HIDROLISIS PATI ENZIMATIS ABSTRAK Produk hasil hidrolisa pati sangat banyak digunakan dan diterapkan dalam penggunaan pati pada produk-produk pengolahan hasil pangan. Proses hidrolisa pati menggunakan asam maupun enzim adalah proses yang umum digunakan untuk mengubah pati menjadi molekul yang lebih kecil lagi bahkan hingga mengubah pati menjadi gula sederhana. Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Sedangkan berdasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi ini adalah orde satu karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat menggunakan katalisator ion H+ yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut: (C6H10O5)x + x H2O → x C6H12O6 Kata kunci : hidrolisi, hidrolisa pati,proses hidrolisa pati, reaksi hidrolisa pati
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HIDROLISIS PATI ENZIMATIS
ABSTRAK
Produk hasil hidrolisa pati sangat banyak digunakan dan diterapkan dalam
penggunaan pati pada produk-produk pengolahan hasil pangan. Proses hidrolisa
pati menggunakan asam maupun enzim adalah proses yang umum digunakan
untuk mengubah pati menjadi molekul yang lebih kecil lagi bahkan hingga
mengubah pati menjadi gula sederhana. Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan
gugus hidroksil / OH oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari
senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis
katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis
dengan katalis enzim. Sedangkan berdasarkan fase reaksi yang terjadi
diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.Hidrolisis pati
terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi ini adalah orde satu
karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat
diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat menggunakan katalisator ion H+ yang
dapat diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai
berikut: (C6H10O5)x + x H2O → x C6H12O6
Kata kunci : hidrolisi, hidrolisa pati,proses hidrolisa pati, reaksi hidrolisa pati
alternatifnya, dibutuhkan cross-link agent dari bahan alami.
Amilosa merupakan komponen pati yang
mempunyai rantai lurus dan larut dalam
air.Amilopektin merupakan komponen pati
yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari
satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan
α-(1,4) D-glukosa dan α-(1,6) D-glukosa.
Tidak seperti amilosa, amilopektin tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
seperti butanol.
Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia
dengan menggunakan air untuk memisahkan
ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati
merupakan proses pemecahan molekul amilum
menjadi bagian-bagian penyusunnya yang
lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa,
maltosa dan glukosa.
Hidrolisis amilosa oleh α-amilase terjadi
melalui dua tahap. Tahap pertama adalah
degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa
yang terjadi secara acak. Degradasi ini terjadi
secara cepat diikuti pula dengan menurunnya
viskositas dengan cepat. Tahap kedua relatif
lambat dengan pembentukan glukosa dan
maltosa sebagai hasil akhir. Sedangkan untuk
amilopektin,
hidrolisis dengan α-amilase menghasilkan
glukosa, maltosa dan berbagai jenis α-limit
dekstrin yang merupakan oligosakarida yang
terdiri dari 4 atau lebih residu gula
mengandung ikatan α-1,6 glikosidik.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah enzim
amilase digunakan untuk memecah protein
menjadi karbohidrat yang digunakan sebagai
preaksi, glukosa digunakan untuk memecah
dari maltose menjadi laktosa, pati digunakan
untuk bahan penguji. NaOH digunakan
sebagai bahan pereaksi, reagen iodin
digunakan sebagai pereaksi dalam uji
karbohidrat dan aquades digunakan untuk
mengencerkan atau sebagai pelarut.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah hot plate, gelas ukur, aluminium foil,
tabung reaksi, pengaduk, kertas pH incubator,
dan spektrofotometer. Gelas ukur digunakan
untuk mengukur volume larutan yang
bentuknya seperti corong ataupun gelas yang
mempunyai ukuran volume mililiter yang
bervariasi. Aluminium foil digunakan untuk
menghambat panas pada medium. Hot Plate
digunakan untuk memanaskan suatu medium
Inkubator digunakan untuk mensterilkan
dengan bantuan panas dari pijaran api atau
listrik.
