Top Banner

of 19

Laporan JOB MESIN LISTRIK

Jan 09, 2016

Download

Documents

curan

ASAS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Pendahuluan

    Generator DC adalah mesin listrik yang digunakan untuk mengkonversi energi mekanik

    putaran menjadi energi listrik. Secara umum generator DC relatif sama dengan motor DC,

    kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya,

    generator arus searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu generator berpenguatan

    bebas (separately excited) dan generator berpenguatan sendiri (self excited).

    Generator DC berpenguatan bebas merupakan generator yang mana arus medannya di

    suplai dari sumber DC eksternal. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan

    yang mempunyai tahanan akan menghasilkan arus dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.

    Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.

    Pada karakteristik berbeban sebuah generator DC menunjukkan bagaimana hubungan

    antara tegangan terminal dan arus medan ketika generator dibebani. Bila generator dibebani

    maka akan mengalir arus beban. Pada generator DC penguatan shunt penurunan tegangan

    terminal akan semakin besar bila terus-menerus dibebani, dan arus medan If pada mesin ikut

    turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga nilai Ea turun yang menyebabkan

    penurunan tegangan terminal lebih besar. Sedangkan pada generator DC penguatan bebas

    Tegangan terminal Vt akan berkurang akibat efek demagnetisasi dari reaksi jangkar.

    Pengurangan ini dapat di atasi dengan peningkatan arus medan yang sesuai. Tegangan

    terminal Vt akan lebih kecil dari pada GGL E yang dibangkitkan, sebesar Ia.Ra,

    dimana Ra adalah resistansi rangkaian jangkar.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :

    1.2.1 Mengoperasikan generator DC shunt

    1.2.2 Menjelaskan prinsip kerja generator DC shunt

    1.2.3 Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik generator arus searah secara umum

    dan generator DC shunt secara khusus

    1.2.4 Menggambar sifat beban nol dan sifat berbeban

    1.2.5 Menyimpulkan gambaran umum generator dari sifat-sifat beban nol dan

    berbebannya.

  • 2

    BAB II

    DASAR TEORI

    Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah

    energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.

    Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet

    atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

    1. Generator penguat terpisah

    2. Generator shunt

    3. Generator kompon

    2.1 Konstruksi Generator DC

    Umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-

    kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi,

    penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Generator DC terdiri dua

    bagian, yaitu stator (bagian mesin DC yang diam) dan bagian rotor (bagian mesin DC yang

    berputar). Bagian stator terdiri dari rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan

    terminal box. Rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

    Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang

    yang akan memendek dan harus diganti secara periodik / berkala. Komutator harus dibersihkan

    dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah

    komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

  • 3

    2.2 Prinsip kerja Generator DC

    Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

    Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.

    Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

    Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan

    Gambar 3.

    Gambar 2.1

    Pembangkitan Tegangan Induksi.

    Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan

    magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan

    induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi

    ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi

    jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak

    adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor.

  • 4

    Gambar 2.2

    Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.

    Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga

    dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 2.2 (1), maka dihasilkan listrik AC (arus

    bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu

    cincin Gambar 2.2 (2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang

    positif.

    Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah

    komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.

    Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan

    banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).

    Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi

    magnetik yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Jadi syarat

    untuk dapat membangkitkan ggl adalah :

    Harus ada konduktor (hantaran kawat)

    Harus ada medan magnetic

    Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi yang

    berubah yang memotong konduktor itu.

    Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan:

    Ibu jari : Gerak perputaran

    Jari telunjuk : Medan magnetik kutub u dan s

    Jari tengah : Besaran galvanis tegangan U dan arus I

  • 5

    2.3 Karakateristik Generator

    2.3.1 Karakteristik Beban Nol

    Pada generator seri, arus jangkar, arus medan dan arus beban adalah sama,

    sehingga tidak dapat dibuat karakteristik beban nolnya. Jadi disini, karakteristik beban

    nol harus dibuat pada penguatan terpisah (bebas).

    2.3.2 Karakteristik Berbeban

    Karakteristik inipun tidak dapat dibuat pada generator seri oleh karena arus beban nol

    dan arus medan tidak dapat diubah secara terpisah. Jadi karakteristik untuk beban ini

    harus dibuat pada penguatan bebas.

