BLOK 26 MODUL 3 SKIZOFRENIA HEBEFRENIKKelompok 20 Erwin A 0710132 Daniel Mahendrakrisna 0810020 Meta Adhitama 0810023 Elfira Teresa Anugrah 0810028 Rizka Aprilia Irianti 0810048 Ratna Sari Dewi 0810100 Marlyn Oltavia Kinanda 0810118 Devi Septiani Lestari 0810204 Nico Sa putra 0810 216 Tutor : dr. Pinandojo Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com
• Gangguan yang terjadi : hemoanopsia homonim, buta kortikal, sindroma
anton, halusinasi/ilusi visual, prosopagnosia
B. NEUROTRANSMITTER DOPAMIN
Neurotransmitter mengirimkan impuls antara neuron. (Brown 1994)
Pada penderita skizofrenia, ekspresi reseptor dopamin berlebihan sehingga meningkatkan kerja
neurotransmitter dopamin di dalam sel.
Telah ditemukan 5 reseptor dopamin yaitu, D1, D2, D3, D4, dan D5. Setiap reseptor
mengandung sekitar 400 asam amino, dan mereka memiliki tujuh daerah yang meliputimembran saraf. Fungsi mereka adalah untuk mengikat dopamin yang disekresikan oleh sel
saraf presynaptic. Pengikatan ini memicu perubahan dalam kegiatan metabolisme sel-sel saraf
postsynaptic. Sebuah penelitian dilakukan di mana fungsi dopamin presynaptic (diukur dengan
penyerapan fluorodopa) diamati oleh PET dalam otak tujuh penderita skizofrenia dan delapan
orang sehat (kontrol).Masuknya fluorodopa konstan lebih tinggi pada pasien
skizofrenia.reseptor mereka mengambil fluorodopa lebih. Sebagai kesimpulan, ini perubahan
dalam fungsi dopamin presynaptic merupakan bagian dari sirkuit syaraf terganggu yang
mempengaruhi orang untuk skizofrenia. (Hietala 1995).
Reseptor dopamin yang terlibat dalam proses ini dapat dipisahkan menjadi keluarga D1
dan D2. Keluarga D1 berisi reseptor D1 dan D5. Yang D1 reseptor di otak terkait dengan
episodic memori, emosi, dan kognisi. Fungsi-fungsi ini terganggu pada pasien
skizofrenia. Pengikatan D1 dopamin ditemukan lebih rendah pada pasien skizofrenia
dibandingkan dengan subyek sehat pada usia yang sama, sebagai akibat dari reseptor D1 lebih
sedikit. Obat antipsikotik tertentu merangsang D1, yang meningkatkan D1 sehingga D1 dan D2
mempunyai aktivitas yang seimbang di otak. Keseimbangan ini juga dapat diperoleh dengan
pelepasan dopamin. Tidak banyak yang diketahui tentang D5 karena kurangnya obat yang
selektif untuk itu.
Keluarga D2 berisi reseptor D2, D3, dan D4. D2 adalah reseptor dopamin kedua yang
paling banyak ditemukan di otak. Blokade reseptor D2 adalah target utama bagi obat-obatan
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com
antipsikotik, karena jumlah D2 lebih tinggi di otak penderita skizofrenia. (Sedvall & Farde
1995) Sebuah studi yang dilakukan oleh Schmauss (1993) menemukan kehilangan ekspresi
selektif mRNA D3 di korteks parietal dan motor dari postmortem pada otak penderita
skizofrenia. Fenomena ini mungkin disebabkan perjalanan penyakit atau terapi yang diberikan
kepada pasien selama perjalanan penyakit. Seeman (1993) menemukan tingginya reseptor D4
kurang lebih enam kali lipat pada pasien skizofrenia.
Reseptor dopamin ini dipengaruhi oleh perubahan pada membran sel saraf, yang dapat
mengganggu komunikasi antar sel. Telah ditemukan kelainan dalam dua rantai panjang asam
lemak dalam sel-sel darah penderita skizofrenia dengan gejala negatif. Zat ini dipecah menjadi
produk yang terlibat dalam sistem dopamin. (Brown 1994) Dopamin disekresikan oleh sel-sel
di otak tengah yang mengirimkan akson mereka ke ganglia basal dan lobus frontal
Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengikat reseptor dopamin pada penderita
skizofrenia. Ini memblok pengikatan dopamin dengan reseptor. Hal ini akan menonaktifkan
proses biokimia biasanya diprakarsai oleh dopamin yang mengikat reseptor dopamin. Pertama
dopamin mengikat reseptor, kemudian reseptor autophosphorylates. Dengan fosforilasi,
reseptor ini mengaktifkan adenilat siklase yang membuat cAMP. Proses ini melibatkan sintesis
cAMP dan tindakan sinaptik pada sinapsis menggunakan dopamin sebagai transmiter. Sinapsis
dopamin tidak dipengaruhi oleh obat antipsikotik.Antagonis Dopamin adalah obat yang
menghalangi reseptor dopamin. Otak merespon blokade reseptor ini dengan membuat banyak reseptor dopamin. Ini adalah upaya sel postsynaptic 'untuk mengkompensasi melemahnya
transmisi sinaptik, yang disebabkan oleh obat-obatan. Reseptor tambahan ini mengembalikan
sensitivitas sel terhadap dopamin. Otak juga mengimbanginya dengan peningkatan sintesis
dopamin. Peningkatan sintesis dopamin berlangsung satu sampai dua minggu dari awal terapi,
bersamaan dengan waktu yang diperlukan untuk pengobatan menjadi efektif.
