300 – 500 dan kalorinya

7.500 - 7.800 kal/gr, yang mana hasil eksplorasi ini diharapkan dapat melokalisir

lokasi endapan batubara, sehingga dapat diketahui berapa besar potensi

sumberdaya batubara yangdapat dikembangkan lebih lanjut.

1.8 Geologi Umum

Page 5: LAPORAN KELOMPOK 1

Pada umumnya geologi umum didaerah painan ini terdiri dari geologi

regional, dan geologi pemyelidikan. Berikut merupakan rincian penjelasannya :

Geologi Regional

Secara regional daerah Painan dan Sekitarnya termasuk dalam Peta

geologi Lembar Painan dan Bagian Tumurlaut Lembar Muarasiberut, skala 1 :

250.000. Dalam kerangka tektonik dari cekungan-cekungan sedimen Tersier

Indonesia, dinyatakan bahwa 2 (dua) masa kraton yang berkerak benua

merupakan inti dari Kepulauan Indonesia. Tabrakan dari kerak Samudera Pasifik

dan Samudera Indonesia telah menghasilkan penekukan lempeng (plate

subduction), perpapasan lempeng (strike slip transform) dan juga terjadi

pemisahan tarikan (pull apart).

Berdasarkan kerangka tektonik Sumatera Tengah, kedudukan daerah

penyelidikan termasuk kedalam “outer-arc basin”/”fore-arc basin”. Cekungan ini

terbentuk sepanjang batas tumbukan lempeng-lempeng dekat dengan zona

penunjaman, umumnya terletak antara busur luar kepulauan non volkanik dan

busur dalam yang volkanik, diman batuan sedimen yang terbentuk dan

merupakan ciri khas adalah serpih, napal dan batugamping dengan sisipan

batuan volkanik. Stratigrafi penyusun dari lembar ini terdiri dari Batuan Sedimen,

Batuan Gunungapi, Batuan Intrusi dan Batuan Malihan. Di daerah penyelidikan

ciri khasnya adalah batuan volkanik terdiri dari lava, breksi, breksi tufa, tufa

dengan sisipan tipis batuan sedimen (serpih, serpih karbonan, batulanau,

batulempung, arkosa, batupasir tufaan dengan sisipan tipis batubara).

Batuan Sedimen pada umunya tersingkap disebelah Barat yang termasuk

kedalam Cekungan Sumatera Tengah yang umurnya Permo-Karbon sampai Plio-

Pistosen. Batuan Gunungapi sebagian bersar menempati bagian sebelah Barat

dari Cekungan Sumatera Tengah yang terdiri dari batuan hasil gunungapi yang

umurnya Perm-Kuarter. Batuan Intrusi tersebar diseluruh daerah terdiri dari

intrusi granit, granodiorit, diabas dan diorit; yang umurnya Karbon-Miosen

Tengah. Batuan Malihan adalah Formasi Tuhur anggota Batusabak dan Serpih,

yang umurnya Trias. Secara regional sesar utama yang mempengaruhi daerah

ini adalah Sesar Sumatera yang berupa sesar geser menganan dan sesar

normal, berarah baratlaut-tenggara. Daerah ini mengalami beberapa kali tektonik

sejak Perm Akhir dimana Formasi Ngaol dan Formasi Barisan mengalami

pengangkatan, perlipatan dan pensesaran.

Page 6: LAPORAN KELOMPOK 1

Geologi Peyelidikan

Daerah penyelidikan merupakan sebagian dari Peta Geologi Lembar

Painan dan Bagian TimurLaut Muarasiberut, terdiri Formasi Painan, Anggota

Serpih Formasi Painan, Breksi volkanik dan Aluvial.