    2.3.3 Karakteristik Luar

    Oleh karena arus beban juga merupakan arus medan maka karakteristik dari generator

    seri akan serupa dengan karakteristik beban nol. Gambar berikut menggambarkan

    karakteristik beban nol dan karakteristik luar motor seri.

    Kurva 2.1

    Kurva Karakteristik Beban Nol san Karakteristik Kuar Motor Seri

    Sebagai akibat adanya reaksi jangkar, kerugian tahanan dalam jangkar dan lilitan medan

    m karakteristik beban ini berada di bawah karakteristik beban nol. Pada daerah jenuh

    bertambahnya arus, tidak lagi dapat mengimbangi berkurangnya tegangan akibat reaksi

    jangkar dan kerugian tahanan dalam. Oleh karena itu daerah jenuh karakteristik luar itu akan

    selalu bertambah menyimpang dari karakteristik beban nol dan akan membelok ke sumber I.

    Dengan karakteristik luar secara sederhana didapat tegangan jepitan dan arus beban I pada

    tahanan luar RL.

  • 6

    Untuk tahanan luar yang lebih besar maka VT dan I lebih kecil maka generator praktis

    tidak akan membangkitkan tegangan lagi. Tahanan demikian disebut sebagai Tahanan

    Luar Kritis. Bagi generator yang tidak mempunyai remenensi magnet, tahanan ini praktis

    akan merupakan garis singgung pada karakteristik luar.untuk tahanan luar yang terlalu kecil

    akan mengakibatkan arus yang terlalu besar didalam jangkar dan lilitan medan.

    2.4 Generator Shunt

    Gambar 2.3

    Gambar Rangkaian Generator Shunt

    Vt = If Rf

    Ea = Ia Ra + Vt

    < Vsi

    Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :

    2.4.1 Adanya sisa magnetik pada sistem penguat

    2.4.2 Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan

    yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.

    Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya apabila:

    Sisa magnetik tidak ada

    Misal : pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah pada

    generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator

    dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas

    sikat-sikat dan perputaran nominal.

    Hubungan medan terbalik

    Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalanksalahan, sehingga arus

    medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan

  • 7

    perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti cara untuk

    memberikan sisa magnetic

    Tahanan rangkaian penguat terlalu besar.

    Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga

    Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.

    Karakteristik Generator Shunt

    a. Karakteristik Beban Nol

    Pada gambar dibawah ini, digambarkan karakteristik beban nol dari generator

    shunt. Dengan karakteristik ini dapat diperiksa bagaimana gejala timbulnya

    tegangan dalam generator shunt

    Menurut Hukum Ohm, tahanan rangkaian magnetnya adalah sebagai berikut

    :

    Untuk Rm yang konstan maka fungsi merupakan garis lurus melalui titik P. Bagi

    Rm yang diketahui garis OP merupakan fungsi tersebut. Pada Im = 0, sisa magnet

    telah membangkitkan GGL = 0 r. GGL ini menimbulkan arus medan = 0 a yang

    menyebabkan GGL naik lagi sampai 0 s. Hal ini terus berlangsung sampai tercapai

    titik P pada karakteistik beban nol

    b. Karakteristik Berbeban

    Karakteristik berbeban pada generator shunt hampir sama besarnya dengan

    generator berpenguatan bebas

  • 8

    c. Karakteristik Luar

    Karakteristik yang lebih atas letaknya adalah pada penguatan terpisah. Karakteristik

    pada generator shunt lebih cepat membelok kearah bawah oleh karena pada generator

    arus terpisah arus medan tetap, sedangkan pada generator shunt arus medan

    berukurang dengan berkurangnya VT. Bila tahanan rangkaian luar diperkecil terus

    maka pada saat VT berkurang sedemikian hingga Im juga berkurang dan VT akan

    mengecil dan akhirnya didapat titik b1. Di titik ini keadaan kritis. Dengan tidak

    merubah tahanan luar pun VT akan turun terus karena Im kecil VT turun

    Im turun dan seterusnya hingga arus Ia = mengecil sampai suatu harga Ia = 0 a.

    Oleh karena Im tetap maka Ia juga.

    Harga 0 a disebut sebagai area hubung singkat. Arus ini dibangkitkan oleh magnet

    remenensi

    d. Karakteristik Pengatur

    Karakteristik pengatur dari generator shunt berlangsung seperti pada generator

    penguat terpisah hanya karena turunnya tegangan jepitan lebih besar pada beban yang

    sama sehingga agar tegangan jepitan tetap, dibutuhkan arus Im yang lebih besar.