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur
absorpsi cahaya panjang suatu panjang
gelombang tertentu
Prosedur Percobaan
Penyiapan larutan pati 0.2 %
Pembuatan Larutan Glukosa
timbang pati terlarut 0.2 gr
Masukan ke gelas kimia dan + akuades 10ml
panaskan samapi mendidih (15")
dinginkan pada suhu ruang
diambil 5ml dan + 1tetes iodin
Pembuatan Kurva Standar
Pengujian aktifitas enzim amilase
Penyiapan larutan standart glukosa
Timbang 0.5 mg glukosa
tuang pada labu ukur,+ akuades(hingga 10ml)
Buat Pengenceran glukosa (0,1/0,2/0,3/0,4/0,5)
Hitung mengunakan rumus pengenceran
Hasil Dan Pembahasan
Hasil (Tabel hasil pengamatan denaturasi protein)
Hasil Pengamatan Kelompok 1
N
O
Sampel Perlakuan Pengamatan Perubahan
1 Maizena 0,5 g +
10 ml aquades
Mencampur 0.5gr maizena dengan 10mL aquades
Menghitung volume pengenceran untuk tabung reaksi
- Tabung reaksi I = 0,2 ml
+0.25 ml pati dan 0.25ml amilase
+asam/basa 1=pH(5) 2=pH(8)
Inkubasi 55o C (10menit)
+Iodin
panaskan (5menit, suhu didih)
I (0,01g/ml) dan tabung reaksi II (0,02/ml)
- Tabung reaksi II = 0,4 ml
Memasukkan tabung reaksi I dan II dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi I = - 0,006 Å
- Tabung reaksi II = - 0,01 Å
Hasil Pengamatan Kelompok 2
Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
0,2 gr pati + 100 ml aquadesDipanaskan menggunakan hot plate selama ±15 menit sampai larut.
Larutan pati menjadi larut,bewarna putih bening, bau menyengat.
0,25 ml larutan pati + 0,2 enzim amylase
Larutan didinginkan dulu, setelah dingin dimasukan sebanyak 0,25 ml kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,2 ml enzim amilase.
Larutan berwarna coklat muda, keruh, bau sedikit kurang menyengat, pH awal = 7
0,25 ml larutan pati + 1 tetes HCl
Larutan diinkubasi pada suhu 55°C selama 10 menit lalu ditetesi HCl.
Larutan menjadi coklat tua, pH akhir = 5 (asam).
0,25 ml larutan pati dan HCl + 2 tetes iodin + 4 ml aquades
Larutan ditetesi 2 tetes iodin dan ditambahkan 4 ml aquades, lalu diukur menggunakan spektofotometer.
Hasilnya pengukuran di spektrofotometer pada 600nm adalah 0,222 A
Hasil Pengamatan Kelompok 3
Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
0,2 gr pati + 100 ml aquadesDipanaskan menggunakan hot plate selama ±15 menit sampai larut.
Larutan pati menjadi larut,bewarna putih keruh
0,25 ml larutan pati + 0,2 enzim amylase
Larutan didinginkan dulu, setelah dingin dimasukan sebanyak 0,25 ml kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,2 ml enzim amilase.
Larutan berwarna coklat tua, pH awal = 7
0,25 ml larutan pati + 1 tetes Larutan diinkubasi pada suhu pH menjadi 8
NaOH 55°C selama 10 menit lalu ditetesi NaOH.
0,25 ml larutan pati dan NaOH + 2 tetes iodin + 4 ml aquades
Larutan ditetesi 2 tetes iodin dan ditambahkan 4 ml aquades, lalu diukur menggunakan spektofotometer.
Hasilnya pengukuran di spektrofotometer pada 600nm adalah 0,049 A
Hasil pengamatan Kelompok 4
Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
0,2 gr pati + 100 ml aquadesDipanaskan menggunakan hot plate selama ±15 menit sampai larut.
Larutan pati menjadi larut,bewarna putih bening, bau menyengat.
0,25 ml larutan pati + 0,2 enzim amylase
Larutan didinginkan dulu, setelah dingin dimasukan sebanyak 0,25 ml kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,2 ml enzim amilase.
Larutan berwarna coklat muda, keruh, bau sedikit kurang menyengat, pH awal = 6 (asam)
0,25 ml larutan pati + 1 tetes HCl
Larutan didiamkan pada suhu ruang selama 10 menit lalu ditetesi HCl.
Larutan menjadi coklat tua, pH akhir = 5 (asam).
0,25 ml larutan pati dan HCl + 2 tetes iodin + 4 ml aquades
Larutan ditetesi 2 tetes iodin dan ditambahkan 4 ml aquades, lalu diukur menggunakan spektofotometer.
Hasilnya pengukuran di spektrofotometer pada 600nm adalah 0,152 A
Hasil Pengamatan Kelompok 5
Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
0,2 gr pati + 100 ml aquadesDipanaskan menggunakan hot plate selama ±15 menit sampai larut.
Larutan pati menjadi larut,bewarna putih bening, bau menyengat.
0,25 ml larutan pati + 0,2 enzim amylase
Larutan didinginkan dulu, setelah dingin dimasukan sebanyak 0,25 ml kedalam tabung reaksi lalu
Larutan berwarna coklat muda, keruh, bau sedikit kurang menyengat, pH awal = 6
ditambahkan 0,2 ml enzim amilase.
0,25 ml larutan pati + 1 tetes NaOH
Larutan didiamkan pada suhu ruang selama 10 menit lalu ditetesi NaOH.
Larutan menjadi coklat tua, pH akhir = 8 (asam).