Formasi Painan menempati bagian sebelah barat, terdiri dari lava, breksi,

breksi tufa, tufa dengan sisipan tipis batuan sedimen; yang diterobos oleh batuan

granit dan andesit; umurnya diperkirakan Oligo-Miosen, yang diendapkan dalam

lingkungan laut dangkal - daratan. Anggota Serpih Formasi Painan terdiri dari

sepih/serpih karbonan, batulanau, batulempung, arkosa, batupasir tufaan, tufa,

dan breksi tufa serta sisipan-sisipan tipis batubara. Batuan ini sebarannya

terbatas dan merupakan sisipan-sisipan/lensa-lensa dalam Formasi Painan serta

umumnya terdapat di lereng/puncak-puncak bukit seperti di daerah Blok Sago -

Lumpo dan Kayu Aro. Serpih/serpih karbonan berwarna abu-abu tua kehitaman

sampai hitam, kusam, menyerpih, mudah hancur-masif, berlapis, terdapat pita-

pita batubara, mengandung resin dan pirit, terdapat jejak-jejak tumbuhan; sisipan

tipis batubara. Batuan ini merupakan batuan pembawa batubara dan pada

umumnya sebarannya terbatas (berupa lensa-lensa); sedangkan sebarannya

yang cukup luas terdapat di daerah Blok Sago - Lumpo dan Blok Kayu Aro.

Arkosa, tersingkap di daerah Kayu Aro berwarna abu-abu, keras, kompak.

Batulanau, berwarna abu-abu terang, masih, keras, banyak mengandung pirit,

terdapat berdasarkan data hasil pemboran di daerah Gunung Bungkuk (Blok

Sago - Lumpo); sedangkan di daerah-daerah lain tidak tersingkap. Batulempung,

berwarna abu-abu kecoklatan, masif, lunak, umumnya telah mengalami

pelapukan. Batupasir tufaan, putih kecoklatan sampai abu-abu kecoklatan, halus

- kasar, membulat - menyudut tanggung, kuarsa, porositas baik-buruk, mudah

hancur-keras; tersingkap hampir diseluruh daerah. Tufa, berwarna putih, masif

merupakan sisipan dalam serpih. Breksi tufa, berwarna abu-abu kecoklatan,

fragmen tufa, semen batupasir tufaan. Batubara, berwana hitam, kusam-

mengkilap, berlapis, menyerpih, mudah hancur-keras, pecahan menyudut,

sisipan tipis serpih karbonan, mengandung resin dan pirit; ketebalan dari

beberapa cm sampai 30 cm di daerah Blok Sago - Lumpo dan beberapa cm

sampai 50 cm di daerah Blok Kayu Aro.Breksi volkanik menempati bagian timur,

terdiri dari breksi gunungapi, lahar, breksi tufa dan tufa; bersusunan basal

Page 7: LAPORAN KELOMPOK 1

sampai andesitan. Umurnya diperkirakan Kuarter. Stratigrafi daerah Painan dan

sekitarnya, kecamatan Jurai-Batang Kapas-Sutera,Kabupaten Pesisir Selatan

Aluvial merupakan hasil pelapukan dari batuan yang lebih tua dan endapan

sungai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung dan lumpur. Batuan sedimen

yang terbentuk adalah serpih dan serpih karbonan dengan sisipan-sisipan tipis

batubara; sebarannya terbatas dan dibeberapa tempat berupa lensa-lensa serta

dipengaruhi oleh struktur sesar normal maupun mendatar; yang diendapkan

dalam lingkungan laut dangkal - daratan. Berdasarkan kedudukan tektoniknya

dan lingkungan pengendapan, di daerah Painan dan sekitarnya, endapan

batubara tidak mungkin untuk berkembang dengan baik. Secara regional sesar

utama yang mempengaruhi daerah ini adalah Sesar Sumatera yang berupa

sesar geser menganan dan sesar normal, berarah baratlaut-tenggara. Struktur

geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa sesar mendatar dan

sesar normal serta struktur sinklin. Struktur sesar ditemukan hampir diseluruh

daerah penyelidikan. Hal ini terjadi karena daerah penyelidikan diendapkan

didaerah “outer-arc basin”/“fore-arc basin” dan juga dipengaruhi oleh Sesar

Sumatera. Struktur antiklin yang ditemukan berdasarkan hasil pengkuran

arah/jurus kemiringan batuan, yaitu terdapat di daerah Kayu Aro dengan arah

hampir barat-timur.