    Dan karakteristiknya lebih mendaki daripada penguat bebas

    e. Karakteristik Hubung Singkat

    Oleh karena arus medan bergantung pada besarnya tegangan jepitan maka untuk

    karakteristik hubung singkat berarti tegangan jepitan adalah nol sehingga tidak

    didapatkan karakteristik hubung singkat pada generator shunt.

  • 9

    BAB III

    ALAT DAN BAHAN

    3.1 Alat Dan Bahan

    No Nama Alat Fungsi

    1 Generator dan Motor Listrik Penghasil energi listrik (generator) maupun mekanik

    (motor listrik)

    2 Panel Meja AC-DC Sumber daya listrik utama

    3 Voltmeter Menghitung besar tegangan

    4 Amperemeter Menghitung besar arus

    5 Tachometer Menghitung nilai RPM

    6 Kabel Pengubung antar peralatan listrik dalam rangkaian

    7 Lampu (beban) Sebagai beban dalam perhitungan daya

    8 Saklar Pemutus arus

    9 Rheostat Mengatur besar kecilnya tahanan

    10 Panel Penyearah Menyearahkan tegangan AC sumber listrik menjadi

    tegangan DC

  • 10

    3.2 Gambar Rangkaian

    V

    L1 L2 L3

    PLN

    RAGULATOR

    V2 U2 W2

    V1 U1 W1

    K L MA

    AA

    A1 B2

    E1 E2A1 E1

    B2 E2

  • 11

    BAB IV

    DATA HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

    4.1 Data dan Grafik Hasil Pengamatan

    4.1.1 Karakteristik Tanpa Beban

    Tabel 4.1

    Tabel Karakteristik Tanpa Beban

    Grafik 4.1

    Grafik Karakteristik Beban Nol Pada N= 3000 RPM

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 0,2 0,4 0,6 0,74

    Eg (

    Vo

    lt)

    If (Ampere)

    Grafik 3000 Rpm No Load

    Eg (Volt)

    No N = 3000 RPM N = 2500 RPM

    If (A) Eg (V) If (A) Eg (V)

    1 0,2 114 0,2 90

    2 0,4 168 0,4 144

    3 0,6 198 0,6 171

    4 0,74 213 0,8 183

    5 - - 1 192

  • 12

    Grafik 4.2

    Grafik Karakteristik Beban Nol Pada N= 2500 RPM

    Grafik 4.3

    Grafik Karakteristik Beban Nol Perbandingan N= 3000 RPM dengan N= 2500 RPM

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

    Eg (

    Vo

    lt)

    If (Ampere)

    Grafik 2500 Rpm No Load

    Eg (Volt)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

    Eg(V

    olt

    )

    Perbandingan Eg antara 2500 rpm dengan 3000 rpm

    Eg 2500 rpm

    Eg 3000 rpm

    If (Ampere)

  • 13

    4.1.2 Karakteristik Beban Dalam

    Tabel 4.2

    Tabel Karakteristik Beban Dalam Pada N= 3000 RPM

    Grafik 4.4

    Grafik Karakteristik Beban Dalam Pada N= 3000 RPM

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    0 0,2 0,4 0,6 0,8

    Ia (

    Am

    pe

    re)

    If (Ampere)

    Grafik Karakteristik Beban Dalam pada putaran 3000 rpm

    Beban 1-3

    Beban 1-6

    No Beban 3 Lampu Beban 6 Lampu

    If (A) IA (A) Eg (V) If (A) IA (A) Eg (V)

    1 0,2 0,9 102 0,2 1,35 108

    2 0,4 1,2 168 0,4 1,85 171

    3 0,6 1,4 201 0,6 2,15 198

    4 0,8 1,65 216 0,8 2,4 213

  • 14

    Tabel 4.3

    Tabel Karakteristik Beban Dalam pada N= 2500 RPM

    Grafik 4.5

    Grafik Karakteristik Beban Dalam Pada N= 2500 RPM

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

    Ia (

    Am

    pe

    re)

    If (Ampere)

    Grafik Karakteristik Beban Dalam pada putaran 2500 rpm

    Beban 1-3

    Beban 1-6

    No Beban 3 Lampu Beban 6 Lampu

    If (A) IA (A) Eg (V) If (A) IA (A) Eg (V)