0,25 ml larutan pati dan NaOH + 2 tetes iodin + 4 ml aquades
Larutan ditetesi 2 tetes iodin dan ditambahkan 4 ml aquades, lalu diukur menggunakan spektofotometer.
Hasilnya pengukuran di spektrofotometer pada 600nm adalah 0,046 A
Hasil Pengamatan Kelompok 6
NO
Sampel Perlakuan Pengamatan Perubahan
60,5 Glukosa (Maizena) + 10 ml Aquades
Mencampur 0,5 g Glukosa (Maizena) dengan 10 ml aquades
Larutan berwarna bening
Menghitung volume pengenceran untuk tabung reaksi III (0,03g/ml), tabung reaksi IV (0,04g/ml), dan tabung reaksi V (0,05g/ml)
V1.N1 = V2.N2
- Tabung reaksi III = 0,6 ml
- Tabung reaksi IV = 0,8 ml
- Tabung reaksi V = 1,0 ml
Memasukkan tabung reaksi III, IV, V dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi III = - 0,011 Å
- Tabung reaksi IV = - 0,004 Å
- Tabung reaksi V = - 0,003 Å
Hasil Pengamatan Kelompok 7
1 Glukosa 0,5 g + 10 ml aquades
Mencampur 0,5 g glukosa dengan 10 ml aquades
Menghitung volume pengenceran untuk tabung
- Tabung reaksi I = 0,2ml
reaksi I (0,01g/ml), tabung reaksi II (0,02g/ml)
- Tabung reaksi II = 0,4ml
Pengenceran :
- Tabung reaksi I = 0,8 ml
- Tabung reaksi II = 0,6 ml
Memasukkan tabung reaksi I, II ke dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi I = - 0,004 nm
- Tabung reaksi II = - 0,006 nm
Hasil Praktikum Kelompok 8
No Sample Perlakuan Pengamatan perubahan
1 Kentang (0,2 gr)
Dilakukan pada suhu ruang kemudian diberi 1 tetes naoh
Tumbuk 0,2 gr kentang kasih aquades 10 ml aduk 15 menit
Ambil sari pati 0,25 ml + enzim amylase 1 tetes ,diamkan 10 menit
Ukur pH awal (6)
Campur 1 tetes basa NaoH
pH berubah menjadi 9
campur iodin 2 tetes + 4 ml aquades,homogenkan
Ukur pH (8)
Ukur panjang gelombang (0,053A)
-Warna menjadi bening kekeruhan, kentah menjadi agak hancur
-Warna berubah menjadi kecoklatan
Hasil Praktikum Kelompok 9
NO Sampel Perlakuan Pengamatan/perubahan1 Pati+Aquades
+Iodien- Melakukan pengencaran pada pati 0,2 g kedalam gelas kimia dengan menggunakan 100 ml aquades, lalu diaduk hingga tercampur- panaskan hingga mendidih selama 15
Larutan menjadi ungu
menit sampai larutan tercampur- Setelah mendidih, diamkan beberapa menit sampai dingin- ambil 5 ml larutan dan tambahkan dengan 1 tetes lauran iodine- lihat dan amati yang terjadi
2 Pati+amylase+aquades+NaOH
- Larutan pati yang telah dipanaskan didiamkan hingga tidak panas- ambil 5 ml lalu ditambah 0,25 ml enzim amylase- inkubasi dengan suhu 550 selama 10 menit- lalu ambil 4 ml aquades (ukur pH sampai 8) dan 2 tetes iodine- ukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan absorbansi cahaya pada lautan panjang gelombang 600 nm- lihat dan amati yang terjadi-
Larutan menjadi coklat bening
Hasil Pengamatan Kelompok 10
NO Sampel Perlakuan Pengamatan1 Larutan pati 0,2
%100 ml aquades ditambah 0,25 pati (tepung maizena) dilarutkanDipanaskan dengan hot plate stirrer sampai mendidihLalu didiamkan dalam suhu ruang, diambil 0,25 mlTambahkan 0,25 ml enzim amilaseTambah 1 tetes HCl, ukur pHTambah 2 tetes Iodine dan 4 ml aquadesUkur dengan spektrofotometer
Warna awal putih keruh seperti putih susu (pudar)
Warna menjadi cokelat
Warna menjadi cokelat muda, pH sebesar 4Warna cokelat muda dan pudar, sedikit keruh0,312 nm
Hasil Pengamatan Kelompok 11
Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
0,2 gr pati + 100 ml aquadesDipanaskan menggunakan hot plate selama ±15 menit sampai larut.
Larutan pati menjadi larut,bewarna putih keruh
0,25 ml larutan pati + 0,2 enzim amylase
Larutan didinginkan dulu, setelah dingin dimasukan sebanyak 0,25 ml kedalam
Larutan berwarna coklat muda, bening, pH awal = 6 (asam)
tabung reaksi lalu ditambahkan 0,2 ml enzim amilase.