BAB II

Page 8: LAPORAN KELOMPOK 1

KEGIATAN PENYELIDIKAN

2.1 Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi maka ada bebearapa hal yang

harus diipersiapkan, seperti alat-alat yang efektif dan efesian untuk digunakan

agar dapat berhasil guna, serta orang-orang yang akan terlibat dalam kegiatan

eksplorasi tersebut. Selain itu sebelum peneylidikan ke wilayah yang akan

dieksplorasi maka harus dipersiapkan terlebih dahulu peta-peta dasar. Peta-peta

dasar tersebut terdiri dari peta geologi, foto udara.

Persiapan yang dilakukan dari peta – peta dasar tersebut yaitu dilihat

terlebih dahulu morfologi daerah penyelidikan dari foto udara sehingga nantinya

kita dapat menentukan alat-alat yang baik untuk digunkan, selain itu juga dapat

diketahui struktur-struktur yang ada dilokasi tersebut.

Kemudian dari peta geologi itu sendiri dapat diketahui formasi batuan

wilayah yang akan dieksplorasi tersebut, sehingga kita dapat mencari endapan

bahan galian yang diinginkan dengan mengetahui asosiasi dari endapan bahan

galian tersebut dan batuan induknya seperti apa. Sehingga sedikit banyaknya

telah diketahui kondisi dari wilayah yang akan dieksplorasi tersebut.

Adapun batasan iup wilayah area eksplorasi yaitu sebagai berikut :

2.2 Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi dibuat dari data geologi yang didapat dengan

menjejaki stasiun 1 – 14 sepanjang sungai bawah yang berada di daerah Painan

Provinsi Sumatera Barat. Pada pemetaan geologi ini peta yang digunakan

sebagai dasar/acuan yaitu lembar peta topografi daerah Painan skala 1: 25.000

dan lembar peta geologi skala 1:25.000. Setelah itu dilakukan penjejakan

sepanjang sungai bawah dan dilakukan pengukuran lintasan, kemudian

pencatatan data kedudukan, koordinat serta pemerian batuan/singkapan pada

setiap stasiun. Alat-alat yang digunakan pada pemetaan geologi ini yaitu kompas

geologi, GPS, papan dada/alas, lup, palu geologi, pita ukur ukuran 5 m dan 50

m, plastic sampel dan komparator.

Page 9: LAPORAN KELOMPOK 1

Jenis pemercontohan yang biasanya digunakan pada tahap awal

eksplorasi yaitu grab sampling,channel sampling dan chip sampling. Grab

sampling yaitu pengambilan sample dengan mengambil percontoh secara

langsung dengan volume yang besar, biasanya sampel/percontoh diambil dalam

ukuran bongkah. Channel sampling yaitu pengambilan sample dengan membuat

saluran yang memotong/tegak lurus lapisan, yang biasanya endapan bahan

galian dalam bentuk urat/vein. Chip sampling pengambilan sample dengan

menggerus suatu singkapan dengan menggunakan palu geologi, percontoh yang

didapatkan berupa serbuk.

2.3 Sumur Uji, Parit Uji, dan Pemboran

Sumur Uji

Sumur uji (Test pit)  merupakan salah satu cara dalam pencarian

endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan

sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih dari 2,5 m. Maka

untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian di

bawah tanah dan mengambil contoh batuan (rock samples)-nya biasanya digali

sumur uji (test pit) dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti cangkul,

linggis, sekop, pengki, dan lain-lain.

Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang

berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Pada endapan

berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan

lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan,

dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai

lokasi sampling.