    1 0,2 0,75 90 0,2 1,25 93

    2 0,4 1,1 144 0,4 1,75 144

    3 0,6 1,35 168 0,6 2,05 169,5

    4 0,8 1,6 180 0,8 2,3 181,5

    5 1 1,8 195 0,93 2,4 186,6

  • 15

    4.1.3 Karakteristik Beban Luar

    Tabel 4.4

    Tabel Karakteristik Beban Luar

    Grafik 4.6

    Grafik Drop Tegangan pada N= 3000 RPM

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 0,25 0,5 0,75 1 1,2 1,45

    V lo

    ad (

    Vo

    lt)

    Ia (Ampere)

    Grafik Karakteristik Beban Luar pada putaran 3000 rpm

    Tegangan Drop V Load

    Eg

    No N= 3000 RPM N= 2500 RPM

    Beban IL (A) VL (V) Bebam IA (A) Eg (V)

    1 0 0 220 0 0 192

    2 1 0,25 213 1 0,225 189

    3 1-2 0,5 213 1-2 0,45 189

    4 1-3 0,75 213 1-3 0,7 188,4

    5 1-4 1 210 1-4 0,925 188,4

    6 1-5 1,2 210 1-5 1,125 186,6

    7 1-6 1,45 210 1-6 1,35 185,4

  • 16

    Grafik 4.7

    Grafik Drop Tegangan pada N= 2500 RPM

    4.2 Analisa Data

    4.2.1 Karakteristik Beban Nol

    Pada karakteristik beban nol dengan putaran generator 3000 rpm, data menunjukkan pada

    saat arus bernilai 0,2 A tegangan mencapai kisaran 100 volt dan semakin meningkat dengan

    bertambahnya arus. Namun pada saat pengukuran, tegangan maksimum dan arus pada

    generator hanya dibatasi sampai 220 Volt atau 1 A, sehingga pada putaran 3000 rpm ini hanya

    mampu dicapai pada saat 0,74 A karena pada ampere ini angka sudah cukup mencapai kisaran

    220 Volt. Berbeda pada putaran 2500 rpm, tegangan awal yang dicapai kurang dari 100 Volt

    saat 0,2A dan sama seperti pada 3000 rpm, seiring meningkatnya arus bertambah pula tegangan

    yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa semakin besar putaran generator maka dihasilkan

    arus dan tegangan yang besar pula. Dengan kata lain, berbanding lurus antara putaran

    generator, arus dan tegangan yang dihasilkan

    Perbandingan. Pada putaran 3000 dan 2500 rpm terdapat perbedaan pada tegangan awal

    yang dicapai dan batas maksimum nilai yang dicapai tiap-tiap putaran generator. Pada 3000

    rpm terlihat bahwa tegangan awal yang dicapai 114 V, pada 2500 rpm hanya 90 V saat ampere

    yang sama yaitu 0,2 A. Namun pada 3000 rpm nilai ampere maksimum hanya mampu dicapai

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 0,225 0,45 0,7 0,925 1,125 1,35

    V lo

    ad (

    Vo

    lt)

    Ia (Ampere)

    Grafik Karakteristik Beban Luar pada putaran 2500 rpm

    Tegangan Drop V Load

    Eg

  • 17

    pada 0,74 A karena tegangan hampir mencapai 220 V. Dan pada 2500 rpm arus maksimum

    mampu mencapai 1A dengan nilai tegangan yang mencapai 192V. Ini menunjukkan bahwa

    semakin besar putaran generator, semakin berkurang batas akhir nilai Arus yang mampu

    dicapai.

    4.2.2 Karakteristik Beban Dalam

    Pada karakteristik beban dalam pada putaran 3000 rpm dengan memakai indikator 3 lampu

    dan 6 lampu, arus yang dihasilkan lebih besar pada 6 lampu dibandingkan dengan 3 lampu.

    Dan pada arus awal yaitu 0,2 dan 0,4A tegangan pada 6 lampu lebih besar dibandingkan 3

    lampu. Namun saat arus dinaikan mencapai 0,6 dan 0,8 A tegangan pada 6 lampu menurun

    dibandingkan 3 lampu. Menurut data, pada 6 lampu tegangan menurun saat mencapai Ia sekitar

    2A. Sedangkan pada 3 lampu belum mencapai 2 A sehingga tegangan meningkat stabil. Ini

    menunjukkan bahwa pada beban lampu yang banyak, batas kemampuan tegangan stabil hanya

    mencapai kurang dari 2A dan kemampuan arus medan (If) yang dicapai hanya 0,8A, hal ini

    dikarenakan tidak sebanding dengan tingkat intensitas lampu dengan arus yang melebihi,

    sehingga nilai tegangan semakin berkurang (drop) daripada beban 3 lampu, terlebih dengan

    putaran generator yang diberikan terlalu besar.