0,25 ml larutan pati + 1 tetes NaOH
Larutan didiamkan pada suhu ruang selama 10 menit lalu ditetesi NaOH.
Larutan menjadi coklat muda, pH akhir = 8 (basa).
0,25 ml larutan pati dan NaOH + 2 tetes iodin + 4 ml aquades
Larutan ditetesi 2 tetes iodin dan ditambahkan 4 ml aquades, lalu diukur menggunakan spektofotometer.
Hasilnya 0,085 A
Hasil Pengamatan Kelompok 12
NO
Sampel Perlakuan Pengamatan Perubahan
1 Glukosa 0,5 g + 10 ml aquades
Mencampur 0,5 g glukosa dengan 10 ml aquades
Menghitung volume pengenceran untuk tabung reaksi I (0,03g/ml), tabung reaksi II (0,04g/ml), dan tabung reaksi III (0,05g/ml)
- Tabung reaksi I = 0,6 ml- Tabung reaksi II = 0,8 ml- Tabung reaksi III = 1,0 mlPengenceran :- Tabung reaksi I = 0,4 ml- Tabung reaksi II = 0,2 ml- Tabung reaksi III = 0 ml
Memasukkan tabung reaksi I, II, III ke dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi I = - 0,0065 nm- Tabung reaksi II = - 0,007 nm- Tabung reaksi III = 0,008 nm
Hasil Pengamatan Kelompok 13
NO Sampel Perlakuan Pengamatan Perubahan1 Glukosa 0,5 g + 10
ml aquadesMencampur 0,5 g glukosa dengan 10 ml aquades
Hasil Absorbansi- Tabung reaksi I = 0.05 nm- Tabung reaksi II = 0,07 nm- Tabung reaksi III = 0,15 nm- Tabung reaksi IV = 0,012nm- Tabung reaksiV = 0,014 nm
Ket : data pada tabung rekasi yg ke III tidak perlu dimasukkan ke dalam kurva
Menghitung volume pengenceran untuk tabung reaksiI (0,01g/ml), II (0,02g/ml), III (0,03g/ml), IV (0,04g/ml), V (0,05 g/ml) setiap tabung ditambahkan aquades hingga volume 10 mlMemasukkan tabung reaksi I sampai V kedalam
spektrofotometer
Hasil Pengamatan Kelompok 14
Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
0,2 gr pati + 100 ml aquades Diaduk selama ±15 menit sampai larut pada suhu ruang.
Warna larutan perlahan mengeruh karena kentang sebagai sumber pati mulai hancur dan larut
0,25 ml larutan pati + 0,2 enzim amylase
Larutan pati dimasukan sebanyak 0,25 ml kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,2 ml enzim amilase dan didiamkan selama 10 menit
Larutan berwarna kuning keemasanPH = 7 (netral)
0,25 ml larutan pati + 1 tetes HCl
Setelah didiamkan selama 10 menit, lalu ditetesi HCl. Ukur pH
Larutan menjadi agak keruhPH akhir = 5 (asam).
0,25 ml larutan pati dan HCl + 2 tetes iodin + 4 ml aquades
. Larutan ditetesi 2 tetes iodineDitambahkan 4 ml aquades kedalam larutan, setelah itu di ukur didalam spektofotometer.
Larutan berwarna kuning pekat dan keruh karena adanya endapanEndapan mnyebar dan larutan menjadi lebih encerHasil pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nmAbsorbansi = 0,179
Hasil Pengamatan Kelompok 15
No Sample Perlakuan Pengamatan perubahan
1 Kentang (0,2 gr) Dilakukan pada suhu ruang kemudian diberi 1 tetes naoh
Tumbuk 0,2 gr kentang kasih aquades 10 ml aduk 15 menit
Ambil sari pati 0,25 ml + enzim amylase 1 tetes
-Warna menjadi bening kekeruhan, kentah menjadi agak hancur
-Warna berubah menjadi kecoklatan
,diamkan 10 menit
Ukur pH awal (6)
Campur 1 tetes basa NaoH
pH berubah menjadi 9
campur iodin 2 tetes + 4 ml aquades,homogenkan
Ukur pH (8)
Ukur panjang gelombang (0,053A)
Hasil Pengamtan Kelompok 16
NO Sampel Perlakuan Pengamatan/perubahan1 Kentang + akuades 10 ml
+ 2 tetes iodine+ akuades 4mlDiamati di spektrofotometer
Larutan masih berwarna beningMenjadi warna coklat (pH=6)Warnanya coklat, terjadi penguapanWarnanya coklat, bau kentang menyengat, tdp endapan (pH=5)Endapan hilangWarna memudar menjadi bening kecoklatan0,047 A