Bentuk penampang sumur uji bisa empat persegi panjang, bujur sangkar,

bulat atau bulat telur (ellip) yang kurang sempurna (lihat Gambar 2.1). Tetapi

bentuk penampang yang paling sering dibuat adalah empat persegi panjang;

ukurannya berkisar antara 75 x 100 m sampai 150 x 200 m. Sedangkan

kedalamannya tergantung dari kedalaman endapan bahan galiannya atau batuan

dasar (bedrock)nya dan kemantapan (kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa

penyangga kedalaman sumur uji itu berkisar antara 4 - 5 m.

Agar dapat diperoleh gambaran yang representatif mengenai bentuk dan

letak endapan bahan secara garis besar, maka digali beberapa sumur uji dengan

Page 10: LAPORAN KELOMPOK 1

pola yang teratur seperti empat persegi panjang atau bujur sangkar (pada sudut-

sudut pola tersebut digali sumur uji) dengan jarak-jarak yang teratur pula (100 -

500 m), kecuali bila keadaan lapangan atau topografinya tidak memungkinkan.

Dengan ukuran, kedalaman dan jarak sumur uji yang terbatas tersebut, maka

volume tanah yang digali juga terbatas dan luas wilayah yang rusak juga sempit.

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

Ketebalan horizon B (zona laterit/residual).

Ketinggian muka air tanah.

Kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S).

Kekuatan dinding lubang

Kekerasan batuan dasar.

Gambar 2.1Bentuk Penampang Sumur Uji

Foto 2.1

Page 11: LAPORAN KELOMPOK 1

Sumur Uji Parit uji (Trench)

Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam

observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan.Pada

pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali

tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada

endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan,

kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau

sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.

Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa

series dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih,

sehingga batas zona bijih tersebut dapat diketahui. Informasi yang dapat

diperoleh antara lain ; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif

(umum) jurus dan kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan

mengkorelasikan series paritan uji tersebut diharapkan zona

bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.Pembuatan trenching (paritan)

ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut :

Terbatas pada overburden yang tipis,

Kedalaman penggalian umumnya 2–2,5 m (dapat dengan tenaga

manusia atau dengan menggunakan eksavator/back hoe),

Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah,

sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).

Overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang

efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih

dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini

dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini

dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah

arus sungai.Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan

permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.

Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama dengan penyelidikan yang

mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara penggaliannya. Yang berbeda

adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di permukaan bumi dengan bentuk

penampang trapesium (lihat Gambar 2.2) dan kedalamannya 2-3 m, sedang

panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan endapan bahan galian

Page 12: LAPORAN KELOMPOK 1

yang sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan (samples) yang ingin

diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat banyak

dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka penggalian parit

uji dapat dilakukan dengandragline atau hydraulic excavator (back hoe).

Gambar 2.2Bentuk penampang parit uji

Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup

sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar

kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua

parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike)

dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat

bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus

terhadap jurus urat bijihnya (lihat Gambar 2.3).

Gambar 2.3Arah penggalian parit uji

Page 13: LAPORAN KELOMPOK 1

Foto 2.2Pembuatan Parit Uji

Pemboran Eksplorasi

Pemboran merupakan pembutan lubang eksplorasi yang diameternya

relatif lebih kecil dibandingkan dengan kedalamannya. Pemboran ini biasanya

dilakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan data

atau iformasinya dan pengambilan percontoh (sample).

Secara umum pemboran dilakukan antara lain ditujukan untuk

mengetahui/mempelajari data/informasi geologi (batuan, stratigrafi, struktur,

mineralisasi, dan lain sebagainya). Pengambilan percontoh eksplorasi bahan

tambang (minyak dan gas bumi), sebagai sarana untuk eksplorasi dengan

metode lain (geofisika), dan untuk peledakan.

Dalam eksplorasi mineral/geologi ekonomi, cara pemboran terutama

ditujukan untuk menyelidiki tubuh bijih yang memiliki bentuk teratur atau lebih

kurang menerus, seperti batubara, tubuh bijih yang berukuran besar dan teratur,

seperti : tembaga, porfir, bahan bangunan dan lain sebagainya. Tubuh bijih

dengan sebaran komponen berharganya merata, dan tubuh bijih yang terletak

jauh di kedalaman.