Empat jalur utama dopamin, yaitu:
1. Mesolimbik dopamin pathways
merupakan hipotesis terjadinya gejala positif pada penderita skizofrenia.
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com
Mulai dosis awal dengan dosis anjuran à dinaikkan setiap 2-3 hari à sampai mencapai
dosis efektif (mulai peredaan sindroma psikosis) à dievaluasi setiap 2 minggu dan bila
perlu dinaikkan à dosis optimal à dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) à
diturunkan setiap 2 minggu à dosis maintanance à dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun
(diselingi drug holiday 1-2 hari/mingu) à tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu)
à stop
Untuk pasien dengan serangan sndroma psikosis multi episode terapi pemeliharaan dapat
dibarikan palong sedikit selama 5 tahun.
Efek obat psikosis secara relatif berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis
terakhir yang masih mempunyai efek klinis.
Pada umumnya pemberian oabt psikosis sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai
1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali. Untuk psikosis reaktif singkat
penuruna obat secara bertahap setelah hilangnya gejala dalam kueun waktu 2 minggu - 2
bulan.
Obat antipsikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan
dalam jangka waktu yang lama, sehingga potensi ketergantungan obat kecil sekali.
Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala Cholinergic rebound yaitu:
gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain. Keadaan ini akanmereda dengan pemberian anticholinergic agent (injeksi sulfas atrofin 0,25 mg IM dan
tablet trihexypenidil 3x2 mg/hari)
Obat anti pikosis long acting (perenteral) sangat berguna untuk pasien yang tidak mau
atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif terhadap medikasi oral. Dosis
dimulai dengan 0,5 cc setiap 2 minggu pada bulan pertama baru ditingkatkan menjadi 1
cc setap bulan. Pambarian anti psikosis long acting hanya untuk terapi stabilisasi dan
pemeliharaan terhadap kasus skizpfrenia.
Penggunaan CPZ injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik pada waktu peubahan
posisi tubuh (efek alpha adrenergik blokade). Tindakan mengatasinya dengan injeksi nor
adrenalin (effortil IM)
----Haloperidol sering menimbulkan sindroma parkinson. Mengatasinya dengan tablet
trihexyphenidyl 3-4x2 mg/hari, SA 0,5-0,75 mg/hari
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com
---- Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita Skizofrenia episode
pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena tardive
dyskinesia lebih rendah.
----Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai bekerja. Sebelum
diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan
mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)
Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)
----Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting untuk
mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti
minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi,
dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan
obat lain yang efek sampingnya lebih rendah.
----Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat mengganti obat oral
dengan injeksi yang bersifat long acting , diberikan tiap 2- 4 minggu. Pemberian obat dengan
injeksi lebih simpel dalam penerapannya.
----Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal inimerupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya
antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal
antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang
dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal.
Pengobatan Selama fase Penyembuhan
----Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun setelah sembuh.
Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum obat setelah episode petama
Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode
pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan
dosisnya. Pasien yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com
episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian
pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.
Efek Samping Obat-obat Antipsikotik
----Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama, sangat penting
untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin masalah terbesar dan
tersering bagi penpergerakan otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal (EEP).
Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus
bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak dapat beristirahat. Efek samping lain
yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan
obat antikolinergik (biasanya benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah
atau mengobati efek samping ini.
----Efek samping lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan
mulut yang tidak dapat dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan
terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari
obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami
tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik
atipikal.
----Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk
mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan
newer atypical antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit.
----Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita Sikzofrenia yang memakan obat.
Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga
dapat membantu mengatasi masalah ini.
----Efek samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul
derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa
demam penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan yang segera.
Non farmakologis
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com
Rencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan padakemampuan dan kekurangan pasien.
Obat anti-psikosis saja tidak efektif jika tidak digabung dengan intervensi psikososial
1.Terapi psikososial
Pengobatan psikososial digambarkan sebagai layanan yang bertujuanuntuk mengembalikan
kemampuan pasien agar berfungsi dalam komunitas.Pengobatan ini mungkin melibatkan
pengobatan medis dan psikososial untuk menambahkan interaksi sosial, meningkatkan kemampuan
hidup sendiri danmendorong penampilan yang layak. Pasien didorong untuk lebih terlibat
dalam perkembangan dan keikutsertaan dalam rencana rehabilitasi yang berfokusmenambahkan
keahlian dan kemampuan pasien. Tujuan dari pengobatan psikososial untuk menyatukan pasien
kembali kepada komunitasnya.
A.Terapi Perilaku
Perilaku yang dikehendaki dipacu secara positif dengan memberikan imbalan berupa kenang-kenangan seperti perjalanan atau preferensi. Tujuannya untuk memacu perilaku tersebut agar dapat
beradaptasi di luar bangsal.
B.Terapi Kelompok
Fokusnya adalah dukungan serta pengembangan ketrampilan sosial (aktivitassehari-hari) yang
memberi dampak, terutama yang berguna pada pasiendengan sikap isolasi sosial juga berguna
untuk menambah daya uji realita.Psikoterapi kelompok meliputi terapi suportif terstruktur dan
anggotanyaterbatas umumnya antara 3 sampai 15 orang. Kelebihan terapi kelompok adalah
kesempatan untuk mendapatkan umpan balik segera dari temankelompok dan dapat mengamati respon
psikologis emosional dan perilaku penderita terhadap berbagai sifat orang dan masalah yang ditimbulkan
5/16/2018 Laporan Kel 20 Modul 3 Blok 26 - slidepdf.com