    Pada putaran 2500 rpm, pada beban 3 lampu arus pada jangkar dan tegangan yang

    dihasilkan meningkat stabil seiring kenaikan arus medan (If). Dan pada beban 3 lampu ini, arus

    medan mampu mencapai 1A dengan tegangan yang dihasilkan kurang dari 200 V. Pada beban

    6 lampu arus yang dihasilkan (Ia) juga meningkat seiring dengan kenaikan arus medan (If)

    yang hanya mampu dicapai 0,93 A dengan Ia 2,4 A namun saat Ia mencapai 2,4 A dengan If

    0,93 A tegangan mulai turun (lebih kecil) dibandingkan dengan beban 3 lampu karena

    kemampuan arus yang tidak sebanding dengan beban sehingga tegangan turun. Dibandingkan

    dengan putaran 3000 rpm, ini menandakan pada putaran 2500 rpm tegangan masih stabil

    walaupun Ia sudah mencapai arus tertentu sekitar 2A.

  • 18

    4.2.3 Karakteristik Beban Luar

    Untuk karakteristik berbeban luar generator DC shunt VL = f(Ia), berdasarkan hasil

    percobaan pada putaran 3000 rpm, setelah generator diberi beban secara bertahap maka arus

    beban (IL) semakin besar dan beban (EG) yang dihasilkan oleh generator stabil (220 V), namun

    terjadi drop tegangan luar yang kecil saat arus beban luar mencapai 0,25 A. Sehingga nilai

    tegangan beban luar generator (VL) menjadi menurun perlahan seiring meningkatnya nilai arus

    beban luar setelah 0,25 A. Dan pada putaran 2500 rpm, beban (E) pada generator menunjukkan

    192 Volt. Setelah diberi beban secara bertahap terjadi drop pada arus beban 0,225 A, dan

    semakin menurun setelah arus beban luar makin bertambah. Ini menunjukkan bahwa, tegangan

    beban luar (VL) yang dihasilkan oleh generator berbanding terbalik dengan arus beban luar (IL).

    Dan perbandingan antara 2500 rpm dengan 3000 rpm, beban yang dihasilkan generator pada

    putaran 3000 rpm cenderung lebih stabil dibandingkan 2500 rpm.

  • 19

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil praktikum Generator DC Shunt sebagai regulator yang telah

    dilakukan, dapat kami simpulkan :

    1. Rangkaian ekuivalen motor DC penguat terpisah memposisikan sumber tegangan

    kumparan jangkar dan kumparan medan dalam posisi terpisah.

    2. Jenis motor DC penguat terpisah ini sangat memungkinkan dapat membangkitkan fluks

    medan bila dibandingkan dengan menggunakan motor DC magnet permanen. Karena

    motor DC penguat terpisah mempunyai fleksibilitas dalam pengontrolan.

    3. Semakin besar kecepatan (N) maka akan semakin besar Tegangan (V) yang dibutuhkan.

    Karena N(rpm) dan V (volt) berbanding lurus.

    4. Nilai kecepatan motor DC penguat terpisah bisa diatur sesuai dengan Vt atau If yang

    dapat dianggap sebagai variabel dalam hal ini.

    5.2 Saran

    1. Alat-alat harus berada dalam kondisi prima agar dalam praktikum (terutama saat

    pengambilan data) mahasiswa dapat mengambil data hasil praktik dengan lebih akurat.

    2. Sebelum melakukan Praktikum selalu pelajari dan baca SOP dan Jobsheet.

    3. Lebih teliti ketika membaca nilai pengukuran baik dari Voltmeter maupun

    Amperemeter.

    4. Perlunya konsentrasi dan kordinasi serta kerja sama antar kelompok agar tujuan dalam

    praktik ini tercapai.

    5. Alat-alat tersedia lebih banyak/sesuai jumlah kelompok. Agar waktu yang dialokasikan

    untuk praktikum menjadi lebih efisien, serta memudahkan mahasiswa untuk melakukan

    praktikum.