Pemboran banyak digunakan dalam bidang yang luas, yaitu di bidang

geologi teknik terutama untuk penyelidikan fondasi, geohidrologi dalam pencarian

air baik untuk keperluan pabrik atau air minum, dan eksplorasi mineral/geologi

Page 14: LAPORAN KELOMPOK 1

ekonomi yaitu untuk mempelajari dan mencari sebaran mineral bijih, bentuk

sebarannya, dan perhitungan cadangannya.

Salah satu tujuan pemboran dalam ekspolrasi mineral adalah untuk

pengambilan percontoh baik untuk pengamatan keadaan geologi maupun untuk

mengetahui kadar bahan berharganya. Oleh karena itu keberhasilan atau

kegagalan eksplorasi dengan pemboran dapat dinilai dari percontoh yang

diperoleh dan informasi yang didapatkannnya. Percontoh dalam bentuk inti yang

relatif utuh akan sangat membantu pengamatan batuan atau mineral yang

ada.Pemboran eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk penelitian atau

pengambilan percontoh inti batuan, penelitian bahan galian dan penelitian

sampel batuan, hal ini biasa disebut dengan coring. Dalam eksplorasi mineral,

cara pemboran terutama ditujukan untuk menyelidiki tubuh bijih yang memiliki

bentuk teratur atau lebih kurang menerus, seperti batubara, tubuh bijih yang

berukuran besar dan teratur, seperti : tembaga, porfir, bahan bangunan dan lain

sebagainya. Tubuh bijih dengan sebaran komponen berharganya merata, dan

tubuh bijih yang terletak jauh di kedalaman.Penggunaan cara pemboran dalam

eksplorasi mineral sangat tergantung pada tahap penyelidikan, jenis dan bentuk

endapan bahan galian serta posisi atau letak tubuh bijih. Makin lanjut tahap

eksplorasinya dan makin dalam letak tubuh bijihnya makin sering cara pemboran

digunakan. Penggunaan pemboran untuk tubuh bijih yang teratur dan sebaran

komponen berharganya merata akan memberikan hasil yang lebih akurat

dibandingkan untuk tubuh yang tidak teratur dan sebaran mineralnya tidak

teratur.

2.4 Pengukuran Topografi

Pengukuran topografi dilakukan dengan mengukur titik koordinat pada

setiap stasiun pengamatan, sehingga selanjutnya dapat diketahui struktur-

struktur yang terdapat di wilayah yang dilakukan kegiatan eksplorasi dan juga

dapat diketahui kondisi moorfologi daerah pengamatan tersebut.

2.5 Penyelidikan Lain

Penyelidikan dengan metode lain dalam kegiatan eksplorasi ini tidak

dilakukan, karena dengan metode geokimia, geofisika, parit uji, sumur uji, dan

pemboran telah mendapatkan data hasil pengamatan yang mewakili daerah

Page 15: LAPORAN KELOMPOK 1

pengamatan tersebut, sehingga telah diketahui pula sumber daya endapan

bahan galian yang terdapat dilokasi tersebut.

BAB III

HASIL PENYELIDIKAN

3.1 Geologi

Pada penyelidikan geologi yang dilakukan dengan menjejaki stasiun 1-14

pada sungai bagian bawah didapatkan data seperti berikut ini:

Adapun data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Koordinat Stasiun

Tabel 3.1Koordinat stasiun

NoKoordinat

U T

Page 16: LAPORAN KELOMPOK 1

1 180 110

2 192 138

3 204 180

4 220 218

5 256 240

6 274 270

7 278 292

8 302 300

9 328 308

10 360 340

11 372 364

12 348 420

13 356 462

14 400 310

Pemerian singkapan

Tabel 3.2Data Pemerian

No Pemerian

1 Singkapan luas baik pada dasar sungai maupun dinding kanan-kiri-nya. Batuan berwarna terang, berbutir sedang, butiran agak besar berwarna putih. Batu pasir ini kadang-kadang diselingi lapisan tipih serpih.

2 Bongkah-bongkah berdiameter antara 5-30 cm, terdiri atas batuan vulkanik, andesit, diorit, dan beberapa bongkah kuarsa.

3 Singkapan pada dasar sungai dan tebing kanannya. Batuan terdiri dari dua macam. Bagian hilirnya batuan serupa dengan singkapan No. 1, dihulunya batuan fragmental, kadang-kadang telihat adanya aglomerat

Page 17: LAPORAN KELOMPOK 1

(vulkanik andesit). Antara kedua batuan ini terlihat pertanda sesar(milonit, silcken slide)

4 Vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, biotit sampai 3% secra lokal terdapat biotit-hornblenda-plagioklas, eguigranular, berbutir halus.

5 Batuan vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, dibeberapa tempat berwarna kehijauan (terkloritkan) secara lokal terdapat urat-urat halus berisi kalsit. Andesit terpropilitkan batuan terubahkan

6 Vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai kehijauan, banyak mengandung mineral pirit. Di beberapa tempat terdapat urat-urat halus berisi kalsit. Andesit terpropilitkan. Batuan terubahkan.

7 Bongkah-bongkah batuan anekaragam (vulkanik,diorit, batu gamping)

8 Batuan nisbi lunak, rekah-rekah dengan arah umum BL-Tenggara. Rekah-rekahan terisi dengan mineral sulfida terutama kalkopirit dan pirit. Batuan yang berwarna kehijauan ini merupakan jalur (zona) pemineralan. Lebar singkapan sekitar 2m, memotong sungai.

9 Singkapan memotong sungai, retas andesit berwarna gelap setebal 1m.

10 Vulkanik andesit berwarna abu0abu sampai kehijauan, banyak mengandung mineral pirit. Di beberapa tempat terdapat urat-urat halus berisi kalsit. Andesit terpropilitkan batuan terubahkan.

11 Bongkah-bongkah sebagian besar diorit dan batu gamping

12 Batuan Vulkanik andesit berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, dibeberapa tempat berwarna kehijauan terkloritkan, secara lokal terdapat urat-urat halus berisi sulfida. Batuan terubahkan

13 Diorit berwarna abu-abu, biotit sampai 6% berbutir agak kasar, terdapat butiran-buiran hornblenda

14 Singkapan luas pada dasar sungai dan kedua

Page 18: LAPORAN KELOMPOK 1

dindingnya. Batuan berbutir agak kasar dengan beberapa rekahan tipis terisi sulfida (pirit). Batuan gamping ini menunjukkan perlapisan.

Mengukur kedudukan dan juga kemiringan dari lapisan batuan.

Tabel 3.3Data Jurus/Kemiringan

No Jurus/Kemiringan

1 Lapisan batuan pada stasiun 1 ini berjurus sekitar 3000

dengan sudut kemiringan sekitar 200.

2 -

3 Pada stasiun 3 ini terdapat sesar yang berjurus sekitar

1350. Dan merupakan sesar menegak.

4 -

5 -

6 -

7 -

8 Jurus umum zona ini sekitar 3400 dengan sudut

kemiringan sekitar 600

9 Jurus retas 3400 dengan sudut sekitar 800.

10 -

11 -

12 -

13 -

14 Pada satsiun 4 ini terdapat perlapisan batuan gamping

dengan jurus dan kemiringan 300

Page 19: LAPORAN KELOMPOK 1

Mengambil percontoh dari setiap stasiun.

Tabel 3.4Pengambilan percontoh

Pengamatan batuan dan bongkah;

3.2 Pemboran, Sumur Uji, Parit Uji

No Cara Pengambilan

Percontoh

1 Chip

2 Grab

3 Channel

4 Chip

5 Channel

6 Channel

7 Grab

8 Channel

9 Chip

10 Channel

11 Grab

12 Channel

13 Grab

14 Chip

Page 20: LAPORAN KELOMPOK 1

Pemilihan metode untuk mencari/eksplorasi endapan bahan galian yang

berada di daerah Painan pertama-tama yaitu dengan cara dilakukan pembuatan

sumur uji dan juga parit uji. Sumur uji dan parit uji ini dibuat dengan

menggunakan dengan menggunakan alat mekanis. Namun karena sumur uji dan

parit uji kedalamannya terbatas, sehingga tidak ditemukan adanya indikasi

geologi yang menunjukan bahwa adanya endapan bahan galian yang akan dicari

yaitu emas.

Kemudian, setelah dilakukan pembuatan parit uji dan sumur uji, dilakukan

alternatif lain untuk mencari endapan bahan galian tersebut dengan cara

pengeboran coring. Metode pengeboran ini dipilih karena metoda ini sangat

cocok digunakan untuk formasi batuan yang keras dan juga untuk endapan

bahan galian yang berada di kedalaman yang sangat jauh. Pengeboran coring ini

ini dilakukan dengan cara pengeboran tegak dengan jarak dari tempat

munculnya outcrop dengan titik pengeboran tidak terlalu jauh. Namun di

beberapa titik dapat dilakukan pengeboran berarah dengan sudut kemiringan

pengeboran yang bermacam-macam, karena dengan pertimbangan dari segi

ekonomi yaitu biaya pengeboran dapat ditekan bila dibandingkan dengan

melakukan pengeboran tegak.

3.3 Endapan Bahan Galian

Berdasarkan penyelidikan kegiatan eksplorasi maka dapat diketahui

bahwa sebaran endapan bahan galian tersebut memiliki tipe pembentukan

magmatik, karena merupakan hasil terobosan/intrusi magma, kemudian

sebarannya tidak merata karena termasuk kedalam jenis endapan primer.

Adapun bentuk dari endapan bahan galian itu sendiri merupakan bentuk vein

(urat), hal ini terbukti banyaknya ditemukan mineral-mineral asosianya yaitu pirit

yang terdapat dalam bentuk vein atau urat. Endapan bahan galian emas ini

merupakan endapan low sulfidation karena sedikit mengandung sulfida karena

terbentuk dekat dengan permukaan.

Page 21: LAPORAN KELOMPOK 1

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan penyelidikan eksplorasi yang telah dilakukan di

wilayah Painan provinsi Sumatera Barat dapat disimpulkan bahwa informasi

geologi yang terdapat di wilayah Painan yaitu terdapatnya beberapa singkapan di

beberapa titik stasiun dengan litologi batuan yaitu berupa Batupasir, Bongkah-

bongkah dan singkapan batuan vulkanik berupa andesit, diorite, aglomerat,

kemudian juga adanya batugamping. Dibeberapa titik stasiun sering ditemukan

adanya ubahan mineral-mineral yang terubahkan seperti adanya proses

khloritisasi dan propilitisasi serta adanya zona mineralisasi berupa urat-urat yang

berisi mineral-mineral sulfida, seperti misalnya mineral pirit dan kalkopirit, dan

juga adanya mineral khas yaitu milonit merupakan indikasi adanya sesar

Page 22: LAPORAN KELOMPOK 1

Setelah dilakukan pemetaan dapat diketahui sebaran bahan galian

tersebut, kemudian dilakukan pencarian/eksplorasi endapan bahan galian

berdasarkan indikasi dan keyakinan geologi yang berada di daerah tersebut

dengan menggunakan sumur uji dan parit uji. Namun kedua metode tersebut

tidak dapat menemukan kemenerusan dari endapan bahan galian secara vertikal

dengan kedalaman yang sangat jauh. Maka dari itu dilakukan pengeboran coring

berarah dibeberapa titik dengan alasan pertimbangan untuk menekan biaya.